BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING BIP

ffi*,?.i:,"

PROSIDING S
Eil|BERD

A

l,lNASl ONAL

A DAl{ $A$TRI

r*

DAFTAR ISI

Editor
Isi

Pengantar

Daftar


i

vii

ILMU BAHASA
Penyusunan Kamus Urban Indonesia
M. Abdul Khak .

I

Effect of Twitter on CoIIege Students in Social Development and
Language Use
Agung Wiranata Kusuma dan Eka Silvia Budiani

8

An Analysis of Clipping in Some Business Articles
Eksi Wulan Juli dan Chatarini Septi NL


15

Perkenalan Awal Bahasa Filantropis (Bidal-bidal beserta
Konstruksinya)
Iqbal Nurul Azhar

?2

Wacana Humor Agama di Indonesia dalam Perspektif Tindak Tutur
D. Jupriono

32

Cermin Kearifan Lokal Budaya Jawa Melalui Makna Figuratif
dalam Pemakaian Bahasanya
Basuki

43

Cultural Dimension in The Foreign Language Classsroom

(sociolin guistics' view)

Pemberdayaan Bahasa Indonesia Sebagai Cermin ldentitas Bangsa
(Upaya dan Problematiknya di Tengah Krisis ldentitas)
Dwi Imroatu Julaikah ........

60

Analyzing Speech Acts in Dramatic Poetry
MuzakkiAfifuddin
65

Makian dalarn Komentar Pembaca terhadap Berita Yahoo Indonesia
Mintowati

P e n. be rday aan

B ah a so .d an

Sastra


75

vll

The Power of c.rassic: A study of Intertextuarity
in Jane Austen,s pride antr
Prejudice and Contemporary young Adult
Fictjons
Tri Pramesti...............

30g

(l-ar sebagai Dewi padi Jepang daram yometa No Hemashi
(wfraifi dan Dervi Sri sebagai sewi padi lndonesia dararn

shino

cerita Rakyat


Calon Dewi

Zidawahyudin

v/

""

..................-320

ppweeJARAN BAHASA DAN
\ASTRA

Bipa sebagai ce.rmin ldentitas Bangsa: Sarah
satu program pemberdayaan

Sastra
'

Bahasa Dan

Fauris zuhri

,/_1 \

lzs
1J
\

...........{

The use of Engrish as a Foreign Language
and Its phenomenon
- --v'rvrrrvrrvrr
Communication

in

rrr

Helping Children to Learn English Through

Literacy
Mohammad

Faisal

.. . .. . ..

Membangun Dasar Budaya Baca-Turi Melalui pemberajaran
Bahasa
Iierpendek atan ll/hole Linguage
Arju Muti'ah.....
Teaching Engrish in an EFL vs ESL Context:
which Gives the Most
Influence in Students' Learning?
Mira Shartika ....

3s9

369


The Benefits of Implementing Digital Storytelling
in rncreasing EFL Learners' setf confidence
in orar performance
Salwa

376

Pentingnya Pemahaman Komunikasi Lintas
Budaya
- ----J bagi pemberajar
Asing

Bahasa

385

Bahasa Guru untuk Memberdayakan
Karakter siswa daram Nover
Madogiwa No Totto-C han Karyi Tetsu ko
Kuroyanagi


NoviAndari

Pemahaman Skemata Budaya Melalui
Pembelajaran peribahasa Pada
Mahasiswa Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing (BIPA)
Rusdhianti Wuryaningrum

Pembetda.vaan Bahosa dan Sastt,ct

39s

405

r

PENGA'ARAN BATIASA DAN SASTTIA

38

BIPASEBAGAICERMINIDENTITASBANGSA;
SALAH SATU PROGRAM PEMBERDAYAAN

BAHASA DAN SASTRA
Fauris Zuhri

JurusanBahasadanSastralnggrisFakultasBahasadanSeni
Universitas Negeri SurabaYa
Pos-el : fauris. zuhri(@lanail.com
Abstrak:
bahasa Indonesia
Salah satu standar kompetensi BIPA adalah siswa BIPA mengenal

kompetensi tersebut
sebagai larnbang identltas nasional Indonesia. Dan standar
mengenal dan
B1PA
Oii.Ul*^ m.niiai salah satu kompetensi dasar adalah siswa
kebahasaan,
meliputi

BIPA
menikmati puisi prosa, da, drama Indonesia.Ruang lingkup

menulis), dan apresiasi
keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan
sumber dan bahan
tertulis;
ajar
bahan
dan
sumber
sastra.Sumber dan bahan ajar me'liputi
surat kabar,
majalah,
buku,
berbagai
meliputi:
tertulis
ajar
balian
dan
u;u, rir*. Sumber
syair lagu'
cerpen'
novel'
dokumen, surat resmi, surat pe"rorangan, iklan, pellgumuman'
diskusi,
sambutan,
pidato,
meliputi:
iisan
a.lar
dan sebagainya. Adapun ,urnl"I. dan-bahan
lain-lainnya'Penutur
dan
televisi,
siaran
radio,
siaran
resmi,
dan
tak
percakapln resmi
yang berb.eda-beda' latar
uring b!.u."I dari berbagai tempat dengan bahasa pertama
intelektual yang berbedakapasitas
dan
i"-tuf,ung sosial ekonoml lung *ungkin b-erbeda,
anak-anak lagi''A'da dua
bukan
dewasa,
orang
mereka
uautut
beda oula.persamaan *"..t ,
pada
laitu: inalisis kebutuhan dapat berfokus
il. ffil.i;"t"t*rrt,un progru* BIPA,secara
kornunikatif
pada
kebutuhan
atau
umum
parameter program p"ngulu.-u, bahasa
dengan pengumpulan
khusus para siswa dun unuiiri. kebutuhan komunikatifberhubungan
target'
bahasa
akan
komunikatifsisrva
kebutuhan
informasi tentang
identitas bangsa,
Kata-kata kunci: BIPA (Bahasa lndonesia untuk Penutur Asing),
sastra'
PemberdaYaan bahasa dan

PENDAHULUAN
penulis dengan pokok
Oibagian pendahuluan ini berisi alasan-alasan keterlarikan
pemberdayaan
program
satu
bahasan BIPA sebagai cermin identitas bangsa: salah
diutarakan
proporsional
dan
bahasa dan sastra. Alasan-alasan yang logis, rasional
di paragrap-paragrap berikut ini'
Indonesia' Mereka
Dewasa ini banyak penutur asing yang belajar bahasa
pertama mer€ka masing-mas.ing' Latar
berasal dari berbagai negara i"ngun bahasa
yang clatang ke Indonesia irmumnya
belakang mereka jrrgu-6"rU"aa-f,eda, tetapi
bemacatn-macam' Lama belajar
orang dewasu. ruluan dan keburuhan mereka
berbahasa Indonesia mereka
mereka juga berbeJu-i"au. Bekal kemampuan
tingkat pemula (mulai dari nol) sampai tingkat
bertingkat-ti.gkat; il
Pem.berdayaan Bahasa dan Sostro

329

mahir/lancar. Dengan demikian, kiranya tidak mungkin mereka nrempelajari
pokok bahasan )ang sama dengan kedaraman dan ke,luasan yang sama pula.
Kesulitan akan timbul apabila mereka datang bersama untuk belajar da{am waktu

yang sama.

Unftrk mendukung program kegiatan pembelajaran BIpA diperlukan
kurikulum yang memihak siswa, yang memungkinkan siswa berbuat

aktif.Kurikulum ini harus menitikberatkan hrjuan siswa belajarsehingga kegiatan
pembelajaran mencapai sasaran dan tujuan mereka belajar.Tujuan, program, dan
bdhan pembelajarannya disusun sesuai dengan kebutuhan siswa.

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting di samping kompetensi
guru dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Dengan kurikulum je.laslah uraian
tentang kompetensi yang akan dicapai, bahan pembelajaran yang akan diolah,
program pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang
harus dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Kurikulum memberikan
pedoman kepada guru untuk menyusun dan melaksanakan program
pembelajaran.Standar tentang tinggi mutu keluaran juga dapat diperkirakan dari
kurikulum yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Untuk meningkatkan mufu pendidikan nasional di Indonesia tiap kali ada
penggantian kurikulum juga disertai dengan penggantian pendekatan yang sesuai
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. pada tahun 1976, Kurikulum lgTs
menggantikan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini berorientasi pada tujuan dan
menggunakan pendekatan PPSI (Proscdur Pengembangan Sistem Instruksional)
yang dikembangkan melalui satuan pelajaran. Pada t4hun 1984 Kurikulum 1975
diganti dengan Kurikulum 1984 yang menggunakan pendekatan keterampilan
proses yang pelaksanaannya menggunakan GBSA (cara Belajar Siswa Akti0.
Khusus untuk pelajaran bahasa cligunakan pendekatan komunikatif dan untuk
mendukung pendekatan ini dimasukkan pokok bahasan pragntatik.Selanjutnya
Kurikulurn 1984 diganti dengan Kurikulum l994.Kurikulum 1994 diganti a"ngin
kurikulum 2006 yang berbasis kornpetensi dan sekarang masih berlaku kurikulum
tersebut sebelum diganti dengan kurikulum 2013.
Sehubungan dengan uraian di atas, persoalan pokok yang perlu dicarikan
solusi adalah bagaimana mengembangkan kurikulum seperti yang diuraikan tadi
untuk BIPA. Tulisan ini mencoba memecahkan persoalan itu dengan memberikan
uraian singkat mengenai kurikulum BIPA yang dimaksud.
Seperti uraian paragrap sebelumnya, tujuan belajar bahasa sejak dulu
adalah agar siswa dapat menggdnakan bahasa yang dipelajari untuk
berkomunikasi, menerima dan rnenyampaikan pesan atau informasi. Komunikasi
dapat dilakukan baik secara lisan maupun secara tertulis. Apa yang dapat
dikomunikasikan dalam kehidupan ini boleh dikatakan tidak ada batasnya, afan
tetapi kebutuhan setiap orang untuk berkomunikasi terbatas. Kalau siswi bela;ar
bahasa kedua, tentu yang dipelajari terutama hanya bagian yang diperlukan unhrk
memenuhi kebutuhan siswa te sebut.
Ada dugaan bahrva di lapangan banyak guru yang kurang paham tentang
konsep keterarnpilan proses sehingga pelaksanaan pendekatan itu belurn ."p".ti
yang diharapkan. cara belajar siswa aktif pun sesungguhnya bukan barang Laru
karena salah satu prinsip didaktik adalah siswa harus aktif. Demikian juga apa
yang disebut pendekatan kourunikatif dalam pengajaran bahasa sebab sejak dulu

Pe ntb

e

rul rt.voan Ba

ht s a

d a n Sa st

rtt

330

tujuan utama orang belajar bahasa adalah agar dapat menggunakan bahasa yang
dipelaj ari untuk berkomunikasi.
Paradigma baru yang berkembang sejak tahun delapan puluhan adalah
bahwa mengajar adalah membuat siswa belajar. (iuru dianggap sebagai fasilitator
saja dan berkaitan dengan anggapan itu di tndonesia berlaku istilah pembelajaran
sebagai ganti belajar-mengajar. Namun, kenyataannya guru tetap sebagai aktor
yang aktif dan faktor yang menentukan. Guru tidak hanya menyediakan perangkat
keras, tetapi juga perangkat lunak.IJnfiik membuat siswa aktif belajar, guru harus
bekerja keras, memilih metode yang tepat, mengolah bahan dari GBPP, berusaha
menarik perhatian siswa, dan lain-lainnya.
Tujuan yang diharapkan dari tulisan ini adalah dapat berkontribusi dan

dijadikan salah satu bahan pertimbangan bagi p€nyusun kurikulum untuk
membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan pembelajaran BIPA.
Sesuai dengan judul makalah ini BIPA Sebagai Cermin Identitas Bangsa. Suatu
hal yang wajar apabila di jaman sekarang pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dapat berdiri dengan dua kaki yang sama kokohnya, yairu kaki internal
dan eksternal. BIPA merupakan program pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia pada sisi kaki eksternal. Bagi pengajar BIPA khususnya, tulisan ini
diharapkan dapat menjadi salah safu acuan untuk menyusun program
pembelajarannya.Dan bagi siswa BIPA, makalah ini dapat juga dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Mengingat adanya beberapa keterbatasan, pembahasan makalah ini
hanya meliputi dua hal pokok, yaitu dasar-dasar penl,usunan kurikulum BIPA dan

kerangkanya. Pokok bahasan yang pertama mencakup kebutuhan siswa asing
belajar bahasa Indonesia, uiaian singkat tentang perkembangan bahasa Indonesia,
beberapa teori belajar bahasa kedua, dan pendekatan yang tepat. Keraqgka

kurikulum meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar, mang lingkup
bahan pengajaran, dan asesmen.

PEMBAHASAN
Bagian ini akan mencoba mengulas kebutuhan siswa BIPA, uraian singkat tentang
perkembangan bahasa Indonesia, terutama kekhususan dan perbedaannya dengan
bahasa lain,dan beberapa teori tentang belajar bahasa kedua.

1. Kebutuhan Siswa BIPA
Untuk mencapai kompetensi utama belajar bahasa Indonesia, yaitu agar siswa
mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis, penuhrr asing
tidak perlu dan juga memang tidak mungkin mempelajari bahasa Indonesia
keseluruhan, baik tata bunyi, kosakata, maupun tata bahasa. Mereka tentu harus
mempelajari apa-apa yang mereka bufuhkan, tetapi tidak harus mempelajari apa
yang tidak mereka butuhkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mackey tentang
seleltsi dalam pembicaraan mengenai metode.Menurut Mackey tidak ada metode
yang dapat mengajarkan keseluruhan suatu bahasa.Tak ada penutur asli yang
mengetahui keseluruhan bahasa mereka sendiri.Sejumlah pokok bahasan yang
diajarkan dengan beberapa metode mencakup banyak hal yang tidak pernah
dipakai dan segera dilupakan. Adapun pemilihan pokok bahasan dilakukan
berdasarkan: (1) tujuan, tingkat, dan lama, (2) tipe, dan (3) jumlali yang dipilih,
yang semua dipengaruhi oleh (4) cara seleksi, dan menentukan (5) butir-butir

Pemberdayaan Bahasa dan Saslra

331

yang diseleksi dari fonetik, tata bahasa, kosakata dan semantik (Mackey,
1971:101-102)

Informasi tentang kebutuhan siswa BIPA itu amat diperlukan untuk

men)rusun kurikulum yang berpusat pada siswa dan bagi guru yang berperan
sebagai fasilitator.Untuk itu diperlukan analisis keburuhan komunikasi yang
benar-trenar dihutuhkan oleh siswa; jadi, bukan kebutuhan urnuln, tetapi
kebutuhan khusus.Pengkhususan kebutuhan komunikasi ini diutamakan untuk

menyeleksi fungsi ujaran atau tindak komunikasi yang perlu dipelajari oleh
profil kebutuhan komunikasi dapat ditenftrkan kompetensi
dan bentuk-bentuk linguistik khusus yang perlu dipelajari siswa (Munby, 1978:
24).Dalam hal ini Nunan mengatakan bahwa para pendukung kurikulum yang
belpusat pada siswa kurang tertarik pada siswa yang mau menguasai keseluruhan
suatu bahasa.tetapi lebih tertarik untuk membantu mereka memperoleh
keterampilan komunikatif dan kebahasaan yang mereka butuhkan untuk
melaksanakan tugas dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti secara implisit
menyetujui pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran bahasa yang berpusat
pada siswa mengakui bahwa tidak ada seorang yang menguasai segala aspek
bahasa (Nunan, 1988 22).
Dalam buku yang berjudul communicative syilabrts Design (lg7g)
Munby memberikan model untuk mengkhususkan kompetensi komunikatif
siswa.Dengan uraian

dengan parametemya dan bagaimana komponennya berinteraksi untuk mernproses

masukan menjadi keluaran.Dalam buku itu analisis kebutuhan diuraikan secara
teliti dari berbagai segi.Profil kebutuhan komunikatif siswa (participant) dalam
model itu diinterpretasikan dalam hubungannya dengan keteiampilan berbahasa

dalam kehidupan sehari-hari. Munby (1978) tidak menggunakan istilah

keterarnpilan bahasa yang meliputi empat macam: menclengarkan, ber.bicar.a,
mentbaca, dan nteruilis sebagai konsep makro, tetapi istilah keterarnpilan
digunakan dalam konsep mikro yang tidak memisahkan keempat keterampilan itu.
Selanjutnya taksonomi keterampilan itu terdiri dari dua ratus enam puluh macam
keterampilan yang dimasukkan ke dalam lima puluh empat kelompok. (hal. I l6
-

r3r).

Analisis kebutuhan dapat berfokus pada parameter program pengajaran
bahasa secara umum atau pada kebutuhan komunikatif khusus para siswa. Yang
pertama merujuk kepada analisis situasi yang berfokus pada beberapa macam
peftanyaan:
Siapa siswanya?Apa tujuan dan harapan mereka?Apa gaya (styles)
belajar yang lebih mereka sukai?Seberapa kemampuan guru dalam bahasa
target?Siapa guru(-guru)nya?Apa pelatihan dan pengalaman ),ang dimiliki

guru?Apa pendekatan pengajaran yang mereka sukai?

Apa yang diharapkan guru dari program ini?Apa konteks administratif
programnya?Apa kendala (misalnya waktu, anggaran, surnber) yang ada?Apa
jenis tes dan ukuran penilaian yang dibutuhkan?
Pendekatan kedua, analisis kebutuhan komunikatif berhubungan dengan
pengumpulan informasi tentang kebutuhan komunikatif siswa akan bahasa target
dan melibatkan beberapa macam pertanyaan berikut:
Dalam latar (settings) apa saja siswa akan menggunakan bahasa target?

Apa hubungan peran yang terlibat?Modalitas bahasa mana yang terlibat
(lnisalnya : lnembaca, .menulis, mendengarkan, berbicara)

Pemberdayaan Eahasa dan Sastra

?

332

Apa tipe kejadian komunikasi dan tinclak ujara,n yang terlibat?
Apa tingtat kernampuan yang dituntut? (Richards, 1990 2)

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kedua kelornpok ihr membantu
menentukan tipe keterampilan bahasa dan tingkat kernampuan bahasa yang akan

diberikan dalam program pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk
mendapatkannya diperlukan kuesioner pada para siswa. Bagian kuesioner yang
dilampirkan oleh Richards (1990) antara lain mencakup pertanyaan tentang
bagaimana siswa senang belajar, misalnya:

l.

Di kelas, apakah Anda suka belajar

a) sendiri
b) berpasangan

2.

Apakah Anda menginginkan pekerjaan rumah?

Jika demikian, berapa banyak waktu yang Anda gunakan

di

luar jarn

sekolah?

-------jam sehari
------- jaln serninggu

3.

4.

Apakah Anda ingin
menghabiskan seluruh waktu belajar Anda di kelas/atau
b)
Apakah Anda suka belajar
a) dengan menghafal?

a)

b)

dengan memecahkan masalah?

Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dapat dilihat secara politis dan secara linguistis. Secara politis
bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara bagi seluruh warga
negara Republik Indonesia. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ini telah
dirumuskan dalam Politik Bahasa Nasional (Amran Halim, ed., 1976) dan telah
banyak dikutip. Secara linguistis bahasa Indonesia adalah salah safu bahasa di
dunia yang memiliki sistem tersendiri seperti bahasa-bahasa lain. Sistem ejaan
telah jelas dengan adanya Pedoman Ejaan Bahasa 'Indonesia yang
Disempurnakan (Pedontan EYD); kosakatanya tergambar dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia; sedangkan sistem fonologi, morfologi, dan sintaksisnya dapat
dipelajari dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI) yang edisi
terakhirnya disusun oleh Hasan Alwi dkk.(1998) dan buku-buku tata bahasa yang
lain.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakainya, bahasa Indonesia
terus berkembang baik ditinjau dari jumlah pemakainya, luas pemakaiannya,
maupun penambahan kosakatanya. Dalam pemakaiannya itu terdapat beraneka
ragam yang semuanya masih tetap disebut "bahasa Indonesia" karena rnasingmasing berbagi teras atau intisari bersama yang umum (Alwi dkk.,l998: 3).
Dalam TBBBI ragam bahasa dikenali menurut golongan penufur bahasa dan
menurut jenis pemakaian bahasa.Dari sudut pandangan penutur ragam bahasa
dapat dirinci menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penutur. Ragam
daerah dikenal dengan namalogat atau dialek; ragam bahasa orang berpendidikan
yang pada ulnumnya memperlihatkan pemakaian bahasa yang apik lazim
digolongkan dan d.iterima sebagai ragam baku; ragam bahasa menurut sikap
penutur yang dapat disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada
sikap penutur terliadap orang yang diajak berbicara atau pembaca. Ragam bahasa
Penbeidayrun Bahasa don Saslru

JJJ

menurut jenis pemakaiannya dapat dirinci menjadi tiga macam:
ragam dari sudut

pandangan bidang atau pokok percoalan, ragam rnenurut
sarana, dan ragam yang
mengalami Precambrian. Ragam menurut bidang atau pokok p".roulunniu
t"rtitui
dari kosakatanya; ragam menurut sarana melipiti .ugu* risan dan ,ugu* *rir6

(hal. 3'7).

Gorys Keraf (1991:5-7) menggolongkan ragam bahasa berdasarkan
bidang wacatla, cara benvacano, peran, dan jormatitis hubungan. Berdasarkan
bidang \,vacana dibedakan ragam ilmiah dan ragam populer; berdasarkan cara
berwacana secara umum dapat dibedakan ragam tutis dan ragam lisan;
berdasarkan peran sosial atau fungsi, ragam bahaia dapat dibedakan"atas ragam
resmi dan ragam tak resmi, ragam teknis dan nonteknis, iagam prosa dan lirik, dan
ragam terbatas (misalnya telegram). Adapun berdasarkan formalitas hubungan

dibedakan ragam netral, ragam sopan, dan ragam kasar.
Ragam baku atau bahasa standar merupakan bahasa yang dianggap dan
diterima sebagai patokan umum atau tolok bagi seluruh penutur. Ragam ini
memiliki sifat kennntapan dinantis yang berupa kaidah dan aturan yurrg tJ,rp dun
sifat kecendekiaan yang perwujudannya mengungkapkan . penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Adanya t