Respon Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis F.) Terhadap Berbagai Ketebalan Mulsa Spons dan Interval Penyiraman

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sumber daya hutan
terbesar yang kaya akan sumber daya alam khususnya kayu yang sangat potensial
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Apalagi hutan
Indonesia tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk diambil kayunya, tetapi juga
hasil hutan non kayu yang bermanfaat banyak bagi masyarakat.
Tetapi di Indonesia saat ini, masalah yang dihadapi dalam budidaya
tanaman adalah ketersediaan air yang cukup bagi kelangsungan hidup tanaman.
Pada kawasan hutan, curah hujan yang tidak menentu dapat mengakibatkan
pertumbuhan tanaman terganggu. Meskipun curah hujan di Indonesia dalam
jumlah yang cukup, tetapi tidak turun secara teratur. Ada dua musim yang
kontras, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Hujan turun hanya di bulanbulan tertentu, lalu setelah itu berada di kondisi kemarau yang memungkinkan
hujan tidak turun selama tiga bulan. Ditambah lagi tegakan hutan yang saat ini
semakin berkurang dan diperparah dengan adanya kebakaran lahan yang
menyebabkan kematian tanaman. Hal tersebut memerlukan perhatian lebih dalam
mempertahankan hidup tanaman.
Salah satunya adalah dengan memperhatikan ketersediaan air bagi
tanaman tersebut. Air merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk
mempertahankan hidup tanaman. Pemberian air terhadap tanaman hendaknya

sesuai dengan kebutuhan air tanaman yang sesungguhnya, sebab kekurangan atau
kelebihan pemberian air memberikan pengaruh kurang baik bagi tanaman. Air
merupakan faktor yang penting bagi tanaman. Disamping sebagai bahan baku
1
Universitas Sumatera Utara

2

proses fotosintesis, air bertindak pula sebagai pelarut, reagensia pada bermacammacam reaksi dan sebagai pemelihara turgor tanaman (Leopold dkk., 2003).
Untuk mempertahankan air agar tetap tersedia saat tanaman tercekam dan
membantu menjaga kestabilan keluarnya air dari tubuh tanaman diperlukan
bahan-bahan yang dapat menekan laju evapotranspirasi. Salah satu bahan yang
dapat menjaga ketersediaan air bagi tanaman adalah mulsa.Mulsa adalah bahan
yang digunakan sebagai penutup tanah yang bertujuan untuk mengalami
pertumbuhan gulma, menjaga suhu tanah agar tetap stabil, mencegah jatuhnya
percikan air langsung mengenai dari tanah. Selain itu mulsa juga dapat berperan
positif terhadap tanah, yaitu melindungi agregat-agregat tanah dari daya rusak
butiran hujan, meningkatkan penyerapan air oleh tanah, mengurangi volume dan
kecepatan aliran permukaan, memelihara temperatur, kelembaban tanah,
memelihara kandungan bahan organik tanah serta mengendalikan hasil tanaman

yang memiliki kualitas dan kuanatitas yang baik.
Mulsa sendiri memiliki dua jenis, yaitu mulsa organik dan mulsa non
organik. Masing-masing dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan. Mulsa
organik biasanya menggunakan bahan seperti jerami padi, pelepah pisang, daun
sawit, daun pandan sisa-sisa tanaman ataupun bagian-bagian tanaman lain yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan penutup tanah. Sedangkan mulsa non organik
dapat menggunakan bahan-bahan yang dibuat oleh manusia, seperti plastik mulsa
dan spons.
Mulsa spons berfungsi sebagai penyimpanan air karena spons bersifat
menyerap air dan memungkinkannya menyimpan air untuk tanaman. Mulsa spons
memiliki dua manfaat bagi tanaman. Pertama adalah kelebihan air dalam tanah

Universitas Sumatera Utara

3

akan diserap oleh spons sehingga tanaman tidak akan membusuk. Kedua yaitu
kandungan air dalam spons akan bertindak sebagai cadangan air jika sewaktuwaktu dibutuhkan oleh tanaman.
Pemanfaatan mulsa pada bidang kehutanan belum banyak diaplikasikan.
Baik mulsa organik maupun mulsa non organik. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian mengenai pengaruh penggunaan mulsa terhadap pertumbuhan bibit
tanaman kehutanan. Dalam penelitian ini, bibit yang digunakan adalah sukun.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai
ketebalan mulsa spons dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit sukun
di rumah kaca.
Hipotesis Penelitian
1.

Pemberian

berbagai

ketebalan

mulsa

spons

berpengaruh


terhadap

pertumbuhan tanaman sukun (Artocarpus communis).
2.

Interval penyiraman yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman sukun (Artocarpus communis).

3.

Interaksi antara pemberian mulsa sabut kelapa dengan interval penyiraman
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sukun (Artocarpus communis).

Manfaat Penelitian
Sebagai informasi untuk penggunaan berbagai ketebalan mulsa spons dan
interval penyiraman yang berbeda sebagai media untuk membantu tanaman
memperoleh air yang cukup di rumah kaca dengan suhu yang lebih tinggi dari
kondisi sekitar serta meningkatkan pertumbuhan tanaman.


Universitas Sumatera Utara