Pengaruh Pengungkapan Manajemen Risiko terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Transportasi yang terdaftar di BEI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tujuan perusahaan adalah memakmurkan pemilik perusahaan atau

pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Peran eksekutif
dalam perusahaan adalah memaksimalkan kinerja keuangan, pertumbuhan
keuangan dan pengelolaan risiko. Ketiga peran tersebut adalah upaya
memaksimalkan nilai perusahaan.
Saat ini manajer perusahaan memiliki tugas mangelola risiko. Karena
kompleknya kegiatan perusahaan yang dipicu perkembangan ilmu pengetahuan
dan kemajuan teknologi menyebabkan perusahaan harus mengantisipasi risiko.
Ketidakpastian atau risiko tidak akan terlepas dari kegiatan perusahaan.
Kemanapun kita mengelak untuk menghindari risiko, maka di situ akan
berhadapan dengan risiko baru.
Risiko merupakan kemungkinan timbulnya kerugian. Kata kemungkinan

itu menunjukkan kondisi yang tidak pasti. Risiko harus dikelola sehingga
perusahaan dapat meminimalkan kerugian. Perusahaan berhadapan dengan risiko
usaha dan risiko nonusaha. Risiko usaha adalah risiko yang berkaitan dengan
kegiatan/ usaha perusahaan sedangkan risiko nonusaha adalah risiko yang tidak
dapat dikendalikan perusahaan.

Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk menghidari risiko-risiko
yang terjadi, yaitu dengan penerapan manajemen risiko. Dimulai pada tahun 2000,
banyak cara yang dilakukan untuk membujuk perusahaan khususnya industri
keuangan untuk menerapkan manajemen risiko. Contohnya Committee of
Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) tahun 2004
meluncurkan Enterprise Risk Management Integrated Framework. Pada tahun
yang sama New York Stock Exchange (NYSE) menerbitkan tata kelola perusahaan
yang mensyaratkan komite audit melibatkan kekeliruan risiko. Tahun 2010 the
Securities dan Exhange Commission (SEC) mensosialisasikan peraturan baru
untuk meningkatkan risiko termasuk pengungkapan dan laporan tahunan.
Praktik manajemen risiko di Indonesia masih terbilang baru. Praktik ini
sendiri masih digabungkan dengan Good Corporate Governance (GCG) sehingga
belum efektif. Tahun 2012 Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
mengeluarkan pedoman Manajemen risiko berbasis Governance yang terpisah

dari Pedoman GCG. Pedoman ini banyak mengacu pada ISO 31000 yang
membuat tiga aspek yaitu aspek struktural, aspek operasional, dan aspek
perawatan. Hingga Agustus 2012, pedoman ini tampaknya masih belum disahkan
sebagai pedoman resmi.
Manajemen risiko harus memadai agar dapat digunakan sebagai alat
pengambil keputusan yang cermat dan tepat. Permintaan stakeholder terhadap
pengungkapan yang lebih transparan membuat perusahaan melakukan perluasan
mengenai informasi-informasi keuangan dan non-keuangan yang dianggap
relevan.

Perusahaan yang memiliki tingkat risiko tinggi maka nilai perusahaan
akan rendah. Sebaliknya jika perusahaan memiliki tingkat risiko rendah maka
nilai perusahaan akan tinggi. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham.
Banyak penelitian terdahulu menemukan bahwa manajemen risiko
berpengaruh terhadap nilai perusahaan seperti Penelitian Bertinetti, Cavezzali, dan
Gardenal (2013) menemukan bahwa Enterprise Risk Management (ERM)
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan keuangan dan
nonkeuangan di Eropa. Penerapan ERM bermanfaat bagi perusahaan untuk

meningkatkan laba dan harga saham, meningkatkan efisiensi modal, dan membuat
sinergi diantara aktivitas manajemen risiko.
Penelitian yang dilakukan Hoyt, Moore and Liebenberg (2008)
menemukan bahwa hubungan positif antara nilai perusahaan dengan ERM. ERM
signifikan secara statistik dan ekonomi kira-kira 17% atas nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan akronim seperti “Enterprise risk managemet, chief
risk officer, risk committe, strategic risk management, consolidated risk
management, holistik risk management, integrated risk management”. Tobin’s Q
sebagai proksi nilai perusahaan. Perusahaan yang menerapkan ERM akan lebih
mengerti kumpulan risiko inheren dalam aktivitas bisnis yang berbeda. ERM
bermanfaat menambah efisiensi modal dan return on equity.
Penelitian yang dilakukan Widodo, Rohman, dan Yudawijaya (2013),
menemukan bahwa Risiko pemberdayaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan sedangkan risiko keuangan dan risiko operasional berpengaruh
negatif

terhadap

nilai


perusahaan

tambang.

Perusahaan

yang

mampu

mengungkapkan risiko keuangan pada laporan tahunan adalah perusahaan yang
memiliki profitabiliatas besar. Perusahaan yang menyediakan informasi
pengungkapan risiko operasional sehingga perusahaan memiliki nilai yang tinggi
terhadap stakeholder. Semakin banyak risiko pemberdayaan yang diungkapkan,
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Sanjaya dan Linawati (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
secara bersama-sama ERM dan variabel kontrol yang terdiri dari ukuran
perusahaan serta leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Namun secara parsial ERM tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Namun penelitian yang dilakukan Sekerci (2014) menemukan bahwa tidak
signifikan hubungan ERM dengan nilai perusahaan setelah pengendalian atas
faktor-faktor lain nilai perusahaan. Ketidaksignifikan hasil menunjukkan bahwa
shareholders tidak perhatian banyak mengenai penerapan ERM. Penelitian ini
menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada 150 perusahaan terbuka di
negara Nordic. Nilai perusahaan diproksikan dengan rasio Tobin’s Q. ERM dapat
menambah return on eqity dan nilai shareholder dengan disediakan modal untuk
aktivitas perusahaan yang memiliki tingginya risiko.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Widodo, Rohman, dan
Yudawijaya (2013) yang dilakukan untuk meneliti bahwa pengungkapan

manajemen risiko berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Widodo, Rohman, dan Yudawijaya (2013) adalah tahun
penelitiannya, variabel dependen yang digunakan dalam penelitiannya adalah nilai

perusahaan diproksikan dengan profitabilitas perusahaan, sedangkan penelitian ini
menggunakan Tobin’s Q. Sampel penelitiannya adalah perusahaan tambang
sedangkan penelitian ini perusahaan transportasi.
Objek penelitian ini memilih perusahaan transportasi terdaftar di BEI
karena sektor transportasi sebagai dasar pembangunan ekonomi, perkembangan
masyarakat dan pertumbuhan industrialisasi. Sektor ini sangat penting karena
negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat membutuhkan adanya
sarana transportasi

yang memadai sebagai penghubung aktivitas ekonomi,

distribusi kebutuhan hidup masyarakat luas dan distribusi pemerataan penduduk
dengan adanya aktivitas transmigrasi dan urbanisasi. Dalam transportasi masalah
risiko (risk) sering terjadi baik yang menyangkut jiwa manusia maupun barangbarang muatan serta alat angkutnya. Kerugian dalam pengangkutan yang
menimpa penumpang dan barang sangat besar apabila tidak dikelola dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Pengungkapan Manajemen Risiko Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di BEI”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, dikatakan bahwa manajemen risiko
sangat penting dalam memaksimalkan nilai perusahaan,maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah pengungkapan manajemen risiko yang diproksikan dengan risiko
keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan transportasi yang terdaftar di
BEI?
2. Apakah pengungkapan manajemen risiko yang diproksikan dengan risiko
operasional berpengaruh terhadap nilai perusahaan transportasi yang terdaftar
di BEI?
3. Apakah risiko keuangan dan operasional secara simultan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI?
1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan manajemen risiko yang diproksikan
dengan risiko keuangan terhadap nilai perusahaan transportasi yang terdaftar di
BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan manajemen risiko yang diproksikan
dengan risiko operasional terhadap nilai perusahaan transportasi yang terdaftar
di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh risiko keuangan dan operasional secara simultan
terhadap nilai perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI.

1.3.2

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga

bagi manajemen perusahaan, calon investor dan kreditor, serta bagi peneliti yang
ingin melakukan penelitian selanjutnya.

1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuan peneliti tentang variabel-variabel dari manajemen risiko yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan transportasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian
dimasa yang akan datang.
3. Bagi manajemen perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini mampu untuk memberikan
informasi dan pemahaman tentang manajemen risiko untuk membantu
memperbaiki praktek manajemen risiko di perusahaan.
4. Bagi investor dan kreditur
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan investasi dan kredit dengan menganalisis bagaimana praktik
manajemen risiko pada perusahaan