S MRL 1206750 Chapter 1

1

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Penelitian
Kabupaten Garut adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat,

Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera
Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di Barat.
Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 424 desa dan 21
kelurahan. Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di
sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit.
Wikipedia.hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Garut.

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian tenggara pada
koordinat 6º 56’49 - 7º 45’00” Lintang Selatan dan 107º 25’ 8” - 108º 7’ 30”
Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar
306.519 Ha (3.065,19 km². Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan

dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, Merupakan daerah
penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh
karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok
kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam
pengendalian keseimbangan lingkungan.
Wikipedia.hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Garut.

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan
sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk
tipe Af sampai Am dari “klasifikasi iklim koppen”. Berdasarkan studi data
sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu pola sirkulasi musiman (monsoonal circulation pattern), topografi
regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat, dan elevasi tpgrafi
di Bandung.
Wikipedia.hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Garut.

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari dua aransemen
bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G.

Sawas Dee Husein, 2016

Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Guntur - G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G.
Cikuray – G. Talagabodas – G, Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di
sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengsn garis
pantai sepanjang 80 km.
Wikipedia.hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Garut.

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan
menjadi salah atau sumber pemasukan bagi daerah. Pengembangan tersebut
diharapkan dapat memperbesar devisa, memperluas dan meratakan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja terutama bagi masyarakat setempat. Berikut ini
adalah daftar daya tarik wisata yang ada di setiap kecamatan di Kabupaten Garut.
Seperti pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Tabel Daya Tarik Wisata Kabupaten Garut
DAYA TARIK WISATA ALAM

Nama Kecamatan
1. Kecamatan Tarogong
2. Kecamatan Banyuresmi
3. Kecamatan Kadungora
4. Kecamatan Wanaraja
5. Kecamatan Cilawu
6. Kecamatan Pasirwangi
7. Kecamatan Cisurupan
8. Kecamatan Cikajang
9. Kecamatan Cibalong
10. Kecamatan Cisompet
11. Kecamatan Pameungpeuk
12. Kecamatan Cibalong
13. Kecamatan Cikelet
14.
15.
16.
17.

Kecamatan Bungbulang

Kecamatan Caringin
Kecamatan Samarang
Kecamatan Pamulihan

Nama Destinasi
a.
a.
b.
a.
a.
a.
b.
a.
b.
a.
a.
a.
b.
a.
a.

a.
a.
b.
c.
a.
a.
a.
a.

Cipanas
Curug Citiis
Situ Bagendit
Cimandi Racun
Kawah Talaga Bodas
Lapang Golf Ngamplang
Curug Cihanyawar
Kawah Drajat
Air Panas Kamojang
Gunung Papandayan
Curug Orok

Leuweung Sancang
Pantai Cijeruk Indah
Air Terjun Neglasari
Pantai Sayang Heulang
Pantai Karang Taraje
Pantai Santolo
Pantai Taman Manalusu
Pantai Gunung Geder
Pantai Cijayana
Pantai Ranca Buaya
Kampung Sampireun
Curug Sanghyang Taraje

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, 2015

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


Selain itu pariwisata Kabupaten Garut juga memiliki berbagai wisata yang
bersejarah dan menjadi legenda di Kabupaten Garut. Berikut ini adalah daya tarik
wisata budaya Kabupaten Garut yang berada di enam kecamatan yang berada di
kabupaten Garut yaitu, situs candi cangkuang dan kampong pulo di Kecamatan
Leles, makam keramat godog dan makam keramat linggaratu di Kecamatan
Karangpawitan, makam keramat cinunuk di Kecamatan Wanaraja, kampung
dukuh Kecamatan Cikelet, cagar budaya ci buruy di Kecamatan Bayongbong,
makam keramat jafar sidiq di Kecamatan Cibiuk. dapat dilihat seperti pada tabel
1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2
Tabel Daya Tarik Wisata Budaya Kabupaten Garut
DAYA TARIK BUDAYA
Nama Kecamatan
1. Kecamatan Leles
2. Kecamatan Karangpawitan
3.
4.
5.
6.


Kecamatan Wanaraja
Kecamatan Cikelet
Kecamatan Bayongbong
Kecamatan Cibiuk

Nama Destinasi
a. Situs dan Candi Cangkuang
b. Kampung Pulo
a. Makam Keramat Godog
b. Makam Keramat Linggaratu
a. Makam Keramat Cinunuk
a. Kampung Dukuh
a. Cagar Budaya Ciburuy
a. Makam Keramat Jafar Sidiq

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, 2015

Kabupaten Garut juga meimiliki pariwisata yang bisa dikunjungi untuk
wisatawan yang ingin berwisata minat khusus yaitu, paraglaiding yang berada di

Kecamatan Kadungora, Paraglaiding yang berada di Kecamatan Tarogong, hiking
yang berada di Kecamatan Cisurupan, arum jeram yang berada di Kecamatan
Bayongbong, Kecamatan Tarogong kidul, Kecamatan Banyuresmi, Kecamatan
Leuwigoong, Kecamatan Cibatu, arum jeram yang berada di Kecamatan
Pekenjeng, Kecamatan Mekarmukti. Berikut ini adalah daya tarik wisata minat
khusus Kabupaten Garut yang dapat dilihat seperti pada tabel 1.3 dihalaman
selanjutnya.

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Tabel 1.3
Tabel Daya Tarik Wisata Minat Khusus Kabupaten Garut
DAYA TARIK MINAT KHUSUS
Nama Kecamatan
1. Kecamatan Kadungora


Nama Destinasi
a. Paraglaiding
Gunung Haruman

2. Kecamatan Tarogong Kaler

a. Paraglaiding
Gunung Guntur

3. Kecamatan Cisurupan

a. Hiking di
Pegunungan
Papandayan

4. Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Tarogong kidul,
Kecamatan Banyuresmi, Kecamatan Leuwigoong,
Kecamatan Cibatu.

a. Arung Jeram Sungai

Cimanuk

5. Kecamatan Pekenjeng, Kecamatan Mekarmukti

a. Arung Jeram Sungai
Cikandang

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat, banyaknya destinasi wisata yang ada di
Kabupaten Garut seperti daya tarik wisata alam yang terdapat di tujuh belas
kecamatan dan masing-masing kecamatan memiliki daya tarik wisata alam yang
berbeda. Daya tarik wisata budaya yang ada di Kabupaten Garut juga menarik
wisatawan berkunjung yang terdapat di enam kecamatan di Kabupaten Garut.
Selain itu ada juga daya tarik wisata minat khusus untuk para wisatawan yang
ingin berwisata minat khusus yang terdapat di sepuluh kecamatan di Kabupaten
Garut yang menarik untuk di kunjungi. Dengan adanya berbagai pariwisata yang
ada di Kabupaten Garut dapat memberikan suatu pilihan bagi wisatawan yang
hendak berkunjung ke Kabupaten Garut. Hal tersebut berhubungan dengan tingkat
kunjungan wisatawan berkunjung ke suatu daya tarik wisata yang ada di
Kabupaten Garut, dapat dilihat seperti pada tabel 1.4 dibawah ini.
Tabel 1.4
Kunjungan wisatawan Kabupaten Garut tahun 2009 s/d 2014
No
1.
2.
3.
4.

Tahun
2009
2010
2011
2012

Wisnus
1.645.354
1.796.239
1.981.984
2.008.746

Wisman
5.559
6.614
6.631
6.020

Total
1.650.913
1.802.853
1.988.615
2.014.766

Target
1.560.000
1.792.853
1.872.853
1.954.663

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

5.
6.

2013
2014

2.247.939
2.412.258

6.344
6.444

2.254.283
2.418.702

2.119.663
2.329.801

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, 2015

2500000

2000000
2009
1500000

2010
2011

1000000

2012
500000

2013
2014

0
Total Tingkat Kunjungan

Gambar 1.1.
Grafik Kunjungan Wisatawan Kabupaten Garut tahun 2009 s/d 2014
Dari tabel dan gambar grafik kunjungan wisatawans Kabupaten Garut diatas
dapat diketahui bahwa perkembangan pariwisata di Kabupaten Garut meningkat
setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan pada
tahun 2009 sampai pada tahun 2014 setiap tahunnya kunjungan wisatawan baik
dari wisatwan nusantara maupun dari wisatawan mancanegara yang berkunjung
ke Kabupaten Garut meningkat setiap tahunnya.
Kawasan situ bagendit luas semula 124 ha dengan 85 ha luas eksisting
tergenang 85 ha dan 5 ha kawasan arena rekreasi. Obyek Wisata Situ Bagendit
merupakan obyek yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obyek dan
daya tarik wisata unggulan sehingga diharapkan dapat menjadi sektor andalan
yang mampu menggalakan kegiatan sektor ekonomi termasuk sektor terkait
lainnya, terbukanya lapangan kerja baru, pendapatan masyarakat, pendapatan
daerah serta devisa dapat meningkat melalui upaya pengembangan dan
pemberdayaan berbagai potensi pariwisata yang ada. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Situ
Bagendit baik dari wisatawan nusantara maupun dari wisatawa mancanegara
dengan presentase kunjungan wisatawan setiap tahunnya kunjungan wisatwan ke

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

daya tarik wisata Situ Bagendit setiap tahunnya fluktuatif dominan meningkat,
seperti pada tabel 1.5 dihalaman selanjutnya.
Tabel 1.5
Rekapitulasi Jumlah Kunjungan Wisman dan Wisnus
ke Situ Bagendit Tahun 2010-2014
Tahun

Wisatawan
2010

Mancanegara

2011

2012

2013

2014

304

374

340

361

372

Nusantara

201.267

255.039

203.352

221.487

234.779

Jumlah

201.571

255.413

203.692

221.848

235.151

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, 2015

300000
250000

200000

2010

150000

2011
2012

100000

2013

50000

2014

0
Jumlah

Gambar 1.2.
Grafik Rekapitulasi Jumlah Kunjungan Wisman dan Wisnus
ke Situ Bagendit Tahun 2010-2014
Dari tabel dan gambar grafik rekapitulasi jumlah kunjungan wisman dan
wisnus diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke
situ bagendit mulai dari tahun 2010 hingga 2014 tiap tahunnya fluktuatif dominan
meningkat, baik wisatawan dari mancanegara maupun dari nusantara.
Perkembangan Objek Wisata Situ Bagendit dapat berjalan lebih terarah dan
berkesinambungan. Meski demikian perkembangan Objek Wisata Situ Bagendit

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

masih menghadapi berbagai hambatan di antaranya (Dinas Pariwisata Kabupaten
Garut, 2015)
Untuk pembangunan prasarana dan sarana Objek Wisata Situ Bagendit
diperlukan modal besar. Modal swasta hanya berperan sebagai pelengkap.
Pembangunan prasarana dan sarana yang membutuhkan dana besar diharapkan
dilakukan oleh pemerintah.
Dalam pengembangan Objek Wisata Situ Bagendit tenaga terampil dan ahli
masih kurang. Masih kurangnya partisipasi memasyarakat dalam pengembangan
pariwisata hal ini dapat dilihat dari kurangnya kesadaran masyarakat dan
pemahamam tentang sadar wisata serta manfaat yang dapat diperoleh.
Menurut hasil observasi peneliti (Agustus, 2016) aktivitas dan fasilitas
wisata yang tersedia di obyek wisata Situ Bagendit baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, belum mencapai kondisi yang memadai sesuai dengan standar fasilitas
obyek wisata. Salah satu aspek yang dirasakan masih kurang adalah fasilitas
wisata di obyek wisata, seperti kolam renang yang sudah tidak dapat digunakan,
mini train yang juga sudah tidak lagi digunakan.
Kondisi produk wisata yang ada di lokasi daya tarik wisata Situ Bagendit
belum di optimalkan dengan baik, salah satu aspek yang dirasakan masih kurang
adalah aktivitas dan fasilitas wisata di objek wisata. Seperti kolam renang yang
sudah tidak dapat digunakan dan mini train yang sudah tidak lagi digunakan untuk
memenuhi kepuasan pengunjung yang berkunjung di lokasi tersebut. Walaupun
dengan adanya kondisi produk wisata yang ada di lokasi daya tarik wisata
tersebut, tetapi masih banyak wisatawan yang datang ke lokasi daya tarik tersebut.
Menimbulkan asumsi bahwa citra Situ Bagendit masih bagus di mata pengunjung
walaupun dengan keadaan produk wisata yang masih ada kekurangan dari segi
produk wisata yang ada di lokasi daya tarik wisata Situ Bagendit.
Penulis melakukan pra penelitian ke Situ Bagendit beberapa waktu yang
lalu kepada wisatawan yang penjulis temui dan meminta tanggapan tentang
produk wisata yang ada di Situ Bagendit. Penulis menemukan beberapa bukti
yang didapatkan dari beberapa wisatawan yang berkunjung ke Situ Bagendit
antara lain seperti dari segi atraksi, fasilitas dan aksesibilitas yang masih belum

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

dioptimalkan dengan baik dan hal tersebut menjadi kurang menarik wisatawan
berkunjung ke situ bagendit.
Berdasarkan uraian diatas dan pengamatan penulis, maka penulis tertarik
untuk mengkaji persepsi wisatawan mengenai produk wisata yang ada di Situ
Bagendit dan kondisi citra dimata wisatawan. Serta bagaimana pengaruh persepsi
produk wisata terhadap citra di Situ Bagendit.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka saya mengambil penelitian untuk
skripsi dengan judul “ Pengaruh Persepsi Produk Wisata terhadap Citra di
Situ Bagendit Garut “
B.

Identifikasi dan Rumusan Masalah
Kawasan wisata di Kabupaten Garut memiliki daya tarik wisata yang cukup

beragam. Salah satunya adalah daya tarik wisata Situ Bagendit yang berada di
Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Tetapi daya tarik wisata Situ Bagendit
tersebut belum memiliki produk wisata yang optimal, untuk dapat memiliki
produk wisata yang sesuai dan di optimalkan dengan baik seperti yang diinginkan
maka perlu adanya penelitian.
Sehingga Produk wisata yang ada di Situ Bagendit memiliki produk wisata
yang dapat dioptimalkan dengan baik sesuai dengan daya tarik wisata yang
diingkan. Produk wisata yang baik seharusnya menghasilkan citra yang baik juga
terhadap wisatawan berkunjung ke lokasi daya tarik wisata Situ Bagendit, tetapi
kenyataannya produk wisata yang ada di Situ Bagendit belum di optimalkan
dengan baik, namun sudah menghasilkan citra yang baik juga terhadap wisatawan
berkunjung ke lokasi daya tarik wisata Situ Bagendit.
Dari paparan latar belakang di atas, Maka penulis mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut: “ Pengaruh persepsi produk wisata terhadap citra di Situ
Bagendit Garut “. Pertanyaan penelitiannya adalah:
1. Bagaimanakah persepsi wisatawan mengenai produk wisata di Situ
Bagendit?
2. Bagaimanakah kondisi citra Situ Bagendit di mata wisatawan?
3. Bagaimanakah pengaruh persepsi produk wisata terhadap citra Situ
Bagendit di mata wisatawan?

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

C.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi persepsi wisatawatan mengenai produk wisata di Situ
Bagendit?
2. Mengidentifikasi kondisi citra Situ Bagendit di mata wisatawan?
3. Menganalisis pengaruh persepsi produk wisata terhadap citra Situ
Bagendit di mata wisatawan?

D.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan beberapa tujuan penelitian yang telah diuraikan, penulis

mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan
serta manfaat yang aplikatif baik secara akademis maupun praktis.
1. Manfaat Akademis
Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi dan
informasi bagi akademisi dan atau peneliti lain yang juga hendak mengkaji
permasalahan lebih mendalam pada kawasan wisata alam Situ Bagendit,
khususnya pada aspek persepsi produk wisata terhadap citra di Situ Bagendit.
Menjadi suatu referensi dalam pengembangan produk wisata di kawasan daya
Tarik wisata Situ Bagendit yang semakin baik.
2. Manfaat Praktis
Penulis mengangkat permasalahan ini dengan harapan dapat memberikan
sumbangsih untuk mengembangkan pariwisata Garut yang lebih baik. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat lebih bermanfaat lagi jika dapat dijadikan sebuah
masukan dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan Situ Bagendit. Oleh
karena itu, manfaat praktis yang kiranya dapat menjadi masukan dari penelitian
“Pengaruh Persepsi Produk Wisata terhadap Citra di Situ Bagendit” ini adalah
sebagai berikut.
a. Bagi pihak pengelola dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab Garut,
dapat

dijadikan sebuah bahan monitoring dan evaluasi

dalam

upaya

mengembangkan sebuah produk wisata yang sesuai dan dapat di optimalkan
dengan baik.

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

b. Bagi penulis, sebagai sarana pengembangan wawasan serta sarana
untuk memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah, juga sebagai
sarana penerapan pengetahuan yang telah diperoleh.
c. Tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana pariwisata alam yang unggul
dengan memenuhi standar terkait sesuai dengan produk wisata yang baik untuk
meningkatkan kenyamanan, keamanan wisatawan di dalam kawasan.

E.

Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel

yang diamati. Definisi operasional mencakup hal-hal yang penting dalam
penelitian yang memerlukan penjelasan, bersifat spesifik, rinci,, tegas dan pasti
yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang
dianggap penting.
Untuk lebih memperjelas dan mempermudah penelitian maka peneliti
menjelaskan secara rinci variabel, sehingga dari variabel tersebut melahirkan
indikator-indikator yang akan dijabarkan dalam instrument penelitian. Berikut
adalah operasional variabel penelitian.
1. Produk Wisata
Middleton (2001:122) memberikan pengertian produk wisata lebih dalam
yaitu “The tourist products to be considered as an amalgam of three main
components of attraction, facilities at the destination and accessibility of the
destination”. Dari pengertian di atas kita dapat melihat bahwa produk wisata
secara umum terbentuk disebabkan oleh tiga komponen utama yaitu atraksi
wisata, fasilitas di daerah tujuan wisata dan aksesibilitas.
2. Dimensi Citra Destinasi
Citra destinasi tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan dipengaruhi
oleh persepsi seseorang. Menurut Harrison (2005) dalam citra destinasi dibentuk
oleh tiga komponen yaitu sebagai berikut:
1. Cognitive (Kognitif)
2. Affective (Afektif)
3. Konatif

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan untuk dijalankan di
lapangan, diantaranya :
1. Variabel X (Variabel Bebas)
Variabel X dalam penelitian ini adalah Persepsi Produk Wisata.
2. Variabel Y (Variabel Terikat)
Variabel Y dalam penelitian ini adalah Citra.

F.

Struktur Organisasi Penulisan
Proposal ini disusun sebagai langkah awal dalam penyusunan skripsi

mahasiswa Manajemen Resort & Leisure dengan menginduk kepada sistematika
penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik terbitan Universitas
Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan penulis :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
2. BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi teori-terori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka
pemikiran penulis.
3. BAB III: METODE PENELITIAN
Penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan seperti :
Lokasi, Populasi, Sampel, Variable, Definisi Operasional, Instrumen
penelitian dan Tehnik pengumpulan data.
4. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penjelasan mengenai hasil peneelitian dan pembahasan dari hasil
penelitian.
5. BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang di rekomendasikan oleh
penulis dari hasil pembahasan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar sumber-sumber yang mendukung dalam penulisan skripsi.

Sawas Dee Husein, 2016
Pengaruh Persepsi Produk Wisata Terhadap Citra di Situ Bagendit Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu