Perdagangan Internasional Ekonomi Makro
EKONOMI TERBUKA
Sebuah perekonomian dikatakan terbuka bila
melakukan transaksi barang/jasa, finansial dan faktor
produksi dengan perekonomian lainnya
PEREKONOMIAN
DOMESTIK
Barang/jasa
Finansial
Faktor Produksi
Teknologi
PEREKONOMIAN
DUNIA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
(US$ MILIAR)
1980
2004
PDB Dunia
10.768
40.888
1980-2004
(%/Tahun)
5,7
Ekspor
2.004
9.124
6,4
Impor
2.027
9.339
6,7
PDB Indonesia
78
258
5,2
Ekspor
22
69,7
5,0
Impor
11
46,2
6,4
2.709
11.667
6,2
Ekspor
226
819
5,4
Impor
257
1.526
7,6
PDB USA
EKSPOR DAN IMPOR SEBAGAI
PERSENTASI PDB: TAHUN 2000
Negara
Ekspor
(%PDB)
Impor
(%PDB)
Ekspor+Impor
(% PDB)
Dunia
20
21
41
Negara Maju
19
20
39
Negara Menengah
28
26
54
Negara Miskin
20
19
39
Belanda
58
54
112
Indonesia
41
22
63
Thailand
57
51
108
Singapura
150
146
296
PESATNYA PERTUMBUHAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Memasuki paruh kedua abad 20, perdagangan
internasional tumbuh cepat
Faktor-Faktor Penyebab:
• Munculnya negara-negara baru
• Kemajuan teknologi transportasi &
komunikasi
• Penurunan tarif umum
KERANGKA TEORITIS
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional akan terjadi bila:
• Ada perbedaan harga domestik dengan
harga internasional
• Ada spesialisasi yang mendorong efisiensi
teknis dan atau ekonomis
• Saling menguntungkan dalam arti pihakpihak yang terlibat dalam perdagangan
internasional akan menikmati manfaat lebih
besar dibanding sebelumnya
DUA TEORI DASAR
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
• Teori Smith (Keunggulan Absolut)
Spesialisasi berdasarkan pertimbangan
keunggulan teknis (absolut)
• Teori Ricardo (Keunggulan Komparatif)
Spesialisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan
keunggulan biaya ekonomi
TEORI SMITH
(KEUNGGULAN ABSOLUT)
Asumsi-Asumsi:
•
•
•
•
•
Hanya ada dua negara
Hanya ada dua komoditi
Biaya produksi hanya biaya tenaga kerja
Jumlah dan kualitas tenaga kerja adalah sama
Tidak ada biaya transaksi dan transportasi
KASUS I
Asumsi:
• Dua Negara : Indonesia dan Jepang
• Dua Komoditi: Ukiran dan Motor
• Tenaga kerja masing-masing negara = 1200
Biaya Produksi Motor dan Ukiran
(Tenaga kerja/Unit)
Motor
(M)
Ukiran
(U)
Rasio Tukar
Domestik
Indonesia
60
15
1M : 4U
Jepang
12
24
1M : 1/2 U
Production Possibility Frontier
(PPF)
Asumsi PPF:
•Produksi dua komoditi
•Fixed input
•Full employment
•Fixed technologies
Indonesia
Jepang
Motor (M)
Ukiran (U)
20
100
80
50
PPF Indonesia
PPF Jepang
Dengan jumlah input dan teknologi yang ada, Indonesia dapat
memproduksi motor maksimal 20 atau ukiran maksimal 80. Sedangkan
Jepang dapat memproduksi motor maksimal 100 atau ukiran maksimal 50
PPF INDONESIA DAN JEPANG
Ukiran
Ukiran
80
Dengan jumlah input dan
teknologi yang ada, Indonesia
dapat memproduksi motor
maksimal 20 atau ukiran
maksimal 80.
50
20
Indonesia
Sedangkan Jepang dapat
memproduksi motor
maksimal 100 atau ukiran
maksimal 50
Motor
100
Jepang
Motor
PRODUKSI TANPA SPESIALISASI
Diasumsikan di masing-masing negara, separuh dari tenaga
kerja (600 orang) dialokasikan untuk memproduksi motor
dan separuhnya lagi (600 orang) untuk memproduksi
ukiran
Indonesia
Jepang
Dunia
Motor
600/60 = 10
Ukiran
600/15 = 40
600/12 = 50
60
600/24 = 25
65
Potensi Produksi Dengan Spesialiasi
Indonesia lebih efisien dalam memproduksi ukiran
sedangkan Jepang lebih efisien dalam memproduksi motor.
Indonesia menspesialisasikan diri dalam produksi ukiran
dan Jepang menspesialisasikan diri dalam produksi motor
Sebelum
Spesialisasi
Motor
Indonesia
10
Jepang
Dunia
50
60
Ukiran
40
25
65
Sesudah
Spesialisasi
Motor
0
100
100
Ukiran
80
0
80
MANFAAT PERDAGANGAN
Perdagangan internasional akan terjadi bila harga motor
antara 1/2 sampai dengan 4 ukiran. Jika harga 1/2
Jepang memilih menjual motornya di dalam negeri. Jika
harga 4 Indonesia lebih baik memproduksi motor sendiri
Misalkan:-harga motor = 1 ukiran
-Indonesia tetap ingin mengkonsumsi 40 ukiran
Sebelum
Spesialisasi
Motor
Indonesia
10
Jepang
Dunia
50
60
Ukiran
40
25
65
Sesudah
Spesialisasi
Motor
40
60
100
Ukiran
40
40
80
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI INDONESIA
Ukiran
80
Sebelum
melakukan
perdagangan
Sebelum
Perdagangan
Sesudah
perdagangan
Motor
10
40
Ukiran
40
40
sesudah
melakukan
perdagangan
40
Jumlah motor yang dikonsumsi
Indonesia menjadi 4 kali lipat
sebelum perdagangan
Dengan perdagangan
internasional kesejahteraan
Indonesia membaik dilihat dari
kombinasi konsumsi yang lebih
besar dari sebelumnya
10
20
40
Motor
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI JEPANG
Ukiran
sesudah
melakukan
perdagangan
50
Jumlah motor dan ukiran yang
dikonsumsi Jepang menjadi lebih
banyak dibanding sebelum
perdagangan
Dengan perdagangan
internasional kesejahteraan
Jepang membaik dilihat dari
kombinasi konsumsi yang lebih
besar dari sebelumnya
40
25
Sebelum
melakukan
perdagangan
50
60
100
Motor
TEORI RICARDO
(KEUNGGULAN KOMPARATIF)
Asumsi-Asumsi:
•
•
•
•
•
Hanya ada dua negara
Hanya ada dua komoditi
Biaya produksi hanya biaya tenaga kerja
Jumlah dan kualitas tenaga kerja adalah sama
Tidak ada biaya transaksi dan transportasi
KASUS 2
Asumsi:
• Dua Negara : Indonesia dan USA
• Dua Komoditi: Mobil dan Tekstil
• Tenaga kerja masing-masing negara = 1200
Biaya Produksi Mobil dan Tesktil
(Tenaga kerja/Unit)
Mobil (M)
Tekstil (T)
Rasio Tukar
Domestik
Indonesia
100
20
1M : 5T
USA
25
10
1M : 2,5T
Secara absolut USA lebih unggul dalam produksi mobil maupun tekstil
KEUNGGULAN TEKNIS VS EKONOMIS
Biaya Produksi Mobil dan Tekstil : (Tenaga kerja/Unit)
Mobil (M)
Tekstil (T) Rasio Tukar
Domestik
Indonesia
100
20
1M : 5T
USA
25
10
1M : 2,5T
Rasio biaya produksi
4:1
2:1
Biaya produksi mobil/unit Indonesia 4 kali lipat biaya produksi/unit mobil
USA. Biaya produksi tekstil Indonesia 2 kali lipat biaya produksi/unit tekstil
USA. Dengan demikian USA memiliki keunggulan teknis baik dalam produks
mobil maupun tekstil
Biaya ekonomi (opportunity cost) mobil/unit Indonesia adalah 5 tekstil.
