hasil dan pembahasan acara 2 (1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Tinggi tanaman pada berbagai perlakuan
Tinggi Tanaman Hari Ke-
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang Tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
1
4,38
3,75
3,79
3,30
3,87
3,26
4,38
3,91
3,77
2
7,10
6,48
6,48
6,08
6,34
5,75
667
7,35
6,53
3
9,11
8,90
8,88
8,35
8,86
8,28
9,28
9,53
8,77
4
12,23
11,94
11,40
10,81
11,55
10,57
11,58
11,63
11,63
5
14,46
13,89
13,36
12,13
13,58
11,63
12,99
14,32
14,38
6
16,91
17,66
16,18
14,30
16,66
15,01
15,04
15,73
15,32
7
17,90
18,89
17,24
17,14
17,62
15,88
17,80
17,86
17,91
6
8,90
6,85
6,58
9,00
7,30
6,40
7,90
6,40
5,63
7
9,50
7,60
7,08
10,40
7,90
7,20
10,00
7,20
6,47
Tabel 4.2 Jumlah daun tanaman pada berbagai perlakuan
Jumlah Daun Hari Ke-
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang Tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
1
2,42
2,33
2,12
2,83
2,17
1,61
2,92
1,83
1,58
2
4,00
3,75
3,68
4,17
3,75
3,33
4,33
3,33
3,25
3
5,08
4,67
4,56
5,83
4,83
4,39
5,08
4,00
3,92
4
6,33
5,58
5,36
7,33
5,58
4,94
5,83
4,75
4,61
5
7,92
6,33
6,08
8,33
6,50
5,67
7,17
5,50
5,31
Tabel 4.3 Panjang Akar (PA)
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
Panjang Akar
(PA)
20,76
19,33
17,40
21,48
20,33
17,54
18,57
17,22
18,90
Tabel 4.4 Bobot Segar dan Bobot Kering
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
Bobot Segar
(g)
5,80
4,41
3,56
5,55
4,78
3,89
6,34
4,51
2,81
Bobot Kering
(g)
1,28
0,99
0,81
1,12
1,07
0,73
1,15
1,07
0,72
B. Pembahasan
Pada praktikum Dasar-dasar Ekologi acara II yang berjudul Kmpetisis Inter dan
Intraspesifik sebagai pembatas abiotik ini dilakukan pengamatan dengan menggunakan kacang
tanah sebagai media yang diamati. kompetisis antar tanaman itu sendiri diartikan sebagai dua
individu atau lebih yang memerlukan suatu kebutuhan yang sma, dalam tempat dan waktu yang
sama,serta sumber yang sama. Dimana sumber yang dibutuhkan tersebut terbatas, akibatnya
terjadilah persaingan atau kompetisis untuk mendapatkan sumber yang terbatas tersebut.
Pengamatan ini dilakukan dua perlakuan yaitu perlakuan monokultur kacang tanah dan
perlakuan polikultur kacang tanah yang ditanam bersamaan dengan kedelai, dan kacang tanah
yang ditanam bersamaan dengan jagung. pada pengamatan percobaan ini hal-hal yang diamati
adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar serta bobot kering kacang
tanah. Untuk perlakuan monokultur terbagi menjadi tiga perlakuan, dimana penanaman biji tiap
polibagnya diberikan perlakuan yang berbeda. Pada polibag yang pertama ditanam dua biji
kacang tanah, polibag yang kedua ditanam 4 biji kacang tanah, dan polibag yang ketiga ditanam
6 biji kacang tanah. Kemudian pada perlakuan polikultur kacang tanah dan kedelai ditanam
secara bersamaan dengan ketentuan 1+1, 2+2, 3+3 pada polibag yang berbeda. Begitupun pada
perlakuan kacang tanah-jagung dilakukan penanaman yang sama dengan kacang tanah-kedelai.
1. Tinggi Tanaman
Gambar 4.1.1 grafik tinggi tanaman monokultur kacang tanah
Pada grafik tinggi tanaman monokultur kacang tanah selama tujuh hari di atas dapat
diketahui bahwa untuk perlakuan dengan 2 kacang tanah tumbuhnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan 4 dan 6 kacang tanah. Hal tersebut dikarenakan persaingan atau kompetisi
antar individu pada 2 kacang tanah lebih sedikit jika dibandingkan dengan persaingan yang
terjadi antara 4 kacang tanah dan persaingan antar individu pada 6 kacang tanah. Pada setiap
tanaman yang ada di dalam satu polibag membutuhkan sumber kebutuhan hidup yang sama dan
dalam waktu yang sama pula. Jika dilihat pada grafik di atas pertumbuhan kacang tanah yang
paling pendek terjadi pada 6 kacang tanah. hal tersebut dikarenakan adanya kompetisi yang besar
sehingga menyebabkan kebutuhan yang diperlukan pada setiap individu dalam polibag yang
sama menjadi berkrang, akibatnya tinggi tanaman menjadi tidak optimal.
Gambar 4.1.2 Grafik Tinggi Tanaman polikultur tanaman kacanh tanah kedelai
Pada grafik polikultur tanaman kacang tanah dengan kedelai dapat diketahui bahwa
tanaman yang paling tinggi terjadi pada tanaman polikultur kacng tanah-kedelai pada perlakuan
2+2. selanjutnya secara berurutan diikuti oleh tanaman polikultur kacang tanah –kedelai
perlakuan 1+1 dan perlakuan 3+3. Hal ini terjadi karena kompetisi yang terjadi antar spesies
tidak terlalu besar, sehingga kacang tanah dan kacang kedelai dapat tumbuh dengan normal.
Hanya saja pada kacang kedelai memiliki keunggulan morfologi yaitu memiliki tinggi batang
yang lebih tinggi dibandingkan kacang tanah, sehingga kacang tanah terhalangi untuk
mendapatkan cahaya matahari, akibatnya kacang tanah mengalami penghambatan untuk
melakukan fotosintesis dan pertumbuhan. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tanaman
polikultur kacang tanah-kedelai pada perlakuan 3+3 merupakan yang memiliki tinngi tanaman
yang paling pendek. Hal tersebut benar berdasarkan teori, karena menurut teori semakin banyak
kompetitor maka kacang tanah akan terhambat pertumbuhan, jumlah daun dan
perkembangannya.
Gambar 4.1.3 garik tinggi tanaman polikultur tanaman kacang tanah-jagung
Pada grafik polikultur tanaman kacang tanah dan kedelai di atas dapat diketahui bahwa
perlakuan 2+2 lebih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman kacang tanah – jagung 1+1
dan 3+3. Tanaman jagung merupakan tanaman yang aktif mengambil nitrogen di dalam tanah.
Selain itu tanaman jagung juga termasuk tanaman yang rakus akan unsur hara. Biasanya di
dalam pertanian, untuk membudidayakn tanaman jagung dengan subur biasanya di sekitarnya
sering kali dianami palawija yang dapat memproduksi nitrogen lebih banyak, sehingga dapat
menyuplai untuk pertumbuhan jagung. Menurut Amin (2006) cit. Zuchri (2007), pertumbutuhan
kacang tanah yang ditumpang sarikan dengan tanaman jagung memang akan menurun drastis,
karena adanya naungan dari tanaman jagung sehingga jumlah cahaya yang diperoleh untuk
pertumbuhan tanaman kacang tanah berkurang. fotosintesis yang dilakukan oleh kacang tanaha
menjadi terganggu dan akhirnya kacang tanah tidak dapat tumbuh dengan baik. Bahkan daunnya
pun bis menjadi lebih tipis dari yang biasanya.
Tanaman kacang yang paling rendah adalah tanaman kacang dengan perlakuan 1+1, hal
ini dapat terjadi karena faktor cahaya mata hari, kacang tanah kurang mendapatkan cahaya
matahari karena terhalangi oleh tanaman jagung, sehingga kacang tanah tidak dapat tumbuh dan
berfotosintesis secara lebih optimal.
2. jumlah daun
Gambar 4.2.1 grafik jumlah daun monokultur pada tanaman kacang tanah
Pada grafik jumlah daun tanaman monokultur kacang tanah yang dilkkukan menunjukkan
bahwa pada perlakuan kacang tanah 2 lebih banyak jika dibandingkan dengan pelakuan kacang
tanah 4, dan perlakuan kacang tanah 4 lebih banyak jika dibandingkan dengan kacang tanah 6.
Kompetisi antar spesies akan terjadi jika jarak tanam diantara keduanya terlalu berdekatan,
karena pada spesies yang sama pasti akan memebutuhkan kebutuhan yang sama, dalam jumlah
yang sama dan dalam saat yang bersamaan pula. perlakuan kacang tanah 2 merupakan perlakuan
dengan jumlah daun terbanyak, hal ini sesuai dengan teori yang di atas. Urutan jumlah daun
terbanyak beriktnya adalah pada perlakuan 4, dan diikuti oleh perlakuan 6. Pada grafik di atas
dapat kita lihat bahwa selisih jumlah daun antara perlakuan kacang tanah 2 dengan kacang tanah
4 dan 6 sangat berbeda jauh. hal itu dikarenakan pada perlakuan kacang tanah 2 kompetisi yang
terjadi antara dua tanaman ini tidak terlalu besar, sehingga kacang tanah dapat tumbuh dengan
normal tanpa mengalami perebutan sumber makanan yang ada di dalam tanah.
Gambar 4.2.2 grafik jumlah daun polikultur tanaman kacang tanah-kedelai
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwasannya jumlah daun yang paling tinggi itu
dialami oleh tumbuhan polikultur antara kacang tanah-kedelai pada perlakuan 1+1, Selanjutnya
diikuti secara berurutan oleh tanaman polikultur kacang tanah-kedelai perlakuan 2+2 dan
tanaman polikultur tanaman kacang tanah dengan kedelai pada perlakuan 3+3. Hal ini terjadi
karena kompetisi antar kacang tanah dengan kacang kedelai merupakan kompetisi yang terjadi
dengan tingkat kebutuhan yang sama, sehingga kedua spesies ini akan saling berebut. Kacang
kedelai memiliki keunggulan pada morfologinya, yaitu memiliki tinggi yang lebih dibandingkan
dengan kacang tanah, sehingga kacang kedelai menghalangi kacang tanah untuk mendapatkan
cahaya matahari, akibatnya kacang tanah tidak bisa mendapatkan cahaya matahi secara optimal
dan menghambat fotosintesis pada kacang tanah. Akhirnya, kacang tanah tidak dapat
memproduksi daun yang lebih banyak. Semakin kompetitornya banyak, maka kacang tanah akan
mengalami penghambatan pertumbuhan yang semakin besar pula. sehingga kacang tanah –
kedelai yang memiliki jumlah daun yang paling sedikit terjadi pada perlakuan 3+3.
gambar 4.2.3 grafik jumlah daun pada tanaman polikultur kacang tanah- jagung
Pada grafik jumlah daun tanamn polikultur tanaman kacang tanah dengan jagung dapat
kita lihat bahwa jumlah daun yang terbanyak terjadi pada perlakuan kacang tanah-jagung 1+1,
sedangkan pada kacang tanah-jagung 2+2 dan 3+3 memiliki selisih jumlah daun yang sedikit.
Jumlah daun terbanyak pada perlakuan 1+1 ini dikarenakan jagung yang menjadi kompetitor
kacang tanah hanya ada satu, sehingga tidak terlalu berpengaruh pada tanaman kacang tanah, dan
kacang anah dapat umbuh dengan normal. Jadi jika semakin banyak kompetitor pada suatu
tanaman, maka tanaman tersebut akan mengalami penurunan pertumbuhan, jumlah daun, tinggi
tanaman, dan tebal atau tipisnya daun. Jadi hal tersebut sesuai dengan teori.
3. Panjang Akar (PA)
Gambar 4.3.1 Hiatogram panjang akar tanaman monokultur kacang tanah
Pada histogram panjang akar tanaman monokultur kacaang tanah menunjukan bahwa
perlakuan kacang tanah 2 lebih panjang daripada perlakuan 4 dan perlakuan 6. Secara teori hal
ini dapat terjadi karena adanya pengaruh beberapa faktor. kandungan air dalam tanah merupakan
faktor utama mengapa panjang akar tanaman kacang tanah 2 menjadi lebih panjang . Pada daerah
yang miskin air, maka akar tanaman yang ada akan terus berusaha mencari air dimana saja
sehingga ada kemungkinan bahwa akar akan timbuh semakin panjang untuk masuk ke dalam
tanah dengan tujuan mendapatkan air tanah yang ada di dalam tanah. Jika jumlah tanaman yang
ada di satu polibag banyak, maka daya serap air oleh tanaman juga semakin besar sehingga tanah
akan menjadi semakin kering. Seharusnya akar tanamn lebih panjang pada perlakuan kacang
tanah 6, karena jika kompetitor semakin banyak maka aan semakin memperbesar persaingan
untuk mendapatkan air, otomatis akar akan memanjang untuk terus mencari air. Namun pada
kenyataannya akar tanaman lebih panjang pada perlakuan monokultur 2. Hal tersebut mungkin
dikarenakan karena persaingan antar individu pada monokultur 2 lebih besar.
Gambar 4.3.2 Histogram Panjang akar tanaman polikultur kacang tanah-
kedelai
Pada histogram ini dapat diketahui bahwa panjang akar pada tanaman polikultur
kacang tanah-kedelai dialami oleh polikultur 1+1. dan akar yang paling pendek adalah pada
perlakuam polikultur 6 jika dibandingkan dengan panjang akar pada polikultur 2 dan polikultur
6. Hal ini dapat terjadi karena kedua jenis kacang-kacangan ini saling mempengaruhi satu sama
lain. Kedelai memiliki sumber makanan dan kebutuhan akan nutrisi yang sama dengan kacang
tanah sehingga keduanya saling berebut makanan. Seperti yang telah dibahas pada histogram
4.3.1 bahwa secara teori searusnya akar terpanjang adalah pada perlakuan 3+3 karena keadaan
yang kering suatu tanaman akan memperpanjang akarnya untuk mencari suplai air. Akan tetapi
panjang akar kemungkinan dapat terjadi pada perlakuan 1+1 lebih tinggi seperti yang ada pada
histigram. Hal ini dikarenakan pada perlakuan 1+1 kompetisi yang terjadi tidak terlalu besar,
sehingga akar lebih leluasa untuk menyebar dalam menyerap air dibandingkan dengan perlakuan
3+3.
Gambar 4.3.3 Histogram panjang akar tanaman polikultur kacang tanah- jagung
Pada histogram diatas dapat kita lihat bahwa akar yang terpanjang dialami oleh
tanaman polikultur kacang tanah – jagung pada perlakuan polikultur 3+3 jika dibandingkan
dengan panjang akar pada perlakuan 1+1 dan 2+2. Panjang akar pada perlakuan 1+1 pun lebih
panjang dibandingkan dengan perlakuan 2+2, ini berarti akar terpanjang pada perlakuan 3+3 dan
akar yang terpendek pada perlakuan 2+2. Hal ini sudah sessuai dengan teori bahwasannya
semakin banyak kompetitor maka panjang akar pun semakin panjang, karena adanya kompetisi
dalam kebutuhan air. Seharusnya urutan akar terpanjang setelah perlakuan 3+3 adalah perlakuan
2+2, namun kenyataanya perlakuan 2+2 merupakan akar yang terpendek. Hal ini mungkin terjadi
karena kompetisi yng terjadi pada perlakuan 2+2 tidak terlalu besar dan pemakaian air yang
sama banyak antara satu sama lain.
4. Bobot Segar dan Bobot Kering Tanaman
Gambar 4.4.1 Histogram Bobot Segar Dan Bobot Kering Tanaman
Kacang Tanah
Monokultur
Histogram di atas menunjukkan bobot segar dan bobot kering tanaman mnonkultur
kacang tanah. Bobobt segar kacang tanah pada perlakuan 2 lebih lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan 4 dan perlakuan 6. Hal ini dikarenakan kompetisi yang terjadi pada tiap-tiap
perlakuan berbeda-beda sehingga pada perlakuan 2 hanya terdiri dari dua tanaman kacang tanah
dapat memperoleh makanan yang lebih baik daripada perlakuan 4 dan perlakuan 6. Dengan
demikian perlakuan 2 akan memiliki bobot segar paling tinggi, sedangakan perlakuan 6 yang
memiliki kompetisi besar menyebabkan penyerapan air dan asupan nutrisinya menjadi berkurang
jika dibandingkan dengan perlakuan 2. Hal tersebut menyebabkan pada perlakuan 6 bobot
segarnya lebih rendah dibandingkan perlakuan 2 dan 4.
Begitu pula pada bobot kering tanaman kacang tanah. Tampak pada histogram memiliki
pola yang sama dengan bobot segar. Hal ini dikarenakan kacang tanah pada perlakuan 2 dapat
menyimpan cadangan makan lebih banyak daripada perlakuan yang lain (karena suplai hara dan
air yang di dapat lebih banyak).
Gambar 4.4.2 Histogram Bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur
tanah-kedelai
kacang
Histogram di atas menunjukkan bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur
kacang tanah-kedelai. Bobot segar kacang tanah - kedelai pada perlakuan 1+1 lebih lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan 2+2 dan perlakuan 3+3. Hal ini dikarenakan kompetisi yang
terjadi pada tiap-tiap perlakuan berbeda-beda sehingga pada perlakuan 1+1 hanya terdiri dari dua
tanaman kacang tanah dapat memperoleh makanan yang lebih baik daripada perlakuan 4 dan
perlakuan 3+3. Dengan demikian perlakuan 1+1 akan memiliki bobot segar paling tinggi,
sedangakan perlakuan 3+3 yang memiliki kompetisi besar menyebabkan penyerapan air dan
asupan nutrisinya menjadi berkurang jika dibandingkan dengan perlakuan 1+1. Hal tersebut
menyebabkan pada perlakuan 3+3 bobot segarnya lebih rendah dibandingkan perlakuan 1+1 dan
2+2.
Begitu pula pada bobot kering tanaman kacang tanah-kedelai. Tampak pada histogram
memiliki pola yang sama dengan bobot segar. Hal ini dikarenakan kacang tanah-kedelai pada
perlakuan 1+1 dapat menyimpan cadangan makan lebih banyak daripada perlakuan yang lain
(karena suplai hara dan air yang di dapat lebih banyak).
Gambar 4.4.3 Histogram bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur
tanah-jagung
kacang
Pada histogram ini menunjukkan bahwa bobot segar untuk polikultur kacang tanahjagung pada perlakuan 1+1 merupakan bobot segar tertinggi. bobot segar perlakuan 1+1
memiliki selisish yang cukup tinggi dibandingkan dengan bobot segar pada perlakuan 2+2 dan
3+3. Hal ini dapat dikarenakan jagung yang berkompetisi dengan kacang tanah dalam menyerap
unsur hara dan air menyebabkan kacang tanah tidak dapat menyerap air dan unsur hara dengan
baik, sehingga pertumbuhannya terhamabat. Oleh sebab itu bobot segar yang didapatkan oleh
kacang tanah pada perlakuan 3+3 merupakan bobt segar terendah dibandingkan yang lainnya.
Disisi lain, yaitu pada bobot kering kacang tanah – jagung pada perlakuan 1+1 menjadi
bobot kering yang tertinggi dan perlakuan 3+3 menjadi bobot kering yang terendah. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa kacang tanah pada perlakuan 3+3 tidak dapat tumbuh dengan
baik dan tidak memiliki cadangan makanan serta kandungan air yang dimilikinya rendah.
