Analisis Portofolio Optimal pada Saham Indeks Kompas 100 dengan Menggunakan Metode Indeks Tunggal Periode 2009 - 2013.

(1)

ABSTRACT

In investing, forming an optimal portfolio is one step that need to be done in order to make the investment can produce an optimal return with risk that investors can bear. One way on forming optimal portfolio is by using single index method.

The purpose of this study is to form and to analyze the optimal portfolio from Kompas 100 indeks using single index method. The sample of this study is using purposive sampling and the samples are the companies listed in the Kompas 100 Index from 2009 to 2013 and most capitalized companies.

The results of this study show that the optimal portfolio formed gives more return compared to the market return and has better performance compared to the market performance. The proportion for each stock included in the optimal portfolio are 38% for UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), 18% for GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.), 5% for BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.), 27% for BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) and 12% for BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.). The return of the portfolio is 0.028063427 and the systematic risk of the portfolio formed is sebesar 0.766246323.


(2)

ABSTRAK

Dalam melakukan investasi, pembetukan portofolio optimal adalah salah satu langkah yang perlu dilakukan agar investasi yang dilakukan dapat menghasilkan return yang optimal dengan risiko yang dapat diterima oleh investornya. Salah satu cara dalam membentuk portofolio optimal adalah dengan menggunakan metode indeks tunggal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membentuk dan menganalisis portofolio optimal dari indeks Kompas 100 menggunakan metode indeks tunggal. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan sampelnya adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks Kompas 100 dari 2009 sampai 2013 dan perusahaan dengan tingkat kapitalisasi terbesar.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa portofolio optimal yang dibentuk mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan pengembalian pasar dan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja pasar. Proporsi dari tiap saham yang ada dalam portofolio optimal adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 38%, GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 18%, BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) sebesar 5%, BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) sebesar 27% dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) sebesar 12%. Return portofolio yang dihasilkan sebesar 0.028063427 dan nilai risiko sistematis dari portofolio optimal yang terbentuk adalah sebesar 0.766246323.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER ... iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRACT... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7


(4)

A. Investasi... 7

B. Pasar Modal... 8

C. Saham... 12

D. Return Investasi... 14

E. Risiko Investasi ... 15

F. Proses Investasi ... 16

G. Portofolio Efisien ... 19

H. Portofolio Optimal ... 20

I. Portofolio Model Indeks Tunggal ... 20

2.2 Kerangka Pemikiran... 23

2.3 Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 32

3.1 Jenis Penelitian... 32

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4 Definisi Operasional Variabel... 35

3.5 Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Pembahasan... 47

4.2 Analisis Hasil ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Simpulan ... 74


(5)

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN ... 81 DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURICULUM VITAE) ... 112


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel III.1 Daftar Perusahaan Sampel ... 34

Tabel III.2 Devinisi Operasional Variabel ... 35

Tabel IV.1 Daftar Perusahaan Sampel yang Diteliti ... 45

Tabel IV.2 Daftar Nilai Tingkat Keuntungan yang Diharapkan Perusahaan yang Diteliti Periode penelitian 2009 sampai 2013 ... 48

Tabel IV.3 Daftar Varians Sahamn Perusahaan yang Diteliti Periode Penelitian 2009 sampai 2013 ... 50

Tabel IV.4 Daftar Nilai Tingkat Keuntungan Pasar yang Diteliti Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 51

Tabel IV.5 Daftar Tingkat Suku Bunga SBI Periode Penelitian Januari 2009 Sampai Desember 2013... 53

Tabel IV.6 Daftar Nilai Beta Periode Penelitian 2009 Sampai 2013 ... 54

Tabel IV.7 Daftar Saham Defensif (β < 1) Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 55

Tabel IV.8 Daftar Saham Agresif (β > 1) Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 56 Tabel IV.9 Daftar Excess Return to Beta (ERB) pada 8 saham Kompas 100


(7)

Periode Penelitian Penelitian 2009 Sampai 2013... 57 Tabel IV.10 Peringkat ERB dari yang Terbesar Hingga Terkecil Pada 8 saham

Kompas 100 Periode Penelitian 2009 Sampai 2013 ... 58 Tabel IV.11 Daftar Varians dari Kesalahan Residu (σ²ei ) pada 8 saham Kompas

100

Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 59 Tabel IV.12 Daftar Nilai Ci dan C* pada 8 saham Kompas 100

Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 61 Tabel IV.13 Perbandingan Nilai ERB terhadap Cut Off Point (Ci) pada 8 Saham

Kompas 100 Periode Penelitian 2009 Sampai 2013 ... 62 Tabel IV.14 Perhitungan Nilai Xi pada 5 saham Kompas 100 yang Termasuk

dalam

Portofolio Optimal Periode Penelitian 2009 Sampai 2013 ... 63 Tabel IV.15 Perhitungan Nilai Proporsi (Wi) Tiap Saham Kompas 100 yang

Termasuk Dalam Portofolio Optimal

Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 64 Tabel IV.16 Perhitungan Nilai Return Portofolio Tiap Saham Kompas 100 yang

Termasuk Dalam Portofolio Optimal

Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 65 Tabel IV.17 Perhitungan Nilai Risiko Sistematis Portofolio dari Portofolio Optimal Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 66 Tabel IV.18 Daftar Nilai Alpha Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 67


(8)

Tabel IV.19 Perhitungan Nilai Alpha Portofolio Tiap Saham Kompas 100 yang Termasuk dalam Portofolio Optimal

Periode Penelitian 2009 Sampai 2013... 68 Tabel IV.20 Evaluasi Kinerja Portofolio dengan Indeks Treynor... 69 Tabel IV.21 Evaluasi Kinerja Portofolio dengan Indeks Jensen ... 70


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran... 25


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A-1. Return ASII... 82

Lampiran A-2. Return BBCA... 83

Lampiran A-3. Return BBRI... 84

Lampiran A-4. Return BMRI... 85

Lampiran A-5. Return GGRM... 86

Lampiran A-6. Return PGAS... 87

Lampiran A-7. Return TLKM... 88

Lampiran A-8. Return UNVR... 89

Lampiran A-9. Return IHSG (Pasar) ... 90

Lampiran A-10. Return Kompas 100... 91

Lampiran B-1. Beta ASII... 93

Lampiran B-2. Beta BBCA... 94

Lampiran B-3. Beta BBRI... 95

Lampiran B-4. Beta BMRI... 96

Lampiran B-5. Beta GGRM... 97

Lampiran B-6. Beta PGAS... 98

Lampiran B-7. Beta TLKM... 99


(11)

Lampiran C-1. Alpha ASII... 102

Lampiran C-2. Alpha BBCA... 103

Lampiran C-3. Alpha BBRI... 104

Lampiran C-4. Alpha BMRI... 105

Lampiran C-5. Alpha GGRM... 106

Lampiran C-6. Alpha PGAS... 107

Lampiran C-7. Alpha TLKM... 108

Lampiran C-8. Alpha UNVR... 109


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, keadaan ekonomi Indonesia telah berkembang cukup pesat dan menjadi perhatian dunia dikarenakan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap krisis yang terjadi di Amerika Serikat dan juga Uni Eropa. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi yang menjanjikan bagi para calon – calon investor yang ingin menanamkan modalnya. Modal yang diinvestasikan oleh para investor dapat dimanfaatkan oleh perusahaan–

perusahaan sebagai modal untuk mengembangkan ataupun melakukan ekspansi perusahaan mereka. Selain itu dengan modal dari investasi, perusahaan mempunyai alternative lain untuk mendapatkan modal selain meminjam dana dari bank yang mengharuskan perusahaan untuk membayar bunga tetap. Sehingga dengan modal dari investor, perusahaan dapat memaksimalkan kinerja dan laba perusahaan mereka tanpa dikurangi biaya untuk membayar bunga pinjaman yang cukup besar.

Di Indonesia sendiri menyediakan sarana investasi bagi para investor melalui pasar modal yang dinamakan Bursa Efek Indonesia yang merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Melalui BEI, para investor bisa melihat dan memantau perkembangan saham yang beredar di Indonesia serta melakukan transaksi jual beli saham dengan tujuan mendapatkan return sebesar mungkin dari saham tersebut dengan risiko yang sekecil mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut,


(13)

BAB I - PENDAHULUAN 2

maka investor perlu melakukan diversifikasi terhadap asset saham yang mereka miliki dengan membentuk portofolio saham. Portofolio yang dibentuk haruslah efisien dan tepat sehingga akan menghasilkan return yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin, juga disebut sebagai portofolio optimal. Untuk membentuk portofolio yang optimal, maka diperlukan cara untuk menganalisis saham mana saja yang dapat dipilih untuk membentuk portofolio optimal.

Menurut Jogiyanto (2009 : 350), model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas akan berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Untuk membentuk portofolio yang optimal, analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai excess return to beta (ERB) dengan nilai cut-off rate atau cutoff point (titik pembatas) dari masing-masing saham. Excess return didefinisikan sebagai selisih antara return yang diharapkan dengan return aktiva bebas risiko, sedangkan excess return to beta (ERB) mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasi, yang diukur dengan beta. Adapun rasio ERB juga akan menunjukkan hubungan antara dua faktor yang menjadi penentu investasi, yaitu faktor return dan faktor risiko.

Model Indeks Tunggal berdasarkan harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Saham yang diamati cenderung mengalami suatu kenaikan apabila indeks harga saham naik, sebaliknya indeks harga saham turun maka harga saham mengalami penurunan juga. Hal tersebut memungkinkan return - return dari sekuritas akan berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Hartono, 2010:339). Hal ini didukung oleh penelitian Setiyono (2008) menggunakan model


(14)

BAB I - PENDAHULUAN 3

indeks tunggal sebagai penentuan portofolio optimal dengan sampel 20 perusahaan manufaktur yang go public selama periode tiga tahun, sedangkan Eko (2008) menentukan portofolio optimal dengan membandingkan model indeks tunggal dan model korelasi konstan untuk mengetahui pengaruh dari masingmasing besarnya imbal hasil dan risiko yang dimunculkan dari portofolio, dimana hasil dari perhitungannya model korelasi konstan yang memperoleh tingkat pengembalian (expected return) lebih besar dibandingkan dengan model indeks tunggal. (Yanawati dan Abundanti, 2013)

Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut dengan (single - index model), yang dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio.(Jogiyanto, 2007) Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu : komponen return yang unik diwakili oleh

αi yang independen terhadap return pasar, dan komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili olehβi . RM Bagian return yang unik (αi) hanya berhubungan dengan peristiwa mikro (micro event) yang mempengaruhi perusahaan tertentu saja, tetapi tidak mempengaruhi semua perusahaan-perusahaan secara umum. Bagian return yang berhubungan dengan Beta (βi) yang merupakan sensitivitas return suatu sekuritas terhadap return dari pasar. Secara konsensus, return pasar mempunyai Beta bernilai 1 (Kewal, 2012).


(15)

BAB I - PENDAHULUAN 4

Untuk membantu investor dalam pembentukan portofolio saham, Bursa Efek Indonesia yang menjadi wadah untuk investor melakukan transaksi perdagangan jual-beli, baik secara langsung maupun online, mengeluarkan salah satu jenis indeks saham pada tanggal 10 Agustus 2007 yang bernama Indeks Kompas 100. Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi, kapatilalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham–saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik ini, bekerja sama dengan harian Kompas (Panjaya, 2014)

Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva–aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi karena aktiva–aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak dimasukkan ke dalam portofolio, oleh karena itu, diperlukan sebuah titik pembatas (cut–off point) untuk menentukan batas tinggi rendahnya nilai ERB tersebut. Saham–saham dengan nilai ERB yang lebih besar daripada nilai cut-off point–nya, merupakan saham–saham yang dapat membentuk portofolio optimal. (Sembiring, 2012)

Maka dari latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti memutuskan untuk memberi judul “Analisis portofolio optimal pada saham indeks Kompas 100 dengan menggunakan metode indeks tunggal periode 2009–2013”.


(16)

BAB I - PENDAHULUAN 5

1.2 Identifikasi Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat keuntungan dan tingkat risiko sekuritas individual saham pada perusahaan yang termasuk dalam Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimanakah tingkat keuntungan dan tingkat risiko portofolio saham pada perusahaan yang termasuk dalamKompas 100Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana kombinasi portofolio optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal pada saham-sahamKompas 100tahun 2009 sampai tahun 2013?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang dijabarkan di atas, untuk menganalisis portofolio optimal dengan menggunakan indeks tunggal, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Menganalisis tingkat keuntungan dan tingkat risiko sekuritas individual saham pada perusahaan yang termasuk dalam Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis tingkat keuntungan dan tingkat risiko portofolio saham pada perusahaan yang termasuk dalamKompas 100di Bursa Efek Indonesia.

3. Menentukan kombinasi portofolio optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal pada saham - sahamKompas 100tahun 2009 sampai tahun 2013.


(17)

BAB I - PENDAHULUAN 6

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan, maka penelitian ini berguna untuk:

1. Kegunaan praktis penelitian ini adalah:

Manfaat bagi investor dan masyarakat

a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan portofolio optimal.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan transaksi saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Kegunaan teoritis penelitian ini adalah: a. Manfaat Bagi Kalangan Akademis

Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sesuai dengan teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan serta sebagai pengetahuan tentang pasar modal dan investasi. Bagi kalangan akademika menambah informasi, sumbangan penelitian bahan kajian dalam penelitian.

b. Manfaat Bagi Perusahaan

Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi mengenai portofolio optimal yang berpotensi mempengaruhi return saham yang dijual di pasar modal.


(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian dari bab 4, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagaimana berikut:

1. Pembentukan portofolio optimal selama periode pengamatan tahun 2009 sampai 2013 terhadap 8 saham yang tergabung dalam indeks Kompas 100, terdapat 5 buah saham yang dapat dibuat menjadi portofolio optimal. Saham

– saham tersebut adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.), BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.).

2. Proporsi dari tiap saham yang ada dalam portofolio optimal adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 38%, GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 18%, BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) sebesar 5%, BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) sebesar 27% dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) sebesar 12%.

3. Dari perhitungan di bab 4, didapat return portofolio sebesar 0.028063427 dan nilai risiko sistematis dari portofolio optimal yang terbentuk adalah sebesar 0.766246323.


(19)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 75

4. Setelah diketahui return portofolio sebesar 0.028063427, kemudian kita bandingkan dengan return Kompas 100 sebesar 0.019450135. Maka dapat disimpulkan bahwa portofolio optimal yang disusun dapat memberikan return lebih besar dibandingkan return dari indeks Kompas 100.

5. Sedangkan return dari masing – masing saham yang tergabung dalam portofolio optimal adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.023641963, GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.033289916, BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) sebesar 0.055068319, BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) sebesar 0.024459364 dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) sebesar 0.030006392.

6. Sedangkan risiko dari masing – masing saham yang tergabung dalam portofolio optimal adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.00659233, GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.01825051, BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) sebesar 0.09122956, BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) sebesar 0.0062958 dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) sebesar 0.01041589.


(20)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 76

5.2 Saran

Dari analisis dan pembahasan pada bab 4, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Investor yang ingin berinvestasi, dapat melakukan investasi pada saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.), BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) dan membuat portofolio investasi mereka seperti portofolio optimal yang telah dibentuk selama keadaan pasar tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari keadaan pasar selama periode pengamatan tahun 2009 sampai 2013.

2. Untuk perusahaan – perusahaan yang belum memenuhi kriteria dan tidak tergabung dalam porofolio optimal diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan mereka sehingga return saham perusahaan mereka dapat meningkat.

3. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan hanya satu yaitu metode indeks tunggal. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang lain seperti metode Markowitz, model random, model CAPM, model safety first maupun model lain yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat serta efisien dalam memberikan hasil evaluasi kandidat saham khususnya yang menyangkut analisis portofolio optimal.

4. Sampel yang diteliti pada penelitian ini adalah saham indeks Kompas 100 yang memiliki kriteria berkapitalisasi lebih dari Rp 100.000.000.000.000,- (seratur triliun Rupiah). Bagi penelitian


(21)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 77

selanjutnya dapat menggunakan sampel lain dengan kriteria khusus lainnya sehingga sampel yang digunakan lebih banyak jumlahnya dan didapat hasil yang lebih akurat.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Baule, R., (2010). Optimal Portfolio Selection for The Small Investor Considering Risk and Transaction Costs. OR Spectrum (2010) 32, hal. 61–76

Bekkers, N., Doeswijk, R. Q., dan Lam T., W. (2009). Strategic Asset

Allocation: Determining the Optimal Portfolio with Ten Asset Classes. The Journal of Wealth Management Winter 2009, 12 (3), hal. 61-77

Djohanputro, B. (2013). Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi: Panduan Penerapan dan Pengembangan. Edisi Pertama, Penerbit PPM, Jakarta.

Eko, U. (2008). Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham-Saham LQ-45. Bisnis & Birokras, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 15 (3), hal. 178-187.

Home, J. C. V. dan Wachowicz, J. M. Jr. (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan jilid 1. Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Husnan, S. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat, Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(23)

DAFTAR PUSTAKA 79

Martalena dan Malinda, M. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Panjaya, Y. (2014). Optimalisasi Portofolio dengan Kombinasi Indeks Kompas 100 Menggunakan Analisis Single Index Model. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3 (1), hal. 1-20.

Puspitasari, R., dan Pramesti, D. (2011). Analisis Resiko dan Tingkat Pengembalian Saham Terhadap Portofolio Optimal Saham (Studi Kasus pada 8 Saham dari LQ-45). Jurnal Ilmiah Ranggagading, 11 (2), hal. 17-21.

Satyanegara, A., dan Renald Suganda, T. (2012). Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Seluruh Kantor Sekuritas di Kota Malang. Jurnal Keuangan dan Perbankan.16 (3), hal. 415-425.

Sembiring, F. M. (2012). Pembentukan Portofolio Optimal dari Saham-Saham yang Diperkirakan Memiliki Kinerja Unggul pada Tahun 2012. Majalah Ilmiah Kartika Wijaya Kusuma, 20 (1), hal. 1-12.

Suci Kewal, S. (2013). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Pada Periode Bullish Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Economia, 9 (1), hal. 81-91.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Edisi Pertama, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukarno, M. (2007). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang (tidak

dipublikasikan).

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit C.V. Andi Offset, Yogyakarta.


(24)

DAFTAR PUSTAKA 80

Yanawati, P. N. W., dan Abundanti, N. (2014). Kinerja Portofolio Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,3 (1), hal. 83–99.

www.idx.co.iddiakses pada tanggal 25 Oktober 2014

http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/data/Default.aspx diakses pada tanggal 12 November 2014


(1)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 75

4. Setelah diketahui return portofolio sebesar 0.028063427, kemudian kita bandingkan dengan return Kompas 100 sebesar 0.019450135. Maka dapat disimpulkan bahwa portofolio optimal yang disusun dapat memberikan return lebih besar dibandingkan return dari indeks Kompas 100.

5. Sedangkan return dari masing – masing saham yang tergabung dalam portofolio optimal adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.023641963, GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.033289916, BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) sebesar 0.055068319, BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) sebesar 0.024459364 dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) sebesar 0.030006392.

6. Sedangkan risiko dari masing – masing saham yang tergabung dalam portofolio optimal adalah UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.00659233, GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.01825051, BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) sebesar 0.09122956, BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) sebesar 0.0062958 dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) sebesar 0.01041589.


(2)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 76

5.2 Saran

Dari analisis dan pembahasan pada bab 4, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Investor yang ingin berinvestasi, dapat melakukan investasi pada saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.), BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.) dan BMRI (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.) dan membuat portofolio investasi mereka seperti portofolio optimal yang telah dibentuk selama keadaan pasar tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari keadaan pasar selama periode pengamatan tahun 2009 sampai 2013.

2. Untuk perusahaan – perusahaan yang belum memenuhi kriteria dan tidak tergabung dalam porofolio optimal diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan mereka sehingga return saham perusahaan mereka dapat meningkat.

3. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan hanya satu yaitu metode indeks tunggal. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang lain seperti metode Markowitz, model random, model CAPM, model safety first maupun model lain yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat serta efisien dalam memberikan hasil evaluasi kandidat saham khususnya yang menyangkut analisis portofolio optimal.

4. Sampel yang diteliti pada penelitian ini adalah saham indeks Kompas 100 yang memiliki kriteria berkapitalisasi lebih dari Rp


(3)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 77

selanjutnya dapat menggunakan sampel lain dengan kriteria khusus lainnya sehingga sampel yang digunakan lebih banyak jumlahnya dan didapat hasil yang lebih akurat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Baule, R., (2010). Optimal Portfolio Selection for The Small Investor Considering Risk and Transaction Costs. OR Spectrum (2010) 32, hal. 61–76

Bekkers, N., Doeswijk, R. Q., dan Lam T., W. (2009). Strategic Asset

Allocation: Determining the Optimal Portfolio with Ten Asset Classes. The Journal of Wealth Management Winter 2009, 12 (3), hal. 61-77

Djohanputro, B. (2013). Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi: Panduan Penerapan dan Pengembangan. Edisi Pertama, Penerbit PPM, Jakarta.

Eko, U. (2008). Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham-Saham LQ-45. Bisnis & Birokras, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 15 (3), hal. 178-187.

Home, J. C. V. dan Wachowicz, J. M. Jr. (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan jilid 1. Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Husnan, S. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat, Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(5)

DAFTAR PUSTAKA 79

Martalena dan Malinda, M. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Panjaya, Y. (2014). Optimalisasi Portofolio dengan Kombinasi Indeks Kompas 100 Menggunakan Analisis Single Index Model. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3 (1), hal. 1-20.

Puspitasari, R., dan Pramesti, D. (2011). Analisis Resiko dan Tingkat Pengembalian Saham Terhadap Portofolio Optimal Saham (Studi Kasus pada 8 Saham dari LQ-45). Jurnal Ilmiah Ranggagading, 11 (2), hal. 17-21.

Satyanegara, A., dan Renald Suganda, T. (2012). Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Seluruh Kantor Sekuritas di Kota Malang. Jurnal Keuangan dan Perbankan.16 (3), hal. 415-425.

Sembiring, F. M. (2012). Pembentukan Portofolio Optimal dari Saham-Saham yang Diperkirakan Memiliki Kinerja Unggul pada Tahun 2012. Majalah Ilmiah Kartika Wijaya Kusuma, 20 (1), hal. 1-12.

Suci Kewal, S. (2013). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Pada Periode Bullish Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Economia, 9 (1), hal. 81-91.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Edisi Pertama, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukarno, M. (2007). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang (tidak

dipublikasikan).

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit C.V. Andi Offset, Yogyakarta.


(6)

DAFTAR PUSTAKA 80

Yanawati, P. N. W., dan Abundanti, N. (2014). Kinerja Portofolio Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,3 (1), hal. 83–99.

www.idx.co.iddiakses pada tanggal 25 Oktober 2014

http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/data/Default.aspx diakses pada tanggal 12 November 2014