Pembekalan KATERN 4 th 2014

126 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

: 107

Namun pada umumnya, merupakan kerja kolaboratif, antara dosen dengan
guru, antara peneliti dengan guru, atau guru dengan guru untuk menghasilkan
pembelajaran inovatif. Pada prinsipnya, lesson study tidak diperlukan tanpa
adanya inovasi dalam suatu pembelajaran yang akan dikaji. Inovasi ini tidak
selalu harus diset sebagai penelitian, namun ide atau gagasan individual atau
kolektif baik dari ahli pendidikan ataupun guru kebanyakan. Lesson study dipilih
dan dimplementasikan karena beberapa alasan.
Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan
kualitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena (1)
pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing”
pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil
pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar suatu
lesson study adalah para siswa memiliki kualitas belajar, (3) tujuan pelajaran
dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4)
berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan

bagi pengembangan pembelajaran, dan (5) lesson study akan menempatkan
peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002).
Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang
profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat
(1) menentukan tujuan, pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, dan mata
pelajaran yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang
bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata
pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan tujuan jangka panjang
yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif;
(6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan
pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan
refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan
siswa dan koleganya (Lewis, 2002)
Wang-Iverson dan Yoshida (2005) mengatakan bahwa lesson study memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut.
a. Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya)
b. Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya
c. Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan
urutan kurikulum.


108 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

d. Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar
siswa.
e. Menciptakan terjadinya pertukaran harapan-harapan untuk pemahaman
berpikir dan belajar siswa
f. Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
Lesson study dapat dipandang sebagai model pelatihan guru dalam
meningkatkan profesionalitasnya. Mengapa demikian? Pada tahap
penyusunan perencanaan (planning), sekelompok guru dan seorang pakar
berdiskusi tentang :
a. Kondisi dan lingkungan siswa serta fasilitas yang tersedia.
b. Rumusan kompetensi apa yang harus dimiliki siswa serta indikatorindikator pencapaiannya
c. Penentuan materi pelajaran yang berkenaan, antara lain :
1) pokok-pokok materi dan uraian masing-masing pokok materi,
2) urutan materi sajian,
3) sajian materi yang disesuaikan dengan lingkungan siswa atau materi
lokal atau yang berkaitan dengan life skill atau yang berkaitan dengan
keimanan/agama,
4) pemilihan/penyusunan soal-soal latihan, soal-soal yang berkaitan

dengan problem-solving dalam rangka penyusunan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan soal-soal untuk tes formatif.
d. Pemilihan metode/strategi pembelajaran inovatif yang menyenangkan dan
memotivasi belajar siswa.
e. Pemilihan media/alat peraga pembelajaran dan pengadaannya.
f. Petunjuk guru dalam praktek pembelajarannya (teaching guide).
g. Penentuan indikator-indikator proses pembelajaran yang dikatakan
berhasil.
h. Model Rencana Pembelajaran (RP) atau Satuan Acara Pembelajaran (SAP).
Ada banyak model/format RP/SAP, mana yang perlu dipilih? Hal-hal
apakah yang penting dan merupakan prinsip-prinsip dalam penyusunan
RP/SAP, sehingga seorang guru dapat memahami dan menerapkannya
dalam pembelajaran.
Materi-materi diskusi tersebut dapat diangkat sebagai materi pelatihan yang
senantiasa aktual, mengingat kompleksnya perkembangan pengetahuan
dalam dunia yang senantiasa berkembang. Sehingga dalam suatu kelompok
guru yang merasa tertantang dengan suatu permasalahan pembelajaran
dapat mengundang pakar yang dipandang dapat memberi pemecahan
permasalahan tersebut.


BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

: 125

124 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its adaptation to Israeli middle school
teachers. (Online): www.weizmann.ac.il/G-math/
ICMI/Robinson_proposal.doc.
Sukirman. 2006. Peningkatan Keprofesionalan Guru Melalui Lesson Study.
Makalah. Disampaikan pada Diklat Lesson Study bagi Guru Berprestasi
dan Pengurus MGMP MIPA SMP se-Indonesia Tengah : Yogyakarta :
FMIPA UNY.
Takashi A. (2006). Implementing lesson study in North American schools and school (makalah yang
dipresentasikan pada seminar “APEC International Symposium on Innovation and Good
Practice for Teaching and Learning Mathematics through Lesson Study”, 14-17 Juni 2006).
Thailand: Khon Kaen University.
Tim Piloting. (2002). Laporan Kegiatan Piloting. Yogyakarta: IMSTEP-JICA FMIPA
UNY.

_______. (2003). Laporan Kegiatan Piloting. Yogyakarta: IMSTEP-JICA FMIPA UNY.
_______. (2004). Laporan Kegiatan Piloting. Yogyakarta: IMSTEP-JICA FMIPA
UNY.
Tim Pengembang Sertifikasi Kependidikan. (2003). Pedoman Sertifikasi Kompetensi
Tenaga Kependidikan (draft). Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Ditjen Dikti
Depdiknas.
Uus Toharuddin. 2005. Kompetensi Guru dalam Strategi Ajar. Pikiran Rakyat Bandung
edisi 24 Oktober 2005.
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Wahana Studi Pengembangan Kreativitas (WSPK) Lembaga Penelitian UNY.
2001. Materi TOT Kreativitas & Refreshing.

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

: 109

Selanjutnya, pada tahap implementasi dapat langsung diamati oleh observer,
yang selanjutnya pada tahap refleksi dapat didiskusikan, apakah yang telah
direncanakan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, atau ada hal-hal

dalam perencanaan tersebut yang perlu diperbaiki, atau hal-hal lainnya
tentang pembelajaran yang telah dilakukan, baik dari segi siswa maupun guru.
Lesson study sebagai suatu strategi dalam meningkatkan keprofesional
guru yang dilakukan oleh para guru itu sendiri, tentu memerlukan komitmen
yang tinggi dari para guru yang didukung oleh kebijakan para pengambil
keputusan, agar gerakan itu dapat terwujud.
6. Pelaksanaan Lesson Study
Ada berbagai variasi tahapan atau langkah pelaksanaan lesson study
dalam perkembangan implementasinya. Lewis (2002) menyarankan ada enam
tahapan dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah.
Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study.
Tahap 2: Memfokuskan lesson study.
Tahap 3: Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson).
Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya
(observasi).
Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah
dilaksanakan.
Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap
selanjutnya.
Dalam kesempatan pengenalan dan implementasi lesson study dalam konteks

IMSTEP-JICA di Indonesia Saito, dkk (2005) mengenalkan lesson study yang
berorientasi pada praktik. Lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas
3 tahap pokok, yakni:
a. Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan
alat-alat, disebut tahap Plan.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada rencana
pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekanrekan sejawat untuk mengamati, disebut tahap Do.
c. Merefleksikan melalui berbagai pendapat dan diskusi bersama pengamat,
sisebut tahap See.

110 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

Perencanaan:
- Penggalian
akademis
- Perencanaan
pembelajaran

Pelaksanaan:
- Pelaksanaan

pembelajaran
- Pengamatan
oleh rekan

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

Melihat:
- Refleksi
dengan rekan
- Komentar dan
diskusi

Gambar 3
Daur Studi Pembelajaran Terorientasi pada Praktik
6. Penerapan Lesson Study pada Pembelajaran Mikro
Mahasiswa calon guru semestinya telah mengenal usaha-usaha
peningkatan profesionalisme guru. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan profesi tersebut, yaitu dengan Lesson study. Lesson
study pada pengajaran mikro dapat dilaksanakan ketika latihan
pembelajaran terpadu telah dipraktikkan.

Tahapan Lesson study dapat dilakukan pada pengajaran Mikro sebagai
berikut.
1. Pembimbing Pengajaran Mikro menentukan topik materi untuk tiap
mahasiswa yang akan tampil praktik dan menentukan mahasiswa lain
sebagai pengamat (2 – 3 mahasiswa sebagai guru model), serta
mahasiswa yang lain sebagai peserta didik (murid). Mahasiswa yang akan
praktik menyusun RPP terlebih dahulu.
2. Mahasiswa bersama DPL Mikro membahas RPP yang telah dibuat oleh
Praktikan. Pembahasan diawali dengan presentasi RPP oleh setiap
praktikan. Ini merupakan tahapan Plan dalam Lesson Study.
3. Model guru/Praktikan melakukan praktik pembelajaran (tahap do dalam
LS) Model pengamat sambil berdiri di pinggir kelas mengamati proses
pembelajaran baik pada pratikkan (guru model) atau pada aktivitas
peserta didik.
Setiap selesai pembelajaran pada setiap praktikkan dilanjutkan dengan tahap
refleksi bersama dengan DPL Mikro dan mahasiswa lain yang berperan sebagai
peserta didik. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengamat menyampaikan
hasil amatannya. Pembahasan diarahkan pada pemecahan masalah yang
muncul dalam praktik dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.


