Pendapatan Bumn Sebagai Pendapatan Negara Ditinjau Dari Uu Bumn Dan Uu Keuangan Negara

PENDAPATAN BUMN SEBAGAI PENDAPATAN NEGARA DITINJAU
DARI UU BUMN DAN UU KEUANGAN NEGARA.

ABSTRAKSI
*) Margaretha Octavia
** ) Bismar Nasution
***) Mahmul Siregar

BUMN merupakan Badan Usaha yang mayoritas sahamnya milik Negara,
yakni minimal 51%, seperti yang terdapat pada Pasal 1 Ayat (2) UU No. 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Kekayaan BUMN sebagai badan hukum
bukanlah menjadi bagian dari kekayaan negara. Pasalnya, ‘kekayaan negara yang
dipisahkan’ di dalam BUMN hanya berbentuk saham. Artinya, kekayaan BUMN
tidak menjadi kekayaan negara, hanya saham yang dimiliki Negara pada
perusahaan BUMN tersebut merupakan
Kekayaan Negara yang dipisahkan.
BUMN atau public enterprice berisi dua elemen esensial yakni Unsur Pemerintah
(public) dan Unsur Bisnis (enterprice). BUMN tidaklah murni 100% pemerintah
dan juga tak murni 100% bisnis. Adanya porsi saham tersebut mengakibatkan
pendapatan yang dihasilkan BUMN tidaklah secara keseluruhan menjadi
pendapatan Negara. Dalam skripsi ini mengemukakan permasalahan mengenai

bagaimana peran dan kewenangan Negara terhadap perusahaan BUMN ditinjau
dari pengaturan perundang – undangan, pengertian dari “kekayaan negara” dalam
pendapatan BUMN dapat mengakibatkan tuduhan tindak pidana korupsi yang
mengancam Direksi BUMN dan mengenai Pendapatan BUMN yang manakah
yang merupakan pendapatan Negara.
Skripsi ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pengumpulan
data secara penelusuran pustaka (library research) dan dianalisis secara kualitatif.
Negara memiliki peran yang cukup besar dalam BUMN, dikarenakan
Negara merupakan pemegang saham mayoritas. Terlihat dari keputusan tertinggi
pada suatu persero adalah RUPS, dalam hal ini karena Negara merupakan
pemegang saham mayoritas maka keputusan Negara pada RUPS sangatlah
penting. Keberadaan saham mayoritas BUMN yang merupakan kekayaan Negara
yang dipisahkan ini dapat menimbulkan tuduhan tindak pidana korupsi terhadap
direksi yang melakukan penggelapan terhadap pendapatan BUMN, disebabkan
sebagian dari pendapatan BUMN yang digelapkan oleh direksi merupakan
pendapatan Negara, yang apabila digelapkan akan menimbulkan kerugian bagi
Negara. Pendapatan Negara yang terdapat pada pendapatan BUMN tersebut
merupakan deviden BUMN yang disetorkan kepada Negara selaku salah satu
pemegang saham. Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis adalah agar
Negara lebih berperan aktif baik melalui pemantauan produktivitas BUMN dan

pelaksanaan GCG oleh BUMN agar selalu mengalami peningkatan. Negara
semakin mempertegas makna keuangan Negara dan sesuai dengan pengertiannya

Universitas Sumatera Utara

pada UU TIPIKOR, agar penggelapan yang dilakukan direksi BUMN dapat di
jerat dengan UU TIPIKOR. Dengan peran aktif Negara atas perusahaan BUMN
yang lebih ditingkatkan dan makna keuangan Negara yang semakin jelas, maka
pendapatan BUMN yang merupakan pendapatan Negara yakni deviden akan
semakin meningkat dan dapat disetor tepat waktu.

Kata Kunci : Keuangan Negara dan BUMN
*) Mahasiswi
**) Dosen Pembimbing I
***) Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara