Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang
mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah
perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 1 menjelaskan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan dapat disalahgunakan oleh manajemen dengan melakukan perubahan
dalam
penggunaan
metode
akuntansi
yang
digunakan,
sehingga
akan
mempengaruhi jumlah laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Hal ini
sering dikenal dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang dapat mempengaruhi tingkat
laba.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,
manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu
pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut
sebagai angka laba tanpa rekayasa (Rahmawati dkk, 2006). Manajemen laba
didefinisikan sebagai usaha manajer untuk melakukan manipulasi laporan
1
Universitas Sumatera Utara
keuangan dengan sengaja dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip
akuntansi yang bertujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan kepada
para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan para manajer (Meutia, 2004).
Manajemen yang ingin menunjukkan kinerja yang baik dapat termotivasi
untuk memodifikasi laporan keuangan agar menghasilkan laba sesuai dengan
keinginan pemilik. Hal ini tidaklah aneh karena baik buruknya kinerja perusahaan
sering dihubungkan dengan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh yang pada
akhirnya sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping adanya suatu
kelaziman bahwa besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer
tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Maka, tidaklah mengherankan
bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan
atau laba yang dicapai. Sebagai imbasnya, tidak jarang pula manajemen
perusahaan melakukan manajemen laba untuk mencapai tingkat keuntungan atau
laba yang ditargetkan perusahaan.
Secara umum para praktisi, yaitu pelaku ekonomi, pemerintah, asosiasi
profesi dan regulator lainnya, berargumen bahwa pada dasarnya manajemen laba
merupakan perilaku oportunis seorang manajer untuk mempermainkan angkaangka dalam laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Perbuatan ini dikategorikan sebagai kecurangan karena sadar dilakukan manajer
perusahaan agar stakeholder yang ingin mengetahui kondisi ekonomi perusahaan
tertipu karena memperoleh informasi palsu. Oleh sebab itu, maka perlu
diterapkannya good corporate governance. Corporate governance merupakan
upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
2
Universitas Sumatera Utara
untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan kewajibannya
masing-masing.
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang
digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan.
Praktik Corporate Governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan
prinsip-prinsip
keterbukaan
(transparancy),
akuntabilitas
(accountability),
Responsibilitas (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran
(fairness).
Transparansi,
berhubungan
dengan
kualitas
informasi
yang
disampaikan perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Akuntabilitas, dengan
mendorong optimalisasi peran dewan direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan tugasnya dan fungsinya secara professional. Responbilitas
menekankan pada adanya sistem yang jelas yang mengatur mekanisme
pertanggung jawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak – pihak lain
yang berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang hendak
dicapai dalam good corporate governance yaitu mengakomodasi kepentingan
pihak – pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah,
asosiasi bisnis dan sebagainya. Independensi, Untuk melancarkan pelaksanaan
azas good corporate governance, perusahaan harus dikelola secara independen
sehingga masing –masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain. Kewajaran, dengan memaksimalkan upaya
perlindungan hak dan perlakuan adil kepada seluruh shareholders tanpa kecuali.
Di Asia, termasuk Indonesia, CG mulai banyak diperbincangkan pada
pertengahan tahun 1997, yaitu saat krisis ekonomi melanda negara-negara
3
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki indeks CG paling rendah dengan skor 2,88 jauh di
bawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72), dan Thailand (4,89) (Kaihatu, 2006).
Nasution dan Setiawan (2007) menjelaskan corporate governance
merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui
supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka aturan.
Lebih lanjut Nasution dan Setiawan (2007) menyebutkan bahwa konsep corporate
governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih
transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk memonitor dan membatasi
perilaku opportunistic (mementingkan diri sendiri) manajer adalah corporate
governance. Dengan menerapkan azas dan prinsip corporate governance, maka
hal tersebut dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh
manajer. Karena azas corporate governance mengedepankan transparansi dalam
pelaporan keuangannya. Maka hal tersebut akan menyulitkan manajer untuk
melakukan tindakan manajemen laba. Dengan demikian kinerja yang dilaporkan
oleh manajer mampu merefleksikan keadaan ekonomi yang sebenarnya dari
perusahaan yang bersangkutan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang
meneliti pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen
laba. Beberapa penelitian mengenai mekanisme good corporate governance yang
4
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi manajemen laba telah dilakukan dan ditemukan hasil yang
beragam.
Sertauli (2011) melakukan Penelitian mengenai pengaruh mekanisme good
corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 sampai
2009. Mekanisme good corporate governance dalam penelitian ini diproksikan
dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan
komite audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, variabel
dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba,
variabel komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba,
dan variabel komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba,
sedangkan secara simultan variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Popy (2012) yang berjudul Analisis
Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008- 2010. Mekanisme good corporate governance dalam hal
ini kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional, Proporsi dewan komisaris
independen dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap
manajemen
laba,
sedangkan secara
parsial,
semua
variabel-variabelnya
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
5
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan Thiodora (2013) yang berjudul Analisis
Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011, Hasil uji
keseluruhan bahwa Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris dan
Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen Laba,
sedangkan secara parsial
hanya
variabel kepemilikan
manajerial
yang
berpengaruh positif terhadap manajemen laba, variabel proporsi dewan komisaris
independen, komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Rivaldo (2013) berjudul Analisis pengaruh
Good Corporate Governance, Leverage, Profitabilitas terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dimana variabel
independennya kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi
komisaris independen, komite audit, leverage, profitabilitas, dan variabel
dependen adalah manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya
profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel corporate
governance terhadap manajemen laba dengan menambah variabel leverage (
independen ) di luar dari good corporate governance, Leverage merupakan alat
untuk mengukur seberapa jauh suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Tingkat
leverage perusahaan menggambarkan resiko keuangan perusahaan. Perusahaan
yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi diduga melakukan manajemen
laba, karena perusahaan terancam gagal dalam memenuhi kewajiban utang pada
6
Universitas Sumatera Utara
waktunya. Keadaan ini membuktikan bahwa perusahaan dengan leverage yang
tinggi memiliki pengawasan yang lemah terhadap manajemen yang menyebabkan
manajemen dapat membuat keputusan sendiri dan juga menetapkan strategi yang
kurang tepat, oleh karena itu peneliti menganggap leverage penting untuk
mengukur tingkat manajemen laba, penelitian ini mengambil kasus pada
perusahaan perbankan selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
Maka dalam penelitian ini mengambil judul "Analisis Pengaruh Penerapan
Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013” .
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1. Apakah
kepemilikan
institusional,
proporsi
dewan
komisaris
independen, komite audit dan leverage secara parsial berpengaruh
terhadap manajemen laba?
2. Apakah
kepemilikan
institusional,
proporsi
dewan
komisaris
independen, komite audit dan leverage secara simultan berpengaruh
terhadap manajemen laba?
7
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris independen, komite audit dan leverage secara parsial
terhadap manajemen laba
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris independen, komite audit dan leverage secara simultan
terhadap manajemen laba
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengaruh penerapan good corporate governance dan pengaruh leverage
terhadap manajemen laba.
2. Bagi Para Akademis
Dapat digunakan sebagai informasi dan pengembangan untuk penelitian
selanjutnya, serta sebagai penambah khasanah baca bagi mahasiswa.
3. Bagi Manajemen
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada manajemen
untuk menghindari manajemen laba yang dapat merugikan pribadi dan
perusahaan di mata publik dan dapat menurunkankepercayaan publik
terhadap perusahaan.
8
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Calon Investor
Memberikan bukti mengenai pengaruh penerapan good corporate
governance terhadap manajemen laba, dan dapat juga sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
9
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang
mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah
perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 1 menjelaskan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan dapat disalahgunakan oleh manajemen dengan melakukan perubahan
dalam
penggunaan
metode
akuntansi
yang
digunakan,
sehingga
akan
mempengaruhi jumlah laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Hal ini
sering dikenal dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang dapat mempengaruhi tingkat
laba.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,
manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu
pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut
sebagai angka laba tanpa rekayasa (Rahmawati dkk, 2006). Manajemen laba
didefinisikan sebagai usaha manajer untuk melakukan manipulasi laporan
1
Universitas Sumatera Utara
keuangan dengan sengaja dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip
akuntansi yang bertujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan kepada
para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan para manajer (Meutia, 2004).
Manajemen yang ingin menunjukkan kinerja yang baik dapat termotivasi
untuk memodifikasi laporan keuangan agar menghasilkan laba sesuai dengan
keinginan pemilik. Hal ini tidaklah aneh karena baik buruknya kinerja perusahaan
sering dihubungkan dengan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh yang pada
akhirnya sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping adanya suatu
kelaziman bahwa besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer
tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Maka, tidaklah mengherankan
bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan
atau laba yang dicapai. Sebagai imbasnya, tidak jarang pula manajemen
perusahaan melakukan manajemen laba untuk mencapai tingkat keuntungan atau
laba yang ditargetkan perusahaan.
Secara umum para praktisi, yaitu pelaku ekonomi, pemerintah, asosiasi
profesi dan regulator lainnya, berargumen bahwa pada dasarnya manajemen laba
merupakan perilaku oportunis seorang manajer untuk mempermainkan angkaangka dalam laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Perbuatan ini dikategorikan sebagai kecurangan karena sadar dilakukan manajer
perusahaan agar stakeholder yang ingin mengetahui kondisi ekonomi perusahaan
tertipu karena memperoleh informasi palsu. Oleh sebab itu, maka perlu
diterapkannya good corporate governance. Corporate governance merupakan
upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
2
Universitas Sumatera Utara
untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan kewajibannya
masing-masing.
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang
digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan.
Praktik Corporate Governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan
prinsip-prinsip
keterbukaan
(transparancy),
akuntabilitas
(accountability),
Responsibilitas (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran
(fairness).
Transparansi,
berhubungan
dengan
kualitas
informasi
yang
disampaikan perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Akuntabilitas, dengan
mendorong optimalisasi peran dewan direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan tugasnya dan fungsinya secara professional. Responbilitas
menekankan pada adanya sistem yang jelas yang mengatur mekanisme
pertanggung jawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak – pihak lain
yang berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang hendak
dicapai dalam good corporate governance yaitu mengakomodasi kepentingan
pihak – pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah,
asosiasi bisnis dan sebagainya. Independensi, Untuk melancarkan pelaksanaan
azas good corporate governance, perusahaan harus dikelola secara independen
sehingga masing –masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain. Kewajaran, dengan memaksimalkan upaya
perlindungan hak dan perlakuan adil kepada seluruh shareholders tanpa kecuali.
Di Asia, termasuk Indonesia, CG mulai banyak diperbincangkan pada
pertengahan tahun 1997, yaitu saat krisis ekonomi melanda negara-negara
3
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki indeks CG paling rendah dengan skor 2,88 jauh di
bawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72), dan Thailand (4,89) (Kaihatu, 2006).
Nasution dan Setiawan (2007) menjelaskan corporate governance
merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui
supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka aturan.
Lebih lanjut Nasution dan Setiawan (2007) menyebutkan bahwa konsep corporate
governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih
transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk memonitor dan membatasi
perilaku opportunistic (mementingkan diri sendiri) manajer adalah corporate
governance. Dengan menerapkan azas dan prinsip corporate governance, maka
hal tersebut dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh
manajer. Karena azas corporate governance mengedepankan transparansi dalam
pelaporan keuangannya. Maka hal tersebut akan menyulitkan manajer untuk
melakukan tindakan manajemen laba. Dengan demikian kinerja yang dilaporkan
oleh manajer mampu merefleksikan keadaan ekonomi yang sebenarnya dari
perusahaan yang bersangkutan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang
meneliti pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen
laba. Beberapa penelitian mengenai mekanisme good corporate governance yang
4
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi manajemen laba telah dilakukan dan ditemukan hasil yang
beragam.
Sertauli (2011) melakukan Penelitian mengenai pengaruh mekanisme good
corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 sampai
2009. Mekanisme good corporate governance dalam penelitian ini diproksikan
dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan
komite audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, variabel
dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba,
variabel komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba,
dan variabel komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba,
sedangkan secara simultan variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Popy (2012) yang berjudul Analisis
Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008- 2010. Mekanisme good corporate governance dalam hal
ini kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional, Proporsi dewan komisaris
independen dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap
manajemen
laba,
sedangkan secara
parsial,
semua
variabel-variabelnya
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
5
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan Thiodora (2013) yang berjudul Analisis
Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011, Hasil uji
keseluruhan bahwa Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris dan
Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen Laba,
sedangkan secara parsial
hanya
variabel kepemilikan
manajerial
yang
berpengaruh positif terhadap manajemen laba, variabel proporsi dewan komisaris
independen, komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Rivaldo (2013) berjudul Analisis pengaruh
Good Corporate Governance, Leverage, Profitabilitas terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dimana variabel
independennya kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi
komisaris independen, komite audit, leverage, profitabilitas, dan variabel
dependen adalah manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya
profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel corporate
governance terhadap manajemen laba dengan menambah variabel leverage (
independen ) di luar dari good corporate governance, Leverage merupakan alat
untuk mengukur seberapa jauh suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Tingkat
leverage perusahaan menggambarkan resiko keuangan perusahaan. Perusahaan
yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi diduga melakukan manajemen
laba, karena perusahaan terancam gagal dalam memenuhi kewajiban utang pada
6
Universitas Sumatera Utara
waktunya. Keadaan ini membuktikan bahwa perusahaan dengan leverage yang
tinggi memiliki pengawasan yang lemah terhadap manajemen yang menyebabkan
manajemen dapat membuat keputusan sendiri dan juga menetapkan strategi yang
kurang tepat, oleh karena itu peneliti menganggap leverage penting untuk
mengukur tingkat manajemen laba, penelitian ini mengambil kasus pada
perusahaan perbankan selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
Maka dalam penelitian ini mengambil judul "Analisis Pengaruh Penerapan
Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013” .
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1. Apakah
kepemilikan
institusional,
proporsi
dewan
komisaris
independen, komite audit dan leverage secara parsial berpengaruh
terhadap manajemen laba?
2. Apakah
kepemilikan
institusional,
proporsi
dewan
komisaris
independen, komite audit dan leverage secara simultan berpengaruh
terhadap manajemen laba?
7
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris independen, komite audit dan leverage secara parsial
terhadap manajemen laba
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris independen, komite audit dan leverage secara simultan
terhadap manajemen laba
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengaruh penerapan good corporate governance dan pengaruh leverage
terhadap manajemen laba.
2. Bagi Para Akademis
Dapat digunakan sebagai informasi dan pengembangan untuk penelitian
selanjutnya, serta sebagai penambah khasanah baca bagi mahasiswa.
3. Bagi Manajemen
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada manajemen
untuk menghindari manajemen laba yang dapat merugikan pribadi dan
perusahaan di mata publik dan dapat menurunkankepercayaan publik
terhadap perusahaan.
8
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Calon Investor
Memberikan bukti mengenai pengaruh penerapan good corporate
governance terhadap manajemen laba, dan dapat juga sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
9
Universitas Sumatera Utara