Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manu
Laporan Praktikum
Anatomi Fisiologi Manusia
Bleeding, Clotting dan Fibrin Time
Kelas A1
Nama Kelompok 5:
1. Eva Nurhanifa
2. Dede Rini
3. Fitri Damayanti
4. Lutviyah Oktafiyani
5. Vini Fatika Dewi
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.
Setiap makhluk hidup membutuhkan zat-zat makanan yang diperoleh dari
lingkungannya. Untuk memasukkan dan membuang sisa zat makanan memerlukan
sistem transportasi.
Sistem sirkulasi atau transportasi pada tubuh manusia meliputi sistem peredaran
darah manusia meliputi sistem peredaran darah dan peredaran getah bening.
Komponen sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh
darah.
Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a.
Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping
itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah.
Sel darah, adalah merupakan 45 % volume darah. Sel darah terdiri atas sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
b.
Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan
darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera
untuk mencegah terjadinya kekurangan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini kami akan mengupas lebih dalam tentang “Bleeding Time, Clotting
Time dan Fibrin”.
1.
Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :
a.
Metode ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan
darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah
pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian
lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk
membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada
vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali
pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika
luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut
waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk
membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
b.
Metode duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk
menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal
pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke
adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil
yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah
bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas
luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar
perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini.
Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. alkohol harus ditinggalkan
dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus
dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes
oleh pembekuan menghambat.
2.
Clotting Time
Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu
yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan.
Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding
pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan
tingkat pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma
dikumpulkan. Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak
segera membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif
(fibrinogen disfungsional). Jika seorang pasien yang menerima heparin( substansi yang
berasal dari bisa ular reptilas)e disebut digunakan bukan trombin. Reptilase memiliki
tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh
heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin,
antikoagulan lupus.
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling
prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan
sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan
terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan
trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagaiClotting time.
3.
Fibrin Time
Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam
penggumpalan darah. Fibrin ini adalah protein yang berhubung dengan urat syaraf
polymerized untuk membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen,yang larut
plasma glikoprotein yang disintesis oleh hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan
kaskade zymogen prothrombin ke protease serin thrombin, yang bertanggung jawan
untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin kemudian dihubungkan oleh faktor XIII
untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan FXIIIa lebih lanjut dengan
penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan TAFI (activatable thrombin
inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B), dan mengikat untuk beberapa protein
perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi faktor XIII oleh thrombin dan plasminogen
penggerakn (t-PA) yang dikatalisis oleh fibrin. Fibrin mengikat secara khusus faktorfaktor koagulasi diaktifkan faktor Xa dan thrombin dan entraps mereka dalam jaringan
serat, sehingga berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan
dapat melepaskan selama fibrinolisis. Penelitian terbaru menunjukan bahwa fibrin
meminkan para kunci dalam respon inflamasi dan perkembangan rheumatoid arthritis.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 April 2014, pukul 13.00 –
15.20 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas
Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
B. Alat dan Bahan
·
·
·
·
·
·
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
Stopwatch
Lancet
Alkohol 70%
Tisu
Jarum pentul
Objek glass
C. Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut :
Menyiapkan bahan praktikum.
Mengamati proses terjadinya Bleeding time, Clotting time, dan terbentuknya benang
Fibrin.
Menjelaskan mekanisme terjadinya pembekuan darah.
Menjelaskan faktor-faktor pembekuan darah.
Menjelaskan penyakit apa saja yang terjadi pada darah manusia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
A. Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Alat & Bahan :
1. Stopwatch
2. Lancet
3. Tisu
4. Alkohol 70%
cara kerja :
a. Siapkan lanset dalam keadaan steril
b. Bersihkan dengan alkohol ujung jari tengah, tusuk dengan lanset secara aseptis,
c. Usap darah Yang keluar dengan kertas saring, catat keadaan darah setiap 30 detik
sekali, kulit jangan ditekan.
d. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar.
No.
1
2
3
4
5
Nama Mahasiswa
Hidayatus Sholeha
Nunung A.F
Imelda Utami
Fajriyanti
Eva Nurhanifa
Bleeding Time
05 : 42 : 06 detik/sekon
01 : 51 : 94 detik/sekon
01 : 52 : 87 detik/sekon
01 : 00 : 95 detik/sekon
02 : 00 : 02 detik/sekon
Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah dan
mendiagnosa masalah pendarahan. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1-6 menit.
Apa artinya bila hasil abnormal?
Pendarahan waktu lebih lama atau lebih cepat dari waktu normal mungkin karena :
1. Volume darah
2. Teknik pengambilan darah
3. Darah ada kelainan
4. Agregasi trombosit
5. Trombositopenia
Tambahan kondisi yang menguji dapat dilakukan :
1. Platelet Acquired fungsi cacat
2. Kongenital cacat fungsi platelet
3. Primer thrombocythemia
4. Von Willebrand Penyakit
B.
Clotting Time
Clotting time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di
perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan darah.
Alat dan Bahan :
1. Stopwatch
2. Lancet
3. Tisu
4. Alkohol swab
5. Objek glass
cara kerja :
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah sebanyak 0,5 ml di atas objek glass
3. Nyalakan stopwatch selama 30 detik, darah dimiringkan sampai terbentuk benangbenang Fibrin, matikan stopwatch jika darah telah membeku.
4. Bersihkan dengan alkohol ujung jari yang ditusuk dengan lanset, setelah semua
pekerjaan Selesai.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Hidayatus Sholeha
Nunung A.F
Imelda
Fajriyanti
Eva Nurhanifa
Clotting time
09 : 16 : 84 menit/detik
07 : 18 : 32 menit/detik
08 : 34 : 60 menit/detik
05 : 56 : 54 menit/detik
00 : 05 : 50 menit/detik
Tes Clotting time dilakukan untuk mengetahui faktor pembekuan darah terutama
yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.waktu normal 9-15
menit.
Faktor yang membuat clotting time abnormal adalah :
a. Volume darah
b. Teknik pengambilan
c. Darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak.
C.
Fibrin Time
alat dan bahan:
1. Stopwatch
2. Jarum pentul
3. Objek glass
4. Lancet
5. Kapas
6. Alkohol
cara kerja:
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah di atas objek glass.
3. Nyalakan stopwatch, angkat darah menggunakkan jarum pentul hingga terbentuk
fibrin.
No.
1
2
3
4
5
Nama
Hidayatus Sholeha
Nunung A.F
Imelda
Fajriyanti
Eva Nurhanifa
Fibrin
04:42:00 menit/detik
08:23:43 menit/detik
04:52:57 menit/detik
03:36:35 menit/detik
00:05:37 menit/detik
Tes fibrin dilakukan untuk mengetahui benang-benang fibrin yang terbentuk
dalam percobaan tersebut.
Faktor yang membuat fibrin abnormal adalah :
a. volume darah
b. teknik pengambilan
c. darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak
B. Pembahasan
Pembetukan Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di dalam sumsum
tulang.Selain itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa; dan
limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat
jantung).Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda.
Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang
disebut sel stem. Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah
sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk
trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang
dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.
Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan
tubuh.Jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah
berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang
merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah).
Komponen Darah
1.
Sel darah merah (eritrosit)
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam
keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah
mengandung hemoglobin,yang memungkinkan sel darah membawa oksigen dari
paru-paru dan menghantarkannya ke seluruh tubuh. Oksigen di pakain untuk
membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon
dioksida,yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke
paru-paru.
2.
Sel darah putih (leukosit)
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk
setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang
bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan
infeksi, terdapat 5 jenis utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk
menghasilkan antibody.
a) Neutrofil, juga disebut granulosit karena enzim yang mengandung granul-granul
jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri
dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan.
Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur,belum matang) dan neutrofil
bersegmen (matur,matang).
b) Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap
infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfofisit B
(membentuk sel-sel yang menghasilkan antibody atau sel plasma).
c) Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan
imunologis terhadap berbagai organism penyebab infeksi.
d) Eosinofil membunuh parasit,merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
e) Basofil juga berperan dalam respon alergi.
Platelet (trombosit).
Merupakan partikel yang menyerupai sel,dengan ukuran lebih kecil daripada sel
darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah
untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul di daerah yang mengalami
perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit
akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang
membantu pembuluh darah dan menghentikan perdarahan.
3.
Pada saat yang sama,trombosit melepaskan bahan yang membantu
mempermudah pembekuan. Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancer
dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak
sel darah putih yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus
dinding untuk masuk ke jaringan yang lain. Jika sel darah putih sampai ke daerah yang
mengalami infeksi atau masalah lainnya,mereka melepaskan bahan-bahan yang akan
lebih banyak menarik sel darah putih.
Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar diseluruh tubuh, tetapi
siap untuk dikumpulkan dan melawan berbagai organism yang masuk ke dalam tubuh.
FUNGSI DARAH
Fungsi darah pada tubuh manusia :
a. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh manusia.
b. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh manusia.
c. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.
d. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk di buang melalui alat ekskresi.
e. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu.
f. Menjaga suhu temperatur tubuh.
g. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibody dan sel darah beku.
h. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh. Dll.
MEKANISME PEMBEKUAN DARAH
Jika ada benturan atau gesekan menyebabkan luka, maka trombosit pecah dan
keluar enzim tromboplastin (trombokinase). Zat ini bersama ion-ion kalsium yang ada di
dalam plasma darah akan bereaksi dengan protombin. Protombin adalah senyawa
globulin yang terdapat di dalam plasma darah dan bersifat sebagai enzim yang belum
aktif. Zat ini di hasilkan di hati dengan bantuan vitamin K. zat yang terbentuk adalah
thrombin, enzim trombin akan mengubah fibrinogen, suatu protein yang larut dalam
plasma,menjadi fibrin. Fibrin berupa benang-benang halus yang menjaring dan
mengikat sel-sel darah dan terbentuk benang-benang fibrin penutup luka.
13 faktor pembekuan darah:
1. Fibrinogen : sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan
diubah menjadi fibrin melalui aksi thrombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan
masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
2. Prothrombin : sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah
menjadi bentuk aktif thrombin (faktorIIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan
faktor X (Xa) dijalur umum dari pembekuan. Fibrinogen thrombin kemudian
memotong ke bentuk aktif tibrin. Kekurangan faktor menyebabkan
hypoprothrombinemia.
3. Tromboplastin : koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda
dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; jaringan tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di jalur koagulasi
ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
4. Kalsium : sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan
darah.
5. Proaccelerin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas,
yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan
ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothombin
thrombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada
kecendrungan berdarah yang langka yang disebut parahemofilia,dengan berbagai
derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.
6. Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi
tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.
7. Proconvertin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil dan panas
dan berpartisipasi dalam jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak
dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. defisiensi
faktor proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau di peroleh
(yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecendrungan
perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.
8. Antihemofilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatief labil dan
berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan
faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor 10. defisiensi, sebuah
resesif terkait-10 sifat, penyebab hemophilia A. disebut juga antihemophilic globulin
dan faktor antihemophilic A.
9. Tromboplastin plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang
relative stabil dan terlibat dalam jalur intrinsic dari pembekuan. Setelah aktivasi,
diaktifkan defisiensi faktor 10. hasil di hemophilia B. disebut juga faktor natal dan
faktor antihemophilic B.
10. Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil
dan
berpartisipasi dalam baik intrinsic dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk
kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor 7, yang disebut prothrombinase;
hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk thrombin. Kekurangan
faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga power
stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
11. Tromboplastin plasma yang diatas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam
jalur intrinsic dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor 9. Lihat juga
kekurangan 11. Disebut juga faktor antihemophilic C.
12. Hagamen faktor; faktor koagulasi yang stabil diaktifkan oleh kontrak dengan kaca
atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsic dari koagulasi dengan
mengaktifkan faktor 11. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecendrungan
thrombosis.
13. Fibrin-faktor yang menstabilkan,sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea,
fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor
ini memberikan kecendrungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan
protransgultaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.
kelainan atau penyakit dalam darah.
1. Hemofili adalah kelainan pada darah berupa darah yang sukar membeku. Hemofili
disebabkan oleh faktor keturunan.
Hemofili dibagi menjadi :
Ø Hemofili ringan, misalnya pada cabut gigi, di khitan atau setelah operasi.
Ø Hemofili sedang/berat , misalnya kalau terlalu lelah menjadi biru-biru pada
siku,dengkul lalu akan pecah. Dapat diobati dengan transfuse darah.
2. Anemia disebabkan berkurangnya kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.
3. Embolus adalah tersumbatnya pembuluh darah karena benda gerak
4. Koronariasis adalah menyempitnya nadi tajuk pada jantung (koroner)
5. Sklerosis adalah mengerasnya pembuluh nadi akibat endapan lemak/kapur
BAB V
KESIMPULAN
Dari keterangan diatas dapat di tarik kesimpulan :
1. Darah mempunyai peranan penting dalam tubuh manusia
2. Darah merupakan alat transportasi dalam tubuh
3. Setiap sel darah mempunyai fungsinya masing-masing
4. Dalam proses pembekuan darah membutuhkan 13 faktor
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, 1992. Anatomi dan fisiologi ternak.gadjah mada university press.yogyakarta.
Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka
utama.jakarta
Syaifuddin,2006. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Buku kedokteran
EGC. Jakarta .
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/205873/fibrinasd
http://organisasi.org/definisi-pengertian-darah-plasma-darah-dan-fungsi-alat-sistemtransportasi-manusia
http://en.wikipedia.org/wiki/Bleeding_time
http://www.answers.com/topic/bleeding-time
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/bleeding+time
http://www.ucsfhealth.org/adult/adam/data/003656.html
Diakses pada tanggal 13 April 2014 @ 3:58pm
Anatomi Fisiologi Manusia
Bleeding, Clotting dan Fibrin Time
Kelas A1
Nama Kelompok 5:
1. Eva Nurhanifa
2. Dede Rini
3. Fitri Damayanti
4. Lutviyah Oktafiyani
5. Vini Fatika Dewi
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.
Setiap makhluk hidup membutuhkan zat-zat makanan yang diperoleh dari
lingkungannya. Untuk memasukkan dan membuang sisa zat makanan memerlukan
sistem transportasi.
Sistem sirkulasi atau transportasi pada tubuh manusia meliputi sistem peredaran
darah manusia meliputi sistem peredaran darah dan peredaran getah bening.
Komponen sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh
darah.
Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a.
Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping
itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah.
Sel darah, adalah merupakan 45 % volume darah. Sel darah terdiri atas sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
b.
Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan
darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera
untuk mencegah terjadinya kekurangan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini kami akan mengupas lebih dalam tentang “Bleeding Time, Clotting
Time dan Fibrin”.
1.
Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :
a.
Metode ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan
darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah
pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian
lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk
membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada
vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali
pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika
luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut
waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk
membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
b.
Metode duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk
menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal
pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke
adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil
yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah
bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas
luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar
perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini.
Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. alkohol harus ditinggalkan
dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus
dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes
oleh pembekuan menghambat.
2.
Clotting Time
Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu
yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan.
Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding
pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan
tingkat pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma
dikumpulkan. Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak
segera membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif
(fibrinogen disfungsional). Jika seorang pasien yang menerima heparin( substansi yang
berasal dari bisa ular reptilas)e disebut digunakan bukan trombin. Reptilase memiliki
tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh
heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin,
antikoagulan lupus.
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling
prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan
sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan
terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan
trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagaiClotting time.
3.
Fibrin Time
Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam
penggumpalan darah. Fibrin ini adalah protein yang berhubung dengan urat syaraf
polymerized untuk membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen,yang larut
plasma glikoprotein yang disintesis oleh hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan
kaskade zymogen prothrombin ke protease serin thrombin, yang bertanggung jawan
untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin kemudian dihubungkan oleh faktor XIII
untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan FXIIIa lebih lanjut dengan
penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan TAFI (activatable thrombin
inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B), dan mengikat untuk beberapa protein
perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi faktor XIII oleh thrombin dan plasminogen
penggerakn (t-PA) yang dikatalisis oleh fibrin. Fibrin mengikat secara khusus faktorfaktor koagulasi diaktifkan faktor Xa dan thrombin dan entraps mereka dalam jaringan
serat, sehingga berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan
dapat melepaskan selama fibrinolisis. Penelitian terbaru menunjukan bahwa fibrin
meminkan para kunci dalam respon inflamasi dan perkembangan rheumatoid arthritis.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 April 2014, pukul 13.00 –
15.20 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas
Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
B. Alat dan Bahan
·
·
·
·
·
·
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
Stopwatch
Lancet
Alkohol 70%
Tisu
Jarum pentul
Objek glass
C. Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut :
Menyiapkan bahan praktikum.
Mengamati proses terjadinya Bleeding time, Clotting time, dan terbentuknya benang
Fibrin.
Menjelaskan mekanisme terjadinya pembekuan darah.
Menjelaskan faktor-faktor pembekuan darah.
Menjelaskan penyakit apa saja yang terjadi pada darah manusia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
A. Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Alat & Bahan :
1. Stopwatch
2. Lancet
3. Tisu
4. Alkohol 70%
cara kerja :
a. Siapkan lanset dalam keadaan steril
b. Bersihkan dengan alkohol ujung jari tengah, tusuk dengan lanset secara aseptis,
c. Usap darah Yang keluar dengan kertas saring, catat keadaan darah setiap 30 detik
sekali, kulit jangan ditekan.
d. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar.
No.
1
2
3
4
5
Nama Mahasiswa
Hidayatus Sholeha
Nunung A.F
Imelda Utami
Fajriyanti
Eva Nurhanifa
Bleeding Time
05 : 42 : 06 detik/sekon
01 : 51 : 94 detik/sekon
01 : 52 : 87 detik/sekon
01 : 00 : 95 detik/sekon
02 : 00 : 02 detik/sekon
Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah dan
mendiagnosa masalah pendarahan. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1-6 menit.
Apa artinya bila hasil abnormal?
Pendarahan waktu lebih lama atau lebih cepat dari waktu normal mungkin karena :
1. Volume darah
2. Teknik pengambilan darah
3. Darah ada kelainan
4. Agregasi trombosit
5. Trombositopenia
Tambahan kondisi yang menguji dapat dilakukan :
1. Platelet Acquired fungsi cacat
2. Kongenital cacat fungsi platelet
3. Primer thrombocythemia
4. Von Willebrand Penyakit
B.
Clotting Time
Clotting time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di
perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan darah.
Alat dan Bahan :
1. Stopwatch
2. Lancet
3. Tisu
4. Alkohol swab
5. Objek glass
cara kerja :
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah sebanyak 0,5 ml di atas objek glass
3. Nyalakan stopwatch selama 30 detik, darah dimiringkan sampai terbentuk benangbenang Fibrin, matikan stopwatch jika darah telah membeku.
4. Bersihkan dengan alkohol ujung jari yang ditusuk dengan lanset, setelah semua
pekerjaan Selesai.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Hidayatus Sholeha
Nunung A.F
Imelda
Fajriyanti
Eva Nurhanifa
Clotting time
09 : 16 : 84 menit/detik
07 : 18 : 32 menit/detik
08 : 34 : 60 menit/detik
05 : 56 : 54 menit/detik
00 : 05 : 50 menit/detik
Tes Clotting time dilakukan untuk mengetahui faktor pembekuan darah terutama
yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.waktu normal 9-15
menit.
Faktor yang membuat clotting time abnormal adalah :
a. Volume darah
b. Teknik pengambilan
c. Darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak.
C.
Fibrin Time
alat dan bahan:
1. Stopwatch
2. Jarum pentul
3. Objek glass
4. Lancet
5. Kapas
6. Alkohol
cara kerja:
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah di atas objek glass.
3. Nyalakan stopwatch, angkat darah menggunakkan jarum pentul hingga terbentuk
fibrin.
No.
1
2
3
4
5
Nama
Hidayatus Sholeha
Nunung A.F
Imelda
Fajriyanti
Eva Nurhanifa
Fibrin
04:42:00 menit/detik
08:23:43 menit/detik
04:52:57 menit/detik
03:36:35 menit/detik
00:05:37 menit/detik
Tes fibrin dilakukan untuk mengetahui benang-benang fibrin yang terbentuk
dalam percobaan tersebut.
Faktor yang membuat fibrin abnormal adalah :
a. volume darah
b. teknik pengambilan
c. darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak
B. Pembahasan
Pembetukan Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di dalam sumsum
tulang.Selain itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa; dan
limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat
jantung).Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda.
Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang
disebut sel stem. Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah
sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk
trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang
dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.
Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan
tubuh.Jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah
berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang
merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah).
Komponen Darah
1.
Sel darah merah (eritrosit)
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam
keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah
mengandung hemoglobin,yang memungkinkan sel darah membawa oksigen dari
paru-paru dan menghantarkannya ke seluruh tubuh. Oksigen di pakain untuk
membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon
dioksida,yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke
paru-paru.
2.
Sel darah putih (leukosit)
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk
setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang
bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan
infeksi, terdapat 5 jenis utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk
menghasilkan antibody.
a) Neutrofil, juga disebut granulosit karena enzim yang mengandung granul-granul
jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri
dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan.
Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur,belum matang) dan neutrofil
bersegmen (matur,matang).
b) Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap
infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfofisit B
(membentuk sel-sel yang menghasilkan antibody atau sel plasma).
c) Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan
imunologis terhadap berbagai organism penyebab infeksi.
d) Eosinofil membunuh parasit,merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
e) Basofil juga berperan dalam respon alergi.
Platelet (trombosit).
Merupakan partikel yang menyerupai sel,dengan ukuran lebih kecil daripada sel
darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah
untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul di daerah yang mengalami
perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit
akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang
membantu pembuluh darah dan menghentikan perdarahan.
3.
Pada saat yang sama,trombosit melepaskan bahan yang membantu
mempermudah pembekuan. Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancer
dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak
sel darah putih yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus
dinding untuk masuk ke jaringan yang lain. Jika sel darah putih sampai ke daerah yang
mengalami infeksi atau masalah lainnya,mereka melepaskan bahan-bahan yang akan
lebih banyak menarik sel darah putih.
Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar diseluruh tubuh, tetapi
siap untuk dikumpulkan dan melawan berbagai organism yang masuk ke dalam tubuh.
FUNGSI DARAH
Fungsi darah pada tubuh manusia :
a. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh manusia.
b. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh manusia.
c. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.
d. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk di buang melalui alat ekskresi.
e. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu.
f. Menjaga suhu temperatur tubuh.
g. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibody dan sel darah beku.
h. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh. Dll.
MEKANISME PEMBEKUAN DARAH
Jika ada benturan atau gesekan menyebabkan luka, maka trombosit pecah dan
keluar enzim tromboplastin (trombokinase). Zat ini bersama ion-ion kalsium yang ada di
dalam plasma darah akan bereaksi dengan protombin. Protombin adalah senyawa
globulin yang terdapat di dalam plasma darah dan bersifat sebagai enzim yang belum
aktif. Zat ini di hasilkan di hati dengan bantuan vitamin K. zat yang terbentuk adalah
thrombin, enzim trombin akan mengubah fibrinogen, suatu protein yang larut dalam
plasma,menjadi fibrin. Fibrin berupa benang-benang halus yang menjaring dan
mengikat sel-sel darah dan terbentuk benang-benang fibrin penutup luka.
