Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Tatacara Penggunaan Pestisidapada Tanamankubis-Kubisan (Kasus : Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi, KabupatenKaro)

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sayuran merupakan bagian penting dari pola makan yang sehat. Sayuran
yang dikonsumsi dengan cukup dapat membantu melindungi tubuh dari segala
penyakit. Jumlah konsumsi sayuran yang cukup akan memberikan asupan serat ke
dalam tubuh, sehingga dapat menyehatkan. Konsumsi sayuran tentu berkaitan erat
dengan produksi sayuran. Produksi sayuran Indonesia beberapa tahun ini
mengalami fluktuasi seperti pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Produksi Sayuran Semusim di Indonesia Tahun 2011-2015 (Ton)
Petsai/
Tahun Kol Bunga Kentang
Kubis
Cabai
Wortel
Sawi
2011
113 491

955 488 1 363 741 1 483 079 580 969 526 917
2012
135 837
1 094 240 1 450 046 1 656 615 594 934 465 534
2013
151 288
1 124 282 1 480 625 1 726 381 635 728 512 112
2014
136 514
1 347 818 1 435 840
2015
118 388
1 219 270 1 443 232
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

1 875 095
1 915 016

602 478
600 133


495 800
522 520

Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai komersial
cukup tinggi sebab tanaman sayuran merupakan produk pertanian yang senantiasa
dikonsumsi setiap hari dan sayuran juga merupakan salah satu makanan yang
dibutuhkan manusia, sayuran sangat dianjurkan untuk dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan kalori manusia perhari.
Sayuran berperan penting bagi kesehatan manusia. Namun saat ini, dalam
dunia pertanian tidak terlepas dengan penggunaan bahan kimia, baik untuk
pemupukan, pemacu pertumbuhan, perekat, perata, serta pengendalian hama,
penyakit, dan gulma. Namun tidak memikirkan akibat dari pemakaian bahan

1

1
Universitas Sumatera Utara

2


kimia tersebut, Bahan kimia tersebut pada umumnya adalah bahan beracun
sehingga bila dipergunakan dapat meracuni tanah, tanaman, udara, air, dan
lingkungan hidup lainnya. Karena mencemari lingkungan hidup maka kesehatan
manusiapun akan terpengaruh. Misalnya timbulnya gangguan pada paru-paru,
jantung, ginjal, hati,darah, alat vital, serta timbul penyakit kanker.
Bahan makanan yang kita makan, terutama buah dan sayuran segar,
mengandung residu pestisida. Walaupun tidak secara langsung, bahaya yang
ditimbulkannya berdampak jangka panjang, seperti kanker, tumor dan penyakit
kronis lainnya. Dampak penggunaan bahan pestisida pada makanan bukan saja
pada manusia, namun berperan aktif dalam merusak ekologi lingkungan antara
lain, tercemarnya air tanah serta perubahan pada sistem hormon hewan ternak
mamalia serta ikan. Jadi, bukan hanya sayuran dan buah, ikan serta ternak yang
kita konsumsi juga bisa ikut tercemar pestisida.
Pestisida merupakan salah satu hasil teknologi modern karena mempunyai
peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini terbukti di
beberapa negara sedang berkembang produksi pertanian melimpah, namun
kesehatan masyarakat terjaga dengan cara yang tepat dan aman. Disisi lain apabila
pestisida pengelolaannya tidak baik maka dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap aspek kehidupan yang pada akhirnya langsung ataupun tidak langsung

akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Kabupaten Karo merupakan suatu daerah di Propinsi Sumatera Utara yang
terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dan sebagai daerah sentra
penghasil sayur-sayuran terbesar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Tabel 1.2 yang

Universitas Sumatera Utara

3

menjelaskan produksi sayuran di beberapa kabupaten penghasil sayuran di
Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 1.2 Produksi Sayuran Semusim di Sumatera Utara Tahun 2015
No.

Kabupaten/Kota

1.
2.
3.
4.


Simalungun
Dairi
Karo
Langkat

222 858
29 517
354 060
23 585

5.

Samosir
Kabupaten/Kota lainnya

22 065
374 348

6.


Total Produksi Sayuran
Sumber: Badan Pusat Statistik 2017 diolah

Produksi (Ton)

1 026 433

Dalam melakukan pekerjaannya untuk meningkatkan hasil pertaniannya
para petani selalu menggunakan pestisida untuk mengurangi serangan hama
ataupun serangga pada usaha pertaniannya. Pada tesis Adil Sitepu (2012)
penggunaan pestisida perharinya di kabupaten karo adalah sebanyak ±10 ton
untuk mengendalikan organisme tanaman pengganggu. Penggunaan pestisida oleh
petani masih kurang tepat, diantaranya penggunaan pestisida tidak sesuai dengan
dosis dan takaran yang dianjurkan, mengaduk campuran pestisida dengan tangan.
Petani juga mengaku sengaja melebihkan takaran pestisida yang digunakan agar
lebih efektif membunuh hama tanaman.
Kondisi ini menyebabkan hasil pertanian sayuran di kabupaten Karo
pernah ditolak masuk ke Malaysia dan Singapura. Eksportir dari Berastagi,
Kabupaten Karo bercerita pernah merugi karena pembeli menolak membayar

sayuran yang telah terkirim ke Malaysia. Banyak eksportir sayuran di Karo
gulung tikar karena dampak dari isu residu pestisida itu masih jadi beban
perdagangan hingga kini.

Universitas Sumatera Utara

4

Hal ini merupakan masalah yang serius harus segera ditangani. Usahausaha penyuluhan dalam penggunaan pestisida kerap dilakukan. Namun karena
berbagai kendala penggunaan pestisida, kejadian ini menunjukkan belum
efektifnya penyuluhan, oleh karena itu kajian ini dilakukan untuk melihat faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi tingkat adopsi petani terhadap penyuluhan
penggunaan pestisida pada tanaman sayuran.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja penyuluh pertanian dalam penyuluhan penggunaan
pestisida menurut petani di daerah penelitian?
2. Bagaimana adopsi tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis-kubisan
di daerah penelitian?
3. Apakah faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani,

kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan mempengaruhi adopsi tatacara
penggunaan pestisida pada tanaman kubis-kubisan di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kinerja penyuluh pertanian dalam penyuluhan penggunaan
pestisida menurut petani di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui adopsi tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis kubisan di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

5

3. Untuk menganalisis faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya
bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan yang mempengaruhi adopsi
tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis-kubisan di daerah
penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka kegunaan yang dapat
diambil dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi
tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis-kubisan.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat
dalam

membuat

kebijakan

yang

berkaitan

dengan

teknik

penggunaan/pestisida yang baik dan pengembangan Sekolah Lapang PHT
bagi petani tanaman kubis-kubisan.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan referensi

bagi peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara