Analisis Perancangan Sistem Informasi Penjualan pada PT. Speedline Auto Showroom

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem

Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “systema” yang artinya kesatuan. Sistem memiliki makna luas, sebuah sistem harus terdiri atas lebih dari satu bagian. Suatu tujuan bersama menghubungkan semua bagian dalam satu sistem pada organisasi. Walaupun fungsi dari setiap bagian berbeda dan bersifat independen satu sama lain namun tujuannya adalah sama. Sebuah sistem dipergunakan untuk satu tujuan akan tetapi juga dapat digunakan untuk lebih dari satu tujuan.

“sistem merupakan suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan mempengaruhi (biasa disebut dengan subsistem), yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” (Hall, 2001 : 5).

“sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, output.” (Widjajanto, 2001 : 2)

“sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” (Mulyadi, 2001 : 2).

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya yang fungsi untuk mencapai tujuan yang telah


(2)

ditetapkan sebelumnya. Suatu sistem dibuat untuk menangani yang berulang kali atau rutin terjadi. Dengan adanya sistem yang baik, maka kegiatan perusahaan akan semakin baik dan terarah sesuai dengan tujuan.

Rangkaian unsur dalam suatu sistem yaitu :

Gambar 2.1. Unsur dalam sistem

2.1.1. Klasifikasi Sistem

Menurut Mulyanto (2009 : 8) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.

Sistem Abstrak (abstrak system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem agama/teologi. Sistem Fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan.

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya, sistem


(3)

tatasurya, sistem rotasi bumi. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer, sistem transportasi.

3. Sistem Tertentu dan tak tentu

Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan. Sistem tak tentu (probabilistic

system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi

karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

4. Sistem Tertutup Dan Terbuka (Open Sistem)

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.

2.1.2. Analisis Sistem

Menurut Jogiyanto (2003) “Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan hambatan-hambatan yang


(4)

terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan”.

Menurut Diana (2011) “Analisis Sistem merupakan sekumpuluan prosedur untuk membuat spesifikasi sistem informasi yang baru atau sistem informasi yang dimodifikasi”.

Agar efektif, maka seorang analis sistem harus memiliki pengetahuan dalam bidang komputer dan bisnis. Jika analis sistem hanya memiliki latar belakang komputer, maka di dalam tim pengembangan sistem harus ada orang yang memiliki keahlian dalam bidang bisnis.

Tujuan analisis sistem adalah mengembangkan persyaratan bagi sistem baru, analis sistem memerlukan studi terhadap sistem yang ada dan solusi yang diajukan lebih jauh lebih rinci daripada pada tahap survey atau inve stigasi sistem.

Langkah-langkah dalam analisis sistem meliputi: 1. Mempelajari dan mendokumentasikan sistem yang ada.

2. Menyelesaikan dokumentasi analisis. Dokumentasi analisis sistem meliputi :

a. Hasil observasi dan wawancara. b. Ringkasan dan hasil kuesioner. c. Flowchart.

d. DFD.

e. Struktur Organisasi.


(5)

2.1.3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefenisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Pada umumnya tujuan dari perancangan sistem informasi adalah: a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem informasi.

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli teknik lainnya yang terlibat.

c. Perencanaan sistem harus efektif an efisien untuk dapat mendukung pengolahan pelaporan manajemen dan mendukung instansi/perusahaan.

d. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, penyimpanan data, metode-metode, prosedur, brainware, hardware, software, dan pengolahan transaksi.

Dengan adanya perancangan sistem informasi diharapkan dapat membantu manajemen dalam suatu organisasi untuk mengkoordinasikan dan menghubungkan satu ama lainnya. Perancangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama, memperbaiki atau menyempurnakan sistem yang ada.


(6)

2.2. Informasi

Informasi berasal dari data, data adalah fakta statistik dalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu.

“informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sangat penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang maupun masa yang akan datang.” (Davis, 2000 : 24).

“Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.” (McFadden, 1999).

Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat Waktu (Timeliness)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena


(7)

merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal dalam suatu organisasi.

3. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk yang satu dengan yang lainnya berbeda.

4. Lengkap (Complete)

Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan (dasar masalah atau aktivitas-aktivitas) yang diukur oleh pembuat keputusan.

5. Dimengerti (Understable)

Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang dapat dipakai dan dimengerti oleh si pembuat keputusan.

Suatu Informasi mempunyai beberapa fungsi antara lain : 1. Menambah pengetahuan.

2. Mengurangi Ketidakpastian. 3. Mengurangi resiko kegagalan. Adapun tujuan informasi yaitu :

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.


(8)

2.3 Sistem Informasi

“sistem informasi sebagai sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai”. (Hall, 2001 : 7).

“sistem informasi merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat”. (Bodnar, 2000).

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ialah suatu rangkaian prosedur komponen seperti hardware, software,

brainware, yang saling berinteraksi mengolah data menjadi informasi dan

mendistribusikan ke user untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama yang umum bagi semua sistem, yaitu :

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari.

2.4 Penjualan

“Menurut Ikatan Akuntan Indonesia penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva dan penurunan jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyrahan barang dagang/jasa atau aktivitas lainnya didalam suatu periode.”

“Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan penjualan dipenuhi, melalui pertukaran informasi dan kepentingan”. (Kotler, 2006 : 457).


(9)

Secara umum penjualan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa segera diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan

penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang dan

ataujasa dalam penerimaan pembelian. Dalam penjualan kredit, pada saat penyerahan barang dan atau jasa, penjual menerima tanda bukti penerimaan barang.

Proses bisnis dalam sebuah kegiatan penjualan antara lain meliputi: 1. Konsumen memesan barang.

2. Perusahaan mengirim barang yang dipesan ke konsumen. 3. Perusahaan mengirim tagihan ke konsumen.

4. Perusahaan menerima pelunasan kas dari konsumen.

2.5 Sistem Informasi Penjualan

Sistem informasi penjualan adalah sub sistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagan lain yang berkepentingan, mulai dari terimanya dari order penjualan sampai mencatat timbulnya tagihan atau piutang dagang.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan tunai antara lain yaitu:

1. Sales Order


(10)

Faktur ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap 3, yaitu: lembar 1 akan diberikan kepada pembeli sebagai pengantar untuk kepentingan pembayaran barang kepada kassa, lembar 2 akan diserahkan kepada bagian pembungkus beserta barangnya sebagai perintah penyerahan barang ke pembeli yang telah membayar di kassa dan sekaligus sebagai slip pembungkus yang akan ditempel di pembungkus barang sebagai identitas barang, dan lembar 3 yang akan diserahkan ke bagian order penjualan yang akan dijadikan sebagai arsip sementara berdasarkan nomor urutnya sebagai pengendali apabila terjadi kejanggalan transaksi penjualan.

3. Pita Register kas Dokumen yang dihasilkan oleh mesin register kas yang dioperasikan oleh bagian kassa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli sebagai pembayaran atas barang dan juga sebagai dokumen pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam register kas. 4. Bukti Setor Bank

Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2001:214) terdapat 4 (empat) dokumen, antara lain:

a. Surat Order Pengiriman dan tembusannya, Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jum1ah dan spesifikasi


(11)

seperti yang tertera di atas dokumen tersebut. Tembusannya antara lain, tembusan kredit, surat pengakuan, surat muat, slip pembungkus, tembusan gudang, arsip pengendalian pengiriman, dan arsip index silang.

b. Faktur Penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusannya terdiri dari faktur penjualan, tembusan piutang, tembusan jurnal penjualan, tembusan analisis, dan tembusan wiraniaga. c. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan merupakan dokumen

pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

d. Bukti Memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum.

Fungsi-fungsi yang Terkait dengan Penjualan Tunai dan Kredit yaitu : 1. Penjualan Tunai

Adapun yang menjadi fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan tunai adalah sebagai berikut :

a. Bagian Order Penjualan

Fungsi ini menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran kas di bagian kassa. b. Bagian Kassa


(12)

barang yang terdapat pada faktur. c. Bagian Pembungkus

Fungsi ini membungkus barang dan memberikannya kepada pembeli ditukar dengan faktur yang telah dilunasi.

d. Bagian Akuntansi

Fungsi ini mencatat transaksi penjualan tunai pada catatan harian jurnal umum atau jurnal khusus penjualan, jurnal penerimaan kas dan kartu persediaan barang secara periodik serta membuat laporan penjualan sesuai dengan kebutuhan manajemen.

2. Penjualan Tunai

Adapun yang menjadi fungsi fungsi yang terkait dengan Penjualan Kredit berdasarkan pendapat Hall (2001 : 265) dapat disimpulkan bahwa fungsi yang terkait dengan penjualan kredit meliputi :

a. Bagian Penjualan

Menerima order pelanggan baik melalui surat maupun telepon yang mengidentifikasikan jenis dan kuantitas barang yang diminta. Fungsi ini akan menambahkan informasi yang belum lengkap pada surat order (seperti keterangan barang yang dijual, nama dan alamat pelanggan, jumlah dan harga per unit, dan informasi keuangan lainnya seperti potongan harga, dan ongkos angkut).


(13)

b. Departemen Kredit

Bagian kredit menentukan batas kredit, kelayakan pemberian kredit pada pelanggan dan memberikan

persetujuan kredit sehingga salinan order penjualan dapat didistribusikan ke departemen penagihan, pergudangan, dan pengiriman.

c. Gudang

Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, menandatangani salinan surat perintah pengeluaran barang sebagai bukti pesanan sudah dikerjakan dengan benar serta menyerahkan barang ke departemen pengiriman. Bagian gudang perlu mencatat penyesuaian data persediaan.

d. Departemen Pengiriman

Bagian pengiriman bertanggung jawab untuk mencocokkan barang dengan surat surat jalan untuk memastikan kebenaran pesanan. Petugas pengiriman menyerahkan barang, dokumen pengiriman, dan dua rangkap Bill Of Leading ke perusahaan jasa pengiriman, kemudian melakukan tugas-tugas sebagai berikut :

1. Mencatat pengiriman pada buku harian pengiriman barang.


(14)

2. Menyerahkan dokumen surat perintah pengeluaran barang dan surat jalan ke departemen penagihan sebagai bukti pengiriman sudah dilaksanakan.

3. Menyimpan satu salinan untuk tiap-tiap dokumen pengiriman dan dokumen tagihan bongkar muat barang.

e. Departemen Penagihan

Bagian penagihan ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan setelah memperoleh informasi lengkap berkenaan pengiriman barang dari informasi yang terdapat pada surat perintah pengeluaran barang dan surat jalan, membuat jurnal penjualan, serta mengirimkan salinan buku besar dari order penjualan ke bagian piutang.

f. Departemen Akuntansi

Bagian piutang bertanggung jawab untuk memposting data salinan buku besar order penjualan ke buku besar pembantu piutang dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur. Bagian buku besar meringkas buku rekening dari bagian piutang, membuat laporan penjualan serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Laporan Yang dihasilkan Dalam Penjualan Kredit


(15)

merupakan hasil akhir proses akuntansi. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.

2.6. Alat-Alat Analisis Perancangan Sistem

Analisis perancangan sistem adalah pengidentifikasian dalam penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Alat-alat analisis perancangan sistem terdiri dari : a. DFD (Data Flow Diagram)

Merupakan simbol dalam diagram atas data yang berguna untuk membantu komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem agar dapat memahami suatu sistem secara logika. Keuntungan dari DFD, memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan atau dikembangkan.

“Data Flow Diagram atau diagram aliran data adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut”. (Suyanto, 2004 : 15)

Pengertian DFD secara umum adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya, yang penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan aturan mainnya. Komponen DFD menurut Yourden and De Marco dapat dilihat pada tabel 2.1 :


(16)

Tabel 2.1 Komponen DFD

Syarat-syarat pembuatan DFD adalah :

1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD. 2. Pemberian nomor pada komponen proses.

3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat. 4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit.

5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsisten secara logika.

No Simbol Keterangan

1 Proses Simbol ini digunakan untuk proses pengolahan data atau transformasi data.

2 Data Store Simbol ini digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan.

3 Terminator Simbol ini digunakan untuk menggambarkan asal atau tujuan data.

4 Data Flow Simbol ini digunakan untuk menggambar aliran data yang berjalan.


(17)

Langkah-langkah untuk membuat DFD adalah :

1. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem.

2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar.

3. Buat Diagram Konteks (diagram context)

Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya.

Caranya :

a. Tentukan nama sistemnya. b. Tentukan batasan sistemnya.

c. Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem. d. Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator

dari/ke sistem.

e. Gambarkan diagram konteks. 4. Buat Diagram Level Zero

Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :

a. Tentukan proses utama yang ada pada sistem.

b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.


(18)

4. Pengeluaran Barang

2. Persetujuan Kredit 3. Perintah Pengiriman Barang

8. Masukan Kinerja Pelanggan 6. Pemberitahuan Pengiriman Barang

5. Buat Diagram Level Satu

a. Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.

b. Gambarkan DFD level Satu, DFD level Dua dan DFD level Tiga

Diagram Prosedur Penjualan (Nugroho widjajanto)

Gambar 2.2

Diagram Prosedur Penjualan

b. ERD (Entity Relation Diagram)

ERD digunakan untuk memodelkan struktur data karena hal ini relative kompleks. Model ERD berisi komponen-komponen entias dan

Pelanggan Penanganan pesanan Pencatatan Kinerja Pelanggan Penyimpanan Barang Pengiriman barang Pencatatan dan penagihann 5. Barang 7. Faktur 1.Pesanan Pembelian


(19)

himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta yang ditinjau sehingga dapat diketahui hubungan antara entiti-entiti yang ada dengan atribut-atributnya. Komponen ERD dapat dilihat pada tabel 2.4 dan simbol diagram relasi entitas pada gambar 2.2 :

Tabel 2.2 Komponen ERD

No Simbol Keterangan

1 Entity Simbol ini untuk menggambar tabel (penyimpanan data).

2 Atribut Simbol ini berfungsi untuk menjelaskan character dari entity.

3 Line Simbol ini berfungsi untuk

menghubungkan atribut dengan entity 4 Hubungan Simbol ini dapat berhubungan satu

dengan yang lainnya. Hubungan ini dinamakan relationship.


(20)

M M 1 1

2 M

Gambar 2.3

Simbol Diagram Relasi Entitas

c. Flowchart/Bagan Alir

Sistem flowchart adalah penyajian secara grafis dari sistem informasi dan sistem operasi yang terkait. Sistem informasi di sini meliputi proses, aliran logis, input, output, dan arsip. Sedangkan sistem operasi yang terkait mencakup entitas, aliran fisik, dan kegiatan operasi. Sistem flowchart menampilkan proses operasi (meliputi siapa yang terlibat, apa yang dilibatkan, bagaimana prosesnya, dan di mana proses tersebut dilakukan) dari segi logika dan fisik, baik berupa kegiatan manual maupun berbasis komputer.

Sistem flowchart memasukan konteks operasi dan manajemen ke dalam sistem, berbeda dengan DFD yang tidak memperhitungkan kedua aspek tersebut. Akan tetapi, keduanya apabila digunakan bersama-sama merupakan metode yang saling melengkapi untuk menjelaskan sebuah sistem.

Petugas Penjualan

Pelanggan

Pemasok Persediaan

Pesanan Mobil

Ditentukan

Menempatkan


(21)

Dalam menyusun flowchart perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Flowchart dibagi menjadi beberapa kolom sesuai dengan banyaknya entitas(bagian/departemen) yang terlibat dalam proses. Setiap kolom tersebut diberi judul nama dari entitas tersebut.

b. Logika flowchart dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. c. Jika flowchart tidak cukup dari atas ke bawah, gunakan

konektor on-page ( ).

d. Jika flowchart lebih dari 1 halaman, gunakan konektor off-page ( ).

Flowchart atau Diagram Alir adalah sekumpulan simbol-simbol atau skema yang menunjukan atau menggambarkan rangkaian kegiatan-kegiatan program dari mulai awal hingga akhir. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.

Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya flowchart urutan proses kegiatan menjadi lebih jelas. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya pemrogram

(programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahasa


(22)

Jenis-jenis Diagram Alir/flowchart secara umum :

a. Diagram Alir Dokumen, menunjukan kontrol dari sebuah

sistem aliran dokumen.

b. Diagram Alir Data, menunjukkan kontrol dari sebuah

sistem aliran data.

c. Diagram Alir Sistem, menunjukkan kontrol dari sebuah

sistem aliran secara fisik.

d. Diagram Alir Program, menunjukkan kontrol dari sebuah

program dalam sebuah sistem.

Simbol-simbol yang Banyak Digunakan dalam bagan Alir Program:

Garis Aliran Instruksi

Connector

Keputusan

Instruksi proses atau penghitungan

Instruksi Input atau Output

Gambar 2.4


(23)

3 N Mengopera sikan registerkas Menerima uang dari pembeli 1

FPT 1

PRK FPT 1

Menurut Mulyadi (2001 : 476) bagan alir prosedur penjualan tunai dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah ini :

Bagian Order Penjualan Bagian Kasa

Gambar 2.5

Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai Mulai Menerima order dari pembeli Mengisi FPT Mengisi bukti setor 2 FPT 1

3

1

3

2

Bukti Setor 1 Bank

Menyetor kas ke bank

3 2

Bukti setor 1 Bank Diserahkan ke bank 2 Via Pembeli Bersama

uang 5


(24)

Bagian Gudang Bagian Pengiriman

FPT= Faktur penjualan tunai PRK= Pita register kas

Gambar 2.6

Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan 1)

2

FPT 2

FPT 2

PRK FPT 1

2

FPT 2

FPT 1

3 4

4

Kartu Gudang

Menyerahkan barang

Bersama barang

Menyerahkan barang kepada

pembeli Membanding kan FPT lb 1

dan lb2

PRK

6 Untuk Pembeli

Bersama barang sebagai slip


(25)

Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

RHPP= Rekapitulasi harga pokok penjualan

Gambar 2.7

Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan 2)

6 4

PRK FPT 1

RHPP

Bukti Memorial

RHPP

PRK FPT 1

RHPP Bukti Memorial Bukti Setor Bank Jurnal Penjualan Kartu Persediaan Jurnal Umum Jurnal Penerimaan Kas 7 7 8 8

T N

N Membuat rekapitulasi HPP Membuat Bukti Memorial Secara Periodik Selesai


(26)

Keterangan :

Lembar ke-1 dan ke-2: diserahkan kepada perusahaan angkutan umum. Oleh perusahaan angkutan umum, bill of lading ini dimintkan tanda tangan dari pelanggan sebagai tanda penerimaan barang oleh pelanggan; lembar ke-1 diserahkan kepada pelanggan dan lembar ke-2 disimpan dalam arsip perusahaan angkutan umum sebagai dokumen bukti telah diserahkannya barang kepada pelanggan.

Lembar ke-3 : dikirimkan oleh Bagian Pengiriman ke Bagian Order Penjualan untuk memberitahukan bahwa Bagian Pengiriman telah melaksanakan pengiriman sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan COD.

Lembar ke-4 : Arsip Bagian Pengiriman menurut tanggal pengiriman yang dilaksanakan.


(1)

Dalam menyusun flowchart perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Flowchart dibagi menjadi beberapa kolom sesuai dengan banyaknya entitas(bagian/departemen) yang terlibat dalam proses. Setiap kolom tersebut diberi judul nama dari entitas tersebut.

b. Logika flowchart dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. c. Jika flowchart tidak cukup dari atas ke bawah, gunakan

konektor on-page ( ).

d. Jika flowchart lebih dari 1 halaman, gunakan konektor off-page ( ).

Flowchart atau Diagram Alir adalah sekumpulan simbol-simbol atau skema yang menunjukan atau menggambarkan rangkaian kegiatan-kegiatan program dari mulai awal hingga akhir. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.

Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya flowchart urutan proses kegiatan menjadi lebih jelas. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya pemrogram

(programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahasa


(2)

Jenis-jenis Diagram Alir/flowchart secara umum :

a. Diagram Alir Dokumen, menunjukan kontrol dari sebuah

sistem aliran dokumen.

b. Diagram Alir Data, menunjukkan kontrol dari sebuah

sistem aliran data.

c. Diagram Alir Sistem, menunjukkan kontrol dari sebuah

sistem aliran secara fisik.

d. Diagram Alir Program, menunjukkan kontrol dari sebuah

program dalam sebuah sistem.

Simbol-simbol yang Banyak Digunakan dalam bagan Alir Program:

Garis Aliran Instruksi

Connector

Keputusan

Instruksi proses atau penghitungan

Instruksi Input atau Output

Gambar 2.4


(3)

3 N Mengopera sikan registerkas Menerima uang dari pembeli 1

FPT 1

PRK FPT 1

Menurut Mulyadi (2001 : 476) bagan alir prosedur penjualan tunai dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah ini :

Bagian Order Penjualan Bagian Kasa

Gambar 2.5

Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai Mulai Menerima order dari pembeli Mengisi FPT Mengisi bukti setor 2 FPT 1

3

1

3

2

Bukti Setor 1 Bank

Menyetor kas ke bank

3 2

Bukti setor 1 Bank Diserahkan ke bank 2 Via Pembeli Bersama

uang 5


(4)

Bagian Gudang Bagian Pengiriman

FPT= Faktur penjualan tunai PRK= Pita register kas

Gambar 2.6

Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan 1) 2

FPT 2

FPT 2

PRK FPT 1

2

FPT 2

FPT 1

3 4

4 Kartu Gudang

Menyerahkan barang

Bersama barang

Menyerahkan barang kepada

pembeli Membanding kan FPT lb 1

dan lb2

PRK

6 Untuk Pembeli Bersama barang sebagai slip


(5)

Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

RHPP= Rekapitulasi harga pokok penjualan

Gambar 2.7

Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan 2)

6 4

PRK FPT 1

RHPP Bukti Memorial

RHPP

PRK FPT 1

RHPP Bukti Memorial Bukti Setor

Bank

Jurnal Penjualan

Kartu Persediaan Jurnal

Umum Jurnal

Penerimaan Kas

7

7 8

8

T N

N

Membuat rekapitulasi

HPP

Membuat Bukti Memorial

Secara Periodik


(6)

Keterangan :

Lembar ke-1 dan ke-2: diserahkan kepada perusahaan angkutan umum. Oleh perusahaan angkutan umum, bill of lading ini dimintkan tanda tangan dari pelanggan sebagai tanda penerimaan barang oleh pelanggan; lembar ke-1 diserahkan kepada pelanggan dan lembar ke-2 disimpan dalam arsip perusahaan angkutan umum sebagai dokumen bukti telah diserahkannya barang kepada pelanggan.

Lembar ke-3 : dikirimkan oleh Bagian Pengiriman ke Bagian Order Penjualan untuk memberitahukan bahwa Bagian Pengiriman telah melaksanakan pengiriman sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan COD.

Lembar ke-4 : Arsip Bagian Pengiriman menurut tanggal pengiriman yang dilaksanakan.