Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Usaha Budidaya Pertanian Palawija
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris belum berhasil memaksimalkan potensipotensi yang dimiliki untuk pengembangan pertaniannya. Hal ini dapat dilihat dari
kebijakan pemerintah yang masih mengimpor sebagian besar komoditi pertanian
yang dikonsumsi rakyatnya seperti beras, jagung, dan lainnya. Kebijakan impor
ini dilakukan pemerintah sebagai jalan pintas untuk dapat memenuhi kebutuhan
rakyatnya alih-alih menyelesaikan masalah yang ada agar pertanian di dalam
negeri dapat meningkat kuantitas dan kualitasnya. Kebijakan impor ini untuk
jangka pendek dapat menyelesaikan masalah, tetapi untuk jangka panjangnya
dapat merusak iklim pertanian dalam negeri karena menyebabkan harga
komoditas-komoditas pertanian menjadi murah dan menyebabkan berkurangnya
minat masyarakat untuk melakukan usahatani. Oleh karena itu, perlulah dilakukan
pengembangan potensi-potensi yang kita miliki untuk meningkatkan produksi
pertanian kita, sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan produk pertanian di
dalam negeri kita (impor tidak perlu dilakukan lagi). Pengembangan potensi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya pengembangan bibit unggul, pupuk,
mesin pertanian, bahkan pemanfaatan sistem dan teknologi informasi untuk
membantu petani menganalisis suatu usahatani menguntungkan atau tidak.
Dalam proses perencanaan pembuatan usahatani, sering sekali orang
merasa ragu untuk menjalankan perencanaan tersebut. Biasanya hal tersebut
terjadi karena kurangnya pengetahuan akan usahatani yang hendak dijalankan,
pencarian modal untuk menjalankan usahatani dan yang paling sering adalah
1
Universitas Sumatera Utara
2
apakah usahatani yang akan dijalankan dapat menghasilkan keuntungan atau
tidak. Soekartawi (1995) menyatakan ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang
ada secara efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi
pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya;
dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Efesiensi usahatani dapat
diukur dengan cara menghitung efesiensi teknis, efesiensi harga dan efesiensi
ekonomis. Ketiga macam efesiensi ini penting untuk diketahui dan diraih oleh
petani bila ia menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari usahatani
adalah untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, sebelum menjalankan
usahatani ada baiknya kita melakukan analisis kelayakan usaha agar kita dapat
memprediksi usahatani yang akan kita jalankan menghasilkan keuntungan atau
tidak. Analisis usahatani ini dapat kita buat dengan cara menghitung semua
variabel biaya (tetap dan tidak tetap), pendapatan, dan penyusutan dari alat-alat
pendukung proses produksi. Dengan diperolehnya perhitungan tersebut dapat
dilakukan analisis R/C (return cost ratio), B/C (benefit cost ratio), BEP (break
even point), NPV (net present value), dan IRR (internal rate of return), dimana
dari nilai yang diperoleh dari setiap analisis tersebut dapat ditentukan suatu
usahatani layak dijalankan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
3
Adapun penelitian tentang Sistem Pendukung Keputusan (SPK) telah
dilakukan sebelumnya di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Penelitian tersebut dilakukan oleh Saudara Ferlando
Jubelito Simanungkalit (2010) dengan judul Sistem Informasi Analisis Kelayakan
Usaha Tani Tanaman Pangan, Saudari Suci Hasti (2013) dengan judul Sistem
Pendukung Keputusan Kesesuaian Lahan di Kecamatan Percut Sei Tuan, dan
Saudara Kerub Henpra Gokniel (2016) dengan judul Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Usaha Budidaya Pertanian Holtikultura.
Menurut Soekartawi (1995) dalam melakukan analisis usahatani ini,
seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani
yang dilaksanakannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu kelayakan
usahatani yang dibuat maka analisis ekonomi dapat dilaksanakan sebagai suatu
kepentingan agar usahatani yang dijalankan dapat berhasil. Analisis usahatani ini
sangat penting untuk dilakukan dalam perencanaan usahatani. Misalnya suatu
perusahaan pertanian atau petani ingin menjalankan suatu usahatani, tetapi petani
tersebut tidak mengerti untuk melakukan analisis kelayakan usaha yang dia
jalankan atau tidak memiliki waktu untuk melakukan analisis kelayakan usaha
tersebut, maka petani tersebut dapat menggunakan suatu aplikasi sistem informasi
yang dapat membantunya untuk melakukan analisis kelayakan usaha. Resiko
terjadinya kesalahan saat melakukan analisis kelayakan usaha juga dapat
dihilangkan dengan aplikasi ini. Oleh karena itu untuk mempermudah dan
menghemat waktu maka perlu dikembangkan suatu aplikasi sistem informasi yang
dapat melakukan analisis kelayakan usaha secara otomatis dengan cara menginput
data-data masukan berupa biaya yang dapat langsung menghasilkan keputusan
Universitas Sumatera Utara
4
suatu usahatani yang dilakukan layak atau tidak berdasarkan output dari aplikasi
tersebut. Aplikasi yang melakukan analisis ekonomi ini berfungsi sebagai Sistem
Pendukung Keputusan dalam perencanaan usahatani.
Tujuan Penelitian
1. Membuat aplikasi teknologi informasi yang dapat melakukan analisis
kelayakan usahatani.
2. Membuat aplikasi teknologi informasi yang dapat menjadi Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) untuk melaksanakan usahatani.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan S1
di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
2. Sebagai contoh penerapan teknologi dan sistem informasi di bidang
pertanian.
3. Sebagai referensi dan sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris belum berhasil memaksimalkan potensipotensi yang dimiliki untuk pengembangan pertaniannya. Hal ini dapat dilihat dari
kebijakan pemerintah yang masih mengimpor sebagian besar komoditi pertanian
yang dikonsumsi rakyatnya seperti beras, jagung, dan lainnya. Kebijakan impor
ini dilakukan pemerintah sebagai jalan pintas untuk dapat memenuhi kebutuhan
rakyatnya alih-alih menyelesaikan masalah yang ada agar pertanian di dalam
negeri dapat meningkat kuantitas dan kualitasnya. Kebijakan impor ini untuk
jangka pendek dapat menyelesaikan masalah, tetapi untuk jangka panjangnya
dapat merusak iklim pertanian dalam negeri karena menyebabkan harga
komoditas-komoditas pertanian menjadi murah dan menyebabkan berkurangnya
minat masyarakat untuk melakukan usahatani. Oleh karena itu, perlulah dilakukan
pengembangan potensi-potensi yang kita miliki untuk meningkatkan produksi
pertanian kita, sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan produk pertanian di
dalam negeri kita (impor tidak perlu dilakukan lagi). Pengembangan potensi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya pengembangan bibit unggul, pupuk,
mesin pertanian, bahkan pemanfaatan sistem dan teknologi informasi untuk
membantu petani menganalisis suatu usahatani menguntungkan atau tidak.
Dalam proses perencanaan pembuatan usahatani, sering sekali orang
merasa ragu untuk menjalankan perencanaan tersebut. Biasanya hal tersebut
terjadi karena kurangnya pengetahuan akan usahatani yang hendak dijalankan,
pencarian modal untuk menjalankan usahatani dan yang paling sering adalah
1
Universitas Sumatera Utara
2
apakah usahatani yang akan dijalankan dapat menghasilkan keuntungan atau
tidak. Soekartawi (1995) menyatakan ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang
ada secara efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi
pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya;
dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Efesiensi usahatani dapat
diukur dengan cara menghitung efesiensi teknis, efesiensi harga dan efesiensi
ekonomis. Ketiga macam efesiensi ini penting untuk diketahui dan diraih oleh
petani bila ia menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari usahatani
adalah untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, sebelum menjalankan
usahatani ada baiknya kita melakukan analisis kelayakan usaha agar kita dapat
memprediksi usahatani yang akan kita jalankan menghasilkan keuntungan atau
tidak. Analisis usahatani ini dapat kita buat dengan cara menghitung semua
variabel biaya (tetap dan tidak tetap), pendapatan, dan penyusutan dari alat-alat
pendukung proses produksi. Dengan diperolehnya perhitungan tersebut dapat
dilakukan analisis R/C (return cost ratio), B/C (benefit cost ratio), BEP (break
even point), NPV (net present value), dan IRR (internal rate of return), dimana
dari nilai yang diperoleh dari setiap analisis tersebut dapat ditentukan suatu
usahatani layak dijalankan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
3
Adapun penelitian tentang Sistem Pendukung Keputusan (SPK) telah
dilakukan sebelumnya di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Penelitian tersebut dilakukan oleh Saudara Ferlando
Jubelito Simanungkalit (2010) dengan judul Sistem Informasi Analisis Kelayakan
Usaha Tani Tanaman Pangan, Saudari Suci Hasti (2013) dengan judul Sistem
Pendukung Keputusan Kesesuaian Lahan di Kecamatan Percut Sei Tuan, dan
Saudara Kerub Henpra Gokniel (2016) dengan judul Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Usaha Budidaya Pertanian Holtikultura.
Menurut Soekartawi (1995) dalam melakukan analisis usahatani ini,
seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani
yang dilaksanakannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu kelayakan
usahatani yang dibuat maka analisis ekonomi dapat dilaksanakan sebagai suatu
kepentingan agar usahatani yang dijalankan dapat berhasil. Analisis usahatani ini
sangat penting untuk dilakukan dalam perencanaan usahatani. Misalnya suatu
perusahaan pertanian atau petani ingin menjalankan suatu usahatani, tetapi petani
tersebut tidak mengerti untuk melakukan analisis kelayakan usaha yang dia
jalankan atau tidak memiliki waktu untuk melakukan analisis kelayakan usaha
tersebut, maka petani tersebut dapat menggunakan suatu aplikasi sistem informasi
yang dapat membantunya untuk melakukan analisis kelayakan usaha. Resiko
terjadinya kesalahan saat melakukan analisis kelayakan usaha juga dapat
dihilangkan dengan aplikasi ini. Oleh karena itu untuk mempermudah dan
menghemat waktu maka perlu dikembangkan suatu aplikasi sistem informasi yang
dapat melakukan analisis kelayakan usaha secara otomatis dengan cara menginput
data-data masukan berupa biaya yang dapat langsung menghasilkan keputusan
Universitas Sumatera Utara
4
suatu usahatani yang dilakukan layak atau tidak berdasarkan output dari aplikasi
tersebut. Aplikasi yang melakukan analisis ekonomi ini berfungsi sebagai Sistem
Pendukung Keputusan dalam perencanaan usahatani.
Tujuan Penelitian
1. Membuat aplikasi teknologi informasi yang dapat melakukan analisis
kelayakan usahatani.
2. Membuat aplikasi teknologi informasi yang dapat menjadi Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) untuk melaksanakan usahatani.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan S1
di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
2. Sebagai contoh penerapan teknologi dan sistem informasi di bidang
pertanian.
3. Sebagai referensi dan sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara