Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produksi dan Harga Buah dan Sayuran di Kabupaten Karo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Selain memiliki masa panen yang cukup pendek,
permintaan pasarnya pun cukup tinggi karena merupakan kebutuhan dapur seharihari (Setyaningrum dan Cahyo, 2014).
Sayuran dan buahan merupakan salah dua makanan yang dibutuhkan manusia,
sayuran dan buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan kalori manusia perhari. Kebutuhan kalori perhari dapat kita lihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1.1.

Rata-Rata Konsumsi Kalori (Kkal) per Kapita Sehari di
Sumatera Utara Jenis Sayuran Tahun 2010-2014

Daerah
2010
2011
2012
2013

Perkotaan
38,25
33,09
32,98
33,28
Perdesaan
43,73
41,57
41,11
39,55
Perkotaan + Perdesaan
41,2
37,4
37,12
36,47
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Tahun 2010-2014
Tabel 1.2.

2014
35,56

40,1
37,87

Rata-Rata Konsumsi Kalori (Kkal) per Kapita Sehari di
Sumatera Utara Jenis Buah-Buahan Tahun 2010-2014

Daerah
2010
2011
2012
2013
Perkotaan
45,44
38,34
35,65
40,33
Perdesaan
44,34
47,51
42,44

37,76
Perkotaan + Perdesaan
44,85
43
39
39,02
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Tahun 2010-2014

2014
37,67
38,86
38,27

1
Universitas Sumatera Utara

2

Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa konsumsi sayuran dan
buahan masyarakat Sumatera Utara sebanyak 41,20 Kkal dan 44,85 Kkal pada

tahun 2010. Pada tahun 2014 konsumsi sayuran dan buahan masyarakat Sumatera
Utara mengalami penurunan dari tahun 2010 sebanyak 3,33 Kkal dan 6,58 Kkal.
Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan produksi sayuran dan buahan di
Sumatera Utara sehingga konsumsinya mengalami penurunan.
Sayuran dan buahan mempunyai sifat mudah rusak. Sifat ini menyebabkan
munculnya ketergantungan yang tinggi antara konsumen dan pasar, juga antara
pasar dan konsumen. Selain itu, terdapat sifat-sifat lain yang perlu diketahui
pengusaha yaitu:
a.

Bersifat musiman
Sayur-sayuran dan buah-buahn dibedakan menjadi tanaman semusim dan
tahunan.

b.

Mempunyai resiko tinggi
Produk sayuran bersifat mudah busuk, sehingga umur tampilannya pendek.
Seiring dengan berlalunya waktu, harganya pun semakin turun hingga
akhirnya tidak bernilai sama sekali.


c.

Perputaran modalnya cepat
Walaupun berisiko tinggi, perputaran modal usaha sayuran dan buahan cukup
cepat. Hal ini berkaitan dengan umur tanaman untuk produksi yang singkat
dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah bernehti karena setiap hari
orang membutuhkan sayuran dan buahan

(Tim Penulis PS, 2008).

Universitas Sumatera Utara

3

Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di Dataran Tinggi Karo,
Kabupaten Karo,Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak Gunung Sinabung
adalah 3º10’12”LU dan 98º23’31”BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah
2.460 meter dpl yang mencapai puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini
belum pernah meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan

meletus pada tahun 2010 (Anonimous, 2015).
Salah satu komoditi pertanian yang subur di Kabupaten Karo adalah komoditi
hortikultura, baik hortikultura semusim maupun tahunan yang cakupannya cukup
luas yaitu meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias, obat-obatan.
Komoditi tersebut banyak diusahakan oleh rumah tangga pertanian di Kabupaten
Karo yang hasilnya selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, beberapa hasil
komoditi dari daerah ini juga dijual ke daerah lain, bahkan ada yang diekspor ke
luar negeri (BPS Kabupaten Karo, 2013).
Sub sektor hortikultura Kabupaten Karo yang diusahakan oleh masyarakat Karo
berupa tanaman sayuran dan buah-buahan yang meliputi tomat, kol, kentang,
petsai, cabe, buncis, wortel, bawang daun, arcis, jeruk, markisah, alpokat, dan
pisang. Perkembangan produksi hortikultura dari tahun ke tahun cenderung
berfluktuasi karena minat masyarakat menanam tanaman ini tergantung
permintaan pasar dan harga jual petani yang juga tidak pernah stabil.
Sentra produksi berbagai jenis tanaman sayuran, buah-buahan, dan bunga di
Kabupaten Karo saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Sayuran seperti kol,
kentang, tomat, wortel, bunga kol, selada, terong belanda, dan daun prei banyak
yang rusak dan mati akibat tertutup erupsi abu vulkanik. Begitu juga tanaman

Universitas Sumatera Utara


4

buah-buahan yang banyak diusahakan petani, seperti jeruk, markisa, nanas, dan
pepaya, serta kopi (BPS Karo, 2014)
Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditi jeruk. Varietas jeruk yang
ditanam Kabupaten Karo sekarang ini adalah washingtom, sunkist, padang, siam
madu, dan sebagainya. Pada tahun 2013, luas panen tanaman jeruk di Kabupaten
Karo turun mencapai 6.710 ha dengan produksi 193.526 ton dan produktivitasnya
288,414 Kw/ha (BPS Karo, 2014). Adapun luas tanaman dan produksi buahbuahan di Kabupaten Karo pada tahun 2013 disampaikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.3.

Perkembangan Produksi Buah-Buahan (Ton)
Jenisnya Tahun 2009-2013 di Kabupaten Karo

Menurut

No.
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Jenis Buah
2009
2010
2011
2012
2013
Alpokat
2.444
2.800
1.090

1338
1.374
Jeruk
413.959
1.437.782 502.494 250127 193.526
Mangga
2.368
3.239
1.193
667
716
Sawo
495
1.001
644
310
460
Durian
11.057
1.376

66
1.353
1.630
Jambu air
133
42
39
8
1
Pepaya
139
81
40
32
42
Pisang
2.796
2.714
6.916
4.592

6.049
Nenas
164
64
189
45
131
Marquisa
3.580
2.581
4.650
1.160
4.014
Rambutan
367
154
40
45
201
Jumlah/Total
437.502
1.451.834 517.361 259.677 208.144
Sumber : Badan Pusat Statistik Karo, 2014
Berdasarkan data pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa setiap buah-buahan di
Kabupaten Karo mengalami fluktuasi produksi dari tahun 2009-2013. Namun,
secara keseluruhan buah-buahan di Kabupaten Karo mengalami penaikan
produksi dari tahun 2009-2010 dan mengalami penurunan produksi dari tahun
2011-2013. Pada tahun 2010 buah-buahan di Kabupaten Karo mengalami

Universitas Sumatera Utara

5

peningkatan produksi sebesar 101,43%. Pada tahun 2011-2013 buah-buahan di
Kabupaten Karo mengalami penurunan produksi berturut-turut sebesar 64,36%,
49,81%, dan 19,83%.
Tabel 1.4.

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Perkembangan Produksi Sayur-Sayuran (Ton)
Jenisnya Tahun 2009-2013 di Kabupaten Karo

Jenis Tanaman

2009

Bawang merah
469
Bawang putih
25
Bawang daun
16.205
Kentang
38.819
Kol/Kubis
95.383
Petsai/Sawi
57.259
Wortel
24.684
Cabe
37.276
Tomat
45.464
Buncis
26.981
Lobak
8.218
Labu siam
1.494
Jumlah/Total
352277
Sumber : Badan Pusat Statistik Karo, 2014

2010
809
36
12.435
53.988
84.189
65.694
38.955
37.571
40.711
31.765
9.701
2.028
377882

2011

2012

Menurut

2013

953
1.026
868
50
54
36
5.402
5.822
7.197
45.170 53.958 40.420
69.364 80.187 75.712
30.082 32.834 34.587
22.253 24.906 30.693
40.610 50.743 44.111
28.393 70.768 74.578
14.597 25.642 23.481
5.039
4.046
1.955
1.062
4.083
5.774
262975 354069 339412

Berdasarkan data pada Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa produksi setiap sayuran di
Kabupaten Karo mengalami fluktuasi produksi dari tahun 2010 – 2013. Secara
garis besar sayuran di Kabupaten Karo juga mengalami fluktuasi produksi dari
tahun 2009-2013. Pada tahun 2010 sayuran di Kabupaten Karo mengalami
peningkatan produksi sebesar 7,26%. Pada tahun 2011 sayuran di Kabupaten Karo
mengalami penurunan produksi sebesar 30,4%. Pada tahun 2012 sayuran di
Kabupaten Karo mengalami peningkatan produksi sebesar 34,63%. Pada tahun
2013 sayuran di Kabupaten Karo mengalami penurunan produksi sebesar 4,13%.
Letusan Gunung Sinabung merusak tanaman pertanian dan perkebunan. Dari
seluas 3.863 ha tanaman di enam kawasan, seluas 3.589 ha telah rusak akibat

Universitas Sumatera Utara

6

letusan. Hal ini kemudian berdampak pada kelangkaan bahan makanan. Pasokan
sayur dan buah menurun hingga 40 persen karena banyak petani tak berani
memanen, karena takut bahaya letusan. Terjadi kenaikan harga yang signifikan,
misalnya sawi yang biasanya seharga Rp 17.000,-/kg naik menjadi Rp 20.000,-/kg
(Retnaningsih, 2013).
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.

Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produksi buah dan
sayuran di Kabupaten Karo?

2.

Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap harga buah dan
sayuran di Kabupaten Karo?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produksi buah
dan sayuran di Kabupaten Karo.

2.

Untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap harga buah dan
sayuran di Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara

7

1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi-instansi terkait dalam
melaksanakan penelitian yang berkelanjutan.

2.

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dalam melaksanakan penelitian, khususnya penelitian mengenai dampak
erupsi Gunung Sinabung.

3.

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara