Pengaruh Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Kinerja Bidan Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan Di Kota Padangsidimpuan Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif kausal.
Menurut Sugiyono (2002), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lainnya.
Peneliti menganalisis pengaruh psikologis (sikap dan motivasi) dan organisasi
(sumber daya dan imbalan) terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program
Jamiman Persalinan (Jampersal) di Kota Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan
dalam satu waktu tertentu dengan menggunakan sampel sehingga merupakan
penelitian cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kota Padangsidimpuan. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2012.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan yang mengikat perjanjian kerja

sama (PKS) terhadap program Jampersal di Kota Padangsidimpuan yaitu sebanyak 70
orang.

52
Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan jumlah
keseluruhan dari populasi bidan yang mengikat perjanjian kerja sama (PKS) terhadap
program Jampersal di Kota Padangsidimpuan, yaitu sebanyak 70 orang bidan.
Menurut Arikunto (2009), jika jumlah subyeknya kurang dari 100 orang maka lebih
baik semua subyeknya diteliti, sehingga penelitiannya merupakan penelitian total
sampling, karena subyeknya meliputi semua yang terdapat dalam populasi.

3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk mendapatkan data
mengenai sikap, motivasi, sumber daya, imbalan, dan kinerja bidan.
3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi telaah literatur untuk membentuk landasan teori,
melalui penelitian terdahulu atau teori yang telah ada untuk mengukur variabelvariabel penelitian. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, dan
literatur terkait lainnya.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional
1. Sikap adalah tanggapan responden terhadap sesuatu yang diketahuinya dalam
pelaksanaan Program Jampersal.

Universitas Sumatera Utara

2. Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja
responden dalam memberikan pelayanan persalinan kepada pasien.
3. Sumber daya adalah faktor sarana atau alat dalam pelaksanaan tugas pelayanan.
Sarana pelayanan yang dimaksud disini adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Imbalan

adalah


pemahaman

responden

tentang

kesesuaian

pemberian

penghargaan/imbalan material: gaji, insentif, tunjangan non material:, ikut serta
pelatihan/seminar, yang diberikan sesuai dengan tugas/kegiatan yang telah
dilaksanakan meliputi: kecukupan jumlah uang imbalan yang diberikan,
kesesuaian uang yang diterima, keadilan uang imbalan yang diterima, kemudahan
dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan kesempatan dalam mengikuti
seminar.
5. Kinerja adalah hasil kerja responden dalam memberikan pelayanan persalinan
kepada pasien.

3.7 Metode Analisis Data

a. Analisis Univariat : Tujuan analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekwensi
dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen.
b. Analisis Bivariat : Tujuan analisis ini untuk menjelaskan hubungan antara
variabel independen yang diduga kuat mempunyai hubungan bermakna dengan

Universitas Sumatera Utara

variabel dependen, dengan menggunakan uji korelasi pearson (pearson’s product
moment).

Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Referensi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1

Tingkat Hubungan
Sangat rendah

Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

Sumber: Sugiyono, 2002

c. Analisis Multivariat : Tujuan analisis ini untuk melihat faktor mana yang paling
dominan

pada variabel independen dalam memengaruhi variabel dependen,

dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda. Persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Dimana :
Y
a
X1
X2

X3
X4
b1
b2
b3
b4

= Kinerja bidan
= konstanta/intercept
= sikap
= motivasi
= sumber daya
= imbalan
= koefisien regresi X1
= koefisien regresi X2
= koefisien regresi X1
= koefisien regresi X2

Dengan tingkat signifikan α=5% maka dilakukan tahap analisis sebagai
berikut:


Universitas Sumatera Utara

a. Uji F (uji serempak)
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji F (uji serempak) untuk melihat signifikansi
secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas.
H0 = 0, secara serempak variabel psikologis (sikap dan motivasi) dan organisasi
(sumber daya dan imbalan) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bidan
dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan di Kota Padangsidimpuan.
Ha

0, secara serempak variabel Psikologis (sikap dan motivasi) dan Organisasi

(sumber daya dan imbalan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja bidan dalam
pelaksanaan program Jaminan Persalinan di Kota Padangsidimpuan.
Alat uji yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan uji
statistik F, dengan ketentuan jika nilai Fhitung > Ftabel, H0 ditolak dan H1 diterima,
sedangkan jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Uji Parsial (uji t)
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji t (parsial)

H0 = 0, secara parsial variabel Psikologis (sikap dan motivasi) dan Organisasi
(sumber daya dan imbalan) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bidan
dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan di Kota Padangsidimpuan.
Ha

0, secara parsial variabel Psikologis (sikap dan motivasi) dan Organisasi

(sumber daya dan imbalan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja bidan dalam
pelaksanaan program Jaminan Persalinan di Kota Padangsidimpuan.

Universitas Sumatera Utara

Alat uji yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan uji
statistik t, dengan ketentuan jika nilai thitung > ttabel, H0 ditolak dan H1 diterima,
sedangkan jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat
normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data
normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistibusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas,
a. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara

Bila signifikasi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal dan Ho
diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti distribusi data tidak normal
dan Ha diterima. Data yang terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan

agar menjadi normal. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan melakukan
transformasi data ke bentuk Logaritma 10 (log 10).
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara
yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantar sesama variabel
bebas, maka konsekuensinya adalah: koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat
ditaksir, dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi
variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance
tidak kurang 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Ada
dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu:
a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling
berkolerasi kuat, maka bisa di pilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.


Universitas Sumatera Utara

3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat
apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi
heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi. Dalam penelitian
ini menggunakan metode chart (Diagram Scatterplot), dengan dasar pemikiran
bahwa:
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada
sumbu Y maka tidak terja

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1. Program Jampersal di Pemerintah Kota Padangsidimpuan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan mulai merealisasikan Program Jaminan
Persalinan sejak bulan Juni 2011 setelah sebelumnya sempat tertunda karena
ketiadaan anggaran. Bidan merupakan pemberi pelayanan terdepan sesuai dengan
tujuan Program Jaminan Persalinan, yaitu meningkatkan akses terhadap pelayanan
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan dalam
rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan berkoordinasi dengan seluruh
puskesmas di Kota Padangsidimpuan untuk menjalankan Program Jaminan
Persalinan. Saat ini, seluruh puskesmas dan praktek bidan mandiri yang mengikat
kerja sama dengan Program Jaminan Persalinan sudah mulai melayani para ibu hamil
sesuai yang diatur dalam petunjuk teknis pelaksanaan Program Jaminan Persalinan
yang bertujuan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.
Wilayah pelayanan Program Jaminan Persalinan tidak dibatasi hanya pada
daerah Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Namun, pasien diwajibkan untuk berobat
ke salah satu bidan yang lebih dulu menanganinya. Dari daerah manapun bisa
mendapatkan Program Jaminan Persalinan asal ibu tersebut memiliki kartu tanda

Universitas Sumatera Utara

penduduk (KTP). Sasaran Program Jaminan Persalinan terutama ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dengan usia maksimal 28 hari. Dengan Program
Jaminan Persalinan, para ibu hamil bisa meningkatkan pemeriksaan kehamilan dan
mendapatkan pertolongan persalinan. Selain itu, Program Jaminan Persalinan juga
meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir dan pelayanan Keluarga Berencana
(KB) pascapersalinan.
Warga Pemerintah Kota Padangsidimpuan sebagai pemanfaat Program
Jaminan Persalinan tidak perlu khawatir karena biaya pemeriksaan kehamilan, proses
melahirkan

hingga

pascapersalinan

digratiskan

oleh

Pemerintah

Kota

Padangsidimpuan. Program Jaminan Persalinan akan meningkatkan cakupan
penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Semua
biayanya

ditanggung

oleh

pemerintah

melalui

Dinas

Kesehatan

Kota

Padangsidimpuan. Sebelum Program Jaminan Persalinan direalisasikan, Dinas
Kesehatan Pemerintah Kota Padangsidimpuan sudah melakukan sosialisasi kepada
masyarakat. Selain itu, Dinas Kesehatan juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada
seluruh bidan yang diikutsertakan dalam program dan mempersiapkan sarana dan
prasarana.

Universitas Sumatera Utara

4.2. Analisis Univariat
4.2.1. Sikap Bidan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebesar 87,1% bidan merasa bangga
ikut Jampersal, dan 72,9% bidan senang melayani ibu hamil yang mempunyai
hambatan finansial. Bidan juga mengatakan senang ikut berpartisipasi dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi (68,6%). Namun dari hasil juga diketahui
sebesar 38.6% bidan kurang setuju untuk mengajak bidan lain ikut Jampersal, dan
30,0% kurang setuju untuk memperpanjang kerjasama dalam program Jampersal.
Jawaban responden untuk setiap indikator lebih lengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.1. berikut ini.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Responden terhadap
Program Jampersal
Pernyataan
Saya senang memberi pelayanan bagi
ibu hamil yang mempunyai hambatan
finansial.

a.
b.
c.
d.
e.

Saya merasa bangga diberi kesempatan
untuk bekerjasama dengan program
Jampersal

a.
b.
c.
d.
e.

Saya mengajak bidan lain untuk ikut
serta dalam pelaksanaan program
Jampersal.

a.
b.
c.
d.
e.

Saya senang bisa membantu mengatasi
masalah kesehatan menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.

a.
b.
c.
d.
e.

Jawaban
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total

Jumlah
17
51
1
1
0
70
9
61
0
0
0
70
0
38
27
5
0
70
22
48
0
0
0
70

Persentase
24.3
72.9
1.4
1.4
0.0
100,0
12.9
87.1
0.0
0.0
0.0
100,0
0.0
54.3
38.6
7.1
0.0
100,0
31.4
68.6
0.0
0.0
0.0
100,0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1. (Lanjutan)
Saya senang dalam penyampaian
laporan bukti-bukti pelayanan yang sah
dan harus ditanda tangani oleh peserta
(ibu hamil, bersalin dan nifas).

a.
b.
c.
d.
e.

Saya senang melakukan pencatatan
pelaporan asuhan persalinan normal
(APN) dengan partograf.

a.
b.
c.
d.
e.

Cara pengisian partograf tidak sulit

a.
b.
c.
d.
e.

Saya tidak akan menarik biaya
tambahan kepada peserta program
Jampersal diluar tarif yang ditentukan
dengan alasan apapun.

a.
b.
c.
d.
e.

Saya setuju agar bidan diberi sanksi
apabila bidan memungut biaya
tambahan pelayan kesehatan kepada
peserta program Jampersal.

a.
b.
c.
d.
e.

Saya berusaha memberikan pelayanan
sebaik-baiknya bagi seluruh ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB
pasca persalinan tanpa membedakan
status sosial ekonomi mereka.

a.
b.
c.
d.
e.

Saya akan memperpanjang kerjasama
dalam pelaksanaan program Jampersal
sebelum berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerjasama.

a.
b.
c.
d.
e.

Saya selalu mengisi patograf setelah
pertolongan
persalinan
selesai
dilakukan.

a.
b.
c.
d.
e.

Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total

5
45
18
2
0
70
5
44
21
0
0
70
0
57
13
0
0
70
0
27
34
9
0
70
0
27
38
5
0
70
7
50
9
4
0
70
0
44
21
5
0
70
7
53
10
0
0
70

7.1
64.3
25.7
2.9
0.0
100,0
7.1
62.9
30.0
0.0
0.0
100,0
0.0
81.4
18.6
0.0
0.0
100,0
0.0
38.6
48.6
12.9
0.0
100,0
0.0
38.6
54.3
7.1
0.0
100,0
10.0
71.4
12.9
5.7
0.0
100,0
0.0
62.9
30.0
7.1
0.0
100,0
10.0
75.7
14.3
0.0
0.0
100,0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1. (Lanjutan)
Saya
senang
dengan
Administrasi
pengklaiman
Jampersal yang cukup baik.

proses
biaya

a.
b.
c.
d.
e.

Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total

0
35
35
0
0
70

0.0
50.0
50.0
0.0
0.0
100,0

Berdasarkan jawaban responden tentang sikap terhadap Program Jampersal,
maka sikap bidan dapat dikategorikan menjadi 2 (kategori), yaitu baik dan tidak baik
seperti yang terlihat pada Tabel 4.2. di bawah ini.
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap terhadap Program
Jampersal
Sikap
Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi
21
49
70

Persentase
30.0
70.0
100,0

Berdasarkan Tabel 4.2. di atas diketahui sebagian besar sikap bidan terhadap
Program Jampersal ada pada kategori tidak baik, yaitu sebanyak 49 orang (70.0%).

4.2.2. Motivasi Bidan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tujuan bidan ikut program
Jampersal karena keinginannya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Selain itu, bidan juga tetap menangani pasien meskipun pengajuan klaim sulit
(90,0%), karena bidan memiliki dorongan untuk meningkatkan kinerja sebagai bidan
dalam mencapai keberhasilan program Jampersal (88,6%). Namun dari hasil juga
diketahui bahwa bidan tidak memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka yang
ekonominya mampu (30,0%).

Universitas Sumatera Utara

Jawaban responden untuk setiap indikator dalam mengukur motivasi bidan
dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Responden dalam
Pelaksanaan Program Jampersal
Jawaban
Pernyataan

Ya

Total

Tidak

n

%

n

%

n

%

Tujuan saya ikut program Jampersal karena keinginan
saya untuk ikut serta dalam menurunkan angka kematian
ibu dan anak.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Saya tetap memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien, meskipun ekonomi mereka
tergolong mampu namun merupakan pasien Jampersal

49

70.0

21

30.0

70

100,0

Saya bekerja sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
agar program Jampersal dapat tercapai.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Saya tetap menangani pasien yang menggunakan fasilitas
Jampersal meskipun pengajuan klaim sulit.

63

90.0

7

10.0

70

100,0

Saya memiliki dorongan untuk meningkatkan kinerja
sebagai bidan agar Keberhasilan program Jampersal dapat
tercapai.

62

88.6

8

11.4

70

100,0

Saya tertantang untuk bekerja semaksimal mungkin
melaksanakan tugas sebagai bidan dalam pelaksanaan
program Jampersal.

44

62.9

26

37.1

70

100,0

Tugas sebagai seorang bidan sangat menyenangkan.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Hubungan interaksi dengan mitra sekerja mampu
mendorong saya untuk bekerja sama dalam pelaksanaan
program Jampersal.

60

85.7

10

14.3

70

100,0

Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

60

85.7

10

14.3

70

100,0

Saya bekerja sesuai dengan uraian tugas yang saya miliki.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Insentif yang saya terima akan dapat meningkatkan gairah
kerja saya lebih tinggi.

55

78.6

15

21.4

70

100,0

Untuk mendapatkan pujian dari masyarakat, saya bekerja
dengan sungguh-sungguh dalam menolong persalinan.

54

77.1

16

22.9

70

100,0

Sistem penggajian (insentif ) di tempat saya sangat jelas,
dan sangat terbuka.

59

84.3

11

15.7

70

100,0

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan jawaban responden tentang motivasi terhadap Program
Jampersal, maka motivasi bidan dapat dikategorikan menjadi 2 (kategori), yaitu baik
dan tidak baik seperti yang terlihat pada Tabel 4.4. di bawah ini.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan
Pelaksanaan Program Jampersal
Motivasi
Baik
Tidak Baik
Total

Kategori

Motivasi

Frekuensi
58
12
70

dalam

Persentase
82.9
17.1
100,0

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas diketahui sebagian besar bidan memiliki
motivasi kategori baik terhadap Program Jampersal, yaitu sebanyak 58 orang
(82.9%).

4.2.3. Sumber Daya
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada umumnya bidan yang ikut
program Jampersal memiliki tempat pemeriksaan yang tertutup (65,7%), dan dapat
diterima masyarakat (92,9%). Bidan juga memiliki transportasi untuk merujuk ibu
hamil bila terjadi kegawatdaruratan (81,4%). Selain itu, sumber daya lainnya yang
dimiliki bidan dalam mendukung pelaksanaan persalinan, seperti: obat-obatan dan
perlengkapan untuk persalinan (94,3%), sarung tangan DTT/steril (100,0%), tersedia
ruangan yang hangat, bersih dan sehat (88,6%), serta ketersediaan air bersih, sabun
dan handuk yang bersih (92,9%). Namun secara keseluruhan ada sebesar 30,0% bidan
mengatakan bahwa peralatan praktek yang mereka miliki tidak lengkap.

Universitas Sumatera Utara

Jawaban bidan untuk setiap indikator tentang sumber daya yang dimiliki
bidan dalam melaksanakan Program Jampersal dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut
ini.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Daya yang Dimiliki
dalam Pelaksanaan Program Jampersal
Jawaban
Pernyataan

Ya

Total

Tidak

n

%

n

%

n

%

Tersedianya tempat pemeriksaan yang tertutup.

46

65.7

24

34.3

70

100,0

Tersedianya tempat pemeriksaan yang dapat diterima
masyarakat

65

92.9

5

7.1

70

100,0

Tersedia transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan
cepat jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.

57

81.4

13

18.6

70

100,0

Tersedia obat-obatan dan perlengkapan yang tepat
untuk dipergunakan saat persalinan.

66

94.3

4

5.7

70

100,0

Adanya alat untuk pertolongan termasuk beberapa
sarung tangan DTT/steril.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk
persalinan.

62

88.6

8

11.4

70

100,0

Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan
yang bersih dan aman seperti air bersih, sabun dan
handuk yang bersih.

65

92.9

5

7.1

70

100,0

Adanya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan
yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir.

65

92.9

5

7.1

70

100,0

Peralatan praktek saya lengkap.

49

70.0

21

30.0

70

100,0

Tersedianya perlengkapan penting untuk memantau
tekanan darah dan memberikan cairan IV (set infuse,
Ringer laktat dan alat suntik sekali pakai).

61

87.1

9

12.9

70

100,0

Tersedianya obat anti hipertensi yang dibutuhkan
untuk kegawatdaruratan (mis: Magnesium Sulfat,
kalsium glukonas).

61

87.1

9

12.9

70

100,0

Berdasarkan jawaban responden tentang sumber daya yang dimiliki dalam
mendukung pelaksanaan Program Jampersal, maka sumber daya dapat dikategorikan

Universitas Sumatera Utara

menjadi 2 (kategori), yaitu baik dan tidak baik seperti yang terlihat pada Tabel 4.6. di
bawah ini.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sumber Daya yang
Dimiliki dalam Pelaksanaan Program Jampersal
Sumber Daya
Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi
56
14
70

Persentase
80.0
20.0
100.0

Berdasarkan Tabel 4.6. di atas diketahui bahwa sebagian besar bidan memiliki
sumber daya kategori baik dalam mendukun pelaksanaan Program Jampersal, yaitu
sebanyak 56 orang (80.0%).

4.2.4. Imbalan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada umumnya bidan
mendapatkan imbalan atau tunjangan fungsional sesuai dengan profesi kebidanannya
(85.7%), sesuai dengan tingkat pendidikannya (72,9%), sesuai dengan pengalaman
yang dimilikinya (72,9%). Imbalan yang didapatkan juga setara dengan di
kabupaten/kota lainnya (71,4%), dan pembagian insentif adil untuk semua bidan
(82,9%). Namun dari hasil juga diketahui hanya sebesar 55,7% bidan mendapatkan
imbalan di luar gaji berupa insentif, dan 30,0% mendapatkan penghargaan atas
prestasi yang diperoleh dalam melaksanakan tugas. Masalah lain yang berkaitan
dengan imbalan adalah sebesar 50,0% bidan mengatakan bahwa jumlah imbalan yang
diterima dari pihak tim pengelola program jampersal yang tidak sesuai dengan
peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Jawaban bidan untuk setiap indikator tentang imbalan yang mereka peroleh
dalam melaksanakan Program Jampersal dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut ini.
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Imbalan yang Diperoleh dalam
Pelaksanaan Program Jampersal
Jawaban
Pernyataan

Ya

Total

Tidak

n

%

n

%

n

%

Saya mendapatkan imbalan gaji dan tunjangan
fungsional sesuai dengan profesi kebidanan.

60

85.7

10

14.3

70

100,0

Saya mendapatkan imbalan di luar gaji berupa
tunjangan lain-lain yang berwujud insentif.

39

55.7

31

44.3

70

100,0

Menurut saya apabila selesai melaksanakan
pertolongan persalinan, saya berhak mendapatkan
imbalan.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Imbalan yang diterima saat ini sudah sesuai dengan
tingkat pendidikan saya.

51

72.9

19

27.1

70

100,0

Imbalan yang diterima saat ini sudah sesuai dengan
tantangan pekerjaan yang dirasakan.

33

47.1

37

52.9

70

100,0

Imbalan yang saya terima lebih besar dari petugas
lainnya, karena saya merupakan ujung tombak
terdepan dalam upaya percepatan penurunan angka
kematian.

22

31.4

48

68.6

70

100,0

Imbalan yang diterima saat ini sudah sesuai dengan
pengalaman yang saya miliki.

51

72.9

19

27.1

70

100,0

Imbalan yang diterima saat ini setara dengan imbalan
yang didapakan bidan di kab/kota lainnya.

50

71.4

20

28.6

70

100,0

Imbalan yang diterima dari pihak tim pengelola
program jampersal sesuai dengan peraturan Menteri
kesehatan Republik Indonesia.

35

50.0

35

50.0

70

100,0

Saya menerima imbalan tiap bulan dari pihak tim
pengelola program jampersal.

70

100.0

0

0.0

70

100,0

Pembagian insentif adil untuk semua bidan

58

82.9

12

17.1

70

100,0

Saya menerima imbalan langsung dari pihak tim
pengelola program

57

81.4

13

18.6

70

100,0

Saya memperoleh kesempatan belajar/pelatihan untuk
pengembangan kompetensi kebidanan yang saya
miliki.

47

67.1

23

32.9

70

100,0

Saya memperoleh penghargaan atas prestasi dalam
melaksanakan tugas sebagai bidan

21

30.0

49

70.0

70

100,0

Imbalan yang saya terima langsung dari pengelola
program Jampersal tanpa adanya pihak perantara

52

74.3

18

25.7

70

100,0

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan jawaban responden tentang imbalan yang mereka dapatkan
dalam melaksanaan Program Jampersal, maka imbalan dapat dikategorikan menjadi 2
(kategori), yaitu baik dan tidak baik seperti yang terlihat pada Tabel 4.8. di bawah ini.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Imbalan yang Diperoleh
dalam Pelaksanaan Program Jampersal
Imbalan
Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi
39
31
70

Persentase
55.7
44.3
100.0

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas diketahui bahwa sebagian besar bidan
mendapatkan imbalan dengan baik dalam melaksanaan Program Jampersal, yaitu
sebanyak 39 orang (55,7%).
4.2.3. Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masih banyak bidan yang ikut
program Jampersal kadang-kadang tidak melaksanakan fungsinya sebagai bidan
berdasarkan standar operasional prosedur, seperti: tidak selalu memberikan saran
kepada ibu hamil dan keluarganya untuk merencanakan persalinan yang aman
(17,2%), tidak selalu memantau persalinan dengan menggunakan Partograf (24,3%),
kadang-kadang tidak mengijinkan ibu hamil memilih orang yang mendampinginya
selama proses persalinan berlangsung (24,3%). Dari hasil juga diperoleh bahwa bidan
tidak selalu menganjurkan kepada keluarga pasien agar mempersiapkan transportasi
untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin
(38,6%), tidak selalu mengikuti prosedur yang efektif untuk merujuk ibu hamil yang

Universitas Sumatera Utara

mengalami komplikasi selama kehamilan (28,6%), dan terkadang tidak menjelaskan
hasil pemeriksaan kehamilan kepada ibu bersalin (45,7%).
Jawaban bidan untuk setiap indikator tentang kinerja dalam melaksanakan
Program Jampersal dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut ini.
Tabel 4.9.

Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja dalam Pelaksanaan
Program Jampersal

Pernyataan

Sering

Jawaban
KadangKadang
n
%

n

%

n

%

Total

Tidak

n

%

Saya memberikan saran yang tepat kepada
ibu hamil dan keluarganya untuk
merencanakan persalinan yang bersih dan
aman

33

75.7

12

17.2

5

7.1

70

100,0

Saya menyediakan perlengkapan penting
untuk melakukan pemeriksaan antenatal
dan dalam keadaan berfungsi

70

100.0

0

0.0

0

0.0

70

100,0

Saya menggunakan Partograf untuk
memantau persalinan dan berfungsi
sebagai suatu catatan persalinan

53

75.7

17

24.3

0

0.0

70

100,0

Saya disiplin dan bersungguh-sungguh
dalam menolong setiap persalinan untuk
mengurangi resiko kerja

62

88.6

8

11.4

0

0.0

70

100,0

Saya mengijinkan ibu hamil memilih orang
yang mendampinginya selama proses
persalinan berlangsung

53

75.7

17

24.3

0

0.0

70

100,0

Dalam melalukan pertolongan persalinan,
saya bersikap sopan dan menghargai hak
pribadi ibu hamil

69

98.6

0

0.0

1

1.4

70

100,0

Saya mengetahui secara tepat bahwa
persalinan mulai bisa dilaksanakan

67

95.7

0

0.0

3

4.3

70

100,0

Saya menganjurkan kepada keluarga
pasien mempersiapkan transportasi untuk
merujuk ibu hamil dengan cepat jika
terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.

33

47.1

27

38.6

10

14.3

70

100,0

Saya mengikuti prosedur yang efektif
untuk merujuk ibu hamil yang mengalami
komplikasi selama kehamilan

50

71.4

20

28.6

0

0.0

70

100,0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9. (Lanjutan)
Saya melakukan komunikasi dengan
keluarga pasien pada saat kondisi ibu
hamil terjadi kegawatdaruratan dan
kemana harus dirujuk.

70

100.0

0

0.0

0

0.0

70

100,0

Saya menjelaskan hasil pemeriksaan
kehamilan kepada ibu bersalin.

38

54.3

32

45.7

0

0.0

70

100,0

Saya menganjurkan kepada ibu bersalin
untuk memilih posisi yang paling aman
dalam setiap menolong persalinan.

55

78.6

6

8.6

9

12.9

70

100,0

Saya mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir sebelum memulai
pertolongan persalinan.

52

74.3

18

25.7

0

0.0

70

100,0

Saya membantu ibu mengambil posisi
yang nyaman baginya.

60

85.7

10

14.3

0

0.0

70

100,0

Saya memberikan anjuran kepada ibu
bersalin untuk meneran hanya jika merasa
ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan

51

72.9

19

27.1

0

0.0

70

100,0

Saya melakukan peregangan vagina secara
manual dengan gerakan menyapu atau
menariknya ke arah luar.

49

70.0

12

17.1

9

12.9

70

100,0

Saya memeriksa keadaan bayi dan
meletakan di dada ibu serta segera
mengeringkan bayi dengan handuk baru
yang bersih dan hangat setelah bayi lahir.

42

60.0

20

28.6

8

11.4

70

100,0

Saya melakukan pemantauan keadaan ibu
setelah melahirkan dan mendampinginya
sampai paling sedikit 2 jam meskipun ibu
tidak mengeluh sakit.

48

68.6

15

21.4

7

10.0

70

100,0

Saya melakukan masase fundus uteri,
periksa plasenta dan selaput ketuban untuk
memastikan plasenta utuh dan lengkap.

45

64.3

11

15.7

14

20.0

70

100,0

Saya melakukan rujukan ke puskesmas
atau rumah sakit apabila ada hal yang
menghawatirkan pada ibu atau janin

70

100.0

0

0.0

0

0.0

70

100,0

Saya melakukan penilaian dan masase
fundus uteri setiap 15 menit selama satu
jam pertama setelah persalinan.

40

57.1

26

37.1

4

5.7

70

100,0

Saya menganjurkan untuk menunda hingga
6 jam memakai gurita atau stagen setelah
melahirkan.

26

37.1

43

61.4

1

1.4

70

100,0

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan jawaban responden tentang kinerjanya dalam melaksanaan
Program Jampersal, maka kinerja bidan dapat dikategorikan menjadi 2 (kategori),
yaitu baik dan tidak baik seperti yang terlihat pada Tabel 4.10. di bawah ini.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kinerja dalam
Pelaksanaan Program Jampersal
Kinerja
Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi
54
16
70

Persentase
77.1
22.9
100.0

Berdasarkan Tabel 4.10. di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar bidan
memiliki kinerja baik dalam melaksanakan program Jampersal, yaitu sebanyak 54
orang (77.1%).
4.3. Analisis Bivariat
Tujuan analisis bivariat adalah untuk menentukan kandidat model analisis
multivariat. Masing-masing variabel independen dihubungkan dengan variabel
dependen. Bila hasil uji bivariat diperoleh nilai p < 0,25 maka variabel tersebut
masuk dalam model analisis multivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan
menggunakan uji Chi-Square.
4.4.1. Hubungan Sikap dengan Kinerja Bidan
Tabel 4.11. Hubungan Sikap dengan Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan
Program Jampersal

Sikap
Baik
Tidak Baik

Kinerja
Tidak Baik
Baik
n
%
n
%
0
0.0
21
100.0
16
32.7
33
67.3

Total
n
21
49

%
100,0
100,0

p-value
0.003

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua (100%) yang bersikap
baik memiliki kinerja baik, sedangkan dari 49 orang yang mempunyai sikap tidak
baik kinerja baik sebesar 33 (67,3%). Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square
diperoleh p-value sebesar 0,003 (p-value