Pembiayaan Mikro Di Warung Mikro Bank Sy (1)

Pembiayaan Mikro Di Warung Mikro Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya

Asep Saeful Falah

Latar Belakang Penelitian
Sistem Perbankan di Indonesia diatur

pihak lain untuk penyimpanan dana dan

dalam UU No.7 Tahun 1992 (diubah

atau pembiayaan kegiatan usaha, atau

dengan UU No.10 Tahun 1998) tentang

kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai

Perbankan bahwa perbankan di Indonesia

dengan


terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu bank umum

usahanya bank syariah menggunakan pola

dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis

bagi hasil yang merupakan landasan utama

bank

kegiatan

daleam segala operasinya, baik dalam

konvensional atau syariah. Hal ini berarti

produk pendanaan, pembiayaan maupun

bahwa


sistem

dalam produk lainnya. Produk-produk bank

perbankan ganda (dual banking system),

syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak

yaitu bank konvensional dan bank syariah.

sama dengan produk bank konvensional

Selanjutnya terbitlah UU No. 21 Tahun

karena adanya pelarangan riba, gharar ,

2008 tentang perbankan syariah, yang

dan maysir . Oleh karena itu, produk-produk


mengatur secara khusus perbankan syariah

pendanaan

dalam suatu undang-undang tersendiri.

syariah harus menghindari unsur-unsur

Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh

yang dilarang tersebut.

tersebut

melaksanakan

Indonesia

menganut


pesat di Indonesia dalam bentuk bank

Syariah.

Dalam

menjalankan

dan pembiayaan pada bank

Sebagaimana

dalam

Al

Quran

umum syariah ,unit usaha syariah (bank


dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 275

konvensional

:

yang

membuka

cabang

syariah), dan office channeling (gerai
syariah di kantor bank konvensional).
Bank syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan


“…..Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan

riba,

padahal

Alloh

telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba…….”

Dalam hadits di riwayatkan :

Mikro Bank Syariah Mandiri cabang

“Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa


Tasikmalaya. Selain itu, banyak bank lain

Rasulullah saw bersabda, Tiga hal yang

yang ikut juga meramaikan pasar mikro

didalamnya terdapat keberkahan : jual beli

sebagai segmen yang menguntungkan

secara

sehingga hal ini bank lain menjadi pesaing

tangguh,

muqarradah

(mudharabah), dan mencampur gandum


bagi

Bank

Syariah

Mandiri

dengan tepung untuk keperluan rumah

Tasikmalaya

bukan untuk dijual”. (H.R. Ibnu Majah)

pembiayaan warung mikro dalam rangka

dalam

cabang


penyaluran

meningkatkan pendapatan bank.
Kegiatan operasional bank syariah

Berdasarkan

dari

latar

belakang

pada dasarnya memiliki peran yang sama

penelitian tersebut diatas, maka penulis

dengan


tertarik untuk melakukan penelitian dengan

kegiatan

operasional

bank

konvensional, dimana sebagai penghimpun

mengambil

judul

”Tinjauan

tentang

dana dari surplus unit dalam bentuk


Pembiayaan Mikro di Warung Mikro Bank

tabungan dan menyalurkan dana kepada

Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya”.

defisit unit dalam bentuk pembiayaan.
Selanjutnya masalah yang dihadapi

Rumusan Masalah

oleh Warung Mikro Bank Syariah Mandiri
adalah ketika adanya ketidaksesuaian yaitu

Berdasarkan

uraian

pada

latar

antara syarat – syarat pembiayaan dengan

belakang penelitian tersebut, maka penulis

kesanggupan

dapat merumuskan masalahnya sebagai

proses/prosedur

nasabah
pencairan

dalam
pembiayaan

kepada usaha mikro, namun bank tetap

berikut:
1. Bagaimana

prosedur

melakukan pembiayaan tersebut dengan

pembiayaan

harapan dapat dijadikan pendapatan bank

Warung Mikro PT. Bank Syariah

yang

Mandiri Cabang Tasikmalaya?

dapat

diandalkan.

Selanjutnya

yang

pemberian

diterapkan

di

pembiayaan warung mikro ini merupakan

2. Jenis-jenis pembiayaan apa saja yang

fasilitas yang baru dimana masyarakat

dikelola oleh Warung Mikro PT. Bank

belum

Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya?

mengetahui

jenis-jenis

produk

pembiayaan yang di kelola oleh Warung

3. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan
oleh Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya dalam
rangka

meningkatkan

pendapatan

melalui

penyaluran

pembiayaan

Warung Mikro?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian
pembiayaan yang diterapkan di Warung
Mikro PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya.

Rumusan Masalah

2. Untuk

Berdasarkan uraian pada latar
belakang penelitian tersebut, maka penulis
dapat merumuskan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana

prosedur

pembiayaan

yang

pemberian

diterapkan

di

Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya?
2. Jenis-jenis pembiayaan apa saja yang

mengetahui

Jenis-jenis

pembiayaan yang dikelola oleh Warung
Mikro PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui usaha – usaha yang
dilakukan oleh Warung Mikro PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya
dalam

rangka

pendapatan

meningkatkan

melalui

penyaluran

pembiayaan Warung Mikro.

dikelola oleh Warung Mikro PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya?
3. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan
oleh Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya dalam
rangka

meningkatkan

pendapatan

melalui

penyaluran

pembiayaan

Warung Mikro?

Pendekatan Masalah
Bank syariah pada dasarnya memiliki
peran yang sama dengan bank konvensional
yaitu sebagai lembaga penghimpun dana
kemudian menyalurkannya dalam bentuk
pembiayaan. Dalam UU No. 21 tahun 2008
pasal 1 ayat 2 disebutkan “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
menyalurkannya

kepada

masyarakat

dalam

bentuk pembiayaan

dan/atau

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

4. Transaksi pinjam meminjam dalam
bentuk piutang qardh; dan

taraf hidup rakyat.”. Adapun pengertian

5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam

bank syariah menurut UU No. 21 tahun

bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

2008 adalah :

berdasarkan

“Bank Syariah adalah Bank yang
menjalankan

kegiatan

usahanya

kesepakatan

persetujuan
antara

Bank

atau
Syariah

dan/atau UUS dan pihak lain yang

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut

mewajibkan

pihak

yang

dibiayai

jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah

dan/atau diberi fasilitas dana untuk

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.”

mengembalikan dana tersebut setelah

merupakan

jangka waktu tertentu dengan imbalan

lembaga perantara (intermediary) yaitu

ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.”

lembaga yang mempunyai tugas pokok

(UU No.21 Tahun 2008)

Secara

umum

bank

untuk menghimpun dana masyarakat dan

Berdasarkan

hal

tersebut,

dapat

menyalurkan kembali dana tersebut kepada

disimpulkan bahwa dalam pembiayaan

masyarakat.

terdapat prosedur dan proses yang harus

Dalam prakteknya Bank Syariah

ditempuh, baik oleh pihak bank maupun

memberikan beberapa produk pembiayaan

nasabah, sehingga dalam pelaksanaannya

atau penyaluran dana kepada masyarakat.

harus menerapkan sistem dan prosedur

Adapun pengertian

yang baik dan benar agar tidak terjadi

dari “Pembiayaan

adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:

Secara umum prosedur diartikan

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah;

2. Transaksi

sewa-menyewa

kesalahan.

sebagai suatu langkah ataupun tahap yang
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan/

dalam

pedoman /petunjuk yang ditetapkan untuk

bentuk ijarah atau sewa beli dalam

diberlakukan dalam suatu organisasi dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

upaya mengarahkan peksanaan kegiatannya

3. Transaksi jual beli dalam bentuk
piutang
istishna’;

murabahah,

salam,

dan

agar sesuai dengan tujuan organisasi.
Pengertian prosedur adalah suatu
urutan-urutan

pekerjaan

klerikal

yang

biasanya melibatkan beberapa orang dalam

telah

satu bagian atau lebih, disusun untuk

pemberian pembiayaan

menjamin adanya perlakuan yang seragam

memastikan kelayakan suatu pembiayaan ,

terhadap transaksi-transaksi perusahaan

diterima atau ditolak.

yang sering terjadi.
Prosedur

disepakati.

Tujuan

prosedur

adalah untuk

Secara umum ada beberapa tahap

pemberian

pembiayaan

yang

harus

dilalui

dalam

prosedur

dapat juga diartikan sebagai keseluruhan

pemberian pembiayaan oleh bank. Tahap-

ketentuan, syarat atau petunjuk tindakan-

tahap itu adalah sebagai berikut:

tindakan yang harus dilakukan oleh bank

1.

saja

sejak

diajukan

Tahap permohonan pembiayaan

permohonan

Yaitu tahap dimana Bank menerima

pembiayaan oleh nasabah sampai dengan

permohonan yang diajukan oleh calon

lunasnya

nasabah debitur beserta dengan projek

pembiayaan

tersebut,

atau

merupakan langkah-langkah yang harus
ditangani

oleh

bank

agar

pemberian

pembiayaan bank tergolong sehat, yang

proposalnya (bila ada).
2. Tahap

penilaian

/

analisis

pembiayaan

mana tahap pemberian pembiayaan terdiri

Yaitu tahap dimana pihak bank

dari tahap persiapan, tahap penilaian, tahap

melakukan analisa terhadap permohonan

keputusan pemberian pembiayaan, tahap

pembiayaan

pelaksanaan, tahap penatausahaan, tahap

debitur tersebut.

pembinaan

serta

tahap

penyelesaian

pembiayaan .

yang diajukan oleh calon

Penilaian

pembiayaan

melalui

analisis prinsip 5C, yaitu :

Tujuan utama dari prosedur adalah

a. Character ,

adalah

penilaian

untuk mempermudah bank dalam menilai

watak/karakter calon debitur yang akan

kelayakan suatu permohonan pembiayaan

diteliti apakah layak untuk menerima

sehingga mencegah terjadinya pembiayaan

pinjaman.

bermasalah. Selanjutnya suatu prosedur

b. Capacity, adalah penilaian kemampuan

dapat dipergunakan sebagai sumber acuan

calon

bagi

perusahaan dengan baik dan benar.

setiap

pelaku

perusahaan

agar

kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan sesuai dengan ketetapan yang

debitur

dalam

memimpin

c. Capital, adalah penilaian modal dari

f.

Profitability,

calon debitur yang akan diteliti dari

menganalisis bagaimana kemampuan

segi besar dan struktur modalnya.

nasabah mendapatkan laba.

d. Collateral, adalah penilaian agunan

g.

Protection, adalah

yang diberikan debitur kepada bank

usaha

dengan memiliki syarat yuridis dan

perlindungan.

ekonomis.

dan

jaminan

economics,

5C dan 7P diatas, pihak perbankan juga

penilaian kondisi perekonomian pada

akan mempertimbangkan beberapa aspek

umumnya.

yang mempengaruhi dalam pemberian
penilaian

pembiayaan

pembiayaan diantaranya adalah:

melalui analisis prinsip 7P, yaitu :

a. Aspek hukum

a.

Personality, adalah sifat dan perilaku

b. Aspek pemasaran

yang dimiliki calon debitur yang

c. Aspek keuangan

mengajukan permohonan pinjaman

d. Aspek teknis

bersangkutan.

e. Aspek manajemen

Purpose,

adalah

tujuan

dan

pengggunaan pembiayaan oleh calon
debitur,

apakah

utuk

f. Aspek sosial ekonomi
g. Aspek amdal

kegiatan

3. Tahap pemutusan

konsumtif atau sebagai modal kerja.

d.

Yaitu tahap dimana dilaksanakan

Prospect, adalah prospek perusahaan

pemberian keputusan terhadap hasil analisis

di

pembiayaan, apakah disetujui atau ditolak.

masa

datang,

apakah

akan

menguntungkan atau merugikan.

Biasanya keputusan pembiayaan dilakukan

Payment,

adalah

oleh direktur atau pejabat tertentu yang

bagaimana

pembayaran

mengetahui
kembali

pinjaman yang diberikan.
e.

mendapatkan

adalah

of

Adapun

c.

bertujuan agar

Selain dengan menggunakan prinsip

e. Condition

b.

untuk

adalah

Party, adalah

nasabah

ke

telah diberi wewenang.
4.

Tahap pengikatan jaminan

mengklasifikasikan

Yaitu



pengikatan

dalam

klasifikasi

tahap

dimana

terhadap

dilakukan

jaminan

yang

klasifikasi tertentu berdasarkan modal,

diserahkan oleh calon nasabah debitur

karakter, dan loyalitasnya.

kepada pihak bank.

5.

1. Teknik Pengumpulan Data

Tahap realisasi
Yaitu

tahap

dimana

Data

bank

yang

digunakan

dalam

memberikan prestasi kepada debitur berupa

penelitian ini adalah data primer dan data

pinjaman.

sekunder. Data primer adalah data yang

Prosedur pemberian pembiayaan

diperoleh secara langsung dari subjek dan

dan penilaian pembiayaan /pembiayaan

objek penelitian. Data primer diperoleh

oleh dunia perbankan secara umum antar

melalui :

bank yang satu dengan yang lain tidak jauh

a.

Observasi, yaitu teknik pengumpulan

berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin

data dengan cara mengamati secara

hanya terletak dari bagaimana tujuan bank

langsung terhadap subjek dan objek

tersebut

penelitian.

serta

ditetapkannya

persyaratan
dengan

yang

pertimbangan

masing-masing.

b.

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan Tanya
jawab.

Metodologi Penelitian

Data sekunder adalah data yang

Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode diskriptif adalah suatu metode
dalam

meneliti

status

sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang (Moh.
Nazir, 2005; 54). Tujuan dari penelitian
deskriftif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.

dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini dapat
diperoleh dari :
a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan
data dan informasi yang diperoleh dari
catatan intern perusahaan dengan cara
membaca,

mempelajari

dan

menganalisis data yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan
data yang diperoleh dari literaturliteratur

dan

buku



buku

berhubungan dengan penelitian.

yang

5. PMM yang menanganinya.

2. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah

6. Dilakukan proses BI Checking
7. Setelah

analisis kualitatif deskriptif.

mendapatkan

informasi

mengenai BI checking.
Prosedur Pemberian Pembiayaan yang
diterapkan di Warung Mikro BSM

8. Jika kolektibiltas si calon nasabah baik,
maka tahap selanjutnya yaitu di Survey
keadaan nyata si calon nasabah oleh

Cabang Tasikmalaya .

Pihak Warung Mikro dari mulai KWM,
Berdasarkan hasil penelitian, yang
telah

dilaksanakan

bahwa

prosedur

AMM, dan PMM.
9. Setelah di survey, maka pihak Warung

permohonan Pembiayaan yang diterapkan

Mikro

di

Cabang

menanganinya membuat Nota Analisa

Tasikmalaya ada 2 cara, cara yang pertama

Pembiayaan (NAP) dan berkas lain

adalah sebagai berikut:

yang menunjang dalam proses survey.

Warung

Mikro

BSM

1. Calon Nasabah datang ke Warung
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
untuk

mengajukan

permohonan

2. Oleh petugas PMM diberi penjelasan
yang

harus

dilengkapi

pengisian formulir.

PMM

yang

10. NAP tersebut di serahkan kepada
Komite Pembiayaan.
11. Didalam Komite Pembiayaan adanya
pengambilan

pembiayaan.

apa-apa

khususnya

keputusan

baik

itu

disetujui ataupun ditolak pembiayaan
tersebut.
12. Apabila disetujui, maka berkas NAP di

3. Calon nasabah langsung memberikan

serahkan kembali ke PMM untuk

kelengkapan data, mulai dari fotocopi

memberitahu kepada calon nasabah

KTP, Kartu keluarga, Jaminan dan lain

bahwa pengajuan pembiayaannya d

– lain yang bersifat memberikan

ACC dan dilakukan proses Akad.

informasi identitas data nasabah.
4. Berkas dikumpulkan dan di input oleh

13. Setelah Akad selesai maka dilakukan
proses pencairan.

Alur yang dapat di ilustrasikan adalah sebagai berikut :
Calon nasabah dating ke
warung
mikro
BSM
Cabang Tasikmaaya untuk
mengajukan permohonan
pembiayaan

Calon
nasabah
langsung
memberikan
kelengkapan
data
yang
bersifat
memberikan
informasi
identitas data nassabah

Oleh petugas PMM diberi
penjelasan apa-apa yang
harus dilengkapi dalam
pengisian formulir

Setelah di survey, maka PMM
yang
menanganinya
membuat
Not
Analisa
Pembiayaan
(NAP)
dan
berkas lain yang menunjang
dalam proses survey

NAP tersbut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan

Pengambilan keputusan baik
itu di setujui ataupun ditolak
pembiayaan tersbut

Jika kolektibilitas si calon
nasabah baik, maka tahap
selanjutnya yaitu di survey
keadaan nyata si calon
nasabah

Berkas dikumpulkan
diinput oleh PMM
menanganinya

dan
yang

Dilakukan proses BI
Checking

Setelah akad selesai maka
dilakukan proses pencairan

Apabila disetujui, maka berkas
NAP di serahkan kembali ke
PMM untuk memberitahu
kepada calon nasabah bahwa
pengajuan pembiayaannya di
ACC dan dilakukan proses
akad

Gambar 3.6
Flowchart pengajuan pembiayaan cara pertama
sedikit

3. Calon nasabah langsung memberikan

perbedaannya dengan cara pertama,

kelengkapan data, mulai dari fotocopi

yaitu hanya berbeda di awal saat

KTP, Kartu keluarga, Jaminan dan lain

pengajuan. Jika dirinci yakni sebagai

– lain

berikut :

informasi identitas data nasabah.

Cara

yang

Kedua

1. Pelaksana Marketing Mikro (PMM)
mencari calon nasabah yang akan di
prospek untuk pengajuan pembiayaan

4. Berkas dikumpulkan dan dan dibawa ke
kantor wamik untuk di input oleh PMM
yang menanganinya.
5. Dilakukan proses BI Checking

mikro.
2. Setelah mendapatkan calon nasabah,
oleh petugas PMM diberi penjelasan
apa – apa

yang bersifat memberikan

yang harus dilengkapi

pengisian formulir.

6. Setelah

mendapatkan

informasi

mengenai BI checking.
7. Jika kolektibiltas si calon nasabah baik,
maka tahap selanjutnya yaitu di Survey
keadaan nyata si calon nasabah oleh

Pihak Warung Mikro dari mulai KWM,

disetujui ataupun ditolak pembiayaan

AMM, dan PMM.

tersebut.

8. Setelah di survey, maka pihak Warung
Mikro

khususnya

PMM

11. Apabila disetujui, maka berkas NAP di

yang

serahkan kembali ke PMM untuk

menanganinya membuat Nota Analisa

memberitahu kepada calon nasabah

Pembiayaan (NAP) dan berkas lain

bahwa pengajuan pembiayaannya d

yang menunjang dalam proses survey

ACC dan dilakukan proses Akad.

9. NAP dan berkas tersebut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan.

12. Setelah Akad selesai maka dilakukan
proses pencairan.

10. Didalam Komite Pembiayaan adanya
pengambilan

keputusan

baik

itu

Alur yang dapat di ilustrasikan adalah sebagai berikut :
Pelaksana
Marketing
Mikro mencari calon
nasabah yang akan di
prospek untuk pengajuan
pembiayaan mikro

NAP tersbut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan

Pengambilan keputusan baik
itu di setujui ataupun ditolak
pembiayaan tersbut

Calon
nasabah
langsung
memberikan
kelengkapan
data
yang
bersifat
memberikan
informasi
identitas data nasabah

Setelah mendapatkan calon
nasabah, oleh petugas PMM
diberi penjelasan apa-apa
yang
harus
dilengkapi
pengisian formulir

Setelah di survey, maka PMM
yang
menanganinya
membuat
Not
Analisa
Pembiayaan
(NAP)
dan
berkas lain yang menunjang
dalam proses survey

Berkas dikumpulkan
diinput oleh PMM
menanganinya

Jika kolektibilitas si calon
nasabah baik, maka tahap
selanjutnya yaitu di survey
keadaan nyata si calon
nasabah

Apabila disetujui, maka berkas NAP di serahkan kembali ke
PMM untuk memberitahu kepada calon nasabah bahwa
pengajuan pembiayaannya di ACC dan dilakukan proses akad

dan
yang

Dilakukan proses BI
Checking

Setelah akad selesai maka
dilakukan proses pencairan

Gambar 3.7
Flowchart pengajuan pembiayaan cara kedua

Dari proses permohonan
diatas dari mulai input sampai

aspek

dalam proses survey di warung
mikro disini adalah dari segi
pendapatan dan segi agunan.
Dalam analisa pendapatan

usulan

pembiayaan.

dengan output terlihat adanya
proses survey. Yang di analisa

jaminan,

Selain dari NAP Mikro,
berkas hasil survey juga dilampiri
dengan berita acara hasil trade
checking/cek lingkungan, laporan
hasil kunjungan dan berita acara
wawancara

nasabah,

laporan

ada 5 bukti analisa pendapatan

penilaian untuk jaminan tanah

yang

dan bangunan, keputusan komite

harus

dianalisa

pihak

pembiayaan,usulan pembiayaan

warung mikro,yaitu :

unit kerja, dan lain sebagainya.

1. Nota / bon
2. Rekening Koran
3. Faktur pajak

Jenis-jenis

4. Cek lingkungan

di

yang

dikelola oleh Warung Mikro

5. Stok bahan baku
Setelah

Pembiayaan

BSM Cabang Tasikmalaya
survey
Pembiayaan

sedemikian rupa, maka hasil

di

warung

survey tersebut dituangkan dalam

mikro ini ada yang bersifat

bentuk

disebut

penggunaan modal kerja dan ada

dengan Nota Analisa Pembiayaan

juga yang bersifat konsumtif,

Mikro/NAP Mikro. Yang isinya

tergantung kasus.

catatan

yang

terdapat permasalahan nasabah,
info nasabah, analisa karakter dan

Pembiayaannya terdiri dari
:

kapasitas usaha, analisa aspek
keuangan, aspek DSR, analisa

1. Pembiayaan Usaha Mikro
Tunas (PUM-Tunas)

Pembiayaan usaha mikro

b.

bulan.

dari Bank kepada perorangan
atau badan usaha dengan pafon
pembiayaan keseluruhan minimal
Rp.2.000.000,-

dan

maksimal

Limit pembiayaan: minimal
Rp2.000.000,- (dua juta
rupiah) sampai dengan
Rp10.000.000,- (sepuluh juta

c.

Biaya administrasi sesuai
ketentuan BSM.

3. Biaya Usaha Mikro Utama

Pembiayaan usaha mikro
dari Bank kepada perorangan
atau badan usaha dengan plafon
pembiayaan

keseluruhan

maksimum Rp.100.000.000,-

rupiah).
b.

c.

(PUM-Utama)

Rp.10.000.000,a.

Jangka waktu: maksimal 36

Jangka waktu: maksimal 36

a. Limit pembiayaan: di atas

bulan.

Rp50.000.000,- (lima puluh

Biaya administrasi sesuai

juta rupiah) sampai dengan

ketentuan BSM.

Rp100.000.000,- (seratus juta

2. Pembiayaan Usaha Mikro
Madya (PUM-Madya)
Pembiayaan usaha mikro
dari Bank kepada perorangan

rupiah).
b. Jangka waktu: maksimal 48
bulan.
c. Biaya administrasi sesuai

atau badan usaha dengan pafon

ketentuan BSM.

pembiayaan

Ketiga pembiayaan diatas

keseluruhan

maksimum Rp.50.000.000,a.

Limit pembiayaan: di atas
Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).

adalah pembiayaan yang
dimiliki oleh warung mikro
yang berdasarkan limit
plafond nasabah.
Akad yang di digunakan
dalam ketiga pembiayaan diatas
adalah bisa menggunakan akad

murabahah

atau

menggunakan

bisa

akad

juga
ijarah,

2. Perorangan Golbertap
a.

tergantung kasus yang dihadapi.
Selain

dari

wakalah

yang

dengan masa dinas
minimal 1 (satu) tahun.

akad

murabahah dan ijarah, ada akad

Status pegawai tetap

b.

Usia minimal 21 tahun
pada saat pengajuan dan

merupakan

maksimal 55 tahun pada

turunan dari salah satu akad

saat jatuh tempo fasilitas

diatas.

pembiyaan.
Persyaratan:

c.

dan peruntukan

1. Wiraswasta/Profesi/non

pembiayaan yang

golbertap:
a.

b.

Usaha telah berjalan

jelas,tercatat,

minimal 2 tahun.

terdokumentasi.

Usia minimal 21 tahun atau

d.

Hasil BI checking tidak

sudah menikah dan

termasuk dalam kategori

maksimal 55 tahun saat

pembiayaan non lancar.

pembiayaan lunas.
c.

Surat keterangan/ijin usaha.

d.

Rumah tempat tinggal milik
sendiri atau milik keluarga.

e.

Memiliki rencana usaha

3. Badan usaha
a.

minimal 2 tahun.
b.

Surat keterangan/ijin
usaha.

Memiliki rencana usaha dan
peruntukan pembiayaan

Usaha telah berjalan

c.

Akte pendirian/perubahan
perusahaan.

yang jelas, tercatat dan tes
dokumentasi.
f.

Hasil BI Checking tidak

Usaha – usaha yang dilakukan

termasuk dalam kategori

oleh

pembiayaan non lancar

Cabang

Warung

Mikro

Tasikmalaya

BSM
dalam

rangka

meningkatkan

pendapatan melalui penyaluran
pembiayaan

melakukan

hal–hal

sebagai

berikut :
1. Melakukan kegiatan promosi

Untuk

dapat

mengembangkan

dan

meningkatkan

kegiatan

Kegiatan

promosi

dilakukan
Mikro

oleh

yang
Warung

BSM

Cabang

operasional usahanya, Warung

Tasikmalaya

Mikro BSM Cabang Tasikmalaya

dengan cara sebagai berikut:

menerapkan

manajemen

pemasaran bank diantaranya:
1. PMM

dengan

aktif,

a. Memasang spanduk.
b. Memasang iklan di media

melakukan

pemasaran pembiayaan secara
pro

antara

dilakukan

lain

melakukan penawaran melalui

massa.
c. Penyebaran brosur
2. Meningkatkan

kualitas

pelayanan terhadap nasabah

surat/telepon,melakukan

Salah

satu

kunci

kunjungan ke nasabah (on the

kesuksesan

spot)

adalah bagaimana bank tersebut

2. Cabang, dengan mencari calon
nasabah
maupun

baik

yang

yang

baru

costumer

dapat

manajemen

melayani

bank

nasabahnya

dengan baik, sehingga nasabah
tersebut

tertarik

untuk

segmen micro banking untuk

menggunakan

kemudian

fasilitas yang ditawarkan oleh

refferal

memberikan
Warung

Mikro

terdekat

dan

menikmati

Warung Mikro BSM Cabang
Tasikmalaya

,

baik

fasilitas

Selain hal diatas Warung

penyaluran dana dalam bentuk

Mikro BSM Cabang Tasikmalaya

Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
(PUM-Tunas),

Pembiayaan

Usaha Mikro Madya (PUM-

maka nasabah tersebut akan

Madya), Biaya Usaha Mikro

semakin loyal.

Utama (PUM-Utama).
Salah

satu

cara

untuk

Kesimpulan

memenangkan persaingan dan
meraih

pangsa

pasar

dapat

dilakukan melalui peningkatan

Berdasarkan hasil penelitian
penulis dapat ditarik kesimpulan

kualitas jasa pelayanan yang
diberikan oleh Warung Mikro
BSM

Cabang

Tasikmalaya

kepada

nasabahnya,

kualitas

pelayanan

karena

digunakan

sebagai salah satu alat untuk
mencapai keunggulan kompetitif,
sehingga

dapat

menciptakan

kepuasan nasabahnya.
Dengan

sebagai berikut:
1. Prosedur pembiayaan yang
diterapkan di Warung Mikro
BSM Cabang Tasikmalaya
ada dua cara, yang pada
dasarnya terdiri dari beberapa
tahapan,

yaitu

permohonan,

tahap
tahap

adanya

pengumpulan berkas, tahap

peningkatan kualitas pelayanan

verifikasi berkas, tahap on the

yang lebih baik, maka diharapkan

spot, tahap analisis, tahap

dapat

keputusan, tahap akad, dan

menimbulkan

dan

menciptakan loyalitas nasabah
terhadap produk dan perusahaan

tahap pencairan.
2. Jenis

pembiayaan

yang

serta memungkinkan untuk dapat

terdapat di Warung Mikro

menarik nasabah baru. Karena

BSM Cabang Tasikmalaya

biasanya kalau nasabah sudah

yaitu

mencapai tingkat kepuasannya,

Mikro Tunas (PUM-Tunas),

Pembiayaan

Pembiayaan

Usaha

Usaha

Mikro

Madya (PUM-Madya), Biaya

2. Disarankan kepada Warung

Usaha Mikro Utama (PUM-

Mikro

Utama).

Tasikmalaya

3. Usaha - usaha yang dilakukan

BSM

menambah

Cabang
supaya

produk

jenis

oleh Warung Mikro PT. Bank

pembiayaan yang ditawarkan

Syariah

supaya lebih bervariasi.

Mandiri

Cabang

Tasikmalaya dalam rangka

3. Disarankan kepada Warung

meningkatkan

pendapatan

Mikro

melalui

penyaluran

Tasikmalaya

BSM

Cabang
supaya

pembiayaan nasabahnya yaitu

meningkatkan promosi dengan

dilakukan melalui kegiatan

cara memasang iklan di media

menerapkan

manajemen

masa. Dengan harapan jumlah

pemasaran bank, promosi, dan

pembiayaan dapat meningkat

meningkatkan

yang

kualitas

pelayanan

terhadap

nasabahnya.

selanjutnya

akan

berdampak pada laba yang
diperoleh.

Saran

4. Memperluas jaringan kantor

Penulis menyarankan hal-hal

pelayanan
dikarenakan

sebagai berikut

Warung

Mikro

masih

relatif

terbatas;
1. Disarankan kepada Warung
Mikro

BSM

Tasikmalaya

Cabang

supaya

DAFTAR PUSTAKA

lebih

diperhatikan dalam pemberian
pembiayaannya
nasabah,

dengan

kepada
harapan

untuk mengurangi terjadinya
pembiayaan bermasalah.

Dendawijaya, lukman, 2005.
Manajemen
Perbankan,
cetakan pertama, Penerbit
PT Ghalia Indonesia, Jakarta.
Furyawardhana, firdaus, 2009.
AKUNTANSI
SYARI’AH

MUDAH
DAN
SEDERHANA, Yogyakarta.
Pendidikan Dan Pelatihan
Perbankan Syari’ah.

Hasibuan

S.P.

Malayu.

2006.Dasar-Dasar
Perbankan.

Jakarta,

PT

Bumi Aksara.
http://www.syariahmandiri.co.id//
diakses tanggal 11 Maret
2012
Karnaen A. Perwaatmadja dan
Hendri
Tanjung,
2007.
BANK SYARIAH (Teori,
Praktek, dan Peranannya ).
Jakarta. Celestial Publishing.
Kasmir, 2008. Pemasaran Bank,
Edisi Revisi, Cetakan Ketiga,
Prenada
Media
Group,
Jakarta

Syafi’i, Muhammad, 2001. Bank
Syariah Dari
teori Ke
Praktik.
Jakarta. Gema
Insani
Undang-undang Nomor 10 tahun
1999 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7
tahun
1992
tentang
Perbankan
Undang-Undang Perbankan No. 21
tahun
2008
tentang
Perbankan Syariah

Zulkifli, Sunarto, 2007. Panduan
Praktis Transaksi Perbankan
Syari’ah, Jakarta. Zikrul Hak

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147