Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

(1)

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA Kepala KPPN

Standard dan arah kebijakan

1. Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) ?

2. Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara pada KPPN?

3. Apa yang menjadi standar dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?

4. Apa yang menjadi latar belakang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ini diimplementasikan ?

5. Bagaimana pelayanan perbendaharaan dilakukan sebelum Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?

6. Bagaimana perbandingannya ? ( mis. Biaya, waktu, tenaga, SDM, dll ) 7. Apa tujuan dilaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?

 Sampai saaat ini , bagaimana kinerja sistem ini untuk mencapai tujuan? (efektivitas dan efisiensi) ( sudah sejauh mana tujuan tercapai)

 Salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, bagaimana SPAN dapat menjamin peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan pembendaharaan negara?

8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memberikan pelayanan kepada satuan kerja (satker)?

9. Bagaimana Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dapat mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara di Kota Medan ?

Struktur Birokrasi

10.Bagaimana tahapan/ mekanisme pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara?


(2)

11.Bagaimana proses penyusunan SOP dan siapa aja yang terlibat?

12.Apa dampak implementasi SPAN pada KPPN terhadap struktur organisasi?

13.Bagaimana fungsi masing masing posisi pada struktur organisasi tersebut? KB

14.Apakah masing masing menjalankan fungsinya dengan baik? Contohnya ? 15.Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada setiap posisi pada KPPN?

Dan Bagaimana sanksinya ?

Komunikasi 16.Siapa saja implementor dari kebijakan ini? 17.Siapa saja yang menjadi kelompok sasaran?

18.Bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para implementor ? ( rapat rutin, metode, intensitas, waktu dan tempat)

19.Bagaimana komunikasi dengan kelompok sasaran (satuan kerja)? ( pertemuan atau sharing, metode, intensitas, masalah yang sering dibahas) 20.Bagaimana sosialisasi tujuan dan manfaat SPAN dilakukan kepada

kelompok sasaran (satker) ? ( metode dan intensitas)

21.Bagaimana koordinasi yang berlangsung antara pihak Kantor Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara (KPPN) Medan terhadap pihak Satuan Kerja (Satker) dalam Pelayanan Perbendaharaan Negara?

22.Bagaimana cara menghindari distorsi atas Sistem Pembendahraan Anggaran Negara pada KPPN?

Sumber Daya

23.Apa dampak implementasi SPAN terhadap SDM pada KPPN ? 24.Bagaimana persiapan SDM dalam implementasi SPAN?

25.Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pegawai tentang SPAN? ( pendidikan dan pelatihan, dan Intensitas)

26.Apakah simber daya manusia dalam bidang ini telah memiliki kemampuan “the right man on the right place” untuk mengimplementasikan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dengan baik?


(3)

27.Berapa jumlah pegawai KPPN dan bagaimana tingkat pendidikan pegawai tersebut ?

28.Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan KPPN untuk implementasi SPAN?

29.Apakah semua saranan dan prasarana yang dibtuhkan itu sudah dimiliki KPPN?

30. Bagaimana keadaannya dan cara pengadaannya ?

31.Apakah ada kendala yang dihadapi dalam penyediaan sarana dan prasarana di KPPN yang berkaitan dengan Implementasi SPAN?

Disposisi

32.Bagaimana respon kelompok satker terhadap Sistem ini di KPPN ?

33.Bagaimana cara memilih/ mengangkat Ketua , pegawai KPPN dan duta SPAN?

34.Apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada KPPN?

35.Bagaimana komitmen Bapak dalam implementasi Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?

36.Bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi kelompok sasaran terkait Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara ini?

37.Apa saja target yang hendak dicapai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?

38.Menurut Bapak/Ibu , apakah Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara mampu mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?

e-government

39.Di dalam pelaksanaan nya apakah SPAN pada KPPN mendukung penyelenggaraan pemeritahanan e-government? Mengapa?

40.Hasil yang ingin dicapai dengan penyelenggaraab pemerintahan e-goverment adalah pengurangan korupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan, dan pengurangan biaya, bagaimana SPAN dapat menjamin hal hal tersebut?


(4)

Hambatan dan Tantangan

41.Apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaan SPAN pada KPPN ?

42.Bagaimana solusi yang dilakukan atas hambatan dan tantangan tersebut? KTB

43.Apakah ada masalah lain yang muncul dengan dilaksanakannya kebijakan SPAN ini? Apa dan Bagaimana?


(5)

Pedoman Wawancara Duta SPAN

Standard dan sasaran kebijakan

44.Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) ?

45.Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN?

46.Apa yang menjadi latar belakang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ini diimplementasikan ?

47.Apa yang menjadi standar dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara?

48.Bagaimana pelayanan pembendaharaan dilakukan sebelum Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara?

49.Bagaimana perbandingannya ? ( mis. Biaya, waktu, tenaga, SDM, dll ) 50.Apa tujuan dilaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?

 Sampai saaat ini , bagaimana kinerja sistem ini untuk mencapai tujuan? (efektivitas dan efisiensi) ( sudah sejauh mana tujuan tercapai)

 Salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, bagaimana SPAN dapat menjamin peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan pembendaharaan negara?

51.Bagaimana Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara dapat mendukung Pelayanan Pembendaharaan di Kota Medan ?


(6)

52.Bagaimana tahapan/ mekanisme pelaksanaan Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?

Struktur Birokrasi 53.Apakah ada SOP/pedoman pelaksana?

54.Bagaimana proses penyusunan SOP tersebut dan siapa aja yang terlibat? 55.Apa dampak implementasi SPAN pada KPPN terhadap struktur

organisasi?

56.Bagaimana fungsi masing masing posisi pada struktur organisasi tersebut? KB

57.Apakah masing masing menjalankan fungsinya dengan baik? Contohnya ? 58.Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada setiap posisi pada KPPN?

Dan Bagaimana sanksinya ?

Komunikasi 59.Siapa saja implementor dari kebijakan ini? 60.Siapa saja yang menjadi kelompok sasaran?

61.Bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para implementor ? ( rapat rutin, metode, intensitas, waktu dan tempat)

62.Bagaimana komunikasi dengan kelompok sasaran? ( pertemuan atau sharing, metode, intensitas, masalah yang sering dibahas)

63.Bagaimana sosialisasi tujuan dan manfaat SPAN dilakukan kepada kelompok sasaran (satker) ? ( metode dan intensitas)

64.Bagaimana cara menghindari distorsi atas Sistem Perbendahraan Anggaran Negara pada KPPN?


(7)

65.Apa dampak implementasi SPAN terhadap SDM pada KPPN ? 66.Bagaimana persiapan SDM dalam implementasi SPAN?

67.Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pegawai tentang SPAN? ( pendidikan dan pelatihan, dan Intensitas)

68.Berapa jumlah pegawai KPPN dan bagaimana tingkat pendidikan pegawai tersebut ?

69.Apakah simber daya manusia dalam bidang ini telah memiliki kemampuan “the right man on the right place” untuk mengimplementasikan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) dengan baik?

70.Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan KPPN untuk implementasi SPAN?

71.Apakah semua saranan dan prasarana yang dibtuhkan itu sudah dimiliki KPPN?

72. Bagaimana keadaannya dan cara pengadaannya ?

73.Apakah ada kendala yang dihadapi dalam penyediaan sarana dan prasarana di KPPN yang berkaitan dengan Implementasi SPAN?

Disposisi

74.Bagaimana respon satker(satuan kerja) terhadap Sistem ini di KPPN ?

75.Bagaimana komitmen Bapak/Ibu dalam implementasi Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?

76.Bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi kelompok sasaran terkait Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara ini?


(8)

77.Menurut Bapak/Ibu , apakah Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara mampu mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara? Mengapa?

78.Dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara , Apa saja target hendak dicapai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara dalam mendukung pelayanan perbendaharaan Negara ?

Hambatan dan Tantangan

79.Apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaan SPAN pada KPPN ?

80.Bagaimana solusi yang dilakukan atas hambatan dan tantangan tersebut? KTB

81.Apakah ada masalah lain yang muncul dengan dilaksanakannya kebijakan SPAN ini? Apa dan Bagaimana?


(9)

Pedoman Wawancara Kelompok Sasaran

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa itu Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara?

2. Tujuan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara adalah mendukung tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara , apakah menurut Bapak/Ibu telah sesuai dengan tujuan tersebut?

3. Apakah ada sosialisasi dari KPPN kepada Bapak/Ibu tentang Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN)?

4. Bagaimana Sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan , Apakah sudah berjalan dengan baik?

5. Apakah kualitas SDM yang melayani Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara dapat melayani Bapak/Ibu dengan baik?

6. Apakah Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan dengan model SPAN ini?

7. Apakah pelayanan perbendaharaan negara model Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) memberikan manfaat kepada Bapak/Ibu ?


(10)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:

Bungin, M.Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Grahatama Indrajit, R.E. 2002. E-Government: strategi pembangunan dan pengembangan

sistem pelayanan publik berbasis teknologi digital.penerbit: Andi,

Yogyakarta

Junirso Ridwan & Achmad Sodik. 2010. Hukum Administrasi Negara. Cetakan I.Bandung: Nuansa

Juliantara, Dadang. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaruan

Kusumanegara, Sclahuddin. 2009. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya

Singarimbun, Masri dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES PUSTAKA SETIA

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tangkilisan. Hessel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik.. Yogyakarta : Lukman offset

Wahab, Solichin, Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rineka Cipta

Widodo,Joko.2011.analisi Kebijkan Publik.Malang: Bayumedia Publishing. Winarno, Budi.2002.Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta:Media

Pressindo.

Sumber undang undang :

Keputusan Dirjen PB Nomor:KEP/66/PB/2013

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 154/PMK.04/2014 Sumber Internet :


(11)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003 sebagai awal dari Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Salah satu hal penting dalam undang-undang tersebut adalah peniadaan fungsi ordonansering pada departemen Keuangan dalam hal ini Kantor Perbendaharaan dan kas negara (KPPN) yang dialihkan kepada kantor/satuan kerja kementrian Negara/Lembaga.

Hal tersebut diikuti dengan reorganisasi Kementrian Keuangan , dimana KPKN berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sehingga hanya menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara. KPPN sebagai satu unit organisasi pemerintah pada Kementerian Keuangan mempunyai tanggung jawab yang sama dengan unit organisasi pemerintah yang lain dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good goverment).

Untuk mewujudkan good goverment di seluruh unit kerjanya, Kementrian Keuangan menjalankan program Reformasi Birokrasi. Langkah awal perwujudan Reformasi Birokrasi untuk bidang pekerjaan Perbendaharaan Negara, pada tanggal 30 Juli 2007 Departemen Keuangan membentuk 18 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) percontohan di 17 Provinsi dan salah satu KPPN Percontohan yang telah di bentuk adalah KPPN Medan II.Melalui konsep KPPN Percontohan inilah tekad melaksanakan layanan cepat, tepat, transparan, dan tanpa


(12)

biaya dicanangkan. Hingga awal tahun 2009 departemen Keuangan telah membentuk 37 KPPN Percontohan dari 178 KPPN Konvensional.

3.2 Kondisi Umum KPPN Medan I

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan setingkat eselon III yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang undangan.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK-169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dalam melaksanakan tugas tersebut, KPPN menyelenggarakan fungsi:

1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang undangan;

2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

3. penyaluran pembiayaan atas beban APBN;

4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan;


(13)

5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas Negara;

6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;

7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara; 8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan

hibah luar negeri;

9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;

10.penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; 11.pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; 12. pelaksanaan kehumasan; dan

13.pelaksanaan administrasi KPPN.

KPPN Medan I secara resmi beroperasi sebagai KPPN Percontohan pada tanggal 6 Januari 2009 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-02/PB/2009 tanggal 6 Januari 2009, dan terhitung mulai tanggal 23 Juni 2014, KPPN Medan I menerapkan Sistem perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN).


(14)

3.2.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi KPPN Medan I selaku KPPN tipe A1 sesuai PMK No.169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebagai berikut :

1. Seksi Pencairan Dana (Seksi PD);

2. Seksi Bank;

3. Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Seksi Vera);

4. Seksi Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (Seksi MSKI);

5. Subbagian Umum.

Unit-unit tersebut telah lahir dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang efisien, efektif dan fokus.KPPN Medan I adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggunggung jawab langsung kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, yang mempunyai wilayah kerja meliputi Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat. KPPN Medan I mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.


(15)

Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I


(16)

Dalam jangka menengah, seiring dengan meningkatnya penguasaan teknologi dan informasi dalam proses bisnis pencairan dana dan pengelolaan setoran penerimaan negara, maka yang akan menjadi fokus utama KPPN Medan I adalah memperkuat fungsi pembinaan dan monitoring evaluasi kepada satuan kerja Kementerian/Lembaga. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara, mengoptimalkan pencapaian output dan outcome dari APBN, mencapai kualitas laporan keuangan yang WTP serta untuk mengurangi kasus-kasus mal administrasi yang masih dihadapi oleh pejabat perbendaharaan dan pengelolaan di satuan kerja.

Untuk itu, penguatan peran customer service officer serta satker support officer akan menjadi strategis dalam fungsi KPPN Medan I ke depan. Modal dasar yang dibutuhkan adalah penguatan kapasitas pengelolaan pejabat perbendaharaan melalui pengembangan jabatan fungsional penyuluh perbendaharaan, analis akuntansi dan laporan keuangan, analis pelaksanaan anggaran dan lain-lain. Sesuai dengan pasal 29 PMK 169/PMK.01/2012, struktur organisasi KPPN Tipe A1 meliputi :

1. Subbagian Umum

2. Seksi Pencairan Dana

3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal

4. Seksi Bank

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi


(17)

Adapun tugas masing-masing seksi adalah sebagai berikut :

1. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan organisasi,kinerja, SDM, dan keuangan, penatausahaan User SPAN, penyusunan bahan masukan dan konsep Renstra, Renja, RKT, PK, LAKIP KPPN, penerbitan dan pengiriman SPM DBH PBB serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan.

2. Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU, penerbitan Surat Pengesahan atas Ralat SPM dari satuan kerja dan Nota Dinas Kesalahan dan Perbaikan SP2D Hasil Verifikasi pada KPPN, dan pengelolaan data kontrak, data supplier, dan belanja pegawai sat-ker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker.

3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi customer

service, supervise teknis SPAN dan Helpdesk SAKTI, pemantauan standar

kualitas layanan KPPN dan penyediaan layanan perbendaharaan, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis

4. Seksi Bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan penerimaan negara.

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan verifikasi pembayaran, rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan


(18)

tingkat Kuasa BUN, pelaporan realisasi dan analisis kinerja anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan.

3.2.2 Profil Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah pegawai KPPN Medan I per 31 Agustus 2015 adalah sebanyak 37 pegawai, dimana komposisi pegawai menurut golongan adalah 5 pegawai golongan II, 31 pegawai golongan III dan 1 pegawai golongan IV. Adapun komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan adalah sebanyak 21 pegawai lulusan SMA, 4 pegawai lulusan DI/III, 11 pegawai lulusan DIV/S1, dan 1 pegawai dari S2.

Gambar 3.2


(19)

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan jenis kelamin dari 37 orang, jenis kelamin laki laki terdiri 57% dan jenis kelamin perempuan terdiri dari 43%.

Gambar 3.3

Komposisi Pegawai Berdasarkan Kepangkatan

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan kepangkatan dari 37 orang, pengatur II c terdiri dari 11%, pengatur Iid terdiri dari 3%, Penata Muda IIIa terdiri dari 14%, Penata Muda IIIb terdiri dari 49%, Penata IIIc terdiri dari 3%, penata IIId terdiri dari 19%, dan Pembina Iva terdiri dari 3%.


(20)

Gambar3.4

Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan usia dari 37 orang, Usia <40 tahun berjumlah 14%, usia 41-50 tahun berjumlah 32%, dan >50 tahun berjumlah 54%.

Gambar3.5


(21)

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat pendidikan dari 37 orang, Berpendidikan SMA berjumlah 57%, berpendidikan DI/DIII berjumlah 11%, berpendidikan DIV/S1 berjumlah 30%, dan berpendidikan S2 berjumlah 3%.

Gambar 3.6

Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat pendidikan dari 37 orang, Eselon III berjumlah 3%, Eselon IV berjumlah 14%,dan pelaksana berjumlah 3%.


(22)

3.3 Visi , Misi , Sasaran dan Tujuan KPPN Medan I 3.3.1 Visi

Visi ini sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang dijabarkan dalam kontrak kinerja Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I dengan maksud dan tujuan untuk memberikan arahanyang akan ditempuh guna memberikan kemudahan dalam mengartikulasikan sosok organisasi secara utuh mencakup seluruh fungsi pelayanan dan dapat diterjemahkan serta dipahami oleh seluruh elemen dengan mudah, sekaligus menginspirasi sehingga mampu direalisasikan dengan baik menuju peningkatankualitas pelayanan publik (good governance).

Visi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I yaitu:

“Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, transparan dan akuntabel untuk mewujudkan pelayanan prima”

Pengelola perbendaharaan Negara di daerah artinya KPPN Medan I sebagai instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sesuai UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Profesional artinya mampu menjadi pengelola perbendaharaan yang menguasai bidang tugasnya karena memiliki pengetahuan dan keterampilan (hard skill serta integritasmoralitas (soft skill yang memadai).

Transparan artinya dalam melaksanakan tugas dilakukan dengan jujur dan hasilnya dapat diketahui secara terbuka dan menyeluruh oleh masyarakat.


(23)

Akuntabel artinya dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kaidah yang baik (best practice). Pelayanan Prima artinya kepedulian kepada stakeholder dengan memberikan layanan terbaik.

3.3.2 Misi

Untuk mewujudkan visinya, KPPN Medan I menjalankan misi yang sejalan dengan tugas dan fungsi Ditjen Perbendaharaan yang meliputi:

1. Menjamin kelancaran pencairan dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan) satuan kerja dalam lingkup pembayaran KPPN Medan I secara tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah;

2. Menjamin penerimaan negara melalui bank persepsi mitra kerja KPPN Medan I agar dapat diterima, dibukukan dan dilimpahkan secara tepat waktu dan tepat jumlah;

3. Mewujudkan pelaksanaan pelaporan pertanggungjawaban keuangan tingkat UAKBUN Daerah KPPN Medan I yang akuntabel.

3.3.3 Tujuan

Tujuan KPPN Medan I pada tahun 2015 sd. 2019 difokuskan untuk mewujudkan fungsi pelayanan dalam bidang perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi sesuai dengan best practice, transparan dan akuntabel dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholder.


(24)

1. Mewujudkan pelaksanaan tugas pelayanan kepada satuan kerja mulai dari proses pendaftaran tagihan sampai dengan pembayaran yang meliputi: pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan), pengelolaan data kontrak, data suplier, dan belanja pegawai satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker.

2. Mewujudkan pelaksanaan tugas dalam penyelesaian transaksi pencairan dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi Pencairan Dana, melaksanakan fungsi Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.

3. Mewujudkan pelaksanaan tugas rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa BUN Daerah.

4. Mewujudkan pelaksanaan tugas fungsi customer service, penyediaan layanan perbendaharaan, manajemen risiko, kepatuhan dan pengendalian internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin. 5. Mewujudkan pengelolaan pengelolaan organisasi, kinerja, SDM, dan

keuangan, manajemen risiko, pengendalian internal serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan:

a. melakukan perbaikan terus menerus; dan b. mengembangkan inovasi dan kreativitas.

3.3.4. Sasaran

1. Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan akuntabel dengan indikator :


(25)

a. Persentase Kinerja pelaksanaan anggaran K/L;

b. Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang berkualitas.

2. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks kepuasan satker terhadap layanan KPPN.

3. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks kepatuhan pengguna layanan.

4. Pelayanan Prima dengan indikator Persentase SPM Satker yang diproses menjadi SP2D.

5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara yang andal dan akurat dengan indikator :

a. Persentase Tingkat akurasi dan ketepatan waktu Laporan Kas Posisi;

b. Persentase retur SP2D.

6. Manajemen Satker yang berkesinambungan dengan indikator tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi.

7. Optimalisasi monitoring dan evaluasi dengan indikator :

a. Persentase penyampaian LPJ Bendahara mitra kerja KPPN melalui aplikasi pembukuan bendahara secara andal dan tepat waktu;

b. Deviasi antara rencana dan penarikan dana satker yang akurat. 8. SDM yang profesional dan berintegritas dengan indikator :

a. Persentase pegawai KPPN yang mendapatkan nilai hard competency baik;


(26)

9. Organisasi sehat yang berkinerja tinggi dengan indikator :

a. Nilai hasil evaluasi penerapan pemantauan pengendalian intern;

b. Nilai kualitas pengelolaan kinerja.

10.Pengelolaan Sarana dan Prasarana dengan indikator persentase Barang Milik Negara dengan kondisi baik.

11.Pengelolaan anggaran yang optimal dengan indikator persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja KPPN.

3.4 Kedudukan Tugas dan Fungsi KPPN Medan I

Saat ini, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/KMK.01/2012 tanggal 6 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN Medan I mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum, penyaluranpembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, sesuai pasal 27 KPPN A1 menyelenggarakan fungsi :

1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundangundangan;

2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;


(27)

4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan;

5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas Negara;

6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;

7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara; 8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yg berasal dari pinjaman dan

hibah luar negeri;

9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;

10. penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; 11. pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; 12. pelaksanaan kehumasan; dan

13. pelaksanaan administrasi KPPN

3.5 Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

Tabel 3.1

Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

NO NMDEPT NMSATKER

1

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'BALAI HARTA PENINGALAN MEDAN

2

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA MEDAN

3

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK MEDAN

4

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH TAHANAN NEGARA MEDAN

5

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'BALAI PEMASYARAKATAN MEDAN


(28)

6

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAN

7

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN BINJAI

8

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH TAHANAN NEGARA TANJUNG PURA

9

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH TAHANAN NEGARA PANGKALAN BRANDAN

10

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI MEDAN

11

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

12

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

13

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

14

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

15

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

16

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

17

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

18

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

19

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

20

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

21

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI POLONIA 22

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI BELAWAN

23

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH PENYIMPANAN BARANG SITAAN NEGARA MEDAN, KOT.MEDAN, SUMATERA UTARA 24

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH DETENSI IMIGRASI MEDAN

25

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LAPAS NARKOTIKA KELAS III LANGKAT PROPINSI SUMATERA UTARA


(29)

26 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

27 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

28 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN KAB. LANGKAT

29 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

30 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA

31 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

32 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

33 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA

34 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

35 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

36 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

37 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN ,

PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA UTARA 38 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN

39 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MEDAN

40 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'BALAI VETERINER MEDAN 41 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN

42 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI BESAR PERBENIHAN DAN

PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBP2TP) MEDAN

43 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA

44 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

45 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BARISTAND INDUSTRI MEDAN 46 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BALAI DIKLAT INDUSTRI MEDAN 47 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

'Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan

48

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

'DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

49

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

'DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA


(30)

50

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

'PPPPTK BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK MEDAN

51

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

'DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

52

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN ' LPMP SUMATERA UTARA

53

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

'BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SUMATERA UTARA

54

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN 'BALAI BAHASA MEDAN 55

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN 'BALAI ARKEOLOGI MEDAN 56 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

57 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

58 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

59 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

60 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

61 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

62 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN

63 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN

64 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'BALAI TEKNIK KESEHATAN

LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

KELAS I MEDAN 65 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MEDAN

66 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

67 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

68 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

69 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

70 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

71 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA


(31)

UTARA

72 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

73 'KEMENTERIAN SOSIAL

'PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA "INSYAF" MEDAN

74 'KEMENTERIAN SOSIAL

'PANTI SOSIAL BINA DAKSA BAHAGIA SUMATERA UTARA

75

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'DINAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PROVINSI

SUMATERA UTRA

76

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'DINAS JALAN DAN JEMBATAN PROV. SUMATERA UTARA

77

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'BALAI LITBANG PERMUKIMAN TRADISIONAL WILAYAH BARAT

78

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN I

79

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'SNVT PENYEDIAAN PERUMAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

80

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL I (NAD,SUMUT) DI MEDAN

81

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

82

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 'PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA 83 'KEMENTERIAN PEKERJAAN

UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT 'PELAKSANAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN MEDAN 84 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

85

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROVINSI SUMATERA UTARA

86

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 'PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA 87 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR SUMATERA II PROVINSI SUMATERA UTARA

88

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR SUMATERA II PROVINSI SUMATERA UTARA


(32)

89

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI

SUMATERA UTARA

90

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI

SUMATERA UTARA

91

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PELAKSANAAN JALAN BEBAS HAMBATAN MEDAN - KUALANAMU

92

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

93 'KEMENTERIAN PARIWISATA

'DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA PROPINSI SUMATERA UTARA

94 'KEMENTERIAN PARIWISATA

'BADAN PENGELOLA OTORITA DANAU TOBA

95 'KEMENTERIAN PARIWISATA 'AKADEMI PARIWISATA MEDAN

96

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

'SEKRETARIAT JENDERAL KEMENRISTEK DIKTI (PTN BH -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

97

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI 'UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

98

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

'KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I MEDAN

99

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN

100

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

'KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I MEDAN

101

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN

102

'KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

'KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROP. SUMATERA UTARA

103

'KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

'KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN

104

'KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

'KANTOR PERTANAHAN KOTA BINJAI

105

'KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

'KANTOR PERTANAHAN KAB. LANGKAT

106

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'SPRIPIM POLDA SUMATERA UTARA

107

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'ROOPS POLDA SUMUT

108

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'YANMA POLDA SUMATERA UTARA


(33)

109

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITINTELKAM POLDA SUMUT

110

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'DITRESKRIMUM POLDA SUMATERA UTARA

111

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'DITSABHARA POLDA SUMATERA UTARA

112

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITLANTAS POLDA SUMUT

113

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'RO SDM POLDA SUMATERA UTARA

114

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'SPN POLDA SUMUT

115

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'ROSARPRAS POLDA SUMATERA UTARA

116

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'SATBRIMOB POLDA SUMUT

117

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITPOLAIR POLDA SUMUT

118

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'BIDKEU POLDA SUMATERA UTARA

119

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'BIDDOKKES POLDA SUMUT

120

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'RUMKIT BHAYANGKARA MEDAN

121

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'LABFOR CAB MEDAN

122

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRESTA MEDAN

123

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRES LANGKAT

124

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRES PELABUHAN BELAWAN

125

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'BIDPROPAM POLDA SUMUT

126

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'BID TI POLRI POLDA SUMATERA UTARA

127

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'DITRESNARKOBA POLDA SUMATERA UTARA

128

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRES BINJAI

129

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'ITWASDA POLDA SUMUT

130

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'RORENA POLDA SUMUT

131

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITBINMAS POLDA SUMUT

132

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'DITRESKRIMSUS POLDA SUMATERA UTARA

133

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'DITPAMOBVIT POLDA SUMATERA UTARA

134

'BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

'BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN


(34)

135 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL

'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA BINJAI

136 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL

'BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA 137 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL

'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT

138 'BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

'KANTOR REGIONAL VI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MEDAN

139 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN

'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

140 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN

'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

141 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN

'BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL I

142

'KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

'DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI SUMATERA UTARA

143

' BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

'SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI SUMATERA UTARA


(35)

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisi berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini yaitu Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada KPPN medan I.

4.2 Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan Wawancara dilakukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, Kepala Seksi Pencairan Dana, Kepala Kasubbag Umum, dan beberapa satuan kerja KPPN Medan I. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama , penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis tentang gambaran serta kondisi umum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada KPPN Medan I. Kedua, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih komprehnsif menyangkut permasalahan penelitian.


(36)

Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dan mendalam kepada pihak pihak terkait untuk menjawab permasalahan penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, telah ditetapkan sebanyak 10 orang sebagai informan. Kesepuluh orang ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini adalah orang orang yang memiliki kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadai permasalahan penelitian yaitu yang berhubungan dengan proses Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN medan I. Kesepuluh orang yang ditetapkan menjadi informan yaitu terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Medan sebanyak 1 orang, Duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I sebanyak 1 orang, Kepala Seksi Pencairan Dana sebanyak 1 orang, Kepala Kasubbag Umum KPPN Medan 1 sebanyak 1 orang serta satuan kerja KPPN medan I sebanyak 6 orang.

Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk mendukung validasi dan keabsahan data. Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori, yaitu pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, dan Satuan Kerja KPPN Medan I. Berikut dikemukakan masing-masing jumlah informan penelitian:


(37)

Tabel 4.1 Informan Penelitian

No. Informan Jumlah (Orang)

1. Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

4

2. Satuan Kerja (Satker) KPPN Medan I 6

Jumlah 10

Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari penelitian ini terdiri dari Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Medan I yang berjumlah 4 orang yang merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Selain pegawai KPPN Medan I, informan lainnya yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini terdiri dari Satuan Kerja KPPN Medan yang pada saat penelitian sedang datang ke KPPN untuk mendapatkan pelayanan perbendaharaan negara yakni sebanyak 6 orang. Sehingga total keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah 10 orang.


(38)

Tabel 4.2

Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1. Laki-Laki 5 50%

2. Perempuan 5 50%

Total 10 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian antara jenis kelamin laki laki dan jenis kelamin perempuan mempunyai jumlah yang sama. Adapun informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50% dengan jumlah 5 orang, sedangkan informan berjenis kelamin perempuan sebanyak 50% dengan jumlah 5 orang.

Tabel 4.3

Identitas Informan Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1. 19-28 0 0%

2. 29-38 2 20%

3. 39-48 6 60%

4 >49 2 20%


(39)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian mayoritas berusia dewasa, hal ini karena pegawai KPPN Medan I dan Satker yang menjadi informan telah berada pada usia produktif. Adapun persentasi dari masing-masing rentangan usia 29-38 tahun dan >49 tahun yaitu sebanyak 20%, dengan masing-masing jumlah 2 orang dan usia 39 – 48 yaitu sebanyak 60%.

Tipe wawancara yang dipilih oleh peneliti yaitu tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara tersebut. Namun didalam prosesnya sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada informan yang menyangkut msalah Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Angggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan pada KPPN Medan I, peneliti hanya memilih beberapa orang sebagai informan kunci sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing masing sehingga seluruh permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat terjawab.


(40)

4.3 Hasil wawancara

Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut urutan informan kunci yang diwawancarai, yaitu Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara Medan I, serta Satuan Kerja yang mendapatkan pelayanan perbendaharaan dengan Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

4.3.1 Standar dan Sasaran

Dalam mengkaji suatu proses kebijakan yang sedang berjalan(implementasi) hendaknya kita memperhatikan bagaimana standar dan sasaran dari kebijakan tersebut. Standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai oleh sebuah program atau kebijakan. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa sebuah kebijakan yang diimplementasikan memiliki standar dan sasaran yang jelas, sehingga para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang diharapkan dari kebijakan tersebut (Kumorotomo,2001:13)

Di dalam proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh mana ukuran ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Berkaitan dengan standar dan sasaran kebijakan ini, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang berhubungan dengan beberapa informan yang


(41)

berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I.

Peneliti memulai dengan menanyakan apa yang menjadi dasar implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, beliau mengatakan bahwa yang menjadi dasar Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah Dasar hukum pelaksanaan SPAN yaitu ,Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dan Bapak Budi Utomo menjelaskan SPAN adalah Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yaitu sistem yang dirancang dengan mengintegrasikan proses penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan Negara sehingga diperoleh laporan keuangan akurat yang melalui proses akuntabel dan transparan dan SPAN direncanakan akan menggantikan seluruh sistem yang digunakan untuk mendukung pengelolaan Keuangan Negara dalam lingkup Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran.

Hal senada juga disampaikan Ibu Farida, selaku duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, yang menyatakan bahwa SPAN adalah Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 154/PMK.05/2014, Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul penerimaan, modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan. Dan Ibu menjelaskan dasar hukum Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran


(42)

Negara adalah berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku instansi vertikal Direktoral Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara Umum Negara (BUN) untuk melaksanakan sebagian fungsi kuasa BUN, hal ini sesuai pada pasal 1 ayat 3 PMK nomor 154/PMK.05/2014. Oleh karena itu KPPN dapat menggunakan aplikasi SPAN sebagai pelayanan perbendaharaan negara. Dan sesuai PMK no 154/PMK.05/2014.

Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi standar dan sasaran dari Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I mengatakan menjamin meningkatkan efektivitas dan efisiensi tentunya, contoh, terkait dengan pembayaran ,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintanh Pencairan Dana) dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran.

Dan Ibu Farida selaku Duta SPAN KPPN Medan I menjelaskan sasaran SPAN adalah Otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset dan utang pemerintah, Peningkatan keandalan proses penganggaran dan pengelolaan kas, asset dan utang pemerintah, peningkatan efisiensi layanan kepada kementrian Negara/lembaga, masyarakat dan perbankan, peningkatan


(43)

akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih komprehensif, akurat dan tepat waktu, penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang andal, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah dan perbankan, penyediaan jejak audit (audit trail) untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah, mengintegrasikan data pada berbagai subsistem manajemen keuangan pemerintah sesuai dengan modul SPAN.

Dan Ibu Rosdiana Silalahi, selaku Kanwil BPN Prov Sumatera Utara, mempertegas tujuan dari implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara untuk mendukung tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Dan beliau melanjutkan pernyataan yang menyatakan tujuan SPAN tersebut sudah sesuai dengan pelayanan perbendaharaan negara yang ada di KPPN Medan I, dimana saya semakin mudah mendapatkan pelayanan dan cepat diproses, dan pencairan dana lebih cepat dan mudah dan prosesnya dapat dilihat secara online.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan implementasi SPAN adalah untuk mengendalikan anggaran negara, asset, dan kewajiban Pemerintah Pusat, menyediakan informasi yang komprehensif, dapat dipercaya, dan tepat waktu tentang keuangan pemerintah, memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah, karena di dalam SPAN sesuai PMK 154/PMK.05 terdiri beberapa modul yang tujuannya mencepat kinerja KPPN dalam memberikan pelayananan perbendaharaan terdiri dari :


(44)

1. Modul Penganggaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi penganggaran yang meliputi perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, penetapan alokasi anggaran, penyusunan Rancangan APBN-Perubahan, revisi anggaran, dan monitoring dan evaluasi kinerja anggaran.

2. Modul Pembayaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan

fungsi-fungsi pelaksanaan pembayaran atas beban APBN dan/atau pengesahan pendapatan dan belanja yang meliputi penerbitan SP2D, penerbitan warkat dan bilyet giro, penerbitan surat pengesahan pendapatan dan belanja, penerbitan aplikasi penarikan dana, dan penerbitan Surat Kuasa Pembebanan Letter of Credit (SKP-LC).

. 3.Modul Penerimaan adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan

fungsi-fungsi penatausahaan transaksi penerimaan negara yang diterima melalui Rekening Milik BUN di Bank Indonesia, melalui Bank/Pos Persepsi, serta melalui potongan Surat Perintah Membayar atau pengesahan pendapatan dan belanja oleh KPPN.

4.Modul Kas adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi

pengaturan rekening milik BUN, perencanaan kas, pemindahbukuan dana, rekonsiliasi bank, dan pelaporan manajerial.

5.Modul Akuntansi dan Pelaporan adalah bagian dari SPAN yang

melaksanakan fungsi-fungsi penyusunan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang meliputi pemutakhiran


(45)

data Bagan Akun Standar, konversi data transaksi keuangan, koreksi data transaksi keuangan,jurnal penyesuaian, rekonsiliasi data, dan laporan keuangan.

Dengan adanya tujuan dan sasaran dari pelaksanaan reformasi pengelolaan keuangan Negara melalui SPAN, program SPAN dapat menghasilkan pencapaian berupa sistem pengelolaan keuangan Negara yang dapat mewujudkan pengelolaan keuangan Negara yang professional, efektif, efisien transparan, dan akuntabel sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara. Hal diperkuat oleh pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I karena SPAN menyederhanakan dan memudahkan berbagai mekanisme pelayanan perbendaharaan, yang sebelumnya ini masih dikerjakan secara manual, sekarang dengan teknologi informasi (TI) yang akan mengurangi penggunaan kertas secara signifikan. Tetapi adanya tuntutan pengusaan penggunaan TI oleh masing-masing SDM di semua satker, bank/pos, dan terutama KPPN yang memang harus.

Pernyataan ini didukung oleh Bapak Budi Utomo , selaku Kepala KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa SPAN dapat menjamin meningkatkan efektivitas dan efisiensi tentunya, seperti contoh , terkait dengan pembayaran ,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintah Pencairan Dana) dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran. Namun SPAN memiliki beberapa kendala seperti satker kadang kadang cukup lama paham terhadap Sitem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ,karena SPAN semuanya sudah online dengan bank dan sebagainya, maka


(46)

keakuratan data harus dituntut , dan kendalanya muncul ketika satker seringkali menginput data salah, seperti nomor rekening yang salah ataupun kurang. Maka data yang di input akan ditolak oleh aplikasi SPAN.

Berdasarkan hasil wawancara , peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi SPAN pada KPPN 1, memberikan manfaat dalam memberikan pelayanan perbendaharaan negara kepada seluruh satker dalam hal profesionalisme sebagai Bendahara Umum Negara di Kota Medan, dan memberikan pelayanan yang efektif dan efisien serta akuntabel dan transparan. Namun ada kendala yang dihadapi KPPN Medan I dalam memberikan Pelayanan Perbendaharaan Negara yaitu kesalahan dalam menginput data yang dilakukan satker, sehingga data tidak dapat terproses pada aplikasi SPAN, sehingga keakuratan sangat dibutuhkan.

4.3.2 Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi yang efektif.

Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I, peneliti melakukan


(47)

wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu dampak Implementasi SPAN terhadap Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan SDM pada KPPN Medan I semakin mengerti menggunakan IT, seperti komputer, karena semua diharuskan dengan IT, kemudian kemungkinan ada penyempitan SDM, artinya kebutuhan SDM tidak perlu sebanyak yang dulu, karena sudah tidak perlu mengecek dokumen karena semua sudah langsung ke pusat. Dan nantinya kalau semua satker semua sudah pakai SAKTI, maka front office di didepan akan berkurang, dan beberapa pegawai sekarang dialihkan tugas menjadi menganalisa dokumen.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Setyadi Kusdianto, selaku Kepala Seksi Pencairan Dana pada KPPN Medan I. Beliai mengatakan bahwa, dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), maka ada sedikit perubahan dengan Sumber Daya Manusia, seperti peningkatan pengetahuan mengenai komputer, karena ini memang suatu keharusan, dimana komputer SPAN yang digunakan pada KPPN Medan I ini, merupakan komputer yang memiliki spec yang tinggi, dan pengurangan SDM, karena kita tidak terlalu membutuhkan banyak SDM sekarang, karena banyak pekerjaan sudah terkontrol dengan mudah dengan SPAN, terutama di bidang Seksi Bank.

Dalam proses Implementasi suatu kebijakan tentu akan pengaruhnya terhadap Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut. Kemampuan SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan


(48)

mengarahkankan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi yang tentunya dalam menggunakan aplikasi SPAN dibutuhkan komputer, jadi pemahaman SDM pada KPPN Medan I dalam menggunakan komputer akan menggunakan. Implementasi SPAN juga berdampak pada kuantitas pegawai, karena SPAN merupakan aplikasi meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Jadi jumlah tenaga kerja/pegawai yang digunakan tidak sebanyak sebelumnya, dikarena banyak pelayanan perbendaharaan yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SPAN.

Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I persiapan Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I dalam menghadapi SPAN. Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi SPAN , SDM yang ada pada KPPN diberikan pemahaman yang lebih mengenai akuntansi berbasis akrual, karena ini penting dalam memakai aplikasi SPAN. Dan KPPN selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, yang akan dikirim ke pusat dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Dan utusan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mengajari pegawai yang lainnya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Danang Supriadi, selaku Kepala Sub Bagian umum. Beliau mengatakan pegawai KPPN akan dikirim ke Pusat atau Balai Dilkat yang ada di Medan , untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, dan untuk intensitasnya biasanya 2 kali setahun ataupun lebih.


(49)

Dan Pendidikan dan pelatihan ini memang harus dilakukan dengan rutin, mengingat komposisi SDM yang kebanyakan sudah berumur 50 tahun lebih dan jenjang pendidikan yang sebagian besar tamatan SMA dan tentu tidak familiar dengan komputer.

Gambar 4.1

Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia & Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan


(50)

Dan dari atas diatas kita melihat bahwa komposisi SDM yang ada di KPPN Medan I yang berumur diatas >50 ada sebanyak 54% dan yang berpendidikan SMA ada 35%, sehingga mayoritas pegawai di KPPN yang sudah berusai >50 tahun , tidak begitu terbiasa dengan bekerja dengan komputer, namun KPPN Medan I secara rutin memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dalam meningkatan kemampuannya, sehingga pegawai dapat bekerja dengan maksimal.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I, yang mengatakan bahwa seluruh Pegawai di KPPN bisa bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, atau bisa dikatakan “the right man , on the

right place” karena kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap pegawai

senantiasa ditingkatkan oleh diklat.

Hal senada juga dikatakan dikatakan oleh Ibu Farida Aryani. Beliau mengatakan kita juga mempunyai GKM atau gugus kendali mutu yang menjamin setiap pegawai yang ada dapat bekerja dengan baik. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara rutin 2 kali dalam seminggu (hari Selasa dan Kamis) untuk meningkatkan kompetensi SDM pegawai KPPN Medan I dalam penguasaan peraturan dan pekerjaan.. Jadi semua pegawai dapat dijamin bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan yang ada.

Untuk mendukung penyataan Ibu Farida Aryani dan Bapak Budi Utomo, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa satker. Bapak Andri Ihsan , selaku Staff Keuangan Unimed. Beliau mengatakan bahwa pegawai KPPN Medan


(51)

I dapat melayani satker dengan baik, karena dari awal KPPN telah memberikan pelayanan prima, seperti halnya dalam pencairan. KPPN akan memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh satker dan akan memproses kebutuhan satker kalau dokumen dan datanya lengkap dan benar. Jadi secara keseluruhan Satker tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan.

Hal ini diperkuat oleh satker Ibu Friska Siahaan selaku Kanwil BPN Prov Sumut. Beliau mengatakan Secara keseluruhan hampir tidak ada kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan pada KPPN Medan I dengan model SPAN, tetapi untuk awal tahun ada sedikit masalah, karena adanya perubahan sistem , peraturan yang berlaku, peraturan menteri, harus menyesuaikan lagi, jadi kesulitannya ada di awal tahun, tetapi ketika data di awal tahun itu sudah akurat dan data yang ada di KPPN dan satker sudah sinkron, maka tinggal ikuti saja, menjadi mudah. KPPN Medan sudah berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada satker.

b. Fasilitas dan Peralatan

Terkait ketersediaan fasilitas, Kepala Seksi Pencairan Dana, Bapak Setyadi Kusdianto, mengatakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, yang digunakan hanya komputer SPAN dan Wifi spot. Kantor KPPN Medan sendiri sudah dilengkapi dengan 12 komputer SPAN yang dikatakan sudah cukup dalam pelaksanaan SPAN. Dalam pemanfaatan komputer yang memang sudah tersedia pada KPPN Medan I, yang dilakukan untuk melakukan Pelayanan perbendaharaan mulai dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, manajemen kas, samapi pada


(52)

akuntansi dan pelaporan. Jadi jumlah komputer SPAN sudah cukup pada KPPN Medan I, dan tidak diperlukan penambahan komputer lagi. Selain itu, KPPN Medan I juga sudah dilengkapi dengan Wifi yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN pada KPPN Medan I, karena SPAN merupakan aplikasi online yang memerlukan koneksi jaringan internet. Jaringan internet yang digunakan oleh SPAN sepenuhnya didedikasikan untuk jaringan SPAN. Dan ada kejadian yang tidak diinginkan dan jaringan SPAN benar-benar tidak dapat digunakan akan disediakan juga jaringan internet secara dial up sebagai Bussines Contigency Plan (BCP) SPAN. Disamping itu, jaringan Pusintek yang sekarang ada pada KPPN juga dapat digunakan sebagai BCP bila jaringan SPAN mengalami gangguan.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan SPAN bersifat online, tentu saja yang dibutuhkan komputer yang mempunyai spek tinggi, dan kebutuhan akan komputer tidak ada kendala. Dan komputer SPAN yang sudah ada di KPPN , semua bersumber dari pusat dan semua program yang ada di dalamnya sudah diatur, sehingga pegawai KPPN Medan dapat memakai secara langsung. Dan KPPN Medan I juga tersedia Wifi sebagai pendukungnya.

4.3.3 Disposisi

Disposisi implementor dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana respon implementor terhadap kebijakan, pemahamannya dan preferensi nilai yang dimilikinya. Disposisi atau sikap yaitu menunjuk pada karakteristik yang menenpel erat pada implementor kebijakan/program. Sikap para implementor sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui sikap implementor dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara


(53)

Pada KPPN medan I, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan tanggapan dan komitmen pelaksana terhadap implememtasi SPAN.

Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor dalam mengimplimentasikan suatu kebijakan. Sikap yang dimiliki oleh implementor sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan kebijakan seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor.

Dalam hal ini penulis ingin menggali bagaimana respon dan sikap implementor peneliti mendapat penyataan dari Bapak Budi Utomo, selaku Kepala Kantor KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan SPAN saya sangat mendukung dantentunya seluruh pegawai KPPN Medan I mendukung hal tersebut. Dan hal ini juga terlihat dari respon satker sangat baik, karena SPAN meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara.Selanjutnya Pak Budi Utomo mengatakan komitmennya untuk pelaksanaan SPAN yaitu mensukseskan pelaksanaan SPAN tanpa ada penolakan. Kemudian, Kepala Sub Bagian Umum , Bapak Danang Supriadi mengatakan Aplikasi SPAN merupakan reformasi keuangan negara untuk mempercepat pengelolaan anggaran yang cepat dan akurat dan meningkatkan efisiensi pengelolaan. Beliau menambahkan bahwa SPAN merupakan tuntutan masyarakat yang ingin pengelolaan yang bersih dan transparan, jadi semua harus mendukung pelaksanaan SPAN .


(54)

Hal senada juga memberikan pernyataan bahwa Implementasi SPAN merupakan mengintegrasikan database seluruh Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah dalam database berbagai aplikasi pendukung pengelolaan keuangan Negara disetiap satker. Jadi mempermudah kerja sama dan koordinasi antara KPPN Medan I dan Satker , terutama satker satker yang ada diluar Medan , seperti Lubukpakam dan Langkat. SPAN juga sistem yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam pengelolaan keuangan Negara. Jadi untuk Komitmen , Ibu Farida Aryani mengatakan sangat tinggi, karena semua berharap sistem ini berjalan dengan baik, tidak penolakan dari berbagai pihak baik dari KPPN Medan I maupun satuan kerja. Hal ini juga diperkuat oleh penyataan Bapak Budi Utomo. Beliau mengatakan respon Satuan kerja (satker) terhadap pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat baik. KPPN Medan I selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada satuan kerja (Satker), yang disebut pelayanan prima, dan seluruh satker merasakan itu. Dan seluruh proses pelayanan perbendaharaaan dilakukan dengan lebih cepat dengan SPAN karena sekarang sudah proses otomatisasi, sehingga satker tidak perlu menunggu waktu yang lama dapat mendapatkan pelayanan. KPPN Medan I juga terbukti memberikan kepuasaan terbaik pada Kementrian Keuangan Medan.

Dari seluruh keterangan diberikan oleh pegawai KPPN Medan I dapat diketahui bahwa seluruh informan sepakat bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat bagus dan memang dibutuhkan dalam mendukung pelayanan perbendaharaan negara yang sebelum nya pelayanan yang diberikan secara manual, mereka juga sangat mendukung pelaksanaan program ini karena


(55)

banyaknya manfaat yang diberikan SPAN dalam kinerja pegawai maupun dalam memberikan pelayanan.

Lalu peneliti menanyakan bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi satuan kerja (satker ) terkait Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, dan peneliti memperoleh pernyataan dari Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I mengatakan bahwa setiap keluhan dan masalah yang didapatkan satuan kerja (satker) terkait dengan SPAN biasanya disampaikan ke Duta SPAN pada KPPN Medan I atau kita menyebarkan angket atau kuisioner kepada satker , sehingga dari laporan dari Duta SPAN maupun kuisiner kita dapat mengetahui kendala dan masalah yang ada pada satuan kerja , sehingga secara langsung dapat diatasi dan kita mengetahui juga hal hal apa yang perlu ditingkatkan.

Bapak Budi Utomo, selaku kepala KPPN Medan I juga menambahkan bahwa untuk kendala dan masalah tidak ada yang serius, karena semua dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada , tetapi kalau ada keluhan dan masalah yang KPPN Medan dapatkan dari satker akan kita diskusikan untuk mencari solusinya, dan kita berusaha memberikan yang terbaik dengan satker. Oleh karena itu kita selalu memberikan sosialisasi kepada satuan kerja apabila ada update sistem ataupun peraturan baru yang mungkin tidak semua Satuan kerja mengetahuinya. KPPN Medan I juga menjalin koordinasi dengan seluruh satker dengan media sosial , sehingga komunikasi yang terjalin baik, dan tidak ada kesalahpahaman. KPPN Medan I biasanya menggunakan media sosial seperti Whats App, atau Line , yang mudah digunakan untuk segala kalangan usia. Jadi seluruh pegawai KPPN Medan I memiliki akun Whats App dan line dan


(56)

hampir seluruh satker juga menggunakannya sehingga koordinasi dan komunikasi akan lebih mudah dan bisa kapan saja. Dengan begini , masalah dan kendala yang dihadapi Satker dapat diatasi dengan cepat sehingga pelayanan tidak terkendala.

Dari keterangan yang diberikan informan dapat diketahui bahwa KPPN Medan I sudah berusaha untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dengan memberikan pelayanan perbendaharaan negara dengan model SPAN. KPPN Medan I tidak mendapatkan masalah yang serius, tetapi KPPN Medan I menyebarkan angket atau kuisioner seputar Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara kepada seluruh satker. Jadi, KPPN Medan I akan mendapatkan jawaban atas masalah dan kendala yang dihadapi satker. KPPN Medan I juga berusaha menjaga komikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh satker.

Selanjutnya, peneliti menanyakan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, mengenai target yang ingin dicapai dengan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam mendukung pelayanan perbendaharaan. Beliau mengatakan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat mendukung pelayanan perbendaharaan, karena program SPAN mewujudkan pengelolaan keuangan negara efisien efektif , transparan, dan akuntabel sebagaimana sesuai dengan UU dengan Keuangan Negara yang ada. SPAN dapat dikatakan medukung pelayanan perbendaharaan negara karena dapat memanusiakan pegawai KPPN yang ada , karena mempermudah segala kegiatan pelayanan yang ada, tidak seperti sistem sebelumnya yang manual yang mempersulit kinerja seluruh pegawai KPPN Medan I , sangat jauh lebih efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan pemakain kertas. Pelayanan baik juga harus sejalan dengan kinerja pegwai yang


(57)

baik. Oleh karena ini, untuk memberikan pelayanan yang prima kepada satker, KPPN juga membuat mekanisme reward dan pinishment kepada seluruh pegawai sehingga seluruh berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan terbaik mereka

Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I, yang mengatakan pelaksanaan SPAN sangat mendukung pelayanan perbendaharaan negara, karena mempermudah pelayananan, seperti mengecek dokumen dokumen yang masuk dari satuan kerja, karena SPAN dilengkapi oleh aplikasi monitoring, jadi pengecekan dokumen semakin jauh lebih mudah. Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang sesuai tujuannya memperlancar proses pengelolaan anggaran dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Jadi target KPPN Medan I dengan implementasi SPAN adalah semua pelayanan perbendaharaan terrealisasi, dan semua harapan satker kepada KPPN bisa terlaksana semua seperti pelayanan dengan cepat.

Dari hasil keterangan yang didapat , bahwa pegawai KPPN Medan I dengan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat mendukung dengan adanya SPAN karena mewujudkan pengelolaan anggaran negara yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan dan mempermudah segala pelayanan perbendaharaan negara. Dan targer yang ingin dicapai KPPN medan I adalah semua pelayanan perbendaharaan terlaksana, dan dapat memuaskan harapan satker dan memberikan pelayanan yang prima. Hal ini sangat didukung oleh Sistem Perbendaharaan dan Anggaran yang memberikan keunggulan diantaranya: otomatisasi dan audit trail, single database (rekonsiliasi data),


(58)

paperless, mendukung akuntansi yang akrual , serta user define report dalam rangka proses akuntansi dan pelaporannya.

4.3.4 Komunikasi

Dalam implementasi kebijakan, diperlukan komunikasi dan kerja sama di dalam instansi dan dengan instansi lain bagi keberhasilan suatu kebijakan. Selain itu, komunikasi juga merupakan hal penting yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pengimplementasikan suatu kebijakan. Komunikasi kebijakan berati merupakan roses penyampaian informasi kebijakan kepada pelaksana kebijakan.

Untuk mengetahui komunikasi dalam implementasi SPAN pada KPPN Medan I mengajukan pertanyaan Kepada Bapak Budi Utomo selaku Kepala KPPN Medan I dan juga Ketua Implementasi SPAN mengenai siapa saja implementor yang terlibat dalam implementasi SPAN. Bapak Budi Utomo menyatakan ada tiga unit eselon I di Kementrian Keuangan yang terdiri dari Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek. Dan Ibu Farida, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I menambahkan pihak pihak yang terlibat dalam pengembangan SPAN adalah Kementerian Keuangan adalah Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dan saya juga mengajukan pertanyaan mengenai siapa saja yang menjadi kelompok sasaran dalam Implementasi SPAN, Ibu Farida mengatakan kelompok sasaran pada Implementasi SPAN adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN), Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) Sekretariat


(59)

Kementrian Keuangan, Satuan Kerja, Unit Eselon I , Bank Indonesia/ Perbankan, dan pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN yang memakai SPAN ini.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan dalam Implementasi SPAN ada tiga unit di Kementrian Keuangan yang saling bekerja sama dan berkoordinasi yaitu Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek sebagai implementor SPAN. Para pemangku stakeholders dari SPAN adalah unit yang termasuk dalam struktur organisasi SPAN, yaitu Menteri Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan/Pusintek, DJA beserta unit di bawahnya, DJPB beserta unit di bawahnya. Dan selain itu , masih ada Satuan Kerja (SatKer), unit eselon I lain yang terkait dengan Bagian Anggaran , Bank Indonesia dan Perbankan serta pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN. Unit yang ada di bawah DJA, DJPB dan unit eselon I disebut sebagai business owner, artinya mereka yang selama menjalankan atau memakai sistem pengelolaan anggaran yang dikembangkan oleh SPAN termasuk KPPN yang memakai sistem ini.

Lalu peneliti juga menanyakan bagaimana komunikasi yang dilakukan KPPN Medan I dengan Satker terkait dengan SPAN. Berdasarkan pernyataan dari Duta SPAN KPPN Medan I yang merupaakan bagian penting dalam komunikasi antara KPPN dan Satker, Ibu Farida Aryani, beliau mengatakan KPPN Medan I punya Duta SPAN, Duta SPAN berfungsi sebagai untuk menyampaikan kebijakan dari pusat , karena fungsi Duta SPAN adalah melakukan komunikasi dan koordinasi program kegiatan SPAN yang dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan , hingga pelaporannya. Jadi dari pusat itu setiap ada perubahan atau kebijakan baru , jadi duta span yang wajib sosialisasi ke seluruh karyawan KPPN,


(60)

maupun ke satker , seperti kaitannya dengan SPAN , seperti ada maintance , jadi awal pemberitahuan itu melalui duta SPAN , Hal ini diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan. Beliau mengatakan bahwa komunikasi antara KPPN dengan satuan kerja (satker) cukup baik. Dan dalam Implementasi SPAN, Duta SPAN harus memiliki pengetahuan tentang SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif. Dan untuk meningkatkan pemahaman Duta SPAN, maka Duta SPAN akan dibekali pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, atau disebut training of trainers yang akan dikirim ke pusat. Berikut merupakan tujuan Duta SPAN:

1. Menyalurkan informasi serta memberikan pemahaman akan visi, misi, tujuan, dan manfaat implementasi SPAN kepada para pemangku kepentingan.

2. Membantu kegiatan komunikasi seputar kemajuan terkini SPAN dan koordinasi kegiatan pelatihan terkait roll out SPAN berdasarkan arahan dari Tim Proyek SPAN Kantor Pusat.

3. Menjadi jembatan penghubung antara Tim SPAN dan para pemangku kepentingan di unit-unit kerja SPAN.

Jadi Duta SPAN bertanggung jawab mensosialisasikan kepada seluruh pegawai maupun satker. Sosialisasi ini dilakukan kepada pegawai KPPN biasanya secara langsung, tetapi kalau kepada satker, biasanya KPPN Medan I membuat forum formal atau seminar mengenai SPAN, yang pembicaranya Duta SPAN, yang mengetahui dan pemahamanan yang baik mengenai SPAN.


(61)

Hal ini juga dibenarkan oleh ibu Deliana yang merupakan satker dari Dinan Perindustrian dan Perdagangan ProvSU. Beliau mengatakan sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan I kalau ada sistem terbaru yang akan dipakai,seperti halnya SPAN, dan sosialisasi ini biasanya dilakukan pada akhir tahun untuk sistem yang terbaru di tahun depannya. Dan Ibu Deliana menambahkan sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan I sudah berjalan dengan baik, begitu juga dengan SPAN, kalau ada update sistem terbaru atau peraturan maupun prosedur terbaru KPPN akan cepat mensosialisaikan dengan satker. Dan Bapak Sugianto, selaku staff Keuangan Unimed menambahkan sosialisasi biasanya dilakukan kalau ada sistem atau peraturan baru dari pusat. Dan itu biasanya terjadi awal tahun, dan KPPN memberikan langsung memberikan sosialisasi langsung dari ftont office ataupun memberikan informasi kepada seluruh satker melaluimedia sosial.

Dari keterangan yang didapat dari informan dapat diketahui bahwa sosialisasi secara rutin dilakukan oleh pegawai KPPN Medan I kepada satker. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara langsung melalui front office kepada satker, dan juga melalui seminar, serta KPPN Medan I juga memanfaatkan teknologi informasi seperti media sosial dalam berkomunikasi dengan satker dan memperkuat koordinasi.


(62)

Gambar 4.2

Front Office Pada KPPN Medan I

4.3.5 Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.Aspek struktur organisasi ini melingkupi dua hal yaitu mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri. Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi kebijakan biasanya sudah dibuat standart operation procedur (SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung melemahkan pengawasan dan menyebabkan


(63)

prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan menyebabkan aktivitas organisasi menjadi tidak fleksibel. Mekanisme dalam implementasi kebijakan biasanya dibuat dalam bentuk Standar Operating Procedure (SOP). SOP merupakan gambaran langkah langkah kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan kebijakan.

Dalam hal ini peneliti menanyakan bagaimana struktur organisasi yang ada pada Kantor Pelayanan Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I dalam kaitannya dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) kepada Bapak Budi Utomo, selaku Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I. Beliau menagatakan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap struktur organisasi pada KPPN Medan I, semuanya hampir sama, cuman ada penambahan seksi yaitu Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (MSKI). Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Farida Aryani selaku Duta SPAN KPPN Medan I. Beliau mengatakan Sedikit berpengaruh , seperti kalau di pusat kita Direktorat baru, kemudian di KPPN sendiri ,ada penambahan bagian Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (MSKI) dan terutama pada Seksi Bank , tidak ada lagi pantauan ke bank bank, karena semua data sudah langsung masuk ke pusat, dan kalau sudah implementasi SAKTI malah sudah tidak ada petugas front office di depan.

Dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I , terdapat perubahan organisasi yaitu penambahan Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (MSKI).. Perubahan ini dipengaruhi oleh penajaman fungsi perbendaharaan dan Implementasi SPAN. Berikut gambar yang menunjuk perubahan struktur organisasi pada KPPN Medan I:


(1)

sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.

Medan, 03 Maret 2017

Penulis


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.1Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

1.5Kerangka Teori ... 10

1.5.1 Implementasi Kebijakan ... 10

1.5.1.1Teknik Implementasi Kebijakan... 13

1.5.1.2Model – Model Implementasi ... 13

1.5.1.3 Keberhasilan Implementasi Kebijakan ... 16

1.5.2 Gambaran Umum Sistem Pembendaraan Anggaran Negara... 18

1.5.2.1Visi dan Misi SPAN ... 19

1.5.2.2 Electronic-Government (E-Government) ... 20

1.6 Konsep Penelitian ... 22

1.7 Kerangka Berpikir……… ... 25

1.8 Defenisi Konsep ... 26

1.9 Sistematika Penulisan ... 27

BAB II METODE PENELITIAN ... 29

2.1 Bentuk Penelitian ... 29

2.2 Lokasi Penelitian ... 29

2.3 Informan Penelitian ... 30

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

2.5 Teknik Analisis Data ... 32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 34


(3)

3.2 Kondisi Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

Medan I ... 35

3.2.1 Struktur Organisasi ... 37

3.2.2 Profil Sumber Daya Manusia... 41

3.3 Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran KPPN Medan I ... 45

3.3.1 Visi ... 45

3.3.2 Misi ... 46

3.3.3 Tujuan ... 46

3.3.4 Sasaran... 47

3.4 Kedudukan Tugas dan Fungsi KPPN Medan I ... 49

3.5 Daftar Satuan Kerja KPPN Medan I ... 50

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 58

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 58

4.3 Hasil wawancara... 63

4.3.1 Standard dan Sasaran ... 63

4.3.2 Sumber Daya ... 69

4.3.3 Disposisi ... 75

4.3.4 Komunikasi ... 81

4.3.5 Struktur Birokrasi ... 85

BAB V ANALISIS DATA ... 91

5.1 Implementasi SPAN dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan N.... 92

5.1.1 Standard dan Sasaran ... 93

5.1.2 Sumber Daya ... 96

5.1.3 Disposisi ... 98

5.1.4 Komunikasi ... 101


(4)

BAB VI PENUTUP ... 107

6.1 Kesimpulan ... 107

6.2 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

H alaman

Tabel 1.1 Sistem Aplikasi yang digunakan pada sistem sebelum SPAN .... 4

Tabel 1.2 Perbedaan sistem sebelumnya dengan SPAN ... 6

Tabel 3.1 Daftar satuan kerja kantor pelayanan perbendaharaan Negara Medan ... 50

Tabel 4.1 Informan Penelitian... 60

Tabel 4.2 Identitas informan berdasarkan jenis kelamin ... 61


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 25

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi KPPN Medan I ... 38

Gambar 3.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Gambar 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Kepangkatan ... 42

Gambar 3.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia ... 43

Gambar 3.5 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

Gambar 3.6 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan ... 44

Gambar 4.1 Komposisi pegawai Berdasarkan Usia & Berdasarkan tingkat pendidikan ... 72

Gambar 4.2 Front Office Pada KPPN Medan I ... 85


Dokumen yang terkait

SISTEM DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA

3 13 103

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surakarta IMG 20151123 0001

0 0 1

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 11

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 1

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 28

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 5

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I Chapter III VI

0 0 76

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 1

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 9

SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) DALAM PROSES PENCAIRAN DANA APBN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAKARTA II

0 0 14