Diet Suplementasi Ekstrak Umbi Jalar Dari Empat Varietas Yang Kaya Asam Folat Serta Pengaruhnya Terhadap Fertilitas Induk dan Morfologi Janin Mencit

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Menurut data WHO (2015), hampir setiap menit ibu hamil di dunia meninggal
akibat kondisi kehamilan yang buruk ataupun penanganan pasca melahirkan, yang diikuti
kematian sekitar 2/3 kematian balita tahun 1999-2015 dan bayi sebanyak 8,8 juta setiap
tahunnya. Di Indonesia seperti halnya negara Asia lainnya jumlah kematian wanita hamil
20-60 kali lebih tinggi dibandingkan negara barat lainnya, sedangkan kematian bayi baru
lahir sebesar 24,8% setiap 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan SKRT (Survei Kesehatan
Rumah Tangga) tahun 2003 dapat diketahui bahwa kematian ibu disebabkan pendarahan,
hipertensi, persalinan lama dan keguguran. Sementara kematian bayi yang baru dilahirkan
disebabkan infeksi dan berat bayi yang rendah dipengaruhi oleh kondisi kehamilan yang
buruk, persalinan, dan perawatan bayi yang baru lahir (Felicia, dkk., 2010).
Berdasarkan data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
angka kematian bayi (AKB) sebesar 34 dalam 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi
di provinsi Sumatera Utara masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan provinsi
lainnya di Indonesia dengan angka kematian sebesar 40 setiap 1.000 kelahiran hidup
bersama dengan Nusa Tenggara Barat dengan kematian bayi 60 setiap 1.000 kelahiran
hidup (Depkes, 2011). Sementara untuk kecacatan, secara keseluruhan 29,9% bayi umur
kurang dari 1 tahun 32,8% anak umur 1-4 tahun dan 30,1% anak umur 5-14 tahun
menderita satu jenis kecacatan atau lebih (Susenas, 2001). Salah satu penyebab terjadinya

suatu kecacatan adalah defisiensi asam folat. Peranan dari asam folat sebagai zat gizi yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dan janin dalam mensintesis protein, pertumbuhan dan
perkembangan sel serta berperan dalam pembentukan tabung syaraf otak pada janin

1
Universitas Sumatera Utara

2

(Leifer, 2007). Defisiensi asam folat dapat menyebabkan janin mengalami sejumlah
penyimpangan seperti kecacatan pada saat dilahirkan. Oleh sebab itu perlu di cari sumbersumber asam folat yang murah dan mudah diperoleh.
Ubi jalar merupakan komoditi yang dikenal sebagai ubi rambat memiliki nama latin
yaitu Ipomoea batatas L. Umbinya sebagai sumber karbohidrat untuk menghasilkan energi
(Wikipedia, 2015a). Selain itu ubi jalar mengandung sejumlah zat gizi seperti vitamin,
mineral, serat, dan antioksidan yang tinggi.
Ubi jalar sebagai salah satu kelompok komoditi pangan lokal dengan tingkat
keragaman yang cukup bervariasi. Oleh karena itu, setiap ubi jalar memiliki karakteristik
yang berbeda. Varietas ubi jalar yang dikenal di masyarakat Indonesia berdasarkan warna
dagingnya yaitu berwarna putih, kuning, merah, dan ungu (Rosidah, 2010).
Pemanfaatan ubi jalar belum optimal dan sering diabaikan sehingga menyebabkan

petani sangat jarang melakukan budidaya ubi jalar, karena di nilai sangat merugikan dari
aspek ekonomi seperti nilai jual yang rendah. Padahal ubi jalar sangat potensial
dikembangkan selain kandungan gizi yang terkandung di dalamnya juga umur panen yang
singkat sehingga sangat efektif menjadi sumber bahan baku dalam pengolahan pangan.
Potensi produktivitas ubi jalar di Indonesia termasuk ke dalam urutan ketiga terbesar di
dunia. Dukungan potensi luas lahan, berbagai varietas ubi jalar dan berkembangnya
industri pangan menggunakan bahan baku ubi jalar dapat mendukung peningkatan
produksi ubi jalar. Lima negaran produsen utama ubi jalar di dunia dapat dilihat pada
Tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

3

Tabel 1. Lima negara produsen utama ubi jalar di dunia tahun 2000-2009.
No
Produksi (1000 ton)
2000
2005
2009

1
China
118,18 China
102,75
China
81,21
2
Nigeria
2,468
Nigeria
3,205
Uganda
2,766
3
Uganda
2,398
Uganda
2,604
Indonesia 2,058
4

Indonesia 1,828
Indonesia
1,857
India
1,120
5
Vietnam 1,611
Vietnam
1,443
Jepang
1,026
6
Lainnya
12,55
Lainnya
15,749
Lainnya
19,46
7
Dunia

139,05 Dunia
127,61
Dunia
107,6
Sumber : FAO, 2010

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 Indonesia
menduduki peringkat ketiga sebagai produsen utama penghasil ubi jalar sejumlah 2.058
ton. Sementara proyeksi peningkatan dan pengembangan ubi jalar diperkirakan pada tahun
2020 yaitu untuk luas lahan adalah 0,61% dengan produksi sebesar 1,33% setiap tahunnya
sehingga peningkatan produktivitasnya adalah 1,93%. Diperkirakan pengembangan ubi
jalar ini akan meningkat setiap tahunnya jika dikelola secara intensif dengan dukungan
dan antusias yang berkaitan dengan budidaya dan diversifikasi pangan dalam mendukung
program-program ketahanan pangan. Proyeksi luas areal dan produksi ubi jalar nasional
periode 2010-2020 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Proyeksi luas areal dan produksi ubi jalar nasional periode 2010-2020.
Komponen
Tahun
Pertumbuhan
produksi

(%/tahun)
2009
2010
2015
2020
Luas panen
183,9
182,8
177,3
171,9
0,61
(1000 Ha)
Produktivitas
11,19
11,41
12,55
13,82
1,93
(ton/Ha)
Produksi

2.058
2.085
2.226
2.376
1,33
(ribu ton)
Sumber : FAO, 2010

Sumatera Utara merupakan provinsi dengan kondisi alam yang potensial untuk
dikembangkan jenis komoditi ubi jalar. Potensi alam yang mendukung pengembangan
budidaya tanaman ubi jalar yang dapat dilihat dari data tahun 2000-2009. Sumatera Utara
menempati urutan kelima secara nasional. Tingkat pertumbuhan industri dibidang pangan

Universitas Sumatera Utara

4

di Sumatera Utara tergolong berkembang pesat sehingga produksi ubi jalar yang tinggi
didukung dengan aplikasi pemanfaatannya yaitu dengan melakukan diversifikasi pangan.
Produksi ubi jalar di sepuluh provinsi penghasil utama pada tahun 2000-2009 dapat dilihat

pada Tabel 3.
Tabel 3. Produksi ubi jalar di sepuluh provinsi penghasil utama pada tahun 2000-2009.
Provinsi
Produksi
2000
2003
2006
2009
Jawa Barat
385,8
346,9
389,0
469,6
Papua
281,1
512,4
290,4
343,3
Jawa Timur
193,6

167,6
150,5
162,6
Jawa Tengah
142,3
139,5
123,5
147,1
Sumatera Utara
127,0
135,7
102,7
140,1
NTT
156,4
86,7
111,3
103,6
Bali
65,2

64,9
92,1
79,0
Sumatera Barat
32,9
45,0
53,8
77,5
Sumatera Selatan
73,4
61,8
54,3
68,4
Sulawesi Utara
23,4
25,6
37,3
53,1
Lainnya
346,6

405,4
449,3
413,5
Sumber : FAO, 2010

Menurut Jaya (2013) salah satu keunggulan dari ubi jalar adalah terdapat sejumlah
folat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
jumlah folat yang terdapat pada masing-masing varietas ubi jalar. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh fisiologis folat dengan cara pengujian
secara in vivo terhadap fertilisasi dan morfologi janin mencit. Penelitian Istiadjid (2004)
menunjukkan bahwa defisiensi asam folat dapat menyebabkan infertilisasi dan tingkat
cacat bawaan.
Perumusan Masalah
Ubi jalar sebagai komoditi pangan lokal dengan tingkat
kandungan gizi yang tinggi.

produktivitas dan

Salah satu kandungan gizi pada ubi jalar yang penting

mendapatkan perhatian adalah kandungan folat. Peningkatan angka kelahiran bayi cacat
dan angka wanita tidak fertil merupakan masalah di Indonesia. Salah satu penyebabnya

Universitas Sumatera Utara

5

adalah asupan gizi pada ibu hamil dan masyarakat akibat defisiensi folat. Penelitian
tentang kandungan folat pada berbagai varietas ubi jalar yang dilanjutkan dengan
pengujian secara in vivo pengaruh ekstrak ubi jalar yang kaya asam folat serta pengaruhnya
terhadap fertilitas induk dan morfologi janin mencit perlu dilakukan, untuk mengetahui
potensi ubi jalar sebagai sumber folat.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan folat pada empat varietas ubi
jalar dan pengaruh diet folat terhadap fertilitas dan morfologi janin mencit.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan. Selain itu juga berguna mengoptimalkan potensi ubi
jalar sebagai sumber folat, meningkatkan nilai ekonomi ubi jalar, meningkatkan kesehatan
ibu hamil dengan mengonsumsi folat yang diperoleh dengan harga yang relatif murah,
menekan angka kematian bayi dan bayi cacat bawaan lahir, dapat meningkatkan
kesuburan, menjadi sumber informasi bagi petani ubi jalar agar lebih mengusahakan
budidaya ubi jalar, menjadi sumber informasi dibidang kesehatan dalam peningkatan
konsumsi folat pada ibu hamil, menjadi sumber informasi ilmiah dan rekomendasi bagi
pengusaha makanan dan ahli pangan sebagai agen fortifikan dan suplemen.
Hipotesa Penelitian
Varietas ubi jalar yang berbeda memiliki kandungan folat yang berbeda dan
pemberian folat dari ekstrak ubi jalar dengan konsentrasi yang berbeda akan berpengaruh
terhadap fertilitas induk dan morfologi janin mencit.

Universitas Sumatera Utara