S SEJ 1202823 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Inggris merupakan salah satu negara bagian Eropa Barat, dan merupakan
salah satu negara di Eropa yang berbentuk kepulauan. Negara ini berbatasan dengan
Skotlandia di sebelah Utara dan Wales di sebelah Barat, Laut Irlandia di Barat Laut,
Laut Keltik di Barat Daya, dan Laut Utara di sebelah Timur serta Selat Inggris, yang
memisahkan wilayah Inggris dari daratan Eropa, di sebelah Selatan. Inggris juga
mencakup lebih dari 100 pulau-pulau kecil seperti Isles of Scilly dan Isle of Wight
(Hall, 1961, hlm. 14). Berbagai peristiwa sejarah telah terjadi di Inggris selama
beberapa abad yang lalu. Dimulai dari penaklukan oleh Bangsa Romawi selama lima
abad, dilanjutkan dengan penaklukan oleh bangsa Viking dari Laut Utara terutama
Denmark dan Norwegia abad ke-8. Ekspansi Viking Norwegia ke Inggris dimulai
setelah penyerangan bangsa Viking ke Lindisfarne, di lepas pantai Northumberland,
Inggris. Akan tetapi, pada tahun 840 M, bangsa Viking mulai menetap secara
permanen di Inggris. Tempat pertama bangsa Viking di Inggris adalah Pulau Thanet,
di muara Sungai Thames. Setelah kedatangan Viking dari Denmark dan menaklukan
Inggris bagian Timur Laut, pemimpin bangsa Viking bernama Canute menjadi raja di
Inggris. Selain peristiwa penaklukan bangsa Viking, sejarah Inggris mencatat adanya

penaklukan Inggris oleh orang-orang Normandia. Di antara semua peristiwa sejarah
tersebut, penaklukan Inggris oleh orang-orang Normandia adalah fakta yang penting
dalam sejarah Inggris dan peristiwa yang penting dalam sejarah Eropa. Peristiwa ini
terjadi pada awal Abad Pertengahan, setelah berakhirnya Era Viking di Eropa yang
berkuasa tiga abad lamanya, yaitu abad ke-8 sampai abad ke-11 (Derry, 1979, hlm.
12).
Abad Pertengahan terutama pada masa-masa awal (mulai dari abad ke-11)
bisa dibilang adalah masa-masa dimana pengaruh Perancis dominan. Ciri-ciri dari
Abad Pertengahan ini diantaranya perubahan pusat peradaban dari Mediterania dan
Laut Utara ke Perancis dan Sungai Rhine. Perkembangan sosial dan politik Eropa
Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

mendapat pengaruh dari budaya Perancis, tak terkecuali kerajaan di Inggris,
meskipun letaknya berada di luar daratan Eropa atau Eropa kontinental (Rowse, 1943,
hlm. 28). Selain itu, maraknya feodalisme menjadi ciri khas kehidupan Abad
Pertengahan di Eropa. Feodalisme diartikan sebagai suatu sistem yang ada di Eropa

sekitar abad ke-9 sampai dengan abad ke-12, merupakan dasar pemerintahan lokal,
pembuatan undang-undang, menyusun dan mengatur angkatan perang, serta berbagai
seluk beluk yang berhubungan dengan kekuasaan eksekutif. Dalam doktrin feodal
dikatakan bahwa seluruh tanah kerajaan beserta isinya berasal dari raja (Easton, 1965,
hlm. 246).
Kerajaan Inggris merupakan salah satu kerajaan tertua di dunia. Catatan
sejarah yang panjang telah membawa Inggris pada masa sekarang yang memiliki
banyak wilayah dan negara persemakmuran. Dalam sejarah Kerajaan Inggris, sudah
tercatat puluhan raja ataupun ratu yang menjadi simbol pemerintahan Inggris. Dari
sekian banyak raja dan ratu tersebut, William the Conqueror, seorang Duke of
Normandy atau adipati dari Normandia, Perancis, merupakan salah satunya. Dalam
penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan sosok William the Conqueror dan
peranannya ketika menjabat sebagai raja Inggris.
Menarik membahas William the Conqueror ini. Jika dilihat dari latar
belakang hidupnya, William the Conqueror adalah keturunan Bangsa Viking
(Slocombe, 1959, hlm. 9). Bangsa Viking dari Denmark mulai memasuki Perancis
kemudian menaklukkan suatu daerah di wilayah pesisir Perancis yang disebut
Normandia (artinya “negeri orang North” atau orang Nor).

