Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Pendidikan Multikutural terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja di Panti Asuhan Yakobus Salatiga T1 712010065 BAB IV

BAGIAN IV
TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN
DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL.

4.1 Pendidikan di Yayasan Panti Asuhan Yakobus
Penulis melihat tentang keragaman pendidikan yang mengacu kepada ajaran tentang
bertoleransi dan beragama dengan suatu keragaman budaya dalam, penerapan yayasan panti
asuhan yakobus terhadap anak remaja yang beragama Kristen dan non Kristen dilaksanakan
selama ini, hanya bersifat umum dalam arti panti asuhan tidak memiliki kurikulum, mereka
hanya diberikan suatu pendidikan di sekolah, dasar pengajarannya adalah kristen.Yayasan
panti asuhan tidak memberikan pendidikan yang berkelanjutan dari sekolah atau metodemetode pembinaan yang sudah di siapkan oleh yayasan sebelumnya. Mereka menjalankan
pola pendidikan sesuai dengan kurikulum pendidikan yang ada di sekolah masing-masing
contoh: SMA1 Kristen menggunakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum
Pendidikan Kristen disekolah yaitu dari buku Berbuah bagi Kristus. Pengajaran

yang

dilakukan di sekolah harus sesuai dengan buku panduan sebagai pedoman Berbuah dalam
Kristus, memang baik untuk mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam hidup sehari-hari,

sebagai cerminan diri bagi remaja untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan menguraikan materi pelajaran tiap-tiap tema, kegiatan pembelajaran.1
4.1.1 Pembinaan iman di Panti Asuhan Yakobus
Pendidikan Iman Kristen yang dilakukan dalam Panti Asuhan adalah dalam bentuk
persekutuan doa, membaca Firman Tuhan dan hanya dilakukan pada hari Minggu dan doa
pagi dan sore hari, biasanya dikuti semua penghuni panti. Namun pelaksanaannya terkadang
tidak sesuai dengan jadwal atau agenda yang sudah disepakati, bersifat situasional melihat
kondisi dan keadaan pimpinan, pembina dalam kegiatan sehari-hari. Pembinaan iman berupa
persekutuan dan membaca Firman Tuhan sudah dianggap memadai dalam membangun
kepribadian anak remaja didalam panti. Oleh sebab itu kondisi ini juga sangat
mengkawatirkan bila tidak dibina dan perhatian yang khusus, karena remaja membutuhkan
keterbukaan, dan bimbingan atas hal-hal yang dihadapi dalam kegiatan disekolah maupun
keadaan pribadinya. Pembinaan iman sangat diperlukan dalam membentuk para remaja
1

Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

namun karenaketerbatasan pembina, pembimbing sehingga pembinaan iman belum
maksimal.2
4.2 Peran Yayasan dan program Panti Asuhan Yakobus

Peran dan kontribusi yang diberikan gereja selama ini kepada Yayasan Yakobus
belum maksimal, dibandingkan dengan banyaknya gereja-gereja di Salatiga dan Gerejagereja dalam organisasi Jemaat Kristen Indonesia (JKI) hanya Sinode JKI yang terlibat dan
berperan besar dalam perhatian,penyediaan sarana dan prasarana,materi,sandang dan pangan,
namun dalam peran Pendidikan Agama Kristen secara program struktural belum ada selama
ini. Gereja yang berperan langsung namun kondisional adalah Gereja Jemaat Kristus
Indonesia (GJKI) yang memberikan partisipasi, dukungan dalam bentuk pendidikan Kristen
dalam pengajaran sekolah minggu secara umum, dan juga partisipasi dalam bentuk
pendidikan bahasa bagi anak-anak panti asuhan Yakobus. Keterlibatan anak-anak mahasiswa
Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala juga turut membantu Pendidikkan Agama Kristen di
panti asuhan Yakobus namun masih sebatas pelajaran Alkitab dan tidak rutin dan
berkesinambungan.3 Program khusus dalam Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan
Yakobus belum ada, yang dilakukan selama ini adalah sekolah minggu, doa pagi , dan malam
namun juga situasional bila ketua/pimpinan Panti berhalangan maka kegiatan tersebut tidak
dilaksanakan. Belum adanya kaderisasi bagi pembimbing, pendampingan untuk melanjutkan
program Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus. Materi yang diajarkan adalah
melanjutkan materi-materi Pendidikan Agama Kristen yang ada di sekolah-sekolah dimana
mereka didik selama ini. Pola yang dikembangkan selama ini adalah kekeluargaan, dimana
semua anak-anak Panti Asuhan Yakobus diangkat menjadi anak melalui hukum yang berlaku
dan sah, oleh sebab itu dengan konsep itulah maka tidak ada suatu program khusus
seperti panti Asuhan yang lain, seperti ketrampilan-ketrampilan, dan pengembangkan diri

agar dapat mandiri dikemudian hari, bila mereka sudah tidak berada di panti asuhan.
4.3 Peran Panti Asuhan sebagai keluarga
Peran Panti Asuhan sebagai keluarga, penulis melihat sebagai hal yang penting ini
bagi perkembangan remaja dalam menghayati iman, dan memungkinkan mereka dapat lebih
mendekatkan diri kepada kasih dan kemurahan Tuhan juga dapat berdialog dengan orang tua
mereka di Panti, sehingga dengan dialog tersebut dapat membentuk hubungan antara anak
dan orang tua sebagai ciptaan Tuhan yang mulia.4 Dan menjadikan mereka dapat
2

