Pengawasan Internal Pada Sistem Pembayaran Apbn Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Medan II Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran
Anggaran secara umum adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis dalam bentukangka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang akandatang. Oleh karena
rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran
sering kali disebut juga dengan rencana keuangan.
Pengertian

Anggaran

Menurut

Munandar

(2001:11)

defenisi


anggaranadalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter
yang berlaku untuk jangka waktu yang akan datang.
Menurut Welsch (2000:5) Anggaran juga dapat diartikan sebagai istilah
perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefenisikan secara luas
sebagai

suatu

anggaran

sistematis

dan

formal

untuk

perencanaan,


pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen.
Menurut Nafarin, (2000:11), Anggaran merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk
jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat
juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa.

24
Universitas Sumatera Utara

25

B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Pengertian APBN secara umum adalah rencana kerja yang diperhitungkan,
yang disusun secara sistematis, dimana mencakup rencana penerimaan dan
rencana pengeluaran untuk satu tahun anggaran, yang telah disusun oleh
pemerintah pusat dan telah disetujui oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
Penyusunan APBN merupakan manifestasi pelaksanaan kewajiban pemerintah
sesuai dengan pasal 23 amandemen UUD 1945.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia UU No. 1 Tahun 2004

pasal 12 tentang perbendaharaan Negara, APBN didalam satu tahun anggaran
yaitu meliputi:
1. Hak pemerintah dalam hal ini pemerntah pusat yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.
2. Kewajiban pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
3. Penerimaan yang nantinya perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.17 tahun 2003,
tentang pengertian Anggaran secara mendasar, adalah sebagai berikut:
pengertian Anggaranadalah alat akuntabilitas dalam manajemen dan
kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas, maka pengeluaran anggaran
hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil berupa
outcomeatau setiaknya output dar dibelanjakannya dana-dana public tersebut.

Universitas Sumatera Utara

26


Sebagai alat manajemen, maka dalam sistem penganggaran selayaknya dapat
membantu aktivitas berkelanjutan untuk memperbaiki efektivitas dan efesiensi
program pemerintah . adapun instrument kebijakan ekonomi, maka anggaran
tersebut berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
serta pemeretaan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

B.1 Fungsi sumber penerimaan dan pengeluaran APBN
B.1.1Fungsi APBN
Fungsi APBN menurut Eeng (2007:11) tertulis didalam bukunya yang berjudul:
“Membina Kompetensi Ekonomi” menjelaskan tentang fungsi APBN adalah
sebagai berikut:
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran
yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan
dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
-

Fungsi otorisasi
mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk


melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan
demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada
rakyat

Universitas Sumatera Utara

27

1.

Fungsi perencanaan
mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi
negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat
rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah
direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan
dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk
mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
-


Fungsi pengawasan
berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah

kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah
tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu
dibenarkan atau tidak.
-

Fungsi alokasi
berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi

pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan
efektivitas perekonomian.
-

Fungsi distribusi
Pendapatan negara dan daerah yang dihimpun dari berbagai sumber


penerimaan akan digunakan kembali untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
Negara/daerah diberbagai sektor pembangunan dan departemen.

Universitas Sumatera Utara

28

-

Fungsi stabilisasi
memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk

memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

B.1.2 Sumber penerimaan APBN
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
Penerimaan pajak yang meliputi :
1. Pajak Penghasilan (PPh),
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
3. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB),

4. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) &Cukai, dan
5. Pajak

lainnya

seperti

Pajak

Perdagangan

(bea

masuk

dan

pajak/pungutan ekspor)
6. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi
7. Penerimaan dari sumber daya alam.

8. Setoran laba BUMN.
9. Penerimaan bukan pajak lainnya.

B.1.3 Sumber Pengeluaran APBN
Pengeluaran negara merupakan pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan
pada suatu negara, dalam rangka menjalankan fungsinya mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Setiap periode anggaran, jumlah pengeluaran pemerintah
tidak selalu sama, penyebab pengeluaran pemerintah meningkat yaitu:

Universitas Sumatera Utara

29

1.

Meningkatnya

fungsi

pertahanan,


fungsi

keamanan,dan

fungsi

ketertiban.
2.

Meningkatnya fungsi pemerintah.

3.

Meningkatkan fungsi perbankan.

4.

Meningkatnya fungsi pembangunan.


Ada 2 sifat Pengeluaran Pemerintah, yaitu:
1.

Sifat Ekhsautif, pengeluaran pemerintah yang ada kontra prestasinya
berupa pembelian atau belanja barang atau jasa dalam perekonomian baik
untuk konsumsi maupun untuk menghasilkan barang.

2.

Sifat Transfer, pengeluakran pemerintah yang tidak ada kontra
prestasinya yaitu berupa penyimpanan atau pemindahan.

B.2 Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggung jawaban APBN
B.2.1 Penyusunan APBN
Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang
APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan UndangUndang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulansebelum tahun anggaran
dilaksanakan.

B.2.2 Pelaksanaan APBN
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN
dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.Berdasarkan perkembangan, di
tengah-tengah

berjalannya

tahun

anggaran,

APBN

dapat

mengalami

Universitas Sumatera Utara

30

revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan
RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.Perubahan APBN
dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah pembahasan dengan Badan anggaran
DPR.Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat
melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.

B.2.3 Pertanggungjawaban APBN
Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden
menyampaikan RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada
DPR berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.

B.3 Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
1.

Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan
penyetoran.

2.

Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.

3.

Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan
penuntutan denda.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN
adalah:
1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

Universitas Sumatera Utara

31

3. Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi nasional
B.4 Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
1.

Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri;

2.

Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas;

3.

Penajaman prioritas pembangunan; dan

4.

Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara.

B.5 Hubungan Antara APBN dengan Pertumbuhan Ekonomi
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan, alokasi dana yang terdapat didalam APBN digunakan untuk
pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta pertumbuhan
ekonomi. APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua indikator yang
penting dalam menentukan tingkat kemakmuran rakyat. Indikator-indikator yang
APBN adalah indikator makro ekonomi yang menjadi indikator dalam proses
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Sadli dalam Kliping Berita Ekonomi dan Opini Ekonomi pada
tahun 2007 yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan”
Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja. Pengangguran
yang tinggi terkait kepada pertambahan penduduk dan kualitas pendidikan dan
skill sebagian terbesar SDM kita. Dilain pihak tenaga kerja juga kurang fleksibel,
artinya amat mahal bagi perusahaan untuk mengurang tenaga kerja yang menurun.

Universitas Sumatera Utara

32

C.Mekanisme Pembayaran APBN
Dalam

pencairan

dana

pengeluaran negara

dikenal

2

mekanisme

pembayaran, yaitu mekanisme pembayaran langsung kepada pihak ketiga (LS)
dan melalui Uang Persediaan (UP).

C.1 Mekanisme Pencairan Dana Anggaran Uang Persedian (UP)
Uang persediaan merupakan uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang
bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran hanya
untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung. Terminologi uang persediaan tersebut
telah melewati beberapa kali perubahan nama dan jumlah. Sejak diperkenalkan
pertama kali dengan nama Uang Untuk DiPertanggungjawabkan (UUDP),
kemudian

mengalami

perubahan

menjadi

Uang

Yang

Harus

Dipertanggungjawabkan (UYHD), kemudian mengalami perubahan menjadi Uang
Persediaan (UP) yang dikenal selama ini. Uang persediaan yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran merupakan uang muka kerja dari Bendahara Umum
Negara (BUN) atau Kuasa BUN yang belum membebani anggaran (transito) yang
harus dipertanggungjawabkan.

Menurut PMK.190/PMK.05/2012 Surat Perintah Pembayaran Uang
Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang berisi permintaan pembayaran tagihan
kepada Negara. SPP untuk penerbitan SPM dibuat dengan menggunakan format

Universitas Sumatera Utara

33

sebagaimana lampiran 1 (satu) dan kelengkapan persyaratannya diatur sebagai
berikut :
1. SPP-UP
Surat pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang
ditunjuk, menyatakan bahwa Uang Persediaan tersebut tidak untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran

yang

menurut

ketentuan

harus

LS.

SPP-UP

dipergunakan untuk mengisi Uang Persediaan tiap-tiap SKPD (Satuan Kerja
Pengelolaan Keuangan Daerah). Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan sekali dalam
setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang persediaan akan menggunakan
SPP-GUP.
2. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan)
SSP-TUP dipergunakan hanya untuk memintakan tambahan uang, apabila
terjadi pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga saldo UP tidak akan cukup
untuk membiayainya. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus
dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus disetorkan kembali.
Adapun kelengkapan persyaratannya diatur sebagai berikut :
a. Rincian rencana penggunaan dana Tambahan Uang Persediaan dari Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk.
b. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk
bahwa :
1) Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan
habis digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SP2D;
2) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;

Universitas Sumatera Utara

34

3) Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara
langsung.
c. Rekening Koran yang menunjuk saldo terakhir.
3. SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan)
SPP-GUP dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah habis
terpakai. Adapun kelengkapan persyaratannya diatur sebagai berikut :
a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran;
b. SPTB (Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja;
c. Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh Kuasa Pengguna Anggaran
atau pejabat yang telah ditunjuk.
Uang persediaan adalah sejumlah uang yang disediakan untuk Satuan
Kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari (kelompok akun 52
dan 58), yaitu untuk pengeluaran belanja barang pada klasifikasi belanja 5211,
5212, 5221, 5231, 5241 dan 5811 dan biaya administrasi kegiatan pada kelompok
belanja modal (kelompok akun 53), yaitu akun 5311, 5321, 5331, 5341 dan 5361
yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Pengajuan Dana Uang
Persediaan melalui Surat Perintah Membayar yang terdiri dari :
1. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalah Surat Perintah
Membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna Anggaran,
yang dananya dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional kantor seharihari.
2.

Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP) adalah Surat
Perintah Membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna

Universitas Sumatera Utara

35

Anggaran penggunaan Anggaran dengan membebani DIPA, yang dananya
dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai.
3.

Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP) adalah Surat
Perintah Membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna
Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu uang persediaan yang
ditetapkan.

4.

Surat Perintah Membayar Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan
(SPM-PTUP) adalah pertanggungjawaban atas TUP, dimana TUP/Tambahan
Uang Persediaan adalah uang muka yang diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan
melebihi pagu yang telah ditetapkan.

5.

Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persedian Nihil (SPM-GUP Nihil)
adalah surat yang diterbitkan PPSPM sebagai pertanggungjawaban TUP dengan
membebani DIPA.
Berdasarkan Surat Permintaan Membayar di atas oleh KPPN sebagai
Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) menerbitan Surat Perintah Pencairan
Pembayaran (SP2D).

C.1.1 Prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Adapun prosedur pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

36

1. Dasar pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) UP adalah pelaksanaan
kegiatan yang harus dilakukan yang diperjanjikan baik dalam spesifikasi teknis
maupun dalam jadwal/waktu penyelesaian.
2. Pada setiap-setiap penyelesaian pekerjaan perlu dilakukan pemeriksaan. Hasil
pemeriksaan dituangkan dalam suatu dokumen Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Penyelesaian Pekerjaan.
3. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan harus memuat sekurangkurangnya identitas pekerjaan (yang meliputi kantor/satuan kerja pengelola
pekerjaan, nomor dan tanggal kontrak kerja, tempat/lokasi pekerjaan, besar nilai
kontrak, tempat/lokasi pekerjaan, besar nilai kontrak, nomor dan tanggal DIPA
yang menjadi dasar pembuatan dan/atau ditunjuk dalam kontrak), tahap
penyelesaian pekerjaan (termin), pernyataan kesaksian atas prestasi kerja yang
telah diselesaikan, dan rekomendasi pembayaran hak/tagihan atas penyelesaian
pekerjaan.
4. Berita Acara dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 5 (lima) dan disampaikan
kepada pihak yang melakukan kontrak (masing-masing satu berkas), dua berkas
(asli dan tindasan) kepada penerbit SPM (sebagai lampiran Surat Permintaan
Pembayaran), dan satu berkas untuk disimpan oleh pejabat pelaksana pemeriksaan
pekerjaan yang bersangkutan.
5.

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan, Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) segera membuat dan menyampaikan SPP kepada
PA/Kuasa PA (Selaku Pemberi Kerja) untuk selanjutnya diteruskan kepada
Pejabat Penerbit SPM berkenan. SPP sekurang-kurangnya harus memuat :

Universitas Sumatera Utara

37

1) Nomor dan Tanggal DIPA yang dibebankan
2) Nomor dan Tanggal Kontrak
3) Nilai Kontrak
4) Jenis/lingkup pekerjaan
5) BAS
6) Nilai pembayaran yang diminta
7) Identitas penerima pembayaran (nama orang/perusahaan, alamat, nomor rekening,
nama bank)
6. SPP dilengkapi dengan asli dokumen kontrak, kuitansi yang diisi dengan nilai
pembayaran yang diminta, dan asli Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan
Berita Acara Hasil Penyelesaian Pekerjaan.

C.1.2 Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
Setelah menerima SPP, Pejabat Penerbit SPM melakukan kegiatan
penerbitan SPM melalui mekanisme sebagai berikut :
C.1.2.1 Penerimaan dan Pengujian SPP
Petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi
check list kelengkapan berkas SPP, mencatatnya dalam buku pengawasan
penerimaan SPP kemudian menyerahkan tanda terima SPP berkenan. Selanjutnya,
petugas penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud kepada Pejabat Penguji SPP
untuk melakukan pengujian sebagai berikut :
1) Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

38

2) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh
keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.
3) Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai
dengan indicator kinerja.
4) Memeriksa kebenaran atashak tagih yang menyangkut, antara lain:
a)

Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/perusahaan,
alamat, nomor rekening dan nama bank)

b)

Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya prestasi
kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak
berkenaan), dan

c)

Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana yang
tercantum dalam DIPA

dan/atau ketepatannya terhadap jadual waktu

pembayaran guna meyakinkan bahwa tagihan yang harus dibayar belum
melampaui batas waktu yang telah ditentukan)
5) Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indicator
kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenan dan/atau spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan dalam kontrak.

C.1.2.2 Penetapan SPM-UP
Setelah melakukan pengujian SPP, SPM diterbitkan sekurang-kurangnya
dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan :
1) Lembar kesatu dan lembar kedua disampaikan kepada KPPN sebagai Kantor
Pembayaran, dan

Universitas Sumatera Utara

39

2) Lembar ketiga sebagai pertinggal pada kantor/satuan kerja yang bersangkutan.
SPM yang diterbitkan dinyatakan sah apabila ditandatangani oleh pejabat
penanda tangan SPM. Instansi penerbit SPM harus menyampaikannya kepada
KPPN, nama, specimen tanda tangan pejabat yang diberi kewenangan utnuk
menandatangani SPM dan cap instansi penerbit SPM.

C.1.2.3 Penerbitan SPM UP
Pengujian SPM-UP dilakukan dengan cara sebagi berikut :
1. PA/Kuasa PA menerbitkan SPM-UP berdasarkan alokasi dana dalam DIPA atau
dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan dengan DIPA atas
permintaan dari Bendahara Pengeluaran yang dibebankan pada Mata Anggaran
Keluaran (MAK) untuk pengeluaran transito.
2. KPPN berdasarkan SPM-UP dimaksud di atas menerbitkan SP2D untuk rekening
Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dalam SPM-UP

C.1.2.4 Penerimaan SPM UP
SPM disampakan oleh PA/Kuasa PA melalui loket penerimaan SPM.
Petugas loket penerimaan SPM. Petugas loket penerimaan SPM memeriksa
kelengkapan berkas SPM, mengisi check list kelengkapan berkas SPM, mencatat
dalam buku pengawasan penerimaan SPM dan menyerahkan tanda terima.
Selanjutnya SPM dimaksud disampaikan kepada Seksi Pencairan dana.

Universitas Sumatera Utara

40

C.1.2.5 Pengujian SPM UP
C.1.2.5.1 Pengujian Substansi
Petugas dari seksi Perbendaharaan melakukan pengujian ulang atas SPM
beserta lampiran sebagai berikut :
1)

Memeriksa kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM.

2)

Memeriksa ketersediaan dana pada sub kegiatan/kegiatan/MAK dalam DIPA yang
ditunjuk dalam SPM tersebut.

3)

Memeriksa kontrak/SPK Pengadaan barang/jasa.

4)

Memeriksa bukti pengeluaran dan/atau Surat Pernyataan Tanggung Jawab dari
Kepala Kantor/satuan kerja atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung
jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran.

5)

Faktur pajak beserta SPP-nya.

C.1.2.5.2 Pengujian Formal
Pengujian formal dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Memeriksa tanda tangan pejabat penandatangan SPM.
2. Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf
(termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan).

C.1.2.5.3 Keputusan Hasil Pengujian
Atas dasar pengujian tersebut, seksi Perbendaharaan :
1)

Mengembalikan SPM kepada Pejabat Penerbit SPM kepada pejabat Penerbit SPM
dimaksud tidak memenuhi syarat untuk dibayar.

Universitas Sumatera Utara

41

2)

Menerbitkan SP2D atas SPM-UP, kecuali SPM-GU pada akhir tahun.

3)

Menerbitkan SP2D dan Surat Perintah Pembebanan (SPB) dan SPM-GU yang
membebani rekening khusus KPPN nonKBL.

4)

Keputusan pengembalian SPM dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja
sejak diterimanya SPM.

C.1.2.6 Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana SP2D
1)

SP2D ditandatangani bersama oleh Seksi Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro
Pos atau Seksi Bendum.

2)

Penerbitan SP2D Uang Persediaan (UP) dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu)
hari kerja sejak diterimanya SPM dari Pejabat Penerbit SPM.

3)

Penerbitan SP2D untuk pembayaran gaji induk (gaji bulanan) PNS Pusat :

a)

SPM sudah harus diterima paling lambat 15 (lima belas) bulan sebelumnya.

b)

SP2D diterbitkan paling lama 5 (lima) hari kerja sebelum awal bulan pembayaran
gaji.

4)

Untuk pembayaran non gaji induk (non gaji bulanan), SP2D diterbitkan paling
lambat 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya SPM.

5)

Pengembalian SPM dilakukan paling lambat hari kerja berikutnya sejak
diterimanya Surat Perintah Membayar berkenaaan

6)

SP2D diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga) dan dibubuhi stempel timbul Seksi
Bank/Giro Pos atau Seksi Bendum ( Nomor 1 ) yang disampaikan kepada :

1.

Lembar 1 : kepada Bank Operasional

Universitas Sumatera Utara

42

2.

Lembar 2 : kepada Penerbit dengan dilampiri SPM yang telah diberi cap “Telah
Diterbitkan SP2D tanggal…….., nomor…………..”

3.

Lembar 3 : pertinggal KPPN (Seksi Verifikasi dan Akuntansi)

C.1.2.7 Penerbitan Daftar Penguji
Untuk menyampaikan SP2D ke Bank Operasional diterbitkan daftar penguji
(sesuai format dalam lampiran III Surat Edaran ini) dengan ketentuan sebagai berikut :
1)

Ditandatangani bersama oleh Kepala KPPN dan Kepala Seksi Bendum dan
dibubuhi stempel timbul KPPN.

2)

Daftar Penguji diterbitkan dalam rangkap 2 (dua) dan dikirimkan melalui kurir
KPPN ke Bank Operasional bersama-sama SP2D.

3)

Daftar Penguji Lembar 2 setelah ditandatangani oleh Bank Operasional
dikembalikan kepada KPPN melalui kurir.

C.2 Mekanisme Pencairan Dana Anggaran Langsung (LS)
Mekanisme pembayaran langsung (LS) yaitu mekanisme pembayaran dari
Bendahara Umum Negara (KPPN)/Negara kepada rekanan atau pihak ketiga.
Mekanisme pembayaran LS tidak hanya untuk melakukan pembayaran dengan
menggunakan sistem kontrak saja, tetapi dapat dikembangkan untuk pembayaran
langsung kepada pihak ketiga/rekanan tanpa melalui ikatan pekerjaan dengan sistem
kontrak, seperti pembayaran honor atau untuk pengadaan barang dan jasa sampai
dengan Rp. 50.000.000,- sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003 yang mengatur
mekanisme tata cara pengadaan barang atau jasa pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

43

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK-190/PMK.05/2012
tanggal 29 November 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta peraturan lainnya
yang masih berlaku. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukakn oleh satuan
kerja setiap awal tahun :

C.2.1 Langkah-Langkah Awal Tahun Berjalan (di Satker)
1. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan;
2. Meneliti DIPA untuk memastikan kebenaran baik jumlah dana atau akun yang
digunakan, jika ada yang salah dan tidak sesuai segera lakukan revisi DIPA;
3. Menyusun POK beserta jadwal kegiatan;
4. Menyusun rencana penarikan dana berdasarkan POK yang telah disusun;
5. Menunjuk petugas pengantar SPM dan Pengambilan SP2D.

C.2.2 Langkah-Langkah Awal Pencairan Dana ( di KPPN)
1.

KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) menyampaikan surat keputusan penetapan
pejabat perbendaharaan kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta
spesimen tanda tangan dan cap/stempel Satker, apabila belum ada penunjukkan
dapat mempergunakan pejabat yang lama dengan memberitahukan kepada KPPN;
(PMK-190/PMK.05/2012)

2.

Permohonan persetujuan pembukaan rekening dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran di lingkungan kementrian Negara/lembaga
disampaikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja selaku

Universitas Sumatera Utara

44

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum
Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara, dengan menggunakan formulir dalam
Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan PMK-57/PMK.05/2007 yang diubah
dengan PMK-05/PMK.05/2010, dengan dilampiri :
a. Fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran, dan
b. Surat Pernyataan tentang Penggunaan Rekening, dengan menggunakan formulir
dalam Lampiran II PMK-57/PMK.05/2007 yang diubah dengan PMK05/PMK.05/2010.
KPPN menerbitkan surat persetujuan pembukaan rekening sesuai format
Lampiran III PMK-57/PMK.05/2010, selanjutnya satker membuka rekening
pengeluaran di Bank dan melaporkan rekening pengeluaran yang telah dibuka
membuka formulir dalam Lampiran IV PMK-57/PMK.05/2007, paling lambat 5
(lima) hari kerja sejak tanggal pembukaan rekening
3.

KPA menunjuk petugas pengantar SPM dan pengambilan SP2D (paling banyak 3
orang); petugas yang ditunjuk adalah pejabatperbendaharaan atau PNS yang
memahami prosedur pencairan dana; menyampaikan surat penunjukan kepada
KPPN (format lampiran III PER-57/PB/2010, dilampiri :
a. Surat Penunjukan Petugas Pengantar SPM dan pengambil SP2D;
b. Fotokopi SIM/KTP atau identitas lainnya;
c. Foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6
d. Selanjutnya KPPN menerbitkan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS) (PER57/PB/2010 diubah dengan PER-41/PB/2011 diubah dengan PER-41/PB/2011
diubah dengan PER-88/PB/2014)

Universitas Sumatera Utara

45

PPSPM menyampaikan register pendaftaran PIN PPSPM, Registrasi dilakuakn

4.

dengan mengisi formulir pendaftaran dan surat pernyataan sesuai format,
dilengkapi lampiran sebagai berikut :
a. Fotokopi KTP
b. Fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PP SPM Satu Lembar Materai
Rp. 6000,-(PER-19/PB/2015)
Melakukan pencairan dana dengan menggunakan aplikasi yang disediakan, yaitu :

5.

a. Aplikasi GPP PNS (khusus satker KD yang ada pembayaran gaji);
b. Aplikasi SPM dan PIN PPSPM;
c. Aplikasi AFS.

C.2.3 Langkah-Langkah Prosedur Tahun Berjalan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.50/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
berikut ini merupakan garis besar dokumen yang harus disertakan pada saat pengajuan
pencairan dana APBN ke KPPN.
Lampiran SPP-LS yang harus dilampirkan pada SPM :
a.

Gaji induk :
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;
2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (PRB)
yang ditandatangani PPABP;
3. ADK gaji (GPP);
4. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21

Universitas Sumatera Utara

46

5. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai)
6. Apabila pegawai baru (CPNS) : ADK kirim pegawai baru (krm) setelah SK,
SPMT, data keluarga direkam pada aplikasi GPP dengan lengkap dan benar;
7. Bila pegawai baru pindahan : ADK kirim pegawai baru (krm).
b.

Kekurangan Gaji :
1.

SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;

2.

Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai
(PRB);

3.

ADK Gaji (GPP);

4.

Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisir Kesatker
atau pegawai yang berwenang;

c.

5.

Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21;

6.

Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai).

Gaji Susulan
1. Gaji Susulan Pegawai
a)

SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;

b)

Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai
(PRB);

c)

ADK Gaji (GPP);

d)

Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisir Kesatker
atau pegawai yang berwenang;

e)

Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21;

f)

Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai).

Universitas Sumatera Utara

47

g)
d.

ADK kirim pegawai pindahan (krm)

Gaji Susulan Pegawai Pindahan/Baru (jika sudah masuk gaji induk):
1.

SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;

2.

Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai
(PRB);

e.

3.

ADK Gaji (GPP);

4.

Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21;

5.

Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai).

Uang Duka/Wafat/ Tewas
1.

SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya dan uraian dalam
SPM mencantumkan nama almarhum dan tanggal meninggal;

2.

Daftar perhitungan UDW/T, Rekap Daftar UDW/T, Halaman Luar UDW/T
yang ditandatangani PPABP, BP, dan KPA/ PPK.

3.

SK Pemberian UDW/T dari pejabat yang berwenang;

4.

Surat Keterangan dan Permintaan Tunjangan Kematian atau UDW/T;

5.

Surat Keterangan Kematian/visum dari Camat atau Rumah Sakit;

6.

Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai
(PRB);

7.

ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data
pegawai;

8.

Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai).

Universitas Sumatera Utara

48

f.

Gaji Terusan
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya dan uraian dalam
SPM mencantumkan gaji terusan ke-berapa dan bulan gaji terusan dimaksud;
2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai
(PRB);
3. Copy Surat Keterangan Kematian/Visum dari Camat atau RS yang telah
dilegalisir Kesatker/ pejabat yang berwenang untuk pembayaran pertama kali;
4. ADK Gaji (GPP);
5. SSP PPh Pasal 21;
6. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai)

g.

Uang Muka Gaji
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;
2. Copy SK Pindah atau Mutasi yang telah dilegalisir Kesatker/ Pejabat yang
berwenang, Surat Permintaan Uang Muka Gaji dan Surat Keterangan untuk
Mendapatkan Tunjangan Keluarga;
3. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai
(PRB);
4. ADK Gaji (GPP);
5. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai).

h.

Uang Lembur
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya dan uraian dalam
SPM menyebutkan bulan pelaksanaan lembur beserta nomor dan tanggal
SPK lembur;

Universitas Sumatera Utara

49

2. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21.
i.

Uang Makan
1.

SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya dan uraian dalam
SPM menyebutkan bulan uang makan yang dimintakan;

2.
j.

Surat Setoran Pajak(SSP) PPh Pasal 21.

Honorarium Tetap (Honor 51)/Vakasi/tunjangan profesi/tunjangan tambahan
penghasilan non sertifikasi/uang kehormatan, dan sebagainya
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya dan Daftar
Perhitungan Honorarium/ Vakasi yang ditandatanganii PPABP, BP,
KPA/PPK;
2. SK Pejabat yang berwenang;
3. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21.
Ketentuan lain-lain :
1.

Pengangkatan dalam jabatan tidak boleh berlaku surut (terutama dalam
jabatan pertama);

2.

Untuk pejabat struktural, bulan pertama tugas belajar, tunjangan jabatan
hilang;

3.

Tanggal pertama SK pengangkatan menjadi PNS tidak boleh melebihi
tanggal TMT SK;

4.

Anak dinyatakan dewasa umur 21 tahun apabila tidak kuliah dan 25 tahun
apabila sekolah dengan ketentuan harus melampirkan Surat Keterangan
Masih Kuliah setiap tahun;

Universitas Sumatera Utara

50

5.

Bila anak telah menyelesaikan sekolah/telah bekerja maka segera diubah
statusnya dari daftar tanggungan gaji menjadi tidak dapat walaupun tanpa
ijazah. Hal ini untuk menghindari kelebihan tunjangan anak beserta berasnya;

6.

Anggota keluarga yang sudah tidak berhak mendapatkan tunjangan keluarga
agar segera dihapus dari aplikasi GPP.

k.

Langganan Daya dan Jasa
Dilampiri dengan dokumen pendukung berupa surat tagihan penggunaan daya dan
jasa yang sah.

l. Perjalanan Dinas
Dilengkapi dengan Perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri :
a) Daftar norminatif perjalan dinas; dan
b) Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam
negeri bagi pejabat Negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
1. Perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar
norminatif perjalan dinas;
2. Daftar norminatif sebagaimana dimaksud pada angka1 dan angka 2
ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi mengenai
pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan,
tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan
untuk masing-masing pejabat.
3. Perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawaban
biaya perjalanan dinas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Universitas Sumatera Utara

51

Keuangan mengenai perjalanana dinas dalam negeri bagi pejabat Negara,
pegawai negeri dan pegawai tidak tetap.

C.2.4 Penyampaian SPP LS
1. SPP LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja stelah dokumen
diterima secara lengkap dan benar.
2. SPP LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lama tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.
3. Dalam hal tanggal 5 (lima) sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hari
libr atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP LS kepada PPSPM
dilakukan paling lama pada hari kerja sebelum tanggal 5.
4. SPP LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lama 5 (lima) hari kerja setelah dokumen
pendukung diteriam secara lengkap dan benar dari penerima hak.
5. Penerbitan SPP LS utnuk pembayaran belanja bantuan sosial kepada penerima
bantuan sosial diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.
6. Penerbitan SPP LS untuk pembayaran belanja pembayaran kewajiban utang,
belanja subsidi, belanja hibah, masing-masing diatur alam Peranturan Menteri
Keuanagan tersendiri.

Universitas Sumatera Utara

52

C.2.5 Pengujian SPP LS
Petugas penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud kepada Pejabat Penguji SPP
untuk melakukan pengujian sebagai berikut :
1.

Memeriksa kelengkapan dokumen pendukung SPP;

2.

Menyesuaikan tanda tanagn SPP dengan spesimen tanda tangan PPK;

3.

Memeriksa kebenaran pengisian format SPP;

4.

Menyesuaikan kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker;

5.

Memeriksa

ketersediaan

pagu

sesuai

BAS

pada

SPP

dengan

DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
6.

Memeriksa kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi
persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai;

7.

Memeriksa

kebenaran

formal/surat

bukti

yang

menjadi

persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang dan jasa;
8.

Memeriksa kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran SPP
sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;

9.

Memeriksa kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban dibidang
perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;

10. Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada Negara oleh
pihak yang mempunyai hak tagih;
11. Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian
kontrak.

Universitas Sumatera Utara

53

C.2.5.1 Penerbitan SPM LS oleh PPSPM
1. Jangka waktu penerbitan SPP LS paling lambat 5 (lima) hari kerja;
2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena dokumen pendukung
tagihan tidak lengkap dan benar, maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis
alasan penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (hari) kerja setelah
diterimanya SPP;
3. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar pengujian dan penerbitan SPM disimpan
oleh PPSPM, menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat pemeriksa internal dan
eksternal;
4. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui sistem aplikasi yang disediakan
oleh Direktoral Jenderal Perbendaharaan;
5. SPM yang diterbitkan melalui sitem aplikasi SPM tersebut memuat Personal
Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK
SPM dari penerbit SPM yang sah;
6. Dalam penerbitan SPM melalui aplikasi, PPSPM bertanggung jawab atas :
a. Keamanan data pada aplikasi SPM;
b. Kebenaran SPM dan kesesuaian antara data pada SPM dengan data pada ADK
SPM; danPenggunaan Personal Identification Number (PIN) pada ADK SPM.

C.2.5.2 Penyampaian SPM LS
Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan oleh petugas pengantar SPM
yang sah dan ditetapkan oleh KPA dengan ketentuan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

54

1. Petugas pengantar SPM menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dan
ADK SPM melaluui front office penerimaan SPM pada KPPN;
2. Petugas pengantar SPM harus menunjukkan Kartu Identitas Petugas Satker
(KIPS) pada saat penyampaian SPM kepada Petugas Front Office;
3. Dalam hal SPM tidak dapat disampaikan secara langsung ke KPPN, penyampain
SPM beserta dokumen pendukung dan ADK SPM dapat melalui kantor pos/jasa
pengiriman resmi;
4. Untuk penyampaian SPM melalui kantor pos/jasa pengiriman resmi, KPA terlebih
dahulu menyampaikan konfirmasi/pemberitahuan kepada kepala KPPN.
Adapun prosedur penyampaian SPM kepada KPPN adalah sebagai berikut:
1. PPSPM menyampaikan SPM dalam rangkap (dua) besrta ADK SPM kepada
KPPN;
2. Penyampaian SPM LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan bukti setor
lainnya, atau daftar norminatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima;
3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, disamping mengacu
4. Untuk penyampaian SPM LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka atas
perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan :
a.

Asli surat jaminan uang muka;

b.

Asli surat kkuasa bermaterai cukup dan PPK kepada Kepala KPPN untuk
mencairkan jaminan uang muka; dan

c.

Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka sesuai
Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

55

5.

PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah SPM diterbitkan;

6.

SPM LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada KPPN paling
lambat tanggal 15 sebelum bulan pembayaran. Dalam hal tanggal 15
merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, maka penyampaian
SPM LS untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN dilakukan paling lambat
1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15, kecuali untuk Satker yang kondisi
geografis dan transportasinya sulit, dengan memperhitungkan waktu yang
dapat dipertanggungjawabkan;

C.2.5.3 Penelitian SPM LS
SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D.
Dalam pencairan anggaran belanja Negara, KPPN melakukan penelitia dan
pengujian atas SPM yang disampaikan oleh PPSPM. Penelitian SPM meliputi :
1. Meneliti kelengkapan dokumen SPM;
2. Meneliti kebenaran SPM, seperti :
a.

meneliti kesesuaian tandatangan PPSPM pada SPM dengan tandatangan
PPSPM pada KPPN;

b.

memeriksa kebenaran penulisan/pengisian jumlah angka dan huruf pada
SPM; dan

c.

memeriksa kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk tidak boleh terdapat cacat
dalam penulisan.

Universitas Sumatera Utara

56

C.2.5.4 Pengujian SPM LS
Pengujian SPM meliputi :
1. Menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN yang tercantum dalam
SPM;
2. Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/output/jenis belanja dalam DIPA
dengan yang dicantumkan pada SPM;
3. Menguji kesesuaian tagihan dengan data perjanjian/kontrak atau perubahan data
pegawai yang telah disampaikan KPPN;
4. Menguji persyaratan pencairan dana;
5. Menguji kesesuaian nilai potongan pajak yang tercantum dalam SPM dengan nilai
pada SSP.
Pengujian kebenaran perhitungan angka merupakan pengujian kebenaran
jumlah belanja/pengeluaran dikurangi dengan jumlah potongan/ penerimaan
dengan jumlah bersih dalam SPM.

C.2.5.5 Penerbitan SP2D
KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan pengujian telah
memenuhi syarat. KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila satker belum
mengirimkan :
1.

Data perjanjian/kontral beserta ADK untuk pembayaran melalui SPM LS kepada
pihak ketiga;

2.

Daftar perubahan data pegawai beserta ADK.

Universitas Sumatera Utara

57

Penyelesaian SP2D dilakukan dengan prosedur standard operasional dan
norma waktu yang ditetapkan ileh Dirjen Perbendaharaan. Dalam hal hasil
penelitian dan pengujian tidak memenuhi syarat, kepala KPPN mengembalikan
SPM beserta dokumen pendukung secara tertulis

D. Analisis dan Evaluasi Pengawasan Internal atas Mekanisme Pembayaran
APBN.
Pembayaran yang dilakukan oleh KPPN ada yang bersifat rutin dan non rutin.
Pembayaran rutinmeliputi: pembelian alat tulis kantor (ATK) pembayaran gaji
pegawai sipil (PNS), biaya perjalanan dinas serta pemeliharaan gedung, biaya
perbaikan jalan dll.KPPN melakukan inspeksi secara mendadak terhadap aktivitas
perusahaa. Terutama dalam hal ini penerimaan kas negara. Dimana staff
persepsidan akuntansi secara periodic membuat rekonsiliasi bank untuk
mencocokkan buku bankdengan penerimaan kas negara yang ada di KPPN. Selain
itu pada tutup tahun 31 Desember atau hari kerja terakhir apabila tanggal 31
Desember hari libur pada setiap akhir tahun anggaran, maka KPPN melakukan
pekerjaan penyelesaian akhir laporan realisasi anggaran, arus kas, neraca, dan
catatan atas laporan keuangan. Untuk keperluan tersebut maka:
1. Kepala kantor / satker selaku unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA) wajib membuat laporan realisasi anggaran dan neraca serta arsip data
komputer yang dikelola pada menteri/ pimpinan lembaga secara berjenjang
melalui Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat Wilayah
(UAPPAW) dan kepada KPPN setempat.

Universitas Sumatera Utara

58

2. Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara wajib membuat Laporan
Kas Posisi (LKP) harian dan mingguan yang disampaikan kepada direktur jendral
perbendaharaan u.p direkrur pengelola kas negara dengan tembusan kepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
3. Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara wajib membuat laporan
halaman realisasi anggaran, arus kas dan neraca kepada kepala kanwil Direktorat
Jendral Perbendaharaan. Untuk diproses dan selanjutnya diteruskan kepada
Direktur Jendral Perbendaharaan u.p. Direktur informasi dan Akuntansi.
4. Laporan yang menyangkut dengan realisasi APBN lainnya sepanjang belum
dicatat dan masih diperlukan tetap dilaksanakan.
Agar pembayaran APBN tersebut lebih efektif dan efisien maka sebelum
KPPN menerbitkan SP2D, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan / pengujian
Surat Perintah Membayar (SPM) yang mencakup pengujian substantif dan formal.
Pengujian substantif dilakukan untuk :
1. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM;
2. Menguji ketersediaan dana pada kegiatan / sub kegiatan / MAK dalam DIPA yang
ditunjuk dalam SPM tersebut;
3. Menguji dokumen sebagai dasar penagihan ( Ringkasan kontrak/SPK, surat
keputusan, Daftar Nominan Perjalanan Dinas)
4. Menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB)dari kepala kantor / satker atau
pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran
pelaksanaan pembayaran.
5. Menguji factor pajak beserta SPP-nya

Universitas Sumatera Utara

59

Sedangkan pengujian formal dilakukan untuk:
1. Mencocokkan tanda tangan pejabat SPM dengan specimen tanda tangan.
2. Memeriksa cara penulisan/ pengisian jumlahh uang dalam angka dan huruf
3. Memeriksa kebenaran dalam penulisan termasuk tidak boleh terdapat cacat
dalam penulisan.
Setiap pembayaran yang dilakukan harus mendapat otoritas dari petugaspetugas yang berwenang. Demikian juga halnya terhadap pembayaran atas APBN
yang dilaksanakan oleh KPPN. Selain itu pengawasan yang dilakukan KPPN
ditujukan untuk semua pembayaran yang bersifat rutin dan non rutin. Adapun
pengawasan yang dilakukan oleh KPPN cukup ditandai dengan adanya pemisahan
tugas yang jelas antara lain :
Petugas Front Office menerima SPM serta memeriksa dan meneliti kelengkapan
dokumen.
1.

Pelaksana seksi perbendaharaan mencetak dan meneliti konsep SP2D.

2.

Kepala seksi Perbendaharaan I/II melakukan pengujian terhadap SPM serta
memeriksa dan memaraf konsep SP2D.

3.

Pelaksana seksi Bank/Giro pos menerima SP2D serta meneliti dan
mencocokkan lembar ke-1 SP2D dengan daftar penguji.

4.

Kepala seksi Bank/Giro Pos memeriksa ketersediaan dana pada bank
operasional serta menandatangani lembar ke-1 SP2D dan Daftar penguji.

5.

Kepala kantor menerima, meneliti lembar ke-1 SP2D dan menandatangani
Daftar Penguji.

Universitas Sumatera Utara

60

6.

Pelaksana Subag Umum menerima lembar ke-1 SP2D dan daftar penguji
serta membubuhi stempel timbul pada Daftar Penguji.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa pengawasan intern pembayaran atas

APBN yang dilaksanakan oleh KPPN telah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dengan dilakukannya pemeriksaan dan adanya pemisahan tugas yang jelas.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan tentang penjelasan mekanisme APBN pada bab terdahulu, maka
kesimpulan dari pengawasan internal atas sistem pembayaran APBN adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan pengawasan internal pembayaran atas APBN pada KPPN bertujuan
untuk memberikan kelancaran didalam proses pembayaran tersebut.
2. KPPN melakukan pembayaran bukan melalui cek melainkan dengan SP2D.
Sebelum menerbitkan SP2D, maka terlebihdahulu KPPN telah melakukan
pemeriksaan SPM dan kelengkapan dokumen lainnya.
3. KPPN telah melakukan inspeksi secara mendadak sehingga segala bentuk
kecurangan dan penyelewengan yang sedang terjadi dapat segera diketahui.

B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, penulis memberikan saran atau
masukan kepada pihak KPPN Medan II. Dan semoga saran atau masukan ini
dapat membantu KPPN Medan II untuk meningkatkan kinerja Pengawasan dalam
mekanisme pembayaran APBN.

61
Universitas Sumatera Utara

62

Adapun saran yang penulis sampaikan adalah :
1. Semakin di tingkatkannya sistem pengawasan dalam pembayaran APBN baik
dalam pengawasan internal maupun eksternal. Misalnya dalam bentuk
pengawasan yang lebih rutin agar siklus pembayaran tetap terkontrol dan tidak
ada kesalahan yang terjadi antara pihak kantor dengan satker.
2. Diharapkan agar pemeriksaan SP2D dapat ditingkatkan dalam benntuk digital.
Sehingga tidak memerlukan pemeriksaan yang dilakukan secara manual. Agar
pemeriksaan lebih akurat dan dapat meminimalisir kesilapan.
3. Tidak hanya pemeriksaan dalam sistem pengawasan yang dilakukan secara rutin,
namun juga diharapkan kepada pihak KPPN juga rutin melakukan pemeriksaan
jumlah satker yang bekerja sama kepada pihak KPPN, karena apabila jumlah
satker terus bertambah tentu income yang diperoleh KPPN juga bertambah. Dan
sistem pengawasan juga dapat lebih sering dilakukan.

Universitas Sumatera Utara