Upacara Kelahiran Di Jepang

BAB II
GAMBARAN UMUM UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG
2.1

Legenda Kepercayaan yang Menyangkut Kehamilan
Di Jepang sampai sekarang masih mempercayai legenda-legenda atau

ramalan

yang

menyangkut

kelahiran

dan

itu

dimulai


sejak

masa

kehamilan.Adapun tujuannya adalah untuk memohon kepada dewa.Permohonan
agar di berikan keturunan bagi pasangan suami istri muda, diucapkan oleh
beberapa temannya pada saat pidato ucapan selamat yang dilakukan ketika resepsi
pernikahan.Ini merupakan pemandangan yang disebut sebagai perayaan persiapan
(Yoiwai) bagi kelahiran dan kehamilan.Tetapi tidak sedikit juga yang sulit hamil.
Pada zaman ketika melahirkan keturunan sebagai satu-satunya cara bagi seorang
mempelai perempuan mendapat kedudukan yang stabil dalam keluarga, seorang
mempelai perempuan yang tidak dapat memberikan keturunan, akan terus
menerus berdoa kepada para dewa budha, atau meminta bantuan secara magis.
Mereka melakukan berbagai cara misalnya masuk ke kolam air panas yang
dipercaya dapat melancarkan memiliki anak, bahkan naik ke pohon keramat. Atau
menyimpan jerami dari tempat melahirkan, makan beras untuk melahirkan, dan
menimang nimang bayi agar mendapat berkah dari orang yang sudah melahirkan.
Pada kehamilan bulan ke 5 dirayakan perayaan yang dikenal dengan Obi
Iwai ibu mulai menggunakan iwata Obi (Iwata sash). Seperti anjing yang di
percayai mudah melahirkan , perayaan ini dilakukan pada hari anjing sesuai

dengan tanda 12 zodiak. Bidan mulai membantu “Sash” Pada hari itu biasanya
suami menjadi koki pada perayaan tersebut.

4

Ada berbagai legenda kepercayaan yang dikaitkan dengan kehamilan. Ada
beberapa jenis makanan yang tabu berdasarkan bentuk dan kualitas makanan
tersebut. Contohnya , jika ibu mengandung makan 2 porsi kastanye atau makan
lobak dengan garpu, maka ia akan mendapat anak kembar, memakan daging
kelinci atau minum teh langsung dari ceret akan menyebabkan bibir sumbing. Jika
memakai jelly akan menyebabkan bayi lahir dengan penyakit lupus. Seorang ibu
yang mengandung bayi perempuan akan memiliki raut wajahyang lembut,
Sedangkan yang mengandung bayi laki-laki akan memiliki raut wajah yang tegas,
jika janin berada disamping kiri akan melahirkan bayi laki-laki, jika janin berada
disamping kanan akan melahirkan bayi perempuan.
2.2

Tempat Persalinan
Tempat persalinan di Jepang ada bermacam-macam.Tetapi tempat


persalinan dulu dan sekarang telah mengalami perubahan tempat, melahirkan di
Jepang nampak sekali pada 50 tahun belakangan ini. Sekarang tempat melahirkan
bukan lagi di Ubuya, karena Ubuya dipercayai tempat yg tidak bersih untuk
wanita yang baru pertama kalinya melahirkan, maka sudah berubah yaitu di
rumah sakit dengan menggunakan alat-alat medis yang mutakhir. Oleh karena itu
walaupun seandainya didapati berbagai kelainan dalam kondisi melahirkan, sudah
dapat ditangani dengan baik.Demikian juga dengan fasilitas-fasilitas tempat
melahirkan banyak yang sudah menyamai fasilitas hotel.Sebelum perang dunia
kedua orang Jepang banyak melahirkan di ubuya, tetapi pada akhir perang dunia
kedua berubah, kebanyakan wanita melahirkan dirumah bukan lagi di ubuya.

5

Dalam cerita Kojiki (712) dan Nihonshoki (720), juga sudah ditemui
tentang adanya ubuya, pada waktu itu didirikan ditepi pantai. Di ubuya ini ada
yang bekerja sebagai penolong orang yang sedang melahirkan. Kemudian
dijelaskan bahwa pada zaman dahulu ubuya bukan hanya ditempati oleh orang
yang akan melahirkan tetapi juga ditempati oleh orang yang sedang datang bulan.
Adapun alasan didirikannya ubuya ini adalah karena adanya pemikiran kecemaran
dan kesucian dalam pemikiran shintois di Jepang. Darah adalah sesuatu yang

kotor, oleh karena itu supaya anggota keluarga tidak tercemar,

maka orang

melahirkan di Ubuya. Kemudian api yang dipergunakan untuk memasak di ubuya
juga dianggap sudah tercemar, oleh karena itu api tersebut tidak boleh
dipergunakan memasak dirumah. Sampai tahun 1960, kira-kira separuh dari
wanita Jepang melahirkan dirumah yang dibantu oleh ibu-ibu tetangga mereka
yang berpengalaman.
Kelahiran biasanya mengambil tempat dikamar ibu yang mengandung
tersebut di daerah pertanian.Tempat kelahiran dengan menyebar jerami disudut
kamar dengan lantai yang kotor.Dibanyak tempat struktur pembatas digunakan
untuk tujuan ini , beberapa jarak dari rumah untuk membuat ibu yang
mengandung untuk beristirahat.Tetapi kebiasaan ini sudah jarang terlihat dan
sering dibagi pada komunitas , dikenal dengan istilah lain yaitu Betsu
(memisahakan

rumah),

Taya


(rumah

ladang),

dan

Debeya

(gubuk

coplok).Kadang-kadang wanita dikirim ke gubuk ini sebelum melahirkan,
biasanya tempat kelahiran berada di keluarganya dengan memindahkan tatami
(pasangan) dan menempatkan mereka pada lembaran jerami dimana jerami
pasangan dipisahkan.

2.3

Fungsi Upacara


6

Setiap perlaksanaan acara atau upacara disuatu daerah atau Negara sudah
bisa dipastikan memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing.Begitu juga dengan
upacara kelahiran di Jepang. Fungsi upacara di Jepang adalah:

Untuk

mengetahui bagaimana cara masyarakat jepang menyambut kelahiran anak
mereka , supaya keluarga berkumpul pada saat anak dilahirkan kedunia ini.
Dibagian barat Jepang perayaan upacara disebut (yoiwai) pemberian kehormatan
kepada bayi yang baru lahir,pada upacara ini bayi diberi makanan untuk pertama
kalinya dengan memakan sebutir nasi.