Bangsa Negara Pemerintah Bangsa Negara Pemerintah

Nama
NIM
Jurusan/Kelas
Mata Kuliah
Dosen
Paper Ke
I.

: Indah Maisuri
: 1101112264
: Hubungan Internasional/B
: Pengantar Ilmu Politik
: Dr.Alimin Siregar, MA
:6

Pendahuluan
Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai konsep-konsep dasar ilmu politik.

Beberapa sumber baik dari buku maupun internet tidak sama penjelasannya satu sama lain.
Salah satu sumber menyebutkan konsep-konsep dasar dalam ilmu politik itu diantaranya
adalah negara, bangsa dan pemerintahan. Sedangkan sumber lain mencantumkan konsepkonsep dasar ilmu politik diantaranya adalah kekuasaan, kewenangan, pengaruh, ajakan dan

perjanjian. Sebelum masuk ke dalam pembahasan, saya jelaskan dulu apa itu konsep.
“Konsep merupakan hasil konstruksi yang abstrak mengenai sesuatu objek dimana sebagai
pembeda atau ciri khas yang melekat pada objek tersebut sehingga dapat dibedakan objek
yang satu dengan objek lainnya.”1
Dengan demikian maka konsep yang satu dengan yang lain pasti berbeda, namun
dalam perbedaan itu juga akan didapat keterkaitan diantaranya, karena berada dalam satu
pokok pembahasan yang sama yaitu ilmu politik.
II. Pembahasan
A. Bangsa, Negara dan Pemerintahan
Telah dibahas pada paper sebelumnya mengenai politik. Berdasarkan pada teori
Aristoteles mengenai politik, merupakan usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama. Politik berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara. Disetiap kehidupan memiliki politik, cara berpolitik antara satu kelompok dengan
kelompok lain berbeda. Misalkan saja berdasarkan cakupan suatu negara, negara Amerika
dengan Indonesia. Kedua negara ini sama-sama melakukan kegiatan politik, namun tampak
jelas perbedaan diantara keduanya. Hal itu dapat disebabkan pada konsep dari politik itu
sendiri. Didalam konsep-konsep dasar ilmu politik diantaranya mencakup kekuasaan,
kewenangan dan pemerintahan. Dari sinilah perbedaan itu muncul, bagaimana kekuasaan dan
pemerintahan itu berjalan. Apakah sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan atau belum. Jadi
jika terjadi permasalahan atau ketimpangan dari sini dapat ditilik bagian mana yang harus

dikoreksi dan diperbarui. Dibawah ini merupakan beberapa konsep dasar dalam ilmu politik,
diantaranya adalah:
1

Alimin Siregar, “Ilmu Pengetahuan Dan Isinya”, bahan kuliah umum Hubungan Internasional Universitas
Riau. Disampaikan pada tanggal 8 September 2011.

1

a) Power (Kekuasaan)
Power dalam ilmu politik diartikan sebagai kekuasaan. Max Weber: menyatakan bahwa
kekuasaan adalah kemampuan dalam suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri
meskipun mengalami perlawanan. Harold D. Laswell dan A. Kaplan: berpendapat bahwa
kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok dapat menentukan
tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan pihak pertama. Walaupun Max dengan
Harold dan Kaplan berbeda penyampaian dari makna kekuasaan, namun keduanya sama-sama
menyebutkan bahwa kekuasaan itu dilakukan dengan maksud mencapai tujuan sipemegang
kekuasaan.
b) Authority (Kewenangan)
Kewenangan digunakan untuk mencapai tujuan pihak yang berwenang. Karena itu,

kewenangan biasanya dikaitkan dengan kekuasaan. Robert Bierstedt menyatakan bahwa
kewenangan merupakan kekuasaan yang dilembagakan. Seseorang yang memiliki
kewenangan berhak membuat peraturan dan mengharapkan kepatuhan terhadap peraturannya.
c) Influence (Pengaruh)
Norman Barry menyatakan bahwa pengaruh sama dengan kekuasaan, karena pengaruh ini
dilakukan demi kepentingan pihak tertentu yang mempengaruhi, namun bedanya pengaruh ini
lebih halus dalam prakteknya dan kadang tidak terlihat sehingga lebih efektif dibandingkan
kekuasaan yang terlihat memaksa.
d) Coercion (Paksaan)
Paksaan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang yang
memiliki kekuasaan atau wewenang untuk memaksakan orang lain atau kelompok lain untuk
mengikuti aturannya. Pemerintahan bersifat memaksa, salah satunya yaitu wajib pajak. Setiap
warga negara sesuai ketentuan diharuskan membayar pajak, baik itu pajak penghasilan, pajak
kendaraan, pajak atas kepemilikan lainnya. Terkadang paksaan ini perlu dilakukan namun
dengan situasi yang memang mengharuskan itu terjadi, bukan demi kepentingan pihak
tertentu.
e) Persuasion (Ajakan)
Berbeda pula ajakan dengan pengaruh. Jika pengaruh, orang yang dipengaruhi akan
menuruti apapun keinginan pihak yang mempengaruhi, sedangkan jika mengajak maka hanya
sekedar ajakan tanpa paksaan.

f) Acquiescence (Perjanjian)
Perjanjian merupakan sebuah ikatan antara pihak yang bersepakat terhadap suatu hal,
sehingga perjanjian ini hanya berlaku bagi pihak yang melakukannya. Perjanjian dapat
dilakukan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
B. Sumber-sumber Kewenangan
 Traditional Deference. Kewenangan yang berasal dari tradisi dan sudah turun temurun.

2

 Bureaucratic Powers of Office. Kewenangan yang berasal dari peraturan perundangundangan. Misalnya kewenangan yang diperoleh melalui pemilihan umum.
 Charismatic Qualities of Leader. Kewenangan yang diperoleh karena kualitas diri
(karismatik). Sehingga ia dipercayakan untuk memegang kewenangan itu.
 Fear of Force. Kewenangan yang diperoleh dengan jalan paksaan atau ancaman
kekerasan.
 Acquiescence. Kewenangan yang didapat berdasarkan kesepakatan atau perjanjian.
C. Perbedaan Bangsa, Negara, Negara-Bangsa, Pemerintah dan Pemerintahan
Dibawah ini beberapa pendapat para ahli mengenai bangsa, negara, negara-bangsa dan
pemerintahan, yang juga akan tampak perbedaan diantaranya.
a) Nation (Bangsa)
a. Menurut Ernest Renant, bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kehendak

bersatu sehingga mereka merasa dirinya adalah satu.
b. Sedangkan Hans Kohn berpendapat bahwa bangsa merupakan buah hasil tenaga hidup
dalam sejarah dan karena itu selalu bergelombang dan tak pernah membeku.
c. Menurut Jalobsen dan Lipman, bangsa adalah kesatuan budaya dan kesatuan politik.
Unsur-unsur pembentuk bangsa: sekelompok manusia yang ingin bersatu mencapai
tujuan dan cita-cita, berada dalam suatu wilayah tertentu, memiliki pemerintahan,
senasib dan sepenanggungan, terdapat kesamaan seperti karakter, identitas, budaya,
bahasa, dan lain-lain sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lainnya.
b)
State (Negara)
Definisi mengenai negara, antara lain adalah :
a. Roger H. Soltau, “Negara adalah alat yang mengatur atau mengendalikan persoalanpersoalan bersama, atas masyarakat.
b. Max Weber, “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
c. Robert M. Maciver, “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan .
d. Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, negara dapat diartikan sebagai suatu wilayah

dengan yang di dalamnya terdapat rakyat dan hukum atau pemerintahan sebagai kekuasaan
yang sah.
c)

Nation State (Negara-Bangsa)
Sebuah negara bangsa adalah negara dengan bangsa yang pada prinsipnya adalah tipe

masyarakat yang sama, terorganisir oleh latar belakang suku atau budaya yang sama di suatu

3

wilayah. Di sebuah negara bangsa, biasanya setiap orang akan berbicara dengan bahasa yang
sama, menganut agama atau aliran agama yang sama, dan memiliki nilai budaya nasional.
d) Government (Pemerintah)
Government bisa diartikan sebagai pemerintah, yaitu organisasi yang memiliki
kewenangan untuk membuat dan menerapkan hukum dan undang-undang. Pemerintah disini
misalnya raja, presiden, walikota, bupati, dan sebagainya.
e)

Governance (Pemerintahan)

Pemerintahan secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan

dan proses dimana suatu keputusan diterapkan atau tidak diterapkan .
Macam-macam pemerintahan, antara lain:
- Aristrokrasi, adalah suatu pemerintahan yang dipimpin dan dipegang oleh sejumlah
kecil para cendikiawan yang memerintah berdasarkan keadilan.
- Otokrasi, berarti pemerintahan yang berada di tangan satu orang.
- Demokrasi, adalah suatu pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.
- Monarki, adalah pemerintahan yang dijalankan oleh satu orang, yang berkuasa,
berbakat, dan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul daripada warga negara yang
lain, sehingga mendapatkan kepercayaan untuk memerintah dan pemerintahannya
ditujukan untuk kepentingan rakyat, biasanya merupakan kerajaan.
- Oligarki, adalah pemerintahan yang dipegang oleh segolongan kecil yang memerintah
demi kepentingan golongannya itu sendiri.
- Teokrasi, adalah pemerintahan yang ditinjau dari segi ketuhanan atau segi agama.
D. Elemen-elemen Penting Pembentuk Negara
Suatu negara dapat dikatakan sebagai sebuah negara apabila memiliki elemen-elemen
penting terciptanya negara yaitu wilayah, rakyat dan pemerintahan. Disamping itu juga perlu
adanya pengakuan dari negara lain, kedaulatan dan legitimasi (keabsahan).
Penjelasannya sebagai berikut:

1. Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Di wilayah negara itulah rakyat akan
menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Rakyat
Rakyat merupakan kumpulan orang-orang yang tinggal di wilayah negara tertentu dan
dipersatukan oleh suatu perasaan dan tujuan. Rakyat berfungsi sebagai sumber daya manusia
untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Legitimasi

4

Pengakuan dan penerimaan masyarakat kepada pemimpin untuk memerintah, membuat
dan melaksanakan keputusan politik. Cara mendapat legitimasi:
 Simbolis, yaitu memanipulasi kecenderungan moral, emosional, tradisi, kepercayaan
dilakukan secara ritualistik seperti upacara kenegaraan, parade tentara atau pemberian
penghargaan.
 materiil/instumental yaitu menjanjikan dan memberikan kebutuhan dasar masyarakat
seperti sembako, pendidikan, kesehatan dll.
 pemilu untuk memilih orang atau referendum untuk menentukan kebijakan umum.

4. Pemerintahan yang Berdaulat
Kedaulatan merupakan kualitas dari keunggulan dan kewenangan independen yang
dimiliki sebuah wilayah hukum. Dimana kedaulatan ini berfungsi dalam membuat peraturan
dan hukum. Pemerintahan pada umumnya terdiri atas susunan penyelenggara negara seperti
lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk
menyelenggarakan kegiatan pemerintahan yang berdaulat.
5. Pengakuan dari negara lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik
secara de facto (nyata) maupun secara de jure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu
wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan
disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.
E. Perbedaan Macam-macam Demokrasi
1. Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang melindungi secara perundangundangan hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dalam demokrasi liberal, keputusankeputusan mayoritas diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan pemerintah
agar keputusan pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti
tercantum dalam Undang-undang. Demokrasi liberal dipakai oleh negara yang menganut
sistem presidensial (Amerika Serikat), sistem parlementer (Britania Raya) dan sistem
semipresidensial (Perancis).
2. Demokrasi Transisi
Transisi demokrasi merupakan proses politik yang melibatkan berbagai kelompok

yang berjuang untuk memperoleh kekuasaan dan untuk mendukung atau menentang
demokrasi serta tujuan-tujuan lainnya.
Tiga macam interaksi utama yang sangat menentukan dalam proses demokratisasi:
 Interaksi antara pemerintah dengan kelompok oposisi.

5



Interaksi antara kelompok pembaharu dan kelompok konservatif dalam pemerintah



koalisi.
Interaksi antara kelompok moderat dan kelompok ekstrimis di dalam kelompok oposisi.
3. Facade Demokrasi
Facade demokrasi merupakan demokrasi yang munafik dimana dari luarnya memang

demokrasi, tetapi sama sekali tidak memiliki substansi demokrasi. Pemilu diadakan supaya
dilihat oleh orang dunia namun hasilnya adalah demokrasi dengan intensitas rendah yang

dalam banyak hal tidak jauh dari sekadar polesan pernis demokrasi yang melapisi struktur
politik.
4. Dictatorship
Dictatorship merupakan suatu bentuk pemerintahan otokratis yaitu suatu bentuk
pemerintahan yang bersifat mutlak yang tidak dibatasi oleh hukum, konstitusi, atau faktorfaktor sosial dan politis lainnya di dalam negara.
5. Totalitarian
Totalitarian adalah bentuk pemerintahan dari suatu negara yang bukan hanya selalu
berusaha menguasai segala aspek ekonomi dan politik masyarakat, tetapi juga selalu berusaha
menentukan nilai-nilai dari prilaku, kepercayaan dan paham dari masyarakat. Di dalam sistem
totalitarian, anggota masyarakat, khususnya mereka yang bekerja di lembaga-lembaga
pemerintah, diwajibkan melaksanakan berbagai tugas untuk membantu penguasa membangun
negara ke arah bentuk ideal. Contoh sistem pemerintahan yang paling sering disebut sebagai
pemerintah totalitarian adalah bekas pemerintah Uni Soviet di bawah Stalin, Jerman di masa
Nazi dan Republik Rakyat Tiongkok di masa Mao.
III. Simpulan
Dari apa yang telah dibahas diatas, maka dapat dilihat keterkaitan antar konsep. Salah
satunya yaitu kewenangan. Didalam kewenangan terdapat kekuasaan, namun kekuasaan ini
bersifat legal atau formal. Berbeda dengan kekuasaan yang bukan merupakan kewenangan
dan tidak memiliki keabsahan. Sedangkan yang memiliki wewenang itu adalah pemerintah,
sehingga pemerintah berwenang mengatur kehidupan rakyatnya, dan wewenang itu bersifat
paksaan, seluruh bangsa yang berada dalam satu sistem pemerintahan yang sama harus
mematuhi segala ketentuan yang berlaku tanpa terkecuali. Namun wewenang harus sesuai
dengan nilai-nilai dan norma masyarakat atau sesuai dengan sistem pemerintahan yang
berlaku. Didalam sistem pemerintahan yang menganut demokrasi terdapat undang-undang
dan masyarakat demokrasi harus mematuhi undang-undang.

6

IV. Referensi
Buku
Varma. 2007. Teori Politik Modern. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Budiarjo, Miriam. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wibowo, Eddi. 2005. Ilmu Politik Kontemporer. Yayasan Pembaruan Administrasi Publik
Indonesia. Yogyakarta.
Internet
http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/definisi-ilmu-politik-sebelum.html
(Diakses pada tanggal 30 September 2011 pukul 14:00 WIB)
http://manshurzikri.wordpress.com/2009/11/27/konsep-konsep-politik/
(Diakses pada tanggal 01 Nopember 2011 pukul 15:00 WIB)
http://theorybox.net/2010/03/4-elements-of-state/
(Diakses pada tanggal 02 Nopember 2011 pukul 14:00 WIB)
http://www.pengantarilmupolitik.blogspot.com/
(Diakses pada tanggal 02 Nopember 2011 pukul 14:00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_liberal
(Diakses pada tanggal 02 Nopember 2011 pukul 14:00 WIB)
http://azizfahri.blogspot.com/2011/04/pengertian-mengenai-transisidemokrasi.html#!/2011/04/pengertian-mengenai-transisi-demokrasi.html
(Diakses pada tanggal 02 Nopember 2011 pukul 14:00 WIB)
http://revolsirait.com/pengertian-demokrasi
(Diakses pada tanggal 02 Nopember 2011 pukul 14:00 WIB)
http://en.wikipedia.org/wiki/Dictatorship
(Diakses pada tanggal 02 Nopember 2011 pukul 14:00 WIB)

7