: 123

DAFTAR PUSTAKA

Ananda. S. 2001. “Authentic Assessment” A Web- based system for The Professional Development
of Teachers Contextual Teaching and Learning Project. Bowling Green State University
Bowling Green, Ohio. USA
Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (CTL) Jakarta: Ditjen Dikdasmen
Depdiknas.
DGSE. (2002). Report on Validation and Socialization of the Guideline of Syllabi and Evaluation
System of Competent-Based Curriculum for Mathematics in Manado, North Sulawesi.
Jakarta: Depdiknas.
Ditjen Dikti Depdiknas. 2006. Panduan Sertifikasi Guru bagi LPTK Tahun 2006, Jakarta:
Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Fernandez, Clea and Yoshida, Makota. 2004. Lesson Study: A Japanese Approach to
Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers.
Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics
Curriculum. (Online): www.stat.auckland.ac. nz/-iase/ publication/-11/Garfield.doc.

diakses tanggal 19-6-2006.
Gary Appel; Mark Mitchell; Constanza Hazelwood; and Than Dykstra. 2005.
Reshaping Teaching and Learning Through Lesson Study. www.learningpt.org.
Lewis, Catherine C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change.
Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc.
Morgan, Shawn. 2001. Teaching Math the Japanese Way (Online),
(http://www.as1.org/alted/lessonstudy.htm, diakses tanggal 16 Mei
2005.
Muchlas Samani. dkk. 2006. Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia. Bandung: SIC dan
Asosiasi Peneliti Pendidikan Indonesia.

122 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

BAB VII
PENUTUP

Pembekalan Pengajaran Mikro bagi mahasiswa program kependidikan
peserta kuliah pengajaran mikro UNY yang dilaksanakan menjelang
dimulainya perkuliahan diharapkan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk
memantapkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa dalam
memperlajari keterampilan dasar mengajar dan kompetensi pengajaran mikro
lainnya.
Pembekalan ini sangat penting dalam rangka mempersiapkan
mahasiswa dalam melaksanakan praktik mengajar atau PPL di
sekolah/lembaga, sebagai upaya untuk menciptakan calon guru/pendidik atau
tenaga kepdidikan yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial secara mantap. Di samping itu, pembekalan ini
diharapkan dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menanggapi
perkembangan teknologi pendidikan maupun pembelajaran yang makin pesat.
Keberhasilan pembekalan pengajaran mikro ini akan berdampak pada
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa dalam pengajaran
mikro.
Pembekalan pengajaran mikro ini belum dapat mengakomodasi secara
total atas tuntutan dan kebutuhan seluruh mahasiswa yang sangat bervariasi
kondisi dan karakteristiknya dari berbagai program studi kependidikan di
lingkungan UNY. Oleh karena itu, pengenalan dan motivasi diri, etika profesi
guru/tenaga kependidikan, dasar-dasar pengenalan keterampilan dasar
mengajar, standar kompetensi guru/pendidik dan tenaga kependidikan,
mekanisme pengajaran mikro, serta inovasi pembelajaran (CTL,
KTSP)demikian pula implementasi lesson study senantiasa harus terus
dikembangkan sendiri oleh para mahasiswa seiring dengan tuntutan dan
kebutuhan pembelajaran yang harus diselesaikan maupun untuk mengikuti
perkembangan sistem pembejalaran dan pendidikan di Indonesia.

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

: 111

LS dapat juga diterapkan pada mahasiswa yang sedang praktik mengajar
di sekolah. LS yang diterapkan biasa disebut LS berbasis sekolah. LS
melibatkan Praktikkan dan guru-guru di sekolah. Pembimbing PPL di
sekolah berperan sebagai moderator dan pakar. Mahasiswa Praktikkkan
berperan sebagai model guru dan model pengamat. Penjelasan lebih
lanjut ada pada buku panduan KKN-PPL.

112 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

BAB VI
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
„Guru yang baik bukan memberi jawaban, tetapi memberi
jalan agar pembelajar dapat menemukan jawaban
sehingga meraih kemenangan bersama“
Dalam Pengajaran Mikro, praktikan berusaha untuk melatih diri
sehingga dapat menguasai 10 keterampilan dasar mengajar sebagai berikut :
A.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1 Pengertian
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan pengajar
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan
pembelajar siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan ini pengajar harus memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan pembelajar (need assesment), serta menunjukkan
kepedulian besar terhadap keberadaan pembelajar. Kegiatan menutup
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan pengajar untuk mengakhiri
kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran
tidak mencakup kegiatan rutin yang dilakukan pengajar seperti
mengucapkan salam, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat peraga, dan
sebagainya.
2

Tujuan
Membuka Pelajaran
a Menimbulkan perhatian dan memotivasi pembelajar.
b Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batasbatas tugas yang akan dikerjakan pembelajar.
c Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatanpendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pembelajar.
d Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yang telah dipelajari
dengan materi yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran
a Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajar dalam
mempelajari materi pelajaran.

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

: 121

J. Keterampilan Mengevaluasi
1 Pengertian
Evaluasi adalah proses sistematis untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi suatu kegiatan pembelajaran.
2 Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana pembelajar telah memiliki kompetensi
yang telah ditetapkan.
3 Komponen
a
Dapat digunakan berbagai bentuk tagihan, seperti pertanyaan
lisan, kuis, tugas rumah, ulangan, tugas individual, tugas
kelompok, portofolio, unjuk kerja atau keterampilan motorik, dan
pengukuran afektif yang mencakup minat, sikap, dan motivasi
belajar.
b
Bentuk instrumen yang dapat dipilih diantaranya adalah pilihan
ganda, uraian objektif, menjodohkan, dan sebagainya.
4 Prinsip penggunaan
a
Melakukan tes awal (pretest), tes proses (selama pembelajaran
berlangsung), dan tes akhir (postest).
b
Mengembangkan alat evaluasi KTSP, misalnya evaluasi 5 P: paper
and pencils, porto polio, performance, project, dan product.
c
Menggunakan alat evaluasi.
d
Menganalisis hasil evaluasi.
e
Memberikan tindak lanjut dari hasil evaluasi.
f
Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah:
1) Menetapkan standar kompetensi dan kemampuan dasar yang
ingin dicapai.
2) Memilih materi pembelajaran.
3) Merumuskan indikator yang mengacu pada kemampuan
dasar.
4) Membuat butir-butir soal berdasarkan indikator dan
memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal.

120 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

dimaksudkan agar pembelajar memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir pembelajar. Pentingnya
keterampilan bertanya dikuasai pengajar adalah:
a
Mengurangi dominasi pengajar (teacher oriented) dalam kegiatan
pembelajaran.
b
Mendorong keberanian pembelajar berpendapat.
c
Meningkatkan partisipasi pembelajar dalam kegiatan
pembelajaran.
d
Mengarahkan kegiatan pembelajaran agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
3 Komponen
a
Pertanyaan diajukan secara jelas
b
Pertanyaan memancing pendapat atau keaktifan pembelajar
c
Pemberian acuan
d
Pemusatan
e
Pemindahan giliran
f
Penyebaran
g
Pemberian waktu berpikir
h
Pemberian tuntuan
i
Pengubahan tingkat kognitif dalam pertanyaan
j
Pengaturan urutan pertanyaan
k
Penggunaan pertanyaan pelacak
l
Peningkatan terjadinya interaksi
4 Prinsip penggunaan
a
Kehangatan dan antusias
b
Perlu dihindari:
c
Mengulangi pertanyaan sendiri
d
Mengulangi jawaban pembelajar
e
Menjawab pertanyaan sendiri
f
Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
g
Pertanyaan ganda
h
Menentukan pembelajar yang menjawab sebelum pertanyaan
diajukan

: 113

b Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
c Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dan pelajaran
yang akan datang.
3 Komponen
Membuka pelajaran
a Menarik perhatian pembelajar
b Memotivasi pembelajar
c Memberi acuan
d Memberi kaitan (apersepsi)
Menutup pelajaran
a Meninjau kembali materi yang telah dipelajari pembelajar
b Mengevaluasi
c Membuat simpulan atau ringkasan materi
d Memberikan tugas yang signifikan (sesuai, bermakna, dan
bermanfaat)
4 Prinsip penggunaan
a Bermakna
b Berurutan dan berkesinambungan
B.

Keterampilan Menjelaskan
1 Pengertian
Menjelaskan adalah memberikan informasi yang diorganisasi secara
sistematis kepada pembelajar.
2

Tujuan
Membantu pembelajar memahami dengan jelas semua
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
b Membantu pembelajar untuk memahami suatu konsep atau dalil.
c Melibatkan pembelajar untuk berpikir.
d Mendapatkan balikan dari pembelajar tentang tingkat
pemahamannya.

a

114 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

3 Komponen
a
Menguasai materi
b
Menerangkan materi dengan jelas (bahasa mudah dipahami dan
tidak berbelit-belit).
c
Mendemonstrasikan
d
Berkomunikasi dengan isyarat, baik verbal maupun non-verbal.
Vokal atau suara jelas dan memadai
e
Menggunakan bahasa yang baik dan benar
f
Menganalisis dan merencanakan proses komunikasi yang
berhubungan dengan isi pesan (materi) dan yang berhubungan
dengan penerima pesan (pembelajar).
g
Menyajikan suatu penjelasan
Kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan,
dan balikan.
4 Prinsip penggunaan
a
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir kegiatan
pembelajaran.
b
Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
c
Penjelasan dapat diberikan karena adanya pertanyaan dari
pembelajar atau telah direncanakan pengajar.
d
Materi yang dijelaskan harus bermakna bagi pembelajar.
e
Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan pembelajar.

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

: 119

yang optimal. Keterampilan ini terkait dengan kemampuan
pengajar untuk berinisiatif dan mengendalikan kegiatan
pembelajaran sedemikian sehingga berjalan secara optimal,
efisien, dan efektif. Keterampilan yang perlu dikuasai pengajar
adalah:
1 menunjukkan sikap tanggap
2 membagi perhatian
3 memusatkan perhatian kelompok
4 menuntut tanggung jawab pembelajar
5 memberikan petunjuk yang jelas
6 menegur pembelajar
7 dan memberikan penguatan
b

Keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini terkait dengan tanggapan pengajar terhadap
gangguan pembelajar yang berkelanjutan dengan tujuan untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan yang
perlu dikuasai pembelajar adalah:
1 memodifikasi tingkah laku
2 pengelolaan kelompok
3 menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah.

C. Keterampilan Memberikan Penguatan
1 Pengertian
Penguatan adalah tanggapan pengajar terhadap perilaku pembelajar
yang memungkinkan dapat berulangnya kembali perilaku tersebut.

4 Prinsip penggunaan
a
Kehangatan, antusias, bervariasi, keluwesan, menekankan pada
hal-hal positif, penanaman disiplin
b
Perlu dihindari: campur tangan yang berlebihan, ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan, berkepanjangan (bertele-tele),
dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu

2 Tujuan
a
Menumbuhkan perhatian pembelajar.
b
Memelihara motivasi pembelajar.
c
Memudahkan pembelajar belajar.
d
Meminimalkan perilaku negatif dan mendorong tumbuhnya
perilaku positif.

I. Keterampilan Bertanya
1 Pengertian
Bagaimana pengajar menyampaikan pertanyaan kepada pembelajar
dalam proses pembelajaran, baik pertanyaan dasar maupun pertanyaan
lanjut.

3
a

Komponen
Penguatan secara verbal

2 Tujuan
Pengajuan pertanyaan oleh pengajar dalam kegiatan pembelajaran

118 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

b
c
d

e
f

Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Merangkum, menggali, atau menguraikan secara detail
Menganalisis pandangan pembelajar
Menandai persetujuan atau ketidaksetujuan dan memperhatikan
alasan pembelajar
Meningkatkan partisipasi pembelajar berpendapat
Menimbulkan pertanyaan, menggunakan contoh, menggunakan
hal-hal yang sedang hangat dibicarakan, menunggu, dan memberi
dukungan
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Meneliti pandangan, mencegah pembicaraan yang berlebihan, dan
menghindari (menghentikan) dominasi.
Menutup diskusi
Merangkum, menilai, dan membuat simpulan

3 Prinsip penggunaan
a
Diskusi berlangsung secara terbuka
b
Perlu perencanaan dan persiapan yang baik, seperti pemilihan
topik yang relevan, perencanaan atau penyiapan informasi
pendahuluan, penetapan besar kelompok,
c
Pemilihan topik diskusi yang relevan dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
H. Keterampilan Mengelola Kelas
1 Pengertian
Mengelola kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal bagi pembelajar dan mengembalikan ke kondisi belajar
yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran.
2 Tujuan
a
Mendorong pembelajar mengembangkan tanggung jawab
individual terhadap tingkah lakunya
b
Membantu pembelajar mengerti arah tingkah laku yang sesuai
c
Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan
bertingkah laku yang wajar dan sesuai.
3 Komponen
a
Keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

b
c
d
e

: 115

Penguatan dengan menggunakan mimik dan gerak badan
Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
Penguatan berupa simbol dan benda

4 Prinsip penggunaan
a
Kehangatan dan antusias
b
Kebermaknaan
c
Penguatan dapat ditujukan kepada pembelajar tertentu
d
Penguatan dapat ditujukan kepada kelompok pembelajar tertentu
e
Penguatan dilakukan dengan segera
f
Penguatan dilakukan secara variatif
D. Keterampilan Menggunakan Media dan Alat Pembelajaran
1 Pengertian
Media dan alat pembelajaran yang diperlukan dalam proses
pembelajaran agar pembelajar cepat dan mudah menangkap materi
pembelajaran.
2 Tujuan
a
Mempermudah pembelajar memahami materi
b
Memperlancar jalannya proses pembelajaran
c
Mengkonkritkan materi pembelajaran
d
Materi tersimpan lama dalam ingatan
3 Komponen
a
Memberdayakan media dan alat pembelajaran yang ada.
b
Memproduksi atau membuat media sendiri.
c
Menggunakan media dan alat pelajaran dalam proses
pembelajaran.
4 Prinsip penggunaan
a
Tepat guna: media dan alat pembelajaran yang digunakan sesuai
dengan karakter materi pembelajaran dan kompetensi dasar.
b
Berdaya guna: media dan alat pembelajaran yang digunakan
mampu memotivasi pembelajar belajar lebih keras lagi.

116 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

E. Keterampilan Menyusun Skenario Pembelajaran
1 Pengertian
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh oleh
pengajar dan pembelajar dalam rangka membelajarkan pembelajar
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2 Tujuan
a
Memberikan pedoman urutan kegiatan pembelajaran
b
Memberikan pedoman tentang strategi, teknik, metode, dan media
pembelajaran yang akan digunakan.
3 Komponen
a
Memilih metode dan strategi yang tepat
b
Membuat rencana proses pembelajaran
c
Mengelola kelas agar kelas dinamis, aktif interaktif, dan partisipatif
d
Mengorganisasi kelas secara klasikal, individu, maupun kelompok
e
Memberi konsultasi pembelajar (pengajar sebagai fasilitator)
4 Prinsip penggunaan
(a) Sesuai dengan karakter materi pembelajaran
(b) Sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi
F. Keterampilan Mengadakan Variasi
1 Pengertian
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan yang dilakukan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi gaya mengajar,
penggunaan media pembelajaran, pola interaksi dengan pembelajar,
dan stimulasi.

BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO

b
c
d

: 117

3 Kesenyapan
4 Kontak pandang
5 Gerakan badan dan mimik
6 Pergantian posisi pengajar dalam mimik
Variasi dalam pemanfaatan media pembelajaran
Penggunaan variasi alat peraga yang dapat dilihat, didengar, dan
alat peraga yang dapat dimanipulasi
Variasi pola interaksi
Meningkatkan interaksi pengajar-pembelajar maupun pembelajarpembelajar
Variasi stimulasi
1 Menerima dan menyokong partisipasi pembelajar dalam
kegiatan pembelajaran
2 Memberi kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi
3 Mendorong interaksi kelas
4 Mengenal perilaku pembelajar sehingga dapat memberikan
stimulasi secara tepat

4 Prinsip Penggunaan
a
Tepat guna
b
Berdaya guna
c
Tidak berlebihan
G. Keterampilan Membimbing Diskusi
1 Pengertian
Diskusi adalah suatu proses interaksi verbal secara teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengkonstruksi
konsep, mengambil suatu keputusan, atau memecahkan masalah.

2 Tujuan
a
Menjadikan proses pembelajaran lebih hidup
b
Menjadikan proses pembelajaran lebih menarik
c
Memotivasi pembelajar aktif dalam proses pembelajaran

2 Tujuan
Membimbing diskusi kelompok dimaksudkan agar tujuan diskusi
kelompok tercapai secara efisien dan efektif.

3 Komponen
a
Variasi dalam gaya mengajar
1 Variasi suara
2 Pemusatan perhatian

3 Komponen
a
Memusatkan perhatian
Merumuskan tujuan diskusi, merumuskan kembali masalah,
menandai hal-hal yang penting (relevan) dan tidak penting