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Tinggi tanaman pada berbagai perlakuan
Tinggi Tanaman Hari Ke-
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang Tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
1
4,38
3,75
3,79
3,30
3,87
3,26
4,38
3,91
3,77
2
7,10
6,48
6,48
6,08
6,34
5,75
667
7,35
6,53
3
9,11
8,90
8,88
8,35
8,86
8,28
9,28
9,53
8,77
4
12,23
11,94
11,40
10,81
11,55
10,57
11,58
11,63
11,63
5
14,46
13,89
13,36
12,13
13,58
11,63
12,99
14,32
14,38
6
16,91
17,66
16,18
14,30
16,66
15,01
15,04
15,73
15,32
7
17,90
18,89
17,24
17,14
17,62
15,88
17,80
17,86
17,91
6
8,90
6,85
6,58
9,00
7,30
6,40
7,90
6,40
5,63
7
9,50
7,60
7,08
10,40
7,90
7,20
10,00
7,20
6,47
Tabel 4.2 Jumlah daun tanaman pada berbagai perlakuan
Jumlah Daun Hari Ke-
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang Tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
1
2,42
2,33
2,12
2,83
2,17
1,61
2,92
1,83
1,58
2
4,00
3,75
3,68
4,17
3,75
3,33
4,33
3,33
3,25
3
5,08
4,67
4,56
5,83
4,83
4,39
5,08
4,00
3,92
4
6,33
5,58
5,36
7,33
5,58
4,94
5,83
4,75
4,61
5
7,92
6,33
6,08
8,33
6,50
5,67
7,17
5,50
5,31
Tabel 4.3 Panjang Akar (PA)
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
Panjang Akar
(PA)
20,76
19,33
17,40
21,48
20,33
17,54
18,57
17,22
18,90
Tabel 4.4 Bobot Segar dan Bobot Kering
Perlakuan
Monokultur
Polikultur
Kacang tanah 2
Kacang tanah 4
Kacang tanah 6
Kacang tanah-kedelai 1+1
Kacang tanah-kedelai 2+2
Kacang tanah-kedelai 3+3
Kacang tanah-jagung 1+1
Kacang tanah-jagung 2+2
Kacang tanah-jagung 3+3
Bobot Segar
(g)
5,80
4,41
3,56
5,55
4,78
3,89
6,34
4,51
2,81
Bobot Kering
(g)
1,28
0,99
0,81
1,12
1,07
0,73
1,15
1,07
0,72
B. Pembahasan
Pada praktikum Dasar-dasar Ekologi acara II yang berjudul Kmpetisis Inter dan
Intraspesifik sebagai pembatas abiotik ini dilakukan pengamatan dengan menggunakan kacang
tanah sebagai media yang diamati. kompetisis antar tanaman itu sendiri diartikan sebagai dua
individu atau lebih yang memerlukan suatu kebutuhan yang sma, dalam tempat dan waktu yang
sama,serta sumber yang sama. Dimana sumber yang dibutuhkan tersebut terbatas, akibatnya
terjadilah persaingan atau kompetisis untuk mendapatkan sumber yang terbatas tersebut.
Pengamatan ini dilakukan dua perlakuan yaitu perlakuan monokultur kacang tanah dan
perlakuan polikultur kacang tanah yang ditanam bersamaan dengan kedelai, dan kacang tanah
yang ditanam bersamaan dengan jagung. pada pengamatan percobaan ini hal-hal yang diamati
adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar serta bobot kering kacang
tanah. Untuk perlakuan monokultur terbagi menjadi tiga perlakuan, dimana penanaman biji tiap
polibagnya diberikan perlakuan yang berbeda. Pada polibag yang pertama ditanam dua biji
kacang tanah, polibag yang kedua ditanam 4 biji kacang tanah, dan polibag yang ketiga ditanam
6 biji kacang tanah. Kemudian pada perlakuan polikultur kacang tanah dan kedelai ditanam
secara bersamaan dengan ketentuan 1+1, 2+2, 3+3 pada polibag yang berbeda. Begitupun pada
perlakuan kacang tanah-jagung dilakukan penanaman yang sama dengan kacang tanah-kedelai.
1. Tinggi Tanaman
Gambar 4.1.1 grafik tinggi tanaman monokultur kacang tanah
Pada grafik tinggi tanaman monokultur kacang tanah selama tujuh hari di atas dapat
diketahui bahwa untuk perlakuan dengan 2 kacang tanah tumbuhnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan 4 dan 6 kacang tanah. Hal tersebut dikarenakan persaingan atau kompetisi
antar individu pada 2 kacang tanah lebih sedikit jika dibandingkan dengan persaingan yang
terjadi antara 4 kacang tanah dan persaingan antar individu pada 6 kacang tanah. Pada setiap
tanaman yang ada di dalam satu polibag membutuhkan sumber kebutuhan hidup yang sama dan
dalam waktu yang sama pula. Jika dilihat pada grafik di atas pertumbuhan kacang tanah yang
paling pendek terjadi pada 6 kacang tanah. hal tersebut dikarenakan adanya kompetisi yang besar
sehingga menyebabkan kebutuhan yang diperlukan pada setiap individu dalam polibag yang
sama menjadi berkrang, akibatnya tinggi tanaman menjadi tidak optimal.
Gambar 4.1.2 Grafik Tinggi Tanaman polikultur tanaman kacanh tanah kedelai
Pada grafik polikultur tanaman kacang tanah dengan kedelai dapat diketahui bahwa
tanaman yang paling tinggi terjadi pada tanaman polikultur kacng tanah-kedelai pada perlakuan
2+2. selanjutnya secara berurutan diikuti oleh tanaman polikultur kacang tanah –kedelai
perlakuan 1+1 dan perlakuan 3+3. Hal ini terjadi karena kompetisi yang terjadi antar spesies
tidak terlalu besar, sehingga kacang tanah dan kacang kedelai dapat tumbuh dengan normal.
Hanya saja pada kacang kedelai memiliki keunggulan morfologi yaitu memiliki tinggi batang
yang lebih tinggi dibandingkan kacang tanah, sehingga kacang tanah terhalangi untuk
mendapatkan cahaya matahari, akibatnya kacang tanah mengalami penghambatan untuk
melakukan fotosintesis dan pertumbuhan. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tanaman
polikultur kacang tanah-kedelai pada perlakuan 3+3 merupakan yang memiliki tinngi tanaman
yang paling pendek. Hal tersebut benar berdasarkan teori, karena menurut teori semakin banyak
kompetitor maka kacang tanah akan terhambat pertumbuhan, jumlah daun dan
perkembangannya.
Gambar 4.1.3 garik tinggi tanaman polikultur tanaman kacang tanah-jagung
Pada grafik polikultur tanaman kacang tanah dan kedelai di atas dapat diketahui bahwa
perlakuan 2+2 lebih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman kacang tanah – jagung 1+1
dan 3+3. Tanaman jagung merupakan tanaman yang aktif mengambil nitrogen di dalam tanah.
Selain itu tanaman jagung juga termasuk tanaman yang rakus akan unsur hara. Biasanya di
dalam pertanian, untuk membudidayakn tanaman jagung dengan subur biasanya di sekitarnya
sering kali dianami palawija yang dapat memproduksi nitrogen lebih banyak, sehingga dapat
menyuplai untuk pertumbuhan jagung. Menurut Amin (2006) cit. Zuchri (2007), pertumbutuhan
kacang tanah yang ditumpang sarikan dengan tanaman jagung memang akan menurun drastis,
karena adanya naungan dari tanaman jagung sehingga jumlah cahaya yang diperoleh untuk
pertumbuhan tanaman kacang tanah berkurang. fotosintesis yang dilakukan oleh kacang tanaha
menjadi terganggu dan akhirnya kacang tanah tidak dapat tumbuh dengan baik. Bahkan daunnya
pun bis menjadi lebih tipis dari yang biasanya.
Tanaman kacang yang paling rendah adalah tanaman kacang dengan perlakuan 1+1, hal
ini dapat terjadi karena faktor cahaya mata hari, kacang tanah kurang mendapatkan cahaya
matahari karena terhalangi oleh tanaman jagung, sehingga kacang tanah tidak dapat tumbuh dan
berfotosintesis secara lebih optimal.
2. jumlah daun
Gambar 4.2.1 grafik jumlah daun monokultur pada tanaman kacang tanah
Pada grafik jumlah daun tanaman monokultur kacang tanah yang dilkkukan menunjukkan
bahwa pada perlakuan kacang tanah 2 lebih banyak jika dibandingkan dengan pelakuan kacang
tanah 4, dan perlakuan kacang tanah 4 lebih banyak jika dibandingkan dengan kacang tanah 6.
Kompetisi antar spesies akan terjadi jika jarak tanam diantara keduanya terlalu berdekatan,
karena pada spesies yang sama pasti akan memebutuhkan kebutuhan yang sama, dalam jumlah
yang sama dan dalam saat yang bersamaan pula. perlakuan kacang tanah 2 merupakan perlakuan
dengan jumlah daun terbanyak, hal ini sesuai dengan teori yang di atas. Urutan jumlah daun
terbanyak beriktnya adalah pada perlakuan 4, dan diikuti oleh perlakuan 6. Pada grafik di atas
dapat kita lihat bahwa selisih jumlah daun antara perlakuan kacang tanah 2 dengan kacang tanah
4 dan 6 sangat berbeda jauh. hal itu dikarenakan pada perlakuan kacang tanah 2 kompetisi yang
terjadi antara dua tanaman ini tidak terlalu besar, sehingga kacang tanah dapat tumbuh dengan
normal tanpa mengalami perebutan sumber makanan yang ada di dalam tanah.
Gambar 4.2.2 grafik jumlah daun polikultur tanaman kacang tanah-kedelai
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwasannya jumlah daun yang paling tinggi itu
dialami oleh tumbuhan polikultur antara kacang tanah-kedelai pada perlakuan 1+1, Selanjutnya
diikuti secara berurutan oleh tanaman polikultur kacang tanah-kedelai perlakuan 2+2 dan
tanaman polikultur tanaman kacang tanah dengan kedelai pada perlakuan 3+3. Hal ini terjadi
karena kompetisi antar kacang tanah dengan kacang kedelai merupakan kompetisi yang terjadi
dengan tingkat kebutuhan yang sama, sehingga kedua spesies ini akan saling berebut. Kacang
kedelai memiliki keunggulan pada morfologinya, yaitu memiliki tinggi yang lebih dibandingkan
dengan kacang tanah, sehingga kacang kedelai menghalangi kacang tanah untuk mendapatkan
cahaya matahari, akibatnya kacang tanah tidak bisa mendapatkan cahaya matahi secara optimal
dan menghambat fotosintesis pada kacang tanah. Akhirnya, kacang tanah tidak dapat
memproduksi daun yang lebih banyak. Semakin kompetitornya banyak, maka kacang tanah akan
mengalami penghambatan pertumbuhan yang semakin besar pula. sehingga kacang tanah –
kedelai yang memiliki jumlah daun yang paling sedikit terjadi pada perlakuan 3+3.
gambar 4.2.3 grafik jumlah daun pada tanaman polikultur kacang tanah- jagung
Pada grafik jumlah daun tanamn polikultur tanaman kacang tanah dengan jagung dapat
kita lihat bahwa jumlah daun yang terbanyak terjadi pada perlakuan kacang tanah-jagung 1+1,
sedangkan pada kacang tanah-jagung 2+2 dan 3+3 memiliki selisih jumlah daun yang sedikit.
Jumlah daun terbanyak pada perlakuan 1+1 ini dikarenakan jagung yang menjadi kompetitor
kacang tanah hanya ada satu, sehingga tidak terlalu berpengaruh pada tanaman kacang tanah, dan
kacang anah dapat umbuh dengan normal. Jadi jika semakin banyak kompetitor pada suatu
tanaman, maka tanaman tersebut akan mengalami penurunan pertumbuhan, jumlah daun, tinggi
tanaman, dan tebal atau tipisnya daun. Jadi hal tersebut sesuai dengan teori.
3. Panjang Akar (PA)
Gambar 4.3.1 Hiatogram panjang akar tanaman monokultur kacang tanah
Pada histogram panjang akar tanaman monokultur kacaang tanah menunjukan bahwa
perlakuan kacang tanah 2 lebih panjang daripada perlakuan 4 dan perlakuan 6. Secara teori hal
ini dapat terjadi karena adanya pengaruh beberapa faktor. kandungan air dalam tanah merupakan
faktor utama mengapa panjang akar tanaman kacang tanah 2 menjadi lebih panjang . Pada daerah
yang miskin air, maka akar tanaman yang ada akan terus berusaha mencari air dimana saja
sehingga ada kemungkinan bahwa akar akan timbuh semakin panjang untuk masuk ke dalam
tanah dengan tujuan mendapatkan air tanah yang ada di dalam tanah. Jika jumlah tanaman yang
ada di satu polibag banyak, maka daya serap air oleh tanaman juga semakin besar sehingga tanah
akan menjadi semakin kering. Seharusnya akar tanamn lebih panjang pada perlakuan kacang
tanah 6, karena jika kompetitor semakin banyak maka aan semakin memperbesar persaingan
untuk mendapatkan air, otomatis akar akan memanjang untuk terus mencari air. Namun pada
kenyataannya akar tanaman lebih panjang pada perlakuan monokultur 2. Hal tersebut mungkin
dikarenakan karena persaingan antar individu pada monokultur 2 lebih besar.
Gambar 4.3.2 Histogram Panjang akar tanaman polikultur kacang tanah-
kedelai
Pada histogram ini dapat diketahui bahwa panjang akar pada tanaman polikultur
kacang tanah-kedelai dialami oleh polikultur 1+1. dan akar yang paling pendek adalah pada
perlakuam polikultur 6 jika dibandingkan dengan panjang akar pada polikultur 2 dan polikultur
6. Hal ini dapat terjadi karena kedua jenis kacang-kacangan ini saling mempengaruhi satu sama
lain. Kedelai memiliki sumber makanan dan kebutuhan akan nutrisi yang sama dengan kacang
tanah sehingga keduanya saling berebut makanan. Seperti yang telah dibahas pada histogram
4.3.1 bahwa secara teori searusnya akar terpanjang adalah pada perlakuan 3+3 karena keadaan
yang kering suatu tanaman akan memperpanjang akarnya untuk mencari suplai air. Akan tetapi
panjang akar kemungkinan dapat terjadi pada perlakuan 1+1 lebih tinggi seperti yang ada pada
histigram. Hal ini dikarenakan pada perlakuan 1+1 kompetisi yang terjadi tidak terlalu besar,
sehingga akar lebih leluasa untuk menyebar dalam menyerap air dibandingkan dengan perlakuan
3+3.
Gambar 4.3.3 Histogram panjang akar tanaman polikultur kacang tanah- jagung
Pada histogram diatas dapat kita lihat bahwa akar yang terpanjang dialami oleh
tanaman polikultur kacang tanah – jagung pada perlakuan polikultur 3+3 jika dibandingkan
dengan panjang akar pada perlakuan 1+1 dan 2+2. Panjang akar pada perlakuan 1+1 pun lebih
panjang dibandingkan dengan perlakuan 2+2, ini berarti akar terpanjang pada perlakuan 3+3 dan
akar yang terpendek pada perlakuan 2+2. Hal ini sudah sessuai dengan teori bahwasannya
semakin banyak kompetitor maka panjang akar pun semakin panjang, karena adanya kompetisi
dalam kebutuhan air. Seharusnya urutan akar terpanjang setelah perlakuan 3+3 adalah perlakuan
2+2, namun kenyataanya perlakuan 2+2 merupakan akar yang terpendek. Hal ini mungkin terjadi
karena kompetisi yng terjadi pada perlakuan 2+2 tidak terlalu besar dan pemakaian air yang
sama banyak antara satu sama lain.
4. Bobot Segar dan Bobot Kering Tanaman
Gambar 4.4.1 Histogram Bobot Segar Dan Bobot Kering Tanaman
Kacang Tanah
Monokultur
Histogram di atas menunjukkan bobot segar dan bobot kering tanaman mnonkultur
kacang tanah. Bobobt segar kacang tanah pada perlakuan 2 lebih lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan 4 dan perlakuan 6. Hal ini dikarenakan kompetisi yang terjadi pada tiap-tiap
perlakuan berbeda-beda sehingga pada perlakuan 2 hanya terdiri dari dua tanaman kacang tanah
dapat memperoleh makanan yang lebih baik daripada perlakuan 4 dan perlakuan 6. Dengan
demikian perlakuan 2 akan memiliki bobot segar paling tinggi, sedangakan perlakuan 6 yang
memiliki kompetisi besar menyebabkan penyerapan air dan asupan nutrisinya menjadi berkurang
jika dibandingkan dengan perlakuan 2. Hal tersebut menyebabkan pada perlakuan 6 bobot
segarnya lebih rendah dibandingkan perlakuan 2 dan 4.
Begitu pula pada bobot kering tanaman kacang tanah. Tampak pada histogram memiliki
pola yang sama dengan bobot segar. Hal ini dikarenakan kacang tanah pada perlakuan 2 dapat
menyimpan cadangan makan lebih banyak daripada perlakuan yang lain (karena suplai hara dan
air yang di dapat lebih banyak).
Gambar 4.4.2 Histogram Bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur
tanah-kedelai
kacang
Histogram di atas menunjukkan bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur
kacang tanah-kedelai. Bobot segar kacang tanah - kedelai pada perlakuan 1+1 lebih lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan 2+2 dan perlakuan 3+3. Hal ini dikarenakan kompetisi yang
terjadi pada tiap-tiap perlakuan berbeda-beda sehingga pada perlakuan 1+1 hanya terdiri dari dua
tanaman kacang tanah dapat memperoleh makanan yang lebih baik daripada perlakuan 4 dan
perlakuan 3+3. Dengan demikian perlakuan 1+1 akan memiliki bobot segar paling tinggi,
sedangakan perlakuan 3+3 yang memiliki kompetisi besar menyebabkan penyerapan air dan
asupan nutrisinya menjadi berkurang jika dibandingkan dengan perlakuan 1+1. Hal tersebut
menyebabkan pada perlakuan 3+3 bobot segarnya lebih rendah dibandingkan perlakuan 1+1 dan
2+2.
Begitu pula pada bobot kering tanaman kacang tanah-kedelai. Tampak pada histogram
memiliki pola yang sama dengan bobot segar. Hal ini dikarenakan kacang tanah-kedelai pada
perlakuan 1+1 dapat menyimpan cadangan makan lebih banyak daripada perlakuan yang lain
(karena suplai hara dan air yang di dapat lebih banyak).
Gambar 4.4.3 Histogram bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur
tanah-jagung
kacang
Pada histogram ini menunjukkan bahwa bobot segar untuk polikultur kacang tanahjagung pada perlakuan 1+1 merupakan bobot segar tertinggi. bobot segar perlakuan 1+1
memiliki selisish yang cukup tinggi dibandingkan dengan bobot segar pada perlakuan 2+2 dan
3+3. Hal ini dapat dikarenakan jagung yang berkompetisi dengan kacang tanah dalam menyerap
unsur hara dan air menyebabkan kacang tanah tidak dapat menyerap air dan unsur hara dengan
baik, sehingga pertumbuhannya terhamabat. Oleh sebab itu bobot segar yang didapatkan oleh
kacang tanah pada perlakuan 3+3 merupakan bobt segar terendah dibandingkan yang lainnya.
Disisi lain, yaitu pada bobot kering kacang tanah – jagung pada perlakuan 1+1 menjadi
bobot kering yang tertinggi dan perlakuan 3+3 menjadi bobot kering yang terendah. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa kacang tanah pada perlakuan 3+3 tidak dapat tumbuh dengan
baik dan tidak memiliki cadangan makanan serta kandungan air yang dimilikinya rendah.