RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 | Salikunna | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7929 26039 1 PB

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI
DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA
PALU TAHUN 2012
Nur Asmar Salikunna*, Ichsan Noor**
*
**

Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako

ABSTRACT
Hypertension is still a common health problem worldwide. Hypertension and chronic kidney
disease is closely related. The use of hypertension rationally in hypertension patients accompanied
with chronic kidney disease is highly important to reduce the risk of cardiovascular event and delay
the progression damage of renal.
To know the rationality of using antihypertensive drugs in hypertension patients with chronic

kidney disease in hospitalized patients in RSUD Undata Palu in 2012.
This study is a descriptive retrospective study with medical record as a source of data with the
amount of sample 95 and taken by consecutive sampling method. The analysis used in the study is
analysis of patient description and analysis of rationality.
From the patient description it was obtained that 6,3% patients were at age 60 years old. According to sex, 54,7% were male and 45,3% were female. 23,2%
samples reached the target blood pressure, oppositely, 76,8% did not reach the target blood pressure.
50,5% patients were discharged with a good condition, and 49,5% were not fully recovered when they
discharged. Combination of CCB and diuretic were mostly prescribed, with percentage of 42,1%, CCB
25,3%, diuretic 23,2%, combination of diuretic, CCB, and ACE inhibitor 4,2%, combination of CCB
and ACE inhibitor 3,2%, combination of diuretic and ACE inhibitor 2,1%. From the analysis of
rationality of medication, it is obtained 100% appropriate indication, 96,8% appropriate patient,
100% appropriate medication, 91,6% appropriate dose and rationality 88,4%.
The rationality of the use of antihypertensive drugs in hypertension patients with chronic renal
disease in hospitalized patients in RSUD Undata Palu in 2012 is 88,4%. This number is a result from
the criteria appropriate patient and appropriate doses which is not fulfilled properly.
Keywords: Rationality of Treatment, Antihypertensive, Hypertension, Chronic kidney disease

17

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

ABSTRAK
Hipertensi merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Hipertensi dan penyakit ginjal kronik
memiliki kaitan erat. Penggunaan antihipertensi secara rasional pada pasien hipertensi dengan penyakit
ginjal kronik sangat penting dalam mengurangi risiko terjadinya kardiovaskular dan memperlambat
progresi kerusakan ginjal.
Mengetahui rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit
ginjal kronik di RSUD Undata Palu tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik
sebagai sumber data dengan jumlah sampel sebanyak 95 orang diambil secara Consecutive sampling.
Analisis hasil penelitian berupa analisis deskripsi pasien dan analisis rasionalitas.
Dari deskripsi pasien didapatkan 6,3% pasien pada umur 60 tahun 17,9%. Laki-laki 54,7% dan perempuan 45,3%. Mencapai
tekanan darah target 23,2%, tidak mencapai tekanan darah target 76,8%. Pasien pulang keadaan
membaik 50,5% dan belum sembuh 49,5%. Kombinasi CCB dan diuretik paling banyak diresepkan
yaitu 42,1%, CCB 25,3%, diuretik 23,2%, kombinasi diuretik, CCB dan ACE inhibitor 4,2%,
kombinasi CCB dan ACE inhibitor 3,2%, kombinasi diuretik dan ACE inhibitor 2,1%. Analisis

rasionalitas pengobatan didapatkan: tepat indikasi 100%, tepat pasien 96,8%, tepat obat 100%, tepat
dosis 91,6% dan rasionalitas 88,4%.
Rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di
instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4% akibat tidak terpenuhinya kriteria
tepat pasien dan tepat dosis.

Kata kunci:

Rasionalitas pengobatan, Antihipertensi, Hipertensi, Penyakit ginjal kronik

18

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

A.

merupakan


PENDAHULUAN
Hipertensi

dan

mortalitas tertinggi pada pasien penyakit ginjal

masalah kesehatan dengan angka kejadian

kronik dengan hipertensi yang tidak ditangani

tinggi, berkaitan dengan angka mortalitas dan

dengan tepat.

yang

salah

morbiditas


satu

morbiditas

merupakan

penyebab

Mei 2014

ditimbulkan

akibat

Penggunaan obat yang rasional adalah

munculnya komplikasi, terutama berkaitan

penggunaan


dengan penyakit kardiovaskular. Pengobatan

kebutuhan klinis pasien dalam jumlah, masa,

yang tepat untuk mencapai tekanan darah

dan dengan biaya terendah.[4] Penggunaan obat

target merupakan hal yang penting dalam

harus diberikan dengan tepat pasien, tepat

mencegah komplikasi yang bisa muncul. Hasil

indikasi, tepat obat, tepat dosis dan senantiasa

Riset

waspada terhadap kemungkinan terjadinya


Kesehatan

Balitbangkes
prevalensi

tahun
hipertensi

Dasar

(Riskesdas)

2007

menunjukkan

nasional

obat


yang

sesuai

dengan

efek samping obat yang tidak diinginkan.

mencapai

31,7%. Insiden hipertensi juga menempati

B.

METODE

urutan ke-7 dari 10 besar penyakit rawat inap

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan


di rumah sakit selama tahun 2010, dan urutan

dengan menganalisis data sekunder berupa

ke-8 dari 10 besar pe nyakit rawat jalan di

rekam medis, serta memperhatikan kaidah dan

rumah sakit selama tahun 2010.

etika dalam melakukan penelitian. Penelitian

Salah satu penyakit yang memiliki

ini merupakan penelitian deskriptif dengan

kaitan erat dengan hipertensi adalah penyakit

pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel


ginjal

dilakukan

kronik.

Dimana

hipertensi

yang

dengan

teknik

Consecutive

berkepanjangan dapat berujung pada penyakit


sampling, yaitu memasukkan kriteria yang

ginjal stadium akhir, demikian pula kerusakan

memenuhi kriteria yang ditetapkan.

ginjal yang berat juga dapat menimbulkan

Analisis data berupa analisis univariat

hipertensi. Hipertensi merupakan komplikasi

yang terdiri atas analisis deskripsi pasien dan

umum pada penyakit ginjal kronik dan

analisis rasionalitas penggunaan antihipertensi

biasanya berkembang dengan peningkatan

pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal

kerusakan ginjal dan memiliki komplikasi

kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata

yang berbahaya jika tidak ditangani dengan

Palu tahun 2012 dengan membandingkan hasil

tepat. Hipertensi yang tidak ditangani dengan

yang didapatkan dengan panduan pelayanan

tepat meningkatkan risiko kejadian penyakit

medik PAPDI dan literatur lain yang terkait.

kardiovaskular, misalnya hipertrofi ventrikel

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

serta penurunan fungsi ginjal lebih cepat.

maret-april tahun 2013. Tempat penelitian

Hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati

adalah di RSUD Undata Palu.

19

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

C.

Mei 2014

perempuan 45,3%. Sebesar 23,2% mencapai

HASIL DESKRIPSI PASIEN

tekanan darah target, 50,5% pulang dengan
Hasil penelitian menggunakan data dari 95
pasien dengan deskripsi yang mencakup umur,
jenis kelamin, pencapaian tekanan darah
target,

keadaan

pulang

serta

keadaan membaik, dan pasien paling banyak
mendapatkan kombinasi diuretik & CCB
sebesar 42,1%.

distribusi

frekuensi obat yang diberikan yang disajikan
pada tabel 1.

RASIONALITAS

PENGGUNAAN

ANTIHIPERTENSI
Rasionalitas dan kriteria

Tabel 1. Deskripsi pasien berdasarkan

antihipertensi

ketepatan

umur, jenis kelamin, pencapaian tekanan

penggunaan

pada

pasien

darah, keadaan pulang dan antihipertensi

hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di

yang diberikan

instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun
2012 disajikan pada tabel berikut.

Frekuensi Persentase (%)
Umur (tahun)
60
Total
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Pencapaian tekanan darah
Mencapai target
Tidak mencapai target
Total
Keadaan pulang
Membaik
Belum sembuh
Total
Antihipertensi yang diberikan
Diuretik
Calcium Channel Blocker (CCB)
Diuretik & CCB
Diuretik & ACE inhibitor
CCB & ACE inhibitor
Diuretik, CCB & ACE inhibitor
Total

6
12
28
32
17
95

6.3
12.6
29.5
33.7
17.9
100

Tabel 2. Kriteria ketepatan dan rasionalitas

52
43
95

54.7
45.3
100

tahun 2012

22
73
95

23.2
76.8
100

48
47
95

50.5
49.5
100

22
24
40
2
3
4
95

23.2
25.2
42.1
2.1
3.2
4.2
100

Pada tabel 1 diatas didapatkan proporsi

penggunaan antihipertensi pada pasien
hipertensi dengan PGK berdasarkan umur
yang dirawat inap di RSUD Undata Palu

Kriteria ketepatan
Indikasi

Pasien

Obat

Rasionalitas
Dosis

Total
Umur
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
(tahun) Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Rasional
tepat
tepat
tepat
tepat
Rasional
%

%

%

% % % %

%

%

%

%

6.3

0

6.3 0.0 6.3 0 6.3

0

6.3

0

6.3

31-40 12.6 0 12.6 0.0 12.6 0 12.6 0

12.6

0

12.6

41-50 29.5 0 27.4 2.1 29.5 0 29.5 0

27.4

2.1 29.5

51-60 33.7 0 33.7 0.0 33.7 0 33.7 0

33.7

0

>60

17.9 0 16.8 1.1 17.9 0 9.5 8.4

8.4

9.5 17.9

Total

100 0 96.8 3.2 100 0 91.6 8.4

88.4

11.6 100

60 tahun
sebanyak 1 pasien (1,1%). Kriteria ketepatan
obat

didapatkan

100%

tepat,

sedangkan

ketepatan dosis sebanyak 87 pasien (91,6%)
yang memenuhi kriteria tepat dosis dan 8
pasien (8,4%) tidak sesuai kriteria tepat dosis.
Berdasarkan
ketepatan

kelompok
dosis

yang

umur,
tidak

kriteria
terpenuhi

Rasionalitas

Indikasi Pasien Obat Dosis
Total
Jenis
Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak
kelamin Tepat Tepat Tepat Tepat Rasional
tepat tepat tepat tepat
Rasional
% % % % % % % % %

%

%

Laki-laki 54.7 0 51.6 3.2 54.7 0 48.4 6.3 45.2 9.5

54.7

Perempuan 45.3 0 45.3 0 45.3 0 43.2 2.1 43.2 2.1

45.3

Total 100 0 96.8 3.2 100 0 91.6 8.4 88.4 11.6

100

seluruhnya berada pada kelompok umur >60

Ket:

tahun.

ketidaktepatan berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan

analisis

didapatkan

penggunaan obat yang rasional pada 84 pasien

: Persentase jenis

Pada tabel 2 diatas didapatkan bahwa

(88,4%) dan 11 pasien (11,6%) yang tidak

ketidaktepatan

rasional.

umur,

ketepatan pasien dan ketepatan dosis. Kriteria

penggunaan obat yang dikategorikan tidak

ketepatan pasien tidak terpenuhi pada 3 pasien

21

Berdasarkan

kelompok

didapatkan

pada

kriteria

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

(3,2%) dan seluruhnya terjadi pada pasien

pada pasien. Dari data pasien didapatkan

berjenis kelamin laki-laki. Kriteria ketepatan

kontraindikasi

dosis juga tidak terpenuhi sebanyak 8 pasien

pemberian furosemide pada pasien yang

(8,4%) terdiri atas 6 pasien (6,3%) berjenis

mengalami anuria. Sedangkan untuk obat yang

kelamin laki-laki dan 2 pasien (2,1%) berjenis

lainnya tidak ditemukan adanya kontraindikasi

kelamin

pada pasien. Akan tetapi, data ini memiliki

perempuan.

Ketidaktepatan

ini

yang

ditemukan

adalah

menyebabkan adanya penggunaan obat yang

kekurangan

tidak rasional sebanyak 11 pasien (11,6%)

menggambarkan

yang terdiri atas 9 pasien (9,5%) berjenis

sebenarnya mengingat data yang digunakan

kelamin laki-laki dan 2 pasien (2,1%) berjenis

adalah data sekunder berupa rekam medik.

kelamin perempuan.

karena

tidak

kondisi

pasien

dapat
yang

Hasil analisis untuk ketepatan obat
adalah

100%

tepat.

Menurut

panduan

PEMBAHASAN

pelayanan medik PAPDI, pasien hipertensi

Ketepatan indikasi artinya pemberian

dengan penyakit lainnya (termasuk penyakit

obat harus berdasarkan adanya indikasi serta

ginjal kronik), baik golongan diuretik, CCB,

dengan diagnosis yang akurat. Pada penelitian

ARB, ACE inhibitor, dan Beta blocker dapat

ini didapatkan ketepatan indikasi adalah 100%

digunakan bila diperlukan. Adapun golongan

tepat. Menurut panduan pelayanan medik

obat yang digunakan adalah dari golongan

PAPDI, terapi obat antihipertensi pada pasien

diuretik, CCB dan ACE inhibitor, sehingga

hipertensi dengan penyakit ginjal kronik dapat

ketepatan

diberikan jika pasien tidak mencapai tekanan

diberikan pada pasien hipertensi dengan

darah target yaitu 60 tahun

antihipertensi

sebanyak 9 pasien (9,5%) yang terdiri dari 8

dengan penyakit ginjal kronik di instalasi

pasien (8,4%) tidak memenuhi ketepatan dosis

rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012

dan

adalah 91,6%.

1

pasien

tidak

memenuhi

kriteria

ketepatan pasien, sedangkan pada kelompok

5.

pada

pasien

hipertensi

Rasionalitas penggunaan antihipertensi

umur 41-50 tahun didapatkan sebanyak 2

pada pasien hipertensi dengan penyakit

pasien (2,1%) yang mendapatkan pengobatan

ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD

yang tidak rasional karena tidak memenuhi

Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4%.

ketepatan pasien. Banyaknya penggunaan obat
yang tidak rasional pada pasien lanjut usia
(>60 tahun) paling banyak disebabkan tidak

23

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

Saran yang dapat diberikan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan adalah bagi
institusi

setempat

agar

lebih

mempertimbangkan penggunaan antihipertensi
yang lebih rasional pada pasien dengan
penyakit ginjal kronik terkait pentingnya
pengontrolan hipertensi pada pasien penyakit
ginjal kronik. Selain itu, bagi peneliti lain
perlu diadakan penelitian lebih lanjut secara
prospektif mengenai variabel-variabel yang
lebih luas agar dapat diketahui keadaan pasien
pada saat penelitian.

24

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

F.

Mei 2014

DAFTAR PUSTAKA
5. Martono HH, Nasution I, Andayani R.
DL,

Penggunaan obat secara rasional

Braunwald E, Hauser SL, Jameson

pada usia lanjut. In: Pranarka K,

JL, Loscalzo J, editors. Harrison’s

Martono

Principles of Internal Medicine 17th

Geriatri (IlmuKesehatan usia Lanjut).

Edition. USA: McGraw-Hills; 2008

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.

1. Fauci

AS,

Kasper

DL,

Longo

2. Guyton AC, Hall J. Buku ajar fisiologi
kedokteran

edisi

11.

Jakarta:

H,

Buku

Ajar

6. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya
IP, Nafrialdi, Mansjoer A, editors.
Panduan

EGC;2008

editors.

Pelayanan

Perhimpunan

Dokter

Medik
Spesialis

3. Katzung BG, editor. Farmakologi Dasar

Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta:

dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC;

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

2011

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Indonesia; 2006.

4. Kementerian
Indonesia.

Kesehatan

Republik

Profil

Kesehatan

7. World Health Organization. Guide to Good

Indonesia 2010. 2011 [Cited 2012

Prescribing. Yogyakarta: (Reprinted

Dec

by) Gadjah Mada University 2006

20].

Available

From:

http//:www.depkes.go.id.

25

Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik Rawat Inap di RS Haji Medan Tabun 1999 - 2003

0 23 74

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 1 10

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 4 7

DAFTAR PUSTAKA Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 2 4

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009.

0 1 15

RASIONALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 | Sari | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7933 26055 1 PB

0 0 7

IDENTIFIKASI VARIASI BAKTERI PADA NASAL KANUL DI RUANG ICU RSUD UNDATA TAHUN 2015 | Pertiwi | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8018 26353 1 PB

3 9 9

PARAMETER PROGNOSIS PERBAIKAN FUNGSI GINJAL PADA PASIEN OBSTRUKSI UROPATI. | Aristo | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9271 30283 1 PB

0 1 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 | Bangkele | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8029 26387 1 PB

0 1 11