Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Restoran, Hotel, Pariwisata, dan Transportasi yang Terdaftar di BEI (2009-2011) Chapter III V
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan
antara variabel dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan desain
kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya (Umar, 2003 : 30). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : laba setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus
kas dari aktivitas investasi, sebagai variabel independen dan harga saham
sebagai variabel dependen.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono,
2004 : 13). Data tersebut juga merupaka data sekunder yaitu data/informasi
yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan dalam kategori restoran, hotel, pariwisata dan transportasi yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011, yakni laporan laba rugi dan arus kas,
melalui situs www.idx.co.id, serta ringkasan kinerja perusahaan yang
diperoleh melalui Indonesia Stock Exchange Fact Book tahun 2009-2011.
3.3 Metode Pengumpulan Data
39
Universitas Sumatera Utara
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua
tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal
akuntansi, serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Tahap kedua yakni mendokumentasikan data sekunder yang diperlukan
berupa laporan-laporan keuangan dan ringkasan kerja yang dipublikasikan
oleh BEI. Data ini diperoleh dari media internet dengan cara men-download
laporan keuangan perusahaan restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi
melalui situs www.idx.co.id, dan dari Indonesia Stock Exchange Fact Book
tahun 2009-2011.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007 : 72) populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri dari : objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2009-2011 dalam interval 1 tahun. Dari
populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Dimana
sampel, menurut Sugiyono (2004 : 73) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik Pengambilan sampel yang diigunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2004:78). Pertimbangan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
40
Universitas Sumatera Utara
1. Perusahaan Restoran, Hotel, Pariwisata dan Transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009, 2010, 2011
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan
(tahun 2009-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap
dari variabel yang diteliti.
Setelah dipilih dengan criteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 24
perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4.1
Proses Seleksi Sampel
KRITERIA
NO
NAMA PERUSAHAAN
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
SAMPEL
1
Anta Express Tour & Travel Service
Tbk
Bayu Buana Tbk
Bukit Uluwatu Villa Tbk
Destinasi Tirta Nusantara Tbk
Eatertainment International Tbk
Fast Food Indonesia Tbk
Grahamas Citrawisata Tbk
Hotel Mandarine Regency Tbk
Hotel Sahid Jaya Tbk
Indonesian Paradise Property Tbk
Island Concepts Indonesia Tbk
Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
Mas Murni Indonesia Tbk
Mas Murni Tbk
Panorama Sentrawisata Tbk
2
3
X
X
X
X
X
Sampel 1
Sampel 12
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Sampel 10
Sampel 11
41
Universitas Sumatera Utara
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Pelita Sejahtera Abadi Tbk
Pembangunan Graha Lestari Indah
Tbk
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
Pioneerindo Gourmet International
Tbk
Plaza Indonesia Realty Tbk
Pudjiadi & Sons Estate Tbk
Pudjiadi Prestige Limited Tbk
Pusako Tarinka Tbk
Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Centris Multi Persada Tbk.
Indonesia Air Transport Tbk.
Buana Listya Tama Tbk.
Pelayaran Tempuran Mas Tbk.
Samudera Indonesia Tbk.
Panorama Transportasi Tbk.
X
X
Sampel 13
Sampel 14
X
3
X
Sampel 15
Sampel 16
Sampel 17
Sampel 18
Sampel 19
X
Sampel 20
Sampel 21
Sampel 22
Sampel 23
Sampel 24
Tabel 3.4.2
Daftar Sampel Penelitian
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
NAMA PERUSAHAAN
Bayu Buana Tbk.
Destinasi Tirta Nusantara Tbk.
Eatertainment Int. Tbk.
Fast Food Indonesia Tbk.
Grahamas Citrawisata Tbk.
Hotel Mandarine Regency Tbk.
Hotel Sahid Jaya Tbk.
Indonesian Paradise Property Tbk.
Island Concepts Indonesia Tbk.
Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.
Mas Murni Indonesia Tbk.
Panorama Sentrawisata Tbk.
Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Plaza Indonesia Realty Tbk.
Pudjiadi & Sons Estate Tbk.
Pudjiadi Prestige Limited Tbk.
Pusako Tarinka Tbk.
Centris Multi Persada Tbk.
Indonesia Air Transport Tbk.
KODE EMITEN
BAYU
PDES
SMMT
FAST
GMCW
HOME
SHID
INPP
ICON
JSPT
MAMI
PANR
PGLI
PJAA
PTSP
PLIN
PNSE
PUDP
PSKT
CMPP
IATA
42
Universitas Sumatera Utara
22.
23.
24.
Panorama Transportasi Tbk.
Pelayaran Tempuran Mas Tbk.
Samudera Indonesia Tbk.
WEHA
TMAS
SMDR
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
(bebas) dab variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain menurut Umar (2003 : 50). Variabel independen (bebas)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak, arus kas
dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi.. variabel
independen disimbolkan dengan “X1” untuk laba setelah pajak, “X2”
untuk arus kas dari aktivitas operasi, dan “X3” untuk arus kas dari
aktivitas investasi.
2. Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen, menurut Umar (2003 : 50).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana
variabel dependen disimbolkan dengan “Y
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.5.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Laba setelah
pajak (X1)
Konsep Variabel
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran perusahaan yang berasal
dari laporan laba rugi tahunan
Indikator
Nilai laba akuntansi
per lembar saham
Arus kas dari
aktivitas
operasi (X2)
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang
berasal dari aktivitas operasi selama
satu tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam
laporan arus kas.
Nilai arus kas aktivitas
operasional per lembar
saham
Arus kas dari
aktivitas
investasi (X3)
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang
berasal dari aktivitas investasi selama
satu tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam
laporan arus kas. Nilai arus kas
aktivitas investasi per lembar saham
rasio
Nilai arus kas aktivitas
investasi per lembar
saham
Harga saham
(Y)
Harga yang dibentuk oleh penjual
dan pembeli saham ketika mereka
memperdagangkan saham di pasar
bursa.
Harga pasar per
lembar saham pada
periode tertentu
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1 Uji Asumsi klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah
44
Universitas Sumatera Utara
dipenuhinya semua asumsi klasik, agar pengujian bersifat tidak bias dan
efisien (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE).
Menurut Ghozali (2005 : 123) asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah:
a.
Berdistribusi normal.
b.
Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara
sempurna ataupun mendekati sempurna.
c.
Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model
regresi tidak saling berkorelasi.
d.
Homokedastisitas, artinya varians variabel independen dari satu
pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
Pengujian tersebut meliputi:
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2005 : 110). Uji ini ditujukan untuk
mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang
akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkahlangkah analisis statisik sehingga kesimpulan yang diambil
dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman tentang data tersebut
mendekati atau merupakan distribusi normal dapat didasarkan
pada analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik
45
Universitas Sumatera Utara
dilakukan
dengan
membandingkan
meilihat
data
grafik
observasi
histogram
dengan
yang
distribusi
yang
mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk
lonceng
dan
grafik
normal
probability
plot
yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan normal probability plot tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas,
b.
Jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
Analisis
statistik
dilakukan
dengan
uji
statistik
nonparametrik Kolmogrov Smirnov (K-S). Bila nilai signifikan
< 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nilai
signifikan > 0,05 berarti distribusi data normal (Ghozali, 2005 :
115).
Distribusi
yang
melanggar
asumsi
normalitas
dapat
dijadikan menjadi bentuk yang normal menurut Jogiyanto (2004
: 172) dengan beberapa cara sebagai berikut :
46
Universitas Sumatera Utara
1. Transformasi data
Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural
(Ln), Log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai
negatif,
transformasi
data
dengan
logaritma
akan
menghilangkannya sehingga jumlah sampel (n) akan berkurang.
2. Trimming
Trimming adalah memangkas atau membuang observasi yang
bersifat outlier.
3. Winzorising
Winzorising mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai
minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya
menjadi normal.
3.6.1.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah
ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling
sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena
“gangguan”
pada
seorang
individu/kelompok
cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama
47
Universitas Sumatera Utara
pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin
Watson statistik. Menurut Ghozali (2002) apabila nilai DW
lebih besar dari pada batas atas (du) maka tidak terdapat
autokorelasi pada model regresi.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2005 :
105) deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik
Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur,
maka telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan
jika terjadi heterokedastisitas, yaitu:
1.
Transformasi
dalam
bentuk
model
regresi
dengan
membagi model regresi dengan salah satu variabel
independen yang digunakan dalam modal tersebut,
2.
Transformasi logaritma.
48
Universitas Sumatera Utara
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan
tidak
terjadinya
korelasi
diantara
variabel
independen.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabelvariabel independen antara yang satu dengan yang lainnya.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi menurut Ghozali (2005 : 91) dapat dilihat dari :
1.
Nilai Tolerance dan lawannya
2.
Variance inflation factor
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variablitias variabel independen
yang terpilih tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi
(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Cara untuk
mengatasi masalah jika terjadi multikolinearitas, yaitu :
1.
Mengeluarkan satu atau lebih variabel dependen yang
mempunyai korelasi tinggi dari model-model regresi dan
identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu
prediksi
49
Universitas Sumatera Utara
2.
Menggabungkan data cross section dan time series
(pooling data)
3.
Menambah data penelitian
3.6.2. Pengujian Hipotesis
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan
arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman
dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, maka digunakan analisis statistik, yaitu:
3.6.2.1 Metode Regresi Linear Berganda
Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = α+β1X1+β2X2+β3X3 +µ
Keterangan :
Y
=
α
= Konstanta.
β1,β2,β3
Harga saham.
= Koefisien regresi X1, X2, X3.
X1
= Nilai arus kas dari laba setelah pajak per lembar saham.
X2
= Nilai arus kas dari aktivitas operasi per lembar saham.
X3
= Nilai arus kas dari aktivitas investasi per lembar saham.
µ
= Tingkat kesalahan pengganggu.
50
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.2.1
Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak)
maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan
uji statistik F dan uji statistik t.
3.6.2.2.1.1. Uji t (uji secara parsial)
Uji secara parsial untuk menguji setiap
variabel bebas atau independent variable (Xi)
apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap
variabel tidak bebas atau dependent variable (Yi).
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : bi = 0, artinya informasi laba setelah
pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas
investasi,
secara
parsial
tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan
restoran,
hotel,
pariwasata
dan
transportasi yang terdaftar di BEI.
Ha : bi ≠ 0, artinya informasi laba setelah
pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
restoran, hotel, pariwasata dan transportasi yang
terdaftar di BEI.
51
Universitas Sumatera Utara
Dengan
menggunakan
tingkat
signifikan
(alpha) 5% dan derajat kebebasan ≥
(df)20,
kemudian dibandingkan t tabel dengan thitung
untuk menguji signifikansi pengaruh.
Apabila
nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak.
3.6.2.2.1.2 Uji F (uji secara serentak)
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independensecara bersamasama terhadap variabel dependen.
Bentuk
pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0 artinya informasi laba
setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus
kasdari aktivitas investasi secara bersama-sama
tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan restoran, hotel, pariwasata dan
transportasi terdaftar di BEI.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya informasi arus
kas dari aktivitas operasi, arus kasdari aktivitas
investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan
secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan restoran,
hotel, pariwasata dan transportasi yang terdaftar
di BEI.
52
Universitas Sumatera Utara
Pengujian
signifikansi
dilakukan
dengan
mengamati Fhitung pada nilai signifikan (alpha)
5%.
Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka H0
ditolak.
53
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan
regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan
memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 24 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati
selama periode 2009-2011.
Tabel 4.1.1
Daftar Sampel Perusahaan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Perusahaan
Bayu Buana Tbk.
Destinasi Tirta Nusantara Tbk.
Eatertainment Int. Tbk.
Fast Food Indonesia Tbk.
Grahamas Citrawisata Tbk.
Hotel Mandarine Regency Tbk.
Hotel Sahid Jaya Tbk.
Indonesian Paradise Property Tbk.
Island Concepts Indonesia Tbk.
Kode
BAYU
PDES
SMMT
FAST
GMCW
HOME
SHID
INPP
ICON
54
Universitas Sumatera Utara
10 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.
11 Mas Murni Indonesia Tbk.
12 Panorama Sentrawisata Tbk.
Pembangunan Graha Lestari Indah
13 Tbk.
14 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Pioneerindo Gourmet International
15 Tbk.
16 Plaza Indonesia Realty Tbk.
17 Pudjiadi & Sons Estate Tbk.
18 Pudjiadi Prestige Limited Tbk.
19 Pusako Tarinka Tbk.
20 Centris Multi Persada Tbk.
21 Indonesia Air Transport Tbk.
22 Panorama Transportasi Tbk.
23 Pelayaran Tempuran Mas Tbk.
24 Samudera Indonesia Tbk.
JSPT
MAMI
PANR
PGLI
PJAA
PTSP
PLIN
PNSE
PUDP
PSKT
CMPP
IATA
WEHA
TMAS
SMDR
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan IDX Fact Book 20102012. Variabel dari penelitian ini terdiri dari terdiri Profit After Tax
(Laba setelah Pajak), Cash Flow From Operations (Arus Kas Operasi),
dan Cash Flow From Investments (Arus Kas Investasi) sebagai variabel
bebas (independen) dan Close Price/Stock Price (Harga Saham)
sebagai variabel terikat (dependen). Statistik deskriptif dari variabel
tersebut dari sampel perusahaan restoran, hotel, pariwisata, dan
transportasi selama periode 2009 sampai dengan tahun 2011 disajikan
dalam tabel berikut:
55
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2.1.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009-2011
Descriptive Statistics
Mean
Std.
Deviation
N
Minimum Maximum
Profit After Tax
72
-1.79E11
5.03E11
3.6152E10
9.09776E10
Cash Flow From
Operations
72
-6.11E10
4.17E11
3.7426E10
9.01860E10
Cash Flow From
Investments
72
-4.62E11
1.96E11
-2.3095E10
8.45265E10
Stock Price
72
50.00
9950.00
993.8194
1790.74511
Valid N (listwise)
72
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Profit After Tax (PAT),
Cash Flow From Operation (CFO), Cash Flow From Investment (CSI)
memiliki nilai minimum negatif, sedangkan variabel Stock Price (SP)
memiliki nilai minimum positif.
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
1. Variabel PAT memiliki nilai minimum -1.79E11 dan nilai
maksimum 5.03E11. dengan rata-rata PAT per lembar saham
3.6152E10 dengan jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
2. Variabel CFO memiliki nilai minimum -6.11E10 dan nilai
maksimum 4.17E11. dengan rata-rata CFO per lembar saham
dengan jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
56
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel CFI memiliki nilai minimum -4.62E11 dan nilai maksimum
1.96E11. dengan rata-rata CFI per lembar saham -2.3095E10 dengan
jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
4. Variabel SP memiliki nilai minimum 50.00 dan nilai maksimum
9950.00. dengan rata-rata SP per lembar saham 993.8194 dengan
jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian
normalitas
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan uji statistik non parametrik KolmogorovSmirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 maka H0 ditolak.
57
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2.2.1.1
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
72
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1.51035263E3
Absolute
.285
Positive
.285
Negative
-.225
Kolmogorov-Smirnov Z
2.422
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nila
Kolmogorov-Smirnov adalah 2,422 dan signifikansi pada 0,005
maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena
p = 0.005 < 0.5. Ada beberapa cara mengubah model regresi
menjadi normal menurut Jogiyanto (2004 : 172) yaitu :
1. Dengan melakukan transformasi data
2. Lakukan Trimming
3. Lakukan Winsorizing
58
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal.
Penulis melakukan transformasi data ke model LN Harga
Saham dari persamaan Harga Saham = f(PAT, CFO, CFI),
menjadi LN Harga Saham = f(LN_PAT, LN_CFO, LN_CFI).
Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.
Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Tabel 4.2.2.1.2
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
One-Sample Komogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
9
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.63140733
Absolute
.138
Positive
.138
Negative
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
.414
Asymp. Sig. (2-tailed)
.995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel diatas besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S)
adalah 0.414 dan signifikansi pada 0.995 sehingga dapat
fisimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi
secara normal, dimana nilai signifikansinya > 0.05 (p = 0.995 .
59
Universitas Sumatera Utara
0.05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara
normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik
histogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Gambar 4.2.2.1.1
Histogram (Setelah data ditransformasi)
60
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2.2.1.2
Grafik Normal P-Plot (Setelah Data ditransformasi
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas
dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik
histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis
diagonal yang tidak melenceng (skewness) ke kiri maupun ke
kanan atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan
menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat
titik-titik
menyebar
disekitar
garis
diagonal
serta
penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga
61
Universitas Sumatera Utara
dapat
disimpulkan
bahwa
data
dalam
model
regresi
terdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas
yang masih dapat ditolerir yaitu : Tolerance > 0.10 ; Variance
Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil
pengujian
Tabel 4.2.3.1
Coefficients untuk LN Harga Saham = f(LN_PAT, LN_CFO, LN_CFI)
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
LN Profit After Tax
.839
1.192
LN Cash Flow From
.543
1.841
.486
2.059
Operations
LN Cash Flow From
Investments
Sumber : Data yang diolah penulis, 2012.
62
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel
independen memiliki nilai tolerance > 0.10 yaitu 0.839 untuk
LN Profit After Tax. 0.543 untuk LN Cash Flow From
Operations dan 0.486 untuk LN Cash Flow From Investments
yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel Independen.
Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama
dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10
yaitu 1.192 untuk LN Profit After Tax, 1.841 untuk LN Cash
Flow From Operations, 2.059 untuk LN Cash Flow From
Investments.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang
dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
63
Universitas Sumatera Utara
maka
tidak
terhadi
heteroskedastisitas
atau
terjadi
scatterplot
untuk
homoskedastisitas.
Berikut
ini
dilampirkan
grafik
menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik
pada gambar.
Gambar 4.2.2.3.1
Scatterplot
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
64
Universitas Sumatera Utara
0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titiktitik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain
dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan
data observasi yang lain.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun
berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan
pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan
nilai uji Durbin-Watson. Untuk uji Durbin-Watson memiliki
ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl
2. Tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du
3. Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – dl < d < 4
4. Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
5. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4
– du.
65
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2.2.4.1
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
1
a.
R
R Square
.812a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.660
.456
.79867
Durbin-Watson
2.077
Predictors: (Constant), LN Cash Flow From Investments, LN Profit After Tax, LN Cash Flow
From Operations
b.
Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012
Tabel 4.2.2.4.1 Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n =
9; k – 1 = 3 adalah dL = 0,455 dan dU = 2,128. Hasil
pengolahan data menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar
2,077 dan nilai tersebut berada di antara dU dan (4 – dU) atau
2,077 lebih besar dari 0,455 dan 2,077 lebih kecil dari 2,128
maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier
tersebut tidak terdapat Autokorelasi atau tidak terjadi korelasi
di antara kesalahan penggangu.
4.3 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi
yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis
regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi
66
Universitas Sumatera Utara
berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17,
maka diperoleh hasil sebagai berikut
4.3.1 Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear,
dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh
LN_PAT, LN_CFO, LN_CFI terhadapa LN Harga Saham. Hasil
regresi dapat dilihat pada tabel 4.3.1.1 berikut ini:
Tabel 4.3.1.1
Analisis Hasil Regresi
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
LN Profit After Tax
LN Cash Flow From
Std. Error
1.614
3.267
.336
.119
-.176
.023
Beta
t
Sig.
.494
.642
.808
2.835
.036
.158
-.394
-1.114
.316
.167
.053
.140
.894
Operations
LN Cash Flow From
Investments
a. Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Berdasarkan tabel diatas, didapatlah persamaan regresi sebagai
berikut:
LN Harga Saham = 1,614 + 0.336 LN PAT + ( - 0,176 LN CFO ) + 0,023 LN CFI
+e
67
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan
untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen yaitu harga saham sebagai berikut:
1. Nilai konstanta 1,614 menunjukan bahwa nilai variabel yang
digunakan dalam model adalah nol maka rata-rata harga saham
bernilai positif sebesar 1,614.
2. LN Profit After Tax (laba setelah pajak) menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan dengan
koefisien regresi sebesar 0,336. Hal ini berarti kenaikan 1
persen dari Profit After Tax maka harga saham akan mengalami
kenaikan sebesar 0,336 persen.
3. LN Cash Flow From Operations (arus kas dari aktivitas
operasi) menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap harga saham perusahaan
dengan koefisien regresi
sebesar -0,176. Tanda negatif pada koefisien regresi ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada
variabel Cash Flow from Operations akan mengakibatkan
penurunan pada variabel harga saham
4. LN Cash Flow From Investments (arus kas dari aktivitas
investasi) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham perusahaan dengan koefisien regresi
sebesar 0,023. Hal ini berarti kenaikan 1 persen dari Cash Flow
68
Universitas Sumatera Utara
from Investments maka harga saham akan mengalami kenaikan
sebesar 0,0023 persen.
4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi
atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada
di atas 0,5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R
square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin
mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki
kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada
penambahan
satu
variabel
independen
meskipun
variabel
independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3.2.1
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
1
c.
R
R Square
.812a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.660
.456
.79867
Durbin-Watson
2.077
Predictors: (Constant), LN Cash Flow From Investments, LN Profit After Tax, LN Cash Flow
From Operations
d.
Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R square sebesar
0,660 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga
saham (LN Harga Saham) dengan variabel independennya
(LN_PAT, LN_CFO, dan LN_CFI) kuat karena berada diatas 0,5.
Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,456.
Hal ini berarti 45,6% variasi atau perubahan dalam harga saham
dapat dijelaskan oleh variasi dari laba setelah pajak, arus kas dari
aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas investasi, sedangkan
sisanya 54,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of
Estimate (SEE) adalah 0,79867 yang mana semakin besar SEE alan
membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
70
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model
regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).
4.3.3.1 Uji t (t Test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan
setiap
variabel
independennya.
Berdasarkan
hasil
pengolahan SPSS versi 17, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.3.3.1.1
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
LN Profit After Tax
LN Cash Flow From
Std. Error
1.614
3.267
.336
.119
-.176
.023
Beta
t
Sig.
.494
.642
.808
2.835
.036
.158
-.394
-1.114
.316
.167
.053
.140
.894
Operations
LN Cash Flow From
Investments
a. Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk
variabel Profit After Tax (laba setelah pajak) sebesar 2,835
dengan nilai signifikan 0,036, sedangkan ttabel adalah
71
Universitas Sumatera Utara
2,44691, sehingga thitung > ttabel (2,835 > 2,44691), maka
Profit After Tax secara parsial mempengaruhi harga saham.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil
dari 0,05 (0,036 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya Profit After Tax berpengaruh signifikan positif
terhadap harga saham (close price).
Cash Flow From Operations (arus kas dari aktivitas
operasi) memiliki thitung sebesar -1,114 dengan nilai
signifikan 0,36 sedangkan ttabel adalah 2,44691 sehingga
thitung < ttabel ( -1,114 < 2,44691), maka arus kas dari aktivitas
operasi secara parsial tidak mempengaruhi harga saham.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar
dari 0,05 ( 0,316 > 0,05) artinya arus kas dari aktivitas
operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk
variabel Cash Flow from Investments (arus kas dari aktivitas
investasi)
sebesar
0,140
sedangkan
ttabel
adalah
2,44691sehingga thitung < ttabel (0,140 < 2,44691), maka arus
kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga
saham secara parsial. Signifikansi penelitian menunjukkan
angka lebih besar dari 0,05 yaitu 0,894 ( 0,894 > 0,05), yang
72
Universitas Sumatera Utara
berarti arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.
4.3.3.2 Uji F ( F test)
Untuk melihat pengaruh dari laba setelah pajak, arus kas
operasi, dan arus kas investasi terhadap harga saham secara
simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS 17, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3.3.2.1
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
6.183
3
2.061
Residual
3.189
5
.638
Total
9.372
8
F
3.231
Sig.
.120a
a. Predictors: (Constant), LN Cash Flow From Investments, LN Profit After Tax, LN Cash Flow
From Operations
b. Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar
3,231 dengan tingkat signifikansi 0,120, sedangkan Ftabel
sebesar 4,76 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa laba setelah pajak, arus
kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi
73
Universitas Sumatera Utara
tidak berperngaruh secara simultan dan signifikan terhadap
harga saham karena Fhitung < Ftabel ( 3,231 < 4,76).
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai adjusted R square sebesar 0,456. Hal ini berarti bahwa 45,6%
variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari
laba setelah pajak, arus kas operasi, dan arus kas investasi, sedangkan sisanya
sebesar 54,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian.
Variabel lain yang juga dapat mempengaruhi harga saham, salah satunya
adalah Earning Per Share (EPS). Seorang investor dalam melakukan
investasi cenderung memperhatikan Earning Per Share (EPS) yang dimiliki
perusahaan.
Hal ini dapat disebabkan karena jika perusahaan memiliki Earning per
Share (EPS) yang cenderung naik maka kemungkinan keuntungan yang
didapat investor akan lebih besar daripada resiko kerugian yang mungkin
terjadi. Sehingga faktor pendapatan dari perusahaan sangat berpengaruh
terhadap kecenderungan investor untuk menanamkan modalnya. EPS
merupakan salah satu rasio yang merupakan rasio pasar yang merupakan
hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh para pemegang saham untuk
lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan.
Dengan demikian besarnya EPS dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
keberhasilan. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut
74
Universitas Sumatera Utara
mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada para
pemegang saham.
Deviden Payout Ratio (DPR) juga dapat mempengaruhi harga saham.
Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi mereka berminat pada
rasio pembayaran deviden (Deviden Payout Ratio) , yakni presentase laba
saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk deviden.
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, diketahui bahwa secara
parsial laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi dan investasi tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Muhammad Hamzah (2010) yang menemukan bahwa laba
akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
Ini berarti pihak investor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
investasinya juga memperhatikan laba setelah pajak perusahaan tempat
investor akan berinvestasi. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian Elvis (2010) yang menunjukkan bahwa secara parsial arus kas dari
aktivitas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya pengaruh laba akuntansi,
arus kas operasi, dan arus kas investasi secara simultan terhadap harga
saham. Dari hasil penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai panduan
untuk membantu penyelesaian penelitian ini, keduanya memiliki hasil yang
menunjukkan bahwa laba, arus kas operasi, dan arus kas investasi secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. hasil tersebut
75
Universitas Sumatera Utara
tidak sejalan dengan hasil penelitian ini. Hal tersebut dapat disebabkan
berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian dimana Muhammad
Hamzah (2010) menggunakan data perusahaan pada periode 2004-2007
sedangkan penulis menggunakan data periode 2009-2011, dan mungkin juga
dikarenakan perbedaan jenis perusahaan yang diteliti, dimana Elvis (2010)
meneliti perusahaan perbankan, sedangkan penulis meneliti perusahan
restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi.
Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori sinyal, yang
menyatakan bahwa pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang
sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan
demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga
saham. dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba setelah pajak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
76
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
pengaruh informasi laba akuntansi dan arus kas baik secara simultan maupun
parsial.
1. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dari laba setelah pajak terhadap harga saham perusahaan
restoran, hotel, pariwisata dan transportasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi yang
dimiliki, laba setelah pajak dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi
investor. Hasil ini sejalan dengan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian terdahulu oleh Muhammad Hamzah (2010). Namun, arus kas
operasi dan arus kas investasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi
yang terdaftar di BEI, sehingga disimpulkan informasi arus kas dari
aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi bukanlah merupakan
hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang baik oleh
investor dalam membuat keputusan untuk membeli atau menjual investasi
yang dimilikinya.
77
Universitas Sumatera Utara
2. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari laba setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, dan
arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham perusahaan restoran,
hotel, pariwisata, dan transportasi yang terdaftar di BEI.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengambil tiga buah variabel yaitu Profit After Tax
(laba setelah pajak), Cash Flow from Operations (arus kas dari aktivitas
operasi), dan Cash Flow from Investments (arus kas dari aktivitas
investasi) sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak
variabel lain yang dapat mempengaruhi harga saham.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup
tahun 2009-2011.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi
pihak perusahaan, calon investor, dan investor serta peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Agar dapat meningkatkan kepercayaan investor kepada perusahaan, maka
perusahaan harus bisa menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan
78
Universitas Sumatera Utara
menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai
perkembangan perusahaan.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk investor dan calon investor disarankan untuk memanfaatkan
informasi yang telah dipublikasikan oleh perusahaan khususnya informasi
mengenai laporan keuangan untuk
mengetahui bagaimana kondisi
perusahaan. Informasi ini akan berguna untuk kepentingan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dimiliki oleh investor
atau yang akan dimiliki calon investor.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen
seperti, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, kualitas laba dan
variabel lain yang mempengaruhi harga saham. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang
diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi investor
ketika akan mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya,
misalnya: untuk membeli atau menjual saham.
79
Universitas Sumatera Utara
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan
antara variabel dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan desain
kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya (Umar, 2003 : 30). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : laba setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus
kas dari aktivitas investasi, sebagai variabel independen dan harga saham
sebagai variabel dependen.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono,
2004 : 13). Data tersebut juga merupaka data sekunder yaitu data/informasi
yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan dalam kategori restoran, hotel, pariwisata dan transportasi yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011, yakni laporan laba rugi dan arus kas,
melalui situs www.idx.co.id, serta ringkasan kinerja perusahaan yang
diperoleh melalui Indonesia Stock Exchange Fact Book tahun 2009-2011.
3.3 Metode Pengumpulan Data
39
Universitas Sumatera Utara
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua
tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal
akuntansi, serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Tahap kedua yakni mendokumentasikan data sekunder yang diperlukan
berupa laporan-laporan keuangan dan ringkasan kerja yang dipublikasikan
oleh BEI. Data ini diperoleh dari media internet dengan cara men-download
laporan keuangan perusahaan restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi
melalui situs www.idx.co.id, dan dari Indonesia Stock Exchange Fact Book
tahun 2009-2011.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007 : 72) populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri dari : objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2009-2011 dalam interval 1 tahun. Dari
populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Dimana
sampel, menurut Sugiyono (2004 : 73) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik Pengambilan sampel yang diigunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2004:78). Pertimbangan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
40
Universitas Sumatera Utara
1. Perusahaan Restoran, Hotel, Pariwisata dan Transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009, 2010, 2011
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan
(tahun 2009-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap
dari variabel yang diteliti.
Setelah dipilih dengan criteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 24
perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4.1
Proses Seleksi Sampel
KRITERIA
NO
NAMA PERUSAHAAN
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
SAMPEL
1
Anta Express Tour & Travel Service
Tbk
Bayu Buana Tbk
Bukit Uluwatu Villa Tbk
Destinasi Tirta Nusantara Tbk
Eatertainment International Tbk
Fast Food Indonesia Tbk
Grahamas Citrawisata Tbk
Hotel Mandarine Regency Tbk
Hotel Sahid Jaya Tbk
Indonesian Paradise Property Tbk
Island Concepts Indonesia Tbk
Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
Mas Murni Indonesia Tbk
Mas Murni Tbk
Panorama Sentrawisata Tbk
2
3
X
X
X
X
X
Sampel 1
Sampel 12
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Sampel 10
Sampel 11
41
Universitas Sumatera Utara
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Pelita Sejahtera Abadi Tbk
Pembangunan Graha Lestari Indah
Tbk
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
Pioneerindo Gourmet International
Tbk
Plaza Indonesia Realty Tbk
Pudjiadi & Sons Estate Tbk
Pudjiadi Prestige Limited Tbk
Pusako Tarinka Tbk
Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Centris Multi Persada Tbk.
Indonesia Air Transport Tbk.
Buana Listya Tama Tbk.
Pelayaran Tempuran Mas Tbk.
Samudera Indonesia Tbk.
Panorama Transportasi Tbk.
X
X
Sampel 13
Sampel 14
X
3
X
Sampel 15
Sampel 16
Sampel 17
Sampel 18
Sampel 19
X
Sampel 20
Sampel 21
Sampel 22
Sampel 23
Sampel 24
Tabel 3.4.2
Daftar Sampel Penelitian
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
NAMA PERUSAHAAN
Bayu Buana Tbk.
Destinasi Tirta Nusantara Tbk.
Eatertainment Int. Tbk.
Fast Food Indonesia Tbk.
Grahamas Citrawisata Tbk.
Hotel Mandarine Regency Tbk.
Hotel Sahid Jaya Tbk.
Indonesian Paradise Property Tbk.
Island Concepts Indonesia Tbk.
Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.
Mas Murni Indonesia Tbk.
Panorama Sentrawisata Tbk.
Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Plaza Indonesia Realty Tbk.
Pudjiadi & Sons Estate Tbk.
Pudjiadi Prestige Limited Tbk.
Pusako Tarinka Tbk.
Centris Multi Persada Tbk.
Indonesia Air Transport Tbk.
KODE EMITEN
BAYU
PDES
SMMT
FAST
GMCW
HOME
SHID
INPP
ICON
JSPT
MAMI
PANR
PGLI
PJAA
PTSP
PLIN
PNSE
PUDP
PSKT
CMPP
IATA
42
Universitas Sumatera Utara
22.
23.
24.
Panorama Transportasi Tbk.
Pelayaran Tempuran Mas Tbk.
Samudera Indonesia Tbk.
WEHA
TMAS
SMDR
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
(bebas) dab variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain menurut Umar (2003 : 50). Variabel independen (bebas)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak, arus kas
dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi.. variabel
independen disimbolkan dengan “X1” untuk laba setelah pajak, “X2”
untuk arus kas dari aktivitas operasi, dan “X3” untuk arus kas dari
aktivitas investasi.
2. Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen, menurut Umar (2003 : 50).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana
variabel dependen disimbolkan dengan “Y
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.5.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Laba setelah
pajak (X1)
Konsep Variabel
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran perusahaan yang berasal
dari laporan laba rugi tahunan
Indikator
Nilai laba akuntansi
per lembar saham
Arus kas dari
aktivitas
operasi (X2)
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang
berasal dari aktivitas operasi selama
satu tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam
laporan arus kas.
Nilai arus kas aktivitas
operasional per lembar
saham
Arus kas dari
aktivitas
investasi (X3)
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang
berasal dari aktivitas investasi selama
satu tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam
laporan arus kas. Nilai arus kas
aktivitas investasi per lembar saham
rasio
Nilai arus kas aktivitas
investasi per lembar
saham
Harga saham
(Y)
Harga yang dibentuk oleh penjual
dan pembeli saham ketika mereka
memperdagangkan saham di pasar
bursa.
Harga pasar per
lembar saham pada
periode tertentu
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1 Uji Asumsi klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah
44
Universitas Sumatera Utara
dipenuhinya semua asumsi klasik, agar pengujian bersifat tidak bias dan
efisien (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE).
Menurut Ghozali (2005 : 123) asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah:
a.
Berdistribusi normal.
b.
Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara
sempurna ataupun mendekati sempurna.
c.
Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model
regresi tidak saling berkorelasi.
d.
Homokedastisitas, artinya varians variabel independen dari satu
pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
Pengujian tersebut meliputi:
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2005 : 110). Uji ini ditujukan untuk
mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang
akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkahlangkah analisis statisik sehingga kesimpulan yang diambil
dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman tentang data tersebut
mendekati atau merupakan distribusi normal dapat didasarkan
pada analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik
45
Universitas Sumatera Utara
dilakukan
dengan
membandingkan
meilihat
data
grafik
observasi
histogram
dengan
yang
distribusi
yang
mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk
lonceng
dan
grafik
normal
probability
plot
yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan normal probability plot tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas,
b.
Jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
Analisis
statistik
dilakukan
dengan
uji
statistik
nonparametrik Kolmogrov Smirnov (K-S). Bila nilai signifikan
< 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nilai
signifikan > 0,05 berarti distribusi data normal (Ghozali, 2005 :
115).
Distribusi
yang
melanggar
asumsi
normalitas
dapat
dijadikan menjadi bentuk yang normal menurut Jogiyanto (2004
: 172) dengan beberapa cara sebagai berikut :
46
Universitas Sumatera Utara
1. Transformasi data
Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural
(Ln), Log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai
negatif,
transformasi
data
dengan
logaritma
akan
menghilangkannya sehingga jumlah sampel (n) akan berkurang.
2. Trimming
Trimming adalah memangkas atau membuang observasi yang
bersifat outlier.
3. Winzorising
Winzorising mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai
minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya
menjadi normal.
3.6.1.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah
ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling
sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena
“gangguan”
pada
seorang
individu/kelompok
cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama
47
Universitas Sumatera Utara
pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin
Watson statistik. Menurut Ghozali (2002) apabila nilai DW
lebih besar dari pada batas atas (du) maka tidak terdapat
autokorelasi pada model regresi.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2005 :
105) deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik
Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur,
maka telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan
jika terjadi heterokedastisitas, yaitu:
1.
Transformasi
dalam
bentuk
model
regresi
dengan
membagi model regresi dengan salah satu variabel
independen yang digunakan dalam modal tersebut,
2.
Transformasi logaritma.
48
Universitas Sumatera Utara
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan
tidak
terjadinya
korelasi
diantara
variabel
independen.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabelvariabel independen antara yang satu dengan yang lainnya.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi menurut Ghozali (2005 : 91) dapat dilihat dari :
1.
Nilai Tolerance dan lawannya
2.
Variance inflation factor
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variablitias variabel independen
yang terpilih tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi
(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Cara untuk
mengatasi masalah jika terjadi multikolinearitas, yaitu :
1.
Mengeluarkan satu atau lebih variabel dependen yang
mempunyai korelasi tinggi dari model-model regresi dan
identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu
prediksi
49
Universitas Sumatera Utara
2.
Menggabungkan data cross section dan time series
(pooling data)
3.
Menambah data penelitian
3.6.2. Pengujian Hipotesis
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan
arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman
dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, maka digunakan analisis statistik, yaitu:
3.6.2.1 Metode Regresi Linear Berganda
Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = α+β1X1+β2X2+β3X3 +µ
Keterangan :
Y
=
α
= Konstanta.
β1,β2,β3
Harga saham.
= Koefisien regresi X1, X2, X3.
X1
= Nilai arus kas dari laba setelah pajak per lembar saham.
X2
= Nilai arus kas dari aktivitas operasi per lembar saham.
X3
= Nilai arus kas dari aktivitas investasi per lembar saham.
µ
= Tingkat kesalahan pengganggu.
50
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.2.1
Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak)
maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan
uji statistik F dan uji statistik t.
3.6.2.2.1.1. Uji t (uji secara parsial)
Uji secara parsial untuk menguji setiap
variabel bebas atau independent variable (Xi)
apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap
variabel tidak bebas atau dependent variable (Yi).
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : bi = 0, artinya informasi laba setelah
pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas
investasi,
secara
parsial
tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan
restoran,
hotel,
pariwasata
dan
transportasi yang terdaftar di BEI.
Ha : bi ≠ 0, artinya informasi laba setelah
pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
restoran, hotel, pariwasata dan transportasi yang
terdaftar di BEI.
51
Universitas Sumatera Utara
Dengan
menggunakan
tingkat
signifikan
(alpha) 5% dan derajat kebebasan ≥
(df)20,
kemudian dibandingkan t tabel dengan thitung
untuk menguji signifikansi pengaruh.
Apabila
nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak.
3.6.2.2.1.2 Uji F (uji secara serentak)
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independensecara bersamasama terhadap variabel dependen.
Bentuk
pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0 artinya informasi laba
setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, arus
kasdari aktivitas investasi secara bersama-sama
tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan restoran, hotel, pariwasata dan
transportasi terdaftar di BEI.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya informasi arus
kas dari aktivitas operasi, arus kasdari aktivitas
investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan
secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan restoran,
hotel, pariwasata dan transportasi yang terdaftar
di BEI.
52
Universitas Sumatera Utara
Pengujian
signifikansi
dilakukan
dengan
mengamati Fhitung pada nilai signifikan (alpha)
5%.
Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka H0
ditolak.
53
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan
regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan
memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 24 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati
selama periode 2009-2011.
Tabel 4.1.1
Daftar Sampel Perusahaan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Perusahaan
Bayu Buana Tbk.
Destinasi Tirta Nusantara Tbk.
Eatertainment Int. Tbk.
Fast Food Indonesia Tbk.
Grahamas Citrawisata Tbk.
Hotel Mandarine Regency Tbk.
Hotel Sahid Jaya Tbk.
Indonesian Paradise Property Tbk.
Island Concepts Indonesia Tbk.
Kode
BAYU
PDES
SMMT
FAST
GMCW
HOME
SHID
INPP
ICON
54
Universitas Sumatera Utara
10 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.
11 Mas Murni Indonesia Tbk.
12 Panorama Sentrawisata Tbk.
Pembangunan Graha Lestari Indah
13 Tbk.
14 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Pioneerindo Gourmet International
15 Tbk.
16 Plaza Indonesia Realty Tbk.
17 Pudjiadi & Sons Estate Tbk.
18 Pudjiadi Prestige Limited Tbk.
19 Pusako Tarinka Tbk.
20 Centris Multi Persada Tbk.
21 Indonesia Air Transport Tbk.
22 Panorama Transportasi Tbk.
23 Pelayaran Tempuran Mas Tbk.
24 Samudera Indonesia Tbk.
JSPT
MAMI
PANR
PGLI
PJAA
PTSP
PLIN
PNSE
PUDP
PSKT
CMPP
IATA
WEHA
TMAS
SMDR
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan IDX Fact Book 20102012. Variabel dari penelitian ini terdiri dari terdiri Profit After Tax
(Laba setelah Pajak), Cash Flow From Operations (Arus Kas Operasi),
dan Cash Flow From Investments (Arus Kas Investasi) sebagai variabel
bebas (independen) dan Close Price/Stock Price (Harga Saham)
sebagai variabel terikat (dependen). Statistik deskriptif dari variabel
tersebut dari sampel perusahaan restoran, hotel, pariwisata, dan
transportasi selama periode 2009 sampai dengan tahun 2011 disajikan
dalam tabel berikut:
55
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2.1.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009-2011
Descriptive Statistics
Mean
Std.
Deviation
N
Minimum Maximum
Profit After Tax
72
-1.79E11
5.03E11
3.6152E10
9.09776E10
Cash Flow From
Operations
72
-6.11E10
4.17E11
3.7426E10
9.01860E10
Cash Flow From
Investments
72
-4.62E11
1.96E11
-2.3095E10
8.45265E10
Stock Price
72
50.00
9950.00
993.8194
1790.74511
Valid N (listwise)
72
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Profit After Tax (PAT),
Cash Flow From Operation (CFO), Cash Flow From Investment (CSI)
memiliki nilai minimum negatif, sedangkan variabel Stock Price (SP)
memiliki nilai minimum positif.
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
1. Variabel PAT memiliki nilai minimum -1.79E11 dan nilai
maksimum 5.03E11. dengan rata-rata PAT per lembar saham
3.6152E10 dengan jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
2. Variabel CFO memiliki nilai minimum -6.11E10 dan nilai
maksimum 4.17E11. dengan rata-rata CFO per lembar saham
dengan jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
56
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel CFI memiliki nilai minimum -4.62E11 dan nilai maksimum
1.96E11. dengan rata-rata CFI per lembar saham -2.3095E10 dengan
jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
4. Variabel SP memiliki nilai minimum 50.00 dan nilai maksimum
9950.00. dengan rata-rata SP per lembar saham 993.8194 dengan
jumlah sampel sebanyak 72 perusahaan.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian
normalitas
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan uji statistik non parametrik KolmogorovSmirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 maka H0 ditolak.
57
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2.2.1.1
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
72
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1.51035263E3
Absolute
.285
Positive
.285
Negative
-.225
Kolmogorov-Smirnov Z
2.422
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nila
Kolmogorov-Smirnov adalah 2,422 dan signifikansi pada 0,005
maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena
p = 0.005 < 0.5. Ada beberapa cara mengubah model regresi
menjadi normal menurut Jogiyanto (2004 : 172) yaitu :
1. Dengan melakukan transformasi data
2. Lakukan Trimming
3. Lakukan Winsorizing
58
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal.
Penulis melakukan transformasi data ke model LN Harga
Saham dari persamaan Harga Saham = f(PAT, CFO, CFI),
menjadi LN Harga Saham = f(LN_PAT, LN_CFO, LN_CFI).
Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.
Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Tabel 4.2.2.1.2
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
One-Sample Komogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
9
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.63140733
Absolute
.138
Positive
.138
Negative
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
.414
Asymp. Sig. (2-tailed)
.995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel diatas besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S)
adalah 0.414 dan signifikansi pada 0.995 sehingga dapat
fisimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi
secara normal, dimana nilai signifikansinya > 0.05 (p = 0.995 .
59
Universitas Sumatera Utara
0.05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara
normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik
histogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Gambar 4.2.2.1.1
Histogram (Setelah data ditransformasi)
60
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2.2.1.2
Grafik Normal P-Plot (Setelah Data ditransformasi
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas
dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik
histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis
diagonal yang tidak melenceng (skewness) ke kiri maupun ke
kanan atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan
menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat
titik-titik
menyebar
disekitar
garis
diagonal
serta
penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga
61
Universitas Sumatera Utara
dapat
disimpulkan
bahwa
data
dalam
model
regresi
terdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas
yang masih dapat ditolerir yaitu : Tolerance > 0.10 ; Variance
Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil
pengujian
Tabel 4.2.3.1
Coefficients untuk LN Harga Saham = f(LN_PAT, LN_CFO, LN_CFI)
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
LN Profit After Tax
.839
1.192
LN Cash Flow From
.543
1.841
.486
2.059
Operations
LN Cash Flow From
Investments
Sumber : Data yang diolah penulis, 2012.
62
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel
independen memiliki nilai tolerance > 0.10 yaitu 0.839 untuk
LN Profit After Tax. 0.543 untuk LN Cash Flow From
Operations dan 0.486 untuk LN Cash Flow From Investments
yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel Independen.
Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama
dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10
yaitu 1.192 untuk LN Profit After Tax, 1.841 untuk LN Cash
Flow From Operations, 2.059 untuk LN Cash Flow From
Investments.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang
dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
63
Universitas Sumatera Utara
maka
tidak
terhadi
heteroskedastisitas
atau
terjadi
scatterplot
untuk
homoskedastisitas.
Berikut
ini
dilampirkan
grafik
menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik
pada gambar.
Gambar 4.2.2.3.1
Scatterplot
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
64
Universitas Sumatera Utara
0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titiktitik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain
dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan
data observasi yang lain.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun
berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan
pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan
nilai uji Durbin-Watson. Untuk uji Durbin-Watson memiliki
ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl
2. Tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du
3. Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – dl < d < 4
4. Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
5. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4
– du.
65
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2.2.4.1
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
1
a.
R
R Square
.812a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.660
.456
.79867
Durbin-Watson
2.077
Predictors: (Constant), LN Cash Flow From Investments, LN Profit After Tax, LN Cash Flow
From Operations
b.
Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012
Tabel 4.2.2.4.1 Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n =
9; k – 1 = 3 adalah dL = 0,455 dan dU = 2,128. Hasil
pengolahan data menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar
2,077 dan nilai tersebut berada di antara dU dan (4 – dU) atau
2,077 lebih besar dari 0,455 dan 2,077 lebih kecil dari 2,128
maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier
tersebut tidak terdapat Autokorelasi atau tidak terjadi korelasi
di antara kesalahan penggangu.
4.3 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi
yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis
regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi
66
Universitas Sumatera Utara
berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17,
maka diperoleh hasil sebagai berikut
4.3.1 Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear,
dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh
LN_PAT, LN_CFO, LN_CFI terhadapa LN Harga Saham. Hasil
regresi dapat dilihat pada tabel 4.3.1.1 berikut ini:
Tabel 4.3.1.1
Analisis Hasil Regresi
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
LN Profit After Tax
LN Cash Flow From
Std. Error
1.614
3.267
.336
.119
-.176
.023
Beta
t
Sig.
.494
.642
.808
2.835
.036
.158
-.394
-1.114
.316
.167
.053
.140
.894
Operations
LN Cash Flow From
Investments
a. Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Berdasarkan tabel diatas, didapatlah persamaan regresi sebagai
berikut:
LN Harga Saham = 1,614 + 0.336 LN PAT + ( - 0,176 LN CFO ) + 0,023 LN CFI
+e
67
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan
untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen yaitu harga saham sebagai berikut:
1. Nilai konstanta 1,614 menunjukan bahwa nilai variabel yang
digunakan dalam model adalah nol maka rata-rata harga saham
bernilai positif sebesar 1,614.
2. LN Profit After Tax (laba setelah pajak) menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan dengan
koefisien regresi sebesar 0,336. Hal ini berarti kenaikan 1
persen dari Profit After Tax maka harga saham akan mengalami
kenaikan sebesar 0,336 persen.
3. LN Cash Flow From Operations (arus kas dari aktivitas
operasi) menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap harga saham perusahaan
dengan koefisien regresi
sebesar -0,176. Tanda negatif pada koefisien regresi ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada
variabel Cash Flow from Operations akan mengakibatkan
penurunan pada variabel harga saham
4. LN Cash Flow From Investments (arus kas dari aktivitas
investasi) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham perusahaan dengan koefisien regresi
sebesar 0,023. Hal ini berarti kenaikan 1 persen dari Cash Flow
68
Universitas Sumatera Utara
from Investments maka harga saham akan mengalami kenaikan
sebesar 0,0023 persen.
4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi
atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada
di atas 0,5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R
square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin
mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki
kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada
penambahan
satu
variabel
independen
meskipun
variabel
independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3.2.1
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
1
c.
R
R Square
.812a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.660
.456
.79867
Durbin-Watson
2.077
Predictors: (Constant), LN Cash Flow From Investments, LN Profit After Tax, LN Cash Flow
From Operations
d.
Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R square sebesar
0,660 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga
saham (LN Harga Saham) dengan variabel independennya
(LN_PAT, LN_CFO, dan LN_CFI) kuat karena berada diatas 0,5.
Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,456.
Hal ini berarti 45,6% variasi atau perubahan dalam harga saham
dapat dijelaskan oleh variasi dari laba setelah pajak, arus kas dari
aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas investasi, sedangkan
sisanya 54,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of
Estimate (SEE) adalah 0,79867 yang mana semakin besar SEE alan
membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
70
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model
regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).
4.3.3.1 Uji t (t Test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan
setiap
variabel
independennya.
Berdasarkan
hasil
pengolahan SPSS versi 17, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.3.3.1.1
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
LN Profit After Tax
LN Cash Flow From
Std. Error
1.614
3.267
.336
.119
-.176
.023
Beta
t
Sig.
.494
.642
.808
2.835
.036
.158
-.394
-1.114
.316
.167
.053
.140
.894
Operations
LN Cash Flow From
Investments
a. Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk
variabel Profit After Tax (laba setelah pajak) sebesar 2,835
dengan nilai signifikan 0,036, sedangkan ttabel adalah
71
Universitas Sumatera Utara
2,44691, sehingga thitung > ttabel (2,835 > 2,44691), maka
Profit After Tax secara parsial mempengaruhi harga saham.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil
dari 0,05 (0,036 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya Profit After Tax berpengaruh signifikan positif
terhadap harga saham (close price).
Cash Flow From Operations (arus kas dari aktivitas
operasi) memiliki thitung sebesar -1,114 dengan nilai
signifikan 0,36 sedangkan ttabel adalah 2,44691 sehingga
thitung < ttabel ( -1,114 < 2,44691), maka arus kas dari aktivitas
operasi secara parsial tidak mempengaruhi harga saham.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar
dari 0,05 ( 0,316 > 0,05) artinya arus kas dari aktivitas
operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk
variabel Cash Flow from Investments (arus kas dari aktivitas
investasi)
sebesar
0,140
sedangkan
ttabel
adalah
2,44691sehingga thitung < ttabel (0,140 < 2,44691), maka arus
kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga
saham secara parsial. Signifikansi penelitian menunjukkan
angka lebih besar dari 0,05 yaitu 0,894 ( 0,894 > 0,05), yang
72
Universitas Sumatera Utara
berarti arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.
4.3.3.2 Uji F ( F test)
Untuk melihat pengaruh dari laba setelah pajak, arus kas
operasi, dan arus kas investasi terhadap harga saham secara
simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS 17, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3.3.2.1
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
6.183
3
2.061
Residual
3.189
5
.638
Total
9.372
8
F
3.231
Sig.
.120a
a. Predictors: (Constant), LN Cash Flow From Investments, LN Profit After Tax, LN Cash Flow
From Operations
b. Dependent Variable: LN Harga Saham
Sumber: Data yang diolah penulis, 2012.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar
3,231 dengan tingkat signifikansi 0,120, sedangkan Ftabel
sebesar 4,76 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa laba setelah pajak, arus
kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi
73
Universitas Sumatera Utara
tidak berperngaruh secara simultan dan signifikan terhadap
harga saham karena Fhitung < Ftabel ( 3,231 < 4,76).
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai adjusted R square sebesar 0,456. Hal ini berarti bahwa 45,6%
variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari
laba setelah pajak, arus kas operasi, dan arus kas investasi, sedangkan sisanya
sebesar 54,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian.
Variabel lain yang juga dapat mempengaruhi harga saham, salah satunya
adalah Earning Per Share (EPS). Seorang investor dalam melakukan
investasi cenderung memperhatikan Earning Per Share (EPS) yang dimiliki
perusahaan.
Hal ini dapat disebabkan karena jika perusahaan memiliki Earning per
Share (EPS) yang cenderung naik maka kemungkinan keuntungan yang
didapat investor akan lebih besar daripada resiko kerugian yang mungkin
terjadi. Sehingga faktor pendapatan dari perusahaan sangat berpengaruh
terhadap kecenderungan investor untuk menanamkan modalnya. EPS
merupakan salah satu rasio yang merupakan rasio pasar yang merupakan
hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh para pemegang saham untuk
lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan.
Dengan demikian besarnya EPS dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
keberhasilan. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut
74
Universitas Sumatera Utara
mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada para
pemegang saham.
Deviden Payout Ratio (DPR) juga dapat mempengaruhi harga saham.
Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi mereka berminat pada
rasio pembayaran deviden (Deviden Payout Ratio) , yakni presentase laba
saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk deviden.
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, diketahui bahwa secara
parsial laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi dan investasi tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Muhammad Hamzah (2010) yang menemukan bahwa laba
akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
Ini berarti pihak investor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
investasinya juga memperhatikan laba setelah pajak perusahaan tempat
investor akan berinvestasi. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian Elvis (2010) yang menunjukkan bahwa secara parsial arus kas dari
aktivitas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya pengaruh laba akuntansi,
arus kas operasi, dan arus kas investasi secara simultan terhadap harga
saham. Dari hasil penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai panduan
untuk membantu penyelesaian penelitian ini, keduanya memiliki hasil yang
menunjukkan bahwa laba, arus kas operasi, dan arus kas investasi secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. hasil tersebut
75
Universitas Sumatera Utara
tidak sejalan dengan hasil penelitian ini. Hal tersebut dapat disebabkan
berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian dimana Muhammad
Hamzah (2010) menggunakan data perusahaan pada periode 2004-2007
sedangkan penulis menggunakan data periode 2009-2011, dan mungkin juga
dikarenakan perbedaan jenis perusahaan yang diteliti, dimana Elvis (2010)
meneliti perusahaan perbankan, sedangkan penulis meneliti perusahan
restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi.
Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori sinyal, yang
menyatakan bahwa pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang
sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan
demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga
saham. dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba setelah pajak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
76
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
pengaruh informasi laba akuntansi dan arus kas baik secara simultan maupun
parsial.
1. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dari laba setelah pajak terhadap harga saham perusahaan
restoran, hotel, pariwisata dan transportasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi yang
dimiliki, laba setelah pajak dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi
investor. Hasil ini sejalan dengan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian terdahulu oleh Muhammad Hamzah (2010). Namun, arus kas
operasi dan arus kas investasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan restoran, hotel, pariwisata, dan transportasi
yang terdaftar di BEI, sehingga disimpulkan informasi arus kas dari
aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi bukanlah merupakan
hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang baik oleh
investor dalam membuat keputusan untuk membeli atau menjual investasi
yang dimilikinya.
77
Universitas Sumatera Utara
2. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari laba setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, dan
arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham perusahaan restoran,
hotel, pariwisata, dan transportasi yang terdaftar di BEI.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengambil tiga buah variabel yaitu Profit After Tax
(laba setelah pajak), Cash Flow from Operations (arus kas dari aktivitas
operasi), dan Cash Flow from Investments (arus kas dari aktivitas
investasi) sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak
variabel lain yang dapat mempengaruhi harga saham.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup
tahun 2009-2011.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi
pihak perusahaan, calon investor, dan investor serta peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Agar dapat meningkatkan kepercayaan investor kepada perusahaan, maka
perusahaan harus bisa menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan
78
Universitas Sumatera Utara
menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai
perkembangan perusahaan.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk investor dan calon investor disarankan untuk memanfaatkan
informasi yang telah dipublikasikan oleh perusahaan khususnya informasi
mengenai laporan keuangan untuk
mengetahui bagaimana kondisi
perusahaan. Informasi ini akan berguna untuk kepentingan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dimiliki oleh investor
atau yang akan dimiliki calon investor.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen
seperti, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, kualitas laba dan
variabel lain yang mempengaruhi harga saham. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang
diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi investor
ketika akan mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya,
misalnya: untuk membeli atau menjual saham.
79
Universitas Sumatera Utara