Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB V

Bab Lima
PLTP di Idamdehe

Pengantar
Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan tentang masuknya
PLTP di Desa Idamdehe. Selanjutnya penulis juga akan membahas
tentang masuknya Star Energy di Desa Idamdehe selaku pemenang
tender dalam mengelola panas bumi yang ada di desa tersebut. Juga
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star
Energy di Desa Idamdehe. Kegiatan yang dilakukakan oleh pihak Star
Energy sampai saat ini, baru memasuki tahap awal dari serangkaian
kegiatan yang akan dilakukan di Desa Idamdehe, dan tahap awal yang
dilakukan adalah kegiatan survey dan sosialisasi. Kegiatan survey dan
sosialisasi tersebut melibatkan sebagian besar golongan masyarakat
yang berada di Desa Idamdehe. Pembangunan PLTP di Desa Idamdehe
belum memasuki tahapan eksplorasi dan eksploitasi, sehingga sampai
saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai MOU1 antara
masyarakat dengan pihak perusahaan tentang ganti rugi lahan dll.
Pihak Pemerintah Desa Idamdehe sudah mempersiapkan MOU.

Awal Mula Masuknya PLTP ke Desa Idamdehe

Jauh sebelum masuknya pihak Star Energy selaku pemenang
tender dalam pengelolaan PLTP di Desa Idamdehe pada tahun 2009,
sudah ada penelitian yang dilakukan oleh pihak ITB, yaitu pada tahun
1960-an sampai tahun 80-an. Penelitian yang dilakukan pada saat itu
hanya fokus untuk mengetahui potensi panas bumi di Desa Idamdehe.

1

Memorandum Of Understanding

37

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Marthen2 (88
tahun).
“Sejak tahun 1960-an sampai tahun 80-an pihak ITB sudah
pernah melakukan penelitian di daerah panas bumi di Desa
Idamdehe. Penelitian yang dilakukan hanya mengetahui
kadar panas yang dihasilkan oleh panas bumi di Desa
Idamdehe”


Setelah pihak ITB melakukan penelitian di Desa Idamdehe
mengenai kadar panas bumi di Desa tersebut, tidak ada kegiatan
lanjutan dari penelitian ini. Kemudian pada tahun 2003 isu adanya
panas bumi di Desa Idamdehe muncul ke permukaan kembali.
Kemunculan tersebut berawal dari promosi/penyampaian informasi
kepada Pihak DPD pusat dan pemerintah daerah (dalam kegiatan
mengetahui potensi daerah), oleh Bapak Denny dan juga beberapa
perwakilan dari masyarakat Desa Idamdehe di Kabupaten Halmahera
Barat. Perwakilan dari masyarakat Desa Idamdehe tersebut
memberikan informasi tentang PLTP yang berada di desa mereka.
Buku Kerja pemerintah provinsi Maluku Utara, tahun 2003 (hal 36)
tentang sumber daya energi point B, yaitu tentang panas bumi. Di
dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, “Penyebaran lokasi panas bumi
Provinsi Maluku Utara di sekitar rangkaian gunung api aktif Ternate
Halmahera, dalam tektonik gunung api yang berumur kwarter.
Manifestasi panas bumi muncul ke permukaan berupa air panas tipe
sulfat-klorida dan karbonat, tanah panas serta alterasi hidrotermal.
Penyebaran lokasi panas bumi meliputi. Makian, Tidore, Jailolo, Ibu
Galela dan Bacan. Penyelidikan geosain telah dilakukan di daerah
panas bumi Jailolo dan Tonga. Kenampakan panas bumi Jailolo

berbentuk air panas tipe sulfat-klorida dan karbonat. Tanah panas
dengan suhu 45-97% seta alterasi hidrotermal bersumber dari sistem
panas bumi, yang berhubungan dengan pasca aktivitas volkanik Jailolo
(Kawah Idamdehe). Daerah pembentukan panas bumi cukup prospek
seluas 4 km pada bagian barat tubuh G. jailolo. Suhu fluida panas bumi
mencapai 180oC. Terperangkap sekitar 1 Km di kedalaman pada zona
Wawancana dengan bapak marthen, beliau adalah Kepala Desa Idamdehe pada tahun
1995-1996.
2

38

permeabilitas sekunder, yaitu batuan kalstik volkanik tua berumur
kwarter.
Potensi sumber daya panas bumi tersimpan pada resevioar
sekitar 10-20 MW. Indikasi adanya hidrokarbon di Maluku Utara di
tunjukkan oleh gejala rembesar minyak seperti yang ditemukan di
pulau Halmahera. Hasil pertemuan yang dilakukan Pertamina dan
British Petroleum di cekungan Halmahera Selatan, di temukan adanya
rembesan flour pada kedalaman 300 meter. Pengembangan potensi

panas bumi Jailolo sangat prospek dalam penyediaan sumber energi
pembangkit listrik di pulau Halmahera yang bisa memenuhi
kebutuhan sekitar Kecamatan Ibu, Sahu, Kao dan Galela.”
Promosi tersebut maka kemudian direspon positif oleh Bupati
Halmahera Barat, dan berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya
tahun 2009, dibuka tender dan dimenangkan oleh pihak Star Energy
sebagai pihak pengelola panas bumi yang ada di Desa Idamdehe. Akan
tetapi berdasarkan buku tamu Desa Idamdehe, ternyata pada tahun
2008 perwakilan Star Energy sudah pernah melakukan survey
lapangan dan menentukan lokasi mata bor panas bumi.
Berdasarkan hal tersebut penulis menemukan data yang
kontra, yaitu antara data yang ditulis oleh Star Energy dan Pertamina
Geothermal Energy (2012) dengan data buku tamu Desa Idamdehe
(2008). Berdasarkan buku tamu, setahun sebelum pengelolaan panas
bumi di Desa Idamdehe di lelang, ada beberapa perwakilan dari Star
Energy yang diwakilkan oleh beberapa perusahaan yang berada di
bawah naungan Star Energy untuk melakukan survey lapangan. Dalam
kegiatan pengambilan keputusan, masyarakat tidak dilibatkan oleh
pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


Masuknya Star Energy Ke Desa Idamdehe
Pada tahun 2008, pihak Star Energy sudah melakukan kegiatan
survey lapangan yang dilakukan di Desa Idamdehe3. kegiatan tersebut
3

Berdasarkan buku tamu Desa Idamdehe tahun 2008.

39

setahun lebih cepat dari kegiatan lelang tender yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah pada tahun 2009, dan hasilnya pihak Star Energy
memenangkan tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa tersebut.
Dalam kegiatan survey lapangan yang dilakukan pada tahun 2008,
tidak ada sosialisasi dari Pemerintah Daerah maupun pihak perusahaan
kepada masyarakat mengenai akan dilakukannya kegiatan survey
lapangan di Desa Idamdehe sebelum kegiatan tender dilakukan.
Kemudian dalam pengambilan keputusan mengenai wilayah mana saja
yang akan digunakan untuk meletakan mata bor dan kegiatan survey
lainnya, masyarakat juga tidak dilibatkan. Saat itu yang mewakili
perusahaan Star Energy dalam kegiatan survey lapangan pada tahun

2008 adalah beberapa perwakilan dari PT. Liateknindo JKT, PT.
Indonesia Power West Jec dan PT. Amythas.
Pada tahun 2009, pihak pemerintah dan juga Kementrian
ESDM mengeluarkan Kebijakan/ keputusan tentang pengelolaan panas
bumi yang berada di Desa Idamdehe. Berikut ini merupakan kutipan
dari Laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012)
mengenai pemenang lelang untuk mengelola panas bumi di Desa
Idamdehe berdasarkan tender yang dilakukan oleh Pemerintah
Halmahera Barat yang tertuang dalam kebijakan Bupati, sebagai
berikut:
“Pihak Star Energy selaku penenang tender dalam
pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe bermula dari
lelang tender yang diadakan oleh Bupati Halmahera Barat
pada tahun 2009 dan lelang tersebut dimenangkan oleh pihak
Star Energy. Keputusan mengenai lelang tender tersebut
tertuang dalam Kebijakan Bupati Halmahera Barat No. 179
Tahun 2009 tanggal 9 Desember, yang mengatakan bahwa
PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH) mempunyai
wewenang untuk mengelola lapangan panas bumi Jailolo
dalam rangka memproduksi listrik yang meliputi kegiatan:

Eksplorasi, Studi kelayakan, dan Eksploitasi, berdasarkan
keputusan Men. ESDM sehingga kebijakan tersebut dibuat
oleh Bupati Halmahera Barat.
Hasil Lelang Tender dari ESDM, didapati potensi panas bumi
di Jailolo berkisar 75 MW, pembangunan tahap awal akan
dibangun pembangkit listrik panas bumi 2x5MW (Unit-1 dan
2). Pembangkit listrik unit 1 sebesar 5 MW diharapkan sudah
dapat memproduksi listrik pada tahun 2016. Pada tahun
2009-2010 pihak SEGH telah melakukan survey dan studi
40

lebih lanjut mengenai geologi. Tahun 2011 kegiatan
pengembangan menitik beratkan pada survey dan studi
untuk mengkonfirmasi tentang cadangan panas bumi,
persiapan pekerjaan sipil, persiapan pemboran, UKL 4/UPL5,
dan juga studi kelayakan diselesaikan pada tahun tersebut.
Tahun
2012 telah dilakukan K3L6, hubungan dan
pengembangan masyarakat, serta penggunaan tenaga kerja”
(Laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy,

2012)

Kemudian pada tahun 2009, ketika pihak Star Energy
memenangkan tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa
Idamdehe, pihak perusahaan langsung melakukan kegiatan survey
lanjutan dan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam sosialisasi tersebut
dipaparkan dampak positif dari pembangunan PLTP. Kegiatan ini
dihadiri oleh masyarakat Desa Idamdehe. Berdasarkan laporan Star
Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), kegiatan sosialisasi
yang dilakukan di Desa Idamdehe melibatkan masyarakat desa. Akan
tetapi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat Desa
Idamdehe tidak ikut dilibatkan. Proses pengambilan keputusan hanya
melibatkan para elit yang ada di Kabupaten Halmahera Barat, seperti
pihak perusahaan, pengusaha dan pemerintah daerah.
Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak
Ambrozius (48 tahun), mengenai kegiatan yang sudah dilakukan oleh
pihak Star Energy di Desa Idamdehe:
“Survey sudah ada sejak tahun 2008, tahun 2010 sosialisasi,
tahun 2011-2013 pengeboran. Kegiatan ini juga dihadiri oleh
pihak Star Energy dan Pemerintah Daerah Halmahera Barat.

Kegiatan ini melibatkan seluruh masyarakat Desa Idamdehe”

Upaya pengelolaan lingkungan
Upaya Pemantauan Lingkungan
6 Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan

4

5

41

Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Star Energy di Desa
Idamdehe
Ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star
Energy di Desa Idamdehe terkait dengan rencana pembangunan PLTP
di desa tersebut. Berikut merupakan pembahasan tentang kegiatan
yang sudah dilakukan:
Survey
Berdasarkan temuan di lapangan, ada data yang tidak sesuai

mengenai kegiatan survey yang sudah dilakukan oleh perusahaan Star
Energy di Desa Idamdehe yaitu antara laporan pihak Star Energy dan
Pertamina Geothermal Energy (2012) dengan data buku tamu Desa
Idamdehe (2008). Berdasarkan buku tamu, pada tahun 2008 setahun
sebelum tender pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe di lelang,
ada beberapa perwakilan dari Star Energy yang diwakili oleh beberapa
perusahaan yang berada di bawah naungan Star Energy untuk
melakukan survey lapangan. Akan tetapi berdasarkan laporan Star
Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), kegiatan survey
dilakukan pada tahun 2009 dimana pada tahun tersebut pihak Star
Energy memenangkan tender mengenai pengelolaan panas bumi di
Desa Idamdehe.
Kegiatan survey yang dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa
Idamdehe, berdasarkan data dari Star Energy dan Pertamina
Geothermal Energy (2012), telah melakukan survey dan studi
kelayakan lebih lanjut mengenai geothermal, yang dimulai pada tahun
2009-2010,
Survey yang dilakukan di mulai pada tahun 2008 sampai tahun
2013. Pada tahapan awal dilakukannya kegiatan ini, pihak perusahaan
melibatkan beberapa masyarakat lokal untuk bisa mengikuti kegiatan

survey. Namun sebelum dilakukan kegiatan survey, terlebih dahulu
pihak perusahaan telah mengkonfirmasi bahwa akan dilakukannya
kegiatan tersebut. Kelapa desa dan perangkat pemerintahannya
menyiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan pada survey, serta
42

mempersiapkan beberapa anggota masyarakat untuk ikut terlibat di
dalam survey tersebut.
Survey dilakukan oleh mitra dari PT Star Energy dalam rangka
mengidentifikasi titik-titik yang akan dibor ke depan, dalam
wawancana dengan Sekretaris Desa Bapak Lade beliau mengatakan:
Mereka survey kurang lebih 3 kali, kegiatan ini dari tahun
2008-2010, ada juga dari ITB. Kalau tidak salah sebanyak 5
orang yang datang untuk melakukan survey, juga mereka cari
tau struktur tanah, bebatuan, pepohonan, satwa-satwa yang
ada di hutan, dan mereka mengecek semua. Atas dasar survey
inilah sehingga mereka bisa mengetahui titik-titik mana saja
yang akan dibor ke depan.

Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan
masyarakat yang telah di tunjuk langsung oleh Kepala Desa serta
pemerintah desa untuk ikut dalam tim survey. Sebelum ditunjuk
langsung, pihak pemerintah desa telah melakukan rapat untuk
menentukan jadwal kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota
masyarakat. Dalam kegiatan survey ini hanya melibatkan beberapa
warga masyarakat. Pada tahapan awal, masyarakat yang terlibat dalam
kegiatan ini tidak mendapatkan imbalan apapun. Hanya swadaya
masyarakat untuk menyediakan minum teh sore yang dilakukan oleh
ibu-ibu yang berasal dari masyarakat Desa Idamdehe. Di bawah ini
merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius selaku
Kepala Desa Idamdehe:
Kegiatan survey yang melibatkan masyarakat merupakan
jadwal yang sudah di atur oleh pemerintah desa untuk bisa
terlibat langsung di dalam kegiatan tersebut

Jadwal yang sudah diatur tersebut kemudian diberitahukan
melalui pengeras suara, dan ditempel di depan kantor desa agar
masyarakat dapat mendengar dan melihat jadwal yang sudah
disepakati.

43

Berikut merupakan gambar dari kegiatan survey yang sudah
dilakukan oleh Star Energy yang melibatkan masyarakat di Desa
Idamdehe:

Sumber : Dokumentasi desa, 2009

Gambar 5.1. Survey dengan melibatkan Masyarakat

Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan di Desa Idamdehe, dilakukan oleh pihak
PT Star Energy dan pemerintah daerah, dimulai pada tahun 2010-2012,
dilakukan di beberapa tempat, yaitu Balai Desa, Kantor Desa Dan
Rumah Adat desa Idamdehe Gamsungi. Dalam kegiatan tersebut
melibatkan sebagian besar masyarakat desa Idamdehe. Sebelum
dilakukan sosialisasi, agar bisa mengumpulkan masyarakat, peran
kepala desa dan pemerintah desa secara aktif memberikan informasi
kepada masyarakat. Informasi disampaikan melalui pengeras suara dan
44

komunikasi secara langsung berkaitan dengan rencana akan
dilakukannya sosialisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:
Saya selaku kepala Desa dan juga sekretaris memberikan
informasi
sebelum
dilakukannya
sosialisasi
lewat
pengumuman bahwa akan diadakannya sosialisasi dari pihak
Star Energy atau PT SEGH

Berdasarkan temuan di lapangan, Kepala Desa maupun
pemerintah desa tidak bisa menunjukkan data masyarakat yang hadir
pada saat sosialisasi berlangsung. Karena kegiatan tersebut sudah
dilakukan beberapa tahun yang lalu, mereka tidak mengingat siapa saja
yang hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Berdasarkan wawancara
dengan Kepala Desa dan Ketua BPD, sebagian besar masyarakat di Desa
Idamdehe ikut hadir dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh
pihak Star Energy. Akan tetapi dalam setiap kegiatan sosialisasi,
terdapat masyarakat yang tidak ikut/hadir. Hal ini disebabkan ada
aktivitas lain yang dilakukan oleh masyarakat, misalnya pada hari yang
sama ketika dilakukannya sosialisasi, masyarakat tidak bisa hadir dalam
sosialisasi karena harus mengajar, ke kebun, atau ke kantor. Akan
tetapi masyarakat akan ikut berpartisipasi kembali dalam sosialisasi
berikutnya ketika aktivitas mereka sedang kosong.
Sosialisasi di Balai Desa
Pada waktu sosialisasi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang
bertempat di Balai Desa Idamdehe, komposisi yang hadir dalam
kegiatan ini adalah pemerintah Desa, masyarakat adat, tokoh agama
dan toko pemuda. Sebelum di lakukannya sosialisasi tersebut pihak
pemerintah desa sudah mengumumkan kepada masyarakat tentang
akan di lakukannya sosialisi di Balai Desa. Berdasarkan wawancara
dengan Bapak Lade, beliau mengatakan bahwa:
“Masyarakat yang hadir pada waktu itu kurang lebih 30
orang, sedangkan perwakilan dari pihak perusahaan yang
hadir pada waktu itu sebanyak 5 orang. Masyarakat begitu
45

bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini, karena pertama,
mereka ingin mengetahui tentang pembangkit ini. Mengapa
sehingga masyarakat hanya berpartisipasi kurang dari
setengah dari penduduk Desa Idamdehe, di karenakan pada
waktu kegiatan ini dilakukan sudah pukul 11 siang, sehingga
sebagian masyarakat telah ke kebun, sehingga yang hadir
pada waktu itu hanya kurang lebih 30 orang”

Berikut merupakan gambar tentang sosialisasi panas bumi di
Desa Idamdehe tahun 2010 yang diadakan di Balai Desa.

Sumber : Dokumentasi Desa, 2010

Gambar 5.2. Sosialisasi tahun 2010 di Balai Desa

Dalam sosialisasi tersebut ada anggota masyarakat yang bertanya
tentang dampak yang di hasilkan dari kegiatan ini. Hal tersebut
terlihat berdasarkan wawancara dengan Bapak RT (36 tahun) yang
pernah ikut berpartisipasi di dalam sosialisasi. Beliau mengatakan
bahwa dalam sosialisasi tersebut dinyatakan tidak ada dampak secara
lingkungan yang akan terjadi di desa, karena limbah yang di hasilkan
46

oleh panas bumi tersebut akan di buang ke laut. Berikut merupakan
kutipan wawancaranya:
“Di dalam sosialisasi yang diberikan tidak ada dampak
yang terjadi dari kegiatan ini karena limbah akan di buang
ke laut”

Sosialisasi di Kantor Desa
Setelah dilakukannya sosialisasi di Balai Desa pihak Star
Energy juga melakukan sosialisasi di tahun yang sama di kantor desa.
Dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut juga melibatkan seluruh
golongan masyarakat yang ada di Desa Idamdehe. Berikut merupakan
gambar tentang sosialisasi tentang panas bumi di desa Idamdehe tahun
2010 yang diadakan di kantor desa.

Sumber : Dokumentasi desa, 2010

Gambar 5.3. Sosialisasi tahun 2010 di Kantor Desa (Pihak Star Energy)

Dari gambar tersebut terlihat beberapa tokoh masyarakat dan
juga ada perwakilan dari perusahaan Star Energy yang ikut dalam
47

sosialisasi tersebut. Mereka adalah kepala desa dan pemerintah desa,
ketua adat dan juga seluruh masyarakat desa Idamdehe. Dari
perwakilan perusahaan Star Energy adalah tim pangan PT Star Energy
yang di wakili oleh Bapak Agus sebagai Site Manager, dan juga ada
beberapa yang ikut dari negara Amerika, Jerman, Jepang, Belanda akan
tetapi mereka tidak berbicara apa-apa. Yang berbicara pada waktu itu
adalah bapak Agus.
Wawancara dengan Bapak Lade sebagai sekretaris desa,
“Sosialisasi yang dilakukan di Kantor desa tersebut terjadi
peningkatan partisipasi dari masyarakat. Di dalam kegiatan
ini kurang lebih 50 orang warga masyarakat yang ikut.
Dalam kegiatan di kantor desa tersebut ada beberapa motif
sehingga masyarakat hadir. Karena dalam kegiatan tersebut
melibatkan beberapa orang Bule, sehingga masyarakat
terlibat langsung dalam kegiatan ini. Selain itu juga
masyarakat juga ingin mengetahui lebih lanjut akan kegiatan
ini sehingga terjadi dialog antara masyarakat dan pihak
perusahaan yang berkaitan dengan dampak dan eksploitasi”

Dalam dialog yang telah diakukan dengan masyarakat tersebut
ada beberapa masyarakat yang menanyakan tentang dampak yang dari
kegiatan ini. Namun menurut Bapak Deny materi yang
diberikan/disampaikan berisi tentang hal-hal positif. Berikut kutipan
wawancara dari Bapak Deny (51 tahun)
Sosialisasi yang diberikan berisi tentang hal-hal positif,
seperti kehidupan ekonomi masyarakat meningkat, dari
aspek infrastruktur akan menjadi lebih baik

Pada tahun yang sama, yaitu 2012, selain pihak Star Energy
dari pihak Pemda dan juga pertambangan melakukan sosialisasi di
Kantor Desa Idamdehe yang melibatkan masyarakat, pemerintah
daerah, yang dihadiri langsung oleh Bupati, dan Ketua DPRD
Kabupaten Halmahera Barat. Dalam sosialisasi tersebut pemerintah
hanya mau meyakinkan kepada masyarakat bahwa pembangkit ini
akan dibangun di desa Idamdehe. Selain itu pemerintah daerah juga
meninjau langsung tiga titik pengeboran yang telah diidentifikasi oleh
48

perusahaan. Salah satu diantaranya adalah pengeboran untuk
pembuangan limbah.
Berikut merupakan gambar proses sosialisasi rencana
pembangunan panas bumi di desa Idamdehe tahun 2012 yang diadakan
di kantor desa.

Sumber : Dokumentasi Desa 2012

Gambar 5.4. Sosialisasi tahun 2012 di Kantor Desa
(Masyarakat dan Pengurus Desa)

Pada gambar di atas dampak nampak Bupati Halmahera Barat
memakai topi merah, kepala Desa Idamdehe dan Idamdehe Gamsungi,
beserta petinggi kabupaten Halmahera Barat lainnya, serta masyarakat
dari kedua desa tersebut ikut terlibat dalam kegiatan sosialisasi.
Masyarakat yang menghadiri sosialisasi yang dilakukan oleh
pihak pemda semakin meningkat, yaitu kurang lebih 60 orang

49

masyarakat, yang terdiri dari beberapa kalangan masyarakat dari kedua
desa tersebut.

Sosialisasi di Rumah Adat Desa Idamdehe Gamsungi
Berdasarkan wawancara dan data pendukung lainnya diperoleh
informasi bahwa, sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Star Energy
tidak hanya dilakukan di desa Idamdehe, akan tetapi juga dilakukan di
desa Idamdehe Gamsungi yang letaknya di perbatasan desa Idamdehe.
Sosialisasi yang dilakukan di desa tersebut melibatkan penduduk dari
kedua desa yaitu desa Idamdehe dan Idamdehe Gamsungi. Sosialisasi
diadakan di rumah adat. Dalam sosialisasi yang dilakukan di desa
tersebut materi yang diberikan berkaitan dengan AMDAL rencana
pembangunan PLTP di desa Idamdehe. Berikut merupakan photo
sosialisasi yang dilakukan oleh Star Energy di Desa Idamdehe
Gamsungi pada tahun 2011.

Sumber : Dokumentasi Desa 2012

Gambar 5.5. Sosialisasi tahun 2011 di Rumah Adat Desa Idamdehe Gamsungi

50

Setelah dilakukannya sosialisasi yang berkaitan dengan
AMDAL (analisis dampak lingkungan), ada beberapa hal yang di
pertanyakan masyarakat berkaitan dengan dampak lingkungan ketika
PLTP dibangun di desa Idamdehe. Salah satunya adalah pertanyaan
yang di sampaikan oleh Kepala Desa Idamdehe tentang dampak
lingkungan. Akan tetapi jawaban pihak perusahaan kepada kepala desa
tersebut adalah tidak ada dampak yang dihasilkan dari pembangunan
ini terhadap lingkungan, dan juga tidak akan merusak lingkungan.
Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:
“Kepala desa sudah mempertanyakan tentang
dampak lingkungan akan tetapi jawabannya adalah
ramah lingkungan, tidak ada dampak yang sangat
signifikan terhadap lingkungan, tidak merusak
lingkungan, lebih mengutamakan atau prioritas
kepada masyarakat Desa Idamdehe. tidak ada
sosialisasi tentang dampak yang signifikan, selalu
positif”

Namun di sisi lain, dalam sosialisasi yang dilakukan baik dari
pihak perusahaan maupun pihak pemerintah, penulis menemukan
terdapat beberapa warga masyarakat yang pernah mengikuti beberapa
kegiatan sosialisasi, hanya sekedar hadir saja. Mereka tidak paham
mengenai apa yang telah disampaikan oleh pihak Star Energy. Sebagai
contoh Ibu EI, setelah selesai sosialiasasi beliau sudah lupa semua
tentang materi yang telah disosialisasikan dan sampai saat ini dia juga
tidak mengetahui apa itu Star Energy. Berikut kutipan wawancara
dengan Ibu EI:
“Pemerintah pe hal jadi torang tara tau, torang iko-iko rame.
Kalu jadi berarti jadi sudah, kalu tara berarti tarada. Kita so
perna 2x iko sosialisasi, torang iko me torang tara dengar
jelas. Abis dorang bicara torang so lupah sudah”
Artinya adalah:
“Itu kan pemerintah punya kepentingan maka dari itu saya
tidak tau apa-apa, saya ikut-ikut ramai saja. Kalau jadi berarti
pembangunan jadi, kalau tidak ya tidak apa-apa. Saya sudah
pernah ikut sosialisasi sebanyak 2 kali, saya mengikuti
sosialisai tetapi tidak dengar dengan jelas. Setelah pihak
51

perusahaan selesai sosialisasi, saya sudah lupa apa yang telah
di sampaikan”

Pemberian Dana Natal
Setelah dilakukannya kegiatan survey dan sosialisasi, pihak
perusahaan PT Star Energi juga mengadakan kegiatan natal bersamasama dengan masyarakat Desa Idamdehe di gedung gereja Ebenhaezer
GMIH Idamdehe. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 22 Desember
tahun 2010 yang juga dihadiri oleh pejabat Kabupaten Halmahera
Barat yaitu Bupati, ketua DPRD dan jajaran pemerintahan Kabupaten
Halmahera Barat. Dalam kegiatan acara natal tersebut pihak Star
Energy memberikan donasi kepada gereja untuk kegiatan natal ini
sebesar ±17 juta rupiah. Berikut merupakan foto suasana kegiatan natal
bersama yang dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe.

Sumber : Dokumentasi desa, 2010

Gambar 5.6. Natal bersama di Gereja Ebenhaezer GMIH Idamdehe

52

Pengeboran
Kegiatan pengeboran dilakukan pada tahun 2011-2012 pada
beberapa titik di lokasi tanah Bapak Rabo, Koal dan Kelurga Bapak
Dudi. Kegiatan tersebut meliputi Topografi, Sondir, Bor dan Sampel.
Mereka melakukan pengeboran sedalam ± 60 meter. Setelah
melakukan pengeboran tersebut barulah di ambil sampel.
Berikut merupakan gambar lokasi pengeboran di tanah
keluarga Bapak Rabo, yang dilakukan oleh Star Energy.

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.7. Lokasi pengeboran (keluarga Bapak Rabo)

Dalam kegiatan ini pihak perusahaan melibatkan masyarakat
setempat sebagai pekerja. Anak-anak muda dilibatkan dalam kegiatan
pengeboran, sedangkan orang tua menjaga alat-alat yang ada di titiktitik yang sudah dipatok oleh pihak perusahaan. Dalam kegiatan ini
masyarakat mendapatkan upah antara Rp. 75-100 ribu/hari, tergantung
pada jenis pekerjaan yang di lakukan. Untuk pengeboran mereka
mendapatkan upah Rp. 100 ribu/hari, sedangkan yang menjaga
53

memperoleh Rp. 75 ribu/hari. Sekretaris desa mengatur jadwal dan
menentukan orang-orang yang akan dilibatkan dalam kegiatan
pengeboran, sehingga semua bisa mendapatkan jatah kerja. Proses
pengeboran berlangsung selama tiga bulan.
Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Put, salah satu
anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pengeboran.
“Pengeboran dilakukan tanggal 02-11-2011, sampai
pada tahun 2012, waktu itu aku juga ikut dalam
kegiatan ini. Kurang lebih 3 bulan saya mengikuti
bersama-sama dengan pihak PT Star Energy”
(Put, 28 tahun)

Berikut merupakan gambar proses pengeboran di Desa Idamdehe.

Sumber : Dokumentasi pribadi 2014

Gambar 5.8. Proses pengeboran (PT. Star Energi dan Masyarakat)

54

Setelah pengeboran, pihak Star Energy menyimpan beberapa
sampel batu-batuan dan juga sampel tanah yang disimpan dalam peti
dalam ruangan yang terkunci di rumah keluarga Roni Ila. Ada larangan
dari PT Star Energy untuk membuka ruangan tersebut.
Berikut merupakan gambar rumah keluarga Roni Illa yang
digunakan oleh pihak Star Energy untuk menyimpan beberapa sampel,
seperti batu, tanah, dan pasir.

Sumber : Data sekunder 2014

Gambar 5.9. Rumah Keluarga Roni Illa

Dalam melakukan proses penelitian di Desa Idamdehe, penulis
mempunyai akses sehingga penulis bisa melihat dan mengambil
gambar beberapa sampel yang berada di dalam rumah tersebut. Ketika
penulis melihat sampel yang berada di dalam ruangan tersebut,
terdapat beberapa peti yang berisi banyak sekali batu-batuan dan juga
tanah yang tersusun rapi di dalamnya. Menurut keterangan dari
keluarga Roni, mereka tidak tahu menahu mengenai tanah dan batubatuan yang berada di dalam kamar mereka tersebut.

55

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Ibu Lipin (39
tahun), istri dari Bapak Roni.
“torang tara tau di dalam itu dia pe isi apa, dorang cuman
titip saja to, klu dorang datang berarti torang cuman buka
pintu saja. Torang tara tau dorang beking apa, dorang datang,
cuma cek saja abis itu dorang pigi. dorang tara perna bilang
ini apa itu apa yang ada di dalam kamar”
Artinya adalah:
“Kita tidak tahu di dalam ruangan itu isinya apa, mereka
hanya menitipnya. Kalau mereka datang berarti kami hanya
membuka pintu. Kami tidak tahu mereka buat apa, mereka
hanya datang mengecek setelah itu mereka pergi. Mereka
tidak pernah mengatakan apa yang berada di dalam kamar
tersebut”.

Berikut merupakan gambar dari peti-peti yang berisi beberapa
sampel tanah dan batu-batuan yang berada di rumah Bapak Roni Illa.

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.10. Peti Berisi Sampel Tanah dan Batu-batuan
56

Bapak Roni Illa dibayar oleh pihak perusahaan sebesar 350 ribu
sebulan karena sudah bersedia menampung sampel tanah dan bebatuan
di rumah mereka. Sampai saat ini pihak perusahaan sudah membayar
keluarga Bapak Roni Illa selama 4 tahun (tahun 2012-2015).
Ada salah satu warga masyarakat yaitu saudara Lade7 yang di
beri kepercayaan oleh PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH)
untuk mengatur/menyusun jadwal bagi warga masyarakat sebagai
tenaga kerja dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Selain itu Bapak Lade di kontrak oleh pihak perusahaan sebagai
operator Hobo Wether Station8 yang berada di depan rumah Kepala
Desa. Berikut merupakan kutipan dengan Bapak Lade :

“Kita dapa kontak dari dorang selama 2 tahun. Dorang bayar

per bulan 1 juta, sebagai operator hobo weather station,
mulai dari tahun 2012 sampai 2013. Dorang (Star Energi)
minta om atur untuk kasi atur orang-orang untuk tenaga
kerja. Yang orang-tua jaga alat, kemudian yang muda2 pigi
iko dorang pigi survey dan explorasi(pengeboran)”

Artinya adalah:
“Saya mendapatkan kontrak dari pihak perusahaan selama 2
tahun. Pihak perusahaan membayar per bulan 1 juta, sebagai
operator hobo weather station, mulai dari tahun 2012-2013.
Pihak perusahaan juga meminta saya untuk megatur orangorang(warga masyarakat) sebagai tenaga kerja. Yang lanjut
usia sebagai penjaga alat, kemudian yang muda pergi
mengikuti pihak perusahaan melakukan survey dan juga
pengeboran”

7
8

Sekretaris desa, Desa Idamdehe
Hobo Wether Station merupakan alat yang digunakan oleh pihak PT Star Energy
Geothermal Halmahera (SEGH) untuk mengetahui kecepatan angin, suhu dan
kelembapan udara. Data yang di ambil dari alat tersebut dilakukan setiap minggunya
yaitu pada hari sabtu. Setelah di ambilnya data tersebut kemudian di kirim melalui
email ke jakarta.

57

Berikut ini merupakan gambar dari alat Hobo Wether Station
yang berada di Desa Idamdehe. Alat ini berada di halaman depan
rumah Bapak Ambrozius. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengetahui
kecepatan angin, suhu dan kelembapan udara.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.11. Hobo Wather Station

58

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SABANA SUMBA: Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa T2 902010002 BAB V

0 1 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB V

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemberdayaan Masyarakat Alam Pembangunan Desa Tlogoweru D 902007005 BAB V

1 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB VI

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP

0 0 27

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dari Ritual ke Pasar: Pergeseran Makna Saguer pada Masyarakat Halmahera Utara (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Gossoma, Halmahera Utara) T1 BAB V

0 0 19