S SEJ 1202823 Chapter5

104

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul William
the Conqueror: Peranan Duke of Normandy di Kerajaan Inggris Tahun 1066-1087.
Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban permasalahan penelitian yang telah
dibahas sebelumnya. Terdapat beberapa kesimpulan berdasarkan permasalahan yang
dibahas, yaitu:
Pertama, pandangan masyarakat Eropa terhadap bangsa Viking hampir tidak
pernah baik. Masyarakat Eropa selalu takut jika bangsa Viking muncul ke
wilayahnya, bahkan ketakutan masyarakat Eropa terhadap bangsa Viking diabadikan
dalam syair dan opera. Akan tetapi, kenyataan sejarah memunculkan peranan bangsa
Viking di Eropa cukup besar dan berpengaruh. Salah satunya adalah tokoh William
the Conqueror yang merupakan keturunan bangsa Viking yang sukses menaklukkan
Inggris. Sebelum menaklukkan Inggris dan menjadi raja, William the Conqueror
dikenal sebagai Duke of Normandy di Perancis. Pemerintahannya dikenal kuat dan
terorganisir berkat pegawai pemerintahan Normandia yang diangkatnya.
Kedua, selama William menjadi raja Inggris, sebenarnya William the

Conqueror masih menjabat sebagai Duke of Normandy. William the Conqueror
banyak menghabiskan waktunya di Perancis dibandingkan di Inggris. Ketika di
Inggris, pemerintahan Normandia untuk sementara dilimpahkan kepada istri William
the Conqueror, Matilda. Ada juga sejarawan yang menyatakan bahwa wewenang
William the Conqueror untuk sementara dilimpahkan kepada salah seorang
kepercayaannya dari Normandia tentunya. Sedangkan ketika William the Conqueror
di Perancis, pemerintahan di Inggris sementara dilimpahkan kepada para pejabat
Normandia yang memiliki kedudukan penting dalam pemerintahan di Inggris.

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

105

Pemerintahan Normandia mengubah sistem aturan hampir di segala bidang di
Inggris. Pada saat di bawah kepemimpinan bangsa Saxon, para bangsawan memiliki
kedudukan yang sama pentingnya dengan raja. Akan tetapi ketika pemerintahan
Normandia terutama pada saat William the Conqueror menjadi raja, maka raja lah
yang memiliki kendali. William the Conqueror menguasai dan memerintah seluruh

wilayah di Inggris. Sebelumnya, para bangsawan memiliki kekuasaan untuk
mengatur setiap wilayah di pelosok Inggris. Aturan raja menjadi hukum yang harus
ditaati. William the Conqueror menganut sistem feodal dalam menjalankan
pemerintahannya, dimana raja meiliki segalanya (tanah, binatang ternak, bangunan)
dan jaminan manusia yang memiliki hutang kepada pihak kerajaan. Setelah
pertempuran Hastings, William the Conqueror membangun benteng dan istana.
Bangunan-bangunan banyak dibuat oleh William sebagai strategi pertahanan. Dua
diantara bangunan-bangunan yang dibuat William yang paling terkenal diantaranya
adalah Tower of London dan Windsor Castle.
Fakta unik mengenai kejadian-kejadian penting dalam sejarah kerajaan
Inggris adalah kerajaan Inggris yang kuat pada awal abad pertengahan sekitar tahun
900-1000-an dibentuk oleh suku-suku yang menempati wilayah yang tersebar di
seluruh Inggris. Ketika William, Duke of Normandy menaklukkan Inggris pada tahun
1066, ia menyita seluruh tanah dari masyarakat Anglo-Saxon yang dimiliki itu, dan
mendistribusikannya di antara para baron yang telah mendukung invasi. Dengan
demikian, sejarawan mengatakan, Inggris menjadi sebuah pemerintahan feodal
'sempurna'.
Ketiga, penaklukkan Inggris di bawah pimpinan William the Conqueror
berhasil karena kombinasi kecemerlangan politik dan militer William the Conqueror
serta taktik militer juga peralatan militer pasukan Normandia yang bisa dikatakan

tergolong canggih pada masanya. Alasan tersebut bisa ditunjukkan melalui kejadian
yang menyebabkan penaklukan Inggris, Pertempuran Hastings, dan kebijakankebijakan William the Conqueror setelah menjadi raja Inggris.

Dimulai dari

bagaimana William berdiplomasi dengan Paus agar merestui Pertempuran di Hastings
Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

106

menjadi terlihat sebagai perang suci baginya, mengklaim kepemilikan yang sah dari
Inggris melalui Paus. Tidak hanya itu, Pertempuran Hastings dimenangkan oleh
William the Conqueror dan pasukannya tentu karena kecemerlangan William the
Conqueror dan taktik perang yang lebih modern dari pasukan Norman. Akhirnya,
dengan alasan tersebut William the Conqueror dan orang-orang Normandia yang
diangkatnya menjadi pejabat tinggi mampu menciptakan sebuah dinasti yang stabil
adalah kombinasi dari bekerja Norman strategi ofensif dan defensif dengan cara yang
brilian William the Conqueror memanipulasi politik. William the Conqueror yang

dilihat dari latar belakang silsilah keluarga, memiliki hubungan kekerabatan dengan
raja Inggris sebelumnya, Edward the Confessor. Namun memerintah Inggris sangat
berbeda dengan memerintah masyarakat Normandia, di Perancis. William the
Conqueror dihadapkan dengan kondisi wilayah Inggris yang begitu besar. William
the Conqueror merasa perlu mengendalikan masyarakat Inggris untuk mengakuinya
sebagai raja dan menjadikan Inggris berada di bawah kendalinya. Tidak sedikit
orang-orang Normandia diangkat sebagai pejabat dan tuan tanah. Untuk
menggambarkan pemerintahan pada masa William the Conqueror secara penuh, bisa
dilihat dari karya terbesar William yang telah dihasilkan, yaitu Survey Doomesday
tahun 1086.
Keempat, pengaruh bangsa Normandia di Inggris cukup penting dalam sejarah
Inggris. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dilihat dari aspek budaya, arsitektur, corak
pemerintahan yang masih bisa disaksikan hingga saat ini. Salah satu yang paling
fenomenal adalah Domesday Book. Sekilas mungkin tampak menakutkan mendengar
istilah yang berarti “Buku Penghakiman” ini. Namun buku ini merupakan karya
sejarah dari Abad Pertengahan Eropa yang luar biasa. Domesday Book. Bisa
dikatakan sebagai catatan survey yang berisi data kekayaan masyarakat Inggris mulai
dari abad ke-11. Tidak hanya itu, buku ini juga berisi tentang pajak di Inggris.
Bahkan Domesday Book digunakan selama Abad Victoria di Inggris untuk keperluan
politik, institusional, struktur sosial, dan geografi Inggris. Survey yang dilakukan oleh

pemerintahan Normandia membuat masyarakat Inggris ketakutan seperti sedang

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

107

melakukan penghisaban, karena survey tersebut membuat harta benda masyarakat
Inggris diklaim oleh William the Conqueror sebagai hak milik pribadi. Selama 21
tahun berkuasa di Inggris, tercatat sebanyak 86 kastil yang dibangun oleh William.
Bangunan-bangunan ini bisa disaksikan sampai saat ini.
Tidak hanya arsitektur dan bangunan, pengaruh Normandia sampai kepada
bahasa yang digunakan di Inggris. Bahasa Inggris pada saat pendudukan bangsa
Norman digantikan dengan bahasa Perancis dan bahasa Latin, sehingga menjadi
bahasa pemerintahan. Salah satu aspek yang paling cepat mengalami perubahan
adalah pengadopsian nama-nama Perancis. Nama-nama yang berasal dari bahasa
Anglo-Saxon seperti Harold, Ethelred banyak digantikan dengan nama William,
Henry, Robert yang merupakan nama-nama Perancis. Bahkan selama beberapa
dekade ini nama William merupakan nama yang popular di Inggris. Inggris pada

masa kepemimpinan William the Conqueror juga mempengaruhi nama gelar
kebangsawanan. Pada masanya, muncul gelar-gelar kebangsawanan yang menjadi
bawahan raja. Tidak hanya di Inggris, sistem ini terus berjalan di Eropa meskipun
pemerinntahan monarki sudah banyak yang dibatasi dengan konstitusi. Pemberian
gelar kepada bawahan-bawahan raja tidak berubah sejak masa William the
Conqueror sampai sekarang.
Terlepas dari bagaimana William the Conqueror memimpin Inggris dan
Normandia dalam waktu yang bersamaan, pada kenyataannya William menjadi raja
yang disegani dan diakui sebagai raja yang hebat setelah beberapa dekade sejak
kematiannya pada tahun 1087. Sejarah Inggris tidak bisa menyembunyikan betapa
pentingnya peranan William the Conqueror sebagai pelopor yang mengubah Inggris
menjadi kerajaan yang dihormati oleh kerajaan lainnya di Eropa. Kendati diperlukan
waktu yang tidak singkat bagi bangsa Inggris untuk menerima William the
Conqueror yang bukan berasal dari Inggris untuk menjadi raja. Baru-baru ini siaran
BBC menyatakan bahwa Ratu Elizabeth II sebagai pengikut William the Conqueror.
Setidaknya Ratu Elizabeth II mempercayai ajaran William the Conqueror dan
menerapkan kebijakan yang sama seperti yang dilakukan William the Conqueror
Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


108

pada saat menjadi raja. Hal ini membuktikan bahwa setidaknya peranan William the
Conqueror dalam sejarah Inggris tidak mudah terhapus begitu saja
Bagaimanapun, banyak hal mendasar yang mengalami perubahan selama
William the Conqueror berkuasa. Dalam bidang politik, perubahan yang terjadi
antara lain pengenalan sistem feodal dan sistem pemerintahan terpusat. Kekuasaan
pemerintah lokal dibatasi, William the Conqueror juga meningkatkan peran geraja
(bisa disebabkan karena pribadi William yang religius), mengubah tatanan budaya
masyarakat setempat, meskipun gereja pada masa kepemimpinannya sempat
mengalami keretakan dengan William sendiri. Akan tetapi hal yang menarik dalam
perihal mengubah tatanan budaya tersebut adalah William the Conqueror mampu
mendekatkan hubungan antara Inggris dengan daratan Eropa lainnya. Hubungan yang
paling dekat saja antara Inggris dan Perancis. Pendudukan bangsa Normandia di
Inggris tidak secara serta merta berakhir di bawah kepemimpinan William the
Conqueror, akan tetapi keturunan-keturunan William the Conqueror lah yang
menggantikan posisi raja di Inggris. Setelah William the Conqueror, putera kedua
dari William the Conqueror dan Matilda, yaitu William II atau sering disebut sebagai
William Rufus karena sering digambarkan berambut merah, menjadi raja Inggris

selanjutnya. Setelah masa kepemimpinan William Rufus berakhir pada tahun 1100,
Henry I yang merupakan saudara kandung William Rufus menjadi raja. Puteri Henry
I yang bernama Matilda kemudian menikah dengan salah satu bangsawan dari
Plantagenet. Mereka memiliki pengaruh yang cukup baik sehingga yang menjadi raja
Inggris selanjutnya adalah dari Plantagenet, sehingga Kerajaan Inggris pada tahun
1200-an disebut sebagai Dinasti Plantagenet. Meskipun demikian tidak dapat
dipungkiri bahwa dinasti-dinasti yang berkuasa di Inggris pada abad ke-13 bahkan
sampai sekarang memiliki keterhubungan dengan Normandia, khususnya William the
Conqueror.

Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

109

5.1 Rekomendasi
Dalam kesempatan ini peneliti memberikan saran untuk direkomendasikan.
Rekomendasi ini disampaikan kepada berbagai pihak terkait yang memiliki
kontribusi kuat dalam pengembangan sejarah Eropa khususnya pada Abad

Pertengahan di Inggris, Normandia dan Perancis. Secara umum peneliti berharap
semoga penulisan skripsi ini menambah kelengkapan kearsipan penulisan sejarah
Eropa di Indonesia. Dengan demikian ada beberapa rekomendasi yang peneliti
sampaikan, yaitu:
1. Kepada guru sejarah, diharapkan terus belajar bagaimana mengajarkan
pelajaran sejarah yang menarik dan mudah dipelajari siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran sejarah khususnya pada kelas XI mata
pelajaran Sejarah Peminatan khususnya tentang Abad Pertengahan Eropa
2. Bagi Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia,
skripsi ini diharapkan dapat memperkaya tulisan mengenai Sejarah Peradaban
Eropa khususnya tentang Eropa pada Abad Pertengahan.
3. Kepada para akademisi maupun pembaca pada umumnya diharapkan dapat
menambah pengetahuan pembaca mengenai Sejarah Eropa khususnya Sejarah
Kerajaan Inggris dan Perancis pada Abad Pertengahan. Melalui penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai
sosok William the Conqueror.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengkaji secara khusus
mengenai topik permasalahan yang diangkat oleh peneliti, sehingga di masa
mendatang akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam dari pada
penelitian terdahulu. Penelitian ini memiliki pandangan yang cukup luas,

yaitu mengenai peranan William the Conqueror. Peneliti selanjutnya bisa
mendalami salah satu dari kebijakan William sebagai raja Inggris secara
mendetail atau peranan William the Conqueror sebagai Duke of Normandy di
Perancis, maupun salah karya peninggalan pemerintahan William sendiri yaitu
Domesday Book secara khusus.
Sheni Asrianti, 2016
WIILIAM THE CONQUEROR: PERANAN DUKE OF NORMANDY DI KERAJAAN INGGRIS TAHUN 1066-1087
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu