PENERAPAN STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG.

(1)

PENERAPAN STRATEGI

CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS ILMIAH POPULER

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Bahasa Indonesia

WIDANINGSIH NIM 1204626

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PENERAPAN STRATEGI

CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS ILMIAH POPULER

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG

Oleh Widaningsih S.Pd IKIP Bandung, 1994

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Widaningsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER

Widaningsih

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa pembelajaran menulis di sekolah belum optimal, menantang, dan bermakna bagi tumbuhnya keterampilan menulis yang diharapkan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Strategi yang digunakan guru belum sesuai dengan kebutuhan pelatihan menulis bagi peserta didik. Peserta didik kesulitan menulis karena keringnya ide dan tiadanya bahan/informasi faktual, konseptual, atau prosedural dalam wawasan berpikirnya. Penelitian ini bertujuan menemukan strategi yang cocok untuk mengatasi masalah pembelajaran menulis tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode eksperimen kuasi the matching-only pretest-posttest control group design terhadap peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandung. Sampel penelitian dua kelas dengan masing-masing kelas sebanyak 32 peserta didik (64 orang). Data dikumpulkan melalui tes menulis karangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, wawancara, dan angket respon peserta didik untuk memperoleh data proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah curiosity based learning.

Setelah dilakukan analisis data, diperoleh hasil rata-rata nilai pda pascates kelas eksperimen meningkat cukup besar, yaitu dari nilai rata-rata prates 41,78 meningkat pada pascates menjadi 71,41. Selanjutnya data ini diuji compare means paired sample test dan diperoleh thitung (12,396) > t tabel (1,696) dan df

(n-1 = 3(n-1) dengan interval kepercayaan 95% atau nilai Sig (0,000) < α (0,050) maka menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal menulis teks ilmiah populer dari kelas eksperimen sebelum diberi tindakan dengan kemampuan setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya, selisih rata-rata kedua kelompok eksperimen dan kontrol dihitung efektivitasnya dengan Independent Sample Test dan diperoleh angka thitung (

7,342) > ttabel (1,696) df (n-2=62) atau nilai Sig (0,000) < α (0,05) dengan interval

95%. Ini berarti penerapan strategi curiosity based learning sangat efektif.

Setelah mengetahui hasil analisis data bahwa penerapan strategi curiosity based learning sangat efektif meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer, maka sebaiknya dalam pembelajaran menulis menggunakan strategi curiosity based learning. Strategi ini juga sangat sesuai dengan standar proses pembelajaran menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013, pembelajaran berbasis projek/penemuan.


(5)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION THE CURIOSITY BASED LEARNING TO

WRITING POPULER SCIENTIFIC TEXT

Widaningsih

Based on the results of preliminary studies show that learning to write in school is unoptimal, unchalleng , and unmeaning to the expected growth of writing skills , both in quality and quantity . Strategies that teachers use not in accordance with the training needs of writing for students . Learners have difficulty writing ideas dryness and lack of material / information factual , conceptual , procedural knowledge or thinking . This study aims at finding suitable strategies to address the problem of learning to write .

The method used to solve the problem is the method of quasi-experimental matching -only pretest - posttest control group against class VII student of SMP Negeri 3 Bandung . The research sample of two classes with each class by 32 students ( 64 people ) . Data collected through the essay writing test , observation sheets learning implementation , interviews , and questionnaire responses of learners to acquire the learning process data writing popular science texts . Learning strategy used was based learning curiosity .

After the data of the obtained results anlisis the average post-test score pda experimental classes increased substantially , from an average value of 41.78 pre-test post-test be increased to 71.41 . Furthermore, the data is tested compare means of paired sample test and obtained t ( 12.396 ) > t table ( 1.696 ) and df ( n - 1 = 31 ) with 95% confidence intervals or the Sig ( 0,000 ) < α ( 0.050 ) then reject Ho and accept Ha . This means that there are significant differences between initial ability to write popular scientific text from the experimental class before being given the ability to act after the act . Furthermore, the average difference both experimental and control groups was calculated by the Independent Sample Test effectiveness and obtained the numbers of t ( 7.342 ) > t table ( 1.696 ) df ( n - 1 = 31 ) or the Sig ( 0,000 ) < α ( 0.05 ) with interval of 95 % . This means the application of curiosity -based learning strategy is very effective .

After knowing the results of the analysis of data that the application of curiosity -based learning strategies very effective in improving the ability of writing popular science text , it should be in learning to write using curiosity -based learning strategies . This strategy is also fully compatible with standard learning process according to No. Permendikbud . 65 In 2013 , project -based learning / discovery .


(6)

(7)

Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan Al quran. Dia menciptakan manusia, mengajarinya pandai berbicara. Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Arrahman: 1-4, 60-61)

Cindera hati untuk ibunda E. Kartini, ibu mertua R. Supiah, suamiku Hilman H. Rinaldi, kedua permata hatiku M. Adzka Anshory dan Hana Tsabita Hanifah.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Berkat rahmat dan rido-Nya tesis yang berjudul “Penerapan Strategi Curiosity Based Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer di Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada teladan sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi inspirator dalam perjalanan belajar dan mengajar penulis. Semoga penulis bisa istiqomah.

Tesis yang mengambil masalah tentang pembelajaran ini penulis persembahkan bagi dunia pendidikan yang menjadi tempat penulis mengabdi dan belajar bersama teman sejawat dan “tunas-tunas bangsa” tercinta. Metodologi pembelajaran selalu berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan zaman. Ini pula yang menjadi sebab penulis mengambil masalah penelitian tentang pembelajaran agar bisa belajar dan mengambil pelajaran. Semoga manfaat yang ada di dalamnya bisa berkontribusi dalam mengatasi sebagian kecil permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.

Dengan memilih judul Penerapan Strategi Curiosity Based Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer, penulis mencoba sumbang pemikiran dengan menghadirkan salah satu metodologi pembelajaran berbasis riset/penemuan, yang disarankan dalam standar proses pendidikan, Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (lihat Salinan Lampiran Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Bab II tentang Karakteristik Pembelajaran). Semoga sumbangan kecil ini dapat bermanfaat.

Tak ada gading yang tak retak, tesis ini belumlah sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap tesis yang ada di tangan pembaca berdaya guna bagi berkembangnya belajar dan pembelajaran,


(9)

utamanya bagi penulis sendiri sebagai pendidik, unit kerja di mana penulis mengabdi, dan guru model yang membantu terwujudnya penelitian ini. Kalaupun ada manfaat lebih dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan alhamdulillahirabbilalamin.

Bandung, 6 Januari 2013

Widaningsih


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Dzat Yang Mahatinggi, Yang Mahakasih, Allah Swt. Sungguh hanya karena rahmat dan rido-Nya penulis dapat menuntaskan tesis yang berjudul Penerapan Curiosity Based Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer di Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ini. Salawat dan salam semoga terlimpahkan selalu untuk manusia teladan, yang selalu ingin penulis teladani dalam kehidupan ini, nabi yang mulia Nabi Muhammad SAW.

Dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Bantuan-bantuan itu sungguh sangat berarti sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya. Bantuan tersebut tidak hanya saat penulis menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan, namun sejak penulis memulai menempuh pendidikan di Pascasarjana UPI Bandung, Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala bantuan yang amat berharga tersebut. semoga Allah Swt. membalas dengan pahala yang berlipat.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada:

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Dikdas, Bapak Sumarna Surapranata Phd. dan staf, yang telah menfasilitasi penulis memperoleh beasiswa pendidikan peningkatan kualifikasi S2 untuk PTK SMP;

2. Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Kepegawaian Daerah yang telah memberikan kelancaran pendidikan penulis dengan keluarnya surat tugas belajar bagi penulis;

3. Dinas Pendidikan Kota Bandung yang telah memudahkan jalan bagi penulis memperoleh beasiswa ini;


(11)

4. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia melalui Direktur Pascasarjana UPI Bandung, Prof. Dr.H. Didi Suryadi, M.Ed. yang secara akademis dan administrasi selalu memberi pelayanan yang baik bagi penulis dan rekan penerima beasiswa kerjasama P2TK;

5. Ketua Prodi Bahasa Indonesia Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti dan Dr. Sumiyadi, M.Hum. yang sangat memperhatikan, membantu, dan membimbing penulis dalam menempuh pendidikan dan penyelesaian tesis ini, baik secara akademis maupun administrasi;

6. Pembimbing I, Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. yang senantiasa memiliki waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam mengatasi kesulitan yang ditemui dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan tesis ini; 7. Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik, Dr. Hj. Vismaia S.

Damaianti, M.Pd. yang menjadi inspirasi dan penyemangat penulis dalam menyelesaikan tugas belajar ini, masukan-masukan beliau sungguh sangat membantu kebuntuan daya pikir penulis;

8. penimbang instrumen penelitian Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. dan Dr. Dadang Anshori, M.Pd. yang telah membantu melakukan timbangan instrumen yang penulis gunakan;

9. para dosen pengampu mata kuliah di Prodi Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Oong Komar, M.Pd. dengan segala inspirasi pedagogiknya, Dr. Kusnendi, M.Pd. dengan ilmu statistik yang membuat kening berkerut tetapi menyenangkan, dan para dosen lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam lembar kertas ini dengan segala ilmu dan pengalaman yang diberikan;

10. Penanggung Jawab MGMP SMP Bahasa Indonesia Kota Bandung Dra. Nunung Kuraesin, M.M.Pd. yang telah andil memberi jalan bagi penulis menempuh pendidikan S2;

11. Kepala SMP Negeri 14 Bandung, Dani Ramdani, S.Pd. M.M.Pd. pimpinan di mana penulis bertugas, terima kasih atas izin belajar yang diberikan.

12. Kepala SMP Negeri 3 Bandung, Dra.Hj. Elia Suganda, M.Pd. yang telah memberikan izin bagi penulis melakukan penelitian;


(12)

13. guru model penelitian Dra. Hj. Mulyati, M.Pd. sahabat seperjuangan di MGMP SMP Bahasa Indonesia Kota Bandung yang tulus membantu menjadi guru model;

14. siswa Kelas VII-1 dan VII-4 SMPN 3 Bandung, yang telah belajar bersama penulis dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol;

15. teman-teman sejawat di SMP Negeri 14 Bandung, terima kasih doa dan rasa kekeluargaan yang diberikan, yang menjadi motivasi penulis menyelesaikan pendidikan;

16. teman seperjuangan di kelas kerja sama P2TK Dikdas dan teman-teman satu angkatan penerima beasiswa P2TK;

17. pihak-pihak lainnya yang tak dapat penulis tuliskan satu per satu namanya, terima kasih yang setulus-tulusnya.

Semoga segala bantuan (waktu, bimbingan,biaya, pemikiran, dan lain-lain) tersebut menjadi amal ibadah dan dibalas dengan pahala yang berlipat dan seberkah-berkahnya oleh Allah Swt. Amin.

Bandung, 6 Januari 2014

Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman Abstrak ...

Kata Pengantar ... Ucapan Terima Kasih ... Daftar Isi ... Daftar Bagan ... Daftar Gambar ... Daftar Tabel ... Daftar Lampiran ...

i ii iv vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitain ... B. Identifikasi Masalah Penelitian ... C. Rumusan Masalah Penelitian ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Anggapan Dasar Penelitian ... G. Hipotesis Penelitian ... H. Definisi Operasional Penelitian ...

1 11 14 14 15 16 17 18 BAB II STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING,

KETERAMPILAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER, A. Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer

1. Keterampilan Menulis

1.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 1.2 Kemampuan Menulis ... 1.3 Tujuan Keterampilan Menulis ... 1.4 Manfaat Keterampilan Menulis ... 1.5 Tahapan Menulis ... 2. Teks Ilmiah Populer

2.1 Pengertian Teks Ilmiah Populer ... 2.2 Parameter Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer ... 3. Teks Ilmiah Populer dalam Kurikulum 2013 ...

22 23 28 29 32 35 37 38 B. Strategi Curiosity Based Learning

1. Pengertian Strategi Curiosity Based Learning ... 2. Landasan Strategi Curiosity Based Learning ...

46 51 vi


(14)

3. Karakteristik Strategi Curiosity Based Learning ... 4. Tujuan Strategi Curiosity Based Learning ... 5. Langkah-langkah Strategi Curiosity Based Learning

... 6. Unsur-unsur Strategi Curiosity Based Learning ... 7. Manfaat Meningkatnya Curiosity ...

52 53 55 60 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian ... 2. Desain Penelitian ...

64 65 B. Prosedur Penelitian ... 67

C. Teknik Pengumpulan Data 71

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penilaian Tes Menulis... 2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 3. Pedoman Observasi Proses Belajar Peserta Didik

... 4. Angket Respon Peserta Didik ... 5. Pedoman Wawancara dengan Pendidik ... 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...

72 73 75 77 79 80 81

E. Teknik Pengolahan Data Penelitian 82

F. Populasi Penelitian

1. Populasi ... 2. Sampel ...

84 85 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

A. Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Teks Ilmiah

Populer ... 86 B. Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis Teks ilmiah

populer ... 88 C. Deskripsi Pelaksanaan Strategi Curiosity Based Learning

(CBL) dalam Pembelajaran Menulis teks Ilmiah Populer 1. Aspek Pembelajaran ... 2. Aspek Guru ... Aspek Siswa ...

91 101 104 D. Deskripsi Hasil Menulis Teks llmiah Populer Peserta

Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ... 106 vii


(15)

1. Deskripsi Hasil Prates Menulis Teks Ilmiah Populer 1.1 Prates Kelas Eksperimen ... 1.2 Prates Kelas Kontrol ... 1.3 Rekapitulasi Nilai Prates ... 2. Deskripsi Hasil Pascates Menulis Teks Ilmiah Populer

3.1 Pascates Kelas Eksperimen ... 3.2 Pascates Kelas Kontrol ... 3.3 Rekapitulasi Nilai Pascates ...

107 107 188 199 202 202 287 295 E. Keefektifan Penerapan Strategi Curiosity Based Learning

(CBL) dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer 1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 1.1 Uji Normalitas Data ... 1.2 Uji Beda Kemampuan ... 2. Uji Hipotesis ...

298 298 298 300 301

F. Pembahasan Hasil Penelitian 306

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN

A. Simpulan Penelitian ... 314 B. Saran Penelitian ...

Daftar Pustaka ... Lampiran-Lampiran ... Riwayat Hidup ...

316 319 322 393


(16)

DAFTAR BAGAN

Halaman

1.

Bagan 2.1 Model Siklus Strategi Curiosity Based

Learning

2. Bagan 3.1 Hubungan Asosiatif Variabel Penelitian

3. Bagan 3.2 Desain Penelitian The Matching-Only Pretest-Postest Control Group

4. Bagan 3.3 Prosedur Penelitian

56 65

65 70


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow

2. Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

31 54


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 2.1 Perbandingan Komponen Kemampuan Menulis

2. Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013

3. Tabel 2.3 Perbandingan Inquiry Based Learning dan Curiosity Based Learning

4. Tabel 2.4 Penerapan Curiosity Based Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer

5. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Menulis Teks Ilmiah Populer 6. Tabel 3.2 Pedoman Observasi Pembelajaran

7. Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik 8. Tabel 3.4 Lembar Angket Respon Siswa

9. Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru 10. Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

11. Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

12. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Angket 13. Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Prates

14. Tabel 4.3 Persentase Tingkat Kemampuan Menulis Berdasarkan Hasil Prates

15. Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pascates

16. Tabel 4.5 Persentase Tingkat Kemampuan Menulis Berdasarkan Hasil Pascates

17. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data 18. Tabel 4.7 Beda Kemampuan Awal 19. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis

20. Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

21. Tabel 4.10 Simpulan Hipotesis Penelitian

26 43 49 59 73 75 77 79 80 81 81 105 199 200 295 296 299 300 303 305 306 xi


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Soal

2. Rekapitulasi hasil Angket

3. Rekap Hasil Observasi Pembelajaran

4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran

5. RPP

6. Data Set Awal

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 8. Hasil Hitung Statistik (SPSS 21)

9. Contoh Karangan Peserta Didik 10. Hasil Penilaian Tiga Penimbang 11. Hasil Wawancara

12. SK Pembimbing 13. Izin Penelitian

14. Hasil Judger Instrumen Penelitian 15. Daftar Riwayat Hidup

322 323 324 328

336 347 351 352 356 372 384 387 389 391 393


(20)

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif ekspresif. Keterampilan ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dibandingkan dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. Keterampilan berbahasa adalah keterampilan berpikir yang sangat kompleks. Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif ekspresif merupakan perwujudan dari keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu perwujudan dari keterampilan membaca dan keterampilan menyimak yang baik. Keterampilan menulis menjadi jendela seberapa orang itu membaca dan seberapa orang itu menyimak informasi/pengetahuan. Maka tidak salah apabila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan ciri dari orang atau bangsa yang terpelajar. Seorang yang terampil menulis akan menampakkan sejauh mana wawasan berpikirnya. Bangsa-bangsa yang dikatakan maju merupakan bangsa yang memiliki sejarah literasi yang panjang dan kuat. Keterampilan menulis menjadi muara dari keterampilan berbahasa lainnya selain berbicara. Namun, keterampilan menulis menjadi istimewa karena jejaknya ada, berupa teks tulis, terabadikan. Menulis adalah upaya untuk menciptakan keabadian, dalam arti seseorang bisa meninggalkan kemanfaatan dalam jangka panjang. Masyarakat tentunya akan tetap menikmati hasil karyanya meski zaman dan generasi telah berganti (Suharjono, 2012:5).


(22)

2

Keterampilan menulis seperti dikemukakan oleh Morsey dalam Tarigan (2008:4) bahwa menulis dipergunakan untuk melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti ini hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang menyusun pikirannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Sejalan dengan pendapat tersebut, Rusyana dalam Syihabuddin (2008: 250) menyatakan bahwa kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan seperti: kemampuan menguasai gagasan yang akan dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca. Cakupan kemampuan menulis yang dikemukakan Tarigan dan Rusyana tersebut merupakan cakupan kemampuan ideal seorang penulis. Tentu saja untuk mencapainya perlu tahapan dan proses yang sistematis dan berkesinambungan, baik teori maupun praktiknya. Tarigan (2008:9) mengatakan,

“. . . bahwa keterampilan menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang saksama, pemilihan judul, bentuk, dan gaya yang tepat. Akhirnya menuntut penulis mengoreksi tulisannya dan menyempurnakannya” (Tarigan, 2008:9)

Dua pendapat di atas menuntut keterampilan menulis secara teknis dan penguasaan ide dalam menulis. Sedikit berbeda dengan pendapat tersebut Chaedar berpandangan tentang menulis bukan pada cakupan kemampuan, melainkan pada teknik mengajak peserta didik untuk mulai belajar menulis atau penekanan pada teknik pembelajarannya. Chaedar mengatakan bahwa


(23)

3

“ keterampilan menulis diawali dengan penggunaan bahasa secara ekpresif imajinatif seperti lewat buku harian. Peserta didik dikenalkan dengan dunia “afektif” kemudian dibawa ber”psikomotorik” lewat kegiatan menulis. Baru kemudian peserta didik dilatih menulis menyatakan pikiran yang sifatnya kognitif” (Alwasilah, 2007: 5).

Pendapat pertama berbicara tentang muara akhir dari kemampuan menulis, sedangkan pendapat kedua berbicara tentang awal menulis. Kedua pandangan tersebut pada intinya mengharapkan peserta didik memiliki kemampuan menulis yang memadai sesuai tuntutan pada jenjang pendidikan masing-masing.

Untuk sampai pada tahap kemampuan menulis ideal tersebut seorang peserta didik harus melalui tahapan dan proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam teori dan praktiknya. Sampai di sini, tidak salah jika banyak pendapat menyatakan menulis itu sulit. Di sinilah peran metodologis guru sebagai fasilitator untuk mencari teknik pembelajaran menulis yang menarik dan menggugah minat peserta didik untuk menulis. Pendapat Chaedar bahwa kemampuan menulis diawali secara afektif dengan tulisan yang sifatnya ekspresif imajinatif, baru kemudian dibawa berpsikomotorik melalui kegiatan menulis, bisa menjadi awal yang baik bagi guru dalam merancang pembelajaran menulis yang menarik dan menantang bagi peserta didik.

Pada era informasi sekarang yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam bidang komunikasi dan informasi, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Sekolah sebagai laboratorium kehidupan bagi para peserta didik sudah sewajarnya mampu membekali mereka dengan keterampilan menulis. Dengan demikian, ketika peserta didik hidup di tengah-tengah masyarakat, mereka dapat mengimplementasikan keterampilan menulis yang diperolehnya di bangku


(24)

4

sekolah yang akan berguna bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Kelas berperan sebagai arena workshop bagi peserta didik dan guru sebagai pelatihnya. Saat ini keterampilan menulis sudah mendapat penghargaan yang lebih baik. Contohnya keberhasilan Andrea Hirata sang penulis “Laskar Pelangi”, yang menggebrak dunia tulis-menulis sekaligus dunia pendidikan di Indonesia dengan cerita yang sangat menginspirasi dan tentu saja royalti bagi sang penulis. Keuntungan lain keterampilan menulis seperti dikemukakan oleh Leo (2010), yaitu membiasakan berpikir sistematis, membagikan keahlian, menyehatkan jiwa dan pikiran, menghindarkan diri dari aktivitas negatif, dan tentu saja keuntungan finansial. Jadi, tepat betul apabila Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menjadikan pengembangan keterampilan menulis sebagai prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional di samping membaca dan berhitung.

Berbicara tentang menulis sudah pasti tidak jauh dari istilah teks. Teks adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula. Ada dua unsur pembangun teks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya. Halliday (dalam Emilia, 2011) mengatakan bahwa

“konteks situasi merupakan unsur paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, yang terdiri atas tiga aspek, yakni filed, mode, dan tenor. Field mengacu pada topik atau kegiatan yang sedang berlangsung atau yang diceritakan dalam teks, apa yang terjadi. Tenor mengacu pada perangkat simbolik yang berfungsi menunjukkan atau menyiratkan hubungan penulis dengnan pembacanya atau pembicara dengan pendengarnya. Mode mengacu pada pertimbangan apakah bahasa yang dipakai lisan atau tulisan, jarak antara orang yang berkomunikasi dalam ruang dan waktu, apakah bertemu muka atau terpisahkan ruang dan waktu. (Emilia, 2011: 5-6).


(25)

5

Sedangkan konteks budaya merupakan latar belakang budaya di mana teks itu lahir atau dituturkan.

Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan pada konteks situasi sebagai konteks paling dekat dengan peserta didik. Sedangkan konteks budaya, merupakan nilai-nilai yang berkembang pada masyarakat bahasa dan bersifat global institusional, akan terbangun seiring teks itu lahir.

Konteks situasi sebagai unsur pembangun teks yang terdekat dengan peserta didik perlu mendapat penekanan yang lebih dalam pembelajaran menulis. Mengapa demikian? Sebuah tulisan atau teks digunakan untuk menyampaikan ide, pesan, pikiran, atau gagasan kepada pembaca. Ide atau gagasan ini menjadi sentral dalam keterampilan menulis. Hal ini pula yang menjadi sebab sulitnya menulis. Ketiadaan ide, gagasan yang akan ditulis menjadi alasan utama peserta didik atau siapa pun berhenti atau enggan menulis. Oleh karena itu, menjadi penting bagi para pendidik untuk mempelajari teknik membangun konteks agar pada tahap ini kuriositas peserta didik terlecutkan. Meminjam istilah Ma‟mur Saadi (yang dikemukakan beliau pada satu kesempatan workshop yang penulis hadiri), tumbuhkan gairah pada diri peserta didik. Setelah gairah ini bergelora, barulah peserta didik dibawa pada kegiatan menulis tersebut. Tentu saja, penghadiran situasi/gairah untuk menulis ini disesuaikan dengan tujuan menulis yang akan dilatihkan.

Membangun konteks inilah yang tampaknya masih belum dipahami dengan baik oleh para pendidik. Pembelajaran menulis menjadi tidak menarik dan membebani peserta didik. Pembelajaran menjadi kegiatan dengan sekumpulan


(26)

6

instruksi. Tidak tampak wajah-wajah bergairah dan penuh semangat di ruang-ruang kelas, yang tampak adalah wajah-wajah berkerut penuh kebingungan mau menulis apa dan bagaimana. Sedikit bantuan datang dengan hadirnya kerangka karangan. Ini pun tampaknya bukan solusi jitu “menyenangkan dan menantang”. Karena kerangka karangan pun menjadi instruksi berikutnya setelah peserta didik ditugasi menentukan topik/tema karangan. Ada puisi yang menarik, yang ditulis oleh Taufik Ismail berjudul “Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang”. Apa yang digambarkan penyair dalam puisinya tersebut merupakan potret nyata pembelajaran mengarang di kelas-kelas kita. Peserta didik kehilangan ide. Ada pula cerpen yang berjudul “ Pelajaran Mengarang” karya Seno Gumira Ajidarma. Peristiwa yang sama terabadikan dalam cerpen ini. Peserta didik kesulitan menuangkan ide. Sebabnya, tidak hadirnya konteks saat pembelajaran.

Di sinilah pentingnya membangun konteks atau proses membangun pengetahuan peserta didik (building knowledge of the field). Pada proses membangun pengetahuan ini peserta didik diajak untuk mengetahui, menggali, menelaah topik yang akan ditulisnya. Dalam proses ini peserta didik akan menggunakan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara. (Emilia, 2011: 33)

Sehubungan dengan membangun konteks ini atau proses membangun pengetahuan peserta didik tentang topik yang ditulisnya, sangat erat kaitannya dengan kemampuan membaca. Karena seorang penulis yang baik, dia adalah pembaca yang baik. Tentang ini Semi mengatakan bahwa hanya seorang pembaca yang baik dan rajin yang dapat menjadi penulis yang baik. Dia mau membaca


(27)

7

segala jenis bacaan dan memperhatikan dengan saksama bacaan yang dia hadapi. Dia akan memperoleh pengetahuan yang luas, tidak hanya menjangkau isi tulisan tetapi juga menyangkut teknik penulisannya (2007: 7). Hal senada juga diungkapkan oleh Nurudin (2012: 18) bahwa seorang penulis selalu dituntut untuk terus belajar. Ia akan mengetahui berbagai informasi. Pengetahuannya menjadi luas. Seorang penulis akan terlatih menjadi manusia kreatif, inovatif, dan peduli pada masalah-masalah lingkungan.

Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 amat paham bahwa budaya membaca dan menulis itu harus dibangun dalam pendidikan negeri ini, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah tinggi. Bab III tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan pasal 4 ayat 4 dan 5 berbunyi: (4) Pendidikan disenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkann budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

Berdasarkan amanat undang-undang tersebut guru harus melatihkan keterampilan menulis dengan sebaik-baiknya sehingga akan lahir para peserta didik yang memiliki keterampilan menulis yang merupakan produk pembelajaran di sekolah. Pembelajaran tuntas (mastery learning) menyatakan bahwa dengan pembelajaran yang tepat semua peserta didik dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh pelajaran yang diajarkan di sekolah (Suryosubroto, 2009: 81). Dengan demikian, setiap peserta didik yang telah menyelesaikan waktu belajar yang ditentukan dalam satu semester atau satu tahun berarti telah mampu


(28)

8

mencapai tingkat kompetensi tertentu (diukur dengan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM yang telah ditentukan guru sebelumnya). Keterampilan menulis ini penting mengingat gagasan sebaik atau sepenting apapun tidak akan berarti apa-apa jika sang empunya gagasan/ide tidak mampu menuangkan gagasannya tersebut dengan baik. Dalam hal ini dituangkan secara tertulis. Tulisan berfungsi sebagai dokumen yang akan mampu menyimpan gagasan selama yang kita kehendaki.

Permasalahan tersebut menarik minat sejumlah peneliti untuk mengembangkan keterampilan menulis ini dengan berbagai penerapan strategi, model, dan teknik pembelajaran. Beberapa tesis yang penulis baca mengarahkan penelitiannya pada peningkatan kemampuan menulis (eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi) melalui strategi, model, metode, atau teknik tertentu. Umumnya hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberi tindakan tertentu kemampuan menulis peserta didik meningkat lebih baik. Seperti ditunjukkan dalam penelitian Rumita yang berjudul “ Penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi, Eksperimen Kuasi terhadap siswa Kelas VIII SMPN 2 Susukan Cirebon Tahun 2006-2007”, (UPI: 2007). Kemampuan siswa menulis teks argumentasi meningkat signifikan setelah diterapkan model kreatif pemecahan masalah. Dengan teknik yang tepat dalam membangun konteks melalui model kreatif pemecahan masalah pada topik yang akan ditulis telah membantu peserta didik mengembangkan ide menulis karangan argumentasi. Jika penelitian Rumita menggunakan pembangun konteks menulis dengan model kreatif pemecahan masalah maka penelitian Nofiyanti yang


(29)

9

berjudul “ Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode Pengelompokkan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi, Studi Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Ganesha Bandung tahun 2010/2011, pembangun konteksnya menggunakan media gambar fotografi.

Menilik dan menimbang berbagai hasil penelitian seperti yang diungkapkan di atas dihubungkan dengan penerapan Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pemerintah, peneliti memandang masih perlu ada penelitian yang dapat mendukung penggunaan metodologi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis. Pada Kurikulum 2013 ini keterampilan menulis menjadi capaian akhir dari keterampilan berbahasa menyimak, membaca, dan berbicara, sebagai konsekuensi dari pembelajaran integratif berbasis genre/teks. Selain itu, pendekatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah (scientific) dan pembelajaran berbasis penelitian (inkuiri/discovery) perlu metodologi pembelajaran yang variatif dengan tetap mengacu pada pendekatan ilmiah. Menelaah Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 pada KI 3 tentang pengetahuan yang berbunyi: memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, jelas sekali pengaktifan atau penumbuhan rasa ingin tahu siswa menjadi penting untuk dipahami dan dterapkan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti menetapkan satu strategi pembelajaran yang berbasis penelitian (research based learning/ problem based learning), yaitu curiosity based learning (CBL). Strategi ini menjadi strategi belajar yang disarankan dalam Standar Proses Pembelajaran pada


(30)

10

Kurikulum 2013, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Strategi curiosity based learning (CBL) ini memberikan ruang bagi keingintahuan siswa dalam proses menemukan informasi untuk bahan menulis. Mengapa dengan keingintahuan? Setiap manusia sudah dibekali dengan sifat ini, curiosity menjadi motivasi internal yang akan menjadi energi besar bagi peserta didik mengatasi ketidaknyamanan belajar yang disebabkan faktor luar/eksternal. Menurut Danim, curiosity adalah rasa inin tahu yang tidak pernah merasa puas akan apa yang diketahuinya sekarang. Rasa ingin tahu ini dipenuhinya dengan caranya sendiri dan sebagian lagi dipenuhi dengan bertanya kepada guru atau orang dewasa. (2011:17). Dengan menerapkan strategi ini (CBL) maka diharapkan pembelajaran menjadi tempat yang menyenangkan bagi tumbuhnya rasa ingin tahu peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, terutama pada hal pengetahuan yang sifatnya faktual, konseptual, dan prosedural.

Rasa ingin tahu atau curiosity merupakan energi untuk memperoleh ilmu-ilmu lain yang bertebaran untuk dipelajari. Ada nasihat berharga tentang keingintahuan ini, bahwa “ Yang penting adalah untuk tidak berhenti bertanya ... Jangan pernah kehilangan rasa ingin tahu yang dahsyat ini”, (Albert Einstein). Keingintahuan membuat peserta didik dinamis, kreatif dengan ide-ide baru (inovatif), dan rasa penasaran yang membuatnya masuk pada petualangan yang tidak terduga. Rasa ingin tahu adalah cahaya bagi perjalanan menjelajahi dunia belajar yang penuh dengan petualangan dan tantangan (pengetahuan yang faktual, konseptual, dan prosedural). Dengan terpenuhinya rasa ingin tahu ini, informasi


(31)

11

yang diperoleh berdasarkan rasa ingin tahu tersebut akan menjadi modal bagi peserta didik mengembangkan kemampuan menulisnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis yang akan penulis teliti adalah kemampuan menulis teks ilmiah populer. Teks ilmiah populer akan dapat mengukur sejauh mana peserta didik melakukan eksplorasi pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tersebut. Isi teks ilmiah populer yang ditulis peserta didik akan memberikan gambaran tentang hal tersebut.

Strategi curiosity based learning (CBL) akan mendorong keingintahuan peserta didik terhadap ilmu pengetahuan dan akan menjadi pendorong bagi peserta didik mengeksplorasi bahan menulis. Strategi ini peneliti lengkapi dengan penggunaan berbagai media, sebagai sarana mencari bahan atau ide penulisan, sekaligus sebagai media untuk menarik minat dan kuriositas peserta didik.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Prinsip strategi curiosity based learning (CBL) memandang bahwa setiap peserta didik secara bawaan dan alamiah mempunyai rasa ingin tahu sehingga peserta didik harus bisa menemukan sendiri fakta ilmu pengetahuan. Sistem instruksional pada strategi curiosity based learning (CBL) mengarahkan pada pengaktifan peserta didik/rasa ingin tahunya untuk menemukan sendiri fakta atau konsep keilmuan.

Rasa ingin tahu ini (curiosity) menyediakan bahan bakar motivasi belajar pada setiap langkah proses pendidikan. Jika rasa ingin tahu ini berkembang dengan baik maka peserta didik akan belajar lebih banyak. Pikiran yang sudah


(32)

12

dipenuhi rasa ingin tahu akan pengetahuan maka ia akan terus mencari cara menjawab rasa ingin tahu itu. Selanjutnya peserta didik yang demikian akan menjadi pembelajar yang mandiri dan mampu menghadapi rintangan dalam belajarnya.

Metode terbaik yang digunakan guru adalah metode pengajaran yang mengembangkan sistem instruksional yang merangsang rasa ingin tahu masalah (ide atau konsep baru), merangsang berpikir, dan merangsang pengembangan. Strategi curiosity based learning (CBL) ini merupakan model yang mengaktifkan peserta didik untuk menjadi senang belajar, lebih penasaran, dan membantu peserta didik terlibat dalam diskusi, dan menjadikan siswa pembelajar yang handal.

Media adalah wasilah/medium untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran memiliki tujuan yang jelas. Maka pembelajaran yang memanfaatkan media akan menjadi pembelajaran yang tidak biasa. Untuk tidak membatasi ranah pencarian peserta didik menemukan/mengungkap fakta pengetahuan, penelitian ini memanfaatkan media belajar yang ada di sekeliling peserta didik. Peneliti berasumsi bahwa setiap peserta didik memiliki gaya/modus belajar yang berbeda-beda. Selain itu, peserta didik akan dapat belajar maksimal dengan memanfaatkan berbagai media yang tersedia. Media-media yang sesuai dengan minat peserta didik ini dipandang akan dapat menjawab rasa ingin tahu peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk mencari dan menemukan fakta, konsep, prosedur ilmu, dan keilmuan dari berbagai media tersebut.


(33)

13

Kemampuan menulis pada kurikulum 2013 menjadi capaian akhir dari keterampilan berbahasa. Ketiga aspek keterampilan berbahasa menjadi alat untuk berkembangnya kemampuan menulis peserta didik. Mulai dari membaca yang baik, mendengar yang baik, bertanya tentang hal-hal yang ingin diketahui akan mendorong kemampuan peserta didik mengambangkan tulisan maka peserta didik menjelma menjadi penulis yang baik.

Pada Kurikulum 2013 ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendampingi implementasi Kurikulum 2013 dengan Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah untuk Kurikulum 2013 yang berisi panduan bagi pelaksana, pengelola, dan pengawas pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan berdasarkan kriteria pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.

Kriteria yang dimaksud dijelaskan secara lebih terperinci dalam Salinan lampiran Permendikbud RI No. 65. Strategi pembelajaran yang disarankan untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran berbasis penelitian/berbasis projek termasuk di dalamnya pembelajaran berbasis inquiry, discovery, dan berbasis pemecahan masalah. Adapun strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi curiosity based learning, yang satu arah dengan stategi pembelajaran berbasis inkuiri, discovery, dan pemecahan masalah.


(34)

14

C. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis teks ilmiah populer pada peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

2. Bagaimanakah profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer pada peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

3. Bagaimanakah proses penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

4. Apakah strategi curiosity based learning (CBL) efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis faktual peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan secara umum dan khusus, yaitu sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dirancang dengan tujuan umum: menemukan alternatif strategi pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran, menulis teks ilmiah populer khususnya dan materi bahasa Indonesia umumnya; melengkapi strategi pembelajaran berbasis projek yang disarankan digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013; memberikan gambaran bahwa perlu ada pengondisian aspek psikologis dan skemata (tahap membangun konteks) peserta didik


(35)

15

sebelum masuk pada instruksi pembelajaran; memberikan gambaran adanya kebermaknaan penggunaan berbagai media pembelajaran.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; profil kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; proses penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; dan keefektifan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. sekolah

Sekolah dapat memperoleh manfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, lebih khusus lagi pada pembelajaran menulis teks ilmiah populer;

2. guru

a. Guru dapat memperoleh alternatif strategi pembelajaran yang akan meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk pembelajaran menulis;


(36)

16

b. Guru dapat menggunakan berbagai media yang menarik minat peserta didik;

c. Guru dapat memperoleh alternatif strategi pembelajaran yang menarik, menumbuhkan motivasi belajar, dan penuh makna bagi peningkatkan kemampuan menulis.

3. peserta didik

a. Peserta didik menjadi termotivasi dan percaya diri untuk mengembangkan kemampuan menulis;

b. Peserta didik menjadi terbiasa menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam tulisan;

c. Peserta didik termotivasi untuk menyebarluaskan informasi, ilmu, atau ide yang dimilikinya melalui tulisan;

d. Peserta didik menjadi pembelajar mandiri yang berprinsip ia bisa belajar di mana saja, kapan saja melalui banyak sumber.

F. Anggapan Dasar Penelitian

Anggapan dasar yang menjadi acuan bagi penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan membantu dan memudahkan peserta didik ke arah tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Strategi curiosity based learning akan meningkatkan kemampuan peserta


(37)

17

langkah dalam pembelajaran CBL pemerolehan melalui penemuan, penyelidikan, dan pencarian informasi (konseptual, faktual, dan prosedural) merupakan langkah utama penumbuhan keingintahuan.

3. Kehadiran media yang multisumber dalam pembelajaran sangat penting. Media dapat membantu guru menyederhanakan bahan yang sulit menjadi mudah, yang abstrak menjadi konkret. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah mencerna materi ajar yang harus dikuasainya. Media juga dapat memperkaya sumber bahan peserta didik belajar.

4. Kemampuan menulis teks akan berkembang dengan baik jika guru menggunakan strategi yang tepat dan memanfaatkan berbagai media. 5. Strategi curiosity based learning (CBL) merupakan strategi yang

mengarahkan sistem instruksional pada pengaktifan peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, konsep, dan prinsip yang dibutuhkan melalui tahap observasi, investigasi, mencari dari sumber lain, kategorisasi pengetahuan, melaporkan, dan me-review hasil. Karakter strategi ini menjadi pintu masuk bagi pengembangan kemampuan menulis, dalam hal ini menulis teks ilmiah populer. Kemampuan menulis akan berkembang jika peserta didik memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan yang bertebaran di sekelilingnya melalui tahap observasi (pembaca dan pendengar yang baik), investigasi melalui belajar dari lingkungan terdekat, belajar dari berbagai sumber, kemudian menyusun konsep yang diperoleh dengan berbagai pendekatan yang sesuai. Dengan kemampuan


(38)

18

memperoleh sumber informasi akan menjadi bekal bagi pengembangan kemampuan menulis (menulis teks ilmiah populer).

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan anggapan dasar tersebut penulis menetapkan jawaban sementara atas masalah penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah:

Ho : = 0, penerapan strategi curiosity based learning tidak efektif meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik kelas VII SMPN 3 Kota Bandung.

Ha : ≠ 0, penerapan strategi curiosity based learning efektif meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik kelas VII SMPN 3 Kota Bandung.

Taraf signifikansi yang digunakan peneliti adalah 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Artinya, strategi curiosity based learning (CBL) ini efektif jika hipotesis kerja (Ha) ≠ 0 dengan tingkat keyakinan 95% atau taraf signifikan sebesar 0,05.

H. Definisi Operasional Penelitian

Persamaan sudut pandang pada sebuah penelitian sangat penting agar tidak terjadi bias dalam memahami variabel penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah strategi pembelajaran curiosity based learning (CBL) dan variabel terikat adalah kemampuan menulis teks ilmiah populer. Berikut ini


(39)

19

definisi istilah dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Strategi curiosity based learning(CBL) adalah perancangan pembelajaran dari berbagai aspek pembentukan sistem instruksional yang mengarah pada pengaktifan rasa ingin tahu (curiosity) peserta didik untuk mencari dan menemukan fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan melalui tahap observasi, investigasi, aquire (pencarian informasi) dari berbagai sumber, kemudian hasil penemuan, pencarian, dan penyelidikan tersebut ditampilkan secara lisan dan atau tulisan (komunikasi yang baik) sesuai pendekatan yang dipilih, dan mereview/memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman atau guru. Tahapan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer adalah sebagai berikut.

a. Tahap observasi, mengamati berbagai peristiwa/benda yang disajikan guru dan menulis hasil pengamatan Tujuan: menumbuhkan kesadaran peserta didik bahwa mereka mempunyai rasa ingin tahu/curiosity.

b. Tahap investigasi, melakukan penyelidikan terhadap hasil pengamatan teman. Tujuan: mengembangkan cara berpikir bahwa melalui mengamati hal yang sama bisa timbul berbagai sudut pandang yang berbeda.

c. Tahap menemukan (acquire) informasi dari sumber lain untuk melengkapi informasi yang diperoleh pada tahap observasi melalui media pandang dengar, misalnya internet untuk menulis teks yang lebih dalam, lengkap dan menarik. Tujuan: Memperluas jangkauan pengetahuan peserta didik dengan mengeksplor sumber pengetahuan yang lain.


(40)

20

d. Tahap kategorisasi dan visualisasi pengetahuan melalui berbagai pendekatan sesuai minat dan kemampuan peserta didik. Tujuan: mengembangkan teks dengan berbagai pendekatan yang diminati.

e. Tahap komunikasi verbal dan visual di depan teman, menampilkan teks yang ditulis di depan teman-teman untuk dikomentari. Tujuan: memberikan pengalaman kepada peserta didik berbicara di depan umum mengkomunikasikan hasil tulisannya dan mempertanggungjawabkan isi tulisannya.

f. Tahap review, peserta didik memeriksa hasil tulisan dan memperbaikinya. Tujuan: memperoleh tulisan yang baik sesuai perbaikan dan komentar dari teman atau guru.

2. Kemampuan menulis menurut Syihabuddin (2008: 254) adalah salah satu keterampilan berbahasa yang terpadu atau integratif yang ditujukan untuk menghasilkan suatu tulisan. Kemampuan yang harus diperhatikan dalam membuat karangan , yaitu:

a. penguasaan bahasa tertulis yang berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur, ejaan, dan pragmatik;

Penggunaan bahasa tulis dalam menulis teks ilmiah populer pada dasarnya sama dengan bentuk tulisan lainnya, ketepatan ejaan, struktur, ejaan menjadi syarat sebuah tulisan layak dimuat. Adapun dari sisi pragmatik, sebuah wacana/teks harus memiliki kesatuan ide, kelengkapan/kejelasan, koherensi, urutan pikiran.


(41)

21

b. penguasaan isi tulisan sesuai dengan topik yang akan ditulis;

Adapun kemampuan menulis dengan baik menurut Stephen Wade (2007: 3) harus memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu:

a. keterampilan penelitian yang baik, keterampilan ini meliputi kemampuan mengkonfirmasi atau mencari tahu pengetahuan/informasi secara rinci kepada teks/referensi atau ahli,

b. keseimbangan hiburan dan fakta, ini keterampilan langka, penulis harus pandai mengutip fakta dengan baik, untuk memberikan ruang bagi pembaca menyerap fakta tersebut selingi tulisan dengan anekdot yang menarik atau contoh dari kehidupan nyata, dan mampu menempatkan suspen/ketegangan kepada pembaca dengan baik.

c. „angel‟ yang ramah untuk dibaca.

3. Teks ilmiah populer, pada dasarnya jenis tulisan ini merupakan teks yang berisi informasi ilmu pengetahuan yang dikemas secara populer, informatif, ringan, dan menghibur.

Kedua pendapat ahli tentang kemampuan menulis tersebut peneliti gabungkan sehingga menjadi seperti berikut : “kemampuan menulis meliputi keterampilan penguasaan bahasa tulis (struktur, kosa kata, dan ejaan), penguasaan ini sesuai dengan topik, dan penguasaan penelitian (mengonfirmasi/ mencari tahu informasi/pengetahuan secara rinci dari referensi atau ahli.


(42)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah quasi experimental designs (eksperimen semu). Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sugiyono, 2012:77). Desain yang dipilih peneliti adalah the matching-only pretest-posttest control group design. Pada desain ini sampel kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak ditentukan secara random. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttescontrol group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012:79).

Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian kuantitatif yang menguji seberapa efektif penerapan variabel bebas dalam variabel terikat.Varibel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan strategi curiosity based learning (CBL), sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks ilmiah populer. Hubungan antara dua varibel penelitian ini adalah sebagai berikut.


(43)

65

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experimental. Desain yang akan digunakan oleh peneliti berupa desain the matching-only pretest-posttest control group. Sampel pada desain ini tidak melalui random. Menurut Frenkel, the M in this design means that the subjects in each group have been matched (on certain variables) but not randomly assigned to the groups (Fraenkel,2007:275). Arti M pada desain ini berarti subjek setiap grup ditentukan (pada variabel tertentu) dan tidak dilakukan random grup. Berikut gambaran penelitian desain the matching-only pretest-posttest control group.

Treatment group M O X O Control group M O C O

Bagan 3.2

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 275)

Dalam desain, kedua kelompok/grup diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus/treament berupa pembelajaran dengan strategi curiosity based learning (CBL) kemudian diberi posttest, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan.

Strategi Curiosity Based Learning (CBL)

Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer

Hubungan Asosiatif/Sebab Akibat


(44)

66

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada desain penelitian seperti bagan di atas akan terdapat dua kali analisis. Analisis pertama adalah menguji kemampuan awal menulis teks ilmiah populer antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan tidak terdapat perbedaan kemampuan awal menulis teks ilmiah populer kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Analisis kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis

penelitian ini adalah “Penerapan strategi curiosity based learning efektif meningkatan kemampuan menulis teks ilmiah populer”. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test untuk sampel independen atau Mann Whitney U Test jika data tidak berdistribusi normal. Yang diuji adalah hasil tes (pascates) kemampuan menulis teks ilmiah populer kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika terdapat perbedaan kemampuan antara kedua kelompok tersebut, di mana kemampuan kelas eksperimen lebih besar daripada kemampuan kelas kontrol maka penerapan strategi CBL efektif, dan jika sebaliknyamaka penerapan CBL tidak efektif.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini dengan tujuan mengujicobakan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Jika hasil penerapan strategi CBL ini efektif meningkatkan kemampuan menulis maka direkomendasi digunakan dalam pembelajaran menulis.


(45)

67

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Prosedur Penelitian

Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah menemukan masalah, baik masalah yang dialami peneliti sendiri atau guru lain pada umumnya. Masalah-masalah yang ada kemudian dipilih mana yang paling menarik minat peneliti dan kebermanfaatan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, utamanya di bidang yang peneliti geluti selama ini sebagai pendidik. Oleh karena itu, fokus utama penelitian ini berkisar pada perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran.

Langkah kedua yang peneliti lakukan adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan berguna untuk mengetahui lebih jauh tentang permasalahan yang akan diteliti. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan berupa kajian teori/pustaka untuk mengungkap kemungkinan masalah yang diteliti sudah diteliti oleh peneliti lain dan mengungkap hasil penelitian tersebut. Studi pustaka ini juga dapat menguatkan masalah yang akan diteliti dan menemukan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pendahuluan ke sekolah untuk menelaah hal-hal yang tidak peneliti temukan ketika kajian pustaka.

Muatan proses pembelajaran adalah kurikulum. Kurikulum inilah yang menjadi objek kajian peneliti selanjutnya. Kajian dilakukan dengan menelaah kompotensi inti dan kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas VII sekolah menengah pertama. Secara kebetulan proses kajian kurikulum ini bertepatan dengan digulirkannya pergantian Kurikulum 2006 (KTSP) dengan Kurikulum


(46)

68

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013 yang berbasis genre teks. Dari hasil kajian terhadap Kurikulum 2013 ini diperoleh materi pokok yang relevan dengan masalah yang peneliti temukan, yaitu menulis teks ilmiah populer. Selanjutnya, peneliti menelaah indikator pencapaian hasil belajar menulis teks ilmiah populer dihubungkan dengan penilaian keterampilan menulis menurut teori yang relevan.

Dengan memformulasikan masalah yang ditemukan, yaitu rendahnya keterampilan menulis teks ilmiah populer, strategi yang digunakan guru selama ini, strategi yang diasumsikan dapat memperbaiki hasil belajar menulis, dan berbagai media yang dapat dimanfaatkan untuk mensaranai pembelajaran yang sesuai maka dirumuskanlah suatu rancangan pembelajaran menulis teks ilmiah populer melalui penerapan strategi curiosity based learning (CBL).

Langkah ketiga, peneliti menyusun instrumen tes dan nontes yang akan digunakan dalam pelaksanan penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian ditimbang oleh ahli. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel baik secara konten maunpun konstruk. Uji instrumen dilakukan dengan timbangan ahli dan uji statistik validitas dan reliabilitas.

Langkah keempat pelaksanaan proses pembelajaran yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut.

1) Peneliti melakukan prates, baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Prates dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal menulis teks


(47)

69

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmiah populer kelas eksperimen dan kelas kontrol. Alat tes yang digunakan adalah perintah menulis teks ilmiah populer.

2) Peneliti melaksanakan pembelajaran menulis teks ilmiah populer dengan menggunakan strategi curiosity based learning (CBL) pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran yang selama ini digunakan guru/ strategi terlangsung. Selama kegiatan berlangsung peneliti melakukan observasi yang cermat menggunakan pedoman observasi pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, memberikan angket kepada peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik tentang pembelajaran tersebut, dan mengadakan wawancara dengan guru model tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan strategi pembelajaran sebelumnya.

3) Peneliti melakukan pascates terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil kemampuan menulis teks ilmiah populer pascatindakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah analisis hasil belajar dan hasil tindakan penerapan curiosity based learning (CBL) dengan langkah kegiatan seperti berikut.

1) Menganalisis hasil belajar menulis teks ilmiah populer peserta didik dari segi isi, struktur, pilihan kata, bahasa, dan ejaan yang digunakan dengan


(48)

70

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan lembar pedoman penilaian menulis teks ilmiah populer untuk memperoleh data kuantitatif.

2) Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan angket untuk memperoleh gambaran tentang kualitas pembelajaran yang diterapkan untuk memperoleh data kualitatif. Selanjutnya, data hasil angket dan observasi dipersentase.

3) Menguji secara statistik data kuantitatif hasil penelitian.

4) Menyimpulkan hasil penelitian dan membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian tersebut.

Berikut prosedur penelitian yang peneliti lakukan dari awal sampai selesai (penulisan laporan penelitian).

Studi Pendahuluan

Kajian Kurikulum Kajian Teori

Kuriositas/ Curiosity Based Learning Perumusan Masalah

Penyusunan Rancangan Penerapan Strategi Curiosity Based Learning)

Penyusunan Instrumen Tes dan Uji Validitas dan Reliabilitas Tes

Prates Kelas Kontrol Prates Kelas eksperimen

Pembelajaran menulis teks ilmiah populer dengan menggunakan

strategi terlangsung

Pembelajaran menulis teks ilmiah populer melalui strategi

(Curiosity Based Learning)

Pascates Kelas Kontrol Pascates Kelas Eksperimen

Analisis Data Hasil Pelaksanaan Tindakan


(49)

71

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.3

Prosedur Penelitian Pembelajaran Menulis Teks ilmiah populer Melalui Penerapan Strategi Curiosity Based Learning (CBL)

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu tes tertulis membuat teks ilmiah populer dan nontes (wawancara, angket, dan observasi). Dengan alat tes tersebut akan diperoleh data yang lengkap tentang efektivitas penerapan curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah sebagai berikut.

1) Observasi

Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas untuk melihat profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Observasi dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman yang telah disusun sebelumnya. Dalam melakukan pencatatan peneliti membatasi pada hal-hal yang sudah tertera dalam pedoman. Adapun hal-hal-hal-hal yang terjadi di


(50)

72

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luar kerangka kerja tidak dicatat. Observasi dilakukan terhadap guru dan peserta didik selama proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer 2) Wawancara digunakan untuk mengetahui kendala dan kebutuhan yang

dihadapi peserta didik dan guru serta kebutuhan peserta didik dan guru dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Wawancara dilakukan kepada guru secara terstruktur.

3) Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar menulis teks ilmiah populer yaitu:

a. tes awal, tes yang diberikan sebelum proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer dilaksanakan, dilakukan kepada dua kelompok sampel.

b. tes akhir, diberikan setelah pembelajaran menulis teks ilmiah populer diberikan, pada kelompok eksperimen dilakukan perlakuan dengan strategi curiosity based learning(CBL) dan kepada kelompok kontrol. 4) Angket

Angket merupakan serangkaian daftar pertanyaan tertulis yang diajukan kepada peserta didik mengenai masalah-masalah tertentu untuk mendapat tanggapan dari peserta didik (Nurgiyantoro, 2009: 54). Angket diberikan untuk mengetahui respon siswa setelah diberi perlakuan dengan penerapan curiosity based learning.


(51)

73

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data agar hasil penelitian dapat dideskripsikan secara objektif, jelas, dan memudahkan peneliti untuk mengolahnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Instrumen tes

Instrumen tes dikembangkan dengan melakukan kajian terhadap indikator keterampilan menulis teks ilmiah populer sesuai dengan yang disyaratkan standar isi dan kriteria kemampuan menulis menurut teori tertentu, menyusun kisi-kisi, dan membuat soal tes.

Untuk mengukur kemampuan menulis teks ilmiah populer. Fokus penilaian berdasarkan aspek isi, struktur teks ilmiah populer, organisasi tulisan teks ilmiah populer, bahasa teks ilmiah populer, kreativitas isi, ejaan dan tanda baca.

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Menulis Teks ilmiah populer Berdasarkan Strategi

Curiosity Based Learning (CBL)

No. Aspek yang Dinilai Nilai Bobot Skor

1 2 3 4

1 2 3 4 5

1 Isi

a. Empat jika isi padat informasi, pengembangan

tuntas, relevan dengan tema, nilai

penting/kebermaknaan.

b. Tiga jika informasi cukup, pengembangan terbatas, relevan dengan tema tetapi kurang lengkap, dan penting.

c. Dua jika informasi terbatas, pengembangan kurang tuntas, kurang relevan dengan tema, dan kurang penting.

d. Satu jika tak berisi, pengembangan tidak tuntas, tidak relevan dengan tema, tidak penting.


(52)

74

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Aspek yang Dinilai Nilai Bobot Skor

1 2 3 4

2. Bahasa

a. Empat jika tatabahasa benar, sangat sedikit kesalahan penggunaan, kalimat tidak ambigu, penyusunan kalimat efektif, dan pilihan kata tepat.

b. Tiga jika penggunaan dan penyusunan kalimat benar,

kalimat tidak ambigu, sedikit kesalahan tatabahasa dengan tanpa mengaburkan makna, penyusunan kalimat efektif dengan satu dua kesalahan, pilihan kata hanya satu dua ketidaktepatan pilihan kata.

c. Dua jika kesulitan dalam penggunaan dan

penyusunan kalimat, beberapa kalimat ambigu, kesalahan tatabahasa yang mengaburkan makna, beberapa kalimat kurang efektif, dan pilihan kata ada lebih dari 3 ketidaktepatan pilihan kata.

d. Satu jika tidak menguasai penggunaan dan

penyusunan kalimat, kalimat ambigu, tidak komunikatif dan tidak cukup untuk dinilai.

5

3. Organisasi

a. Empat jika organisasi tulisan sangat teratur, gagasan sangat jelas , gagasan kaya, urutan gagasan logis, kohesi tinggi.

b. Tiga jika. organisasi tulisan teratur, gagasan cukup jelas, gagasan ada, urutan gagasan logis, kohesi cukup

c. Dua jika organisasi tulisan kurang teratur,

gagasankurang jelas, gagasan kurang kaya, urutan kurang logis, kohesi kurang tinggi.

d. Satu jika organisasi tulisan tidak teratur, gagasan tidak jelas, miskin gagasan, urutan tidak logis, kohesi tidak tinggi.

5

4. Kreativitas tulisan

a. Empat jika isi sangat unik, ada nilai kebaruan, pendekatan pengembangan tulisan sangat tepat, dan pembahasan sangat mendalam.

b. Tiga jika isi unik, ada nilai kebaruan, pendekatan pengembangan tepat, dan pembahasan mendalam. c. Dua jika isi biasa, isi kurang nilai kebaruan,

pendekatan pengembangan kurang tepat, dan pembahasan kurang mendalam.

d. Satu jika isi tidak unik, tidak ada nilai kebaruan, pendekatan pengembangan tidak tepat, dan pembahasan tidak mendalam.

5

5. Ejaan

a. Empat jika sangat menguasai kaidah penulisan kata, ejaan, dan tanda baca.

b. Tiga jika menguasai kaidah penulisan kata, ejaan, dan tanda baca dengan sedikit menggunakan kesalahan.

c. Dua jika kurang menguasai kaidah penulisan kata, ejaan, dan tanda baca dengan banyak kesalahan. d. Satu jika tidak menguasai kaidah penulisan kata


(53)

75

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Aspek yang Dinilai Nilai Bobot Skor

1 2 3 4 ejaan, dan tanda baca, tulisan sulit dibaca, tidak

cukup untuk dinilai.

6. Unsur teks ilmiah populer

a. Empat, jika judul sangat menarik, isi sangat penting, dan terdiri atas 3 atau lebih paragraf, dan tema tulisan unik, sangat mudah dipahami.

b. Tiga jika judulmenarik, isi penting, terdiri atas 3 paragraf, pilihan tema cukup unik, bisa dipahami. c. Dua jika judulkurang menarik, isi kurang penting,

dan kurang dari 3 paragraf, dan pilihan tema kurang unik, kurang bisa dipahami.

d. Satu jika judul tidak menarik, tidakpenting, kurang dari 2 paragraf, dan tema tidak menarik, tidak bisa dipahami.

5

Jumlah 30

(dikembangkan dari Nurgiyantoro, dengan penyesuaian, 2009: 307-308)

Penskoran dilakukan dengan mengalikan nilai yang diperoleh dengan bobot masing-masing aspek. Berdasarkan hasil analisis hasil penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian tersebut, maka disusunlah penskoran nilai siswa tersebut sebagai berikut.

A = sangat baik, apabila skor yang diperoleh 86 – 100 B = baik, apabila skor yang diperoleh 76 – 85

C = sedang, apabila skor yang diperoleh 66 – 75 D = kurang, apabila skor yang diperoleh 56 – 65

E = kurang sekali, apabila skor yang diperoleh kurang dari 56 2) Pedoman observasi

Pedoman observasi ini ada dua yaitu pedoman obeservasi untuk guru dan siswa selama berlangsungnya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri. Diharapkan data yang terkumpul lengkap. Lembar pedoman observasi untuk guru dan siswa sebagai berikut.


(1)

316

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

faktual, konseptual, maupun prosedural yang ada dan terjadi di sekitarnya. Peserta didik pada strategi ini didorong untuk mau tahu dan mencari tahu segala hal. Oleh karena itu, pelaksanaan strategi ini harus dibarengi/dilengkapi dengan ketersediaan sarana dan prasarana belajar yang memadai. Peserta didik mencari jawaban atas hal yang ingin diketahuinya melalui berbagai sumber, baik pustaka (buku, majalah, koran) maupun elektronik (akses internet). Kelengkapan sarana prasarana belajar ini bersinergi dan melengkapi langkah pembelajaran strategi curiosity based learning. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran ini dapat menjadi kendala bagi proses pelaksanaan secara optimal.

5. Penerapan strategi curiosity based learning efektif meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer. Peningkatan kemampuan menulis peserta didik berubah secara signifikan. Hal ini menjadi bukti bahwa strategi curiosity based

learning merupakan strategi yang sesuai untuk membangun konteks pada

skemata pengetahuan peserta didik.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat disampaikan saran penelitian sebagai berikut.

1. Strategi pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang penting. Bersama-sama dengan media pembelajaran, strategi menjadi jalan dan alat dalam proses menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan


(2)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang telah ditetapkan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat menjadi hal yang sangat penting agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan agar pendidik terus menggali dan mempelajari strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman agar dapat melayani kebutuhan peserta didik. Strategi belajar yang tepat akan sangat membantu pelaksanaan proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran . Strategi curiosity based learning dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis. Dalam Kurikulum 2013 strategi ini sangat dianjurkan dalam standar proses pembelajarannya.

2. Strategi pembelajaran ini relatif masih asing dibandingkan dengan model serupa seperti inkuiri/discovery. Sumber pustaka tentang strategi curiosity

based learning (CBL) itu perlu dikaji lebih dalam lagi oleh para pakar yang

kompeten sehingga strategi ini bisa tersosialisasikan dan dikembangkan lebih lanjut.

3. Strategi curiosity based learning (CBL) dalam pelaksanaannya perlu dukungan sarana dan prasarana yang baik, terutama ketersediaan sumber pustaka, akses internet, dan sumber-sumber ilmu yang lain. Jika sarana dan prasarana ini kurang memadai maka proses pemerolehan informasi (faktual, konseptual, dan prosedural) akan terhambat. Oleh karena itu, sekolah atau lembaga terkait yang berwenang dalam menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran agar memperhatikan hal tersebut. Kurikulum 2013 yang


(3)

318

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berprinsip pada pembelajaran multisumber dan menerapkan pembelajaran berbasis penemuan/projek harus didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana belajar dan pembelajaran yang memadai agar peserta didik tidak kesulitan mencari jawaban atas apa yang ingin diketahuinya.

4. Belajar dalam strategi curiosity based learning berlandaskan pada prinsip

belajar dengan multisumber. Berbagai sumber belajar itu harus tersedia dalam lingkungan sekolah/masyarakat dengan aman dan layak agar peserta didik dan pendidik mudah mengaksesnya. Strategi ini menuntut pendidik menjadi pembelajar dan edupreneur yang handal.

5. Strategi curiosity based learning berdasarkan hasil penelitian ini efektif

meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Berdasarkan hal tersebut diharapkan strategi CBL menjadi strategi belajar yang dikuasai oleh pendidik selain strategi pembelajaran berbasis projek lainnya.


(4)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

319

DAFTAR PUSTAKA

A.R.,Syamsudin. (2011). Dari ide, bacaan, simakan, menuju menulis efektif,

teori, teknik, redaksi. Bandung: Geger Sunten.

Alwasilah, A. Ch dan Alwasilah, S. (2007). Pokoknya menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arends, R. I. (2008). Learning to teach, belajar untuk mengajar, ed.7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik. Jakarta Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogjakarta: PustakaPelajar. Danim, S. (2011). Perkembangan peserta didik. Bandung: Alfabeta.

DePorter, B, at all. (2004). Quantum teaching, mempraktikkan quantum learning

di ruang-ruang kelas. Bandung: Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka.

Djamarah, Sy. B. dan Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Emilia, E. (2011). Pendekatan genre based dalam pengajaran bahasa inggris:

petunjuk untuk guru. Bandung: Rizqi Press.

Fraenkel, J. R., at all. (2011). How to design and evaluate research in education. Mc Graw Hill.

Gintings, A. .(2010). Esensi praktis, belajar dan pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Hidayat, K. .(2001). Perencanaan pengajaran bahasa indonesia. Bandung: Trimitra Mandiri.

Ilahi, M.T. (2012). Pembelajaran discovery strategi dan mental vocational skill. Jogjakarta: Diva Press.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(5)

320

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, B., at all. (2009). Models of teaching, model-model pengajaran, Ed.8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Leo, S. (2010). Kiat jitu menulis dan menerbitkan buku. Jakarta: Erlangga. Nurudin. (2012). Dasar-dasar penulisan. Malang: UMM Press.

Nurgiyantoro, B. (2009). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra, edisi

ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Nofiyanti. (2011). Peningkatan kemampuan menulis karangan narasi melalui

metode pengelompokan ide berbasis media gambar fotografi, tesis.

Bandung: UPI.

Mondry. (2008). Pemahaman teori dan praktik jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roestiyah. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rumita. (2007). Penerapan model kreatif pemecahan masalah dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi, tesis. Bandung: UPI.

Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan problem based learning itu

perlu. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Sagala, S. (2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Semi, M. A. .(2007). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Slavin, R. E. (2011). Psikologi pendidikan, teori dan praktik, ed.2. Jakarta:

Indeks.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharjono, B. (2012). Sukses menjadi penulis. Depok: Oncor Semesta Ilmu. Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka


(6)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susetyo, B. (2012). Statstika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Supadiyanto. (2012). Berburu honor dengan artikel. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Syihabuddin. (2008). Evaluasi pengajaran bahasa indonesia. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis, sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trihendradi, C. (2005). Step by step spss analisis data statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wade, S. (2007). Creative writing, a straightforward guide. Brighton BN2 4EG: Straightforward Publishing.

Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran berbasis riset. Jakarta: Akademia Permata.

Zainurrahman. (2011). Menulis, dari teori hingga praktik, penawar racun

plagiarisme. Bandung: Alfabeta.

Bussakorn Binson, Ph.D., associate professor, Departemen Musik, Fakultas Seni Rupadan Terapan, Universitas Chulalongkorn. Penelitian bidang: etnomusikologi, pendidikan, terapi musik. curiosity-based learning (CBL) Program. Bangkok 10330, Thailand), diunduh 24 Januari 2013, Pukul 21.00 WIB. http://issuu.com/gfbertini/docs/curiosity-based_learning_-_presentation

serc.carleton.edu/integrate/workshops/methods2012/essays/hidalgo.htmlCuriosity based learning and self-education, diunduh 25 Januari 2013

en.wikipedia.org/wiki/file:edgar_dale’s_cone of learning.gif, diunduh 8 April 2013

https://www.google.com/search?q=Hirarki+Kebutuhan+maslow&newwindow. , diunduh 20 September 2013


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BERASTAGI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 20

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLOK PANRIBUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SIBORONGBORONG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

1 4 13

PENERAPAN MODEL TERPADU BENTUK JARING LABA-LABA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DI KELAS VII SMP NEGERI 15 BANDUNG.

0 4 46

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KALASAN.

0 0 150

KEEFEKTIFAN STRATEGI DOUBLE-ENTRY JOURNALS (DEJ) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 2 192

KEEFEKTIFAN STRATEGI EPISODIC MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 MAGELANG.

1 6 227

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Bandung - repository UPI

0 0 20

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 13