Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Usaha Budidaya Pertanian Hortikultura.

TINJAUAN PUSTAKA
Hortikultura
Pengertian
Perkembangan hortikultura berkaitan erat dengan sejarah peradaban
manusia. Istilah hortikultura itu sendiri masih relatif baru. Istilah tersebut untuk
pertama kalinya tersurat pada Abad XVII dalam tulisan Peter Launberg tahun
1631. Sedangkan hortikultura dalam bahasa Inggris terdapat di dalam buku The
New World of Words pada tahun 1678 (Halfacre dan Barden, 1979). Istilah

tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu hortus dan colere (Janick, 1986) atau
cultura . Hortus bermakna kebun, sedangkan colere berarti menanam (to
cultivate). Dengan demikian hortikultura mengandung arti pengusahaan tanaman

di kebun atau di seputar tempat tinggal. Hortikultura dalam terjemahan bebas
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya
tanaman yang intensif dan produknya digunakan manusia sebagai bahan pangan,
bahan obat (tanaman empon-empon), bahan bumbu (tanaman rempah-rempah),
bahan penyegar atau penyedap dan sebagai pelindung serta penyaman lingkungan
(tanaman hias). Berdasarkan jenis krop yang diusahakan hortikultura mencakup
bidang ilmu buah-buahan (pomology), sayuran (olericulture), bunga dan tanaman
hias (floriculture), serta pertanaman (landscape horticulture) (Lakitan, 1995).


5
Universitas Sumatera Utara

6

Jenis Hortikultura
Cabai Merah
Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian antara 0-1200 m
dpl. Tanaman ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis
tanah yang ringan maupun berat tak ada masalah asalkan diolah dengan baik.
Namun, untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, sebaiknya ditanam pada tanah
berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah yang
dikehendaki antara 6,0-7,0. Satu hektar tanaman ini rata-rata menghasilkan 5 ton
cabai segar. Bila dirawat dengan baik cabai merah sudah bisa dipanen hasilnya
saat berumur 2,5 bulan (Nazaruddin, 1999).
Kentang
Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman dikotil yang bersifat
semusim dan berbentuk semak/herba. Kentang dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan

tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang dapat tumbuh dengan
baik di dataran tinggi antara 500 – 3.000 m dpl. Yang terbaik adalah pada
ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C. Selain itu, daerah dengan
curah hujan 200 – 300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan
kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang. Tanah yang
baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase baik, dan pH antara
5 – 6,5. Pada tanah yang pH-nya rendah akan dihasilkan kentang yang mutunya
jelek (Tim Penulis PS, 1992).

Universitas Sumatera Utara

7

Bawang Merah
Bawang merah (Alliun ascalonicum) sering disebut sebagai sayuran
bumbu karena fungsinya sebagai pemberi rasa ketika digunakan untuk dimasak.
Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi,
yaitu pada ketinggian 0−1000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian optimalnya
adalah 0−400 m dpl saja. Secara umum tanah yang tepat ditanami bawang merah

ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki
bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6−6,5. Syarat lain, penyinaran
matahari minimum 70%, suhu udara harian 25−32°C, dan kelembaban nisbi
sedang 50−70% (Nazaruddin, 1999).
Usahatani
Pengertian Usahatani
Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang
mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input. (Shinta, 2011).
Modal Usahatani
Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnya: tanah,
bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang dari bank dan
uang tunai. Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman
(kredit dari bank, dari tetangga atau keluarga), warisan, dari usaha lain dan

Universitas Sumatera Utara


8

kontrak sewa. Modal dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu,
sampai peminjam dapat mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah,
rumah dll.) menjadi dan dikuasai pemilik modal (Shinta, 2011).
Struktur Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:
.............................................................................................. (1)
Keterangan:
TRi = Total penerimaan dalam suatu usahatani i
Yi = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i
Pyi = Harga Y dalam suatu usahatani i
Bila macam tanaman yang diusahakan adalah lebih dari satu, maka rumus (1)
berubah menjadi:


..................................................................................... (2)

Keterangan:

n

= jumlah macam tanaman yang diusahakan

Oleh karena itu dalam menghitung total penerimaan usahatani perlu dipisahkan:
(a) Analisis parsial usahatani; dan (b) Analisis keseluruhan usahatani (Soekartawi,
1995).
Struktur Biaya Usahatani
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: biaya tetap
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya

Universitas Sumatera Utara

9

didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap
ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya
pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu besar
atau gagal sekalipun. Biaya tetap ini beragam, dan kadang-kadang tergantung dari

peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya
variabel (tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat
pertanian dan iuran irigasi. Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel
biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau
menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga
perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah
tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan. Cara menghitung biaya
tetap adalah:


.......................................................................................... (3)

Dimana:
FC

= biaya tetap;

Xi


= jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap;

Pxi

= harga input; dan

N

= macam input.

Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus, maka sekaligus
ditetapkan nilainya saja. Kadang-kadang biaya tetap ini berubah atau diperlakukan
sebagai biaya variabel bila angka penyusutan (alat-alat pertanian misalnya)
dihitung. Rumus diatas juga dapat dipakai untuk menghitung biaya variabel.

Universitas Sumatera Utara

10

Karena total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap

(VC); maka:
................................................................................................. (4)
(Soekartawi, 1995).
Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Jadi:
-

.................................................................................................. (5)

Keterangan:
Pd = pendapatan usahatani
TR = total penerimaan
TC = total biaya
Dalam banyak hal jumlah TC ini selalu lebih besar bila analisis ekonomi yang
dipakai, dan selalu lebih kecil bila analisis finansial yang dipakai. Oleh karena itu,
setiap kali melakukan analisis, perlu disebutkan analisis apa yang digunakan
(Soekartawi, 1995).
Analisis Usahatani
Pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan

pendapatan usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini
sering disebut dengan analisis anggaran arus uang tunai (cash flow analysis).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual, biaya
usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani

Universitas Sumatera Utara

11

dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran
(Soekartawi, 1995).
Analisis Usahatani Hortikultura
Analisis Usahatani Cabai Merah
Adapun dalam analisis usahatani dari cabai merah untuk komponen biaya
terbagi atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam
komponen tersebut adalah biaya investasi awal (tanah dan peralatan), biaya gaji
pengelola, dan biaya administrasi. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah
biaya bibit, pupuk (kandang, urea, ZA, SP, KCL, NPK, cair, kieserit), pestisida,
tenaga kerja, transportasi, plastik mulsa, polybag dan plastik semai dan sewa
traktor. Adapun diasumsikan cabai merah dapat dipanen dalam periode 3 – 6

bulan (Bank Indonesia, 2012).
Analisis Usahatani Kentang
Adapun dalam analisis usahatani dari tomat untuk komponen biaya terbagi
atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam
komponen tersebut adalah sewa lahan, pompa air dan instalasi dan peralatan budi
daya. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya bibit, pupuk organik,
pupuk kimia, obat/pestisida dan tenaga kerja. Adapun diasumsikan tomat dapat
dipanen dalam periode 3 atau 4 bulan (Saparinto, 2011).
Analisis Usahatani Bawang Merah
Adapun dalam analisis usahatani dari bawang merah untuk komponen
biaya terbagi atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap, menurut

Universitas Sumatera Utara

12

Saparinto (2011) yang termasuk dalam komponen tersebut adalah sewa lahan,
sarana dan prasarana budidaya bawang merah. Menurut Rusdi dkk. (2009) yang
termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya bibit/umbi, pupuk (urea, ZA, dan
NPK), pestisida (nabati, herbisida dan insektisida), tenaga kerja(pengolahan tanah,

pembuatan

bedengan,

penanaman,

pemupukan,

penyiangan,

pengairan,

penyemprotan, panen dan transportasi). Adapun diasumsikan bawang merah dapat
dipanen dalam periode 2,5 – 3 bulan.
Analisis Kelayakan Investasi Bisnis
Break Even Point (BEP)

Blank dan Tarquin (2008) menyatakan analisis break even adalah suatu
analisis yang menentukan nilai dari parameter atau variabel keputusan yang
membuat dua hubungan menjadi sama. Analisis break even dapat menentukan
waktu yang kita perlukan untuk mengembalikan modal awal dan biaya
operasional produksi yang dilakukan. Halim (2009) menyatakan analisis break
even adalah suatu teknik analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap,

biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan.
Break even adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total
cost. Dengan demikian, dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh

keuntungan dan tidak memperoleh kerugian. Adapun BEP dapat dicari dengan
persamaan berikut:
...................................................................................................... (6)
Keterangan:
N

: jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)

Universitas Sumatera Utara

13

F

: biaya tetap per tahun (Rp)

R

: penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rp)

V

: biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)

Analisis Return Cost Ratio (R/C)
R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai
perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik, hal ini
dapat dituliskan sebagai berikut:
....................................................................................................... (7)
R = Py.Y ...................................................................................................... (8)
C = FC+VC ................................................................................................. (9)
a = {( Py.Y)/( FC+VC)}.............................................................................. (10)
Keterangan:
a

= perbandingan penerimaan dan biaya

R

= penerimaan

C

= biaya

Py = harga output
Y

= output

FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
Jika nilai R/C yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nol maka usaha layak
untuk dijalankan sedangkan jika nilai R/C kurang dari nol maka usaha tidak layak
untuk dijalankan (Soekartawi, 1995).

Universitas Sumatera Utara

14

Analisis Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik dengan cara menilai

sekarangkan seluruh aliran kas bersih atas dasar faktor diskonto. Hasilnya
kemudian dibandingkan dengan initial investment atau incremental outlay. Selisih
antara keduanya merupakan NPV. Apabila Net Cash Flow (NCF) pada masa
mendatang mutlak terjamin maka Discount Factor (DF) adalah sama dengan
tingkat bunga atas surat berharga yang aman seperti Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Apabila NCF pada masa mendatang bersifat tidak pasti, maka NCF yang
diharapkan harus didiskontokan menurut tingkat kembalian yang ditawarkan oleh
jenis surat berharga yang mengandung resiko yang sama besar. Model teknik
NPV adalah sebagai berikut:
C

- CO

0 ............................................................................................ (12)

Keterangan:
CIF = Cash in flow
COF = Cash out flow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan:
Penerimaan (CIF) = pendapatan

P⁄ ,i, n nilai akhir P⁄ ,i, n

Pendapatan (COF) = investasi pembiayaan P⁄ ,i, n

Kriteria pengambilan keputusan investasi apakah layak dijalankan atau tidak
adalah jika usul investasi menghasilkan NPV lebih atau sama dengan nol maka
usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang dari nol maka investasi
tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009).

Universitas Sumatera Utara

15

Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Soekartawi (1995) menyatakan tingkat pengembalian internal/internal rate
of return (IRR) merupakan parameter yang dipakai apakah suatu usahatani

mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Kriterianya layak atau tidak layak bagi
usahatani bila IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku saat usahatani itu
diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai neto
sekarang (net present value, NPV = 0). Haming dan Basalamah (2003)
menyatakan IRR ialah balikan laba yang dinyatakan dalam persen. Oleh karena
itu IRR adalah rasio laba dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam
waktu tertentu, dimana nilai sekarang arus kas masuk adalah sama dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi inisial. Halim (2009) menyatakan IRR adalah hasil
bunga yang sesungguhnya dijanjikan oleh suatu usul investasi selama umurnya.
Dengan kata lain IRR usul investasi adalah tingkat diskonto/tingkat bunga/tingkat
kembalian yang akan menjadikan present value terminal cash flow (PVTCF) dan
present value net cash flow (PVNCF) yang diharapkan akan diterima sama

dengan present value initial investment/incremental outlay. Besarnya tingkat
diskonto/tingkat bunga/tingkat kembalian yang menjadikan NPV sama dengan nol
tersebut menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi. Higgins (2007)
menyatakan jika IRR lebih tinggi dari bunga biaya modal kita maka suatu usaha
layak untuk dijalankan, jika IRR sama dengan bunga biaya modal usaha yang
dijalankan tidak akan menguntungkan dan merugikan, dan jika IRR lebih rendah
dari bunga biaya modal maka usaha tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan
keadaan IRR yang berlaku ketika NPV = 0 maka rumus untuk mencari IRR dapat

Universitas Sumatera Utara

16

dicari dengan cara interpolasi. Untuk menghitung IRR dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
{

}{

} ................................................ (13)

Keterangan:
NPV(+) = NPV perkiraan yang bernilai positif
NPV(-) = NPV perkiraan yang bernilai negatif
I(+)

= suku bunga pada saat NPV perkiraan yang bernilai positif

I(-)

= suku bunga pada saat NPV perkiraan yang bernilai negatif

Sistem
Pengertian Sistem
Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini
merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem
dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem
memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang menggambarkan bahwa hal
tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah sistem (Sutabri, 2005).
Pengembangan Sistem
Pembuatan sistem informasi menggunakan SDLC (System Development life
Cycle) menggunakan 4 fase fundamental:

1. Perencanaan

Universitas Sumatera Utara

17

Fase perencanaan adalah proses fundamental untuk memahami mengapa
sebuah sistem informasi harus dibuat dan menentukan bagaimana suatu
tim proyek akan membuatnya.
2. Analisis
Fase analisis berguna untuk menjawab siapakah yang akan menggunakan
sistem yang dirancang tersebut, apa yang dapat dilakukan sistem tersebut,
dan dimana dan kapan sistem tersebut digunakan. Selama fase ini, tim
proyek menyelidiki sistem yang ada sekarang ini, mengidentifikasi
peluang-peluang dilakukannya peningkatan, dan mengembangkan konsep
untuk sistem yang baru.
3. Perancangan
Fase perancangan menentukan bagaimana sistem tersebut akan beroperasi
pada perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang
akan ditempati; user interface, forms, dan laporan-laporan yang akan
digunakan; dan program-program spesifik, databases, dan berkas-berkas
yang akan digunakan. Meskipun keputusan-keputusan strategik tentang
sistem dibuat di konsep pengembangan sistem selama fase analisis,
langkah-langkah pada fase perancangan memutuskan secara jelas
bagaimana suatu sistem beroperasi.
4. Implementasi
Fase terakhir di SLDC adalah fase implementasi, fase dimana suatu sistem
sebenarnya dibuat. Fase ini adalah fase yang biasanya memperoleh
perhatian terbesar, karena hampir untuk semua sistem bagian terlama dan

Universitas Sumatera Utara

18

terlama

untuk

proses

pengembangannya

adalah

fase

ini

(Dennis et al, 2012)
Sistem Pendukung Keputusan
Definisi awal sistem pendukung keputusan (SPK) menunjukkan SPK
sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil
keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan
untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas
kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK
ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada
keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma.
Beberapa ahli memberikan definisi mengenai SPK sebagai berikut:


Menurut Mann dan Watson, Sistem pendukung keputusan merupakan
suatu sistem interaktif, yang membantu pengambilan keputusan melalui
penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan
masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.



Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), Sistem pendukung keputusan
adalah sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para
pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk
memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur.



Menurut Keen dan Scott Morton (1978), Sistem pendukung keputusan
memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas
komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. SPK adalah sistem
pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen
yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.

Universitas Sumatera Utara

19


Menurut Kendall dan Kendall (1992), SPK merupakan suatu cara untuk
mengatur atau mengorganisir informasi dengan tujuan penggunaan dalam
pengambilan keputusan.
SPK secara tidak langsung memberikan output dalam bentuk laporan,

tetapi lebih bertujuan untuk menyediakan atau menunjang proses pengambilan
keputusan melalui penyajian informasi yang di desain untuk pemecahan masalah
dan kebutuhan aplikasi. Jadi, SPK tidak dapat menggantikan pengambilan
keputusan

manajerial

dengan

membuat

keputusan

untuk

pengguna

(Render dan Stair, 1994).
SPK adalah sistem yang memberi penekanan pada proses, bukan pada
produk seperti halnya sistem informasi manajemen (Management Information
System = MIS). Interaksi antara pengambil keputusan (Decision Maker = DM)

dengan sistem merupakan fokus dalam SPK. Melalui interaksi dalam sistem, DM
akan diberikan pilihan atau alternatif oleh SPK yang dapat membantu DM dalam
membuat keputusan. O’Brien (1990) menuliskan bahwa SPK terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:
 Perangkat keras (hardware resource) berupa sistem komputer yang
terhubung dengan jaringan telekomunikasi
 Perangkat lunak (software resource) terdiri dari paket software SPK yang
disebut SPK generator, yang meliputi modul basis data, model dan
manajemen dialog
 Basis data yang mengandung data dan informasi yang diekstrak dari suatu
organisasi, data eksternal, dan basis data manajer

Universitas Sumatera Utara

20
 Basis model yang merupakan kumpulan dari model matematis dan teknik
analitis yang disimpan dalam berbagai modul program dan file
Sumber daya manusia (people resources) yaitu manajer atau staf spesialis
untuk mengeksplorasi alternatif keputusan. Penerapan SPK telah berkembang di
berbagai bidang, termasuk bidang pertanian. Baik tanaman pangan maupun
tanaman perkebunan telah mulai menggunakan SPK. Untuk tanaman suatu
komoditi yang sama bisa terdapat lebih dari satu SPK, terutama disebabkan sudut
pandang perancang SPK yang berbeda (O’Brien, 1990).
Algoritma
Algoritma adalah prosedur komputasi yang disusun dengan baik yang
terdiri dari sejumlah nilai, atau sekumpulan nilai, sebagai input dan menghasilkan
sejumlah nilai, atau sekumpulan nilai, sebagai output. Kita juga dapat
mendefenisikan algoritma sebagai alat untuk memecahkan masalah komputasi
yang terspesifikasi dengan jelas. Pernyataan dari persoalan tersebut menjelaskan
secara umum hubungan dari input/output yang diinginkan. Algoritma menjelaskan
prosedur komputasi secara spesifik untuk memperoleh hubungan input/output itu
(Carmen et al, 2002).
Bahasa Pemrograman Java
Java adalah bahasa pemrograman yang bertujuan umum dan berfitur
lengkap yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi dengan
tugas yang sulit. Dewasa ini, java tidak hanya digunakan untuk pemrograman web
tapi juga untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri untuk
perangkat-perangkat pada server, komputer dan perangkat genggam. Java dulunya

Universitas Sumatera Utara

21

digunakan untuk mengembangkan kode untuk berkomunikasi dan mengotrol
robot penjelajah di Mars. Untuk setiap proyek yang dikembangkan sekarang ini,
perusahaan-perusahaan memikirkan bagaimana mereka dapat menggunakan java
untuk membuat pekerjaan mereka lebih mudah (Liang, 2015).

Universitas Sumatera Utara