Biaya ekonomi mobil/unit di USA adalah 2,5 mobil. Dengan demikian harga
ekonomi mobil/unit di Indonesia lebih mahal dibanding dengan USA
sehingga USA memiliki keunggulan kompratif dalam produksi mobil
Production Possibility Frontier (PPF)
Asumsi PPF:
Produksi dua komoditi
Fixed input
Full employment
Fixed technologies
Indonesia
USA
Mobil (M)
Tekstil (T)
12
48
60
120
PPF Indonesia
PPF USA
KURVA PPF INDONESIA DAN USA
Indonesia mampu memproduksi
maksimal 60 tekstil atau
maksimal 12 mobil
Tekstil
Tekstil
60
USA mampu memproduksi
maksimal 120 tekstil atau
maksimal 48 mobil
60
PPF Indonesia
12
Mobil
24
48
Mobil
Produksi Tanpa Spesialisasi
Diasumsikan di masing-masing negara, separuh
dari tenaga kerja (600 orang) dialokasikan untuk
memproduksi mobil dan separuhnya lagi (600
orang) untuk memproduksi tekstil
Indonesia
USA
Dunia
Mobil
600/100 = 6
Tekstil
600/20 = 30
600/25 = 24
30
600/10 = 60
90
Potensi Produksi Dengan Spesialiasi
Secara ekonomis USA lebih baik memproduksi mobil dari
pada tekstil. Dengan demikian USA melakukan spesialisasi
dalam produksi mobil, Indonesia melakukan spesialisasi
dalam produksi tekstil
Sebelum
Spesialisasi
Motor
Indonesia
10
Jepang
Dunia
50
60
Ukiran
40
25
65
Sesudah
Spesialisasi
Motor
0
100
100
Ukiran
80
0
80
MANFAAT
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional akan terjadi bila harga mobil
bagi Indonesia 5 tekstil dan harga mobil bagi USA 2,5
tekstil
Misalkan:
•harga mobil = 3 tekstil
•Indonesia ingin mempertahan konsumsi tekstil = 30
Sebelum
Spesialisasi
Sesudah
Spesialisasi
Mobil (M) Tekstil (T) Mobil (M) Tekstil (T)
Indonesia
6
30
10
30
USA
Dunia
24
30
60
90
38
48
30
60
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI INDONESIA
Tekstil
Sebelum
melakukan
perdagangan
sesudah
melakukan
perdagangan
Dengan perdagangan
internasional
kesejahteraan Indonesia
membaik dilihat dari
kombinasi konsumsi yang
lebih besar dari
sebelumnya
30
6
10
Mobil
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI USA
Tekstil
Sekalipun dengan perdagangan
internasional, USA mengurang
konsumsi tekstilnya , tetapi secara
keseluruhan kesejahteraannya
meningkat, dilihat dari
PPF USA yang menjadi lebih besar
60
sesudah
melakukan
perdagangan
Sebelum
melakukan
perdagangan
30
Mobil
24
38
Sebuah perekonomian dikatakan terbuka bila
melakukan transaksi barang/jasa, finansial dan faktor
produksi dengan perekonomian lainnya
PEREKONOMIAN
DOMESTIK
Barang/jasa
Finansial
Faktor Produksi
Teknologi
PEREKONOMIAN
DUNIA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
(US$ MILIAR)
1980
2004
PDB Dunia
10.768
40.888
1980-2004
(%/Tahun)
5,7
Ekspor
2.004
9.124
6,4
Impor
2.027
9.339
6,7
PDB Indonesia
78
258
5,2
Ekspor
22
69,7
5,0
Impor
11
46,2
6,4
2.709
11.667
6,2
Ekspor
226
819
5,4
Impor
257
1.526
7,6
PDB USA
EKSPOR DAN IMPOR SEBAGAI
PERSENTASI PDB: TAHUN 2000
Negara
Ekspor
(%PDB)
Impor
(%PDB)
Ekspor+Impor
(% PDB)
Dunia
20
21
41
Negara Maju
19
20
39
Negara Menengah
28
26
54
Negara Miskin
20
19
39
Belanda
58
54
112
Indonesia
41
22
63
Thailand
57
51
108
Singapura
150
146
296
PESATNYA PERTUMBUHAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Memasuki paruh kedua abad 20, perdagangan
internasional tumbuh cepat
Faktor-Faktor Penyebab:
• Munculnya negara-negara baru
• Kemajuan teknologi transportasi &
komunikasi
• Penurunan tarif umum
KERANGKA TEORITIS
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional akan terjadi bila:
• Ada perbedaan harga domestik dengan
harga internasional
• Ada spesialisasi yang mendorong efisiensi
teknis dan atau ekonomis
• Saling menguntungkan dalam arti pihakpihak yang terlibat dalam perdagangan
internasional akan menikmati manfaat lebih
besar dibanding sebelumnya
DUA TEORI DASAR
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
• Teori Smith (Keunggulan Absolut)
Spesialisasi berdasarkan pertimbangan
keunggulan teknis (absolut)
• Teori Ricardo (Keunggulan Komparatif)
Spesialisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan
keunggulan biaya ekonomi
TEORI SMITH
(KEUNGGULAN ABSOLUT)
Asumsi-Asumsi:
•
•
•
•
•
Hanya ada dua negara
Hanya ada dua komoditi
Biaya produksi hanya biaya tenaga kerja
Jumlah dan kualitas tenaga kerja adalah sama
Tidak ada biaya transaksi dan transportasi
KASUS I
Asumsi:
• Dua Negara : Indonesia dan Jepang
• Dua Komoditi: Ukiran dan Motor
• Tenaga kerja masing-masing negara = 1200
Biaya Produksi Motor dan Ukiran
(Tenaga kerja/Unit)
Motor
(M)
Ukiran
(U)
Rasio Tukar
Domestik
Indonesia
60
15
1M : 4U
Jepang
12
24
1M : 1/2 U
Production Possibility Frontier
(PPF)
Asumsi PPF:
•Produksi dua komoditi
•Fixed input
•Full employment
•Fixed technologies
Indonesia
Jepang
Motor (M)
Ukiran (U)
20
100
80
50
PPF Indonesia
PPF Jepang
Dengan jumlah input dan teknologi yang ada, Indonesia dapat
memproduksi motor maksimal 20 atau ukiran maksimal 80. Sedangkan
Jepang dapat memproduksi motor maksimal 100 atau ukiran maksimal 50
PPF INDONESIA DAN JEPANG
Ukiran
Ukiran
80
Dengan jumlah input dan
teknologi yang ada, Indonesia
dapat memproduksi motor
maksimal 20 atau ukiran
maksimal 80.
50
20
Indonesia
Sedangkan Jepang dapat
memproduksi motor
maksimal 100 atau ukiran
maksimal 50
Motor
100
Jepang
Motor
PRODUKSI TANPA SPESIALISASI
Diasumsikan di masing-masing negara, separuh dari tenaga
kerja (600 orang) dialokasikan untuk memproduksi motor
dan separuhnya lagi (600 orang) untuk memproduksi
ukiran
Indonesia
Jepang
Dunia
Motor
600/60 = 10
Ukiran
600/15 = 40
600/12 = 50
60
600/24 = 25
65
Potensi Produksi Dengan Spesialiasi
Indonesia lebih efisien dalam memproduksi ukiran
sedangkan Jepang lebih efisien dalam memproduksi motor.
Indonesia menspesialisasikan diri dalam produksi ukiran
dan Jepang menspesialisasikan diri dalam produksi motor
Sebelum
Spesialisasi
Motor
Indonesia
10
Jepang
Dunia
50
60
Ukiran
40
25
65
Sesudah
Spesialisasi
Motor
0
100
100
Ukiran
80
0
80
MANFAAT PERDAGANGAN
Perdagangan internasional akan terjadi bila harga motor
antara 1/2 sampai dengan 4 ukiran. Jika harga 1/2
Jepang memilih menjual motornya di dalam negeri. Jika
harga 4 Indonesia lebih baik memproduksi motor sendiri
Misalkan:-harga motor = 1 ukiran
-Indonesia tetap ingin mengkonsumsi 40 ukiran
Sebelum
Spesialisasi
Motor
Indonesia
10
Jepang
Dunia
50
60
Ukiran
40
25
65
Sesudah
Spesialisasi
Motor
40
60
100
Ukiran
40
40
80
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI INDONESIA
Ukiran
80
Sebelum
melakukan
perdagangan
Sebelum
Perdagangan
Sesudah
perdagangan
Motor
10
40
Ukiran
40
40
sesudah
melakukan
perdagangan
40
Jumlah motor yang dikonsumsi
Indonesia menjadi 4 kali lipat
sebelum perdagangan
Dengan perdagangan
internasional kesejahteraan
Indonesia membaik dilihat dari
kombinasi konsumsi yang lebih
besar dari sebelumnya
10
20
40
Motor
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI JEPANG
Ukiran
sesudah
melakukan
perdagangan
50
Jumlah motor dan ukiran yang
dikonsumsi Jepang menjadi lebih
banyak dibanding sebelum
perdagangan
Dengan perdagangan
internasional kesejahteraan
Jepang membaik dilihat dari
kombinasi konsumsi yang lebih
besar dari sebelumnya
40
25
Sebelum
melakukan
perdagangan
50
60
100
Motor
TEORI RICARDO
(KEUNGGULAN KOMPARATIF)
Asumsi-Asumsi:
•
•
•
•
•
Hanya ada dua negara
Hanya ada dua komoditi
Biaya produksi hanya biaya tenaga kerja
Jumlah dan kualitas tenaga kerja adalah sama
Tidak ada biaya transaksi dan transportasi
KASUS 2
Asumsi:
• Dua Negara : Indonesia dan USA
• Dua Komoditi: Mobil dan Tekstil
• Tenaga kerja masing-masing negara = 1200
Biaya Produksi Mobil dan Tesktil
(Tenaga kerja/Unit)
Mobil (M)
Tekstil (T)
Rasio Tukar
Domestik
Indonesia
100
20
1M : 5T
USA
25
10
1M : 2,5T
Secara absolut USA lebih unggul dalam produksi mobil maupun tekstil
KEUNGGULAN TEKNIS VS EKONOMIS
Biaya Produksi Mobil dan Tekstil : (Tenaga kerja/Unit)
Mobil (M)
Tekstil (T) Rasio Tukar
Domestik
Indonesia
100
20
1M : 5T
USA
25
10
1M : 2,5T
Rasio biaya produksi
4:1
2:1
Biaya produksi mobil/unit Indonesia 4 kali lipat biaya produksi/unit mobil
USA. Biaya produksi tekstil Indonesia 2 kali lipat biaya produksi/unit tekstil
USA. Dengan demikian USA memiliki keunggulan teknis baik dalam produks
mobil maupun tekstil
Biaya ekonomi (opportunity cost) mobil/unit Indonesia adalah 5 tekstil.
Biaya ekonomi mobil/unit di USA adalah 2,5 mobil. Dengan demikian harga
ekonomi mobil/unit di Indonesia lebih mahal dibanding dengan USA
sehingga USA memiliki keunggulan kompratif dalam produksi mobil
Production Possibility Frontier (PPF)
Asumsi PPF:
Produksi dua komoditi
Fixed input
Full employment
Fixed technologies
Indonesia
USA
Mobil (M)
Tekstil (T)
12
48
60
120
PPF Indonesia
PPF USA
KURVA PPF INDONESIA DAN USA
Indonesia mampu memproduksi
maksimal 60 tekstil atau
maksimal 12 mobil
Tekstil
Tekstil
60
USA mampu memproduksi
maksimal 120 tekstil atau
maksimal 48 mobil
60
PPF Indonesia
12
Mobil
24
48
Mobil
Produksi Tanpa Spesialisasi
Diasumsikan di masing-masing negara, separuh
dari tenaga kerja (600 orang) dialokasikan untuk
memproduksi mobil dan separuhnya lagi (600
orang) untuk memproduksi tekstil
Indonesia
USA
Dunia
Mobil
600/100 = 6
Tekstil
600/20 = 30
600/25 = 24
30
600/10 = 60
90
Potensi Produksi Dengan Spesialiasi
Secara ekonomis USA lebih baik memproduksi mobil dari
pada tekstil. Dengan demikian USA melakukan spesialisasi
dalam produksi mobil, Indonesia melakukan spesialisasi
dalam produksi tekstil
Sebelum
Spesialisasi
Motor
Indonesia
10
Jepang
Dunia
50
60
Ukiran
40
25
65
Sesudah
Spesialisasi
Motor
0
100
100
Ukiran
80
0
80
MANFAAT
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional akan terjadi bila harga mobil
bagi Indonesia 5 tekstil dan harga mobil bagi USA 2,5
tekstil
Misalkan:
•harga mobil = 3 tekstil
•Indonesia ingin mempertahan konsumsi tekstil = 30
Sebelum
Spesialisasi
Sesudah
Spesialisasi
Mobil (M) Tekstil (T) Mobil (M) Tekstil (T)
Indonesia
6
30
10
30
USA
Dunia
24
30
60
90
38
48
30
60
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI INDONESIA
Tekstil
Sebelum
melakukan
perdagangan
sesudah
melakukan
perdagangan
Dengan perdagangan
internasional
kesejahteraan Indonesia
membaik dilihat dari
kombinasi konsumsi yang
lebih besar dari
sebelumnya
30
6
10
Mobil
MANFAAT PERDAGANGAN
BAGI USA
Tekstil
Sekalipun dengan perdagangan
internasional, USA mengurang
konsumsi tekstilnya , tetapi secara
keseluruhan kesejahteraannya
meningkat, dilihat dari
PPF USA yang menjadi lebih besar
60
sesudah
melakukan
perdagangan
Sebelum
melakukan
perdagangan
30
Mobil
24
38