13 faktor pembekuan darah:
1. Fibrinogen : sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan
diubah menjadi fibrin melalui aksi thrombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan
masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
2. Prothrombin : sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah
menjadi bentuk aktif thrombin (faktorIIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan
faktor X (Xa) dijalur umum dari pembekuan. Fibrinogen thrombin kemudian
memotong ke bentuk aktif tibrin. Kekurangan faktor menyebabkan
hypoprothrombinemia.
3. Tromboplastin : koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda
dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; jaringan tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di jalur koagulasi
ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
4. Kalsium : sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan
darah.
5. Proaccelerin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas,
yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan
ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothombin
thrombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada
kecendrungan berdarah yang langka yang disebut parahemofilia,dengan berbagai
derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.
6. Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi
tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.
7. Proconvertin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil dan panas
dan berpartisipasi dalam jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak
dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. defisiensi
faktor proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau di peroleh
(yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecendrungan
perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.
8. Antihemofilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatief labil dan
berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan
faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor 10. defisiensi, sebuah
resesif terkait-10 sifat, penyebab hemophilia A. disebut juga antihemophilic globulin
dan faktor antihemophilic A.
9. Tromboplastin plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang
relative stabil dan terlibat dalam jalur intrinsic dari pembekuan. Setelah aktivasi,
diaktifkan defisiensi faktor 10. hasil di hemophilia B. disebut juga faktor natal dan
faktor antihemophilic B.
10. Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil
dan
berpartisipasi dalam baik intrinsic dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk
kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor 7, yang disebut prothrombinase;
hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk thrombin. Kekurangan
faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga power
stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
11. Tromboplastin plasma yang diatas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam
jalur intrinsic dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor 9. Lihat juga
kekurangan 11. Disebut juga faktor antihemophilic C.
12. Hagamen faktor; faktor koagulasi yang stabil diaktifkan oleh kontrak dengan kaca
atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsic dari koagulasi dengan
mengaktifkan faktor 11. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecendrungan
thrombosis.
13. Fibrin-faktor yang menstabilkan,sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea,
fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor
ini memberikan kecendrungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan
protransgultaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.
kelainan atau penyakit dalam darah.
1. Hemofili adalah kelainan pada darah berupa darah yang sukar membeku. Hemofili
disebabkan oleh faktor keturunan.
Hemofili dibagi menjadi :
Ø Hemofili ringan, misalnya pada cabut gigi, di khitan atau setelah operasi.
Ø Hemofili sedang/berat , misalnya kalau terlalu lelah menjadi biru-biru pada
siku,dengkul lalu akan pecah. Dapat diobati dengan transfuse darah.
2. Anemia disebabkan berkurangnya kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.
3. Embolus adalah tersumbatnya pembuluh darah karena benda gerak
4. Koronariasis adalah menyempitnya nadi tajuk pada jantung (koroner)
5. Sklerosis adalah mengerasnya pembuluh nadi akibat endapan lemak/kapur
BAB V
KESIMPULAN
Dari keterangan diatas dapat di tarik kesimpulan :
1. Darah mempunyai peranan penting dalam tubuh manusia
2. Darah merupakan alat transportasi dalam tubuh
3. Setiap sel darah mempunyai fungsinya masing-masing
4. Dalam proses pembekuan darah membutuhkan 13 faktor
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, 1992. Anatomi dan fisiologi ternak.gadjah mada university press.yogyakarta.
Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka
utama.jakarta
Syaifuddin,2006. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Buku kedokteran
EGC. Jakarta .
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/205873/fibrinasd
http://organisasi.org/definisi-pengertian-darah-plasma-darah-dan-fungsi-alat-sistemtransportasi-manusia
http://en.wikipedia.org/wiki/Bleeding_time
http://www.answers.com/topic/bleeding-time
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/bleeding+time
http://www.ucsfhealth.org/adult/adam/data/003656.html
Diakses pada tanggal 13 April 2014 @ 3:58pm