Hukum Jual Beli Online docx

Hukum Jual Beli Online dalam Islam

Disusun Oleh :
Ula Nadia Muntaza (12)
XI IPA 1

SMAU BPPT DARUS SHOLAH
JL. MOH YAMIN NO.25 TEGAL BESAR – JEMBER
TELP (0331) 326468
2013 – 2014

Hukum Jual Beli Online dalam Islam
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas bidang study Fiqih Aswaja yang
dibimbing oleh Drs.H.Hawari Hamim,M.Pd pada semester 3 program IPA SMA
UNGGULAN BPPT DARUSSHOLAH tahun ajaran 2014/2015

Disusun Oleh :
Ula Nadia Muntaza (12)
XI IPA 1

SMAU BPPT DARUS SHOLAH

JL. MOH YAMIN NO.25 TEGAL BESAR – JEMBER
TELP (0331) 326468
2013 – 2014

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
“ Hukum Jual Beli Online dalam Islam“

Telah dilaporkan dan diperiksa di forum kelas oleh guru pengajar Fiqih
Aswaja dan segenap siswa/siswi XI IPA 2
Pada hari

: Rabu

Tanggal/bulan/tahun : 24 November 2014
Tempat

: Kelas XI IPA 1 SMA.U BPPT D.S.

Jember, 24 November 2014


Pembimbing

(Drs.H.A.Hawari Hamim,M.Pd)

Penulis

(Ula Nadia Muntaza)

MOTTO
“Kegagalan bukanlah kesuksesan yang tertunda,
namun kegagalan adalah kesempatan yang
disia-siakan”

“Kemenangan adalah kemenangan, apapun
bentuknya dan bagaimana cara
mendapatkannya”

PERSEMBAHAN
Puji syukur mengiringi selesainya paper yang saya buat, namun bukan salah satu
bukti selesainya perjalanan saya dalam menuntut ilmu. Justru paper ini merupakan

dedikasi perjalan saya selama 3 semester sekaligus menjadi pembuka bagi setiap mimpimimpi kedepannya
Paper ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang selalu mendukung
dan mendoakan saya dalam segala situasi sekaligus ucapan terimaksih karena menjadi
motivator dalam kehidupan saya
Terimakasih untuk guru pembimbing saya Drs.H.A.Hawari Hamim,M.Pd.

karena berkat beliau saya dapat menyusun paper ini dengan baik dan insyaallah
bermanfaat bagi pembaca.
Dan saya ucapkan terimaksih terhadap semua pihak yang telah
memberikan semangat kepada saya. Semoga Allah SWT memberikan RahmatNya kepada kita semua.

Penulis

(Ula Nadia Muntaza)

ABSTRAK
Seiring dengan perjalana sang waktu dan pertumbuhan masyarakat, serta
kemajuan IPTEK (ilmu penegetahuan dan teknologi), maka dalam hal ini
mengarah pada suatu titik, yaitu membentuk dan mewujudkan perubahan terhadap
pola kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali dalam bidang ekonomi,yaitu

tentang suatu perdagangan. Dalam islam, diperbolehkannya jual beli yang saling
menguntungkan, dan dilarang merampas harta orang lain dengan cara menipu atau
berbuat kecurangan.
Transaksi salam, sebagaiman model transaksi jual beli lainnya telah ada,
bahkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sebagai bentuk transaksi yang ada
sejak lama,dan dipraktekkan dalam masyarakat luas. Dalam transaksi ini terlampir
seperangkat aturan yang trcantum dalam Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijma’ para
Ulama’. Akan tetapi dengan adanya berkembangnya kemajuan zaman, yang
ditandai dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, mebawa manusia pada
perubahan secara signifikan. Contoh kecil, perkembangan teknologi elektronik
yang berlangsung sangat pesat akhir-akhir ini, telah mempengaruhi hampir
seluruh aspek kehidupan
Penelitian ini dilatar belakangi karena banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang hukum jual beli online yang marak belakangan ini.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami berhasil menyelesaikan paper ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Hukum Jual Beli Online
dalam Islam”.

Makalah ini berisikan tentang informasi hukum jual beli online menurut
pandangan islam atau yang lebih khususnya membahas fenomena penipuan yang
terjadi dalam dunia bisnis online. Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang bagaimana jual beli online yang layak dan halal
menurut ajaran-ajaran islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Jember, 24 November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Sorf cover ........................................................................................................... i
Halaman Pengesahan dan Persetujuan .............................................................. ii
Halaman Motto...................................................................................................iii

Halaman Persembahan.......................................................................................iv
Halaman Abstrak ................................................................................................v
Halaman Kata Pengantar................................................................................... vi
Halaman Daftar Isi............................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus .....................................................................................3
1.4 Manfaat penulisan ........................................................................................3
1.4.1 Manfaat bagi lembaga ........................................................................... 3
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat ....................................................................... 3
1.4.3 Manfaat bagi penulis ............................................................................. 3
1.5 Metode pembahasan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
2.1 Landasan Teori............................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................5

3.1 Sejarah Jual Beli Online................................................................................5

3.2 Hukum Jual Beli Online dalam Islam...........................................................7
3.3 Pengertian Jual Beli dengan Akad Salam Secara Online............................13
3.4 Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembelian Secara Online.......................14
3.5 Langkah yang Ditempuh Agar Jual Beli Online Sah Menurut Islam..........15
BAB IV PENUTUP..........................................................................................18
4.1 Kesimpulan .................................................................................................18
4.2 Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam
ajaran

Islam.


Bahkan,

Rasulullah

SAW

sendiri

pun

telah

menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu
berdagang (al-hadits). Artinya, melalui jalan perdagangan inilah,
pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah
terpancar daripadanya. Jual beli merupakan sesuatu yang
diperbolehkan (QS 2 : 275), dengan catatan selama dilakukan
dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Dalil di atas dimaksudkan untuk transaksi offline. Sekarang
bagaimana dengan transaksi online di akhirzaman ini? Kalau kita

bicara tentang bisnis online, banyak sekali macam dan jenisnya.
Namun demikian secara garis besar bisa di artikan sebagai jual
beli barang dan jasa melalui media elektronik, khususnya melalui
internet atau secara online.
Salah satu contoh adalah penjualan produk secara online melalui
internet seperti yang dilakukan Amazon.com, Clickbank.com,
Kutubuku.com, Kompas Cyber Media, dll. Dalam bisnis ini,
dukungan dan pelayanan terhadap konsumen menggunakan
website, e-mail sebagai alat bantu, mengirimkan kontrak melalui
mail dan sebagainya.
Mungkin ada definisi lain untuk bisnis online, ada istilah ecommerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang

e-commerce,

mereka

memahaminya

sebagai


bisnis

yang

berhubungan dengan internet.
Dan dewasa ini, kita tak dapat mengelak bahwa fenomena jual
beli

online

telah

tumbuh

dan

menjamur

ditengah-tengah


kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari penjualan pakaian jadi,
sepatu, tas, buku, dll. Lantas bagaimanakah hukum jual beli
online dalam perspektif islam? Dan bagaimanakah jual beli online
yang diperbolehkan

(halal) dalam perspektif islam? Jawaban-

jawaban atas pertanyaan tersebut akan kami ulas satu persatu
dalam makalah ini sehingga nantinya memunculkan suatu
kesimpulan yang tepat dan dapat diterima oleh para pembaca
dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga pengetahuan
pembaca akan hukum jual beli online dalam perspektif islam
lebih jelas.
1.2

Rumusan Masalah



Bagaimana hukum jual beli secara online menurut syariat

agama islam?


Langkah-langkah apa saja yang dapat kita lakukan agar

jual beli secara online dikatakan halal dan sah menurut syariat
agama islam?
1.3

Tujuan



Memberikan informasi kepada pembaca agar mengetahui

hukum jual beli secara online menurut syariat agama islam


Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana jual beli

secara online yang diperbolehkan dalam perspektif islam


Menambah keimanan dan keilmuan kita mengenai syariat-

syariat agama Islam, khususnya dalam bidang jual beli.
1.3.1 Tujuan Umum
Agar pembaca mengetahui Hukum Jual Beli Online dalam
Islam.
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar pembaca bisa lebih berhati-hati dalam melakukan Jual
Beli Online serta dapat melakukannya dengan cara yang benar.
1.4

Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi lembaga
Untuk memberikan pengatahuan kepada pembaca tetang jual
beli online dalam pandangan islam
1.4.2 Bagi masyarakat
Menambah wawasan pembaca terutama dalam bidang Jual Beli
Online

1.4.3 Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan mendalam tentang Hukum Jual Beli
Online dalam Islam
1.5

Metode Pembahasan

Adapun jenis Penelitian ini adalah Deskriptif kualitatif karena data
yang diperoleh tidak dituangkan dalam bidang statistik namun
berupa kata-kata.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

LANDASAN TEORI

Rasulullah SAW menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah
melalui pintu berdagang (al-hadits). Artinya, melalui jalan
perdagangan
sehingga

inilah,

karunia

pintu-pintu

Allah

rezeki

terpancar

akan

dapat

daripadanya.

dibuka

Jual

beli

merupakan sesuatu yang diperbolehkan (QS 2 : 275), dengan
catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan
ajaran Islam.
Dalam Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 275, Allah menegaskan
bahwa: “...Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...”. Hal yang menarik dari ayat tersebut adalah adanya
pelarangan riba yang didahului oleh penghalalan jual beli. Jual
beli (trade) adalah bentuk dasar dari kegiatan ekonomi manusia.
Muhammad bin Abil Mujalid mengisahkan: “Pada suatu hari aku
diutus oleh Abdullah bin Syaddad dan Abu Burdah untuk

bertanya kepada sahabat Abdullah bin Aufa. Mereka berdua
berpesan: bertanyalah kepadanya, apakah dahulu sahabat Nabi
semasa hidup Nabi memesan gandum dengan pembayaran lunas
di muka? Ketika sahabat Abdullah ditanya demikian, beliau
menjawab: Dahulu kami memesan gandum, sya’ir (satu jenis
gandum dengan mutu rendah), dan minyak zaitun dalam
takaran, dan tempo penyerahan yang disepakati dari para
pedagang Negeri Syam. Muhammad bin Abil Mujalid kembali
bertanya: Apakah kalian memesan langsung dari para pemilik
ladang? Abdullah bin Aufa kembali menjawab: Kami tidak
bertanya kepada mereka, tentang hal itu.” (HR. Al-Bukhari)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

SEJARAH JUAL BELI ONLINE
Jual beli online adalah suatu kegiatan jual beli barang dan

jasa yang dilakukan melalui media internet. Ini merupakan gaya
baru dalam transaksi di era modern ini. Bagaimana sejarah jual
beli online ?
Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun
1979

oleh

Michael

Aldrich

dari

Redifon

Computers.

Ia

menyambungkan televisi berwarna dengan komputer yang
mampu memproses transaksi secara realtime melalui sarana
kabel telepon. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja
daring yang ia temukan di berbagai penjuru Inggris.
Pada tahun 1980, belanja online secara luas digunakan di
Inggris dan beberapa negara di daratan Eropa seperti Perancis

yang menggunakan fitur belanja online untuk memasarkan
Peugeot, Nissan, dan General Motors.
Pada tahun 1992, Charles Stack membuat toko buku daring
pertamanya

yang

bernama

Book

Stacks

Unlimited

yang

berkembang menjadi Books.com yang kemudian diikuti oleh Jef
Bezos dalam membuat situs web Amazon.com dua tahun
kemudian. Selain itu, Pizza Hut juga menggunakan media belanja
online untuk memperkenalkan pembukaan toko pizza online.
Pada tahun 1994, Netscape memperkenalkan SSL encryption of
data transferred online karena dianggap hal yang paling penting
dari belanja daring adalah media untuk transaksi daringnya yang
aman dan bebas dari pembobolan.
Pada tahun 1996, eBay situs belanja daring lahir dan kemudian
berkembang menjadi salah satu situs transaksi daring terbesar
hingga saat ini.
Di Indonesia sendiri jual beli online dari hari ke hari menunjukkan
perkambangan yang begitu pesat.


Sejarah singkat ekiosku.com

Ekiosku.com lahir dari tangan tiga pemuda yang kreatif dan
inofativ. Berawal dari penipuan yang dialami oleh salah satu
partner melalui transaksi ecommerce di tahun 2010. Tiga
pemuda inipun mempunyai tekad untuk menyediakan platform
ecommerce yang aman, dan kemudian lahirlahekiosku.com

Dengan menggunakan sistem pembayaran melalui Rekber atau
Rekening Bersama, ekiosku.com mulai mendapat respon positif
dari para publik.
Dan kemudian pada 27 Juni 2012 mereka menjadikan ekiosku
sebagai perusahaan berbadan hukum.
Mereka mempunyai visi untuk menyediakan pasar online aman
dan terbaik di Indonesia. Dengan mengusung moto Ekiosku.com
Jual Beli Online Aman Nyaman dan Menyenangkan untuk para
penggunanya.
Semakin marak jualan online nggak sekadar di luar Indonesia
akan tetapi sekarang ini sudah menjamah Republik Indonesia .
Security dan kenyamanan dalam bertransaksi mau tidak mau
harus dijadikan prioritas utama.

Untuk

tersebut ekiosku.com

muncul untuk para orang yang berbisnis online. Bisnis

online

kebenarannya masa ini sangat berpeluang besar adalah koneksi
internet sudah menyebar sampai dengan ke pelosok kampung.
Aku

perkirakan

bertambah

hari

pastinya

mengalami

penambahan, sebab itu kesempatan usaha online
Melalui

lahirnya

Ekiosku.com

jual

beli

online

menarik.
aman

menyenangkan maka cukup sudah membahagiakan para orang
yang berbisnis online di

Republik Indonesia

sekarang ini.

Ekiosku.com

memang

baik

hadir

kehadapan

kamu

buat

mendorong melaksanakan jual beli lewat internet.
3.2

HUKUM JUAL BELI SECARA ONLINE DALAM ISLAM

A. Arti Definisi / Pengertian Muamalat :
Muamalat adalah tukar menukar barang, jasa atau sesuatu yang
memberi manfaat dengan tata cara yang ditentukan. Termasuk
dalam muamalat yakni jual beli, hutang piutang, pemberian
upah, serikat usaha, urunan atau patungan, dan lain-lain. Dalam
bahasan ini akan menjelaskan sedikit tentang muamalat jual beli.
B. Arti Definisi / Pengertian Jual Beli :
Jual beli adalah suatu kegiatan tukar menukar barang dengan
barang lain dengan tata cara tertentu. Termasuk dalam hal ini
adalah jasa dan juga penggunaan alat tukar seperti uang.
C. Rukun Jual Beli
1. Ada penjual dan pembeli yang keduanya harus berakal sehat,
atas kemauan sendiri, dewasa/baligh dan tidak mubadzir alias
tidak sedang boros.
2. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan dan barang
penukar seperti uang, dinar emas, dirham perak, barang atau

jasa. Untuk barang yang tidak terlihat karena mungkin di tempat
lain namanya salam.
3. Ada ijab qabul yaitu adalah ucapan transaksi antara yang
menjual dan yang membeli (penjual dan pembeli).
D. Hal-Hal Terlarang / Larangan Dalam Jual Beli


Membeli barang di atas harga pasaran



Membeli barang yang sudah dibeli atau dipesan
orang lain.



Menjual

atau

membeli

barang

dengan

cara

mengecoh/menipu (bohong).


Menimbun barang yang dijual agar harga naik karena
dibutuhkan masyarakat.



Menghambat orang lain mengetahui harga pasar
agar membeli barangnya.



Menyakiti penjual atau pembeli untuk melakukan
transaksi.



Menyembunyikan cacat barang kepada pembeli.



Menjual barang dengan cara kredit dengan imbalan
bunga yang ditetapkan.



Menjual atau membeli barang haram.



Jual

beli

tujuan

buruk

seperti

untuk

merusak

ketentraman umum, menyempitkan gerakan pasar,
mencelakai para pesaing, dan lain-lain.

E. Syarat-syarat sah jual beli itu adalah :
1.

Syarat-syarat pelaku Akad: bagi pelaku akad disyaratkan,

berakal dan memiliki kemampuan memilih. Jadi orang gila, orang
mabuk, dan anak kecil (yang belum bisa membedakan) tidak bisa
dinyatakan sah.
2.

Syarat-syarat barang yang diakadkan :



Suci (halal dan baik).



Bermanfaat.



Milik orang yang melakukan akad.



Mampu diserahkan oleh pelaku akad.



Mengetahui status barang (kualitas, kuantitas, jenis dan

lain-lain)


Barang tersebut dapat diterima oleh pihak yang melakukan

akad. (Fiqih Sunnah juz III hal 123)

F. Jual Beli Barang Tidak Terlihat (Salam)
Secara bahasa, transaksi (akad) digunakan berbagai banyak arti,
yang hanya secara keseluruhan kembali pada bentuk ikatan atau
hubungan terhadap dua hal. Yaitu As-Salam atau disebut juga AsSalaf merupakan istilah dalam bahasa arab yang mengandung
makna “penyerahan”. Sedangkan para fuqaha’ menyebutnya
dengan al-Mahawi’ij (barang-barang mendesak) karena ia sejenis
jual beli barang yang tidak ada di tempat, sementara dua pokok
yang melakukan transaksi jual beli mendesak.
Jual beli pesanan dalam fiqih islam disebut As-Salam sedangkan
bahasa penduduk hijaz, sedangkan bahsa penduduk iraq as-salaf.
Kedua kata ini mempunyai makna yang sama, sebagaimana dua
kata tersebut digunakan oleh Nabi, sebagaimana diriwayatkan
bahwa Rasulullah ketika membicarakan akad bay’salam, beliau
menggunakan kata as-salaf disamping as-salam, sehingga dua
kata tersebut merupakan kata yang sinonim.
Secara terminology ulama’ fiqih mendefinisikannya :
‫بيع اجل معاجل او بيع شيئ موصوف في الذمة اي انه يتقدم فيه رأس المال‬
‫ويتأخر المثمن لجله‬

“menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau
menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran
modal di awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian”.
Sedangkan Ulama’ Syafi’yah dan Hanabilah mendefinisikannya
sebagai berikut :
‫عقدعلى موصوف بذمة مقبوض بمجلس عقد‬
“akad yang disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu
dengan membayar harganya terlebih dulu, sedangkan barangnya
diserahkan kemudian dalam suatu majelis akad”.
Dengan adanya pendapat pendapat diatas sudah cukup untuk
memberikan perwakilan penjelasan dari akad tersebut, dimana
inti

dari

pendapat

tersebut

adalah;

bahwa

akad

salam

merupakan akad pesanan dengan membayar terlebih dahulu dan
barangnya diserahkan kemudian, tapi cirri-ciri barang tersebut
haruslah jelas penyifatannya.
Dan masih banyak lagi pendapat yang diungkapkan para pemikir
dalam masalah ini, sebagaimana al-Qurthuby , An-Nawawi dan
ulama’ malikiyah, serta yang lain, mereka ikut andil memberikan
sumbangsih pemikiran dalam masalah ini, akan tetapi karena
pendapatnya hampir sama dengan pandapat yang diungkapkan

diatas, maka penulis berfikir, bahwa pendapat diatas sudah
cukup untuk mewakilinya.
Dalam islam dituntut untuk lebih jelas dalam memberikan sutu
landasan hukum, maka dari itu islam melampirkan sebuah dasar
hukum yang terlampir dalam al-Qur’an, al-Hadits dan Al-hadits,
ataupun Ijma’. Perlu diketahui sebelumnya mengenai transaksi
ini secara khusus dalam al qur’an tidak ada yang selama ini
dijadikan landasan hukum adalah transaksi jual beli secara
global, karena bay salam termasuk salah satu jual beli dalam
bentuk khusus, maka hadist Nabi dan ijma’ ulama’ banyak
menjelaskannya dan tentunya Al-Qur’an yang membicarakan
secara global sudah mencakup atas diperbolehkannya jual beli
akad salam. Adapun landasan hukum islam mengenai hal
tersebut adalah :
A.Ayat Tentang Bay As-Salam
‫الذين يأكلون الربوا ليقومون إل كما يقول الذي يتخبطه الشيطن من المس ذلك‬
‫بأنهم قالوا إنماالبيع مثل الربوا وأحل الله البيع وحرم الربوا فمن جاءه موعظة من‬
‫ربه فانتهى فله ماسلف وامره إلى الله ومن عاد فالئك اضحاب النار هم فيها‬
‫خالدون‬
‫ياايهالذين أمنوا إذا تداينتم بدين الى اجل مسمى فاكتبوه واليكتب بينكم كاتب‬
‫بالعدل ول يأب كاتب أنيكتب كماعلمه الله فاليكتب واليملل الذي عليه الحق‬
‫…… واليتق الله ربه‬

B.Hukum Tentang Bay As-Salam
Adapun hadits tentang dasar hukum diperbolehkannya transaksi
ini adalah, sebagaimana riwayat Hakim bin Hizam :
‫عن حكيم بن حزام ان النبي صلى الله عليه وسلم قال له لتبع ما ليس عندك‬
“dari hakim bin hizam, sesungguhnya Nabi bersabda : janganlah
menjual sesuatu yang tidak ada padamu”
‫ قدم النبي صلى الله عليه وسلم المدينة‬: ‫عن ابن عباس رضي الله عنهما قال‬
: ‫وهم يسلفون في الثمر السنتين والثلث فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم‬
‫من أسلف في شيئ ففي كيل في ثمر معلوم ووزن معلوم إلى اجل معلوم )رواه‬
(‫البخاري‬
“dari Abdullah bin Abbas, ia berkata, Nabi datang ke Madinah,
dimana masyrakat melakukan transaksi salam (memesan) kurma
selama dua tahun dan tiga tahun, kemudian Nabi bersabda,
barang siapa melakukan akad salam terhadap Sesutu, hendaklah
dilakukan dengan takaran yang jelas, timbangan yang jelas, dan
sampai batas waktu yang jelas”.
Dalam

transaksi

salam

ini

diperlukan

adanya

keterangan

mengenai pihak-pihak yang terlibat, yaitu orang yang melakukan
transaksi secara langung, juga syarat-syarat ijab qabul, yaitu :

A.Pihak-Pihak Yang Terlibat
Adapun pihak-pihak yang terlibat langsung adalah al-muslim
dimana posisinya sebagai pembeli atau pemesan, dan juga
muslim

ilaihi,

dimana

posisinya

sebagai

orang

yang

di

amanatkan untuk memesan barang dan Juga barang yang di
maksudkan.
Sedangkan syarat dari penjual dan pemesan, penulis hanya bisa
menyimpulkan sedikit, yaitu mereka belum termasuk sebagai
golongan-golongan orang-orang yang dilarang bertindak sendiri,
seperti anak-anak kecil, gila, pemboros, banyak hutangnya, atau
yang lainnya.

B.Syarat-Syarat Ijab Qabul
Pernyataan dalam ijab qabul ini bisa disampaikan secara lisan,
tulisan (surat menyurat, isyarat yang dapat memberi pengertian
yang jelas), hingga perbuatan atau kebiasaan dalam melakukan
ijab qabul. Adapun syarat-syaratnya adalah :
1.

Dilakukan dalam satu tempo

2.

Antara ijab dan qabul sejalan

3.

Menggunakan kata assalam atau assalaf

4.

Tidak

ada

khiyar

syarat

(hak

bagi

pemesan

untuk

menerima pesanan atau tidak)
3.3

Pengertian Jual beli dengan Akad Salam Secara

online (E-Commerce)
Transaksi secara online merupakan transakasi pesanan dalam
model bisnis era global yang non face, dengan hanya melakukan
transfer data lewat maya (data intercange) via internet, yang
mana kedua belah pihak, antara originator dan adresse (penjual
dan pembeli), atau menembus batas System Pemasaran dan
Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral shop, Sentral Shop
merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce smart dan
sekaligus sebagai Bussiness Intelligent yang sangat stabil untuk
diguakan dalam memulai, menjalankan, mengembangkan, dan
mengontrol Bisnis.
Perkembangan teknologi inilah yang bisa memudahkan transaksi
jarak jauh, dimana manusia bisa dapat berinteraksi secara
singkat walaupun tanp face to face, akan tetapi didalam bisnis
adalah yang terpenting memberikan informasi dan mencari
keuntungan.

Adapun

mengenai

umumnya

adalah

definisi

mengenai

dengan

merujuk

E-Commerce
pada

semua

secara
bentuk

transaksikomersial, yang menyangkut organisasi dan transmisi
data yang digeneralisasikan dalam bentuk teks, suara, dan
gambar secara lengkap.
Sedangkan pihak-pihak yang terlibat sebagaiman yang telah
diungkapkan dalam akad salam diatas, mungkin tidak beda jauh,
hanya saja persyaratan tempat yang berbeda.
3.4

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembelian Secara

Online (E-Commerce)
Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hokum
hingga persyaratan transaksi salam dalam hukum islam, kalau
dilihat

secara

sepintas

mungkin

mengarah

pada

ketidak

dibolehkannya transaksi secara online (E-commerce), disebabkan
ketidak jelasan tempat dan tidak hadirnya kedua pihak yang
terlibat dalam tempat.
Tapi kalau kita mencoba menelaah kembali dengan mencoba
mengkolaborasikan

antara

ungkapan

al-Qur’an,

ijmma’, dengan sebuah landasan :
‫الصل في المعاملة الباحة حتى يدل الدليل لعلى تحرمه‬

hadits

dan

Dengan melihat keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan
pembuka cenel keterlibatan hukum islam terhadap permasalahan
kontemporer. Karena dalam al-Qur’an permasalahn trasnsaksi
online masih bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan
pada

peluncuran

teks

hadits

yang

dikolaborasikan

dalam

peramasalahan sekarang dengan menarik sebuah pengkiyasan.
Sebagaimana ungkapan Abdullah bin Mas’ud : Bahwa apa yang
telah dipandang baik oleh muslim maka baiklah dihadapan Allah,
akan tetapi sebaliknya.
Dan yang paling penting adalah kejujuran, keadilan, dan
kejelasan dengan memberikan data secara lengkap, dan tidak
ada

niatan

untuk

menipu

atau

merugikan

orang

lain,

sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah 275 dan 282
diatas.
3.5

Langkah-Langkah Yang Dapat Kita Tempuh Agar Jual

Beli Secara Online Diperbolehkan, Halal, Dan Sah Menurut
Syariat Islam
1.

Produk Anda Halal

Kewajiban menjaga hukum halal-haram dalam objek perniagaan
tetap

berlaku,

termasuk

dalam

perniagaan

secara

online,

mengingat Islam mengharamkan hasil perniagaan barang atau

layanan jasa yang haram, sebagaimana ditegaskan dalam hadis:
“Sesungguhnya bila Allah telah mengharamkan atas suatu kaum
untuk memakan sesuatu, pasti Ia mengharamkan pula hasil
penjualannya.” (HR Ahmad, dan lainnya).
Boleh jadi ketika berniaga secara online, rasa sungkan atau
segan kepada orang lain sirna atau berkurang. Tapi Anda pasti
menyadari bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tetap mencatat halal atau
haram perniagaan Anda.
2.

Kejelasan Status Anda

Diantara poin penting yang harus Anda perhatikan dalam setiap
perniagaan adalah kejelasan status Anda. Apakah sebagai
pemilik, atau paling kurang sebagai perwakilan dari pemilik
barang, sehingga berwenang menjual barang. Ataukah Anda
hanya menawaran jasa pengadaan barang, dan atas jasa ini
Anda mensyaratkan imbalan tertentu. Ataukah sekadar seorang
pedagang

yang

tidak

memiliki

barang

namun

bisa

mendatangkan barang yang Anda tawarkan.
3.

Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Barang

Dalam jual beli online, kerap kali kita jumpai banyak pembeli
merasa kecewa setelah melihat pakaian yang telah dibeli secara
online. Entah itu kualitas kainnya, ataukah ukurang yang

ternyata tidak pas dengan badan. Sebelum hal ini terjadi kembali
pada Anda, patutnya anda mempertimbangkan benar apakah
harga yang ditawarkan telah sesuai dengan kualitas barang yang
akan dibeli. Sebaiknya juga Anda meminta foto real dari keadaan
barang yang akan dijual.
4.

Kejujuran Anda

Berniaga secara online, walaupun memiliki banyak keunggulan
dan kemudahan, namun bukan berarti tanpa masalah. Berbagai
masalah dapat saja muncul pada perniagaan secara online.
Terutama masalah yang berkaitan dengan tingkat amanah kedua
belah pihak.
Bisa jadi ada orang yang melakukan pembelian atau pemesanan.
Namun

setelah

melakukan

barang

Anda

pembayaran

kirim

atau

kepadanya,

tidak

ia

melunasi

tidak
sisa

pembayarannya. Bila Anda sebagai pembeli, bisa jadi setelah
Anda melakukan pembayaran, atau paling kurang mengirim uang
muka, ternyata penjual berkhianat, dan tidak mengirimkan
barang. Bisa jadi barang yang dikirim ternyata tidak sesuai
dengan apa yang ia gambarkan di situsnya atau tidak sesuai
dengan yang Anda inginkan.
Anda bisa bayangkan betapa susah dan repotnya bila mengalami
kejadian seperti itu. Karena itu, walaupun kejujuran ditekankan

dalam setiap perniagaan, pada perniagan secara online tentu
lebih ditekankan lagi.
Hendaknya

Anda

ekstra

hati-hati

ketika

melakukan

suatu

transaksi secara online. Baik sebagai penjual atau sebagai
pembeli. Kenali dan pelajarilah berbagai kiat aman menjalankan
perniagaan atau membuka toko online.

BAB IV
PENUTUP
1.1

Kesimpulan

Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang
haram, ada yang legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis
online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini
diperbolehkan dalam Islam. Adapun keharaman bisnis online
karena beberapa sebab :
1.

Sistemnya haram, seperti money gambling. Judi itu haram

baik di darat maupun di udara (online)

2.

Barang/jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang

yang diharamkan, seperti narkoba, video porno, online sex,
pelanggaran

hak

cipta,

situs-situs

yang

bisa

membawa

pengunjung ke dalam perzinaan.
3.

Karena melanggar perjanjian (TOS) atau mengandung

unsur penipuan.
4.

Dan lainnya yang tidak membawa kemanfaatan tapi justru

mengakibatkan kemudharatan.
Ketika kita terjun ke bisnis online, banyak sekali godaan dan
tantangan bagaimana kita harus berbisnis sesuai dengan koridor
Islam. Maka dari itu kita
harus lebih berhati-hati. Jangan karena ingin mendapat dolar
yang banyak lalu menghalalkan segala macam cara. Selama kita
berbisnis

online

sesuai

dengan

prinsip-prinsip

Islam

dan

bermanfaat bagi orang lain, insya Alloh uang yang didapat akan
berkah.
Sebagaima telah disebutkan diatas, hukum asal mu’amalah
adalah

al-ibaahah

(boleh)

selama

tidak

ada

dalil

yang

melarangnya. Namun demikian, bukan berarti tidak ada ramburambu yang mengaturnya.

Transaksi online diperbolehkan menurut Islam selama tidak
mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba,
kezhaliman, penipuan, kecurangan dan yang sejenisnya serta
memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat didalam jual belinya.
Hal

yang

perlu

juga

diperhatikan

oleh

konsumen

dalam

bertransaksi adalah memastikan bahwa barang/jasa yang akan
dibelinya sesuai dengan yang disifatkan oleh si penjual sehingga
tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.
1.2

Saran

Dalam pembuatan paper ini tentunya masih terdapat kekurangan
terkait isi yang kurang lengkap atau kurangnya rujukan yang
terdapat dalam paper. Oleh karena itu penulis berharap pembaca
dapat memberi kritik dan saran demi kesempurnaan paper ini.
Semoga paper ini dapat berguna bagi pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA
 Asnawi, Haris Faulidi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam,
(Yogyakarta : Laskar Press)
 Al-mwardi dalam Manshur ibnu Idris al-Bahiti, Kasaf al-Qur’an, hlm. 288
Ibn Abidin¸ Ad-Dar Al-Muhtar, Hasan, Ali , Bebagai Macam Transaksi
Dalam Islam,

Basyit, Ahmad Azhar, Asas-asa Hukum Mu’amalah. (Yogyakarta : UII
pres,1990),
 Daud, Ali Mahmud, Hukum Islam Di Indonesia : pengantar hokum islam
dan tata hukum islam di Indonesia, (Jakarta : PT: Grafindo, 1993)
 http://rumahmakalah.wordpress.com/2008/11/08/transaksi-jual-belisecara-online-akad-salam-secara-e-commerce/
 file:///F:/Halal-Haram%20Bisnis%20Online.htm

 file:///F:/dalam-hukum-islam-dalam-bisnis-online.html

 eramuslim.com , pesantrenvirtual.com , msi-uii.net

 file:// ebusinneson/BISNIS ONLINE INFORMATION.Blog Hukum
Bisnisnline dalamslam.htm
 file://muamalat-jual-beli-dalam-islam-pengertian-rukun-hukum-larangandll.htm
 Al-Omar, Fuad. dan Abdel-Haq, Mohammed. 1996. Islamic Banking.
Theory, Practise, and Challenges. Karachi: Oxford University Press.
 http://blog.bukukita.com