Proposal Pengaruh Media Terhadap Motivas

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS X MM

DI

SMKN 10 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
I.

Latar Belakang
Media merupakan hal yang mutlak ada dalam proses pembelajaran. Tanpa

adanya media,pembelajaran tidak akanberhasil, karena informasi atau ide yang ada
dalam pikiran guru tidakakan sampai

ke dalam pikiran peserta didik.Media

merupakan sarana transportasi yang mengantarkan informasi dari guru menuju
siswa. Oleh karena itu, media memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting
selain komponen pembelajaran yang lain.
Media pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan situasi dan kondisi kelas.Ketika media pembelajaran dibangun asal-asalan

dan tidak sesuai dengan situasi-kondisi, maka akan terjadi miscommunication antara
guru dan peserta didik dan akibatnya proses pembelajaran menjadi tidak efektif dan
tidak menarik.
Media pembelajaran juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Ketika peserta didik menilai bahwa apa yang ditampilkan oleh guru tidak menarik
maka peserta didik akan datar saja dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sebaliknya ketika materi pembelajaran dibungkus sedemikian rupa menggunakan
media yang menarik di samping metode yang tepat akan membawa peserta didik ke
dalam alam pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga di dalam hati peserta didik
tertanam bahwa pembelajarannya sangat menyenangkan, hal ini menimbulkan
keinginan yang kuat dalam peserta didik untuk mengikuti pembelajaran seterusnya.
Pendidikan Agama Islam seperti yang kita ketahui menghadapi berbagai
tantangan dalam merebut “hati” peserta didik di berbagai lembaga pendidikan

1

formal. Tantangan tersebut dimulai dari kurikulum PAI sendiri, waktu pembelajaran
yang sedikit, kurangnya dukungan dari pihak sekolah, maupun persoalan yang lebih
kompleks seperti globalisasi yang membawa dampak kejiwaan dan sosial terhadap
masyarakat khususnya peserta didik dalam konteks pendidikan. Globalisasi yang

membawa informasi dari seluruh penjuru dunia dengan keberhasilan ilmu
pengetahuan -nya dalam menyelesaikan segala persoalan dan kebutuhan manusia
membuat banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan agamanya karena
menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi telah memenuhi kebutuhannya dan
tidak lagi memerlukan agama.
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu lembaga pendidikan dan
pelatihan yang mengutamakan keterampilan praktis sering mengesampingkan sisi
religiusitas peserta didik sehingga sering kali porsi pendidikan agama sedikit
diterima oleh peserta didik. Hal ini klop dengan motivasi peserta didik terhadap
pendidikan agama. Peserta didik di sekolah sering kali menganggap pelajaran agama
hanya pelajaran pelengkap saja dan tidak ada hal yang menarik dari pelajaran agama.
Di sinilah peranan media sebagai pendukung metode pembelajaran sangat penting.
Kreativitas guru menjadi satu hal yang penting dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa. Kebanyakan peserta didik saat ini menggandrungi produk teknologi
informasi seperti media sosial dan Games Online. Hal ini dapat kita lihat di warnet warnet yang selalu ramai dan dipenuhi anak usia sekolah. Bahkan di sekolah pun
mereka masih sempat mengakses media sosial. Tentu hal ini sangat menghambat
proses pendidikan yang mereka tempuh.
Jika pada jaman dulu pulang sekolah siswa biasanya mengerjakan tugas
rumah dengan kelompoknya, sekarang kebanyakan mereka berkelompok di tempat


2

yang menyediakan Games Online. Bertambahlah tantangan bagi pendidikan,
khususnya sekolah dan para pengajar dalam merebut “hati” para siswanya.
Faktor penghambat motivasi belajar lain yang tak kalah “hebatnya” adalah
hasil dari modernisme seperti hedonisme dan budaya hura-hura yang menyebabkan
seorang lebih memilih bersenang-senang dari pada belajar. Anak perempuan saat ini
cenderung lebih suka dibilang cantik atau seksi dari pada pintar dan cerdas.
Hal ini senada dengan kisah yang diceritakan oleh Lisa Bloom, pengarang
‘Think: StraightTalk for Women toStay Smart Ni a Dumbed-Down World’. Dalam
bukunya, ia menunjukkan bahwa 15-18% anak perempuan di bawah usia dua belas
tahun saat ini sudah memakai makeup. Kepercayaan diri anak perempuan menurun
kalau tidak merasa cantik1.
Pendidikan khususnya PAI menghadapi tantangan yang sangat berat.
Hedonisme dan materialisme telah menyebabkan segala hal spiritual menjadi tidak
menarik dan kolot. Oleh karena itu, guru PAI harus bekerja keras dan
mengembangkan kreativitas guna menarik perhatian peserta didik dalam
pembelajaran PAI.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengembangkan media
pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa demi meningkatkan motivasi

belajar. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah efektivitas pembelajaran.
Dengan media pembelajaran diharapkan siswa dapat menangkap isi dari informasi
yang disampaikan oleh guru.
SMK Negeri 10 Malang merupakan Sekolah kejuruan teknologi yang berada
di pinggiran kota Malang. Tepatnya di Jl. Raya Tlogowaru Kec. Kedungkandang
Malang. Penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang PAI di SMK Negeri 10
Malang karena di SMK Negeri 10 Malang yang menyelenggarakan pendidikan
1 Yoga Kartika, Jangan Puji Anak Perempuan Cantik, http://whatanews.net/jangan-puji-anakperempuan-cantik/, diakses pada tanggal 15/11/2014 jam tanggal 9.29.

3

teknologi yang notabene dalam ulasan di atas menjadi salah satu kendala dalam
pengembangan motivasi belajar PAI. Di samping itu, letak SMK Negeri 10 yang
menjadi titik pertemuan antara peserta didik dari pedesaan dan perkotaan
memungkinkan adanya pengaruh motivasi keagamaan antara peserta didik dari kota
dan desa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru PAI, yaitu Bapak Ali
AR Holle, S.PdI ada beberapa permasalahan yang terkait dengan PAI di SMK Negeri
10 Malang. Diantara permasalahan tersebut ialah kurangnya dukungan dari orang tua
terhadap pembelajaran PAI di sekolah karena dianggap tidak termasuk dalam UN,

adanya pengaruh lingkungan yang mempengaruhi karakter keberagamaan siswa
yang kesemuanya itu mengerucut pada satu masalah, yakni rendahnya motivasi
belajar siswa terhadap PAI di SMK Negeri 10 Malang. Adapun metode yang Beliau
gunakan dalam pembelajaran adalah ceramah dan penugasan mandiri. Sedangkan
media, beliau menyatakan jarang menggunakan media berbasis audio visual meski
perangkatnya tersedia.2
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui lebih jauh tantang
motivasi belajar siswa terhadap materri PAI dan media yang digunakan guru PAI
dengan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Media Pembelajaran terhadapa
Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X MM di SMK Negeri 10
Malang Tahun Pelajaran 2014/2015.
II.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang pemilihan judul/masalah yang telah ditemukan di atas,

maka dalam penelitian ini peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

2 Ali AR. Holle, Motivasi Belajar PAI Siswa kelas X MM di SMK Negeri 10 Malang, Malang, 12
Januari 2015.


4

1.

Bagaimana motivasi siswa kelas X MM SMKN 10 Malang terhadap
pelajaran PAI?

2.

Bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran PAI di kelas X
MM SMKN 10 Malang?

3.

Adakah pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar PAI
siswa kelas X MM?

III.


Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar

sisa kelas X MM SMKN 10 Malang terhadap pembelajaran PAI, media
pembelajaran PAI yang digunakan di kelas X MM SMKN 10 Malang dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas X MM SMKN 10 Malang.
IV.

Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini manfaat yang ingin dicapai adalah:
a.

Bagi peneliti, sebagai pelajaran untuk menambah pengetahuan dalam
bidang penelitian ilmiah. Dengan melakukan penelitian akan mengetahui
secara langsung pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar
PAI siswa kelas X MM SMKN 10 Malang.

b.

Bagi guru (khususnya guru bidang studi PAI), dengan penelitian ini

dapat memberi pandangan kepada guru dalam mengembangkan media
pembelajaran PAI guna meningkatkan motivasi belajar siswa.

5

c.

Bagi siswa yang sedang mempelajari bidang studi PAI, dengan hasil
penelitian ini akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih
menyenangkan dengan adanya media pembelajaran yang efektif.

Bagi calon guru, dengan adanya penelitian ini merupakan ilmu yang sangat
berharga dan dapat menambah pengetahuan dalam bidang penelitian ilmiah, dimana
pada saat melakukan penelitian ini sangat bermanfaat dalam upaya menetapkan diri
sebagai calon guru. Dengan demikian diharapkan akan mampu melaksanakan tugas
guru dengan benar-benar profesional.
V.
Tinjauan Pustaka
VI.
Metode Penelitian

Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai cara yang
teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud.3 Sedangkan
penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan
sistematis untuk mewujudkan kebenaran.4
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya berlaku untuk seluruh populasi.5 Dengan metode tersebut,
penulis

ingin

menggambarkan

seluas-luasnya

mengenai


media

pembelajaran dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas
X MM SMKN 10 Malang, penelitian ini diadakan dengan menggunakan

3 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008) hal. 952.
4 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) hal. 24.
5 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 148.

6

perangkat angket, data wawancara dan observasi serta dokumen yang
terkait dengan penelitian ini. Dengan demikian dapat diteliti dan
dikorelasikan dengann menggunakan rumus korelasi dan analisis regresi
satu prediktor dengan skor deviasi.
2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.
1. Populasi
Populasi adalah sebagai seperangkat unit analisis yang lengkap
yang sedang diteliti.6 Menurut Suharsimi (2006), populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. 7
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MM 1,
X MM 2 dan X MM 3 SMKN 10 Malang tahun pelajaran 2014/2015
yang berjumlah 105 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari.8 Menurut Suharsimi Arikunto (2006), “sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti.9 Lebih lanjut beliau menentukan batas
pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika jumlah populasinya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau
20%-25% lebih, tergantung setidak-tidaknya:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dansetiap subjek, karena
hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

6 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),
hal. 111.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hal.130.
8 Jonathan Sarwono, loc. cit.
9 Suharsimi Arikunto, op. cit. hal. 131.

7

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk
penelitian yang beresiko besar, tentu saja jika sampel besar,
hasilnya akan baik.10
Berdasarkan ketentuan di atas, penulis mengambil sampel sebesar
25% dari jumlah populasi sebesar 105 yaitu 26 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik simple random
sampling, yakni dengan memberikan suatu nomor yang berbeda kepada
setiap anggota populasi, kemudian memilih sampel dengan menggunkan
angka-angka random.11
4. Metode Pengumpulan Data.
Penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data,
di antaranya ialah sebagai berikut:
1) Metode Observasi
Pengertian observasi adalah “pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis mengenai fenomena yang diteliti”.12 Teknik ini penulis
gunakan untuk mengetahui tentang penggunaan media dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI di kelas X MM SMK N
10 Malang.
2) Metode Angket
Menurut Burhan

Bungin

(),

metode

angket

merupakan

serangkaian atau daftar pertanyaan yang disususn secara
sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah
diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau
ke peneliti.13

10 Ibid, hal. 134.
11 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, hal. 114.
12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research JIlid 2 (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hal. 151.
13 Berhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 123.

8

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan angket kepada para
siswa yang terpilih menjadi sampel penelitian terkait dengan
penggunaan media pembelajaran PAI dan minat dan motivasi
siswa terhadap PAI.
3) Metode Wawancara
Wawancara di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai pertemuan tanya jawab peneliti dengan informan untuk
tanya jawab.14 Wawancara ditujukan kepada Kepala SMKN 10
Malang dan guru PAI yang bersangkutan mengenai penggunaan
media dalam pembelajaran PAI dan motivasi belajar PAI siswa
kelas X MM.
4) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah metode pengumpulan data mengenai
hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, notulen dan lain-lain.15 Dalam hal penelitian ini penulis
mengambil data dari catatan absensi siswa kelas X MM SMKN 10
Malang dalam kegiatan pembelajaran PAI.
3. Variabel Penelitian
Menurut Brown (1998) yang dikutip oleh Jonathan Sarwono
variabel didefinisikan sebagai “something that may vary or differ”16.
Sedangkan menurut Davis (1998) yang masih dikutip oleh Jonatahan
Sarwono, variabel adalah “is simply symbol or concept that can assume
any one of a set of values”17.
14 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008) hal. 1619.
15 Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Duatu Pendekatan Praktik, hal. 158.
16 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006)
hal. 53.
17 Ibid,

9

Sedangkan Sugiyono (2008) mendefinisikan variabel sebagai
“segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehinggga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya”.18
Berdasarkan pada beberapa

pengertian

di

atas,

penulis

mengartikan variabel sebagai sesuatu yang sedang diteliti yang memiliki
nilai untuk dianalisa.
Variabel yang ada dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
a) Variabel bebas (x).
Variabel bebas (x) pada penelitian ini adalah media pembelajaran
dengan indikator sebagai berikut:
1) Media pembelajaran tersedia.
2) Media pembelajaran digunakan dalam pembelajaran PAI
3) Guru menguasai penggunaan media pembelajaran.
4) Media pembelajaran sesuai dengan materi yang
disampaikan.
5) Siswa lebih cepat menyerap pelajaran dengan media
pembelajaran.
6) Siswa lebih senang belajar dengan media pembelajaran.
b) Variabel terpengaruh (y).
Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah motivasi belajar
PAI dengan indikator sebagai berikut:
1) Menghormati guru.
2) Disiplin dalam belajar.
3) Memperhatikan dengan seksama materi yang diajarkan.
4) Siswa belajar aktif
5) Siswa interaktif dalam pembelajaran.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang penulis tempuh
adalah menganalisis data tersebut. Penulis menggunakan teknik korelasi
dalam analisis data yang terkumpul. Korelasi yang diteliti antara variabel

18 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D (Bandung: CV.
Alfabeta, 2008) hal. 38.

10

pada penelitian ini adalah bivariate correlation karena hanya terdiri dari
dua variabel.19
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam analisa data ini
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan ini data yang terkumpul melalui angket
dimasukkan ke dalam tabel dan diberi skor pada setiap alternatif
jawaban respondedn, yaitu dengan mengubah data-data jawaban
ke dalam bentuk kuantitatif dengan kriteria sebagai berikut:
a. Untuk variabel media pembelajaran PAI:
- Alternatif jawaban A diberi angka 4
- Alternatif jawaban B diberi angka 3
- Alternatif jawaban C diberi angka 2
- Alternatif jawaban D diberi angka 1
b. Untuk motivasi belajar PAI siswa sama dengan variabel
media pembelajaran.
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan, dengan cara mengolah data sehingga diketahui
hubungan antara data variabel bebas (x) terhadap variabel
terpengaruh (y).
Penelitian ini:

PENGARUH

MEDIA

PEMBELAJARAN

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS X MM
SMKN 10 MALANG TAHUN AJARAN 2014/2015, mempunyai
variabel bebas (x) yaitu Media Pembelajaran dan variabel
terpengaruh (y) yaitu Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas X MM
SMKN 10 Malang Tahun Pelajaran 2014/2015.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik korelasi
product moment. Yakni teknik yang digunakan untuk mencari
19 Dr. Laura F. N. Sudarnoto, “Hubungan Antara Dua Variabel dengan Statistik Parametrik”, dalam
Awalluddin, dkk, Statistika Pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Hal. 3-3.

11

korelasi antara dua variabel.20 Langkah-langkah analisanya ada;ah
sebagai berikut:
a. Menyiapkan tabel yang terdiri dari 6 kolom
Kolom 1: nomor subjek
Kolom 2 : skor variabel x
Kolom 3 : skor variabel y
Kolom 4 : hasil kwadrat skor variabel X(X2) lalu
dijumlahkan ( Σ X 2 )
Kolom 5 : hasil kwadrat skor variabel Y(Y2) lalu
dijumlahkan ( ΣY 2 )
Kolom 6 : hasil perkalian antara skor X dan skor Y tiap
pasangan (XY) lalu dijumlahkan ( Σ XY )
b. Mencari angka indeks korelasi dengan rumus berikut.
N Σ X2
√(¿)−( Σ X 2 ) ( N ΣY 2) −(Σ Y 2 )
N Σ XY −( Σ X )( Σ Y )
r xy =
¿
c. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan
korelasi dan menarik kesimpulan. Dalam hal ini penulis
melakukan langkah-langkah berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (H0) atau Hipotesisi
alternatif (Ha).
2. Menghitungn korelasi dengan rumus dan mendapatkan
angka indeks korelais (rxy) seperti pada langkah b di
atas.
3. Mencari df (degree of freedom) atau db (derajat
kebebasab) dengan rumus df = N – 2. Jumlah subjek
penelitian sebanyak 26 maka df = 26 – 2 = 24.
4. Menentukantaraf signifikansi yang ditentukan, antara
lain 1%, 5%, atau 10%. Semakin kecil taraf yang

20 Dr. Laura F. N. Sudarnoto, “Hubungan Antara Dua Variabel dengan Statistik Parametrik”, dalam
Awalluddin, dkk, Statistika Pendidikan, hal. 3 – 14.

12

ditentukan semakin besar taraf kepercayaan atau
tuntutan ketelitian dari hasil perhitungan.
rtabel , df 24 pada TS 5% sebesar 1,2.
rtabel , df 24 pada TS 1% sebesar 0,24.
5. Membandingkan besarnya hasil perhitungan korelasi
(rxy) dengannilai tabel korelasi (rtabel). Bila hasil
perhitungan lebih kecil dari nilai tabel (rxy < rtabel)
berarti korelasi tersebut tidak meyakinkan (non
signifikan).

Keputusannya

adalah

hipoterisi

nol

iterima. Bila hasil perhitungan lebih besar dari tabel
(rxy > rtabel) berarti korelasi tersebut meyakinkan atau
signifikan. Keputusannya adalah hipotesis diterima.
VII.

Sistematika Penulisan
Kerangka penulisan skripsi yang penulis gunakan adalah sebagaimana yang

ada dalam Buku Panduan Penulisan Research Brief, Proposal dan Skripsi Fakultas
Agama Islam cetakan tahun 2008.
1. Bagian Awal
a. Sampul depan.
b. Sampul belakang
c. Lembar persetujuan
d. Lembar pengesahan
e. Motto dan persembahan
f. Pernyataan keaslian tulisan
g. Abstrak
h. Kata pengantar
i. Transliterasi
j. Daftar isi
k. Daftar tabel
l. Daftar gambar atau bagan
m. Daftar lampiran-lampiran
2. Bagian Inti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah

13

C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Batasan Istilah / Pengertian Konsep / Definisi Operasional
G. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Sumber data
C. Teknik Pengumpulan Data / Informan
D. Teknik Analisa Data
E. Uji Keabsahan Hasil Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian
B. Penyajian dan Analisis Data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keismpulan
B. Saran-saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran21

21 Tim Fakultas Agama Islam, Buku Panduan Penulisan Research, Proposal dan Skripsi Fakultas
Agama Islam (Malang: Fakultas Agama Islam, 2008) hal. 7-8

14