Analisis Penentuan Saham Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2010 - Desember 2014.

(1)

ABSTRAK

Portofolio optimal merupakan portofolio yang efisien, dimana portofolio tersebut memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko terkecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham yang akan dimasukan ke dalam portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal selama periode Januari 2010 - Desember 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang masuk dalam indeks kompas 100 selama periode Januari 2010 - Desember 2014, dengan jumlah sampel sebanyak 12 saham. Kriteria pemilihan sampel ditentukan berdasarkan saham yang konsisten bertahan selama periode Januari 2010 - Desember 2014 dalam indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham diatas Rp. 50.000.000.000. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model indeks tunggal.

Hasil penelitian ini adalah menunjukan terdapat 4 saham yang masuk dalam portofolio optimal yaitu UNVR, BBCA, GGRM, BBNI. Dengan tingkat keuntungan portofolio sebesar 0.02074868 dan tingkat risiko sebesar 0.665872502.

Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate , risk


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Optimal portfolio is an efficient portfolio, which is giving the largest expected returns with the smallest risks. This study aims to determine the shares that will be incorporated into the optimal portfolio by using single index model over the period January 2010 - December 2014.

Populations in this study are the shares which are incorporated in compass 100 index during the period of January 2010 to December 2014, with the total sample of 12 stocks. The sample selection criteria is determined based on the stock which are consistently surviving during period January 2010 to December 2014 and having stock capitalization above Rp. 50,000,000,000. The model used in this study is a single index model.

Results of this study shows that there are 4 stocks included in optimal portfolio, specifically UNVR, BBCA, GGRM, BBNI, with rate of return 0.02074868 and rate of risk 0.665872502.

Keywords: Single Index Model, optimal portfolio, expected return, excess return to beta, the cut-off rate, risk


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN PENELITAAN SEKUNDER ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Investasi ... 9

2.1.2 Pasar Modal ... 12

2.1.3 Instrumen Pasar Modal ... 16

2.1.4 Risiko ... 22

2.1.5 Return ... 25

2.1.6 Proses Investasi ... 27

2.1.7 Portofolio ... 29

2.1.8 Model Indeks Tunggal ... 31

2.2 Rerangka Teoritis ... 34

2.3 Rerangka Pemikiran ... 37

2.4 Penelitian Terdahulu ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Populasi dan Sampel ... 43

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 47


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN ... 58

4.1 Analisis data ... 58

4.2 Analisis Hasil ... 88

BAB V PENUTUP ... 93

5.1 Simpulan ... 93

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 95

5.3 Implikasi Penelitian ... 96

5.4 Saran ... 96


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Rerangka Teoritis ... 36 Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran ... 39


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 40

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 46

Tabel 3.5 Definisi Operasional Variabel ... 48

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel yang Diteliti Periode Januari 2010 – Desember 2014 ... 59

Tabel 4.2 Daftar Nilai Tingkat Keuntungan yang Diharapkan Perusahaan yang Diteliti Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 61

Tabel 4.3 Daftar Nilai Tingkat Pengembalian Pasar (IHSG)Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 64

Tabel 4.4 Daftar Varian Saham (σ²i) Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 66

Tabel 4.5 Daftar Tingkat Suku Bunga SBI Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 68

Tabel 4.6 Koefisien Beta Periode Penelitian 2009 – 2014... 70

Tabel 4.7 Daftar Saham Defensif (β < 1) Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 71

Tabel 4.8 Daftar Saham Agresif (β > 1) Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 72

Tabel 4.9 Excess return to beta (ERB) Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 74

Tabel 4.10 Peringkat ERB dari Terbesar ke Terkecil Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 75

Tabel 4.11 Daftar Varian dari Kesalahan Residu pada Kompas 100 Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 77

Tabel 4.12 Nilai Cut off Rate (Ci) dan Cut Off Point (Ci*) Pada Sampel yang Diteliti Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 79

Tabel 4.13 Tabel perbandingan antara nilai ERB dengan Ci tiap saham Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 80

Tabel 4.14 Nilai Xi Tiap Saham Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 81

Tabel 4.15 Nilai Wi Tiap Saham Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 83

Tabel 4.16 Return Portofolio Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 84

Tabel 4.17 Risiko Sistematis (β) Portofolio Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 85

Tabel 4.18 Alpha Tiap Saham Periode Penelitian 2009 – 2014 ... 86


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Data Harga – Harga Saham yang Masuk Dalam Sampel

Penelitian ... 98

LAMPIRAN II Perhitungan Realized Return, Expected Return, Variance dan Standar Deviasi masing-masing Saham ... 104

LAMPIRAN III Return IHSG ... 128

LAMPIRAN IV Koefisien Beta ... 130

LAMPIRAN V Excess Return to Beta ... 130

LAMPIRAN VI Menghitung Varians Kesalahan Residu (σ²ei) ... 131

LAMPIRAN VII Nilai Cut off Rate (Ci) dan Cut Off Point (Ci*) ... 155

LAMPIRAN VIII Nilai Xi ... 155

LAMPIRAN IX Nilai Wi Tiap Saham ... 156

LAMPIRAN X Return Kompas 100 ... 156

LAMPIRAN XI Risiko Sistematis (β) Portofolio dan Risiko kompas 100 .. 158

LAMPIRAN XII Alpha Tiap Saham ... 159


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi nasional mengalami pertumbuhan namun hanya dinikmati oleh golongan menengah atas, hal ini menyebabkan ketimpangan sosial kian melebar (Febrianto, 2015). Angka kemiskinan per September 2014 sebesar 10,96%, hanya turun tipis dari setahun sebelumnya 11,11%. Ke depan, dengan tingginya inflasi dan pencabutan subsidi premium, angka kemiskinan berpotensi bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah penduduk miskin per September 2014 mencapai 27,73 juta jiwa, turun 2,89% dibanding dengan setahun sebelumnya. BPS menghitung angka kemiskinan ini dengan batasan garis kemiskinan secara nasional (perkotaan dan pedesaan) rata-rata Rp 312.328 per kapita per bulan. Angka ini tumbuh 6,61% dari setahun sebelumnya, Rp 292.951 per kapita per bulan (Zatnika &Aprilyani, 2015).

Dengan masalah kemiskinan tersebut, setiap individu perlu memiliki perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan dibutuhkan untuk mengelola keuangan setiap individu. Salah satu bagian dari proses perencanaan keuangan adalah pemilihan berbagai alternatif investasi yang digunakan untuk mencapai tujuan keuangan seseorang di masa yang akan datang (Dewi, 2013). Dalam memenuhi kebutuhan dana di masa yang akan datang maka diperlukan suatu investasi. Investasi diperlukan karena investasi memiliki pergerakan yang lebih cepat dibandingkan dengan inflasi. Dengan adanya investasi setiap individu dapat


(9)

2

menanggulangi adanya inflasi, sehingga nilai uang akan mengalami peningkatan. Investasi adalah komitmen pada dana atau sumber daya yang dilakukan saat sekarang, dengan tujuan untuk mendapat keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010). Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain (Hartono, 2014). Dari masing-masing investasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, apabila investasi tersebut memiliki tingkat keuntungan yang tinggi maka risiko-nya akan tinggi dan juga sebaliknya apabila risiko-nya rendah maka tingkat keuntungan nya rendah.

Melihat peluang keuntungan yang tinggi dari investasi, maka setiap individu dapat menanamkan dana-nya untuk berinvestasi di pasar modal. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010). Saham merupakan instrumen investasi yang paling diminati oleh investor. Hal ini dibuktikan dengan tingginya frekuensi perdagangan saham dibanding dengan frekuensi perdagangan instrumen investasi lain di pasar modal (Setyoningsih, 2015). Namun terdapat juga kerugian dalam pembelian saham berupa risiko dari masing-masing investasi.

Secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk kejadian ketidakpastian tentang suatu kejadian yang akan terjadi nantinya dengan


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan (Fahmi & Hadi, 2011). Jadi risiko investasi adalah bentuk ketidakpastian atau kerugian di masa yang akan datang dari keputusan investasi dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Dalam risiko investasi terdapat dua risiko yaitu risiko sistematis dan tidak sistematis (Hartono, 2014).

Untuk mengurangi risiko, para investor perlu menganalisis keadaan ekonomi dan industri sehingga dapat menentukan keputusan dalam pemilihan saham. Setiap pemilihan keputusan mempunyai risiko masing-masing, oleh sebab itu modal, pengetahuan dan pengalaman tidak cukup untuk menentukan suatu investasi akan berhasil (Samsul,2008) Diperlukan kesesuaian dalam pemilihan berbagai instrumen investasi yang ada. Investasi sebaiknya dilakukan ke dalam beberapa sektor saham perusahaan dengan proporsi yang berbeda sesuai dengan tingkat return dan risikonya (Hartono, 2014).

Dalam mengurangi risiko, hal yang perlu diperhatikan adalah melakukan kombinasi dari beberapa saham yang akan membentuk portofolio, karena dengan melakukan kombinasi saham investor dapat mengurangi risiko dan dapat meraih return yang optimal. “Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlah nya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor rasional, maka mereka akan memilih portofolio optimal. " (Hartono, 2014). Pembentukan portofolio menentukan saham- saham mana yang akan dipilih dan melakukan kombinasi dari dana yang akan


(11)

4

diinvestasikan pada masing-masing saham tersebut. Pemilihan portofolio digunakan untuk meminimumkan risiko yang akan ditanggung.

Portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien, karena portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah pasti atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang sudah pasti (Hartono, 2014). Investor yang memilih portofolio dengan return yang lebih tinggi akan membayar risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang tidak berani dalam mengambil risiko.

Portofolio optimal merupakan “Portofolio dengan kombinasi yang terbaik” (Hartono, 2014). Dalam hal ini, investor perlu menentukan metode yang akan dipakai dalam pembentukan portofolio. Metode yang dapat dipakai untuk membentuk portofolio optimal yaitu adalah Single Index Model (Model Indeks Tunggal). Penulis menggunakan portofolio optimal dalam penelitian ini karena model ini merupakan penyerderhanaan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan di model Markowitz (Hartono, 2014). Di samping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio (Hartono, 2014). Metode Single Index Model (Model Indeks Tunggal) dapat menjadi salah satu pilihan dalam kombinasi pembentukan portofolio optimal bagi para investor.


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha

Dalam menganalisis tingkat keuntungan dan risiko dari suatu portofolio dibutuhkan keakuratan dalam pembentukan saham. Investor harus cermat dalam menentukan metode yang tepat sehingga hasil keputusan akan sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Index kompas 100 adalah suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (Hartono, 2014). Indeks Kompas 100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerjasama dengan koran Kompas. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas 100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, memiliki nilai kapitalisasi pasar yang tinggi, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik (Hartono, 2014)

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Analisis Penentuan Saham Portofolio Optimal Dengan Model Indeks Tunggal Pada Perusahaan Yang Tergabung dalam Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2010 – Desember 2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam menentukan kombinasi dari saham-saham portofolio optimal perlu ketelititan dan keakuratan dalam menganalisis, sehingga para investor mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini para investor perlu melakukan diversifikasi saham agar dapat membentuk portofolio yang optimal.


(13)

6

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja saham-saham yang membentuk portofolio optimal?

2. Bagaimana perhitungan proporsi masing-masing saham yang membentuk portofolio yang optimal dengan mengunakan model indeks tunggal pada indeks kompas 100 di BEI?

3. Berapa return dan risiko dalam portofolio optimal dengan mengunakan model indeks tunggal pada indeks kompas 100 di BEI?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang diajukan, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :

1. Mengetahui kombinasi saham-saham yang terpilih untuk membentuk portofolio optimal.

2. Menganalisis proporsi masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal dengan mengunakan model indeks tunggal pada indeks kompas 100 di BEI.

3. Menganalisis return dan risiko dari saham-saham yang membentuk portofolio optimal dengan mengunakan model indeks tunggal pada indeks kompas 100 di BEI.


(14)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Bagi Peneliti

Dapat memahami berbagai teori mengenai pembentukan portofolio secara optimal, lalu dengan teori tersebut para mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tersebut dengan menganalisis berbagai alternatif investasi dengan melakukan analisis pasar sehingga dapat mengambil keputusan untuk membentuk suatu portofolio dengan melakukan diversifikasi atau menyebar investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham.

b. Bagi Investor

Penelitian ini dapat membantu para investor untuk mengetahui saham-saham yang akan di bentuk dalam portofolio optimal, sehingga investor dapat menganalisis saham-saham tersebut dengan melakukan diversifikasi pada beberapa saham. Dengan melakukan diversifikasi, investor dapat memaksimalkan keuntungan dan mengurangi risiko.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah ilmu kepada para pembaca, sehingga para pembaca dapat memahami konsep mengenai gambaran mengelola suatu aset portofolio dengan baik.


(15)

8

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi refferensi bagi para peneliti selanjutnya untuk memahami, mengenal dan mengambil keputusan yang tepat mengenai pembentukan portofolio secara optimal.


(16)

92 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian dari pengolahan data dalam bab IV , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari kriteria 12 saham perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian, Saham - saham yang masuk dalam portofolio optimal dalam indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham di atas Rp. 50.000.000.000 yang terdaftar secara konsisten selama periode Januari 2010 - Desember 2014 adalah sebesar 4 buah saham yang dapat dibentuk untuk menjadi portofolio optimal. Empat saham tersebut adalah saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.)

2. Besarnya proporsi tiap saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 39.64%, saham BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), sebesar 23.71%, saham GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 19.80%, dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) sebesar 16.84%.


(17)

93

3. Return portofolio berdasarkan pengolahan data adalah sebesar 0.02074868 dan nilai risiko yang didapatkan dalam portofolio optimal tesebut adalah sebesar 0.665872502.

4. Dengan nilai return portofolio sebesar 0.02074868, maka kita dapat membandingkan dengan nilai return pada Kompas 100 sebesar 0.011587682. Jadi kesimpulannya adalah bahwa return pada portofolio optimal dapat memberikan tingkat return yang lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat return yang diberikan pada indeks Kompas 100.

5. Return dari setiap masing-masing saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.020356984 , saham BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), sebesar 0.018885691, saham GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.021441071 , dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) sebesar 0.02347982.

6. Dengan nilai risiko portofolio sebesar 0.665872502, maka kita dapat membandingkan dengan nilai risiko pada Kompas 100 sebesar 1.015603914. Jadi kesimpulannya adalah bahwa risiko pada portofolio optimal dapat memberikan tingkat risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat risiko yang diberikan pada indeks Kompas 100.


(18)

94

Universitas Kristen Maranatha

7. Risiko dari setiap setiap masing-masing saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.007800501, saham BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), sebesar 0.004334144, saham GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.008379464 , dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) sebesar 0.007800501 .

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka keterbatasan bagi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Periode waktu penelitian kurang cukup lama karena penelitian hanya berlangsung selama periode Januari 2010 - Desember 2014 yaitu hanya selama 60 bulan sehingga untuk peneliti selanjutnya dapat memperpanjang waktu penelitian agar hasil penelitian lebih akurat.

2. Sampel pada penelitian di dalam indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham diatas Rp. 50.000.000.000. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan kriteria dengan sampel yang kriteria yang lebih banyak sehingga agar hasil penelitian lebih akurat.


(19)

95

5.3 Implikasi Penelitian

` Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka saran bagi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi teoritis untuk penelitian ini adalah dengan adanya penelitian ini maka dapat mengetahui teori mengenai cara menghitung saham-saham yang akan masuk dalam portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal.

2. Implikasi manajerial untuk penelitian ini adalah dengan adanya penelitian ini adalah bagi para investor yang akan melakukan investasi pada indeks Kompas 100 dapat membentuk portofolio optimal dengan saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) selama keadaan tidak mengalami perubahan selama periode Januari 2010 - Desember 2014.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka saran bagi penelitian ini adalah sebagai berikut:


(20)

96

Universitas Kristen Maranatha

1. .Kepada para perusahaan yang sahamnya belum sesuai dengan kriteria dan belum tergabung ke dalam portofolio optimal, dapat melakukan perbaikan dan evaluasi kinerja perusahaan agar harga sahamnya meningkat sehingga dapat meningkatkan return pada perusahaan.

2. Untuk peneliti selanjutnya dapat dapat memperpanjang waktu penelitian dan dapat menggunakan kriteria dengan sampel yang kriteria yang lebih banyak sehingga agar hasil penelitian lebih akurat.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Ekonisia. Dewi, V. I., (2013). Asset allocation:diversification dan rebalancing sebagai bagian dari proses

perencanaan keuangan. Jurnal Ekonomi, Vol 17 (No.1), hal 16.

Fahmi, I., & Hadi. Y. L., (2011). Teori Portofolio dan analisis investasi. Edisi Kedua. Bandung : Alfabeta.

Febrianto, H. (2015). Separuh Penduduk Indonesia masuk kategori miskin. Diakses pada 18 Maret, 2015, di:http://ekbis.sindonews.com/read/978392/34/separuh-penduduk-indonesia-masuk-kategori-miskin-1426678170

Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.

Hartono, J. (2014). Teori Portofolio dan analisis investasi. Yogyakarta : BPFE.

Husnan, S. (2003). Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Husnan, S. (2005). Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : UNP YKPN.

Husnan, S. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta : UPPSTIM Y KPN.

Kewal, S. S., (2013). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham pada Periode Bullish di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Economia, Vol 9. (No. 1) hal 81-91.

Martalena & Malinda M., (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi. Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Samsul, M. (2008). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Setyoningsih, A. T. S. S. (2015). Analisis Portofolio Optimal dengan Single Index Model untuk Meminimumkan Risiko bagi Investor di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Saham Indeks Kompas 100 Periode Februari 2010 - Juli 2014). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 23.(No. 1) Hal 1-9.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

Suganda, A. S. T. R. (2012). Pembentukan Saham Optimal Menggunakan Single Index Model pada Kantor Sekuritas di Kota Malang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 16.(No.3) hal 415-425.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suliyanto. (2005). Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Suryani, Y. (2007). Analisis Portofolio Saham dalam Mengoptimalkan Keuntungan Investasi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 2.(No.1) hal 69-84.

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama, KANISIUS, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. (2011). Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama, KANISIUS, Yogyakarta.

Yuniarti, S. (2010). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan dengan Mengunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 14.(No.3) hal 459-456.

Zahroh, S. D. T. (2013). Penggunaan Single Index Model dalam Analisis Portofolio untuk Meminimumkan Risiko bagi Investor di Pasar Modal (Studi Pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 6.(No. 2) Hal 1-10.

Zatnika, A. M., & Aprilyani, J. (2015). Angka kemiskinan di 2015 diprediksi bertambah. Diakses pada 05 Januari 2015, di:http://nasional.kontan.co.id/news/angka-kemiskinan-di-2015-diprediksi-bertambah.


(1)

0.02074868 dan nilai risiko yang didapatkan dalam portofolio optimal tesebut adalah sebesar 0.665872502.

4. Dengan nilai return portofolio sebesar 0.02074868, maka kita dapat membandingkan dengan nilai return pada Kompas 100 sebesar 0.011587682. Jadi kesimpulannya adalah bahwa return pada portofolio optimal dapat memberikan tingkat return yang lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat return yang diberikan pada indeks Kompas 100.

5. Return dari setiap masing-masing saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.020356984 , saham BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), sebesar 0.018885691, saham GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.021441071 , dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) sebesar 0.02347982.

6. Dengan nilai risiko portofolio sebesar 0.665872502, maka kita dapat membandingkan dengan nilai risiko pada Kompas 100 sebesar 1.015603914. Jadi kesimpulannya adalah bahwa risiko pada portofolio optimal dapat memberikan tingkat risiko yang lebih kecil jika


(2)

94

7. Risiko dari setiap setiap masing-masing saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 0.007800501, saham BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), sebesar 0.004334144, saham GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) sebesar 0.008379464 , dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) sebesar 0.007800501 .

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka keterbatasan bagi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Periode waktu penelitian kurang cukup lama karena penelitian hanya berlangsung selama periode Januari 2010 - Desember 2014 yaitu hanya selama 60 bulan sehingga untuk peneliti selanjutnya dapat memperpanjang waktu penelitian agar hasil penelitian lebih akurat.

2. Sampel pada penelitian di dalam indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham diatas Rp. 50.000.000.000. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan kriteria dengan sampel yang kriteria yang lebih banyak sehingga agar hasil penelitian lebih akurat.


(3)

` Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka saran bagi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi teoritis untuk penelitian ini adalah dengan adanya penelitian ini maka dapat mengetahui teori mengenai cara menghitung saham-saham yang akan masuk dalam portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal.

2. Implikasi manajerial untuk penelitian ini adalah dengan adanya penelitian ini adalah bagi para investor yang akan melakukan investasi pada indeks Kompas 100 dapat membentuk portofolio optimal dengan saham UNVR (PT. Unilever Indonesia Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk.), GGRM (PT. Gudang Garam Tbk.) dan saham BBNI (PT. Bank Negara Indonesia Tbk.) selama keadaan tidak mengalami perubahan selama periode Januari 2010 - Desember 2014.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka saran bagi penelitian ini adalah sebagai berikut:


(4)

96

1. .Kepada para perusahaan yang sahamnya belum sesuai dengan kriteria dan belum tergabung ke dalam portofolio optimal, dapat melakukan perbaikan dan evaluasi kinerja perusahaan agar harga sahamnya meningkat sehingga dapat meningkatkan return pada perusahaan.

2. Untuk peneliti selanjutnya dapat dapat memperpanjang waktu penelitian dan dapat menggunakan kriteria dengan sampel yang kriteria yang lebih banyak sehingga agar hasil penelitian lebih akurat.


(5)

Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Ekonisia. Dewi, V. I., (2013). Asset allocation:diversification dan rebalancing sebagai bagian dari proses

perencanaan keuangan. Jurnal Ekonomi, Vol 17 (No.1), hal 16.

Fahmi, I., & Hadi. Y. L., (2011). Teori Portofolio dan analisis investasi. Edisi Kedua. Bandung : Alfabeta.

Febrianto, H. (2015). Separuh Penduduk Indonesia masuk kategori miskin. Diakses pada 18 Maret, 2015, di:http://ekbis.sindonews.com/read/978392/34/separuh-penduduk-indonesia-masuk-kategori-miskin-1426678170

Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.

Hartono, J. (2014). Teori Portofolio dan analisis investasi. Yogyakarta : BPFE.

Husnan, S. (2003). Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Husnan, S. (2005). Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : UNP YKPN.

Husnan, S. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta : UPPSTIM Y KPN.

Kewal, S. S., (2013). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham pada Periode Bullish di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Economia, Vol 9. (No. 1) hal 81-91.

Martalena & Malinda M., (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi. Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Samsul, M. (2008). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Setyoningsih, A. T. S. S. (2015). Analisis Portofolio Optimal dengan Single Index Model untuk Meminimumkan Risiko bagi Investor di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Saham Indeks Kompas 100 Periode Februari 2010 - Juli 2014). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 23.(No. 1) Hal 1-9.


(6)

Suganda, A. S. T. R. (2012). Pembentukan Saham Optimal Menggunakan Single Index Model pada Kantor Sekuritas di Kota Malang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 16.(No.3) hal 415-425.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suliyanto. (2005). Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Suryani, Y. (2007). Analisis Portofolio Saham dalam Mengoptimalkan Keuntungan Investasi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 2.(No.1) hal 69-84.

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama, KANISIUS, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. (2011). Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama, KANISIUS, Yogyakarta.

Yuniarti, S. (2010). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan dengan Mengunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 14.(No.3) hal 459-456.

Zahroh, S. D. T. (2013). Penggunaan Single Index Model dalam Analisis Portofolio untuk Meminimumkan Risiko bagi Investor di Pasar Modal (Studi Pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 6.(No. 2) Hal 1-10.

Zatnika, A. M., & Aprilyani, J. (2015). Angka kemiskinan di 2015 diprediksi bertambah. Diakses pada 05 Januari 2015, di:http://nasional.kontan.co.id/news/angka-kemiskinan-di-2015-diprediksi-bertambah.