Pengaruh Pengalaman Kerja Kompetensi Aud
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI AUDITOR DAN
INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN
(STUDI EMPIRIS PADA KANTOR INSPEKTORAT KABUPATEN
BULELENG)
1
Made Fandy Permana Putra
Edy Sujana, 2Made Pradana Adiputra
1
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh pengalaman
kerja, kompetensi auditor dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
para pegawai kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sample menggunakan purposive sampling.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini seluruh pegawai negeri sipil pada kantor
Inspektorat Kabupaten Buleleng. Kuesioner yang disebar 45 kuesioner dan yang dapat
digunakan 40 kuesioner. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi linier berganda. Analisis data menggunakan program SPSS versi 19.0.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Secara parsial variabel
pengalaman kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan
pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (2) Secara parsial variabel kompetensi auditor
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng. (3) Secara parsial variabel independensi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (4)
Secara simultan variabel pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan independensi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
Kata kunci: pengalaman kerja, kompetensi auditor, independensi, kualitas hasil
pemeriksaan
Abstract
This study was intended to identify empirically the impact of working experience,
auditor’s competence and independence on the quality of auditing outcome at the
Inspectorate Office of Buleleng Regency. This is a quantitative study, in which the
samples were determined using the purposive sampling method. The samples included
all the government civil servants employed at the Inspectorate Office of Buleleng
Regency. Out of 45 exemplars of the questionnaire distributed, 40 could be used. The
statistical method used to test the hypothesis was the multiple linier regression. The data
were analyzed using SPSS program version 19.0.
The result of the study showed that (1) partially the variable of working
experience significantly contributed to the quality of the auditing outcome at the
Inspectorate Office of Buleleng Regency; (2) partially, the variable of the auditor’s
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
competence and independence significantly affected the auditing outcome at the
Inspectorate Office of Buleleng Regency; (3) partially, the variable of independence
significantly contributed to the auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng
Regency; (4) simultaneously, the variable of working experience, the auditor’s
competence and independence significantly determined the quality of the auditing
outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency.
Keywords: working experience, auditor’s competence, independence, quality of auditing
outcome
PENDAHULUAN
Kebijakan pemerintah pusat yang
memberlakukan
otonomi
daerah
merupakan langkah yang kongkrit dalam
mewujudkan
desentralisasi
yang
sesungguhnya.
Dalam
mengelola
penyelenggaraan otonomi daerah dan
perimbangan keuangan pusat dan daeran
telah diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999
tentang pemerintahan daerah.
Pentingnya pelaksanaan otonomi
daerah
dan
desentralisasi
terhadap
permasalahan bagaimana pengelolaan
keuangan daerah dan anggaran daerah
hasilnya akan tercermin dalam bentuk
laporan keuangan daerah. Sejalan dengan
pelaksanaan
otonomi
daerah
dan
desentralisasi fiskal, tantangan yang
dihadapi akuntansi sektor publik adalah
menyediakan informasi yang relevan dan
akuntabel.
Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2005
(Pasal 24) menyatakan bahwa pengawasan
terhadap urusan pemerintah didaerah
dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan
fungsi dan kewenangannya. Salah satu
APIP
adalah
Inspektorat
Jendaral
Departemen
dan
Inspektorat
Kabupaten/Kota. APIP memiliki tugas
pokok dan fungsinya yaitu memberikan
rekomendasi, melaporkan hasil kerjanya
berdasarkan
standar
audit
APIP.
Rekomendasi dan laporan hasil kerja APIP
harus berkualitas agar dapat dinilai dari
laporan hasil pemeriksaan.
Usaha tersebut dapat terlaksana
dengan baik apabila sistem pengendalian
intern (Apratur Pemerintah) yang efektif,
efesien dan akuntabel. Kantor Inspektorat
Kabupaten Buleleng merupakan salah satu
auditor didaerah yang memiliki tugas pokok
melaksanakan
pengawasan
terhadap
penyelenggaran
pemerintahan
yang
meliputi
bidang
pembangunan,
kemasyarakatan,
pemerintahan
dan
pembinaan serta pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah.
Inspektorat Kabupaten Buleleng dapat
dikatakan sebagai pengawas daerah sebab
dalam melaksanakan pemeriksaan secara
rutin terhadap SKPD di lingkungan
Kabupaten Buleleng. Begitu pentingnya
peran Inspektorat Buleleng dan padatnya
kegiatan
yang
dilakukannya
maka
diperlukan sumber daya manusia (auditor)
yang
memiliki
pengalaman
kerja,
kompetensi serta tingkat independensi yang
tinggi sehingga akan menghasilkan kualitas
pemeriksaan
yang
bagus.
Dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya,
Inspektorat Kabupaten Buleleng dibagi
menjadi
empat
Inspektur
Pembantu
Wilayah (IRBAN) yang terdiri auditor dan
pejabat pengawas pemerintah daerah
(P2PD) yang dipimpin oleh pejabat
fungsional. Dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya, staf Inspektorat
Kabupaten
Buleleng
melakukan
pemeriksaan secara rutin terhadap Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di
lingkungan
pemerintahan
Kabupaten
Buleleng.
Maka
dari
itu
dalam
melaksanakan semua kegiatan ini sangat
dibutuhkan para pegawai yang memiliki
kompetensi atau keahlian khusus dalam
menghasilkan laporan hasil pemeriksaan
yang berkualitas
Kualitas hasil pemeriksaan adalah
pelaporan tentang kelemahan pengendalian
intern dan kepatuhan terhadap ketentuan,
tanggapan dari pejabat yang bertanggung
jawab,
merahasiakan
pengungkapan
informasi yang dilarang, pendistribusian
laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
dari rekomendasi auditor sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Batubara,
2008).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Pengalaman kerja seseorang dapat
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Semakin
tinggi
tingkat
pengalaman
seseorang maka hasil pekerjaan yang
dihasilkanpun akan semakin bagus. Hal ini
dapat dijadikan rekomendasi bahwa
semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh
seorang auditor maka mempengaruhi
kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010).
Selain dari pengalaman kerja ,
seorang auditor juga harus memiliki
kompetensi atau keahlian khusus dalam
melakukan
audit
keuangan
daerah.
Menurut SA Seksi 150 SPAP (2013)
menyatakan bahwa syarat pengauditan
pada standar auditing meliputi tiga hal,
yaitu: 1) Audit harus dilaksanakan oleh
seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup. 2) Dalam
semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam
pelaksanaan
audit
dan
penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya (kompetensinya)
dengan cermat dan seksama.
Menurut Boynton (dalam Rohman,
2007), fungsi auditor internal adalah
melaksanakan fungsi pemeriksaan internal
yang merupakan suatu fungsi penilaian
yang independen dalam suatu organisasi
untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilakukan. Selain itu,
auditor internal diharapkan pula dapat lebih
memberikan sumbangan bagi perbaikan
efisiensi dan efektivitas dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi. Dengan
demikian auditor internal pemerintah
daerah memegang peranan yang sangat
penting
dalam
proses
terciptanya
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan di daerah.
Selain memiliki kompetensi atau
keahlian khusus, seorang auditor harus
dapat memegang teguh prinsip kode etik
seorang audit. Salah satu kode etik tersebut
yaitu independensi. Menurut Sukriah (2009)
menyatakan
bahwa
independensi
merupakan salah satu kompenen etika
yang harus dijaga oleh akuntan publik.
Independen berarti akuntan publik tidak
mudah dipengaruhi, karena melaksanakan
pekerjaan untuk kepentingan umum.
Akuntan publik tidak dibenarkan memihak
kepentingan
siapapun.
Auditor
berkewajiban untuk jujur tidak hanya
kepada
manajemen
dan
pemilik
perusahaan, namun juga kepada kreditur
dan
pihak
lain
yang
meletakkan
kepercayaan atas pekerjaan akuntan
publik.
Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Yosefin (2008) meneliti
tentang pengaruh tingkat pendidikan,
pendidikan berkelanjutan dan independensi
pemeriksa
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaa di Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi. Penelitian ini menyatakan
bahwa tingkat pendidikan, pendidikan
berkelanjutan, dan independensi pemeriksa
secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan.
Dalam Martani (2013) meneliti tentang
pengaruh kecermatan profesional dan
pengalaman kerja terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. Penelitian ini menyatakan
bahwa
secara simultan kecermatan
profesional
dan
pengalaman
kerja
berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.
Dari uraian rumusan masalah yang
diambil, maka tujuan dari penelitian ini
adalah : (1) untuk mengetahui adakah
pengaruh pengalaman kerja terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. (2) untuk
mengetahui adakah pengaruh kompetensi
auditor
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan. (3) untuk mengetahui adakah
pengaruh independensi terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. (4) untuk mengetahui
adakah pengaruh pengalaman kerja,
kompetensi auditor dan independensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Pengalaman kerja seseorang dapat
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Semakin
tinggi
tingkat
pengalaman
seseorang maka hasil pekerjaan yang
dihasilkanpun akan semakin bagus. Hal ini
dapat dijadikan rekomendasi bahwa
semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh
seorang auditor maka mempengaruhi
kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut penulis
menduga terdapat hubungan signifikan
antara pengalaman kerja dengan kualitas
hasil pemeriksaan dan hubungan tersbut
dihipotesiskan :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
H1 : Pengalaman kerja berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan
Selain memiliki pengalaman kerja
seorang auditor juga harus memiliki
kompetensi maupun keahlian khusus
lainnya yang dapat menunjang dalam
melakukan audit. Kompetensi tersebut
terdiri dari dua sub variabel yaitu
pengalaman dan pengetahuan. Auditor
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas
audit
memang
harus
senantiasa
meningkatkan pengetahuan yang telah
dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat
maksimal dalam praktiknya. Penerapan
pengetahuan yang maksimal tentunya akan
sejalan dengan semakin bertambahnya
pengalaman yang dimiliki (Alim, 2007).
Berdasarkan
uraian
diatas
penulis
menduga terdapat hubungan signifikan
antara kompetensi auditor dengan kualitas
hasil pemeriksaan dan hubungan tersebut
dihipotesiskan :
H2
:
Kompetensi
Auditor
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan.
Selain memiliki pengalaman kerja dan
kompetensi seorang audit diharapkan juga
mampu memegang teguh prinsip-prinsip
seorang audit salah satunya yaitu prinsip
independensi. Menurut
Trisnaningsih
(2007) menyatakan bahwa auditor yang
hanya memahami good governance tetapi
dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak
menegakkan independensinya maka tidak
akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Berdasarkan uraian tersebut penulis
menduga terdapat hubungan signifikan
antara independensi dengan kualitas hasil
pemeriksaan tersebut dihipotesiskan :
H3
:Independensi
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan.
Salah satu cara untuk menciptakan
laporan keuangan yang relevan dan tepat
maka pemerintah menyajikan laporan
keuangan melalui sosial media. Agar dalam
menyajikan laporan keuangannya secara
relevan maka pemerintah harus dapat
memperbaiki sistem kinerja Aparatur
pemerintah seperti sumber daya manusia
meliputi pengalaman kerja, kompetensi
auditor internal serta independensinya
Apabila dari segi pengalaman kerjanya,
kompetensi
auditor
internal,
independensinya
dan
kualitas
hasil
pemeriksaan maka dalam melakukan
pengauditan laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan dari uraian diatas,
penulis menduga hubungan signifikan
antara pengalaman kerja, kompetensi
auditor dan independensi dengan kualitas
hasil pemeriksaan hubungan tersebut
dihipotesiskan:
H4 :Pengalaman kerja, kompetensi
auditor dan independensi berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan.
METODE
Rancangan
penelitian
dalam
penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif.
Adapun
variabel
dalam
penelitian ini yaitu pengalaman kerja,
kompetensi auditor dan independensi
sebagai variabel bebas dan kualitas hasil
audit sebagai variabel terikat.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai negeri sipil pada kantor
Inspektorat Kabupaten Buleleng. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah purpossive sampling.
Penyusunan struktur pernyataan yang
memuat tentang variabel kualitas hasil
pemeriksaan.
Pengalaman
kerja,
kompetensi auditor dan independensi yang
merujuk pada skala ordinal. Teknik ini
menentukan scorring untuk masing-masing
item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban yaitu setuju, tidak setuju, netral ,
sangat setuju dan sangat tidak setuju
dengan rentang nilai diantara 1 sampai 5.
Dalam menguji kebenaran hipotesis
yang telah dirumuskan dan diajukan maka
teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier namun terlebih dahulu
akan diuji validitas dan reabilitas kemudian
Uji asumsi klasik ada beberapa asumsi
yang harus di penuhi dalam penyusunan
model regresi linier berganda agar hasilnya
tidak bias. Pada penelitian ini uji asumsi
klasik yang digunakan yaitu : Uji
Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji
Heterokedastisitas, Uji Parsial (uji t), Uji
Koefisien Determinasi (R2) dan Uji Simultan
(uji F)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Teknik analisis linier berganda
digunakan untuk menentukan hubungan
variabel dependen (Y) dan variabel
independen (X) Sugiyono (2009) rumus :
Y= a+ b1X1+b2X2+b3X3+e.............. (1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian adalah
para pegawai kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng. Waktu yang digunakan untuk
menyebarkan kuesioner sampai kuesioner
terkumpul adalah kurang lebih 1 minggu
yaitu dimulai dari tanggal 27 Oktober 2014
sampai 3 November 2014.
Distribusi responden menurut jenis
kelamin pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng bahwa dari 40 orang responden
dengan presentase 60% adalah laki-laki
sebanyak 24 orang dan dengan presentase
40% adalah wanita sebanyak 16 orang. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng adalah laki-laki.
Distribusi responden menurut jabatan
pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng bahwa dari 40 orang responden
dengan presentase 2,5% adalah 1 orang
Inspektur, 2,5% adalah 1 orang Sekretaris,
10% adalah 4 orang Inspektur Pembantu,
2,5% adalah 1 orang Kasubag Keuangan,
2,5% adalah 1 orang Kasubag Umum,
12,5%
adalah
5
orang
Kasubag
Perencanaan, 22,5% adalah 9 orang
Auditor dan 42,5% adalah 17 orang Staf.
Distribusi responden menurut masa
kerja pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng dari 40 orang responden yaitu
kurang dari 5 tahun (10
tahun) sebanyak 12 orang (30%), dan 5- 10
tahun sebanyak 15 orang (37,5%).
Distribusi responden menurut jenjang
pendidikan
pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten Buleleng dari 40 orang
responden yaitu D3 sebanyak 13 orang
(32,5%), S1 sebanyak 23 orang (57,5%),
dan S2 sebanyak 4 orang (10%).
Syarat minimum suatu kuesioner
untuk memenuhi validitas adalah jika
korelasi antara butir dengan skor total
tersebut positif dan nilainya lebih besar dari
rtabel pada 40 responden sebesar 0,849.
Berdasarkan pada hasil pengolahan uji
validitas
terhadap
40
responden
menggunakan SPSS versi 19.0 setiap item
pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari
rtabel sehingga setiap item pernyataan
adalah valid.
Hasil uji reabilitas dapat dilihat dari
nilai Cronbach Alpha untuk setiap setiap
variabel instrumen dikatakan reliable
apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0.60. melihat hasil perhitungan
menggunakan SPSS versi 19.0 dapat
dinyatakan bahwa seluruh variabel telah
memenuhi syarat reabilitas yang dapat
dilihat dari nilai Cronbach Alpha kualitas
hasil pemeriksaan 0.717, pengalaman kerja
0,739, kompetensi auditor 0,809 dan
independensi 0,734. Sehingga dapat
digunakan dalam penelitian ini.
Pada
hasil
uji
normalitas
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig yaitu
0.752 karena Asymp. Sig lebih besar dari α
= 5% maka dapat dinyatakan bahwa data
telah memenuhi syarat normalitas.
Pada hasil uji multikolinieritas dapat
dilihat bahwa nilai tolerence untuk ketiga
variabel bebas lebih besar dari 0,1
sedangkan nilai VIF kurang dari 10. Jadi
dapat dinyatakan bahwa model regresi ini
tidak terdeteksi masalah multikolinieritas.
Pada hasil uji heterokedastisitas bisa
terjadi karena terdapat variansi di residual
yang tidak konsisten pada model regresi.
Pengujian heterokedastisitas penelitian ini
menyimpulkan bahwa model regresi
berganda
bebas
dari
gejala
heterokedastisitas.
Dari tabel 1 dapat diketahui nilai P
value model regresi sebesar 0.752. Hal ini
menunjukkan bahwa P value > nilai
signifikan (5%), sehingga data dikatakan
berdistribusi normal. Yang mana dapat
ditunjukkan dengan gambar 1 dibawah ini.
Diketahui bahwa data menyebar
sekitar garis grafik histogramnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pola berdistribusinya
normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan melakukan uji parsial (uji t), uji
determinasi (R2) dan uji simultan (uji F).
Dari tabel 2, 3 dan 4 di bawah maka dapat
diketahui
persamaan
regresi
dalam
penelitian ini sebagai berikut :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Dari tabel 3 dapat diketahui Adjusted
R Square sebesar 0,812. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel pengalaman
kerja,
kompetensi
auditor,
dan
Independensi terhadap kualitas hasil
pemeriksaan sebesar 81.2% sisanya 18,8%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diikutkan dalam penelitian ini. Dari tabel 1.4
dapat diketahui uji ANOVA atau F – test,
didapat Fhitung sebesar 57,326 dengan
tingkat
signifikansi
0,000.
Tingkat
signifikansi 0,000 mengindikasikan bahwa
koefesien regresi signifikan, karena nilai
Probabilitas < 0,05.
Selain itu, nilai Fhitung > Ftabel ( 57,326 >
2,87) sehingga H4 diterima. Maka, diambil
kesimpulan bahwa pengalaman kerja,
Y= -8.203+ 0.261X1+0.252X2+0.436X3
Gambar 1. P-Plot Regression Standarized Residual
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Model
Sig.
Keterangan
Regresi
0,752
Normal
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda
Model
(Constant)
Pengalaman_Kerja
Kompetensi_auditor
Independensi
Unstandarized
Coefficients
B
-8.203
.265
.252
.436
Sts. Error
2.934
.106
.079
.151
Standarized
Coefficients
Beta
.254
.358
.402
T
-2.796
2.505
3.170
2.897
Sig.
.008
.017
.003
.006
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 3. Hasil Uji Koefesien Determinasi ( R2)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.909a
.827
.812
1.122
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 4. Hasil Uji F
1
Model
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
216.463
45.312
261.775
(sumber : data yang diolah, 2014)
Df
3
36
39
Mean Square
72.154
1.259
F
57.326
Sig.
.000a
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
kompetensi auditor, dan independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten
Buleleng dan model regresi yang digunakan
dianggap layak uji.
Dilihat dari pengalaman kerja memiliki
thitung sebesar 2,505 > ttabel sebesar 2.02809
dan nilai probabilitas yaitu 0,017 < 0,05. Ini
menunjukkan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Dengan demikian
hipotesis H1 yang menyatakan pengalaman
kerja berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan diterima. Dilihat
dari kompetensi auditor memiliki thitung
sebesar 3,170 > ttabel sebesar 2.02809 dan
nilai probabilitas yaitu 0,003 < 0,05. Ini
menunjukkan bahwa kompetensi auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Dengan demikian
hipotesis H2 yang menyatakan kompetensi
auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan diterima.
Dilihat dari independensi memiliki
thitung sebesar 2,897 > ttabel sebesar 2.02809
dan nilai probabilitas yaitu 0,006 < 0,05. Ini
menunjukkan
bahwa
independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Dengan demikian
hipotesis
H3
yang
menyatakan
independensi
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
diterima.
PEMBAHASAN
Pengalaman Kerja terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan
Dalam penelitian ini menemukan
pengaruh yang searah terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan
dengan Martani (2008) yang menyimpulkan
bahwa semakin banyak pengalaman kerja
seorang auditor maka akan semakin
mempengaruhi
kinerjanya.
Penelitian
sesuai dengan yang di kemukakan oleh
(Sukriah, dkk 2009) bahwa pengalaman
sangatlah penting diperlukan dalam rangka
kewajiban seorang pemeriksa terhadap
terhadap tugasnya untuk memenuhi
standar audit. Sesuai dengan standar
umum dalam standar profesional akuntan
publik bahwa auditor diisyaratkan memiliki
pengalaman kerja yang cukup dalam
profesi yang ditekuninnya serta dituntut
untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam industri-industri yang
mereka audit Selain dari pengalaman kerja
auditor juga dapat dipahami sebagai
sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill),
atribut
personal,
dan
pengetahuan
(knowledge)
yang
tercermin
melalui
perilaku kinerja (job behavior) yang dapat
diamati, diukur dan dievaluasi.
Pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng dimana sebagaian besar pegawai
yang bekerja paling lama lebih dari 10
tahun sehingga mampu mengaplikasikan
dan mengintegrasikan kemampuannya
secara maksimal. Pengalaman kerja paling
lama lebih dari 10 tahun sehingga auditor
mampu lebih cepat dalam melakukan
analisis
dalam
mengaudit
laporan
keuangan jika dibandingkan dengan
pengalaman kurang dari 5 tahun perbedaan
auditor sangat terlihat jelas dalam
melakukan audit laporan keuangan maupun
temuan-temuan lainnya dalam melakukan
audit. Lebih banyak pengalaman yang
dimiliki oleh auditor dapat di lihat dari
tingkat pendidikan dan pelatihan-pelatihan
di
dapat.
Pelatihan–pelatihan
juga
mempengaruhi kedudukan dari pegawai
pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng semakin tinggi kedudukannya
maka semakin tinggi juga pengalaman
pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan.
Pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng memiliki tingkat pengalaman kerja
yaitu lebih dari 10 tahun, dengan tingkat
pengalaman kerja lebih dari 10 tahun
pegawai mampu mendekteksi kesalahan
dalam melakukan pemeriksaan sehingga
pegawai dapat memberikan rekomendasi
atas laporan yang telah diperiksa. Maka
dari
itu
seseorang
yang
memiliki
pengalaman kerja yang dilihat dari lamanya
menjadi auditor, tingginya tugas audit yang
didapatkan
dan
banyaknya
jumlah
perusahaan yang diaudit akan dapat
meningkatkan kualitas hasil audit serta
semakin luas pengalaman kerja seseorang
maka semakin terampil dalam melakukan
pekerjaan sehingga akan menghasilkan
hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Selain dari uraian di atas pengalaman
kerja juga sangat mempengaruhi kinerja
auditor baik dari segi ketrampilan maupun
pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
pengalaman kerja seorang auditor maka
dalam
melaksanakan
pekerjaannya,
seorang
auditor
akan
sangat
memperhatikan tingkat ketelitian, ketepatan
dan kecepatan untuk menyelesaikan
laporan yang akan diaudit. Apabila auditor
mampu melaksanakan tugasnya dengan
memperhatikan tingkat ketelitian, kepekaan
maka akan menghasilkan kualitas hasil
pemeriksaan yang relevan dan reliabel.
Maka dari itu sangat diharapkan seorang
auditor harus memiliki tingkat pengalaman
kerja yang tinggi sehingga mampu
melakukan pengauditan secara optimal dan
berkompeten.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
sangat mempengaruhi kualitas hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dalam penelitian ini menemukan
pengaruh yang searah terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan
dengan Putra (2014) yang menyimpulkan
bahwa kompetensi auditor berpengaruh
positif terhadap efektivitas pengendalian
intern, semakin tinggi kompetensi auditor
internal maka efektivitas pengendalian
intern akan bertambah tinggi. Semakin
meningkatnya kompetensi auditor maka
auditor akan semakin peka dan cepat
tanggap
dalam
mendeteksi
adanya
kekeliruan, auditor akan semakin tepat
waktu dalam menyelesaikan tugas audit,
auditor
akan
semakin
cepat
menggolongkan kekeliruan berdasarkan
tujuan audit dan sistem akuntansi yang
melandasinya,
dan
semakin
berpengalaman seorang internal audit,
maka
tingkat
kesalahan
dalam
melaksanakan tugas audit akan dapat
diminimalisasi. Glossary Our Workforce
Matters mengatakan kompetensi adalah
karakteristik
dari
karyawan
yang
mengkontribusikan kinerja pekerjaan yang
berhasil dan pencapaian hasil organisasi
(Sinnott, 2002).
Pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng kompetensi yang dimiliki oleh
pegawai cukup baik dapat dilihat dari cara
mereka
menyelesaikan
tugas
yang
diberikan dan mampu mendeteksi adanya
kekeliruan dalam melaksanakan tugasnya.
Selain dilihat dari mutu personal masingmasing pegawai kompetensi auditor dilihat
dari kemampuan pengetahuan umumnya
melalui jenjang
pendidikan.
Jenjang
pendidikan atau pendidikan khusus juga
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan
khususnya di bidang akuntansi. Maka dari
itu
kompetensi
auditor
sangat
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Kompetensi sangat penting dimiliki
oleh seorang auditor.
Semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka
auditor akan semakin cepat dan peka
dalam mendeteksi adanya kesalahan yang
ditemukan dalam menyelesaikan tugas
audit. Maka dari itu tingkat keakuratan
dalam menyelesaikan pemeriksaan akan
semakin tinggi sehingga menghasilkan
kualitas hasil pemeriksaan yang relevan
dan objektif.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kompetensi auditor
sangat mempengaruhi kualitas hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
Pengaruh
Independensi
terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Pada penelitian ini menemukan
pengaruh yang searah terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh Yosefin (2008)
dan Prattama (2014) yang menyimpulkan
bahwa independensi berpengaruh positif
terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Semakin tinggi tingkat independensi maka
semakin baik kualitas hasil pemeriksaan
yang miliki oleh pegawai sehingga laporan
yang dikerjakan akan objektif dan dapat di
pertanggung jawabkan. Seorang auditor
harus memiliki sikap independensi, sikap
independensi ini artinya bebas dari
pengaruh orang lain dan tidak tergantung
dengan orang
lain. Jika pegawai
memegang teguh sikap independensi ini
maka kualitas hasil pemeriksaan yang
dihasilkan oleh para pegawai dapat di
pertanggungjawabkan.
Pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng sikap independensi yang dimiliki
oleh pegawai cukup baik dapat dilihat dari
cara mereka melaksanakan pekerjaannya
yang untuk kepentingan umum bukan untuk
kepentingan pribadi ataupun kepentingan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
siapapun. Pegawai dan auditor sangat
memegang teguh kode etik akuntan publik
maka dari itu seorang auditor memiliki
kejujuran yang tinggi dalam melakukan
audit
secara
objektif
sehingga
menghasilkan hasil audit yang berkualitas.
Seorang auditor dikatakan harus
memiliki
sikap
jujur
dikarenakan
mengharuskan semua auditor untuk
bersikap jujur dan transparan, berani,
bijaksana dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan audit. Keempat unsur ini
diperlukan untuk membangun kepercayaan
dan memberikan dasar bagi pengambilan
keputusan yang andal sedangkan seorang
auditor harus memiliki sikap objektif
dikarenakan seorang auditor harus bebas
dari pengaruh pihak-pihak luar selain itu
juga seorang auditor tidak berhak mencaricari kesalahan orang lain dan dapat
mempertahankan
kriteria
dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi,
serta dalam bertindak maupun mengambil
keputusan didasarkan atas pemikiran yang
logis.
Independensi merupakan salah satu
prinsip yang harus dimiliki oleh auditor baik
auditor internal maupun auditor eksternal.
Auditor memperoleh kepercayaan dari klien
dan para pemakai laporan keuangan untuk
membuktikan kewajaran laporan keuangan
yang disusun dan disajikan oleh klien. Oleh
karena itu, dalam memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan
yang diperiksa, auditor harus bersikap
independen terhadap kepentingan klien.
Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas
auditnya, seorang auditor tidak hanya
dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi
juga dituntut untuk bersikap independen.
Walaupun seorang auditor mempunyai
keahlian tinggi, tetapi dia tidak independen,
maka pengguna laporan keuangan tidak
yakin bahwa informasi yang disajikan itu
kredibel dan relevan. Sikap independensi
sangat mempengaruhi terhadap sikap
objektifitas auditor dimana sikap yang tidak
memihak satu sama lain serta kepentingan
pribadi. Maka dari itu seorang auditor
diharapkan mampu memegang teguh
prinsip independensi dan objektifitas
sehingga
dalam
melakukan
audit
menghasilkan
pemeriksaan
yang
berkualitas
dan
dapat
di
pertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa sikap independensi
sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil
audit.
Pengaruh
Pengalaman
Kerja,
Kompetensi Auditor, dan Independensi
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil pengujian secara simultan
diketahui bahwa variabel pengalaman kerja,
kompetensi auditor, dan independensi
memiliki pengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng. Dimana H4 diterima
atau secara simultan antara pengalaman
kerja,
kompetensi
auditor,
dan
independensi
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten
Buleleng.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linier ganda, maka dapat diambil suatu
justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pengalaman kerja, kompetensi
auditor dan independensi terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Sesuai dengan standar
umum bahwa auditor disyaratkan memiliki
pengalaman kerja yang cukup dalam
profesi yang ditekuninya serta dituntut
untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam bidang industri yang
digeluti kliennya. Pengalaman juga akan
memberikan
dampak
pada
setiap
keputusan yang diambil dalam pelaksanaan
audit
sehingga
diharapkan
setiap
keputusan yang diambil adalah merupakan
keputusan yang tepat. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa semakin lama
masa kerja yang dimiliki auditor maka
auditor akan semakin baik pula kualitas
audit
yang
dihasilkan.
Selain dari
pengalaman seorang auditor juga harus
memiliki kompetensi auditor internal
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas
audit
memang
harus
senantiasa
meningkatkan pengetahuan yang telah
dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat
maksimal dalam praktiknya. Penerapan
pengetahuan yang maksimal tentunya akan
sejalan dengan semakin bertambahnya
pengalaman yang. Tingkat independensi
juga sangan mempengaruhi kualitas hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat
indepensi maka kualitas hasil pemeriksaan
semakin baik.
Temuan ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Yosefin (2008), Martani
(2013), Putra (2014) serta literatur-literatur
lainnya yang memiliki manfaat yang
berkaitan dengan pengalaman kerja,
kompetensi auditor serta independensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
sehingga dalam melakukan pengauditan
laporan keuangan dapat dilaksanakan
dengan andal dan tepat.
kriteria tertentu dalam pemilihan responden
sehingga penarikan kesimpulan bisa lebih
baik. (3) Variabel lain yang kemungkinan
berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan seperti tingkat pendidikan,
akuntabilitas sebaiknya ditambahkan ke
dalam model penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai pengaruh pengalaman kerja,
kompetensi auditor dan independensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan, maka
selanjutnya dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Secara parsial variabel pengalaman
kerja (X1) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan
pada
Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
2.
Secara parsial variabel kompetensi
auditor (X2) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan
pada
Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
3.
Secara parsial variabel independensi
(X3) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
pada Inspektorat Kabupaten Buleleng.
4.
Secara simultan variabel pengalaman
kerja, kompetensi auditor,
dan
independensi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan
pada
Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
Alim,
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka
saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut: (1) Inspektorat Kabupaten Buleleng
perlu memberikan pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan akuntansi, auditing, dan
administrasi agar bisa meningkatkan
kualitas hasil pemeriksaan (2) Penelitian
selanjutnya perlu memperbanyak sampel
yang
digunakan,
seperti Inspektorat
kabupaten lain dan memberikan kriteria-
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S.2004. Auditing. Pemeriksaan
Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik.
Jakarta : LPFE-UI.
M.
Nizarul
2007,
Pengaruh
Kompetensi
dan
Independensi
terhadap Kualitas Auditor dengan
Etika
auditor
sebagai
variabel
moderasi,
Simposium
Nasional
Akuntansi X.
Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis
pengaruh latar belakang pendidikan,
kecakapan professional, pendidikan
berkelanjutan
dan
indepensi
pemeriksa terhadap kualitas Hasil
Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan
daerah (Study Empiris Pada Bawasko
Medan).Skripsi.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan IV. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Martani,
Lindawati.
2013.
Pengaruh
Kecermatan
Profesional
Dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan.Skripsi.Universitas
Negeri Gorontalo
Masrizal. 2010. Pengaruh Pengalaman dan
Pengetahuan
Audit
terhadap
Pendeteksian
Temuan
Kerugian
Daerah
(Study
Pada
Auditor
Inspektorat Aceh). Jurnal Telaah dan
Riset Akuntansi.
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian
Audit dan Independensi terhadap
Pendapat
Audit:
Suatu
Kuasieksperimen.
Jurnal
Riset
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Akuntansi Indonesia Vol. 6 No. 1.
Januari
Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Edisi
ke-4. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Prattama, Arya Satya. 2014. Pengaruh
Akuntabilitas, Tingkat Pendidikan,
Pendidikan
Berkelanjutan
dan
Independensi Pemeriksa terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi
Empiris:
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng), Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Pendidikan
Ganesha.
Rohman,
Abdul.
2009.
Pengaruh
Implementasi
Sistem
Akuntansi,
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Terhadap Fungsi Pengawasan dan
Kinerja Pemerintah Daerah (Studi
Empiris Di Kabupaten Semarang),
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponogoro Semarang.
.
Satya Prattama, Arya.2014. Pengaruh
Akuntabilitas, Tingkat Pendidikan,
Pendidikan
Berkelanjutan
Dan
Independensi Pemeriksa Terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi
Empiris:
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng).
Skripsi.
Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sinnott,
George
C. et.al,
2002,
Competencies,
Report
of
the
Competencies
Workgroup,
September 2002, The Department of
Civil Service and Governor’s Office of
Employee Relations, US.
Sugiyono.
2009.
Metode
Penelitian
Bisnis.Cetakan
ke-12.Bandung:CV
Alfabeta.
Sukriah, Ika, dkk. 2009 “Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi,
Objektif, Integritas, dan Kompetensi
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”
SNA Palembang
Trisnaningsih, Sri. 2007. “Independensi
Auditor dan Komitmen Organisasi
Sebagai
Mediasi
Pengaruh
Pemahaman
Good
Governance,
Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Auditor:.
SNA X Makassar
Utama Putra, Indra. 2014. Pengaruh
Kompetensi Auditor Internal Dan
Kualitas Jasa Audit Internal Terhadap
Efektivitas Pengendalian Intern Dan
Perwujudan
Good
Corporate
Governance (GCG) (Studi Empiris
Pada Hotel Di Kawasan Lovina,
Kabupaten
Buleleng).
Skripsi.
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja.
Yosefin, Yohana Rotua. 2008. Analisis
Pengaruh
Tingkat
Pendidikan,
Pendidikan
Berkelanjutan,
dan
Independensi Pemeriksa terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksa (Studi
Empiris: Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi, Medan). Skripsi
Universitas Sumatera Utara.
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI AUDITOR DAN
INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN
(STUDI EMPIRIS PADA KANTOR INSPEKTORAT KABUPATEN
BULELENG)
1
Made Fandy Permana Putra
Edy Sujana, 2Made Pradana Adiputra
1
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh pengalaman
kerja, kompetensi auditor dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
para pegawai kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sample menggunakan purposive sampling.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini seluruh pegawai negeri sipil pada kantor
Inspektorat Kabupaten Buleleng. Kuesioner yang disebar 45 kuesioner dan yang dapat
digunakan 40 kuesioner. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi linier berganda. Analisis data menggunakan program SPSS versi 19.0.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Secara parsial variabel
pengalaman kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan
pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (2) Secara parsial variabel kompetensi auditor
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng. (3) Secara parsial variabel independensi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (4)
Secara simultan variabel pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan independensi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
Kata kunci: pengalaman kerja, kompetensi auditor, independensi, kualitas hasil
pemeriksaan
Abstract
This study was intended to identify empirically the impact of working experience,
auditor’s competence and independence on the quality of auditing outcome at the
Inspectorate Office of Buleleng Regency. This is a quantitative study, in which the
samples were determined using the purposive sampling method. The samples included
all the government civil servants employed at the Inspectorate Office of Buleleng
Regency. Out of 45 exemplars of the questionnaire distributed, 40 could be used. The
statistical method used to test the hypothesis was the multiple linier regression. The data
were analyzed using SPSS program version 19.0.
The result of the study showed that (1) partially the variable of working
experience significantly contributed to the quality of the auditing outcome at the
Inspectorate Office of Buleleng Regency; (2) partially, the variable of the auditor’s
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
competence and independence significantly affected the auditing outcome at the
Inspectorate Office of Buleleng Regency; (3) partially, the variable of independence
significantly contributed to the auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng
Regency; (4) simultaneously, the variable of working experience, the auditor’s
competence and independence significantly determined the quality of the auditing
outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency.
Keywords: working experience, auditor’s competence, independence, quality of auditing
outcome
PENDAHULUAN
Kebijakan pemerintah pusat yang
memberlakukan
otonomi
daerah
merupakan langkah yang kongkrit dalam
mewujudkan
desentralisasi
yang
sesungguhnya.
Dalam
mengelola
penyelenggaraan otonomi daerah dan
perimbangan keuangan pusat dan daeran
telah diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999
tentang pemerintahan daerah.
Pentingnya pelaksanaan otonomi
daerah
dan
desentralisasi
terhadap
permasalahan bagaimana pengelolaan
keuangan daerah dan anggaran daerah
hasilnya akan tercermin dalam bentuk
laporan keuangan daerah. Sejalan dengan
pelaksanaan
otonomi
daerah
dan
desentralisasi fiskal, tantangan yang
dihadapi akuntansi sektor publik adalah
menyediakan informasi yang relevan dan
akuntabel.
Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2005
(Pasal 24) menyatakan bahwa pengawasan
terhadap urusan pemerintah didaerah
dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan
fungsi dan kewenangannya. Salah satu
APIP
adalah
Inspektorat
Jendaral
Departemen
dan
Inspektorat
Kabupaten/Kota. APIP memiliki tugas
pokok dan fungsinya yaitu memberikan
rekomendasi, melaporkan hasil kerjanya
berdasarkan
standar
audit
APIP.
Rekomendasi dan laporan hasil kerja APIP
harus berkualitas agar dapat dinilai dari
laporan hasil pemeriksaan.
Usaha tersebut dapat terlaksana
dengan baik apabila sistem pengendalian
intern (Apratur Pemerintah) yang efektif,
efesien dan akuntabel. Kantor Inspektorat
Kabupaten Buleleng merupakan salah satu
auditor didaerah yang memiliki tugas pokok
melaksanakan
pengawasan
terhadap
penyelenggaran
pemerintahan
yang
meliputi
bidang
pembangunan,
kemasyarakatan,
pemerintahan
dan
pembinaan serta pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah.
Inspektorat Kabupaten Buleleng dapat
dikatakan sebagai pengawas daerah sebab
dalam melaksanakan pemeriksaan secara
rutin terhadap SKPD di lingkungan
Kabupaten Buleleng. Begitu pentingnya
peran Inspektorat Buleleng dan padatnya
kegiatan
yang
dilakukannya
maka
diperlukan sumber daya manusia (auditor)
yang
memiliki
pengalaman
kerja,
kompetensi serta tingkat independensi yang
tinggi sehingga akan menghasilkan kualitas
pemeriksaan
yang
bagus.
Dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya,
Inspektorat Kabupaten Buleleng dibagi
menjadi
empat
Inspektur
Pembantu
Wilayah (IRBAN) yang terdiri auditor dan
pejabat pengawas pemerintah daerah
(P2PD) yang dipimpin oleh pejabat
fungsional. Dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya, staf Inspektorat
Kabupaten
Buleleng
melakukan
pemeriksaan secara rutin terhadap Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di
lingkungan
pemerintahan
Kabupaten
Buleleng.
Maka
dari
itu
dalam
melaksanakan semua kegiatan ini sangat
dibutuhkan para pegawai yang memiliki
kompetensi atau keahlian khusus dalam
menghasilkan laporan hasil pemeriksaan
yang berkualitas
Kualitas hasil pemeriksaan adalah
pelaporan tentang kelemahan pengendalian
intern dan kepatuhan terhadap ketentuan,
tanggapan dari pejabat yang bertanggung
jawab,
merahasiakan
pengungkapan
informasi yang dilarang, pendistribusian
laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
dari rekomendasi auditor sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Batubara,
2008).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Pengalaman kerja seseorang dapat
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Semakin
tinggi
tingkat
pengalaman
seseorang maka hasil pekerjaan yang
dihasilkanpun akan semakin bagus. Hal ini
dapat dijadikan rekomendasi bahwa
semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh
seorang auditor maka mempengaruhi
kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010).
Selain dari pengalaman kerja ,
seorang auditor juga harus memiliki
kompetensi atau keahlian khusus dalam
melakukan
audit
keuangan
daerah.
Menurut SA Seksi 150 SPAP (2013)
menyatakan bahwa syarat pengauditan
pada standar auditing meliputi tiga hal,
yaitu: 1) Audit harus dilaksanakan oleh
seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup. 2) Dalam
semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam
pelaksanaan
audit
dan
penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya (kompetensinya)
dengan cermat dan seksama.
Menurut Boynton (dalam Rohman,
2007), fungsi auditor internal adalah
melaksanakan fungsi pemeriksaan internal
yang merupakan suatu fungsi penilaian
yang independen dalam suatu organisasi
untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilakukan. Selain itu,
auditor internal diharapkan pula dapat lebih
memberikan sumbangan bagi perbaikan
efisiensi dan efektivitas dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi. Dengan
demikian auditor internal pemerintah
daerah memegang peranan yang sangat
penting
dalam
proses
terciptanya
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan di daerah.
Selain memiliki kompetensi atau
keahlian khusus, seorang auditor harus
dapat memegang teguh prinsip kode etik
seorang audit. Salah satu kode etik tersebut
yaitu independensi. Menurut Sukriah (2009)
menyatakan
bahwa
independensi
merupakan salah satu kompenen etika
yang harus dijaga oleh akuntan publik.
Independen berarti akuntan publik tidak
mudah dipengaruhi, karena melaksanakan
pekerjaan untuk kepentingan umum.
Akuntan publik tidak dibenarkan memihak
kepentingan
siapapun.
Auditor
berkewajiban untuk jujur tidak hanya
kepada
manajemen
dan
pemilik
perusahaan, namun juga kepada kreditur
dan
pihak
lain
yang
meletakkan
kepercayaan atas pekerjaan akuntan
publik.
Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Yosefin (2008) meneliti
tentang pengaruh tingkat pendidikan,
pendidikan berkelanjutan dan independensi
pemeriksa
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaa di Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi. Penelitian ini menyatakan
bahwa tingkat pendidikan, pendidikan
berkelanjutan, dan independensi pemeriksa
secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan.
Dalam Martani (2013) meneliti tentang
pengaruh kecermatan profesional dan
pengalaman kerja terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. Penelitian ini menyatakan
bahwa
secara simultan kecermatan
profesional
dan
pengalaman
kerja
berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.
Dari uraian rumusan masalah yang
diambil, maka tujuan dari penelitian ini
adalah : (1) untuk mengetahui adakah
pengaruh pengalaman kerja terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. (2) untuk
mengetahui adakah pengaruh kompetensi
auditor
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan. (3) untuk mengetahui adakah
pengaruh independensi terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. (4) untuk mengetahui
adakah pengaruh pengalaman kerja,
kompetensi auditor dan independensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Pengalaman kerja seseorang dapat
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Semakin
tinggi
tingkat
pengalaman
seseorang maka hasil pekerjaan yang
dihasilkanpun akan semakin bagus. Hal ini
dapat dijadikan rekomendasi bahwa
semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh
seorang auditor maka mempengaruhi
kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut penulis
menduga terdapat hubungan signifikan
antara pengalaman kerja dengan kualitas
hasil pemeriksaan dan hubungan tersbut
dihipotesiskan :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
H1 : Pengalaman kerja berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan
Selain memiliki pengalaman kerja
seorang auditor juga harus memiliki
kompetensi maupun keahlian khusus
lainnya yang dapat menunjang dalam
melakukan audit. Kompetensi tersebut
terdiri dari dua sub variabel yaitu
pengalaman dan pengetahuan. Auditor
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas
audit
memang
harus
senantiasa
meningkatkan pengetahuan yang telah
dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat
maksimal dalam praktiknya. Penerapan
pengetahuan yang maksimal tentunya akan
sejalan dengan semakin bertambahnya
pengalaman yang dimiliki (Alim, 2007).
Berdasarkan
uraian
diatas
penulis
menduga terdapat hubungan signifikan
antara kompetensi auditor dengan kualitas
hasil pemeriksaan dan hubungan tersebut
dihipotesiskan :
H2
:
Kompetensi
Auditor
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan.
Selain memiliki pengalaman kerja dan
kompetensi seorang audit diharapkan juga
mampu memegang teguh prinsip-prinsip
seorang audit salah satunya yaitu prinsip
independensi. Menurut
Trisnaningsih
(2007) menyatakan bahwa auditor yang
hanya memahami good governance tetapi
dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak
menegakkan independensinya maka tidak
akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Berdasarkan uraian tersebut penulis
menduga terdapat hubungan signifikan
antara independensi dengan kualitas hasil
pemeriksaan tersebut dihipotesiskan :
H3
:Independensi
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan.
Salah satu cara untuk menciptakan
laporan keuangan yang relevan dan tepat
maka pemerintah menyajikan laporan
keuangan melalui sosial media. Agar dalam
menyajikan laporan keuangannya secara
relevan maka pemerintah harus dapat
memperbaiki sistem kinerja Aparatur
pemerintah seperti sumber daya manusia
meliputi pengalaman kerja, kompetensi
auditor internal serta independensinya
Apabila dari segi pengalaman kerjanya,
kompetensi
auditor
internal,
independensinya
dan
kualitas
hasil
pemeriksaan maka dalam melakukan
pengauditan laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan dari uraian diatas,
penulis menduga hubungan signifikan
antara pengalaman kerja, kompetensi
auditor dan independensi dengan kualitas
hasil pemeriksaan hubungan tersebut
dihipotesiskan:
H4 :Pengalaman kerja, kompetensi
auditor dan independensi berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan.
METODE
Rancangan
penelitian
dalam
penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif.
Adapun
variabel
dalam
penelitian ini yaitu pengalaman kerja,
kompetensi auditor dan independensi
sebagai variabel bebas dan kualitas hasil
audit sebagai variabel terikat.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai negeri sipil pada kantor
Inspektorat Kabupaten Buleleng. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah purpossive sampling.
Penyusunan struktur pernyataan yang
memuat tentang variabel kualitas hasil
pemeriksaan.
Pengalaman
kerja,
kompetensi auditor dan independensi yang
merujuk pada skala ordinal. Teknik ini
menentukan scorring untuk masing-masing
item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban yaitu setuju, tidak setuju, netral ,
sangat setuju dan sangat tidak setuju
dengan rentang nilai diantara 1 sampai 5.
Dalam menguji kebenaran hipotesis
yang telah dirumuskan dan diajukan maka
teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier namun terlebih dahulu
akan diuji validitas dan reabilitas kemudian
Uji asumsi klasik ada beberapa asumsi
yang harus di penuhi dalam penyusunan
model regresi linier berganda agar hasilnya
tidak bias. Pada penelitian ini uji asumsi
klasik yang digunakan yaitu : Uji
Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji
Heterokedastisitas, Uji Parsial (uji t), Uji
Koefisien Determinasi (R2) dan Uji Simultan
(uji F)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Teknik analisis linier berganda
digunakan untuk menentukan hubungan
variabel dependen (Y) dan variabel
independen (X) Sugiyono (2009) rumus :
Y= a+ b1X1+b2X2+b3X3+e.............. (1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian adalah
para pegawai kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng. Waktu yang digunakan untuk
menyebarkan kuesioner sampai kuesioner
terkumpul adalah kurang lebih 1 minggu
yaitu dimulai dari tanggal 27 Oktober 2014
sampai 3 November 2014.
Distribusi responden menurut jenis
kelamin pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng bahwa dari 40 orang responden
dengan presentase 60% adalah laki-laki
sebanyak 24 orang dan dengan presentase
40% adalah wanita sebanyak 16 orang. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng adalah laki-laki.
Distribusi responden menurut jabatan
pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng bahwa dari 40 orang responden
dengan presentase 2,5% adalah 1 orang
Inspektur, 2,5% adalah 1 orang Sekretaris,
10% adalah 4 orang Inspektur Pembantu,
2,5% adalah 1 orang Kasubag Keuangan,
2,5% adalah 1 orang Kasubag Umum,
12,5%
adalah
5
orang
Kasubag
Perencanaan, 22,5% adalah 9 orang
Auditor dan 42,5% adalah 17 orang Staf.
Distribusi responden menurut masa
kerja pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng dari 40 orang responden yaitu
kurang dari 5 tahun (10
tahun) sebanyak 12 orang (30%), dan 5- 10
tahun sebanyak 15 orang (37,5%).
Distribusi responden menurut jenjang
pendidikan
pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten Buleleng dari 40 orang
responden yaitu D3 sebanyak 13 orang
(32,5%), S1 sebanyak 23 orang (57,5%),
dan S2 sebanyak 4 orang (10%).
Syarat minimum suatu kuesioner
untuk memenuhi validitas adalah jika
korelasi antara butir dengan skor total
tersebut positif dan nilainya lebih besar dari
rtabel pada 40 responden sebesar 0,849.
Berdasarkan pada hasil pengolahan uji
validitas
terhadap
40
responden
menggunakan SPSS versi 19.0 setiap item
pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari
rtabel sehingga setiap item pernyataan
adalah valid.
Hasil uji reabilitas dapat dilihat dari
nilai Cronbach Alpha untuk setiap setiap
variabel instrumen dikatakan reliable
apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0.60. melihat hasil perhitungan
menggunakan SPSS versi 19.0 dapat
dinyatakan bahwa seluruh variabel telah
memenuhi syarat reabilitas yang dapat
dilihat dari nilai Cronbach Alpha kualitas
hasil pemeriksaan 0.717, pengalaman kerja
0,739, kompetensi auditor 0,809 dan
independensi 0,734. Sehingga dapat
digunakan dalam penelitian ini.
Pada
hasil
uji
normalitas
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig yaitu
0.752 karena Asymp. Sig lebih besar dari α
= 5% maka dapat dinyatakan bahwa data
telah memenuhi syarat normalitas.
Pada hasil uji multikolinieritas dapat
dilihat bahwa nilai tolerence untuk ketiga
variabel bebas lebih besar dari 0,1
sedangkan nilai VIF kurang dari 10. Jadi
dapat dinyatakan bahwa model regresi ini
tidak terdeteksi masalah multikolinieritas.
Pada hasil uji heterokedastisitas bisa
terjadi karena terdapat variansi di residual
yang tidak konsisten pada model regresi.
Pengujian heterokedastisitas penelitian ini
menyimpulkan bahwa model regresi
berganda
bebas
dari
gejala
heterokedastisitas.
Dari tabel 1 dapat diketahui nilai P
value model regresi sebesar 0.752. Hal ini
menunjukkan bahwa P value > nilai
signifikan (5%), sehingga data dikatakan
berdistribusi normal. Yang mana dapat
ditunjukkan dengan gambar 1 dibawah ini.
Diketahui bahwa data menyebar
sekitar garis grafik histogramnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pola berdistribusinya
normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan melakukan uji parsial (uji t), uji
determinasi (R2) dan uji simultan (uji F).
Dari tabel 2, 3 dan 4 di bawah maka dapat
diketahui
persamaan
regresi
dalam
penelitian ini sebagai berikut :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Dari tabel 3 dapat diketahui Adjusted
R Square sebesar 0,812. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel pengalaman
kerja,
kompetensi
auditor,
dan
Independensi terhadap kualitas hasil
pemeriksaan sebesar 81.2% sisanya 18,8%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diikutkan dalam penelitian ini. Dari tabel 1.4
dapat diketahui uji ANOVA atau F – test,
didapat Fhitung sebesar 57,326 dengan
tingkat
signifikansi
0,000.
Tingkat
signifikansi 0,000 mengindikasikan bahwa
koefesien regresi signifikan, karena nilai
Probabilitas < 0,05.
Selain itu, nilai Fhitung > Ftabel ( 57,326 >
2,87) sehingga H4 diterima. Maka, diambil
kesimpulan bahwa pengalaman kerja,
Y= -8.203+ 0.261X1+0.252X2+0.436X3
Gambar 1. P-Plot Regression Standarized Residual
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Model
Sig.
Keterangan
Regresi
0,752
Normal
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda
Model
(Constant)
Pengalaman_Kerja
Kompetensi_auditor
Independensi
Unstandarized
Coefficients
B
-8.203
.265
.252
.436
Sts. Error
2.934
.106
.079
.151
Standarized
Coefficients
Beta
.254
.358
.402
T
-2.796
2.505
3.170
2.897
Sig.
.008
.017
.003
.006
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 3. Hasil Uji Koefesien Determinasi ( R2)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.909a
.827
.812
1.122
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 4. Hasil Uji F
1
Model
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
216.463
45.312
261.775
(sumber : data yang diolah, 2014)
Df
3
36
39
Mean Square
72.154
1.259
F
57.326
Sig.
.000a
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
kompetensi auditor, dan independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten
Buleleng dan model regresi yang digunakan
dianggap layak uji.
Dilihat dari pengalaman kerja memiliki
thitung sebesar 2,505 > ttabel sebesar 2.02809
dan nilai probabilitas yaitu 0,017 < 0,05. Ini
menunjukkan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Dengan demikian
hipotesis H1 yang menyatakan pengalaman
kerja berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan diterima. Dilihat
dari kompetensi auditor memiliki thitung
sebesar 3,170 > ttabel sebesar 2.02809 dan
nilai probabilitas yaitu 0,003 < 0,05. Ini
menunjukkan bahwa kompetensi auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Dengan demikian
hipotesis H2 yang menyatakan kompetensi
auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan diterima.
Dilihat dari independensi memiliki
thitung sebesar 2,897 > ttabel sebesar 2.02809
dan nilai probabilitas yaitu 0,006 < 0,05. Ini
menunjukkan
bahwa
independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Dengan demikian
hipotesis
H3
yang
menyatakan
independensi
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
diterima.
PEMBAHASAN
Pengalaman Kerja terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan
Dalam penelitian ini menemukan
pengaruh yang searah terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan
dengan Martani (2008) yang menyimpulkan
bahwa semakin banyak pengalaman kerja
seorang auditor maka akan semakin
mempengaruhi
kinerjanya.
Penelitian
sesuai dengan yang di kemukakan oleh
(Sukriah, dkk 2009) bahwa pengalaman
sangatlah penting diperlukan dalam rangka
kewajiban seorang pemeriksa terhadap
terhadap tugasnya untuk memenuhi
standar audit. Sesuai dengan standar
umum dalam standar profesional akuntan
publik bahwa auditor diisyaratkan memiliki
pengalaman kerja yang cukup dalam
profesi yang ditekuninnya serta dituntut
untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam industri-industri yang
mereka audit Selain dari pengalaman kerja
auditor juga dapat dipahami sebagai
sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill),
atribut
personal,
dan
pengetahuan
(knowledge)
yang
tercermin
melalui
perilaku kinerja (job behavior) yang dapat
diamati, diukur dan dievaluasi.
Pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng dimana sebagaian besar pegawai
yang bekerja paling lama lebih dari 10
tahun sehingga mampu mengaplikasikan
dan mengintegrasikan kemampuannya
secara maksimal. Pengalaman kerja paling
lama lebih dari 10 tahun sehingga auditor
mampu lebih cepat dalam melakukan
analisis
dalam
mengaudit
laporan
keuangan jika dibandingkan dengan
pengalaman kurang dari 5 tahun perbedaan
auditor sangat terlihat jelas dalam
melakukan audit laporan keuangan maupun
temuan-temuan lainnya dalam melakukan
audit. Lebih banyak pengalaman yang
dimiliki oleh auditor dapat di lihat dari
tingkat pendidikan dan pelatihan-pelatihan
di
dapat.
Pelatihan–pelatihan
juga
mempengaruhi kedudukan dari pegawai
pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng semakin tinggi kedudukannya
maka semakin tinggi juga pengalaman
pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan.
Pada
kantor
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng memiliki tingkat pengalaman kerja
yaitu lebih dari 10 tahun, dengan tingkat
pengalaman kerja lebih dari 10 tahun
pegawai mampu mendekteksi kesalahan
dalam melakukan pemeriksaan sehingga
pegawai dapat memberikan rekomendasi
atas laporan yang telah diperiksa. Maka
dari
itu
seseorang
yang
memiliki
pengalaman kerja yang dilihat dari lamanya
menjadi auditor, tingginya tugas audit yang
didapatkan
dan
banyaknya
jumlah
perusahaan yang diaudit akan dapat
meningkatkan kualitas hasil audit serta
semakin luas pengalaman kerja seseorang
maka semakin terampil dalam melakukan
pekerjaan sehingga akan menghasilkan
hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Selain dari uraian di atas pengalaman
kerja juga sangat mempengaruhi kinerja
auditor baik dari segi ketrampilan maupun
pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
pengalaman kerja seorang auditor maka
dalam
melaksanakan
pekerjaannya,
seorang
auditor
akan
sangat
memperhatikan tingkat ketelitian, ketepatan
dan kecepatan untuk menyelesaikan
laporan yang akan diaudit. Apabila auditor
mampu melaksanakan tugasnya dengan
memperhatikan tingkat ketelitian, kepekaan
maka akan menghasilkan kualitas hasil
pemeriksaan yang relevan dan reliabel.
Maka dari itu sangat diharapkan seorang
auditor harus memiliki tingkat pengalaman
kerja yang tinggi sehingga mampu
melakukan pengauditan secara optimal dan
berkompeten.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
sangat mempengaruhi kualitas hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dalam penelitian ini menemukan
pengaruh yang searah terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan
dengan Putra (2014) yang menyimpulkan
bahwa kompetensi auditor berpengaruh
positif terhadap efektivitas pengendalian
intern, semakin tinggi kompetensi auditor
internal maka efektivitas pengendalian
intern akan bertambah tinggi. Semakin
meningkatnya kompetensi auditor maka
auditor akan semakin peka dan cepat
tanggap
dalam
mendeteksi
adanya
kekeliruan, auditor akan semakin tepat
waktu dalam menyelesaikan tugas audit,
auditor
akan
semakin
cepat
menggolongkan kekeliruan berdasarkan
tujuan audit dan sistem akuntansi yang
melandasinya,
dan
semakin
berpengalaman seorang internal audit,
maka
tingkat
kesalahan
dalam
melaksanakan tugas audit akan dapat
diminimalisasi. Glossary Our Workforce
Matters mengatakan kompetensi adalah
karakteristik
dari
karyawan
yang
mengkontribusikan kinerja pekerjaan yang
berhasil dan pencapaian hasil organisasi
(Sinnott, 2002).
Pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng kompetensi yang dimiliki oleh
pegawai cukup baik dapat dilihat dari cara
mereka
menyelesaikan
tugas
yang
diberikan dan mampu mendeteksi adanya
kekeliruan dalam melaksanakan tugasnya.
Selain dilihat dari mutu personal masingmasing pegawai kompetensi auditor dilihat
dari kemampuan pengetahuan umumnya
melalui jenjang
pendidikan.
Jenjang
pendidikan atau pendidikan khusus juga
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan
khususnya di bidang akuntansi. Maka dari
itu
kompetensi
auditor
sangat
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Kompetensi sangat penting dimiliki
oleh seorang auditor.
Semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka
auditor akan semakin cepat dan peka
dalam mendeteksi adanya kesalahan yang
ditemukan dalam menyelesaikan tugas
audit. Maka dari itu tingkat keakuratan
dalam menyelesaikan pemeriksaan akan
semakin tinggi sehingga menghasilkan
kualitas hasil pemeriksaan yang relevan
dan objektif.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kompetensi auditor
sangat mempengaruhi kualitas hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
Pengaruh
Independensi
terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Pada penelitian ini menemukan
pengaruh yang searah terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh Yosefin (2008)
dan Prattama (2014) yang menyimpulkan
bahwa independensi berpengaruh positif
terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Semakin tinggi tingkat independensi maka
semakin baik kualitas hasil pemeriksaan
yang miliki oleh pegawai sehingga laporan
yang dikerjakan akan objektif dan dapat di
pertanggung jawabkan. Seorang auditor
harus memiliki sikap independensi, sikap
independensi ini artinya bebas dari
pengaruh orang lain dan tidak tergantung
dengan orang
lain. Jika pegawai
memegang teguh sikap independensi ini
maka kualitas hasil pemeriksaan yang
dihasilkan oleh para pegawai dapat di
pertanggungjawabkan.
Pada kantor Inspektorat Kabupaten
Buleleng sikap independensi yang dimiliki
oleh pegawai cukup baik dapat dilihat dari
cara mereka melaksanakan pekerjaannya
yang untuk kepentingan umum bukan untuk
kepentingan pribadi ataupun kepentingan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
siapapun. Pegawai dan auditor sangat
memegang teguh kode etik akuntan publik
maka dari itu seorang auditor memiliki
kejujuran yang tinggi dalam melakukan
audit
secara
objektif
sehingga
menghasilkan hasil audit yang berkualitas.
Seorang auditor dikatakan harus
memiliki
sikap
jujur
dikarenakan
mengharuskan semua auditor untuk
bersikap jujur dan transparan, berani,
bijaksana dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan audit. Keempat unsur ini
diperlukan untuk membangun kepercayaan
dan memberikan dasar bagi pengambilan
keputusan yang andal sedangkan seorang
auditor harus memiliki sikap objektif
dikarenakan seorang auditor harus bebas
dari pengaruh pihak-pihak luar selain itu
juga seorang auditor tidak berhak mencaricari kesalahan orang lain dan dapat
mempertahankan
kriteria
dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi,
serta dalam bertindak maupun mengambil
keputusan didasarkan atas pemikiran yang
logis.
Independensi merupakan salah satu
prinsip yang harus dimiliki oleh auditor baik
auditor internal maupun auditor eksternal.
Auditor memperoleh kepercayaan dari klien
dan para pemakai laporan keuangan untuk
membuktikan kewajaran laporan keuangan
yang disusun dan disajikan oleh klien. Oleh
karena itu, dalam memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan
yang diperiksa, auditor harus bersikap
independen terhadap kepentingan klien.
Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas
auditnya, seorang auditor tidak hanya
dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi
juga dituntut untuk bersikap independen.
Walaupun seorang auditor mempunyai
keahlian tinggi, tetapi dia tidak independen,
maka pengguna laporan keuangan tidak
yakin bahwa informasi yang disajikan itu
kredibel dan relevan. Sikap independensi
sangat mempengaruhi terhadap sikap
objektifitas auditor dimana sikap yang tidak
memihak satu sama lain serta kepentingan
pribadi. Maka dari itu seorang auditor
diharapkan mampu memegang teguh
prinsip independensi dan objektifitas
sehingga
dalam
melakukan
audit
menghasilkan
pemeriksaan
yang
berkualitas
dan
dapat
di
pertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa sikap independensi
sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil
audit.
Pengaruh
Pengalaman
Kerja,
Kompetensi Auditor, dan Independensi
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil pengujian secara simultan
diketahui bahwa variabel pengalaman kerja,
kompetensi auditor, dan independensi
memiliki pengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng. Dimana H4 diterima
atau secara simultan antara pengalaman
kerja,
kompetensi
auditor,
dan
independensi
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten
Buleleng.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linier ganda, maka dapat diambil suatu
justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pengalaman kerja, kompetensi
auditor dan independensi terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Sesuai dengan standar
umum bahwa auditor disyaratkan memiliki
pengalaman kerja yang cukup dalam
profesi yang ditekuninya serta dituntut
untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam bidang industri yang
digeluti kliennya. Pengalaman juga akan
memberikan
dampak
pada
setiap
keputusan yang diambil dalam pelaksanaan
audit
sehingga
diharapkan
setiap
keputusan yang diambil adalah merupakan
keputusan yang tepat. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa semakin lama
masa kerja yang dimiliki auditor maka
auditor akan semakin baik pula kualitas
audit
yang
dihasilkan.
Selain dari
pengalaman seorang auditor juga harus
memiliki kompetensi auditor internal
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas
audit
memang
harus
senantiasa
meningkatkan pengetahuan yang telah
dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat
maksimal dalam praktiknya. Penerapan
pengetahuan yang maksimal tentunya akan
sejalan dengan semakin bertambahnya
pengalaman yang. Tingkat independensi
juga sangan mempengaruhi kualitas hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat
indepensi maka kualitas hasil pemeriksaan
semakin baik.
Temuan ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Yosefin (2008), Martani
(2013), Putra (2014) serta literatur-literatur
lainnya yang memiliki manfaat yang
berkaitan dengan pengalaman kerja,
kompetensi auditor serta independensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
sehingga dalam melakukan pengauditan
laporan keuangan dapat dilaksanakan
dengan andal dan tepat.
kriteria tertentu dalam pemilihan responden
sehingga penarikan kesimpulan bisa lebih
baik. (3) Variabel lain yang kemungkinan
berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan seperti tingkat pendidikan,
akuntabilitas sebaiknya ditambahkan ke
dalam model penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai pengaruh pengalaman kerja,
kompetensi auditor dan independensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan, maka
selanjutnya dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Secara parsial variabel pengalaman
kerja (X1) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan
pada
Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
2.
Secara parsial variabel kompetensi
auditor (X2) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan
pada
Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
3.
Secara parsial variabel independensi
(X3) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
pada Inspektorat Kabupaten Buleleng.
4.
Secara simultan variabel pengalaman
kerja, kompetensi auditor,
dan
independensi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan
pada
Inspektorat
Kabupaten Buleleng.
Alim,
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka
saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut: (1) Inspektorat Kabupaten Buleleng
perlu memberikan pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan akuntansi, auditing, dan
administrasi agar bisa meningkatkan
kualitas hasil pemeriksaan (2) Penelitian
selanjutnya perlu memperbanyak sampel
yang
digunakan,
seperti Inspektorat
kabupaten lain dan memberikan kriteria-
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S.2004. Auditing. Pemeriksaan
Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik.
Jakarta : LPFE-UI.
M.
Nizarul
2007,
Pengaruh
Kompetensi
dan
Independensi
terhadap Kualitas Auditor dengan
Etika
auditor
sebagai
variabel
moderasi,
Simposium
Nasional
Akuntansi X.
Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis
pengaruh latar belakang pendidikan,
kecakapan professional, pendidikan
berkelanjutan
dan
indepensi
pemeriksa terhadap kualitas Hasil
Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan
daerah (Study Empiris Pada Bawasko
Medan).Skripsi.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan IV. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Martani,
Lindawati.
2013.
Pengaruh
Kecermatan
Profesional
Dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan.Skripsi.Universitas
Negeri Gorontalo
Masrizal. 2010. Pengaruh Pengalaman dan
Pengetahuan
Audit
terhadap
Pendeteksian
Temuan
Kerugian
Daerah
(Study
Pada
Auditor
Inspektorat Aceh). Jurnal Telaah dan
Riset Akuntansi.
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian
Audit dan Independensi terhadap
Pendapat
Audit:
Suatu
Kuasieksperimen.
Jurnal
Riset
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Akuntansi Indonesia Vol. 6 No. 1.
Januari
Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Edisi
ke-4. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Prattama, Arya Satya. 2014. Pengaruh
Akuntabilitas, Tingkat Pendidikan,
Pendidikan
Berkelanjutan
dan
Independensi Pemeriksa terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi
Empiris:
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng), Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Pendidikan
Ganesha.
Rohman,
Abdul.
2009.
Pengaruh
Implementasi
Sistem
Akuntansi,
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Terhadap Fungsi Pengawasan dan
Kinerja Pemerintah Daerah (Studi
Empiris Di Kabupaten Semarang),
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponogoro Semarang.
.
Satya Prattama, Arya.2014. Pengaruh
Akuntabilitas, Tingkat Pendidikan,
Pendidikan
Berkelanjutan
Dan
Independensi Pemeriksa Terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi
Empiris:
Inspektorat
Kabupaten
Buleleng).
Skripsi.
Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sinnott,
George
C. et.al,
2002,
Competencies,
Report
of
the
Competencies
Workgroup,
September 2002, The Department of
Civil Service and Governor’s Office of
Employee Relations, US.
Sugiyono.
2009.
Metode
Penelitian
Bisnis.Cetakan
ke-12.Bandung:CV
Alfabeta.
Sukriah, Ika, dkk. 2009 “Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi,
Objektif, Integritas, dan Kompetensi
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”
SNA Palembang
Trisnaningsih, Sri. 2007. “Independensi
Auditor dan Komitmen Organisasi
Sebagai
Mediasi
Pengaruh
Pemahaman
Good
Governance,
Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Auditor:.
SNA X Makassar
Utama Putra, Indra. 2014. Pengaruh
Kompetensi Auditor Internal Dan
Kualitas Jasa Audit Internal Terhadap
Efektivitas Pengendalian Intern Dan
Perwujudan
Good
Corporate
Governance (GCG) (Studi Empiris
Pada Hotel Di Kawasan Lovina,
Kabupaten
Buleleng).
Skripsi.
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja.
Yosefin, Yohana Rotua. 2008. Analisis
Pengaruh
Tingkat
Pendidikan,
Pendidikan
Berkelanjutan,
dan
Independensi Pemeriksa terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksa (Studi
Empiris: Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi, Medan). Skripsi
Universitas Sumatera Utara.