IDENTIFIKASI VARIASI BAKTERI PADA NASAL KANUL DI RUANG ICU RSUD UNDATA TAHUN 2015 | Pertiwi | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8018 26353 1 PB

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

September 2015

IDENTIFIKASI VARIASI BAKTERI PADA NASAL KANUL DI
RUANG ICU RSUD UNDATA TAHUN 2015
Bulan Putri Pertiwi*, M. Sabir**,
* Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
** Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Latar Belakang. Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seorang pasien
yang secara fisik sudah lemah sulit terhindari. Rumah sakit adalah tempat yang
rentan terjadinya infeksi nosokomial. Intensive Care Units (ICU) merupakan area
dengan risiko besar untuk terjadinya infeksi nosokomial. Penggunaan nasal kanul
merupakan salah satu terapi oksigen yang sering digunakan di ruang ICU dan
berpotensi sebagai media penyebaran infeksi nosokomial.
Tujuan. Untuk mengidentikasi variasi bakteri pada nasal kanul di Ruang ICU
RSUD Undata tahun 2015.
Metode. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif, pengumpulan data diambil
secara langsung dari pasien di Ruang ICU, kemudian dilakukan isolasi dan
identifikasi bakteri di laboratorium dengan jumlah sampel sebanyak 22 pasien,

sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan
sumber data primer dan sekunder dari RSUD Undata Palu tahun 2015 yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil. Dari 22 pasien diperoleh sebanyak 95,45% ada pertumbuhan bakteri dan
4,55% tidak ada pertumbuhan bakteri. Untuk variasi bakteri yang didapatkan yaitu
Staphylococcus aureus 22,72%, Micrococcus varians 22,72%, Staphylococcus
epidermidis 13,63%, Eschericia coli 9,09%, Klebsiella pneumonia 9,09%,
Streptococcus sp. 4,55%, Enterobacter sp. 4,55%, Bacillus sp. 4,55%, Serratia sp.
4,55% dan tidak ada bakteri 4,55%.
Kesimpulan. Penggunaan nasal kanul terdapat berbagai variasi pertumbuhan
bakteri.
Kata kunci: Bakteri, Nasal Kanul, ICU, Infeksi Nosokomial.

46

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

September 2015


ABSTRACT
Background. Infection by bacteria populations hospital on a patient who is
physically weakened difficult averted. The hospital is a vulnerable place
nosocomial infection. Intensive Care Units (ICU) is an area with a great risk for
nosocomial infection. Use of nasal cannula oxygen therapy is one that is commonly
used in the ICU and has potential as a medium for spreading nosocomial
infections.
Purpose. To identify the bacteria in the nasal cannula variations in ICU Hospital
Undata in 2015.
Method. This study was an observational descriptive study, collecting data taken
directly from the patient in the ICU, and then carried out the isolation and
identification of bacteria in the laboratory with a total sample of 22 patients,
samples were taken with consecutive sampling technique. This research uses
primary and secondary data sources from hospitals Undata Palu in 2015 that met
inclusion and exclusion criteria.
Results. Of the 22 patients there were obtained as 95.45% bacterial growth and
4.55% no growth of bacteria. For a variety of bacteria such as Staphylococcus
aureus obtained 22.72%, Micrococcus varians 22.72%, Staphylococcus
epidermidis 13.63%, Escherichia coli 9.09%, Klebsiella pneumonia 9.09%,

Streptococcus sp. 4.55%, Enterobacter sp. 4.55%, Bacillus sp. 4.55%, Serratia sp.
4.55% and no bacteria 4.55%.
Conclusion . Use of nasal cannula there are many variations of bacterial growth.
Keywords. Bacteria, Nasal cannula, ICU, Nosocomial Infection.

telah terjadi infeksi nosokomial yang amat

PENDAHULUAN
kuman

penting untuk kepentingan surveillance

rumah sakit terhadap seorang pasien yang

penanggulangan infeksi di rumah sakit.

secara fisik sudah lemah sulit terhindari.

Dari penelitian klinis, infeksi nosokomial


Lingkungan rumah sakit harus diusahakan

terjadi

agar sebersih dan sesteril mungkin. Hal

instrumentasi medis seperti penggunaan

tersebut tidak selalu bisa sepenuhnya

kateter urin dan penggunaan jarum infus,

terlaksana,

mungkin

serta beberapa penyakit infeksi seperti

infeksi rumah sakit ini bisa diberantas


infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit,

secara total. Untuk mengetahui bahwa

infeksi luka operasi dan septikemia.[1]

Infeksi

47

oleh

karenanya

populasi

tidak

terutama


disebabkan

oleh

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

Rumah sakit adalah tempat yang
rentan terjadinya infeksi
akibat

kurangnya

nosokomial,

tubuh

menyebabkan


kerusakan jaringan dan menimbulkan

terhadap

penyakit terutama dengan mengeluarkan

pemeliharaan kebersihan.[2] Pada suatu

enzim atau toksin yang secara fisik

rumah sakit yang mempunyai ruang

mencederai atau mengganggu fungsi sel

Intensive Care Units (ICU), angka (rate)

dan organ tubuh.[4]

infeksi


kesadaran

menginvasi

September 2015

nosokomialnya

lebih

tinggi

dibanding yang tidak mempunyai ruang
Intensive Care Units (ICU). Kejadian

METODE
Penelitian ini menggunakan desain

infeksi nosokomial juga lebih tinggi di


penelitian

rumah sakit pendidikan oleh karena lebih

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD

banyak dilakukan tindakan pemeriksaan

Undata Palu dan Laboratorium Kesehatan

(diagnostik) dan pengobatan yang bersifat

Daerah Provinsi Sulawesi Tengah pada

invasif.[1]

bulan

Pemenuhan


Februari

sampai

deskriptif.

April

2015.

oksigen

Populasi penelitian ini adalah pasien yang

adalah bagian dari kebutuhan fisiologis

dirawat di Ruang ICU RSUD Undata yang

menurut


menggunakan

Hirarki

kebutuhan

observasional

Maslow

masalah

nasal

kanul.

Teknik

kebutuhan oksigen merupakan masalah

pengambilan

utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar

menggunakan

manusia. Pemberian kebutuhan oksigen

sampling.

dalam pelayanan kesehatan dan perawatan

pengambilan

pasien dapat dilakukan dengan cara

pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi.

menggunakan nasal kanul.[3]

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

Bakteri
bersel

tidak

mikroorganisme

Dalam
sampel

consecutive

penelitian

ini

berdasarkan

22 sampel.
Variabel bebas dalam penelitian ini

dilengkapi oleh semua perangkat yang

adalah variasi bakteri dan variabel terikat

esensial untuk kelangsungan hidup dan

adalah alat nasal kanul di Ruang ICU

reproduksinya.

RSUD

Bakteri

berinti

metode

dengan

yang

48

tunggal

adalah

sampel

patogen

yang

Undata.

Sumber

data

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

menggunakan data primer yang diperoleh
langsung dari pengambilan usapan pada
pasien yang menggunakan nasal kanul dan
data sekunder mengenai jumlah pasien
yang dirawat di Ruang ICU RSUD Undata
tahun 2015. Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan secara deskriptif dengan
melihat pertumbuhan kuman pada nasal
kanul di Ruang ICU RSUD Undata. Hasil
penelitian diolah dan disajikan dalam
tabulasi data dan gambaran grafik.
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil
Kultur Sampel
No.
Bakteri
Frekuensi
1. Ada
21
pertumbuhan
bakteri
2. Tidak ada
1
pertumbuhan
bakteri
Total
22
Sumber : Data Primer, 2015.

%
95,45

September 2015

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variasi
Bakteri
No.
Bakteri
Frekuensi
%
1. Tidak ada
1
4,55
pertumbuhan
bakteri
2. Staphylococcus
3
13,63
epidermidis
3. Micrococcus
5
22,72
varians
4. Klebsiella
2
9,09
pneumonia
5. Staphylococcus
5
22,72
aureus
6. Eschericia coli
2
9,09
7. Streptococcus
1
4,55
sp.
8. Bacillus sp.
1
4,55
9. Enterobacter
1
4,55
sp.
10. Serratia sp.
1
4,55
Total
22
100
Sumber : Data Primer, 2015.

4,55

Berdasarkan data di atas terlihat
bahwa dari 22 sampel, variasi bakteri

100

yang

didapatkan

5

sampel

untuk

Micrococcus varians (22,72%), 5 sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini

untuk Staphylococcus aureus (22,72%), 3

adalah 22 sampel, dimana 21 sampel

sampel untuk Staphylococcus epidermidis

terdapat pertumbuhan bakteri (95,45%)

(13,63%), 2 sampel untuk Klebsiella

dan

pneumonia (9,09%), 2 sampel untuk

1

sampel

yang

tidak

pertumbuhan bakteri (4,55%).

terdapat

Eschericia coli (9,09%), 1 sampel untuk
Streptococcus sp. (4,55%), 1 sampel untuk
Bacillus sp. (4,55%), 1 sampel untuk

49

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

Enterobacter sp. (4,55%),. dan 1 sampel

Berdasarkan

September 2015

hasil

penelitian

untuk Serratia sp. (4,55%). Adapun dari

menunjukkan bahwa dari 22 sampel yang

hasil kultur terdapat 1 sampel yang tidak

didapatkan pada penelitian terdapat 21

terjadi pertumbuhan bakteri (4,55%).

sampel yang menunjukkan adanya bakteri

Pada penelitian ini, kendala utama
yang

dihadapi

oleh

peneliti

pada penggunaan nasal kanul di Ruang

adalah

ICU RSUD Undata. Hal ini menunjukkan

kesulitan dalam hal mendapatkan sampel

bahwa pada penggunaan nasal kanul

penelitian. Pasien yang di rawat di Ruang

terdapat begitu banyak bakteri patogen

ICU sangat bergantung pada tingkat

yang bisa saja menyebabkan infeksi

keparahan penyakitnya, semakin parah

nosokomial terlebih di Ruang ICU.

penyakit yang diderita, penggunaan alat

Hasil identifikasi bakteri dari uji

bantu napas seperti oksigen bervariasi

biokimia menunjukkan berbagai variasi

(pasien tidak hanya menggunakan nasal

bakteri pada nasal kanul di Ruang ICU

kanul, tetapi menggunakan sunkup/masker

RSUD

oksigen). Selain itu, kriteria sampel yang

aureus,

diambil harus memenuhi kriteria minimal

Staphylococcus epidermidis, Klebsiella

2 hari perawatan dengan nasal kanul.

pneumonia , Eschericia coli, Streptococcus

Undata

yaitu

Staphylococcus

Micrococcus

varians,

sp., Bacillus sp., Enterobacter sp. dan
Serratia sp.. Adanya bakteri pada nasal

PEMBAHASAN
Penelitian

ini

di

kanul menunjukkan adanya faktor risiko

Ruang ICU RSUD Undata Palu dan

terjadinya infeksi nosokomial, mengingat

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi

kondisi pasien yang dirawat di ruangan

Sulawesi

tersebut rentan terjadinya infeksi karena

Tengah

dilaksanakan

sejak

tanggal

16

Februari hingga 15 April 2015. Penelitian
ini

bertujuan

untuk

sistem imun yang lemah.

mengidentifikasi

Staphylococcus aureus merupakan

variasi bakteri pada nasal kanul di Ruang

bakteri yang paling banyak ditemukan

ICU RSUD Undata tahun 2015.

pada nasal kanul di Ruang ICU RSUD
Undata. Bakteri Staphylococcus aureus

50

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

September 2015

merupakan flora normal saluran nafas

dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis,

pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan

dan bronchitis.[5]

di udara bersifat patogen invasif sehingga

Selain itu terdapat bakteri gram

apabila bakteri tersebut masuk melalui

positif

saluran pernafasan dapat menyebabkan

Bakteri ini merupakan flora normal pada

pneumonia pada infeksi primer ataupun

kulit, saluran napas, dan saluran cerna

sekunder. Jika Staphylococcus aureus

manusia.

menyebar

oportunistik dapat menyebabkan penyakit

luas

dalam

darah

dapat

menyebabkan infeksi paru.[5]
Bakteri

terbanyak

epidermidis.

Staphylococcus

Bakteri

ini

pada

keadaan

pada orang dengan fungsi imun yang
berikutnya

adalah Micrococcus varians. Micrococcus

terganggu,

seperti

infeksi

paru,

endocarditis dan meningitis.[5]

varians adalah bakteri saprofit yang dapat

Bakteri gram negatif lainnya yang

mengkontaminasi kulit, mukosa dan juga

ditemukan adalah Enterobacter sp. dan

oropharynx. Micrococcus varians dapat

Eschericia coli. Bakteri ini merupakan

menyebabkan

yang

flora normal usus. Kehadiran bakteri

selanjutnya dapat menyebabkan berbagai

tersebut ditemukan di nasal kanul bersifat

macam penyakit infeksi seperti abses

sementara.

intracranial, artritis septik, pneumonia,

patogen di udara. Apabila melebihi batas

endocarditis dan meningitis.[5]

angka kuman, bakteri itu dapat masuk ke

bacteremia

Bakteri

tersebut

bersifat

Selain Staphylococcus aureus dan

saluran nafas kemudian beredar dalam

Micrococcus varians, juga ditemukan

darah sehingga menyebabkan meningitis.

bakteri

Adanya Enterobacter sp. dan Eschericia

gram

positif

lainnya

yaitu

Streptococcus sp.. Bakteri Streptococcus

coli

sp. normalnya terdapat di saluran nafas

penyebaran melalui udara terkait dengan

sekitar 5-40%. Apabila bakteri ini terdapat

kotoran manusia yang terbawa oleh aliran

di nasal kanul dan daya tahan tubuh

udara.

pejamu abnormal, bakteri tersebut akan

tersebut pada udara di nasal kanul berasal

masuk ke saluran pernafasan sehingga

dari feses pasien yang terbawa aliran

51

di

nasal

kanul

Terpaparnya

terkait

dengan

bakteri-bakteri

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

udara

saat

petugas

sedang

Bakteri lainnya yaitu Serratia sp..

membersihkan pasien dalam ruang ICU

Bakteri ini merupakan coccobacil gram

yang

negatif. Serratia

merupakan

medis

September 2015

ruangan

perawatan

adalah patogen

sp.

khusus dimana pasien yang dirawat di

oportunistik yang umum pada pasien yang

ruangan ini memiliki posisi tempat tidur

dirawat di rumah sakit. Serratia sp.

yang sangat berdekatan antar setiap

menyebabkan pneumonia, bakteremia dan

pasien.[5]

endocarditis.[5]

Jenis bakteri gram negatif lain

Bakteri yang ditemukan hampir

yang mengkontaminasi udara dan dapat

sama dengan bakteri yang ditemukan oleh

menyebabkan

saluran

Imaniar pada tahun 2013 yang melakukan

pernafasan adalah Klebsiella pneumonia.

penelitian tentang kualitas mikrobiologi

Bakteri Klebsiella

banyak

udara di inkubator unit peritanologi

ditemukan di mulut, kulit, saluran usus,

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul

dan udara namun habitat alami dari

Moeloek Bandar Lampung. Terdapat 9

bakteri ini adalah di tanah. Bakteri ini

jenis

terdapat dalam saluran nafas sekitar 5%

Imaniar,

dari orang normal. Apabila bakteri ini

Staphylococcus

lebih dari normal pada udara dan terhirup

pneumonia ,

E.coli,

melalui saluran pernafasan, maka dapat

Salmonella

sp.,

menimbulkan

P.aeruginosa.,

bahaya

pada

pneumonia

pneumonia

dan

bronkopneumoniae.[5]

positif

yaitu

ditemukan
Neisseria

aureus,

oleh
sp.,

Streptococcus
Shigella

E.

dan

sp.,

aerogenes.,
Klebsiella

didapatkannya

bakteri

Micrococcus varians yang merupakan

tumbuhnya dapat secara aerob maupun

bakteri terbanyak pada nasal kanul. Selain

fakultatif

dapat

itu terdapat juga jenis-jenis bakteri lain

menimbulkan penyakit anthrax pada kulit,

yang membedakan seperti Staphylococcus

paru-paru dan saluran pencernaan berupa

epidermidis, Bacillus sp., Enterobacter

pembengkakan limpa.[5]

sp., Serratia sp. yang sejalan dengan

anaerob.

batang

adalah

yang

52

gram

yang

pneumonia .[6] Namun yang membedakan

Bakteri Bacillus sp. merupakan
bakteri

bakteri

Bacillus

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

September 2015

penelitian dilakukan oleh Abubakar tahun

memungkinkan bakteri masuk melalui

2009 bahwa pada penggunaan oksigen

selang oksigen yang merupakan ujung

aliran yang rendah dapat memudahkan

yang terbuka.

terjadinya pertumbuhan bakteri seperti

Pemakaian nasal kanul yang lebih

Pseudomonas maltophilia, Pseudomonas

dari 48 jam sebaiknya tidak dilakukan,

aeruginosa,

pneumonia,

mengingat bahwa potensi tumbuhnya

Staphylococcus epidermidis, Enterobacter

bakteri pada alat ini sangat besar apabila

agglomerans, Serratia dan Bacillus.[7]

digunakan lebih dari 48 jam. Desinfeksi

Klebsiella

Berdasarkan penelitian ini adanya

menjadi sangat penting dilakukan untuk

bakteri pada penggunaan nasal kanul

mencegah penularan infeksi nosokomial

dapat menyebabkan infeksi nosokomial

khususnya di ruang ICU.

khususnya di ruang ICU. Bila daya tahan
tubuh lemah maka bakteri-bakteri tersebut

KESIMPULAN

yang tadinya tidak bersifat patogen dapat
menimbulkan

penyakit

atau

bersifat

Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang

telah

diuraikan,

maka

dapat

oportunis. Dengan diketahuinya bakteri

disimpulkan bahwa, penggunaan nasal

pada nasal kanul di ruang ICU, maka

kanul

perlu dilakukan upaya pencegahan infeksi

pertumbuhan bakteri diantaranya bakteri

karena

Staphylococcus

pada

umumnya

pasien

yang

terdapat

berbagai

variasi

aureus,

Micrococcus

Staphylococcus

epidermidis,

dirawat mempunyai daya tahan tubuh

varians,

lemah sehingga sangat rentan terhadap

Eschericia coli, Klebsiella pneumonia ,

infeksi. Oleh karena itu perlu upaya

Streptococcus

pencegahan

Bacillus sp. dan Serratia sp..

yang

melibatkan

seluruh

sp.,

Enterobacter

sp.,

tenaga medis untuk menjaga kesterilan
dari alat nasal kanul yang digunakan oleh

SARAN

pasien. Membuat kondisi steril pada nasal

1. Bagi

kanul sangat penting karena terapi oksigen
merupakan
53

sistem

tertutup

peneliti

dilakukan

lainnya

sebaiknya

penelitian

lanjutan

sehingga
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

mengenai variasi bakteri di Ruang
ICU,

dengan

variabel

seperti

membandingkan berbagai macam alat
bantuan oksigen yang ada di Ruang
ICU.
2. Bagi rumah sakit sebaiknya dilakukan

4.

desinfeksi kembali pada nasal kanul
yang akan digunakan oleh pasien

5.

setiap 48 jam perawatan, karena
apabila kanul tersebut digunakan lebih
dari

48

jam

menyebabkan

perawatan

pertumbuhan

6.

akan
bakteri

patogen yang apabila dalam keadaan
oportunistik

dapat

menyebabkan

terjadinya infeksi nosokomial.
7.
DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

54

Sudoyo, dkk., (2009). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
Interna Publishing: Jakarta. p: 29062907.
Akbar, T., (2012). Identifikasi
Kuman Legionella pada Filter AC
(Air Conditioner) di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda . Karya
Tulis Ilmiah Program Studi Analisis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan
Wiyata
Husada:
Samarinda.
Widayanti, D.M., Patmi, A.S.,
Sulaidah, D., (2009). Studi Tingkat
Kepatuhan
Perawat
dalam
Pemberian Oksigen Melalui Nasal

September 2015

Kanul Sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) Oksigenasi di
Ruang Rawat Inap Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Vol. 1 No.1 ISSN
2085-3742. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah: Surabaya.
Sherwood, L., (2011). Fisiologi
Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi
6. EGC: Jakarta. p: 447-448.
Jawets, Melnick, Adelberg, (2007).
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
EGC: Jakarta. p: 204-257.
Imaniar E., Ety Apriliana, Prambudi
Rukmono,
(2013).
Kualitas
Mikrobiologi Udara di Inkubator
Unit Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek
Bandar
Lampung. MAJORITY
(Medical Journal of Lampung
University);
ISSN
2337-3776.
Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung: Bandar Lampung.
Abubakar,
(2009).
Perbedaan
Pertumbuhan Bakteri di Humidifier
dan Non Humidifier pada Pasien
yang Mendapat Terapi Oksigen di
RSU Dr. Soetomo Surabaya . Tesis –
Program Pascasarjana Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia:
Depok.

Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...

Dokumen yang terkait

RASIONALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 | Sari | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7933 26055 1 PB

0 0 7

PERANAN VITAMIN C PADA KULIT | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7932 26051 1 PB

2 7 10

POLIMORFISME GEN PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL | Setyawati | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7931 26047 1 PB

1 11 9

CUBITAL TUNNEL SYNDROME | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8003 26301 1 PB

0 1 26

Obstructive Sleep Apnea (OSA) | Rasjid HS | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8015 26343 1 PB

0 2 16

UJI IN-VITRO SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI SALMONELLA TYPHI DI KOTA PALU | Perdana | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8023 26368 1 PB

1 4 12

PENGELOLAAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL | Amri | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9288 30346 1 PB

0 1 17

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 | Salikunna | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7929 26039 1 PB

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD UNDATA PALU SUATU PENELITIAN CASE-CONTROL | Mallisa | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7934 26059 1 PB

0 2 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 | Bangkele | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8029 26387 1 PB

0 1 11