Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Usaha Budidaya Pertanian Palawija

TINJAUAN PUSTAKA

Palawija
Istilah tanaman palawija sebetulnya diperuntukkan bagi tanaman pangan
yang biasa di sawah pada saat musim kemarau. Pada saat itu,tanaman padi sawah
tidak dapat tumbuh dengan baik karena airnya tidak mencukupi. Jenis tanaman
palawija ini antara lain padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,
dan kacang hijau. Namun sekarang, tanaman palawija tidak hanya ditanam pada
musim kemarau, tetapi juga pada musim hujan di lahan kering (tadah hujan) atau
di lahan pasang surut yang diolah pada sistem surjan. Secara ekonomis,tanaman
ini berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini karena tanaman tersebut
dapat sebagai bahan pangan. Selain itu, juga dapat dijadikan bahan baku industri
dan makanan ternak. Sebagai sumber karbohidrat, tanaman ini dapat dijadikan
penyangga bagi kebijaksanaan swasembada pangan melalui diversifikasi bahan
pangan (Najiyati dan Danarti, 1999).
Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas
dan banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan,curah hujan yang dikehendaki sekitar
1500-2000 mm/tahun dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl dan
tanah yang baik untuk pertumbuhan tanah padi adalah tanah sawah dengan
kandungan fraksi pasir, debu, dan lempung dengan perbandingan tertentu dan

diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar
18-22 cm dengan pH 4-7 (Surowinoto, 1982).
Tanaman jagung menghendaki penyinaran matahari yang penuh, dengan
suhu optimum 21°-34°C. Di Indonesia,suhu seperti ini terdapat di daerah dengan
5
Universitas Sumatera Utara

6

ketinggian

600

m

dpl.

Jagung

juga


menghendaki

tanah

yang

gembur,subur,dapatberdrainase baik dengan pH 5,6-7,2. Membutuhkan air yang
cukup, terutama pada awal pertumbuhannya, yaitu stadia pembungaan dan stadia
pengisian biji. Pada lahan yang tidak beririgasi, curah hujan optimal yang
dikehendaki antara 85-100mm per bulan, merata sepanjang pertumbuhan tanaman
(Najiyati dan Danarti, 1999).
Ubi kayu sangat mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan,
tetapi untuk tumbuh dan berproduksi secara optimum perlu di perhatikan beberapa
hal. Ubi kayu menghendaki tempat yang mendapat sinar matahari setiap hari. Ubi
kayu akan tumbuh baik pada ketinggian 0-800 m dpl. Di atas ketinggian lebih dari
800 m dpl,pertumbuhan lambat,daunnya kecil-kecil,dan umbinya pun sedikit.
Pada ketinggian di atas 1500 m dpl,tanaman ini sudah tidak ekonomis lagi. Ubi
kayu menghendaki drainase yang baik, tanah tidak terlalu padat atau keras.
Sedangkan curah hujan yang dikehendaki adalah 760-2500 mm/tahun, dengan

bulan kering tidak lebih dari 6 bulan (Najiyati dan Danarti, 1999).
Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu.Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikansumber daya yang
mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakanefisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut mengeluarkan output yangmelebihi input. (Shinta, 2011).

Universitas Sumatera Utara

7

Modal Usahatani
Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnyatanah,
bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang dari bank dan
uang tunai. Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman
(kredit dari bank, dari tetangga atau keluarga), warisan, dari usaha lain dan
kontrak sewa. Modal dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu,
sampai peminjam dapat mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah,
rumah dll.) menjadi dan dikuasai pemilik modal (Shinta, 2011).

Struktur Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:
TR � = Yi . Pyi ........................................................................................................ (1)

Keterangan:

TRi = Total penerimaan dalam suatu usahatani i
Yi = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i
Pyi = Harga Ydalam suatu usahatani i
Bila macam tanaman yang diusahakan adalah lebih dari satu, maka rumus (1)
berubah menjadi:
TR � = ∑ni=1 Yi . Pyi ............................................................................................... (2)
Keterangan:
n

= jumlah macam tanaman yang diusahakan

Oleh karena itu dalam menghitung total penerimaan usahatani perlu dipisahkan:
(a) Analisis parsial usahatani; dan (b) Analisis keseluruhan usahatani (Soekartawi,

1995).

Universitas Sumatera Utara

8

Struktur Biaya Usahatani
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya
didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap
ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya
pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu besar
atau gagal sekalipun. Biaya tetap ini beragam, dan kadang-kadang tergantung dari
peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya
variabel (tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain sewa tanah, pajak, alat
pertanian dan iuran irigasi. Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel
biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga
kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya

ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang
diinginkan. Cara menghitung biaya tetap adalah:
FC= ∑ni=1 Xi .Pxi .................................................................................................... (3)
Dimana:

FC

= biaya tetap;

Xi

= jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap;

Pxi

= harga input; dan

N

= macam input.


Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus, maka sekaligus
ditetapkan nilainya saja. Kadang-kadang biaya tetap ini berubah atau diperlakukan
sebagai biaya variabel bila angka penyusutan (alat-alat pertanian misalnya)

Universitas Sumatera Utara

9

dihitung. Rumus diatas juga dapat dipakai untuk menghitung biaya variabel.
Karena total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap
(VC); maka:
TC=FC+VC ........................................................................................................... (4)
(Soekartawi, 1995).

Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Jadi:
Pd=TR-TC ............................................................................................................ (5)
Keterangan:


Pd = pendapatan usahatani
TR = total penerimaan
TC = total biaya
Dalam banyak hal jumlah TC ini selalu lebih besar bila analisis ekonomi yang
dipakai, dan selalu lebih kecil bila analisis finansial yang dipakai. Oleh karena itu,
setiap kali melakukan analisis, perlu disebutkan analisis apa yang digunakan
(Soekartawi, 1995).
Analisis Usahatani
Ilmu usaha tani biasa nya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif
apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka
miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan

Universitas Sumatera Utara

10


(input). Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis,
efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis (Soekartawi, 1995).
Pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan
pendapatan usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini
sering disebut dengan analisis anggaran arus uang tunai (cash flow analysis).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual, biaya
usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani
dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran
(Soekartawi, 1995).
Analisis Usahatani Palawija
Adapun dalam analisis usahatani padi untuk komponen biaya terbagi atas
biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam komponen
tersebut adalah biaya investasi awal (tanah dan peralatan). Yang termasuk dalam
biaya tidak tetap adalah biaya benih, pupuk (Urea, TSP, dan KCL), pestisida, dan
tenaga kerja (pengolahan lahan, penanaman, penyulaman, pengolahan tanah
ringan, penyiangan, pemupukan, penyemprotan, pemanenan, pasca panen, dan
penggilingan gabah) (Agus, 2002).
Adapun dalam analisis usahatani jagung untuk komponen biaya terbagi
atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam
komponen tersebut adalah sewa lahan dan peralatan (cangkul, koret, sabit, karung,

tali rafia, tugal, sprayer) budidaya jagung. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap
adalah biaya benih, pupuk (urea, TSP, dan KCL), pestisida, tenaga kerja
(pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
panen, dan pengelolaan hasil) (Najiyati dan Danarti, 1999).

Universitas Sumatera Utara

11

Dalam analisis usahatani jagung di lahan kering yang termasuk dalam
biaya tetap adalah sewa lahan dan peralatan budidaya jagung. Yang termasuk
dalam biaya tidak tetap adalah biaya benih, pupuk (Urea dan TSP),obat-obatan
(furadon dan ridomil),dan tenaga kerja (pengolahan tanah, penanaman,
penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, pengangkutan,
penjemuran). Sedangkan dalam analisis usahatani jagung di lahan sawah yang
termasuk dalam biaya tetap adalah sewa lahan dan peralatan budidaya jagung.
Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya benih, pupuk (Urea, TSP,
KCL, ZA), obat-obatan (furadon, azodrin, hopcin, cascaol, dan ridomil),dan
tenaga


kerja

pembumbunan,

(pengolahan

tanah,

penanaman/penyulaman,

pemupukan,

pengendalian

hama

dan

penyiangan,

penyakit,

panen,

pengangkutan, penjemuran, dan pengolahan hasil) (Adisarwanto dan Widyastuti,
2000).
Adapun dalam analisis usahatani ubi kayu untuk komponen biaya terbagi
atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam
komponen tersebut adalah sewa lahan dan peralatan (cangkul, koret, dan sabit)
untuk budidaya ubi kayu. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya
bibit, pupuk (urea, TSP, dan KCL),pengangkutan, dan tenaga kerja (pengolahan
tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan panen). Adapun diasumsikan
pemanenan ubi kayu secara rata-rata dapat digunakan pedoman bahwa varietas
berumur genjah mempunyai panen optimum 7-8 bulan bulan. Sedangkan varietas
dalam mempunyai umur panen optimum 10-11 bulan (Najiyati dan Danarti,
1999).

Universitas Sumatera Utara

12

Adapun dalam pelaksanakan usahatani singkong dari menanam sampai
menjelang panen umumnya dilakukan petani sendiri untuk mendapatkan hasil
yang lebih banyak selama mengusahakan tanaman singkong biaya yang
dikeluarkan petani secara umum dapat diperinci sejak awal yang terdiri dari
pengolahan tanah, bibit, penanaman, pemupukan, penyiangan, pemeliharaan, dan
panen (Rismayani, 2007)
Analisis Kelayakan Investasi Bisnis
Break Even Point (BEP)
Blank dan Tarquin (2008) menyatakan analisis break even adalah suatu
analisis yang menentukan nilai dari parameter atau variabel keputusan yang
membuat dua hubungan menjadi sama. Analisis break even dapat menentukan
waktu yang kita perlukan untuk mengembalikan modal awal dan biaya
operasional produksi yang dilakukan. Halim (2009) menyatakananalisis break
even adalah suatu teknik analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan.
Break even adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total
cost. Dengan demikian, dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh
keuntungan dan tidak memperoleh kerugian. Adapun BEP dapat dicari dengan:
N=

F

R−V

................................................................................................................ (6)

Keterangan:
N

: jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)

F

: biaya tetap per tahun (Rp)

R

: penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rp)

V

: biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)

Universitas Sumatera Utara

13

Analisis R/C
R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai
perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik, hal ini
dapat dituliskan sebagai berikut:
a = R/C ................................................................................................................. (7)

R = Py.Y ................................................................................................................ (8)
C = FC+VC ........................................................................................................... (9)
a = {(Py.Y)/(FC+VC)} ........................................................................................(10)
Keterangan:
a

= perbandingan penerimaan dan biaya

R

= penerimaan

C

= biaya

Py = harga output
Y

= output

FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
Jika nilai R/C yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nol maka usaha layak
untuk dijalankan sedangkan jika nilai R/C kurang dari nol maka usaha tidak layak
untuk dijalankan (Soekartawi, 1995).
Analisis Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik dengan cara menilai
sekarangkan seluruh aliran kas bersih atas dasar faktor diskonto. Hasilnya
kemudian dibandingkan dengan initial investment atau incremental outlay. Selisih
antara keduanya merupakan NPV. Apabila Net Cash Flow (NCF) pada masa
mendatang mutlak terjamin maka Discount Factor (DF) adalah sama dengan
tingkat bunga atas surat berharga yang aman seperti Sertifikat Bank Indonesia

Universitas Sumatera Utara

14

(SBI). Apabila NCF pada masa mendatang bersifat tidak pasti, maka NCF yang
diharapkan harus didiskontokan menurut tingkat kembalian yang ditawarkan oleh
jenis surat berharga yang mengandung resiko yang sama besar. Model teknik
NPV adalah sebagai berikut:
CIF-COF>0 .........................................................................................................(11)
Keterangan:
CIF = Cash in flow
COF = Cash out flow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan:
Penerimaan (CIF) = pendapatan× P⁄A ,i, n +nilai akhir× P⁄F ,i, n
Pendapatan (COF) = investasi+pembiayaan P⁄F ,i, n

Kriteria pengambilan keputusan investasi apakah layak dijalankan atau tidak
adalah jika usul investasi menghasilkan NPV lebih atau sama dengan nol maka
usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang dari nol maka investasi
tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009).
Analisis IRR
Soekartawi (1995) menyatakan tingkat pengembalian internal/internal rate
of return (IRR) merupakan parameter yang dipakai apakah suatu usahatani
mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Kriterianya layak atau tidak layak bagi
usahatani bila IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku saat usahatani itu
diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai neto
sekarang (net present value, NPV = 0). Haming dan Basalamah (2003)
menyatakan IRR ialah balikan laba yang dinyatakan dalam persen. Oleh karena
itu IRR adalah rasio laba dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam

Universitas Sumatera Utara

15

waktu tertentu, dimana nilai sekarang arus kas masuk adalah sama dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi inisial. Halim (2009) menyatakan IRR adalah hasil
bunga yang sesungguhnya dijanjikan oleh suatu usul investasi selama umurnya.
Dengan kata lain IRR usul investasi adalah tingkat diskonto/tingkat bunga/tingkat
kembalian yang akan menjadikan present value terminal cash flow (PVTCF) dan
present value net cash flow (PVNCF) yang diharapkan akan diterima sama
dengan present value initial investment/incremental outlay. Besarnya tingkat
diskonto/tingkat bunga/tingkat kembalian yang menjadikan NPV sama dengan nol
tersebut menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi. Higgins (2007)
menyatakan jika IRR lebih tinggi dari bunga biaya modal kita maka suatu usaha
layak untuk dijalankan, jika IRR sama dengan bunga biaya modal usaha yang
dijalankan tidak akan menguntungkan dan merugikan, dan jika IRR lebih rendah
dari bunga biaya modal maka usaha tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan
keadaan IRR yang berlaku ketika NPV = 0 maka rumus untuk mencari IRR dapat
dicari dengan cara interpolasi. Untuk menghitung IRR dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
��� = � − + {���

Keterangan:

��� −
− −��� +

} {� + − � − }.........................................................(12)

NPV(+) = NPV perkiraan yang bernilai positif
NPV(-) = NPV perkiraan yang bernilai negatif
I(+)

= suku bunga pada saat NPV perkiraan yang bernilai positif

I(-)

= suku bunga pada saat NPV perkiraan yang bernilai negatif

Universitas Sumatera Utara

16

Sistem
Pengertian sistem
Model umum sebuah system adalah input, proses, dan output. Hal ini
merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem
dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem
memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang menggambarkan bahwa hal
tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah sistem (Sutabri, 2005).
Pengembangan sistem
Pembuatan sistem informasi menggunakan SDLC (System Development life
Cycle) menggunakan 4 fase fundamental:
1. Perencanaan
Fase perencanaan adalah proses fundamental untuk memahami mengapa
sebuah sistem informasi harus dibuat dan menentukan bagaimana suatu tim
proyek akan membuatnya.
2. Analisis
Fase analisis berguna untuk menjawab siapakah yang akan menggunakan
sistem yang dirancang tersebut, apa yang dapat dilakukan sistem tersebut, dan
dimana dan kapan sistem tersebut digunakan. Selama fase ini, tim proyek
menyelidiki sistem yang ada sekarang ini, mengidentifikasi peluang-peluang
dilakukannya peningkatan, dan mengembangkan konsep untuk sistem yang
baru.
3. Perancangan
Fase perancangan menentukan bagaimana sistem tersebut akan beroperasi
pada perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang akan

Universitas Sumatera Utara

17

ditempati; user interface, forms, dan laporan-laporan yang akan digunakan;
dan program-program spesifik, databases, dan berkas-berkas yang akan
digunakan. Meskipun keputusan-keputusan strategi tentang sistem dibuat di
konsep pengembangan sistem selama fase analisis, langkah-langkah pada fase
perancangan memutuskan secara jelas bagaimana suatu sistem beroperasi.
4. Implementasi
Fase terakhir di SLDC adalah fase implementasi, fase dimana suatu sistem
sebenarnya dibuat. Fase ini adalah fase yang biasanya memperoleh perhatian
terbesar, karena hampir untuk semua sistem bagian terlama dan terlama untuk
proses pengembangannya adalah fase ini(Dennis et al, 2012).
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Definisi awal system pendukung keputusan (SPK) menunjukkan SPK
sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil
keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan
untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas
kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK
ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada
keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma.
Beberapa ahli memberikan definisi mengenai SPK sebagaiberikut:


Menurut
merupakan

Raymond McLeod (1998), sistem pendukung keputusan
suatu

system

yang

menyediakan

kemampuan

untuk

memecahkan masalah-masalah yang bersifat semi ter-struktur.


Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), sistem pendukung keputusan
adalah sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para

Universitas Sumatera Utara

18

pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk
memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur.


Menurut Keen (1980), sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis
komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran,
pola-pola penggunaan dan evolusi sistem.



Menurut Moore and Chang (1980), sistrm pendukung keputusan dapat
digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis
data, dan pemodelan keputusan beriorentasi keputusan, orientasi
perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.



Menurut Bonczek (1980), sistem pendukung keputusan sebagai sebuah
sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara
lain komponen sistem bahasa, komponen sistem pengetahuan, dan
komponen sistem penyelesaisan masalah yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain.
SPK secara tidak langsung memberikan output dalam bentuk laporan,

tetapi lebih bertujuan untuk menyediakan atau menunjang proses pengambilan
keputusan melalui penyajian informasi yang di desain untuk pemecahan masalah
dan kebutuhan aplikasi. Jadi, SPK tidak dapat menggantikan pengambilan
keputusan

manajerial

dengan

membuat

keputusan

untuk

pengguna

(Render dan Stair, 1994).
SPK adalah sistem yang memberi penekanan pada proses, bukan pada
produk seperti halnya sistem informasi manajemen (Management Information
System = MIS). Interaksi antara pengambil keputusan (Decision Maker = DM)
dengan sistem merupakan fokus dalam SPK. Melalui interaksi dalam sistem, DM

Universitas Sumatera Utara

19

akan diberikan pilihan atau alternative oleh SPK yang dapat membantu DM dalam
membuat keputusan. O’Brien (1990) menuliskan bahwa SPK terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:
 Perangkat keras (hardware resource) berupa system komputer yang
terhubung dengan jaringan telekomunikasi
 Perangkat lunak (software resource) terdiri dari paket software SPK yang
disebut SPK generator, yang meliputi modul basis data, model dan
manajemen dialog
 Basis data yang mengandung data dan informasi yang diekstrak dari suatu
organisasi, data eksternal, dan basis data manajer
 Basis model yang merupakan kumpulan dari model matematis dan teknik
analitis yang disimpan dalam berbagai modul program dan file
Sumber daya manusia (people resources) yaitu manajer atau staff spesialis
untuk mengeksplorasi alternative keputusan.Penerapan SPK telah berkembang di
berbagai bidang, termasuk bidang pertanian. Baik tanaman pangan maupun
tanaman perkebunan telah mulai menggunakan SPK.Untuk tanaman suatu
komoditi yang sama bias terdapat lebih dari satu SPK, terutama disebabkan sudut
pandang perancang SPK yang berbeda (O’Brien, 1990).
Algoritma
Algoritma adalah prosedur komputasi yang disusun dengan baik yang
terdiri dari sejumlah nilai, atau sekumpulan nilai, sebagai input dan menghasilkan
sejumlah nilai, atau sekumpulan nilai, sebagai output. Kita juga dapat
mendefenisikan algoritma sebagai alat untuk memecahkan masalah komputasi
yang terspesifikasi dengan jelas. Pernyataan dari persoalan tersebut menjelaskan

Universitas Sumatera Utara

20

secara umum hubungan dari input/output yang diinginkan. Algoritma menjelaskan
prosedur komputasi secara spesifik untuk memperoleh hubungan input/output itu
(Carmen et al, 2002).
Bahasa Pemrograman Java
Java adalah bahasa pemrograman yang bertujuan umum dan berfitur
lengkap yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi dengan
tugas yang sulit. Dewasa ini, java tidak hanya digunakan untuk pemrograman web
tapi juga untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri untuk
perangkat-perangkat pada server, komputer dan perangkat genggam. Java dulunya
digunakan untuk mengembangkan kode untuk berkomunikasi dan mengotrol
robot penjelajah di Mars. Untuk setiap proyek yang dikembangkan sekarang ini,
perusahaan-perusahaan memikirkan bagaimana mereka dapat menggunakan java
untuk membuat pekerjaan mereka lebih mudah (Liang, 2015).
Comma-Separated Values (CSV)
Berkas komputer CSV menyimpan data tabular (angka dan teks) ke
bentuk teks biasa. Teks biasa artinya bahwa berkas tersebut adalah sekumpulan
karakter, tanpa data yang harus diubah ke bilangan biner. Berkas CSV terdiri atas
sejumlah catatan, dipisahkan oleh line breakatausejenisnya; setiap catatan terdiri
dari fields; dipisahkan oleh suatu karakter atau string, yang umumnya berupa
koma literal atau tab. Biasanya setiap catatan memiliki kumpulan fields yang
identik (Shafranovich, 2005).
Android SDK (Software Development Kit)
Android adalah sistem operasi berbasis Linux bagi telepon seluler seperti
telepon pintar dan telepon tablet. Android juga menyediakan platform terbuka

Universitas Sumatera Utara

21

bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan
digunakan untuk berbagai macam piranti gerak. Android SDK adalah tools API
(Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mengembangkan
aplikasi pada platform Android yang menggunakan bahasa pemrograman Java.
Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem
operasi, middleware dan aplikasi kunci yang di-release oleh Google. Saat ini
disediakan Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat bantu dan API
untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa
pemrograman Java. Sebagai platform Android aplikasi netral, Android memberi
anda kesempatan untuk membuat aplikasi yang kita butuhkan yang bukan
merupakan aplikasi smartphone (Harahap, 2012)

Universitas Sumatera Utara