Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Pertanian
Pertanian rakyat dalam arti luas untuk sebagian meliputi perkebunan
rakyat, perikanan, peternakan dan pencarian hasil-hasil hutan. Usaha tani seperti
ini umumunya diusahakan dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan
hidup petani dengan keluarganya. Sedangkan faktor-faktor produksi atau modal
yang dipergunakan sebagian besar berasal dari dalam usaha tani sendiri.
Pengertian dalam arti sempit yaitu usaha pertanian keluarga dimana
produksi bahan makanan utama seperti beras, palawija, dan tanaman holtikuktura
(sayur-sayuran dan buah-buahan). Pertanian dalam arti ini diusahakan di atas
tanah-tanah sawah, ladang, dan pekarangan. Pada umumnya penggunaan hasilhasil tanaman ini adalah keperluan konsumsi keluarga. Aspek pembangunan
pertanian sangat urgen untuk dipersoalkan dalam suatu negara khususnya yang
tergolong pada negara pertanian dimana peranan sektor tersebut cukup besar
dalam total perekonomian. Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah terdapatnya
hubungan yang sangat erat atau saling terkait antara sektor pertanian dengan
sektor-sektor lainnya.
Sektor pertanian adalah sektor yang aktif dimana pembangunan pertanian
didorong dari segi fungsi produksi melalui penelitian-penelitian pembangunan
pertanian, pembangunan prasarana sosial dal ekonomi dalam investasi yang cukup

besar. Fenomena di atas merupakan gambaran tentang betapa strategisnya peran

Universitas Sumatera Utara

sektor pertanian dalama pembangunan nasional. Peran sektor pertanian tentu akan
lebih optimal jika didukung dengan sistem perencanaan yang terpadu,
berkelanjutan dan diimbangi dengan penyediaan anggaran yang memadai. Untuk
memperkuat sektor pertanian, maka ketersedian modal bagi pelaku usaha
pertanian merupakan sebuah keharusan.
Fungsi modal dalam usaha tani tidak hanya sebagai salah satu faktor
produksi, tetapi juga berperan dalam peningkatan kapasitas petani dalam
mengadopsi teknologi seperti benih bermutu, pupuk berimbang, atau teknologi
pasca panen. Pada era teknologi pertanian yang semakin modern, pengerahan
modal yang intensif baik untuk alat-alat pertanian maupun sarana produksi
mungkin akan menjadi suatu keharusan. Bagi pelaku pertanian (khususnya
petani), situasi tersebut dapat kembali memunculkan masalah karena sebagian
besar petani tidak sanggup mendanai usaha tani yang padat modal dengan dana
sendiri.
Untuk menutupi kekurangan modal, petani umumnya mengajukan
pinjaman ke lembaga pembiayaan di sekitar tempat tinggal mereka, baik formal

maupun informal. Kredit formal dapat berupa kredit program maupun non
program (kredit komersial). Kredit program umumnya terkait dengan pelaksanaan
program pemerintah. Contoh kelembagaan kredit formal antara lain bank,
koperasi dan pegadaian yang menerapkan persyaratan cukup ketat dalam
pelayanan peminjaman. Sementara pada kredit informal, pada umumnya tidak
memerlukan persyaratan yang rumit, akan tetapi memiliki sistem bunga yang
sangat tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Dari segi ketersediaan dana, secara teoritis sebenarnya lembaga perbankan
formal memiliki potensi besar untuk pembiayaan usaha pertanian. Namun
demikian, perbankan yang mempunyai legalitas dalam menghimpun dana
masyarakat dalam jumlah yang sangat besar ternyata belum maksimal dalam
mendanai sektor pertanian. Untuk mendukung ketersediaan modal petani,
pemerintah sejak masa awal orde baru telah meluncurkan kebijakan kredit
program yang diawali dengan Bimas. Dari waktu ke waktu program kredit
pertanian ini telah mengalami berbagai perubahan, baik yang terkait dengan
prosedur penyaluran, besaran, dan bantuan kredit, bunga kredit maupun tenggang
waktu pengembalian.


2.1.1

Peran Modal Dalam Pembangunan Pertanian

Modal adalah barang dan jasa yang bersama-sama dengan faktor produksi
tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Barang-barang
pertanian yang termasuk barang modal dapat berupa uang, tanah, pupuk, investasi
dalam mesin, dan lain-lain. Biasanya semakin besar dan semakin baik kualitas
modal yang dimiliki maka akan sangat mendukung terhadap peningkatan produksi
yang dihasilkan.
Masalah permodalan

merupakan suatu masalah utama yang dihadapi

petani. Pada umumnya petani terbentur dalam masalah modal yang akan
digunakan dalam meningkatakan usaha pertanian. Meskipun banyak petani yang
mempunyai kemampuan untuk meningkatakan hasil pertaniannya tetapi tidak
mempunyai modal yang cukup sehingga petani tidak dapat mengembangkan


Universitas Sumatera Utara

pertaniannya lebih maju. Maka secara jelas bahwa modal merupakan faktor yang
utama untuk menetukan arah perkembangan pertanian dikelola.
Dalam membicarakan modal dalam pertanian orang selalu sampai pada
soal kredit yang merupakan modal dari pihak luar atau lembaga keuangan.
Dengan demikian modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri (equity
capital) dan modal pinjaman (credit). Dalam proses produksi tidak ada perbedaan
antara modal sendiri dengan modal dari pinjaman, masing-masing menyumbang
secara langsung pada produksi. Bedanya pada bunga yang harus dibayar pada
kreditur. Namun pelaku usaha tani yang bijaksana juga harus menghitung bunga
modal yang dimilikinya sendiri, walaupun tidak perlu dibayar. Modal yang
produktif adalah modal yang menyumbangkan hasil total lebih banyak dari
biayanya.
Esensi modal bagi pelaksanaan pembangunan pertanian menunjukkan
peranan kredit pertanian sangat penting dalam pembangunan sektor pertanian.
Kredit merupakan salah satu faktor pendukung utama pemgembangan adopsi
tekologo usaha tani. Kredit pertanian bukan sekedar faktor pelancar pembangunan
pertanian akan tetapi berfungsi pula sebagai satu titik kritis pembangunan
pertanian. Peran kredit sebagai pelancar pembangunan pertanian antara lain :

1. Membantu petani kecil dalam mengatasi keterbatasan modal dengan bunga
relatif ringan.
2. Mengurangi ketergantungan petani kepada pedagang perantara dan pelepas
uang
3. Mekanisme transfer pendapatan untuk mendorong pemerataan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Intensif bagi petani untuk meningkatkan produksi pertanian demi
kesejahteraan petani itu tersebut.

2.2 Usaha tani
Mosher (1968) dalam Mubyarto (1989) mendefinisikan usaha tani adalah
himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan
untuk produksi pertanian seperti tubuh, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan
di atas tanah dan sebagainya. Usaha tani dapat berupa bercocok tanam atau
memelihara ternak.

Berkaitan dengan pendefinisian Mosher di atas dan fakta pertanian di
Indonesia, maka menurut penjelasan Mubyarto (1989), ada perbedaan yang amat
besar antara keadaan pertanian rakyat (usaha tani) dan perkebunan. Tidak hanya
dalam

luasnya

usaha,

tetapi

juga

dalam

tujuan

produksi

dan


cara

mengusahakannya. Itulah sebabnya dikenal ilmu pengelolaan perkebunan
(estatemanagement), di samping ilmu usaha tani (farm management). Jadi usaha
tani tidak dapat diartikan sebagai perusahaan tetapi suatu cara hidup (way of life)
dan perkebunan adalah perusahaan.
Petani

akan

bertindak

sesuai

dengan

prinsip

ekonomi


yaitu

memperhitungkan antara hasil yang diharapkan diterima pada waktu panen
(penerimaan) dengan pengorbanan (biaya) yang harus dikeluarkannya. Hasil yang
diperoleh petani pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkannya
disebut biaya produksi. Penghitungan yang cermat akan menghasilkan aktivitas

Universitas Sumatera Utara

usaha tani yang bagus atau kita sebut sebagai usaha tani yang produktif dan
efisien.
Usaha tani yang produktif berarti usaha tani itu produktivitasnya tinggi.
Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara
konsepsi efesiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur
banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input
(Mubyarto, 1989).
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah gambaran bahwa dalam proses
usaha tani, petani bertindak sebagai pengelola yang melakukan aktivitas
manajemen terhadap sumberdaya yang dia kelola. Manajemen yang dilakukan

petani tidak harus kompleks dan tertulis tetapi dia akan melakukan perhitunganperhitungan ekonomi dan keuangan terkait dengan keputusan-keputusan yang
akan dia ambil. Keputusan tersebut berkenaan dengan pengalokasian sumberdaya
yang dia kelola sebagai faktor produksi untuk mencapai usaha tani yang produktif
dan efisien. Faktor produksi dalam pertanian yaitu tanah, modal dan tenaga kerja,
disamping petani sebagai pengelola atau manajer usaha tani.

2.3 Pengertian Kredit
Kata „kredit‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu „credere‟ yang artinya
„percaya‟ (Prapto dan Achmad Anwari). Dalam arti luas, kredit diartikan sebagai
kepercayaan, yakni si pemberi kredit percaya bahwa kredit yang disalurkannya
pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian dan si penerima kredit merupakan

Universitas Sumatera Utara

penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai
jangka waktu.
Menurut Gatot

Supramono,


kredit

merupakan perjanjian pinjam

meminjam uang antar bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur.
Dalam perjanjian ini bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya
dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan (dibayar) lunas
(Supramono, 1995).
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun
1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Di samping itu,
lembaga intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit
ekonomi yaitu sektor usaha lembaga pemerintahan dan individen rumah tangga
untuk tujuan penyediaaan dan bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan
merupakan kegiatan pengalihan dana bagi unit ekonomi surplus ke unit ekonomi
defisit.
Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah :
1.


Asset transmutation

Lembaga keuangan mempunyai asset berupa janji-janji untuk membayar atau
dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu
sesuai dengan kebutuhan peminjam. Dan lembaga keuangan dalam membiayai

Universitas Sumatera Utara

aset tersebut dananya dapat diperoleh dari penabung yang jangka waktunya
menurut kebutuhan penabung.
2. Liquiditas

Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada
saat

dibutuhkan

atau

diartikan

pula

kemampuan

bank

memenuhi

kewajibannya segera.
3. Income allocation

Mengalokasikan penghasilan waktu sekarang untuk persiapan yang akan
datang
4. Transaction
Peran lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah membentuk
jasa agar terjadi transaksi moneter.
Pada umumnya jika ditinjau dari aspek pendanaan kredit, kredit dapat
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a. Kredit bersubsidi (kredit program), yakni kredit yang disediakan pemerintah
dalam mebiayai berbagai program sektor ekonomi dengan bunga yang rendah
dan persyaratan yang rendah.
b. Kredit komersial, yakni kredit yang diberikan oleh perbankan dengan
persyaratan-persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.

2.3.1

Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

kredit adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Ada pihak yang besedia dan mempunyai kelebihan uang, dana, barang, dan
jasa serta menawarkan kelebihan uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Pihak ini disebut kreditur atau
pemberi kredit.
b.

Ada pihak yang membutuhkan dana dan mengajukan permohonan untuk
memperoleh uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat
yang diinginkannya. Pihak ini disebut debitur atau penerima kredit.
Pemberi kredit biasanya dalam keadaan atau posisi yang lebih kuat

sehingga lebih memperhatikan dan memperhitungkan unsur-unsur :
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu/dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank,
dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah
baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang
kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah permohonan kredit.
b. Kesepakatan
Disamping unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
jangka waktu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko
ini menjadi tanggungan kreditur (pemberi kredit), baik risiko yang disengaja
oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya, terjadi
bancana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan
lainnya.
d. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut
dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi
kredit ini merupakan keuntungan bank.
Kelima unsur di atas, dalam setiap pemberian kredit harus benar-benar
diperhatikan
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
2.3.2

Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuam
pemberian kredit ini tidak akan terlepasdari misi lembaga keuangan tersebut.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :

Universitas Sumatera Utara

a. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh kreditur sebagai
balas jasa biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Di sisi
lain nasabah akan bertambah maju dalam usahanya.
b. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya yakni membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka
pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu pemerinatah
Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disebarkan akan semakin baik,
karena dengan kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai
sektor. Keuntungan terseabila kredit yang diberikan berupa, penerimaan pajak,
membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa,
menghemat

devisa

negara

karena

mengurangi

impor

dan

bahkan

meningkatkan devisa negara apabila kredit yang siberikan untuk keperluan
ekspor.

2.3.3

Jenis-jenis kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:

1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi

Universitas Sumatera Utara

Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa
pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif sama. Contohnya, untuk
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya,
Misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksio perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan utuk peningkatan usaha atau produkdi ataupun
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya
menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan peroduk
pertanian dan kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang
atau industri lainnya.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secra pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barabg dan jasa yang dihasilkan, karen amemang
untuk digunakan atau dipakai oleh sesseorang atau badan usaha. Sebagai
contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
tangga dan kredit konsumsi lainnya.
c. Kredit perdagangan

Universitas Sumatera Utara

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Kredit ini seiring diberikan kepada supplier atau
agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalm jumlah besar.
Contoh, kredit ekspor dan impir.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lam 1 tahun biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, atau untuk
pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi. Sebagai contoh untuk pertanian jangka seperti
jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang masa pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya
kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa
sawit atau manufakur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit
perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan.
a. Kredit dengan jaminan

Universitas Sumatera Utara

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan
yang diberikan si calon debitur.
b.

Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

5. Dilihat dari segi sektor usaha terdiri dari:
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek
atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan
ayam dan dalam jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah
atau besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas, timah, dan minyak.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk
mahasiswa.
f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para profesional,
seperti dosen, dokter dan pengacara.

Universitas Sumatera Utara

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian rumah.
2.3.4

Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum memberikan suatu fasilitas kredit, maka kreditur harus merasa

yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
ini dilakukan dengan berbagai cara, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebagai standar penilaian setiap kreditur.
Biasanya, kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5C dan 7P kredit.
Adapun analisis singkat 5C kredit adalah sebagai berikut :
a. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberi kredit
benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah
baik yang bersifat pribadi seperti pola hidup, keadaan keluarga, hobby, dll. Ini
semua merupakan ukuran kemauan membayar.
b. Capacity

Untuk melihat nasabah ddalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu
juga dalam kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk ketentuan

Universitas Sumatera Utara

yang ia miliki. Pada akhirnya terlihat kemampuannya dalam mengembalikan
kredit yang di salurkan.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana
saja modal yang ada sekarang ini.
d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekrang dan
kemungkinan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing,
serta diakibatkan dengan prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar
memiliki prospek yangbaik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah
relatif kecil.
Penilaian dengan analisis 7P kredit adalah :
a. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah
laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

Universitas Sumatera Utara

b. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
c. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit
dapat bermacam-macam, apakah untuk modal kerja,konsumtif, produktif, dan
lain sebagainya.
d. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah akan
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah dimasa yang akan datang
apakah akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya.
f.

Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba.Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya.
g. Protection

Universitas Sumatera Utara

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jmainan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.
2.3.5

Jaminan Kredit

Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur
adalah sebagai berikut :
1) Dengan Jaminan
a. Jaminan Benda
Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : Tanah,
kebun, sawah, bangunan, rumah, pabrik, kendaraan bermotor, mesinmesin/peralatan, barang dagangan, tanaman,/kebun/sawah,dll.
b. Jaminan surat-surat berharga
Yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan
jaminan seperti: sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah,
sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan, rekening giro yang
dibekukan, wesel, bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKP), dan lainlain.
c. Jaminan orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit
tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang
menanggung resikonya.

Universitas Sumatera Utara

2) Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan yaitu, kredit yang diberikan bukan dengan jaminan
barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan-perusahaan yang
menang benar-benar bonafit dan profesional, sehingga kemungkinan kredit
tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan
penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk
pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.

2.4 KOPERASI KREDIT
2.4.1

Pengertian Koperasi
Dilihat dari asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa inggris

cooperation yang

berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami

sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan

peningkatan

kesejahteraan

ekonomi

mereka,

melalui

pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Menurut pasal 1 UUD No.25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di
Indonesia adalah :
“Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan”.

Universitas Sumatera Utara

Berikut adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal
koperasi lebih jauh :
Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela
keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama,
bukan keuntungan (Hatta, 1954).
Koperasi adalah suatu perkumpuloan orang, biasanya yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan
yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang
setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta
menerima imblan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1996,
Edilius dan Sudarsono,1993).
Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari
uraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.
2) Bentuk kerjasam dalam koperasi bersifat sukarela
3) Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
4) Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta
mengawasi jalannya usaha koperasi.
5) Risiko dan keuntungan usaha ditanggung dan dibagi secara adil.

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Tujuan Koperasi
Menurut pasal 3 UU No.25/1992, tujuan koperasi Indonesia adalah
sebagai berikut Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
prekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,adil dan
makmur, berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu dapat disimpulkan bahwa
tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi 3 hal sebagai berikut :
1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
3) Turut serta membangun tatanan prekonomian nasional
2.4.3

Prinsip-Prinsip Koperasi

a. Peranan Prinsip Koperasi
Secara garis besar, peranan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut :
1) Sebagai pedoman pelaksanaan usah koperasi dalam mencapai tujuannya
2) Sebagai ciri khas yang membedakan koperasi dari bentuk-bentuk
perusahaan lainnya
a. Prinsip Koperasi Rochdale.
Sejarah prinsip koperasi bermula dari prinsip-prinsip koperasi yang
dikembangkan oleh:
1) Barang-barang yang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan
yang benar
2) Penjualan barang dengan tunai

Universitas Sumatera Utara

3) Harga penjualan menurut harga pasar
4) Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut
perimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke koperasi
5) Masing-masing anggota mempunyai satu suara
6) Netral dalam politik dan keagamaan
7) Adanya pembatasan bunga atas modal
8) Keanggotaan bersifat sukarela
9) Semua anggota menyumbang dalam permodalan (saling tolong untuk
mencapai penyelamatan secara mandiri)
b. Prinsip Koperasi Menurut ICA (International Cooperation of Association)
Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut ICA, yaitu :
1) Keanggotaan bersifat terbuka
2) Pengawasan dilakukan secara demokratis
3) Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas partisipasi masing-masing
dalam usaha koperasi
4) Bunga yang terbatas atas modal
5) Netral dalam politik dan agama
6) Tataniaga dijalankan secara tunai
7) Menyelenggarakan pendidikan
8) Prinsip-prinsip koperasi di Indonesia
9) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
10) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Universitas Sumatera Utara

11) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
12) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
13) Kemandirian

2.4.4 Jenis-Jenis Koperasi
Dalam garis besarnya sekian banyak koperasi tersebut dapat kita bagi
menjadi 5 golongan yaitu :
1) Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang konsumsi
yang dibutuhkan oleh anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu
koperasi konsumsi sangat tergantung pada latar kebutuhan anggota yang
hendak dipenuhi melalui pendirian kperasi yang bersangkutan. Misalnya,
koperasi konsumsi dalam lingkungan daerah pertanian, selain menjual barangbarang kenutuhan pokok, sering juga menjual bibit semprotan, serta alat-alat
pertanian. Koperasi konsumsi di lingkungan para buruh, misalnya menjual
barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang, dan barang-barang
keperluan sehari-hari lainnya.
2) Koperasi produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan
proses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Koperasi
produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang
diproduksinya. Tujuan utama dari koperasi produksi adalah untuk menyatukan

Universitas Sumatera Utara

kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang
tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri.
3) Koperasi Jasa
Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa
tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Misalnya, koperasi
Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Kontruksi Bangunan, Koperasi Jasa
Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi Perumahan Nasional, Koperasi
Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor,
Sertifikat Tanah dan lain sebagainya.
4) Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD)
Dalam meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan,
pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD).
Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal dan
menjalankan usahanya di wilayah Unit Desa itu yang merupakan daerah kerja
KUD. Beberapa fungsi KUD meliputi :
a. Penyediaan dan penyaluran saran produksi pertanian dan keperluan hidup
sehari-hari.
b. Pengelolahan serta pemasaran hasil pertanianc.
c. Pelayanan jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya
5) Koperasi Kredit
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
bergerak dalam

bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk

kemudian di pinjamkan kembali kepada para anggota-anggotanya yang

Universitas Sumatera Utara

memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya
untuk berhemat serta gemar menabung, koperasi kredit juga bertujuan untuk
membebaskan para anggotanya dari jeratan para rentenir.
Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka
miliki sendiri, para anggota-anggota koperasi kredit tidak hanya akan
menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaannya, akan tetapi mereka
juga akan memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang
murah.
Fungsi pinjaman koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi
pada umumnya, yaitu untuk memperoleh kehidupan para anggota. Misalnya :
a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk, benih unggul,
pacul, dan alat-alat pertanian lainnya yang akan membantu meningkatkan
hasil usaha taninya.
b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaring
penangkap ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya akan
bertambah.
c. Dengan uang pinjaman maka seorang buruh atau karyawan akan dapat
membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau gajinya sebulan
(misalnya mesin jahit,radio, sepeda motor, dll) dengan mengangsur
pinjaman itu setiap bulan ia akan memiliki baeang-barang itu untuk
perbaikan hidupnya.

Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Tujuan Koperasi Kredit
Adapun tujuan dari koperasi kredit adalah sebagai berikut:
a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan
syarat-syarat ringan.
b.

Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur
sehingga membentuk modal sendiri.

c.

Mendidik anggota hidup hemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka.

d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
Untuk memperbesar modal koperasi, maka sebagian keuntungan koperasi
tidak dibagikan kepada anggota dan dicadangkan. Bilamana modal koperasi besar,
kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Pemerintah
memberikan fasilitas kepada Koperasi Simpan Pinjam dan koperasi lain untuk
memperkuat modal melalui Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK),
berdasarkan SK nomor 99/KPTS/Mentranskop/1970 tanggal 1 juli 1970.

2.4.6 Koperasi Kredit Sebagai Perangsang Kemajuan Ekonomi
Pemberian kredit oleh suatu koperasi kredit diharapkan dapat menjadi
perangsang kemajuan ekonomi, dimana keberhasilan suatu kredit terletak pada
tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yakni apabila kredit
tersebut dapat membawa pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomis penerima,
pemberi, negara, dan rakyat.

Universitas Sumatera Utara

Bagi penerima kredit, realisasi suatu kredit di katakan berhasil apabila
dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat menampung tenaga
kerja yang lebih banyak, dengan demikian kedua belah pihak mengalami
perkembangan usaha yang terus meningkat.
Bagi negara kredit dapat dikatakan berhasil jika ia memperoleh tambahan
penerimaan negara yang berupa pajak penghasilan (PPh) perseorangan/ badan
usaha serta kemunmgkinan adanya peningkatan ekspor.Sedangkan bagi rakyat,
manfaat kredit yakni dengan berkembangnya usaha dari penerima dan pemberi
kredit, semakin terbuka kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.
2.5 Pengertian Teori Produksi
Produksi adalah proses mengubah input menjadi output sehingga nilai
barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang
digunakan dalam proses poduksi dan output adalah barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu proses produksi (Fauzi 2007 : 90). Produksi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai guna
atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi
semua aktifitas menciptakan barang dan jasa.
Sesuai dengan pengertian produksi diatas, maka produksi pertanian dapat
dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung
pengertian bahwa guna dan manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu

Universitas Sumatera Utara

penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan
pemeliharaan..
2.5.1

Faktor Produksi
Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk

menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. Faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Sukirno:2011),
antara lain:
a. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat
kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dsb.
b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya.
Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk
menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.
Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi
tertentu dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin. Berikut adalah
penjelasan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi produksi pertanian.
a) Lahan
Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan
usahatani misalnya sawah, tegal dan pekarangan. Sedangkan tanah

pertanian

adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian.

Universitas Sumatera Utara

Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat
ditransformasi ke ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Di samping
ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga diperhatikan (Sukirno:2011).
b) Benih
Benih tomat adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus
untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan
dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan,
pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di
persemaian. Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih
tinggi. Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik
benih dan kemurnian benih. Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh
pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut
merupakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para
penangkar benih atau kebun-kebun benih. Varietas yang ditanam hendaknya
selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek
kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap lama serta penyakit.
c) Pupuk
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, tanaman
memerlukan bahan makanan berupa unsur hara, baik unsur hara makro maupun
unsur hara mikro. Jika tanah untuk media tumbuh tidak tersedia cukup unsur hara
yang diperlukan, maka harus diberikan tambahan unsur-unsur tersebut ke dalam
tanah.

Universitas Sumatera Utara

Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi tanaman, hal ini
dapat berpengaruh bila dosis yang diberikan tepat
(Sukirno 2011).
Penambahan unsur hara dapat dilakukan melalui pemupukan sehingga diharapkan
dapat memperbaiki kesuburan tanah antara lain menggantikan unsur hara yang
hilang karena pencucian atau erosi dan yang terangkut saat panen. Pemberian
pupuk merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman.
d. Curahan Tenaga Kerja
Menurut Payaman Simanjuntak (1995) yang dimaksud dengan tenaga
kerja adalah “Penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih, yang sudah atau
sedang mencari pekerjaan dan sedang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga.” Adapun menurut Butar-butar (2010) bahwa
penggolongan tenaga kerja berdasarkan umur pada usahatani terdiri dari dua
golongan yaitu tenaga kerja anak-anak (umur 10 -

Dokumen yang terkait

Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara

3 45 50

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk Di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010

5 63 122

Studi Keanekaragaman Plankton Di Perairan Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

2 37 85

Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 66 66

Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

2 28 104

Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

0 0 11

Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

0 1 6

Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Pengaruh Realisasi Kredit terhadap Produksi Tomat, (Studi Kasus : Credit Union La Erlatih – Latih Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

0 0 6