Pengaruh Penambahan Probiotik Secara Endogen Terhadap Pertumbuhan dan Konversi Pakan Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Ikan Patin
Ikan patin pada sirip punggungnya memiliki sebuah jari-jari keras yang
berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sirip
ekor membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak mempunyai
sisik, sirip dubur relatif panjang yang terletak didepan lubang dubur terdiri
atas 30-33 jari-jari lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak.
Sirip dada mempunyai 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari- jari keras yang
berubah menjadi senjata yang dikenal dengan patil. Di bagian permukaan
punggung ikan patin terdapat sirip lemak yang berukuran kecil. Warna tubuh
putih keperak-perakan , punggung kebiru-biruan dan ujung kepala terdapat mulut
yang dilengkapi dua pasang sungut yang pendek (Djariah, 2001). Ikan patin dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pangasius hypopthalmus

Universitas Sumatera Utara

Sannin (1984), mengklasifikasikan ikan patin adalah sebagai berikut :
Filum


: Chordata

Kelas

: Pisces

Ordo

: Ostariophysi

Sub-ordo

: Siluroidea

Famili

: Pangasidae

Genus


: Pangasius

Spesies

: Pangasius hypopthalmus

Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Patin
Ikan Patin (Pangasius sp.) bertahan hidup pada perairan yang kondisinya
sangat jelek dan akan tumbuh normal diperairan yang memenuhi persyaratan ideal
sebagaimana habitat aslinya. Kandungan Oksigen (O2) yang cukup baik untuk
kehidupan ikan patin berkisar 2-5 ppm dengan kandungan Karbondioksida (CO2)
tidak lebih 12,0 ppm. Nilai pH atau derajat keasaman adalah 7,2 – 7,5, konsentrasi
sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) yang masih dapat ditoleransi oleh ikan patin
yaitu 1 ppm.Keadaan suhu air yang optimal untuk kehidupan ikan patin antara 28
– 290C. Ikan patin lebih menyukai perairan yang memiliki fluktuasi suhu rendah.
Kehidupan ikan patin mulai terganggu apabila suhu perairan menurun sampai 14 –
150C ataupun meningkat diatas 350C. Aktifitas patin terhenti pada perairan yang
suhunya dibawah 60C atau diatas 420C (Djariah, 2001).


Universitas Sumatera Utara

Penambahan Probiotik
Secara endogen
Probiotik adalah makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroba
hidup, dan bukan merupakan senyawa kimia. Memiliki pengaruh menguntungkan
bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba
intestinalnya Prosedur pemberian probiotik secara endogen yaitu pemberian
probiotik lewat makanan atau pakan tambahan berupa mikroba hidup yang
berpengaruh positif bagi hewan(inang) dengan cara memperbaiki keseimbangan
flora ususnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi fisiologi ikan,
terutama kemampuannya dalam mencerna pakan adalah dengan menambahkan
probiotik dalam pakan (Fuller, 1987).
Probiotik bermanfaat dalam mengatur lingkungan mikroba pada usus,
menghalangi mikroorganisme patogen usus dan memperbaiki efisiensi pakan
dengan melepas enzim-enzim yang membantu proses pencernaan makanan.
Irianto (2003) telah memperjelas bahwa, secara dasar ada tiga model kerja
probiotik

yaitu,


menekan

populasi

mikroba

melalui

kompetisi dengan

memproduksi senyawa-senyawa anti mikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan
tempat pelekatan di dinding intestinum, merubah metabolisme mikrobial dengan
meningkatkan aktivitas enzim dan menstimulasi imunitas melalui peningkatan
kadar antibodi.

Universitas Sumatera Utara

Irianto (2003), mengutip beberapa penelitian seleksi probion untuk hewan
akuatik dan mekanisma penggunaannya dapat diambil dari berbagai sumber

seperti intestinum ikan atau hewan akuatik lainnya dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Mikroba probiotik untuk hewan akuatik, sumber dan mekanisme
penggunaannya.
Mikroba Probiotik

Sumber

Mekanisma Penggunaannya

Bacillus S11

Habitat udang P.monodon

Dicampur pakan

Carnobacterium

Intestinum cod Atlantik

Dicampur pakan


dirvergens

(G. morhua)

Vibrio

Air laut dekat

alginolyticus

panti pembenihan udang

Bakteri asam laktat

Intestinum salmon Atlantik

Direndam 10 menit

Dicampur pakan


(S. salar)
Lactobacillus

Tilapia intestine

Dicampur pakan

(Oreochromis)
Bacillus spp.

Komersial

Ditebar dikolam

Sumber : Irianto (2003)
Interaksi antara mikroba dengan inang tidak terbatas pada saluran
pencernaan. Bakteri probiotik juga dapat aktif pada insang, kulit tubuh inang, atau
lingkungan disekelilingnya. Interaksi yang intensif antara mikroba dan inang
dalam akuakultur menjadikan sejumlah probion berasal dari lingkungan bukan

dari pakan atau saluran pencernaan. Menurut Fuller (1987), probiotik harus
memiliki karakter yaitu, menguntungkan inangnya, mampu hidup di intestinum,
dapat disiapkan sebagai produk sel hidup pada skala industri, dan dapat terjaga
stabilitas dan sintasan untuk waktu yang lama pada penyimpanan maupun di
lapangan.

Universitas Sumatera Utara

Pemberian organisme probiotik dalam akuakultur dapat diberikan melalui
pakan, air maupun melalui perantaraan pakan hidup seperti rotifera atau artemia.
Pemberian probiotik dalam pakan berpengaruh dalam saluran pencernaan,
sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan
ikan (Irianto, 2007).
Beberapa penelitian tentang pemberian pakan atau suplemen probiotik
terhadap beragam hewan akuatik serta strain yang digunakan menggunakan
konsentrasi yang bervariasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Konsentrasi sel probion dalam pakan
Inang
Penaeus monodon
Oreochromis

Carassius auratus

Konsentrasi probion dalam pakan
1010 sel / g
5 g, 7,5 g dan 10 g G-probiotik /kg
106 – 107 sel / g

Sumber : Irianto (2003)
Penggunaan dosis tinggi ternyata tidak menjamin pengaruh yang lebih
baik terhadap hewan inang. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian yang di
peroleh (Irianto, 2003) bahwa penggunaan G-probiotik untuk suplemen pakan
dengan konsentrasi 5 g, 7,5 g, 10 g per kg pakan, ternyata menghasilkan keragaan,
konversi pakan dan rasio efisiensi protein yang lebih baik, dan penggunaan
konsentrasi G-probiotik sebesar 7,5 g dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Faktor yang mempengaruhi respon inang terhadap probiotik antara lain:
komposisi flora mikroba intestinum inang, dosis yang digunakan, umur dan
spesies atau starin hewan inang, kualitas probiotik dan cara preparasi probiotik,
sehingga penggunaan probiotik harus disesuaikan dalam pengguunaanya
(Fuller, 1992).


Universitas Sumatera Utara

Secara eksogen
Penggunaan probiotik dianggap mampu memperbaiki kondisi perairan
sehingga menjadi alternatif pembudidaya ikan saat ini. Beberapa keunggulan
dalam penggunaan probiotik untuk penanggulangan penyakit yaitu, organisme
yang digunakan telah dipertimbangkan lebih aman dari pada berbagai bahan
kimia, tidak patogen terhadap ikan/udang, tidak terakumulasi dalam rantai
makanan, adanya proses reproduksi yang dapat mengurangi pemakaian yang
berulang, jarang menimbulkan resistensi bagi organisme sasarana dan dapat
digunakan

secara

bersamaan

dengan

cara


proteksi

yang

lain

(Atmomarsono dkk., 2009).
Beberapa keunggulan tersebut membuat probiotik kini banyak digunakan
dalam kegiatan budidaya dibandingkan dengan penggunaan antibiotik yang
menghasilkan residu bersifat merugikan. Karena Probiotik merupakan mikroba
hidup yang mampu memberikan keuntungan bagi inang dengan memodifikasi
komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan
pemanfaatan pakan, memperbaiki respon inang terhadap hama penyakit dan
memperbaiki kualitas lingkungan (Verschuere dkk, 2000).
Prosedur pemberian probiotik secara eksogen yaitu pemberian probiotik
lewat lingkungan berupa mikroba hidup yang berpengaruhpada keseimbangan
ekosistem perairan dan bertujuan untukdominasi mikroba menguntungkan.
Pemberian probiotik secara eksogen berpengaruh terhadap perbaikan kualitas air
melalui penyeimbangan populasi mikroba di lingkungan dan mengurangi jumlah
bakteri patogen. (Fuller, 1987).

Universitas Sumatera Utara

Probiotik adalah jenis bakteri yang ditambahkan kedalam lingkungan
untuk perbaikan mutu lingkungan. Ada dua manfaat yang diharapkan dari aplikasi
bakteri ini

yaitu meningkatkan populasi bakteri non patogenik dan sebagai

decomposer bahan organik menjadi mineral dan mengubah senyawa beracun
menjadi tidak beracun seperti senyawa amonia dan nitrit yang beracun menjadi
senyawa nitrogen bebas melalu proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Aplikasi
bakteri probiotik yang tepat dapat membantu mengurangi kandungan bahan
organik di tambak dan mempertahankan tersedianyanutrisi hasil penguraian bahan
organik (Purwanta dan Firdayati, 2002).
Penggunaan probiotik harusnya berasal dari bakteri yang tumbuh di
wilayah tersebut, karena walaupun jenisnya sama namun strain bakteri mungkin
berbeda. Dalam dunia mikroba, bakteri akan saling membatasi pertumbuhan
populasi dengan mikroba lainnya. Sehingga diperlukan pengetahuan jenis bakteri
apa yang sesuai untuk penggunaanya. Banyak peneliti mengevaluasi penggunaan
Bacillus spp. sebagai probion dan secara bersamaan mengurangi penggunaan
senyawa-senyawa kimia dan meningkatkan kualitas air. Dalam penelitian Moriaty
(1998), menggunakan probiotik yang mengandung Bacillus spp. untuk tambak
udang penaeid di Indonesia, dengan tujuan agar Bacillus spp. memperbaiki
kualitas air melalui dekomposisi materi organik, menyeimbangkan komunitas
mikroba serta menekan pertumbuhan patogen sehingga menyediakan lingkungan
yang lebih baik bagi udang. Penggunaan Bacillus spp. selama 160 hari, ternyata
tidak menyebabkan masalah dalam hal produksi, sedangkan tanpa Bacillus spp.
mengalami gagal panen sebelum mencapai usia 80 hari karena serangan Vibrio sp.

Universitas Sumatera Utara

Biomol+
Biomol+ merupakan salah satu probiotik komersial, produksi PT.
Banyumas Raya yang mempunyai rataan total jumlah mikroorganisme sebesar 107
(cfu/g) untuk total bakteri dan 105 (cfu/g) untuk total khamir. Tergolong dalam
makanan fungsional, merupakan mikroorganisme yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa mengakibatkan terjadinya proses
penyerapan komponen probiotik ke dalam tubuh ternak, sehingga dapat menjaga
keseimbangan komposisi mikroorganisme dalam sistem pencernaan ternak, dan
meningkatkan kekebalan tubuh. Kegunaan dan fungsi bakteri biomol+ adalah
meningkatkan

kualitas

pakan,

kualitas

lahan/kolam,

menurunkan

FCR,

meningkatkan SR atau menekan mortalitas dan meningkatkan kekebalan ternak,
ikan dan udang. Bakteri biomol+ menghasilkan enzim protease, amilase, dan
lipase, menekan pertumbuhan mikroba yang merugikan termasuk vibrio,
mendetrifikasi nitrat menjadi nitrogen, menghasilkan asam laktat, mengurai H2O2
menjadi oksigen, menguraikan kelebihan bahan organik dan meminimalkan
endapan lumpur di dasar kolam (Nahrowi, 2004).
Pencernaan yang melibatkan enzim (protease, amilase, dan lipase) sebagai
katalisator untuk mempercepat prosesnya. Dalam kondisi normal reaksi berjalan
lambat tetapi dengan hidrolisis dan kerja enzim reaksi berjalan lebih cepat.
Pencernaan protein oleh enzim protease yang terdiri atas enzim eksopeptidase dan
endopeptidase. Enzim tersebut terdapat pada hewan avertebrata dan vertebrata
yang hidup di perairan. Pencernaan lemak oleh lipase juga terdapat pada hewan
avertebrata dan vertebrata. Pencernaan karbohidrat, hidrolisis oleh amilase,
katalisis oleh sukrase, prosesnya serupa pada hewan avertebrata dan vertebrata.

Universitas Sumatera Utara

Pencernaan selulosa memerlukan selulose yang dihasilkan oleh bakteri simbiotik
(Yuwono dan Sukardi, 2008).
Mekanisme Biomol+ dalam pakan ternak/ikan dan air tambak adalah
sebagai berikut :
1.

Bioremediator, bakteri dalam probiotik menekan populasi bakteri patogen
dengan memproduksi senyawa-senyawa anti mikroba, berkompetisi nutrisi
dengan bakteri patogen, mengacaukan metabolisma bakteri patogen dengan
meningkatkan aktifitas enzim pengurai seperti selulase, protease, dan amilase.
Mengurai bahan organik dalam air seperti NH3 , NO2, NO3 .

2.

Enzim Effect, dalam probiotik powder, aktivfitas enzim selulase, protease,
dan amilase, lebih tinggi dari pada probiotik liquid karena melewati proses
fermentasi ganda.

3.

Eco-colonizer, bioremediator menciptakan kondisi seimbang antara bakteri
dan plankton, mencegah dominasi bakteri, menekan populasi blue green
algae, menurunkan tingkat vibrio, aeromonas dan menetralisir senyawa
toksik yang ada dalam air (PT. Banyumas Raya).
Komposisi biomol+ yang mengandung bakteri dan khamir dapat di lihat

pada Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Komposisi Biomol+
Bakteri
Azotobacter paspalii
Bacillus lentus
Bacillus licheniformes
Bacillus pumilus
Bacillus stearothermophyllus
Bacillus subtilis
Corynecbacterium pseudodipteriticum
Micrococcus varians
Sarcina lutea
Staphylococcus epidermis
Khamir
Saccharomyces coreviseae
Sumber : PT. Banyumas Raya

Cfu/gr
3.2 x 107
8 x 106
2 x 107
4.2 x 109
3.2 x 109
2 x 105
8 x 109
2 x 107
8 x 108
2 x 107
Cfu/gr
2 x 107

Universitas Sumatera Utara