PROFIL DAN TANGGAPAN WISATAWAN KAWASAN WISATA BELANJA CIBADUYUT DI BANDUNG.

(1)

[Type text]

No Skripsi : 1994/UN.40.2.5.1/PL/2014

PROFIL DAN TANGGAPAN WISATAWAN KAWASAN

WISATA BELANJA

CIBADUYUT DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh :

YUKE FIRMANSYAH F NIM: 0606926

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

[Type text]

PROFIL DAN TANGGAPAN WISATAWAN

KAWASAN WISATA BELANJA

CIBADUYUT DI BANDUNG

Oleh

Yuke Firmansyah F

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yuke Firmansyah F 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

[Type text]

“PROFIL DAN TANGGAPAN WISATAWAN KAWASAN WISATA

BELANJA CIBADUYUT DI BANDUNG”

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Prof. Dr. Darsiharjo M,S NIP. 196209211986031005

Pembimbing II

Erry Sukriah SE, M.SE NIP.197912152008122002

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, S. P., M. Si. NIP. 197410182008122001

Hari, Tanggal : Rabu, 29 Januari 2014 Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d selesai Tempat : Ruang Sidang Gedung FPIPS


(4)

[Type text]

PanitiaUjianSidangterdiridari :

Ketua :Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si. Sekretaris :FitriRahmafitria, SP., M.Si. Anggota : Dr. EllyMalihah, M.Si.

Dr. H. AcengKosasih, M.Ag. Suharto, S,Pd., M.A.P Ahmad Hidayat

Penguji : Prof. Dr. WanjatKastolani, M,Pd. NIP : 19620512 200812 2 002 Fitri Rahmafitria, S. P., M. Si. NIP. 197410182008122001 ErrySukriah, SE., M.SE. NIP : 19791215 200812 2 002


(5)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

PROFIL DAN TANGGAPAN WISATAWAN KAWASAN WISATA BELANJA CIBADUYUT DI BANDUNG

YUKE FIRMANSYAH F 0606926

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil wisatawan di kawasan wisata belanja Cibaduyut, serta menganalisis tanggapanwisatawan terhadap kawasan wisata belanja Cibaduyut.Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar tentang profil wisatawan yang datang ke kawasan ini serta kurang bervariasinya atraksi yang disuguhkan, lama kelamaan akan dapat membuat wisatawan jenuh untuk berlama-lama tinggal di dalam kawasan wisata ini dan mungkin dapat menghilangkan kontinuitas kunjungan wisatawan. Objek dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata belanja Cibaduyut (periode juli 2013). Total sampel dari penelitian ini berjumlah 25 responden. Analisis yang dipakai adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat kuesioner dengan hasil statistik sederhana untuk melihat bagaimana profil wisatawan di Cibaduyut. Profil dapat diidentifikasi dari wisatawan yang datang ke Cibaduyut sebagian besar dari luar Kota Bandung, dengan usia 5-25 tahun dan mayoritas wanita dengan rata- rata pendidikan ahir SMA/sederajat. Juga tanggapan wisatawan yang dapat diidentifikasi dari tanggapan mereka terhapat pertanyaan pada kuesioner yang diantaranya adalah tanggapan terhadap aksesibilitas yang cukup baik yang didukung oleh letaknya yang cukup strategis, degan intensitas kunjungan yang cukup baik, karena kualitas produk yang cukup memuaskan, namum kurang dalam hal kebersihan wilayahnya.

Kata kunci : Profil wisatawan , aspek geografis dan demografis, tanggapan wisatawan


(6)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

TOURIST PROFILE AND RESPONSE OF CIBADUYUT SHOPPING TOUR AREAS IN BANDUNG

YUKE FIRMANSYAH F 0606926

The purpose of this study is to identify tourist profil shoping area’s in Cibaduyut, also to analyze tourist response to it place.Lack of knowledge of the community about the profile of tourists coming to this region as well as the lack of varied interests that are served , over time will be able to make a saturated travelers to linger stay in this tourist area and may be able to eliminate the continuity of tourist arrivals. The object of the research is the tourists who visit the area shopping Cibaduyut ( period of July 2013). The total sample of this study amounted to 25 respondents. The analysis used is quantitative descriptive analysis by using a simple questionnaire with statistical results to see how the tourist profile in Cibaduyut. Profiles can be identified from the tourists who come to Cibaduyut mostly from outside the city of Bandung, with 5-25 years of age and the majority of women with an average high school/equivalent. Traveler responses can also be identified from their responses on the questionnaire questions such is the response to the good accessibility is supported by a strategic location, intensity degan visit pretty good, because the quality of the products are quite satisfactory, but yet lacking in terms of cleanliness territory.

Keywords : tourist profile, geographical and demographic aspects, tourist rensponse


(7)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Pengertian Pariwisata ... 13

B. Pengertian Wisatawan ... 14

C. Profil Wisatawan ... 15

1.Geografis ... 15

2.Demografis ... 16

3.Psikografis ... 16

D. Jenis jenis Wisata ... 17

E. Wisata Belanja ... 21

F. Kerangka Pemikiran... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Lokasi Penelitian ... 23

B. Metode Penelitian ... 23


(8)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Populasi ... 25

2 Sampel Penelitian ... 26

2.1 Teknik sampling. ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 26

E. Variabel Penelitian... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Kuesioner ... 29

3.Studi Dokumentasi ... 31

a .Alat Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH ... 33

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 33

B. Jenis – Jenis Produk Yang Dijual ... 37

C. Aksesibilitas ... 38

D. Hasil Dan Pembahasan ... 38

1. Gambaran Profil Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Di Bandung ... 39

a. Profil Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal ... 39

b. Profil Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

c. Profil Wisatawan Berdasarkan Usia ... 40

d. Profil Wisatawan Berdasarkan Mata Pencaharian ... 42

e. Profil Wisatawan Berdasarkan Pendidikan ... 43

f. Profil Wisatawan Berdasarkan Tujuan ... 44

2. Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Industri Belanja Cibaduyut ... 45

a. Tanggapan Wisatawan Terhadap Aksesibilitas ... 45

b. Tanggapan Wisatawan Terhadap Intensitas Kunjungan ... 46

c. Tanggapan Wisatawan Terhadap Produk ... 47


(9)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 52 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah pekerja sentra industri Cibaduyut ... 6

Tabel 1.2 Jumlah Produsen Cibaduyut... 7

Tabel 3.1 Profil Wisatawan ... 28

Tabel 3.2 Jumlah Item Pertanyaan Kuesioner... 31

Tabel 3.5 Kategori Persentase ... 32

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Dayeuh Kolot ... 36

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Bojong Loa ... 36

Tabel 4.3 Usia Dan Jumlah Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.4 Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal ... 39

Tabel 4.5 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.6 Wisatawan Berdasarkan Usia... 41

Tabel 4.7 Wisatawan Berdasarkan Mata Pencaharian ... 42

Tabel 4.8 Wisatawan Berdasarkan Pendidikan ... 43

Tabel 4.9 Tanggapan Wisatawan Berdasarkan Tujuan ... 44

Tabel 4.10 Tanggapan Wisatawan Terhadap Sarana Transportasi ... 45

Tabel 4.11 Tanggapan Wisatawan Terhadap Strategis ... 46

Tabel 4.12 Tanggapan Wisatawan Terhadap Frekuensi Kunjungan ... 47

Tabel 4.13 Tanggapan Wisatawan Terhadap Kelengkapan Fasilitas ... 48

Tabel 4.14 Tanggapan Wisatawan Terhadap Kualitas Produk ... 48


(11)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Gambar

Gambar 1 Grafik Perubahan Jumlah Produsen ... 7

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ... 22

Gambar 4.1 Denah Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut... 35

Gambar 4.5 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Gambar 4.6 Wisatawan Berdasarkan Usia ... 41

Gambar 4.7 Wisatawan Berdasarkan Mata Pencaharian ... 42


(12)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sektor pariwisata semakin lama semakin berkembang dan pariwisata merupakan sektor penghasil devisa terbesar selain sektor migas. Keanekaragaman budaya Indonesia dan kekayaan alamnya yang berlimpah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Kegiatan wisata tidak hanya pergi ketempat-tempat yang memiliki pemandangan yang indah saja akan tetapi masih ada kegiatan wisata lainnya seperti wisata kuliner dan wisata belanja. Bandung termasuk salah satu kota yang menyuguhkan kegiatan wisata kuliner dan wisata belanja.

Dengan adanya kegiatan wisata ini maka akan menimbulkan dampak terhadap masyarakat sekitar. Adapun dampak positif dari adanya kegiatan wisata bagi masyarakat sekitar yakni meningkatnya taraf perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu adapula dampak negatif yang timbul akibat adanya kegiatan wisata yaitu timbulnya kesenjangan sosial dan rusaknya lingkungan sekitar. Jika tidak dikelola dengan baik maka akan timbul dampak negatif lainnya baik bagi masyarakat sekitar maupun lingkungannya.

Indonesia sebagai negara berkembang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala sektor guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Meningkatnya peluang di dunia usaha maka menimbulkan persaingan antar perusahaan satu sama lain. Hal ini dilakukan agar lebih banyak wisatawan yang datang dan tertarik untuk melakukan kegiatan wisata. Salah satu contohnya adalah kawasan sentra industri sepatu Cibaduyut yang meliputi wilayah Kabupaten Bandung dan wilayah Kota Bandung tepatnya Kecamatan Dayeuh Kolot dan Kecamatan Bojong Loa Kidul yang telah dikenal oleh banyak orang termasuk wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung ke Kota Bandung. Ingat nama


(13)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cibaduyut maka orang-orang selalu mengidentikkanya dengan sentra industri sepatu dan tidak sedikit pula yang menganggap bahwa produk sepatu yang beredar di Indonesia berasal dari Cibaduyut. Oleh karena itu, Cibaduyut telah membantu mengukuhkan Kota Bandung sebagai Kota wisata dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Tidak heran MURI (Museum Record Indonesia) memberikan penghargaan kepada kawasan industri sepatu Cibaduyut sebagai kawasan terpanjang khusus sentra industri sepatu. Hal ini tidak berlebihan karena sepanjang jalan Cibaduyut berjajar toko-toko maupun industri penghasil sepatu. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar menggantungkan hidupnya di industri alas kaki ini.

Kawasan Cibaduyut, Kec. Bojongloa Kidul merupakan kawasan industri sepatu yang cukup potensial untuk menambah daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Keberadaan kawasan sentra sepatu ini tentu saja menjadi kebanggaan warga Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung karena kawasan ini merupakan satu-satunya sentra perajin sepatu di Kota Bandung. Disana pengunjung dapat membeli beraneka ragam sandal dan sepatu yang harganya jauh lebih murah dari tempat-tempat lain. Semakin lama kawasan Cibaduyut semakin mengembangkan produk yang dijual. Produk-produk lainnya yang kini dijual diantaranya adalah dompet, tas, topi, jaket, dan ikat pinggang yang diproduksi dan dijual di kawasan sentra sepatu Cibaduyut ini. Tentu saja dengan harga yang terjangkau pula. Meskipun harganya tergolong murah, namun kualitas sepatu Cibaduyut tidak kalah dengan produk luar negeri.

Terdapat 828 unit usaha sepatu yang tersebardi kawasan sentra industri sepatu Cibaduyut. Sedangkan jumlah toko yang ada di kawasan Cibaduyut sebanyak 165 unit. Hal ini menandakan bahwa hasil dari pengrajin sepatu di sentra industri pariwisata Cibaduyut sangat diminati oleh kalangan manapun yang tersebar di seluruh dunia. Dengan kualitas dan harga yang cukup terjangkau menjadikan produksi sepatu di Cibaduyut unggulan bagi Kota Bandung. Semakin lama


(14)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegar yang mengetahui dan menyukai produksi sepatu Cibaduyut pun semakin berkembang. Hal itu dapat diketahui dari jumlah produsen sepatu yang daari tahun ke tahun mengalami perubahan. Awalnya, sekitar tahun 1920, Industri Kecil Menengah (IKM) Sepatu Cibaduyut hanya dirintis oleh beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di Bandung. Tahun 1940, jumlah pengrajin sudah mencapai 89 orang. Dari tahun ke tahun para pengrajin terus bertambah. Seiring itu pula namanya kian populer di tengah masyarakat. Pada tahun 1950 saja jumlah pengrajin sudah mencapai 250 unit usaha. Cibaduyut pun menemukan masa jayanya di era 1990-an. Berdasarkan data dari Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut, jumlah unit usaha atau pengrajin memang mengalami penurunan. Tahun 2003 sebanyak 861 pengrajin, 2004 sebanyak 848 pengrajin, tahun 2005 sebanyak 845 pengrajin dan tahun 2006 hingga 2007 stabil di jumlah 828 pengrajin sepatu.

Namun Beberapa waktu lalu sentra sepatu dan sandal Cibaduyut pernah dikeluhkan mengalami kelesuan. Tidak adanya infrastruktur dan penataan kawasan yang mendukung Cibaduyut sebagai kawasan belanja dianggap sebagai salah satu penyebab melemahnya daya tarik Cibaduyut wisatawan pun merasa sudah tidak ada hal unik yang bisa mereka dapatkan di Cibaduyut sebagai daya tarik untuk memikat wisatawan datang dan melakukan kegiatan wisata disana. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan pun mulai terasa pada saat hadirnya factory outlet serta mal yang tidak hanya menjual sandang, juga sepatu, juga dianggap sebagai kompetitor baru. Warga Bandung asli justru lebih memilih membeli sepatu di mall-mall sedangkan yang datang ke Cibaduyut adalah orang-orang dari luar Kota Bandung.

Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar tentang profil wisatawan yang datang ke kawasan ini serta kurang bervariasinya atraksi yang disuguhkan, lama kelamaan akan dapat membuat wisatawan jenuh untuk berlama-lama tinggal di


(15)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kawasan wisata ini dan mungkin dapat menghilangkan kontinuitas kunjungan wisatawan. Menurut Hadinoto (1996:18) atraksi dan ciri-ciri destinasi adalah penting untuk keperluan sightseeing, rekreasi, berbelanja, hiburan dan bentuk-bentuk lain dari hiburan. Jelas, tidak hanya kuantitas atraksi, tetapi juga kualitas yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung.

Sentra Industri Cibaduyut mulai berdiri sejak tahun 1920an. Kawasan ini memproduksi barang kulit dan sepatu kulit. Kondisi saat ini sentra industri Cibaduyut tidak hanya sebatas sentra perdagangan saja tetapi berfungsi pula sebagai wisata belanja bahkan wisata pendidikan untuk penelitian dari berbagai kalangan jenjang pendidikan. Kawasan sentra industri sepatu Cibaduyut merupakankawasan industri yang potensial dalam menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kawasan ini menjadi kebanggaan warga kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung karena kawasan ini merupakan satu-satunya sentra industri sepatu di Kota Bandung. Sentra industri sepatu di kawasan Cibaduyut merupakan sentra kawasan industri dari lima kawasan industri yang ditetapkan pemerintah kota. Yakni Cigondewah sentra industri kain, Cihampelas sentra industri jins, Suci sentra industri kaos, dan Binongjati sentra industri rajutan.

Awalnya, sekitar tahun 1920, Industri Kecil Menengah (IKM) Sepatu Cibaduyut hanya dirintis oleh beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di Bandung. Pesanan demi pesanan terus bertambah seiring berkembangnya waktu sehingga produsen banyak merekrut pekerja dengan memberdayakan warga sekitar dalam proses produksi. Sehingga warga sekitar juga mendapatkan keuntungan dari adanya sentra industri ini karena banyak warga sekitar yang ikut terlibat dalam proses pembuatan sepatu. Akan tetapi semakin lama semakin berkurang jumlah pekerjanya karena banyak home industri yang gulung tikar dan beralih profesi untuk tetap bertahan hidup.


(16)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semenjak itu pula kawasan ini dijadikan sebagai salah satu kawasan wisata belanja bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Bandung.

Pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan, yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok organisasi, kebudayaan, dan sebagainya, yang merupakan objek kajian sosiologi. Namun demikian kajian sosiologi belum begitu lama dilakukan terhadap pariwisata, meskipun pariwisata sudah mempunyai sejarah yang sangat panjang. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa pariwisata pada awalnya lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi, dan tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat maupun daerah (negara). Sebagaimana halnya dengan pembangunan secara umum, ada beberapa hal yang menyebabkan aspek-aspek sosial-budaya atau aspek sosiologis kurang mendapat perhatian. Dengan mengikuti teori modernisasi klasik, pembangunan di dunia ketiga umunya memberikan penekanan pada aspek ekonomi. Paradigma dan program-program yang memfokuskan perhatian pada aspek ekonomi seringkali bertentangan dengan program-program dengan penekanan aspek sosial. Dalam konflik kepentingan ini, aspek sosial lebih sering dikalahkan. Masih dalam kaitan dengan fokus ekonomi, salah satu tujuan setiap program pembangunan adalah untuk mengejar produktivitas, dan dalam usaha ini manusia (tenaga kerja) dipandang sebagai „faktor produksi‟ yang mekanis, maka berbagai aspek sosial-budaya kurang mendapatkan perhatian.

Banyaknya dampak serius yang dialami oleh kawasan sentra industri Cibaduyut menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pekerja karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Persaingan dunia usaha yang semakin lama semakin berkembang mengakibatkan hasil produksi local kalah bersaing dengan produk impor sehingga banyak pengrajin yang mengurangi jumlah pekerjaannya derngan berbagai alasan seperti kurangnya pendapatan yang didapat oleh pengrajin lokal yang tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan


(17)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk para pekerjanya. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM yang dimulai pada tahun 2006 sebanyak 30 % menyebabkan biaya produksi semakin meningkat. Mahalnya bahan baku dan tenaga kerja serta sulitnya memperoleh modal menyebabkan para pengrajin sepatu tidak mampu melakukan ekspansi pasar untuk memanfaatkan peluang pasar. Menurut salah seorang pengrajin sepatu di Cibaduyut yaitu bapak H.A.A. Supriatna, mengatakan bahwa kenaikan harga BBM sebesar 30 % menyebabkan dirinya terpaksa harus mengurangi jumlah pekerjanya yang awalnya berjumlah 20 orang kini menjadi 9 orang. Jumlah pekerja di sentra industri Cibaduyut yang telah terjadi dari tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat dari data dibawah ini :

Table.1.1

Jumlah pekerja sentra industri Cibaduyut

Tahun Pekerja

(orang)

2008 6.045

2009 6.045

2010 2.851

2011 3.468

2012 2.719


(18)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari data diatas dapat diketahui bahwa tahun 2003 mengalami penurunan jumlah pekerja yang sangat drastis hingga hampir 50% dari tahun sebelumnya. Penurunan jumlah pekerja di kawasan Cibaduyut disebabkan tidak oleh beberapa faktor diantaranya adalah banyaknya produk impor yang menguasai pasar di Cibaduyut, diversifikasi produk yang terlalu banyak sehingga menyebabkan wisatawan yang datang menjadi merasa tidak berada di Cibaduyut yang seperti dulu lagi, kredit macet yang mempersulit pengusaha sepatu dalam mendapatkan modal usaha untuk mengembangkan usahanya. Akan tetapi di tahun berikutnya meningkat kembali jumlah pekerja di kawasan sentra industri tersebut.

Dari sekian banyak pekerja produksi sepatu, adapula kalangan anak-anak yang bekerja paruh waktu. Mereka bekerja setelah pulang sekolah, akan tetapi banyak anak yang putus sekolah dan memutuskan untuk bekerja. Anak-anak tersebut diberi upah sebesar Rp.10.000-Rp.15.000 per hari. Upah tersebut dapat dikatakan tidak layak karena tidak sesuai dengan pekerjaan mereka yang berat dan membutuhkan waktu 12 jam setiap harinya. Jika dihitung-hitung penghasilan anak-anak tersebut selama 1 bulan, sbb :

Rp.10.000 x 30 hari = Rp. 300.000 Rp.15.000 x 30 hari = Rp.450.000

Jadi, mereka mendapatkan upah dari hasil kerjanya selama 1 bulan minimal Rp.300.000 dan maksimal Rp. 450.000. Jumlah tersebut sangatlah minim untuk kebutuhan hidup sehari-hari di jaman yang serba mahal seperti saat ini. Tetapi dengan minimnya penghasilan yang mereka dapat, memberikan semangat untuk selalu bekerja keras dalam bekerja.

Disamping penurunan jumlah pekerja, jumlah unit usaha juga mengalami penurunan. Penurunan jumlah unit usaha di sentra industri sepatu Cibaduyut dapat dilihat pada table dan grafik dibawah ini :

Table .1.2

Jumlah produsen Cibaduyut


(19)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(unit)

2008 861

2009 848

2010 845

2011 828

2012 828

Sumber : Ema Nur Arifah, Detik Bandung, 2012

Sumber : hasil olahan data

Gambar.1

Grafik perubahan jumlah produsen

Dari data tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah produsen sepatu di kawasan sentra industri Cibaduyut dari tahun 2008 hingga 2012 mengalami penurunan. Hal ini disebabbkan berbagai factor diantaranya seperti : Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dinilai dunia usaha menghambat pertumbuhan industri kulit di dalam negeri, sehingga berdampak dengan melambatnya industri yang menggunakan bahan baku kulit. Adanya berbagai kebijakan dan peraturan pemerintah bukannya meningkatkan perkembangan industri kulit, tapi malah sebaliknya. Karena itu, peraturannya perlu diperbaiki atau dicabut. Hal tersebut diungkapkan saat presentasi rencana Pameran Dagang Internasional Untuk Barang-Barang Kulit (GLS) yang akan berlangsung tanggal 5-7 Maret 2006, di Dusseldorf, Jerman. Larangan impor kulit mentah yang diberlakukan Deptan dengan alasan akan membawa penyakit kuku


(20)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mulut (PMK) menjadikan industri berbahan baku kulit kesulitan memperoleh kulit untuk proses produksi sepatu dan tas.

Surat Edaran Mentan No.510/2000 yang melarang impor kulit mentah, dinilai terlalu berlebihan dan egois. Padahal dengan asas "zero risk" dan "maximum security" surat edaran tersebut bisa mematahkan Keputusan Presiden No.46/1997 tentang Karantina Bahan Kulit. Demikian pula dengan adanya pembebasan ekspor kulit mentah sesuai SK Menkeu No.241/KMK/1998 menjadikan industri berbahan baku kulit sulit memperoleh kulit lokal karena produsen kulit mentah bisa ekspor dengan bebas. Saat ini, 70% produksi kulit mentah nasional di ekspor, sehingga industri berbahan baku kulit dalam negeri kesulitan memperoleh kulit mentah untuk produksinya.

Akibat kekurangan kulit mentah, para produsen berbahan baku kulit mencari jalan keluar untuk memenuhi kapasitas produksi dengan impor kulit mentah dari negara lain. Tapi upaya itu tidak berlangsung lama karena tahun 2000 pemerintah memperketat peraturan impor kulit dengan alasan mencegah PMK. Tingginya ekspor kulit mentah ke pasar internasioal, tidak terlepas dari masih diincarnya kulit mentah Indonesia oleh negara-negara maju seperti di Eropa dan Amerika Serikat sekaipun kualitasnya cenderung turun akibat penanganan awal yang kurang baik. Masa kejayaan ekspor produk kulit sebenarnya pernah terjadi pada 1986-1996. Saat itu, pemerintah berhasil menggeser produk-produk kulit dari hulu ke hilir sehingga ekspor produk kulit berupa jaket, sepatu dan sarung tangan berkembang pesat. Pada 1996 ekspor kulit dan produk kulit dapat memberikan kontribusi ekspor sebesar 2,4 miliar dolar AS yang menduduki urutan ketiga di bawah tekstil dan kayu sebagai komoditi ekspor utama non migas.

Adapun cara untuk mkembangkitkan lagi kasawan sentra Industri Cibaduyut yaitu dengan melakukan promosi dan komunikasi khususnya kepada konsumen. Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (message)


(21)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dikomukasikan langsung kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi. Apabila calon pembeli telah mengetahui produk perusahaan tersebut, berarti kesan tertentu telah disampaikan (baik kesan positif maupun negatif ) dengan demikian suatu produk bisa dikatakan sebagai simbol komunikasi. Memang pada kenyataannya produk mempunyai suatu “citra” dalam pikiran calon si pembeli, jadi merk dagang atau nama barang itu adalah simbol yang menyampaikan pesan kepada calon pembeli. Kemasan barang juga menkomunikasikan ide yang dapat meningkatkan atau menurunkan citra produk tersebut. Harga pun menunjukan gagasan mengenai mutu, dan citra konsumen terhadap produk yang dijual tersebut.

Unsur dasar dari system komunikasi adalah source (sumber), Message (pesan), dan destination (tujuan). Sumber itu biasanya seseorang (misalnya wira niaga) atau organisasi komukasi (seperti televisi, surat kabar, atau majalah). Jika konsumen yang menerima pesan itu telah memahami arti pesan tersebut, ia mungkin bereaksi dalam berbagai cara. Artinya, ia mungkin menjadi pengirim pesan itu selanjutnya. Komunikasi itu adalah diantara seorang wiraniaga dengan seorang calon pembeli, kita perlu menambahkan unsur umpan balik (feed back) ke dalam konsep kita. Ringkasannya, untuk efektifnya komunikasi , ia haruslah :

1. Mendapatkan perhatian

2. Menggunakan isyarat yang mengacu pada pengalaman yang lazim dari pengirim (sender) dan tujuan (destination) untuk dapat dipahami maknanya.

3. Membangkitkan kebutuhan pribadi dalam diri tujuan (destination) dan menunjukan beberapa cara unuk memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Menyarankan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan situasi kelompok, dimana tujuan mendapatkan diri mereka pada waktu ia bergerak untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki oleh si sumber.


(22)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini menegaskan bahwa pentingnya program penjualan dalam memberikan metode – metode penyampaian informasi yang tepat dan pesan yang persuatif kepada calon pembeli. Dan jika tugas ini tidak dilaksanakan secara efektif, maka seluruh program pemasaran akan gagal. Untuk menentukan cara terbaik menjual produk, keputusan pokok adalah tentang sifat perpaduan promosi yang mungkin paling efektif. Khususnya bagaimana iklan, kewiraniagaan, promosi konsumen (perlombaan, hadiah, dan penawaran kombinasi), dan kegiatan promosi dealer dapat digabungkan menjadi sautu perpaduan penjualan yang efektif.

Berdasarkan hal tersebut maka penyusun menyadari bahwa pentingnya menganalisa profil wisatawan yang tepat untuk dijadikan sasaran pasar potensial agar daerah Cibaduyut tetap menjadi salah satu icon wisata belanja di Kota Bandung. Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis mengambil judul “PROFIL

DAN TANGGAPAN WISATAWAN KAWASAN WISATA BELANJA

CIBADUYUT DI BANDUNG”.

B. Identidikasi masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil wisatawan di kawasan wisata belanja Cibaduyut di Kota

Bandung?

2. Bagaimana tanggapan wisatawan terhadap kawasan wisata belanja Cibaduyut?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisa profil wisatawan di kawasan wisata belanja Cibaduyut di Kota Bandung.


(23)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengidentifikasi tanggapan wisatawan terhadap kawasan wisata belanja Cibaduyut.

A. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dilihat dari aspek praktis maupun aspek penyeimbang ilmu,

1. Aspek praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pihak– pihak yang berkepentingan dalam kegiatan wisata, khususnya untuk kawasan objek penelitian, kawasan wisata belanja Cibaduyut, Bandung. 2. Aspek penyeimbang ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang menentukan segmentasi pasar berdasarkan profil wisatawan di Cibaduyut sehingga dapat dicari kesesuaian antara teori yang didapat dengan pelaksanaannya di lapangan. Selain itu diharapkan dapat menjadi bahan informasi, sumbangan pemikiran di dalam menjalankan aktifitas perusahaan khususnya dalam penentuan targer market, dan sebagai literatur bagi penelitian selanjutnya.

B. Definisi operasional

Definisi operasional menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud. Definisi inilah yang diperlukan dalam penelitian karena definisi ini menghubungkan konsep atau konstruk yang diteliti dengan gejala empirik.

Profil wisatawan mengacu pada sifat tertentu dari tipe wisatawan yang berbeda, yang khususnya dihubungkan dengan kebiasaan perjalanan,


(24)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tuntutan, dan kebutuhannya. Beberapa kategori wisatawan telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dan dalam bagian ini kita akan mempetimbangkan ke dalam tiga hal penting mengenai kelompok wisatawan secara lebih mendetail.

- Kelompok – kelompok nasional

- Umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelom pok kelas sosial. - Wisatawan kelompok dan wisatawan yang bepergian secara bebas

Menurut Kotler dan Keller (2006:6) mendefinisikan pemasaran sebagai pengetahuan dan seni dalam memilih segmentasi pasar dan mendapatkan, menjaga, dan mengembangkan konsumen melalui penciptaan, pengantaran, dan mengkomunikasikan nilai superior konsumen.

Segmentasi pasar terdiri atas sekumpulan masyarakat yang memiliki kesamaan kebutuhan dan keinginan. Segmentasi pasar tidak sekadar diciptakan oleh marketer akan tetapi diidentifikasikan di awal, kemudian setelah diidentifikasi langkah berikutnya adalah memutuskan yang mana yang akan di tetapkan sebagai khalayak sasaran (target audience) yang dituju. Secara garis besar segmentasi pasar dapat diklasifikasikan berdasarkan deskripsi dari karakter konsumen yang ada di masyarakat. Pengklasifikasian segmentasi pasar tersebut yaitu dilihat dari sudut pandang geographic, demographic, psychographic dan behaviour. Geographic, demographic, psychographic dan behaviour untuk selanjutnya dapat disebut sebagai variabel utama dari suatu segmentasi pasar (Kotler & Keller, 2006: 231).


(25)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Sentra industri sepatu Cibaduyut terletak di kota Bandung bagian selatan ± 5km dari pusat kota, dan kabupaten Bandung bagian tengah ±15 km dari ibukota kabupaten. Luas keseluruhannya mancapai 14 km². Secara astronmis letak Sentra Industri ini terletak pada :107º 35’ 14”-107º36’41” bujur timur dan 7º55’02”- 7º58’53” lintang selatan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum mencangkup berbagai teknik deskriptif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2008 : 2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriftif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti menurut Kountur (2002 : 53). Adapun teknik pengumpulan datanya melalui Observasi dan Survai. Survai sendiri terdiri atas dua jenis, yaitu ; wawancara pribadi, dan survai melalui Kuestioner.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat sekarang (aktual) dengan memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti menurut Kountur (2002 : 53). Adapun teknik pengumpulan


(26)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

datanya melalui Observasi dan Survai. Survai sendiri terdiri atas dua jenis, yaitu ; wawancara pribadi, dan survai melalui Kuestioner.

Metode deskriptif ini lebih menekankan pada suatu studi untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:54) bahwa:

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Winarno Surakhmad (1998:140) juga mengemukakan ciri-ciri dari metode deskriptif sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pada masa sekarang, masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.

3. Metode deskripsi adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai hakekat gejala atau pertanyaan mengenai apa itu, atau mendeskiptifkan apa itu.

Metode deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan informasi atas fenomena menurut keadaan di lapangan atau situasi sekarang pada objek yang dituju yaitu kawasan wisata belanja Cibaduyut di Bandung.

Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melaksanakan penelitian deskriptif, (Moh. Nazir, 2003:73) yaitu:

1. Memilih dan merumuskan masalah

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan 3. Memberikan batasan dari area penelitian

4. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir 5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan


(27)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Merumuskan hipotesa yang ingin diuji

7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data 8. Membuat tabulasi serta analisa statistik pada data 9. Memberikan interpretasi analisa statistik.

10. Memberikan rekomendasi-rekomendasi yang di dapat dari penelitian

11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

C. Populasi dan Sampel

3.1 Populasi

Kata Populasi (Population), juga disebut universum, universe dan universe of discourse (Satori, 2009: 45). Definisi populasi yang sejalan dengan konsep kuantitatif, adalah:

a. Gregory (Djailani, 1998: 107) secara lebih tajam mengartikan populasi sebagai keseluruhan objek yang relevan dengan masalah yang diteliti.

b. Congelosi dan Taylor (Djailani, 1998: 107): populasi adalah keseluruhan unsure yang diteliti.

c. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisai, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. (Robert B. Burns, 2000: 83).

Berdasarkan pada beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah


(28)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata belanja di Cibaduyut, Bandung.

Dalam buku Metode Penelitian Sosial, oleh Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2006:43) Populasi adalah semua nilai baik hasil penghitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.

3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:

1. Harus meliputi seluruh unsur sampel

2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali 3. Harus up to date

4. Batas-batasnya harus jelas 5. Harus dapat dilacak dilapangan

Sampel penulis pada skripsi ini adalah mengidentifikasi sebagian wisatawan yang datang ke kawasan wisata belanja Cibaduyut di Bandung pada periode 18 mei 2013, didalamnya termasuk identitas, jumlah dan teknik penganbilan sampling, yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 25 wisatan secara acak (random sampling), (cahya suryana:2011).

3.2.1 Teknik sampling

Dalam buku Prosedur Penelitian, oleh Suharsimi Arikunto (1998: 117) sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Teknik pengambilan


(29)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

contoh yang akan digunakan adalah Teknik Sampling Random Sederhana.

D. Instrument Penelitian

Suharsimi Arikunto (2002:150) menyatakan bahwa Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan instrumen observasi lapangan untuk memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui data yang valid dan reliable. Dalam pembuatan kuesioner harus diperhatikan prinsip-prinsip penulisan kuesioner. Sugiyono (2007:200) mengatakan bahwa prinsip-prinsip penulisan kuesioner, isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang pertanyaan, urutan pertanyaan, prinsip pengukuran, penampilan fisik kuesioner. Untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil kuesioner dapat dijadikan jawaban atas penelitian yang dilakukan, maka data tersebut harus diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan realibilitas instrumen.

E. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981:). Maka yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah profil wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata belanja Cibaduyut dan itu tanggapan wisatawan terhadap kawasan Cibaduyut.


(30)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

profil wisatawan

Variabel Sub variabel Indikator instrumen

Profil Wisatawan Cibaduyut

Aspek geografis Daerah asal

kuesioner Aspek

Demografis

 Jenis kelamin

 Usia

 Mata Pecaharian

 Pendidikan

Tanggapan Wisatawan

Aksesibilitas  Sarana Transportasi Wisatawan

 Strategis Intensitas

Kunjungan  Frekuensi kunjungan


(31)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Produk

 Kelengkapan Fasilitas

 Kualitas Produk

 Kebersihan Kawasan

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian, maka diperlukan alat bantu penelitian yang digunakan. Adapun alat yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah :

1. Observasi Lapangan. Observasi lapangan dilakukan dengan mendatangi dan mengamati secara langsung ke lapangan. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti. 2. Penyebaran kuesioner. Dilakukan dengan cara membagikan kuesioner

kepada wisatawan dengan tujuan untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke kawasan wisata belanja Cibaduyut .

3. Tinjauan pustaka baik melalui internet maupun buku-buku referensi. Melalui teknik ini, peneliti mendapatkan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan obyek yang diteliti.

G . Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu menggunakan instrumen atau alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat. Pengumpulan data atau informasi merupakan prosedur dan prasayarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara dan teknik tertentu sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik. Suharsimi Arikunto (2002:150) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan


(32)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut :

1. Observasi

Penulis mengamati secara langsung terhadap objek penelitian untuk mengetahui secara jelas dan nyata tentang perusahaan, berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh wisatawan yang menjadi anggota sampel penelitian. Bentuk kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup dimana wisatawan hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan. Wisatawan tidak perlu memberikan penjelasan atas pertanyaan atau pernyataan tersebut. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala sikap kategori persentase. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004 : 67) bahwa: “Skala Persentase digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Penulis menyebarkan kuesioner kepada wisatawan kawasan wisata belana Cibaduyut.

Dalam membuat angket perlu harus memperhatikan prinsip-prinsip angket, sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2007:200) bahwa: Prinsip-prinsip penulisan angket, isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang


(33)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan, urutan pertanyaan, prinsip pengukuran, penampilan fisik angket.

Maka peneliti mengambil langkah-langkah dalam pembuatan angket sebagai berikut:

a. Isi dan tujuan pertanyaan berbentuk pengukuran, maka setiap pertanyaan disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

b. Tipe dan bentuk pertanyaan yang penulis buat adalah pertanyaan tertutup. Bentuk pertanyaan ini membantu wisatawan untuk menjawab dengan cepat, serta memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan dan pernyataan dibuat dalam kalimat positif dan negatif agar wisatawan memberikan jawaban lebih serius.

c. Urutan pertanyaan dibuat acak dengan alasan menghindari wisatawan yang patah semangat ketika diberi pertanyaan yang sulit atau yang spesifik.

d. Prinsip pengukuran, dimana angket yang diberikan peneliti kepada wisatawan mempunyai tujuan untuk mengukur varibel yang akan diteliti. Angket tersebut akan diuji validitas dan reliabilitasnya agar mendapatkan data yang valid dan reliabel.

Uji coba angket dilakukan pada saat angket sudah tersedia dan pengujiannya dilakukan sebelum angket yang sebenarnya disebarkan kepada wisatawan. Uji coba angket dilakukan terhadap 5 orang wisatawan. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Angket yang diujicobakan dalam penelitian ini untuk mengukur profil wisatawan yang berkunjung. Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2


(34)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Variabel Jumlah Item Pernyataan

Angket

1 Aspek geografis 2

2 Aspek Demografis 5

3 Tanggapan Wisatawan 10

Jumlah 17

Berdasarkan tabel 3.2, dapat dilihat bahwa jumlah item yang akan diuji cobakan sebanyak 25 kuesioner.

3. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Selain itu, peneliti menggunakan studi kepustakaan sebagai penunjang untuk pengajuan hipotesis digunakan beberapa landasan teori yang penulis peroleh melalui kepustakaan (mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai literatur) sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti yang dilakukan selama penyusunan skripsi.

a. Alat analisis data

Disini saa sebagai penulis menggunakan analisis kuesioner sederhana untuk mendapatkan hasil analisa. Apabila form isian kuesioner telah tersebar, terkumpul, dan terisi, selanjutnya dianalisis dengan menyajikan data dalam bentuk tabel (tabulasi data) dengan menggunakan rumus presentase yang merupakan


(35)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik statistik sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan wisatawan, yaitu:

Dimana: P = persentase

f = frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih wisatawan n = jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang menjadi pilihan

wisatawan (jumlah sampel) 100 % = konstanta

Setelah dilakukan perhitungan, maka menurut Santoso (2001: 57), hasil persentase tersebut ditafsirkan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Persentase

Persentase Kategori

0 % Tidak seorang pun

1 % - 24 % Sebagian kecil

25 % - 49 % Hampir

setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 74 % Sebagian besar

75 % - 99 % Hampir

seluruhnya

100 % Seluruhnya


(36)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

penelitian yang berjudul “Profil Dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata

Belanja Cibaduyut Di Bandung”, setelah membuat suatu kesimpulan

selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran, dengan harapan adanya perbaikan khususnya bagi objek penelitian dan pihak lain yang berkepentingan dengan penyusunan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan yang dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan yang dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Gambaran Analisis Profil wisatawan kawasan wisata belanja Cibaduyut diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada data diatas yang menunjukkan bahwa skor jawaban responden untuk Analisis Profil wisatawan kawasan wisata belanja cibaduyut sebanyak 72% berasal dari luar Kota Bandung dengan usia 5-35 tahun dan kebanyakan adalah wanita.

2. Tanggapan Wisatawan terhadap kawasan wisata belanja Cibaduyut diperoleh melalui persentase terhadap skor responden. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil yang menunjukan bahwa kawasan Cibaduyut cukup baik untuk dijadikan salah satu destinasi wisata di Kota Bandung. Adapun beberapa tanggapan wisatawan yang kurang baik dapat dijadikan masukan untuk melakukan pengembangan dan perubahan ke arah yang lebih baik oleh masyarakat kawasan Cibaduyut, baik produsen maupun pekerja yang ada.


(37)

53

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Pengelola kawasan wisata belanja Cibaduyut harus meningatkan promosi agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata belanja cibaduyut.

2. Di era yang modern ini, pengelola dapat menggunakan fasilitas marketing dengan mudah untuk menjangkau lebih luas pangsa pasar, yaitu dengan media internet atau sosial media.

3. Pembenahan aksesibilitas dan tempat parkir yang memadai sangat dibutuhkan agar wisatawan yang datang tidak perlu risau dan merasa malas untuk datang dikarenakan sulitnya mencari lahan parkir juga pembenahan kios kios kaki lima yang dapat menyebabkan kemacetan.


(38)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

E.Guyer-Freuler. Handbuch del weizerischen Volkswirtschaft. http://wikipari wisata .blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html

Gunn, Clare A. 1988. Tourism Planning. Taylor & Franciss: New York-Philadelphia- London

Gde Pitana.I (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogja. Andi Publishing Gamal Suwantoro. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta. Andi

Hadinoto, Kusudianto (1996). Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta. Penerbit : UI

Kountur (2002 ) Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis. Jakarta. PPM

Kotler - Keller. (2000). Manajemen pemasaran. Jakarta. Erlangga

Marpaung. Happy. (2002). Pengantar Kepariwisataan. Bandung . Alfabeta MacIntosh (1972) Tourism: Principles, Practices and Philosopies

Nazir ,Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia

Pendit, S. Nyoman (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta. Pradnya Pramita

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta. Pradnya Paramita

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (1998) Prosedur Penelitian.

Suryana, Cahya. (2011) ttp://csuryana.files.wordpress.com/2011/10/ ujicoba-instrumen1.pdf (12 jan 2014)

Surakhmad, Winarno, (1994), Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik,Transito. Bandung


(39)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia 2009. Undang-Undang No. 10 Tentang Kepariwisataan. Dinas Pemuda,Olahraga, Budaya dan Pariwisata.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Indonesia. Usman, Husaini. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara V. Schulalard, Hermann (1910) pengertian pariwisata. http://repository.usu.ac.id

/bitstream/123456789/17052/3/Chapter%20II.pdf

Yoeti, A. Oka (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa

Yoga, Tirta. (2013). http://kunaruh.blogspot.com/2013/02/pengertian asastujuan-dari-wisata.html (15 jan 2014).

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/457/jbptunikompp-gdl-musrihalni-22840-3-unikom_m-i.pdf (15 jan 2014)

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-pariwisata-minat-khusus.html (11 maret 2012)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20910/3/Chapter%20II.pdf (10 April 2012)


(1)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Variabel Jumlah Item Pernyataan

Angket

1 Aspek geografis 2

2 Aspek Demografis 5

3 Tanggapan Wisatawan 10

Jumlah 17

Berdasarkan tabel 3.2, dapat dilihat bahwa jumlah item yang akan diuji cobakan sebanyak 25 kuesioner.

3. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Selain itu, peneliti menggunakan studi kepustakaan sebagai penunjang untuk pengajuan hipotesis digunakan beberapa landasan teori yang penulis peroleh melalui kepustakaan (mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai literatur) sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti yang dilakukan selama penyusunan skripsi.

a. Alat analisis data

Disini saa sebagai penulis menggunakan analisis kuesioner sederhana untuk mendapatkan hasil analisa. Apabila form isian kuesioner telah tersebar, terkumpul, dan terisi, selanjutnya dianalisis dengan menyajikan data dalam bentuk tabel (tabulasi data) dengan menggunakan rumus presentase yang merupakan


(2)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik statistik sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan wisatawan, yaitu:

Dimana:

P = persentase

f = frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih wisatawan n = jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang menjadi pilihan

wisatawan (jumlah sampel) 100 % = konstanta

Setelah dilakukan perhitungan, maka menurut Santoso (2001: 57), hasil persentase tersebut ditafsirkan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Persentase

Persentase Kategori

0 % Tidak seorang pun

1 % - 24 % Sebagian kecil

25 % - 49 % Hampir

setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 74 % Sebagian besar

75 % - 99 % Hampir

seluruhnya

100 % Seluruhnya


(3)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

penelitian yang berjudul “Profil Dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata

Belanja Cibaduyut Di Bandung”, setelah membuat suatu kesimpulan selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran, dengan harapan adanya perbaikan khususnya bagi objek penelitian dan pihak lain yang berkepentingan dengan penyusunan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan yang dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan yang dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Gambaran Analisis Profil wisatawan kawasan wisata belanja Cibaduyut diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada data diatas yang menunjukkan bahwa skor jawaban responden untuk Analisis Profil wisatawan kawasan wisata belanja cibaduyut sebanyak 72% berasal dari luar Kota Bandung dengan usia 5-35 tahun dan kebanyakan adalah wanita.

2. Tanggapan Wisatawan terhadap kawasan wisata belanja Cibaduyut diperoleh melalui persentase terhadap skor responden. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil yang menunjukan bahwa kawasan Cibaduyut cukup baik untuk dijadikan salah satu destinasi wisata di Kota Bandung. Adapun beberapa tanggapan wisatawan yang kurang baik dapat dijadikan masukan untuk melakukan pengembangan dan perubahan ke arah yang lebih baik oleh masyarakat kawasan Cibaduyut, baik produsen maupun pekerja yang ada.


(4)

53

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Pengelola kawasan wisata belanja Cibaduyut harus meningatkan promosi agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata belanja cibaduyut.

2. Di era yang modern ini, pengelola dapat menggunakan fasilitas marketing dengan mudah untuk menjangkau lebih luas pangsa pasar, yaitu dengan media internet atau sosial media.

3. Pembenahan aksesibilitas dan tempat parkir yang memadai sangat dibutuhkan agar wisatawan yang datang tidak perlu risau dan merasa malas untuk datang dikarenakan sulitnya mencari lahan parkir juga pembenahan kios kios kaki lima yang dapat menyebabkan kemacetan.


(5)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

E.Guyer-Freuler. Handbuch del weizerischen Volkswirtschaft. http://wikipari wisata .blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html

Gunn, Clare A. 1988. Tourism Planning. Taylor & Franciss: New York-Philadelphia- London

Gde Pitana.I (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogja. Andi Publishing Gamal Suwantoro. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta. Andi

Hadinoto, Kusudianto (1996). Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta. Penerbit : UI

Kountur (2002 ) Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis. Jakarta. PPM

Kotler - Keller. (2000). Manajemen pemasaran. Jakarta. Erlangga

Marpaung. Happy. (2002). Pengantar Kepariwisataan. Bandung . Alfabeta MacIntosh (1972) Tourism: Principles, Practices and Philosopies

Nazir ,Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia

Pendit, S. Nyoman (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta. Pradnya Pramita

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta. Pradnya Paramita

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (1998) Prosedur Penelitian.

Suryana, Cahya. (2011) ttp://csuryana.files.wordpress.com/2011/10/ ujicoba-instrumen1.pdf (12 jan 2014)

Surakhmad, Winarno, (1994), Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik,Transito. Bandung


(6)

Yuke Firmansyah Febrianto, 2014

Profil dan Tanggapan Wisatawan Kawasan Wisata Belanja Cibaduyut Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia 2009. Undang-Undang No. 10 Tentang

Kepariwisataan. Dinas Pemuda,Olahraga, Budaya dan Pariwisata.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Indonesia. Usman, Husaini. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara V. Schulalard, Hermann (1910) pengertian pariwisata. http://repository.usu.ac.id

/bitstream/123456789/17052/3/Chapter%20II.pdf

Yoeti, A. Oka (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa

Yoga, Tirta. (2013). http://kunaruh.blogspot.com/2013/02/pengertian asastujuan-dari-wisata.html (15 jan 2014).

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/457/jbptunikompp-gdl-musrihalni-22840-3-unikom_m-i.pdf (15 jan 2014)

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-pariwisata-minat-khusus.html (11 maret 2012)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20910/3/Chapter%20II.pdf (10 April 2012)