Will Mitzger,(Berita Kebenaran Injil Seutuhnya,bagi pribadi yang seutuhnya, Surabaya: Momentum,2005),56
wawancara dengan bpk sumarsono pimpinan panti asuhan Yakobus
4
Jean Fleming,(waktu Bersama Tuhan,Yokyakarta:Yayasan Gloria,1997),226
3

mengaplikasikannya dalam masyarakat. Hidup dalam kebersamaan, kerukunan, iman
kepercayaan semakin baik dan teritegral dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam
pendidikan multikultural sekarang ini, seluruh keluarga dituntut untuk bertanggung jawab
dan selaras bersama agar tercapainya suatu kedamaian yang abadi sehingga merupakan
bagian penting dalam kehidupan masyarakat .5

4.4 Pendidikan Multikultural di panti asuhan Yakobus.
Penulis mengkritisi Pendidikan Multikultural dalam Panti Asuhan Yakobus yang
dilakukan selama ini belum berjalan sesuai dengan pengertian multikulturan itu sendiri yaitu:
Proses pengembangan sikap dan perilaku, mendewasakan, melalui pengajaran, pelatihan
dan perbuatan. Pola dan pendidikan yang dilakukan selama ini berjalan seperti biasa saja,
seperti keluarga dan anak-anak lainnya dalam kehidupan rumah tangga biasa. Mereka berada
dalam keluarga besar bersama orang tua dan saudara-saudaranya yang lain. Walaupun
disadari mereka satu namun berada dari asal keluarga dan budaya yang berbeda, mereka tetap
ada dan bertumbuh bersama keluarga yang penuh perhatian dalam panti. Anita Lie
mengatakan: Pendidikan

Multikultural

mengembangkan manusia

merupakan pendidikan yang bertujuan

Indonesia yang cerdas, berkemampuan menguasai ilmu

pengetahuan, bermoral, demokratis, berempati


kepada orang lain yang

berlatar

belakang berbeda, suku, etnis, adat, tradisi, agama dan ketrampilan.6 Kehadiran remaja
Kristen dan non Kristen dalam Panti Asuhan dari pelbagai latar belakang, harus mampu
mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan, dapat bernilai dan menjadi teladan bagi
sesamanya ditengah-tengah panti dalam interaksi dengan orang-orang diluar panti, sehingga
mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu
pengelola panti harus dapat memposisikan

diri dengan perkembagan yang ada dalam

pendidikan yang multikultural, membuka kesempatan untuk lebih memahami perkembangan
dalam dimensi pendidikan yang multikultral, dengan adanya remaja yang dari Kristen dan
non Kristen suatu kesempatan

yang sangat baik bagi pihak panti untuk mengajarkan


mereka nilai-nilai multikultural, saling memahami dan mengasihi sehingga terbentuk nilainilai yang dapat membawa mereka kedalam kehidupan yang terbaik dan dapat
mengekspresikan bagi kehidupan mereka nantinya.
4.5 Pendidikan Agama bagi remaja di panti Asuhan Yakobus

5

Bambang Eko Putranto,(Misi Kristen,Menjangkau Jiwa menyelamatkan dunia, Yogyakarta: AndiOffset)
,2007,124
6
Hope S.Antone,Ibid,hal.36

Penulis melihat bahwa Pendidikan Agama sangat penting sebagai dasar iman para
remaja dipanti asuhan, untuk itu pandangan Hope S. Antone yang mengatakan bahwa proses
pendidikan agama seharusnya tidak mengurangi pertumbuhan dalam komunitas imannya
sendiri. Namun ia juga harus mampu menghubungkan nilai-nilai keagamaan dengan yang
lainnya, mampu melakukan dialog, berdiskusi bersama dan menjauhkan hal-hal yang
menyebabkan perbedaan-perbedaan yang memberikan manfaat penting dalam kehidupan
keagamaan mereka. Pendidikan agama harus sunggu-sunguh mendidik dengan lebih baik
dan mendalam, dan sebagai proses yang terus dilaksanakan seumur hidupnya, bukan hanya
pada saat mereka berada disekolah, tetapi pada saat mereka berada dalam keluarga besar

panti,dan berada dalam kelompok diskusi (pendalaman Alkitab).7
Pendidikan Agaman Kristen harus menjadi pencarian teologi yang relevan bagi para
remaja di zaman sekarang ini, perjumpaan mereka dengan kasih dan kemurahan Allah akan
membawa mereka untuk lebih murah hati dan terbuka, bersahabat, dan mengasihi sesama,
Roh Kudus akan terus menyertai dalam setiap arah langkah dan perjalanan mereka. Karena
kita mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, konsep Firman Tuhan supaya kita
dapat melakukan yang terbaik.8
Pemahaman inilah yang harus dimengerti dan dipahami panti untuk mendidik mereka
dalam Pendidikan Agama Kristen yang lebih mendasar, sehingga mereka tidak dangkal
dalam memahami kehidupn Kristiani di panti asuhan, pembenahan haruslah dilakukan
sehingga akan tercipta suatu pendidikan yang berkesinambungan terus menerus sampai
mereka sudah berada diluar panti nantinya. Pola pendidikan yang berkesinanmbungan yang
berjalan dengan baik selama ini, akan mendapat perubahan dan peningkatan yang

sangat

berarti, baik merka dalam memahami Firman Tuhan, dalam hubungansesama remaja lainnya,
hubungan yang terbuka sebagai keluarga besar tidak ada rasa ketakutan, malu, tertutup,
tetapi dengan penuh katerbukaan dan merasakan akan kasih dan kebaikan Tuhan yang
mereka dapatkan selama ini menjadi acuan mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang

dalam pengenalan akan Firman Tuhan, hubungan dengan keluarga besar Panti, Pembina,
sesama teman dan dalam masyarakat.9

4.6 Membangun Komunikasi dengan Kasih

7

Ibid,hal.37
Hardi Budiyanan,(Dasar Pendidikan Agama Kristen,Solo:Berita Hidup,2011),236
9
Daniel Alexander,(Keluarga Yang disukai Tuhan,Yogyakarta:AndiOffset,2006),34

8

Penulis mengamati dan mencermati bahwa hal-hal yang terjadi dalam praktek dan
pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam kerangka Pendidikan multikulturan ini adalah
kurangnya komunikasi khususnya bagi remaja,juga karena adanya hal-hal pribadi yang tidak
disampaikan remaja kepada Pembina,mungkin karena merasa takut atas masalah yang sedang
dihadapi sehingga keluar meninggalkan panti asuhan.10
Untuk dipahami bahwa pusat dari pelayanan Pendidikan Agama Kristen bukan saja

terletak pada manusianya, melainkan pada Allah yang sudah bertindak dalam sejarah untuk
melakukan karya yang besar. Allah turut serta mengkomunikasikan karyaNya ditengahtengah dunia, berarti adanya harapan masa depan agar manusia mampu berkomunikasi
dengan baik menceritakan, menyaksikan akan karya AgungNya bagi manusia, masa kini dan
harapan masa depan.11 Pemimpin, Pembina, pengelola harus mampu membuka kemampuan
untuk berkomunikasi benar-benar mendengarkan perkataan orang lain, apa yang sedang
dihadapi, digumuli sehingga membuat terikat dan tidak mampu untuk mengatasi sendiri
permasalahan tersebut. Perlu membangun hubungan dengan komunikasi yang dilandasi
dengan kasih Tuhan, sehingga terjadi keterbukaan, kasih sayang, penuh empati dan akan
tercipta jalan keluar yang membawa kepada sukacita dan damai sejahtera.12
Membangun Komunikasi dengan penuh kasih dilandasi oleh kasih Kristus yang mau
merendahkan hati, memberi diri untuk pengampunan manusia. Dengan demikian akan
memampukan suatu hubungan yang tidak dibatasi oleh kedudukan, usia, jabatan, tetapi atas
dasar memberi diri untuk menciptakan keluarga panti yang saling mengasihi, menolong,
memberikan jaminan keluarga yang erat dalam satu keluarga panti yang indah, damai dan
tentram. Sehingga mampu mengekspresikan kemampuan dan kreatifitas, yang tidak terlihat
menjadi satu harta masa depan untuk dikembangkan dan menjadi kesejahteran dan berguna
bagi sesamanya.13 Demikian peran komunikasi sangat penting untuk membangun dan
memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, komunitas, oraganisasi, ditengah
masyarakat.


10

Wawancara dengan Remaja PantinAsuhan Yakobus
34Yusuf Rogo Yuwono,(Born To Be Star,Kita Membawa Pertumbuhan dan Perubahan,Salatiga:
SangkakalaPress,2010),17
12
Singgih D Gunarsa,(Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Jakarta:BPK-Gunung Mulia,1983),165
13
David S.Shuller,(Rethingking Christian Education,Missouri:Chalice Pres St Loines,1993),17
11

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Pendidikan Multikutural terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja di Panti Asuhan Yakobus Salatiga T1 712010065 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Pendidikan Multikutural terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja di Panti Asuhan Yakobus Salatiga T1 712010065 BAB II

0 0 14

T1 712010065 BAB III

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Pendidikan Multikutural terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja di Panti Asuhan Yakobus Salatiga T1 712010065 BAB V

0 0 4

T1 712010065 Daftar Pustaka

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Pendidikan Multikutural terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja di Panti Asuhan Yakobus Salatiga

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Pendidikan Multikutural terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja di Panti Asuhan Yakobus Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Pendidikan Karakter di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga

0 0 1

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Panti Asuhan dalam Membina Kemandirian Anak di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga T1 BAB IV

0 0 46

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB IV

0 1 46