Sejarah Eropa


menyatakan bahwa Bangsa Viking, adalah bangsa barbar yang tidak beradab,
penjajah dan perampok. Bangsa Viking dikatakan sebagai orang jorok. Namun
menurut Louis Kampe Henriksen, kurator Viking Ship Museum di Roskilde dan
Petrus Pentz, ahli senjata Viking dan kurator Museum Nasional Denmark (dalam
Petersen, 2012, hlm.5) menyatakan bahwa pinset, sisir, pembersih kuku, pembersih
telinga dan tusuk gigi sudah ada dari zaman Viking. Hal ini menandakan bahwa

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Bangsa Viking tidak sekotor apa yang digambarkan masyarakat Eropa. Ada lagi bukti
yang memperkuat hal ini, diantaranya
Sumber sejarah di Inggris pada abad pertengahan dari tahun 1220,
beberapa abad setelah Viking telah merusak Inggris, John of
Wallingford menggambarkan suku Viking sebagai suku yang rapi.
Mereka menaklukkan semua kota di negara terbaik yang

menyebabkan banyak kesulitan bagi warga asli negara itu, karena
menurut adat istiadat yang membiasakan menyisir rambut setiap hari,
mewajibkan mandi setiap hari Sabtu, mengganti pakaian sesering
mungkin dan bisa menarik perhatian banyak orang (Jones, 1968,
hlm.18).
Terlepas dari gambaran bangsa Viking yang telah dipaparkan di atas, masih
banyak sejarah di benua Eropa yang tetap menggambarkan bangsa Viking sebagai
bangsa penjajah. Akan tetapi, William the Conqueror yang seorang keturunan bangsa
Viking Normandia bisa menjadi raja Inggris yang disegani. Di Perancis, Normandia
merupakan negara vasal dari kerajaan Perancis. William the Conqueror diangkat
menjadi raja di Normandia dan diberi gelar Duke of Normandy. Di Inggris, William
adalah raja yang menguasai Inggris. William the Conqueror dinyatakan sebagai
pelopor pembangunan Inggris modern, sehingga termasuk kedalam salah satu tokoh
yang berpengaruh di dunia (Hart, 1982, hlm. 342). William the Conqueror dianggap
penting dalam sejarah Inggris. Asal-usul William the Conqueror yang berasal dari
Normandia membuat William the Conqueror menjadi sosok yang dikagumi sekaligus
dibenci. Dikagumi karena berhasil menaklukan Inggris di Hastings hanya dengan
pasukan yang jumlahnya tidak lebih dari pasukan Inggris. Dibenci terutama oleh
kaum borjuis Perancis karena berhasil menjadi Raja di Normandia dengan latar
belakang sebagai „anak tidak syah‟ dari Robert, seorang pimpinan pembajak dari

Skandinavia yang berhasil menjadi raja di Normandia sebelumnya.
Tidak diketahui motif dari penaklukan Inggris oleh William sendiri. Sejarah
Inggris menunjukkan bahwa William the Conqueror masih memiliki keterhubungan
dengan raja Edward di Inggris. Setelah menjadi raja Inggris, William bergelar
William I. Tetap saja, nama William sebagai sang penakluk (The Conqueror) tetap

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

dikenal dalam sejarah. Meskipun demikian, karena kebijakan William the Conqueror
lah terjadi pendekatan antara kebudayaan Inggris dan Perancis. Tidak heran jika
melihat latar belakang William the Conqueror yang merupakan orang Perancis. Ada
beberapa unsur kebudayaan yang bercampur antara kebudayaan Anglo-Saxon Inggris
dengan kebudayaan Normandia, seperti bahasa yang digunakan (Tout, 1922, hlm.
38). William the Conqueror lebih terkenal sebagai pemimpin militer. Namun
kebijakan yang dilakukannya sebagai Raja Inggris tidak hanya berpengaruh pada
bidang militer saja, melainkan juga pada kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan

politik di Inggris.
Untuk mendeskripsikan lebih lanjut mengenai William the Conqueror, latar
belakang, kebijakan pemerintahan, dan pengaruhnya selama menjadi Raja Inggris,
maka penelitian ini dibuat. Penulis merasa perlu meneliti mengenai peranan William
the Conqueror di Inggris guna menambah wawasan sejarah yang mencakup wilayah
Eropa, terutama mengenai sejarah Inggris. Sebagai sosok kontroversial yang
dianggap penting, William the Conqueror dikenal sebagai pemimpin berani yang
mengubah sejarah Inggris. Ketika William the Conqueror menjadi raja, sebuah
aristokrasi bangsa Norman menjadi kelas pemerintahan dan banyak bangsawan asli
Inggris, termasuk para uskup, digantikan dengan orang-orang Normandia. Kebijakankebijakan yang diambil merupakan suatu pembaharuan yang memiliki pengaruh yang
cukup penting. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh William the Conqueror
tercatat dalam Domesday Book yaitu sensus yang diadakan menyangkut penduduk
dan harta benda mereka. Menurut H.C. Darby, seorang penulis Eleventh Edition of
the Encyclopædia Britannica (dalam Hinde, 1985, hlm. 163) bahwa
“Can have nothing but admiration for what is the oldest „public
record‟ in England and probably the most remarkable statistical
document in the history of Europe. The continent has no document to
compare with this detailed description covering so great a stretch of
territory. And the geographer, as he turns over the folios, with their
details of population and of arable, woodland, meadow and other

resources, cannot but be excited at the vast amount of information that
passes before his eyes”.

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Domesday Book sangat berarti penting. Ia mengatakan bahwa siapapun yang
memegang Domesday Book pada saat itu tidak akan memiliki apapun kecuali
kekaguman akan adanya catatan publik tertua yang pernah dimiliki Inggris Raya saat
itu, dan mungkin merupakan dokumen statistik yang paling luar biasa di Eropa,
mengingat luasnya cakupan wilayah yang disurvey dan banyaknya informasi yang
terkumpul. Survey tersebut tidak hanya memuat data mengenai populasi penduduk
saja, tetapi juga kepemilikan tanah, dan harta kekayaan. Informasi yang ada dalam
Domesday Book menurut Henry C. Darby begitu mendetail.
Banyak pula hasil pembangunan yang dilakukan selama William the
Conqueror berkuasa, seperti Tower of London yang masih bisa disaksikan sampai
sekarang dan perkembangan Bahasa Inggris modern. Tidak banyak tulisan berupa

skripsi atau tesis dan desertasi yang membahas mengenai peranan William the
Conqueror ini. Namun, ada beberapa jurnal yang ditulis oleh sejarawan luar negeri.
Jurnal-jurnal tersebut lebih banyak yang menggambarkan biografi William the
Conqueror secara menyeluruh. Untuk itulah penulis ingin menggambarkan peranan
dari sosok William the Conqueror dalam menjalankan pemerintahan di Inggris.
Inti dari pembahasan penelitian ini adalah peranan William the Conqueror
selama menjabat sebagai raja Inggris. Dalam mengkaji masalah ini, penulis akan
memaparkan latar belakang dari William the Conqueror sendiri hingga bisa menjadi
raja Inggris, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh William the Conqueror pada
masa pemerintahannya saat menjadi raja di Inggris dan pengaruh dari kebijakan yang
diambil oleh William. Alasan penulis mengungkapkan latar belakang William the
Conqueror terlebih dahulu dikarenakan ada beberapa poin menarik yang dapat
diambil dari asal mula William the Conqueror yang merupakan orang Perancis,
terlebih keturunan Bangsa Viking ini hingga bisa menjadi raja Inggris. Mengenai
periodisasi, penulis memilih periodisasi dari tahun 1066-1087. Tahun 1066 dijadikan
sebagai awal periodisasi karena pada tahun ini William the Conqueror menaklukan
Inggris. Sedangkan tahun 1087 dipilih sebagai akhir dari periodisasi karena pada
tahun ini William the Conqueror wafat sebagai raja Inggris.
Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Dari latar belakang penelitian inilah penulis menganggap perlunya membahas
lebih lanjut mengenai peranan William the Conqueror dalam sejarah kerajaan Inggris
dengan judul “William the Conqueror: Peranan Duke of Normandy di Kerajaan
Inggris Pada Tahun 1066-1087”.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan
masalah yaitu: “Bagaimana peranan William the Conqueror di Kerajaan Inggris
Tahun 1066-1087”.
Agar pengkajian terhadap masalah utama lebih mendalam dan terarah, peneliti
membatasi masalah dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kehidupan William the Conqueror yang terlibat dalam
pendudukan Inggris pada tahun 1066-1087?
2. Mengapa William the Conqueror menduduki Inggris pada tahun 1066-1087?
3. Bagaimana kebijakan-kebijakan yang dibuat William the Conqueror selama
menjabat sebagai raja Inggris tahun 1066-1087?

4. Bagaimana pengaruh kebijakan William the Conqueror dalam kehidupan
masyarakat di Inggris?

1.3 TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian secara
umum adalah mengidentifikasi peranan William the Conqueror: Peranan Duke of
Normandy di Kerajaan Inggris Tahun 1066-1087. Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah:
1. Mengidentifikasi latar belakang William the Conqueror yang terlibat dalam
pendudukan Inggris pada tahun 1066-1087

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

2. Mengidentifikasi penyebab William the Conqueror menduduki Inggris pada
tahun 1066-1087


3. Menganalisis kebijakan-kebijakan William the Conqueror selama menjabat
sebagai raja Inggris tahun 1066-1087
4. Menganalisis pengaruh kebijakan-kebijakan William the Conqueror dalam
kehidupan masyarakat di Inggris.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat secara umum dari penelitian ini adalah menambah wawasan
pengetahuan mengenai peranan William the Conqueror: Duke of Normandy di
Kerajaan Inggris pada Tahun 1066-1087. Adapun manfaat khusus dari penelitian ini
diantaranya:
1. Meningkatkan keluasan pengetahuan khususnya mengenai sejarah Inggris di
Eropa
2. Memahami peranan William the Conqueror di Kerajaan Inggris
3. Memberikan kontribusi sebagai bahan pembelajaran yang berkaitan dengan
sejarah Eropa dan tokoh-tokoh dalam sejarah Eropa
4. Memberikan informasi mengenai pengaruh kebijakan pada masa pemerintahan
William the Conqueror di Inggris yang berdampak hingga sekarang.
1.5 STRUKTUR ORGANISASI PENULISAN
Struktur penulisan skripsi yang akan dibuat oleh penulis ini berisikan
pembahasan-pembahasan yang akan dijelaskan di setiap bab, diantaranya:
1. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah dan batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, metode dan
teknik penelitian, serta sistematika penulisan.
2. Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori berisi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pembahasan penelitian yaitu, tokoh sejarah, kebijakan raja,
kondisi masyarakat Inggris dan Normandia, Pemerintahan monarki, dan
Pemerintahan Feodalisme. Teori yang akan digunakan sebagai landasan
Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

penulisan adalah Teori Kedaulatan Raja dan tipe-tipe kepemimpinan. Selain
itu, dalam kajian pustaka dijelaskan beberapa referensi buku yang akan
dijadikan sumber utama dalam penulisan skripsi.
3. Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi pendekatan yang akan peneliti
gunakan untuk melakukan penelitian ini. Metode penelitian yang dipilih oleh
peneliti tentunya metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi. Selain itu juga terdiri dari persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian.
4. Bab IV Pembahasan. Bab ini merupakan hasil penelitian yang telah
dideskripsikan oleh peneliti dari permasalahan mengenai peranan William the
Conqueror di Kerajaan Inggris. Pembahasan dalam penelitian ini berisi
tentang pemaparan materi mengenai hal-hal yang dijadikan objek penelitian
serta hasil analisis penulis. Terdiri dari empat sub-bab, diantaranya William
the Conqueror sebagai Duke of Normandy, William the Conqueror dalam
Pertempuran

Hastings,

Kebijakan-kebijakan

William

the

Conqueror,

Pengaruh Kebijakan-kebijakan William the Conqueror Bagi Masyarakat
Inggris
5.

Bab V Simpulan dan Rekomendasi berisi tentang kesimpulan dari
kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis mengenai pembahasan dari
penelitian. Dalam bab ini juga penulis menyampaikan rekomendasi untuk
berbagai kalangan agar penulisan skripsi mengenai William the Conqueror
lebih baik lagi.
Selain itu, penulis melampirkan berbagai dokumen dan gambar di akhir

penulisan sebagai hasil dokumentasi penulis yang didapat dari berbagai buku maupun
jurnal dalam lembar lampiran-lampiran.

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu