Pembiayaan Mikro Di Warung Mikro Bank Sy (1)
Pembiayaan Mikro Di Warung Mikro Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya
Asep Saeful Falah
Latar Belakang Penelitian
Sistem Perbankan di Indonesia diatur
pihak lain untuk penyimpanan dana dan
dalam UU No.7 Tahun 1992 (diubah
atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
dengan UU No.10 Tahun 1998) tentang
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
Perbankan bahwa perbankan di Indonesia
dengan
terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu bank umum
usahanya bank syariah menggunakan pola
dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis
bagi hasil yang merupakan landasan utama
bank
kegiatan
daleam segala operasinya, baik dalam
konvensional atau syariah. Hal ini berarti
produk pendanaan, pembiayaan maupun
bahwa
sistem
dalam produk lainnya. Produk-produk bank
perbankan ganda (dual banking system),
syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak
yaitu bank konvensional dan bank syariah.
sama dengan produk bank konvensional
Selanjutnya terbitlah UU No. 21 Tahun
karena adanya pelarangan riba, gharar ,
2008 tentang perbankan syariah, yang
dan maysir . Oleh karena itu, produk-produk
mengatur secara khusus perbankan syariah
pendanaan
dalam suatu undang-undang tersendiri.
syariah harus menghindari unsur-unsur
Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh
yang dilarang tersebut.
tersebut
melaksanakan
Indonesia
menganut
pesat di Indonesia dalam bentuk bank
Syariah.
Dalam
menjalankan
dan pembiayaan pada bank
Sebagaimana
dalam
Al
Quran
umum syariah ,unit usaha syariah (bank
dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 275
konvensional
:
yang
membuka
cabang
syariah), dan office channeling (gerai
syariah di kantor bank konvensional).
Bank syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan
“…..Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan
riba,
padahal
Alloh
telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba…….”
Dalam hadits di riwayatkan :
Mikro Bank Syariah Mandiri cabang
“Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa
Tasikmalaya. Selain itu, banyak bank lain
Rasulullah saw bersabda, Tiga hal yang
yang ikut juga meramaikan pasar mikro
didalamnya terdapat keberkahan : jual beli
sebagai segmen yang menguntungkan
secara
sehingga hal ini bank lain menjadi pesaing
tangguh,
muqarradah
(mudharabah), dan mencampur gandum
bagi
Bank
Syariah
Mandiri
dengan tepung untuk keperluan rumah
Tasikmalaya
bukan untuk dijual”. (H.R. Ibnu Majah)
pembiayaan warung mikro dalam rangka
dalam
cabang
penyaluran
meningkatkan pendapatan bank.
Kegiatan operasional bank syariah
Berdasarkan
dari
latar
belakang
pada dasarnya memiliki peran yang sama
penelitian tersebut diatas, maka penulis
dengan
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
kegiatan
operasional
bank
konvensional, dimana sebagai penghimpun
mengambil
judul
”Tinjauan
tentang
dana dari surplus unit dalam bentuk
Pembiayaan Mikro di Warung Mikro Bank
tabungan dan menyalurkan dana kepada
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya”.
defisit unit dalam bentuk pembiayaan.
Selanjutnya masalah yang dihadapi
Rumusan Masalah
oleh Warung Mikro Bank Syariah Mandiri
adalah ketika adanya ketidaksesuaian yaitu
Berdasarkan
uraian
pada
latar
antara syarat – syarat pembiayaan dengan
belakang penelitian tersebut, maka penulis
kesanggupan
dapat merumuskan masalahnya sebagai
proses/prosedur
nasabah
pencairan
dalam
pembiayaan
kepada usaha mikro, namun bank tetap
berikut:
1. Bagaimana
prosedur
melakukan pembiayaan tersebut dengan
pembiayaan
harapan dapat dijadikan pendapatan bank
Warung Mikro PT. Bank Syariah
yang
Mandiri Cabang Tasikmalaya?
dapat
diandalkan.
Selanjutnya
yang
pemberian
diterapkan
di
pembiayaan warung mikro ini merupakan
2. Jenis-jenis pembiayaan apa saja yang
fasilitas yang baru dimana masyarakat
dikelola oleh Warung Mikro PT. Bank
belum
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya?
mengetahui
jenis-jenis
produk
pembiayaan yang di kelola oleh Warung
3. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan
oleh Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya dalam
rangka
meningkatkan
pendapatan
melalui
penyaluran
pembiayaan
Warung Mikro?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian
pembiayaan yang diterapkan di Warung
Mikro PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya.
Rumusan Masalah
2. Untuk
Berdasarkan uraian pada latar
belakang penelitian tersebut, maka penulis
dapat merumuskan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana
prosedur
pembiayaan
yang
pemberian
diterapkan
di
Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya?
2. Jenis-jenis pembiayaan apa saja yang
mengetahui
Jenis-jenis
pembiayaan yang dikelola oleh Warung
Mikro PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui usaha – usaha yang
dilakukan oleh Warung Mikro PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya
dalam
rangka
pendapatan
meningkatkan
melalui
penyaluran
pembiayaan Warung Mikro.
dikelola oleh Warung Mikro PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya?
3. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan
oleh Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya dalam
rangka
meningkatkan
pendapatan
melalui
penyaluran
pembiayaan
Warung Mikro?
Pendekatan Masalah
Bank syariah pada dasarnya memiliki
peran yang sama dengan bank konvensional
yaitu sebagai lembaga penghimpun dana
kemudian menyalurkannya dalam bentuk
pembiayaan. Dalam UU No. 21 tahun 2008
pasal 1 ayat 2 disebutkan “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
menyalurkannya
kepada
masyarakat
dalam
bentuk pembiayaan
dan/atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
4. Transaksi pinjam meminjam dalam
bentuk piutang qardh; dan
taraf hidup rakyat.”. Adapun pengertian
5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam
bank syariah menurut UU No. 21 tahun
bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
2008 adalah :
berdasarkan
“Bank Syariah adalah Bank yang
menjalankan
kegiatan
usahanya
kesepakatan
persetujuan
antara
Bank
atau
Syariah
dan/atau UUS dan pihak lain yang
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
mewajibkan
pihak
yang
dibiayai
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan/atau diberi fasilitas dana untuk
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.”
mengembalikan dana tersebut setelah
merupakan
jangka waktu tertentu dengan imbalan
lembaga perantara (intermediary) yaitu
ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.”
lembaga yang mempunyai tugas pokok
(UU No.21 Tahun 2008)
Secara
umum
bank
untuk menghimpun dana masyarakat dan
Berdasarkan
hal
tersebut,
dapat
menyalurkan kembali dana tersebut kepada
disimpulkan bahwa dalam pembiayaan
masyarakat.
terdapat prosedur dan proses yang harus
Dalam prakteknya Bank Syariah
ditempuh, baik oleh pihak bank maupun
memberikan beberapa produk pembiayaan
nasabah, sehingga dalam pelaksanaannya
atau penyaluran dana kepada masyarakat.
harus menerapkan sistem dan prosedur
Adapun pengertian
yang baik dan benar agar tidak terjadi
dari “Pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:
Secara umum prosedur diartikan
1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah;
2. Transaksi
sewa-menyewa
kesalahan.
sebagai suatu langkah ataupun tahap yang
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan/
dalam
pedoman /petunjuk yang ditetapkan untuk
bentuk ijarah atau sewa beli dalam
diberlakukan dalam suatu organisasi dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
upaya mengarahkan peksanaan kegiatannya
3. Transaksi jual beli dalam bentuk
piutang
istishna’;
murabahah,
salam,
dan
agar sesuai dengan tujuan organisasi.
Pengertian prosedur adalah suatu
urutan-urutan
pekerjaan
klerikal
yang
biasanya melibatkan beberapa orang dalam
telah
satu bagian atau lebih, disusun untuk
pemberian pembiayaan
menjamin adanya perlakuan yang seragam
memastikan kelayakan suatu pembiayaan ,
terhadap transaksi-transaksi perusahaan
diterima atau ditolak.
yang sering terjadi.
Prosedur
disepakati.
Tujuan
prosedur
adalah untuk
Secara umum ada beberapa tahap
pemberian
pembiayaan
yang
harus
dilalui
dalam
prosedur
dapat juga diartikan sebagai keseluruhan
pemberian pembiayaan oleh bank. Tahap-
ketentuan, syarat atau petunjuk tindakan-
tahap itu adalah sebagai berikut:
tindakan yang harus dilakukan oleh bank
1.
saja
sejak
diajukan
Tahap permohonan pembiayaan
permohonan
Yaitu tahap dimana Bank menerima
pembiayaan oleh nasabah sampai dengan
permohonan yang diajukan oleh calon
lunasnya
nasabah debitur beserta dengan projek
pembiayaan
tersebut,
atau
merupakan langkah-langkah yang harus
ditangani
oleh
bank
agar
pemberian
pembiayaan bank tergolong sehat, yang
proposalnya (bila ada).
2. Tahap
penilaian
/
analisis
pembiayaan
mana tahap pemberian pembiayaan terdiri
Yaitu tahap dimana pihak bank
dari tahap persiapan, tahap penilaian, tahap
melakukan analisa terhadap permohonan
keputusan pemberian pembiayaan, tahap
pembiayaan
pelaksanaan, tahap penatausahaan, tahap
debitur tersebut.
pembinaan
serta
tahap
penyelesaian
pembiayaan .
yang diajukan oleh calon
Penilaian
pembiayaan
melalui
analisis prinsip 5C, yaitu :
Tujuan utama dari prosedur adalah
a. Character ,
adalah
penilaian
untuk mempermudah bank dalam menilai
watak/karakter calon debitur yang akan
kelayakan suatu permohonan pembiayaan
diteliti apakah layak untuk menerima
sehingga mencegah terjadinya pembiayaan
pinjaman.
bermasalah. Selanjutnya suatu prosedur
b. Capacity, adalah penilaian kemampuan
dapat dipergunakan sebagai sumber acuan
calon
bagi
perusahaan dengan baik dan benar.
setiap
pelaku
perusahaan
agar
kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan sesuai dengan ketetapan yang
debitur
dalam
memimpin
c. Capital, adalah penilaian modal dari
f.
Profitability,
calon debitur yang akan diteliti dari
menganalisis bagaimana kemampuan
segi besar dan struktur modalnya.
nasabah mendapatkan laba.
d. Collateral, adalah penilaian agunan
g.
Protection, adalah
yang diberikan debitur kepada bank
usaha
dengan memiliki syarat yuridis dan
perlindungan.
ekonomis.
dan
jaminan
economics,
5C dan 7P diatas, pihak perbankan juga
penilaian kondisi perekonomian pada
akan mempertimbangkan beberapa aspek
umumnya.
yang mempengaruhi dalam pemberian
penilaian
pembiayaan
pembiayaan diantaranya adalah:
melalui analisis prinsip 7P, yaitu :
a. Aspek hukum
a.
Personality, adalah sifat dan perilaku
b. Aspek pemasaran
yang dimiliki calon debitur yang
c. Aspek keuangan
mengajukan permohonan pinjaman
d. Aspek teknis
bersangkutan.
e. Aspek manajemen
Purpose,
adalah
tujuan
dan
pengggunaan pembiayaan oleh calon
debitur,
apakah
utuk
f. Aspek sosial ekonomi
g. Aspek amdal
kegiatan
3. Tahap pemutusan
konsumtif atau sebagai modal kerja.
d.
Yaitu tahap dimana dilaksanakan
Prospect, adalah prospek perusahaan
pemberian keputusan terhadap hasil analisis
di
pembiayaan, apakah disetujui atau ditolak.
masa
datang,
apakah
akan
menguntungkan atau merugikan.
Biasanya keputusan pembiayaan dilakukan
Payment,
adalah
oleh direktur atau pejabat tertentu yang
bagaimana
pembayaran
mengetahui
kembali
pinjaman yang diberikan.
e.
mendapatkan
adalah
of
Adapun
c.
bertujuan agar
Selain dengan menggunakan prinsip
e. Condition
b.
untuk
adalah
Party, adalah
nasabah
ke
telah diberi wewenang.
4.
Tahap pengikatan jaminan
mengklasifikasikan
Yaitu
–
pengikatan
dalam
klasifikasi
tahap
dimana
terhadap
dilakukan
jaminan
yang
klasifikasi tertentu berdasarkan modal,
diserahkan oleh calon nasabah debitur
karakter, dan loyalitasnya.
kepada pihak bank.
5.
1. Teknik Pengumpulan Data
Tahap realisasi
Yaitu
tahap
dimana
Data
bank
yang
digunakan
dalam
memberikan prestasi kepada debitur berupa
penelitian ini adalah data primer dan data
pinjaman.
sekunder. Data primer adalah data yang
Prosedur pemberian pembiayaan
diperoleh secara langsung dari subjek dan
dan penilaian pembiayaan /pembiayaan
objek penelitian. Data primer diperoleh
oleh dunia perbankan secara umum antar
melalui :
bank yang satu dengan yang lain tidak jauh
a.
Observasi, yaitu teknik pengumpulan
berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin
data dengan cara mengamati secara
hanya terletak dari bagaimana tujuan bank
langsung terhadap subjek dan objek
tersebut
penelitian.
serta
ditetapkannya
persyaratan
dengan
yang
pertimbangan
masing-masing.
b.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan Tanya
jawab.
Metodologi Penelitian
Data sekunder adalah data yang
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode diskriptif adalah suatu metode
dalam
meneliti
status
sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang (Moh.
Nazir, 2005; 54). Tujuan dari penelitian
deskriftif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini dapat
diperoleh dari :
a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan
data dan informasi yang diperoleh dari
catatan intern perusahaan dengan cara
membaca,
mempelajari
dan
menganalisis data yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan
data yang diperoleh dari literaturliteratur
dan
buku
–
buku
berhubungan dengan penelitian.
yang
5. PMM yang menanganinya.
2. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah
6. Dilakukan proses BI Checking
7. Setelah
analisis kualitatif deskriptif.
mendapatkan
informasi
mengenai BI checking.
Prosedur Pemberian Pembiayaan yang
diterapkan di Warung Mikro BSM
8. Jika kolektibiltas si calon nasabah baik,
maka tahap selanjutnya yaitu di Survey
keadaan nyata si calon nasabah oleh
Cabang Tasikmalaya .
Pihak Warung Mikro dari mulai KWM,
Berdasarkan hasil penelitian, yang
telah
dilaksanakan
bahwa
prosedur
AMM, dan PMM.
9. Setelah di survey, maka pihak Warung
permohonan Pembiayaan yang diterapkan
Mikro
di
Cabang
menanganinya membuat Nota Analisa
Tasikmalaya ada 2 cara, cara yang pertama
Pembiayaan (NAP) dan berkas lain
adalah sebagai berikut:
yang menunjang dalam proses survey.
Warung
Mikro
BSM
1. Calon Nasabah datang ke Warung
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
untuk
mengajukan
permohonan
2. Oleh petugas PMM diberi penjelasan
yang
harus
dilengkapi
pengisian formulir.
PMM
yang
10. NAP tersebut di serahkan kepada
Komite Pembiayaan.
11. Didalam Komite Pembiayaan adanya
pengambilan
pembiayaan.
apa-apa
khususnya
keputusan
baik
itu
disetujui ataupun ditolak pembiayaan
tersebut.
12. Apabila disetujui, maka berkas NAP di
3. Calon nasabah langsung memberikan
serahkan kembali ke PMM untuk
kelengkapan data, mulai dari fotocopi
memberitahu kepada calon nasabah
KTP, Kartu keluarga, Jaminan dan lain
bahwa pengajuan pembiayaannya d
– lain yang bersifat memberikan
ACC dan dilakukan proses Akad.
informasi identitas data nasabah.
4. Berkas dikumpulkan dan di input oleh
13. Setelah Akad selesai maka dilakukan
proses pencairan.
Alur yang dapat di ilustrasikan adalah sebagai berikut :
Calon nasabah dating ke
warung
mikro
BSM
Cabang Tasikmaaya untuk
mengajukan permohonan
pembiayaan
Calon
nasabah
langsung
memberikan
kelengkapan
data
yang
bersifat
memberikan
informasi
identitas data nassabah
Oleh petugas PMM diberi
penjelasan apa-apa yang
harus dilengkapi dalam
pengisian formulir
Setelah di survey, maka PMM
yang
menanganinya
membuat
Not
Analisa
Pembiayaan
(NAP)
dan
berkas lain yang menunjang
dalam proses survey
NAP tersbut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan
Pengambilan keputusan baik
itu di setujui ataupun ditolak
pembiayaan tersbut
Jika kolektibilitas si calon
nasabah baik, maka tahap
selanjutnya yaitu di survey
keadaan nyata si calon
nasabah
Berkas dikumpulkan
diinput oleh PMM
menanganinya
dan
yang
Dilakukan proses BI
Checking
Setelah akad selesai maka
dilakukan proses pencairan
Apabila disetujui, maka berkas
NAP di serahkan kembali ke
PMM untuk memberitahu
kepada calon nasabah bahwa
pengajuan pembiayaannya di
ACC dan dilakukan proses
akad
Gambar 3.6
Flowchart pengajuan pembiayaan cara pertama
sedikit
3. Calon nasabah langsung memberikan
perbedaannya dengan cara pertama,
kelengkapan data, mulai dari fotocopi
yaitu hanya berbeda di awal saat
KTP, Kartu keluarga, Jaminan dan lain
pengajuan. Jika dirinci yakni sebagai
– lain
berikut :
informasi identitas data nasabah.
Cara
yang
Kedua
1. Pelaksana Marketing Mikro (PMM)
mencari calon nasabah yang akan di
prospek untuk pengajuan pembiayaan
4. Berkas dikumpulkan dan dan dibawa ke
kantor wamik untuk di input oleh PMM
yang menanganinya.
5. Dilakukan proses BI Checking
mikro.
2. Setelah mendapatkan calon nasabah,
oleh petugas PMM diberi penjelasan
apa – apa
yang bersifat memberikan
yang harus dilengkapi
pengisian formulir.
6. Setelah
mendapatkan
informasi
mengenai BI checking.
7. Jika kolektibiltas si calon nasabah baik,
maka tahap selanjutnya yaitu di Survey
keadaan nyata si calon nasabah oleh
Pihak Warung Mikro dari mulai KWM,
disetujui ataupun ditolak pembiayaan
AMM, dan PMM.
tersebut.
8. Setelah di survey, maka pihak Warung
Mikro
khususnya
PMM
11. Apabila disetujui, maka berkas NAP di
yang
serahkan kembali ke PMM untuk
menanganinya membuat Nota Analisa
memberitahu kepada calon nasabah
Pembiayaan (NAP) dan berkas lain
bahwa pengajuan pembiayaannya d
yang menunjang dalam proses survey
ACC dan dilakukan proses Akad.
9. NAP dan berkas tersebut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan.
12. Setelah Akad selesai maka dilakukan
proses pencairan.
10. Didalam Komite Pembiayaan adanya
pengambilan
keputusan
baik
itu
Alur yang dapat di ilustrasikan adalah sebagai berikut :
Pelaksana
Marketing
Mikro mencari calon
nasabah yang akan di
prospek untuk pengajuan
pembiayaan mikro
NAP tersbut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan
Pengambilan keputusan baik
itu di setujui ataupun ditolak
pembiayaan tersbut
Calon
nasabah
langsung
memberikan
kelengkapan
data
yang
bersifat
memberikan
informasi
identitas data nasabah
Setelah mendapatkan calon
nasabah, oleh petugas PMM
diberi penjelasan apa-apa
yang
harus
dilengkapi
pengisian formulir
Setelah di survey, maka PMM
yang
menanganinya
membuat
Not
Analisa
Pembiayaan
(NAP)
dan
berkas lain yang menunjang
dalam proses survey
Berkas dikumpulkan
diinput oleh PMM
menanganinya
Jika kolektibilitas si calon
nasabah baik, maka tahap
selanjutnya yaitu di survey
keadaan nyata si calon
nasabah
Apabila disetujui, maka berkas NAP di serahkan kembali ke
PMM untuk memberitahu kepada calon nasabah bahwa
pengajuan pembiayaannya di ACC dan dilakukan proses akad
dan
yang
Dilakukan proses BI
Checking
Setelah akad selesai maka
dilakukan proses pencairan
Gambar 3.7
Flowchart pengajuan pembiayaan cara kedua
Dari proses permohonan
diatas dari mulai input sampai
aspek
dalam proses survey di warung
mikro disini adalah dari segi
pendapatan dan segi agunan.
Dalam analisa pendapatan
usulan
pembiayaan.
dengan output terlihat adanya
proses survey. Yang di analisa
jaminan,
Selain dari NAP Mikro,
berkas hasil survey juga dilampiri
dengan berita acara hasil trade
checking/cek lingkungan, laporan
hasil kunjungan dan berita acara
wawancara
nasabah,
laporan
ada 5 bukti analisa pendapatan
penilaian untuk jaminan tanah
yang
dan bangunan, keputusan komite
harus
dianalisa
pihak
pembiayaan,usulan pembiayaan
warung mikro,yaitu :
unit kerja, dan lain sebagainya.
1. Nota / bon
2. Rekening Koran
3. Faktur pajak
Jenis-jenis
4. Cek lingkungan
di
yang
dikelola oleh Warung Mikro
5. Stok bahan baku
Setelah
Pembiayaan
BSM Cabang Tasikmalaya
survey
Pembiayaan
sedemikian rupa, maka hasil
di
warung
survey tersebut dituangkan dalam
mikro ini ada yang bersifat
bentuk
disebut
penggunaan modal kerja dan ada
dengan Nota Analisa Pembiayaan
juga yang bersifat konsumtif,
Mikro/NAP Mikro. Yang isinya
tergantung kasus.
catatan
yang
terdapat permasalahan nasabah,
info nasabah, analisa karakter dan
Pembiayaannya terdiri dari
:
kapasitas usaha, analisa aspek
keuangan, aspek DSR, analisa
1. Pembiayaan Usaha Mikro
Tunas (PUM-Tunas)
Pembiayaan usaha mikro
b.
bulan.
dari Bank kepada perorangan
atau badan usaha dengan pafon
pembiayaan keseluruhan minimal
Rp.2.000.000,-
dan
maksimal
Limit pembiayaan: minimal
Rp2.000.000,- (dua juta
rupiah) sampai dengan
Rp10.000.000,- (sepuluh juta
c.
Biaya administrasi sesuai
ketentuan BSM.
3. Biaya Usaha Mikro Utama
Pembiayaan usaha mikro
dari Bank kepada perorangan
atau badan usaha dengan plafon
pembiayaan
keseluruhan
maksimum Rp.100.000.000,-
rupiah).
b.
c.
(PUM-Utama)
Rp.10.000.000,a.
Jangka waktu: maksimal 36
Jangka waktu: maksimal 36
a. Limit pembiayaan: di atas
bulan.
Rp50.000.000,- (lima puluh
Biaya administrasi sesuai
juta rupiah) sampai dengan
ketentuan BSM.
Rp100.000.000,- (seratus juta
2. Pembiayaan Usaha Mikro
Madya (PUM-Madya)
Pembiayaan usaha mikro
dari Bank kepada perorangan
rupiah).
b. Jangka waktu: maksimal 48
bulan.
c. Biaya administrasi sesuai
atau badan usaha dengan pafon
ketentuan BSM.
pembiayaan
Ketiga pembiayaan diatas
keseluruhan
maksimum Rp.50.000.000,a.
Limit pembiayaan: di atas
Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
adalah pembiayaan yang
dimiliki oleh warung mikro
yang berdasarkan limit
plafond nasabah.
Akad yang di digunakan
dalam ketiga pembiayaan diatas
adalah bisa menggunakan akad
murabahah
atau
menggunakan
bisa
akad
juga
ijarah,
2. Perorangan Golbertap
a.
tergantung kasus yang dihadapi.
Selain
dari
wakalah
yang
dengan masa dinas
minimal 1 (satu) tahun.
akad
murabahah dan ijarah, ada akad
Status pegawai tetap
b.
Usia minimal 21 tahun
pada saat pengajuan dan
merupakan
maksimal 55 tahun pada
turunan dari salah satu akad
saat jatuh tempo fasilitas
diatas.
pembiyaan.
Persyaratan:
c.
dan peruntukan
1. Wiraswasta/Profesi/non
pembiayaan yang
golbertap:
a.
b.
Usaha telah berjalan
jelas,tercatat,
minimal 2 tahun.
terdokumentasi.
Usia minimal 21 tahun atau
d.
Hasil BI checking tidak
sudah menikah dan
termasuk dalam kategori
maksimal 55 tahun saat
pembiayaan non lancar.
pembiayaan lunas.
c.
Surat keterangan/ijin usaha.
d.
Rumah tempat tinggal milik
sendiri atau milik keluarga.
e.
Memiliki rencana usaha
3. Badan usaha
a.
minimal 2 tahun.
b.
Surat keterangan/ijin
usaha.
Memiliki rencana usaha dan
peruntukan pembiayaan
Usaha telah berjalan
c.
Akte pendirian/perubahan
perusahaan.
yang jelas, tercatat dan tes
dokumentasi.
f.
Hasil BI Checking tidak
Usaha – usaha yang dilakukan
termasuk dalam kategori
oleh
pembiayaan non lancar
Cabang
Warung
Mikro
Tasikmalaya
BSM
dalam
rangka
meningkatkan
pendapatan melalui penyaluran
pembiayaan
melakukan
hal–hal
sebagai
berikut :
1. Melakukan kegiatan promosi
Untuk
dapat
mengembangkan
dan
meningkatkan
kegiatan
Kegiatan
promosi
dilakukan
Mikro
oleh
yang
Warung
BSM
Cabang
operasional usahanya, Warung
Tasikmalaya
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
dengan cara sebagai berikut:
menerapkan
manajemen
pemasaran bank diantaranya:
1. PMM
dengan
aktif,
a. Memasang spanduk.
b. Memasang iklan di media
melakukan
pemasaran pembiayaan secara
pro
antara
dilakukan
lain
melakukan penawaran melalui
massa.
c. Penyebaran brosur
2. Meningkatkan
kualitas
pelayanan terhadap nasabah
surat/telepon,melakukan
Salah
satu
kunci
kunjungan ke nasabah (on the
kesuksesan
spot)
adalah bagaimana bank tersebut
2. Cabang, dengan mencari calon
nasabah
maupun
baik
yang
yang
baru
costumer
dapat
manajemen
melayani
bank
nasabahnya
dengan baik, sehingga nasabah
tersebut
tertarik
untuk
segmen micro banking untuk
menggunakan
kemudian
fasilitas yang ditawarkan oleh
refferal
memberikan
Warung
Mikro
terdekat
dan
menikmati
Warung Mikro BSM Cabang
Tasikmalaya
,
baik
fasilitas
Selain hal diatas Warung
penyaluran dana dalam bentuk
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
(PUM-Tunas),
Pembiayaan
Usaha Mikro Madya (PUM-
maka nasabah tersebut akan
Madya), Biaya Usaha Mikro
semakin loyal.
Utama (PUM-Utama).
Salah
satu
cara
untuk
Kesimpulan
memenangkan persaingan dan
meraih
pangsa
pasar
dapat
dilakukan melalui peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian
penulis dapat ditarik kesimpulan
kualitas jasa pelayanan yang
diberikan oleh Warung Mikro
BSM
Cabang
Tasikmalaya
kepada
nasabahnya,
kualitas
pelayanan
karena
digunakan
sebagai salah satu alat untuk
mencapai keunggulan kompetitif,
sehingga
dapat
menciptakan
kepuasan nasabahnya.
Dengan
sebagai berikut:
1. Prosedur pembiayaan yang
diterapkan di Warung Mikro
BSM Cabang Tasikmalaya
ada dua cara, yang pada
dasarnya terdiri dari beberapa
tahapan,
yaitu
permohonan,
tahap
tahap
adanya
pengumpulan berkas, tahap
peningkatan kualitas pelayanan
verifikasi berkas, tahap on the
yang lebih baik, maka diharapkan
spot, tahap analisis, tahap
dapat
keputusan, tahap akad, dan
menimbulkan
dan
menciptakan loyalitas nasabah
terhadap produk dan perusahaan
tahap pencairan.
2. Jenis
pembiayaan
yang
serta memungkinkan untuk dapat
terdapat di Warung Mikro
menarik nasabah baru. Karena
BSM Cabang Tasikmalaya
biasanya kalau nasabah sudah
yaitu
mencapai tingkat kepuasannya,
Mikro Tunas (PUM-Tunas),
Pembiayaan
Pembiayaan
Usaha
Usaha
Mikro
Madya (PUM-Madya), Biaya
2. Disarankan kepada Warung
Usaha Mikro Utama (PUM-
Mikro
Utama).
Tasikmalaya
3. Usaha - usaha yang dilakukan
BSM
menambah
Cabang
supaya
produk
jenis
oleh Warung Mikro PT. Bank
pembiayaan yang ditawarkan
Syariah
supaya lebih bervariasi.
Mandiri
Cabang
Tasikmalaya dalam rangka
3. Disarankan kepada Warung
meningkatkan
pendapatan
Mikro
melalui
penyaluran
Tasikmalaya
BSM
Cabang
supaya
pembiayaan nasabahnya yaitu
meningkatkan promosi dengan
dilakukan melalui kegiatan
cara memasang iklan di media
menerapkan
manajemen
masa. Dengan harapan jumlah
pemasaran bank, promosi, dan
pembiayaan dapat meningkat
meningkatkan
yang
kualitas
pelayanan
terhadap
nasabahnya.
selanjutnya
akan
berdampak pada laba yang
diperoleh.
Saran
4. Memperluas jaringan kantor
Penulis menyarankan hal-hal
pelayanan
dikarenakan
sebagai berikut
Warung
Mikro
masih
relatif
terbatas;
1. Disarankan kepada Warung
Mikro
BSM
Tasikmalaya
Cabang
supaya
DAFTAR PUSTAKA
lebih
diperhatikan dalam pemberian
pembiayaannya
nasabah,
dengan
kepada
harapan
untuk mengurangi terjadinya
pembiayaan bermasalah.
Dendawijaya, lukman, 2005.
Manajemen
Perbankan,
cetakan pertama, Penerbit
PT Ghalia Indonesia, Jakarta.
Furyawardhana, firdaus, 2009.
AKUNTANSI
SYARI’AH
MUDAH
DAN
SEDERHANA, Yogyakarta.
Pendidikan Dan Pelatihan
Perbankan Syari’ah.
Hasibuan
S.P.
Malayu.
2006.Dasar-Dasar
Perbankan.
Jakarta,
PT
Bumi Aksara.
http://www.syariahmandiri.co.id//
diakses tanggal 11 Maret
2012
Karnaen A. Perwaatmadja dan
Hendri
Tanjung,
2007.
BANK SYARIAH (Teori,
Praktek, dan Peranannya ).
Jakarta. Celestial Publishing.
Kasmir, 2008. Pemasaran Bank,
Edisi Revisi, Cetakan Ketiga,
Prenada
Media
Group,
Jakarta
Syafi’i, Muhammad, 2001. Bank
Syariah Dari
teori Ke
Praktik.
Jakarta. Gema
Insani
Undang-undang Nomor 10 tahun
1999 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7
tahun
1992
tentang
Perbankan
Undang-Undang Perbankan No. 21
tahun
2008
tentang
Perbankan Syariah
Zulkifli, Sunarto, 2007. Panduan
Praktis Transaksi Perbankan
Syari’ah, Jakarta. Zikrul Hak
Cabang Tasikmalaya
Asep Saeful Falah
Latar Belakang Penelitian
Sistem Perbankan di Indonesia diatur
pihak lain untuk penyimpanan dana dan
dalam UU No.7 Tahun 1992 (diubah
atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
dengan UU No.10 Tahun 1998) tentang
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
Perbankan bahwa perbankan di Indonesia
dengan
terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu bank umum
usahanya bank syariah menggunakan pola
dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis
bagi hasil yang merupakan landasan utama
bank
kegiatan
daleam segala operasinya, baik dalam
konvensional atau syariah. Hal ini berarti
produk pendanaan, pembiayaan maupun
bahwa
sistem
dalam produk lainnya. Produk-produk bank
perbankan ganda (dual banking system),
syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak
yaitu bank konvensional dan bank syariah.
sama dengan produk bank konvensional
Selanjutnya terbitlah UU No. 21 Tahun
karena adanya pelarangan riba, gharar ,
2008 tentang perbankan syariah, yang
dan maysir . Oleh karena itu, produk-produk
mengatur secara khusus perbankan syariah
pendanaan
dalam suatu undang-undang tersendiri.
syariah harus menghindari unsur-unsur
Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh
yang dilarang tersebut.
tersebut
melaksanakan
Indonesia
menganut
pesat di Indonesia dalam bentuk bank
Syariah.
Dalam
menjalankan
dan pembiayaan pada bank
Sebagaimana
dalam
Al
Quran
umum syariah ,unit usaha syariah (bank
dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 275
konvensional
:
yang
membuka
cabang
syariah), dan office channeling (gerai
syariah di kantor bank konvensional).
Bank syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan
“…..Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan
riba,
padahal
Alloh
telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba…….”
Dalam hadits di riwayatkan :
Mikro Bank Syariah Mandiri cabang
“Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa
Tasikmalaya. Selain itu, banyak bank lain
Rasulullah saw bersabda, Tiga hal yang
yang ikut juga meramaikan pasar mikro
didalamnya terdapat keberkahan : jual beli
sebagai segmen yang menguntungkan
secara
sehingga hal ini bank lain menjadi pesaing
tangguh,
muqarradah
(mudharabah), dan mencampur gandum
bagi
Bank
Syariah
Mandiri
dengan tepung untuk keperluan rumah
Tasikmalaya
bukan untuk dijual”. (H.R. Ibnu Majah)
pembiayaan warung mikro dalam rangka
dalam
cabang
penyaluran
meningkatkan pendapatan bank.
Kegiatan operasional bank syariah
Berdasarkan
dari
latar
belakang
pada dasarnya memiliki peran yang sama
penelitian tersebut diatas, maka penulis
dengan
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
kegiatan
operasional
bank
konvensional, dimana sebagai penghimpun
mengambil
judul
”Tinjauan
tentang
dana dari surplus unit dalam bentuk
Pembiayaan Mikro di Warung Mikro Bank
tabungan dan menyalurkan dana kepada
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya”.
defisit unit dalam bentuk pembiayaan.
Selanjutnya masalah yang dihadapi
Rumusan Masalah
oleh Warung Mikro Bank Syariah Mandiri
adalah ketika adanya ketidaksesuaian yaitu
Berdasarkan
uraian
pada
latar
antara syarat – syarat pembiayaan dengan
belakang penelitian tersebut, maka penulis
kesanggupan
dapat merumuskan masalahnya sebagai
proses/prosedur
nasabah
pencairan
dalam
pembiayaan
kepada usaha mikro, namun bank tetap
berikut:
1. Bagaimana
prosedur
melakukan pembiayaan tersebut dengan
pembiayaan
harapan dapat dijadikan pendapatan bank
Warung Mikro PT. Bank Syariah
yang
Mandiri Cabang Tasikmalaya?
dapat
diandalkan.
Selanjutnya
yang
pemberian
diterapkan
di
pembiayaan warung mikro ini merupakan
2. Jenis-jenis pembiayaan apa saja yang
fasilitas yang baru dimana masyarakat
dikelola oleh Warung Mikro PT. Bank
belum
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya?
mengetahui
jenis-jenis
produk
pembiayaan yang di kelola oleh Warung
3. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan
oleh Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya dalam
rangka
meningkatkan
pendapatan
melalui
penyaluran
pembiayaan
Warung Mikro?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian
pembiayaan yang diterapkan di Warung
Mikro PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya.
Rumusan Masalah
2. Untuk
Berdasarkan uraian pada latar
belakang penelitian tersebut, maka penulis
dapat merumuskan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana
prosedur
pembiayaan
yang
pemberian
diterapkan
di
Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya?
2. Jenis-jenis pembiayaan apa saja yang
mengetahui
Jenis-jenis
pembiayaan yang dikelola oleh Warung
Mikro PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui usaha – usaha yang
dilakukan oleh Warung Mikro PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya
dalam
rangka
pendapatan
meningkatkan
melalui
penyaluran
pembiayaan Warung Mikro.
dikelola oleh Warung Mikro PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya?
3. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan
oleh Warung Mikro PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Tasikmalaya dalam
rangka
meningkatkan
pendapatan
melalui
penyaluran
pembiayaan
Warung Mikro?
Pendekatan Masalah
Bank syariah pada dasarnya memiliki
peran yang sama dengan bank konvensional
yaitu sebagai lembaga penghimpun dana
kemudian menyalurkannya dalam bentuk
pembiayaan. Dalam UU No. 21 tahun 2008
pasal 1 ayat 2 disebutkan “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
menyalurkannya
kepada
masyarakat
dalam
bentuk pembiayaan
dan/atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
4. Transaksi pinjam meminjam dalam
bentuk piutang qardh; dan
taraf hidup rakyat.”. Adapun pengertian
5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam
bank syariah menurut UU No. 21 tahun
bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
2008 adalah :
berdasarkan
“Bank Syariah adalah Bank yang
menjalankan
kegiatan
usahanya
kesepakatan
persetujuan
antara
Bank
atau
Syariah
dan/atau UUS dan pihak lain yang
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
mewajibkan
pihak
yang
dibiayai
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan/atau diberi fasilitas dana untuk
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.”
mengembalikan dana tersebut setelah
merupakan
jangka waktu tertentu dengan imbalan
lembaga perantara (intermediary) yaitu
ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.”
lembaga yang mempunyai tugas pokok
(UU No.21 Tahun 2008)
Secara
umum
bank
untuk menghimpun dana masyarakat dan
Berdasarkan
hal
tersebut,
dapat
menyalurkan kembali dana tersebut kepada
disimpulkan bahwa dalam pembiayaan
masyarakat.
terdapat prosedur dan proses yang harus
Dalam prakteknya Bank Syariah
ditempuh, baik oleh pihak bank maupun
memberikan beberapa produk pembiayaan
nasabah, sehingga dalam pelaksanaannya
atau penyaluran dana kepada masyarakat.
harus menerapkan sistem dan prosedur
Adapun pengertian
yang baik dan benar agar tidak terjadi
dari “Pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:
Secara umum prosedur diartikan
1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah;
2. Transaksi
sewa-menyewa
kesalahan.
sebagai suatu langkah ataupun tahap yang
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan/
dalam
pedoman /petunjuk yang ditetapkan untuk
bentuk ijarah atau sewa beli dalam
diberlakukan dalam suatu organisasi dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
upaya mengarahkan peksanaan kegiatannya
3. Transaksi jual beli dalam bentuk
piutang
istishna’;
murabahah,
salam,
dan
agar sesuai dengan tujuan organisasi.
Pengertian prosedur adalah suatu
urutan-urutan
pekerjaan
klerikal
yang
biasanya melibatkan beberapa orang dalam
telah
satu bagian atau lebih, disusun untuk
pemberian pembiayaan
menjamin adanya perlakuan yang seragam
memastikan kelayakan suatu pembiayaan ,
terhadap transaksi-transaksi perusahaan
diterima atau ditolak.
yang sering terjadi.
Prosedur
disepakati.
Tujuan
prosedur
adalah untuk
Secara umum ada beberapa tahap
pemberian
pembiayaan
yang
harus
dilalui
dalam
prosedur
dapat juga diartikan sebagai keseluruhan
pemberian pembiayaan oleh bank. Tahap-
ketentuan, syarat atau petunjuk tindakan-
tahap itu adalah sebagai berikut:
tindakan yang harus dilakukan oleh bank
1.
saja
sejak
diajukan
Tahap permohonan pembiayaan
permohonan
Yaitu tahap dimana Bank menerima
pembiayaan oleh nasabah sampai dengan
permohonan yang diajukan oleh calon
lunasnya
nasabah debitur beserta dengan projek
pembiayaan
tersebut,
atau
merupakan langkah-langkah yang harus
ditangani
oleh
bank
agar
pemberian
pembiayaan bank tergolong sehat, yang
proposalnya (bila ada).
2. Tahap
penilaian
/
analisis
pembiayaan
mana tahap pemberian pembiayaan terdiri
Yaitu tahap dimana pihak bank
dari tahap persiapan, tahap penilaian, tahap
melakukan analisa terhadap permohonan
keputusan pemberian pembiayaan, tahap
pembiayaan
pelaksanaan, tahap penatausahaan, tahap
debitur tersebut.
pembinaan
serta
tahap
penyelesaian
pembiayaan .
yang diajukan oleh calon
Penilaian
pembiayaan
melalui
analisis prinsip 5C, yaitu :
Tujuan utama dari prosedur adalah
a. Character ,
adalah
penilaian
untuk mempermudah bank dalam menilai
watak/karakter calon debitur yang akan
kelayakan suatu permohonan pembiayaan
diteliti apakah layak untuk menerima
sehingga mencegah terjadinya pembiayaan
pinjaman.
bermasalah. Selanjutnya suatu prosedur
b. Capacity, adalah penilaian kemampuan
dapat dipergunakan sebagai sumber acuan
calon
bagi
perusahaan dengan baik dan benar.
setiap
pelaku
perusahaan
agar
kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan sesuai dengan ketetapan yang
debitur
dalam
memimpin
c. Capital, adalah penilaian modal dari
f.
Profitability,
calon debitur yang akan diteliti dari
menganalisis bagaimana kemampuan
segi besar dan struktur modalnya.
nasabah mendapatkan laba.
d. Collateral, adalah penilaian agunan
g.
Protection, adalah
yang diberikan debitur kepada bank
usaha
dengan memiliki syarat yuridis dan
perlindungan.
ekonomis.
dan
jaminan
economics,
5C dan 7P diatas, pihak perbankan juga
penilaian kondisi perekonomian pada
akan mempertimbangkan beberapa aspek
umumnya.
yang mempengaruhi dalam pemberian
penilaian
pembiayaan
pembiayaan diantaranya adalah:
melalui analisis prinsip 7P, yaitu :
a. Aspek hukum
a.
Personality, adalah sifat dan perilaku
b. Aspek pemasaran
yang dimiliki calon debitur yang
c. Aspek keuangan
mengajukan permohonan pinjaman
d. Aspek teknis
bersangkutan.
e. Aspek manajemen
Purpose,
adalah
tujuan
dan
pengggunaan pembiayaan oleh calon
debitur,
apakah
utuk
f. Aspek sosial ekonomi
g. Aspek amdal
kegiatan
3. Tahap pemutusan
konsumtif atau sebagai modal kerja.
d.
Yaitu tahap dimana dilaksanakan
Prospect, adalah prospek perusahaan
pemberian keputusan terhadap hasil analisis
di
pembiayaan, apakah disetujui atau ditolak.
masa
datang,
apakah
akan
menguntungkan atau merugikan.
Biasanya keputusan pembiayaan dilakukan
Payment,
adalah
oleh direktur atau pejabat tertentu yang
bagaimana
pembayaran
mengetahui
kembali
pinjaman yang diberikan.
e.
mendapatkan
adalah
of
Adapun
c.
bertujuan agar
Selain dengan menggunakan prinsip
e. Condition
b.
untuk
adalah
Party, adalah
nasabah
ke
telah diberi wewenang.
4.
Tahap pengikatan jaminan
mengklasifikasikan
Yaitu
–
pengikatan
dalam
klasifikasi
tahap
dimana
terhadap
dilakukan
jaminan
yang
klasifikasi tertentu berdasarkan modal,
diserahkan oleh calon nasabah debitur
karakter, dan loyalitasnya.
kepada pihak bank.
5.
1. Teknik Pengumpulan Data
Tahap realisasi
Yaitu
tahap
dimana
Data
bank
yang
digunakan
dalam
memberikan prestasi kepada debitur berupa
penelitian ini adalah data primer dan data
pinjaman.
sekunder. Data primer adalah data yang
Prosedur pemberian pembiayaan
diperoleh secara langsung dari subjek dan
dan penilaian pembiayaan /pembiayaan
objek penelitian. Data primer diperoleh
oleh dunia perbankan secara umum antar
melalui :
bank yang satu dengan yang lain tidak jauh
a.
Observasi, yaitu teknik pengumpulan
berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin
data dengan cara mengamati secara
hanya terletak dari bagaimana tujuan bank
langsung terhadap subjek dan objek
tersebut
penelitian.
serta
ditetapkannya
persyaratan
dengan
yang
pertimbangan
masing-masing.
b.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan Tanya
jawab.
Metodologi Penelitian
Data sekunder adalah data yang
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode diskriptif adalah suatu metode
dalam
meneliti
status
sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang (Moh.
Nazir, 2005; 54). Tujuan dari penelitian
deskriftif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini dapat
diperoleh dari :
a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan
data dan informasi yang diperoleh dari
catatan intern perusahaan dengan cara
membaca,
mempelajari
dan
menganalisis data yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan
data yang diperoleh dari literaturliteratur
dan
buku
–
buku
berhubungan dengan penelitian.
yang
5. PMM yang menanganinya.
2. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah
6. Dilakukan proses BI Checking
7. Setelah
analisis kualitatif deskriptif.
mendapatkan
informasi
mengenai BI checking.
Prosedur Pemberian Pembiayaan yang
diterapkan di Warung Mikro BSM
8. Jika kolektibiltas si calon nasabah baik,
maka tahap selanjutnya yaitu di Survey
keadaan nyata si calon nasabah oleh
Cabang Tasikmalaya .
Pihak Warung Mikro dari mulai KWM,
Berdasarkan hasil penelitian, yang
telah
dilaksanakan
bahwa
prosedur
AMM, dan PMM.
9. Setelah di survey, maka pihak Warung
permohonan Pembiayaan yang diterapkan
Mikro
di
Cabang
menanganinya membuat Nota Analisa
Tasikmalaya ada 2 cara, cara yang pertama
Pembiayaan (NAP) dan berkas lain
adalah sebagai berikut:
yang menunjang dalam proses survey.
Warung
Mikro
BSM
1. Calon Nasabah datang ke Warung
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
untuk
mengajukan
permohonan
2. Oleh petugas PMM diberi penjelasan
yang
harus
dilengkapi
pengisian formulir.
PMM
yang
10. NAP tersebut di serahkan kepada
Komite Pembiayaan.
11. Didalam Komite Pembiayaan adanya
pengambilan
pembiayaan.
apa-apa
khususnya
keputusan
baik
itu
disetujui ataupun ditolak pembiayaan
tersebut.
12. Apabila disetujui, maka berkas NAP di
3. Calon nasabah langsung memberikan
serahkan kembali ke PMM untuk
kelengkapan data, mulai dari fotocopi
memberitahu kepada calon nasabah
KTP, Kartu keluarga, Jaminan dan lain
bahwa pengajuan pembiayaannya d
– lain yang bersifat memberikan
ACC dan dilakukan proses Akad.
informasi identitas data nasabah.
4. Berkas dikumpulkan dan di input oleh
13. Setelah Akad selesai maka dilakukan
proses pencairan.
Alur yang dapat di ilustrasikan adalah sebagai berikut :
Calon nasabah dating ke
warung
mikro
BSM
Cabang Tasikmaaya untuk
mengajukan permohonan
pembiayaan
Calon
nasabah
langsung
memberikan
kelengkapan
data
yang
bersifat
memberikan
informasi
identitas data nassabah
Oleh petugas PMM diberi
penjelasan apa-apa yang
harus dilengkapi dalam
pengisian formulir
Setelah di survey, maka PMM
yang
menanganinya
membuat
Not
Analisa
Pembiayaan
(NAP)
dan
berkas lain yang menunjang
dalam proses survey
NAP tersbut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan
Pengambilan keputusan baik
itu di setujui ataupun ditolak
pembiayaan tersbut
Jika kolektibilitas si calon
nasabah baik, maka tahap
selanjutnya yaitu di survey
keadaan nyata si calon
nasabah
Berkas dikumpulkan
diinput oleh PMM
menanganinya
dan
yang
Dilakukan proses BI
Checking
Setelah akad selesai maka
dilakukan proses pencairan
Apabila disetujui, maka berkas
NAP di serahkan kembali ke
PMM untuk memberitahu
kepada calon nasabah bahwa
pengajuan pembiayaannya di
ACC dan dilakukan proses
akad
Gambar 3.6
Flowchart pengajuan pembiayaan cara pertama
sedikit
3. Calon nasabah langsung memberikan
perbedaannya dengan cara pertama,
kelengkapan data, mulai dari fotocopi
yaitu hanya berbeda di awal saat
KTP, Kartu keluarga, Jaminan dan lain
pengajuan. Jika dirinci yakni sebagai
– lain
berikut :
informasi identitas data nasabah.
Cara
yang
Kedua
1. Pelaksana Marketing Mikro (PMM)
mencari calon nasabah yang akan di
prospek untuk pengajuan pembiayaan
4. Berkas dikumpulkan dan dan dibawa ke
kantor wamik untuk di input oleh PMM
yang menanganinya.
5. Dilakukan proses BI Checking
mikro.
2. Setelah mendapatkan calon nasabah,
oleh petugas PMM diberi penjelasan
apa – apa
yang bersifat memberikan
yang harus dilengkapi
pengisian formulir.
6. Setelah
mendapatkan
informasi
mengenai BI checking.
7. Jika kolektibiltas si calon nasabah baik,
maka tahap selanjutnya yaitu di Survey
keadaan nyata si calon nasabah oleh
Pihak Warung Mikro dari mulai KWM,
disetujui ataupun ditolak pembiayaan
AMM, dan PMM.
tersebut.
8. Setelah di survey, maka pihak Warung
Mikro
khususnya
PMM
11. Apabila disetujui, maka berkas NAP di
yang
serahkan kembali ke PMM untuk
menanganinya membuat Nota Analisa
memberitahu kepada calon nasabah
Pembiayaan (NAP) dan berkas lain
bahwa pengajuan pembiayaannya d
yang menunjang dalam proses survey
ACC dan dilakukan proses Akad.
9. NAP dan berkas tersebut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan.
12. Setelah Akad selesai maka dilakukan
proses pencairan.
10. Didalam Komite Pembiayaan adanya
pengambilan
keputusan
baik
itu
Alur yang dapat di ilustrasikan adalah sebagai berikut :
Pelaksana
Marketing
Mikro mencari calon
nasabah yang akan di
prospek untuk pengajuan
pembiayaan mikro
NAP tersbut di serahkan
kepada Komite Pembiayaan
Pengambilan keputusan baik
itu di setujui ataupun ditolak
pembiayaan tersbut
Calon
nasabah
langsung
memberikan
kelengkapan
data
yang
bersifat
memberikan
informasi
identitas data nasabah
Setelah mendapatkan calon
nasabah, oleh petugas PMM
diberi penjelasan apa-apa
yang
harus
dilengkapi
pengisian formulir
Setelah di survey, maka PMM
yang
menanganinya
membuat
Not
Analisa
Pembiayaan
(NAP)
dan
berkas lain yang menunjang
dalam proses survey
Berkas dikumpulkan
diinput oleh PMM
menanganinya
Jika kolektibilitas si calon
nasabah baik, maka tahap
selanjutnya yaitu di survey
keadaan nyata si calon
nasabah
Apabila disetujui, maka berkas NAP di serahkan kembali ke
PMM untuk memberitahu kepada calon nasabah bahwa
pengajuan pembiayaannya di ACC dan dilakukan proses akad
dan
yang
Dilakukan proses BI
Checking
Setelah akad selesai maka
dilakukan proses pencairan
Gambar 3.7
Flowchart pengajuan pembiayaan cara kedua
Dari proses permohonan
diatas dari mulai input sampai
aspek
dalam proses survey di warung
mikro disini adalah dari segi
pendapatan dan segi agunan.
Dalam analisa pendapatan
usulan
pembiayaan.
dengan output terlihat adanya
proses survey. Yang di analisa
jaminan,
Selain dari NAP Mikro,
berkas hasil survey juga dilampiri
dengan berita acara hasil trade
checking/cek lingkungan, laporan
hasil kunjungan dan berita acara
wawancara
nasabah,
laporan
ada 5 bukti analisa pendapatan
penilaian untuk jaminan tanah
yang
dan bangunan, keputusan komite
harus
dianalisa
pihak
pembiayaan,usulan pembiayaan
warung mikro,yaitu :
unit kerja, dan lain sebagainya.
1. Nota / bon
2. Rekening Koran
3. Faktur pajak
Jenis-jenis
4. Cek lingkungan
di
yang
dikelola oleh Warung Mikro
5. Stok bahan baku
Setelah
Pembiayaan
BSM Cabang Tasikmalaya
survey
Pembiayaan
sedemikian rupa, maka hasil
di
warung
survey tersebut dituangkan dalam
mikro ini ada yang bersifat
bentuk
disebut
penggunaan modal kerja dan ada
dengan Nota Analisa Pembiayaan
juga yang bersifat konsumtif,
Mikro/NAP Mikro. Yang isinya
tergantung kasus.
catatan
yang
terdapat permasalahan nasabah,
info nasabah, analisa karakter dan
Pembiayaannya terdiri dari
:
kapasitas usaha, analisa aspek
keuangan, aspek DSR, analisa
1. Pembiayaan Usaha Mikro
Tunas (PUM-Tunas)
Pembiayaan usaha mikro
b.
bulan.
dari Bank kepada perorangan
atau badan usaha dengan pafon
pembiayaan keseluruhan minimal
Rp.2.000.000,-
dan
maksimal
Limit pembiayaan: minimal
Rp2.000.000,- (dua juta
rupiah) sampai dengan
Rp10.000.000,- (sepuluh juta
c.
Biaya administrasi sesuai
ketentuan BSM.
3. Biaya Usaha Mikro Utama
Pembiayaan usaha mikro
dari Bank kepada perorangan
atau badan usaha dengan plafon
pembiayaan
keseluruhan
maksimum Rp.100.000.000,-
rupiah).
b.
c.
(PUM-Utama)
Rp.10.000.000,a.
Jangka waktu: maksimal 36
Jangka waktu: maksimal 36
a. Limit pembiayaan: di atas
bulan.
Rp50.000.000,- (lima puluh
Biaya administrasi sesuai
juta rupiah) sampai dengan
ketentuan BSM.
Rp100.000.000,- (seratus juta
2. Pembiayaan Usaha Mikro
Madya (PUM-Madya)
Pembiayaan usaha mikro
dari Bank kepada perorangan
rupiah).
b. Jangka waktu: maksimal 48
bulan.
c. Biaya administrasi sesuai
atau badan usaha dengan pafon
ketentuan BSM.
pembiayaan
Ketiga pembiayaan diatas
keseluruhan
maksimum Rp.50.000.000,a.
Limit pembiayaan: di atas
Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
adalah pembiayaan yang
dimiliki oleh warung mikro
yang berdasarkan limit
plafond nasabah.
Akad yang di digunakan
dalam ketiga pembiayaan diatas
adalah bisa menggunakan akad
murabahah
atau
menggunakan
bisa
akad
juga
ijarah,
2. Perorangan Golbertap
a.
tergantung kasus yang dihadapi.
Selain
dari
wakalah
yang
dengan masa dinas
minimal 1 (satu) tahun.
akad
murabahah dan ijarah, ada akad
Status pegawai tetap
b.
Usia minimal 21 tahun
pada saat pengajuan dan
merupakan
maksimal 55 tahun pada
turunan dari salah satu akad
saat jatuh tempo fasilitas
diatas.
pembiyaan.
Persyaratan:
c.
dan peruntukan
1. Wiraswasta/Profesi/non
pembiayaan yang
golbertap:
a.
b.
Usaha telah berjalan
jelas,tercatat,
minimal 2 tahun.
terdokumentasi.
Usia minimal 21 tahun atau
d.
Hasil BI checking tidak
sudah menikah dan
termasuk dalam kategori
maksimal 55 tahun saat
pembiayaan non lancar.
pembiayaan lunas.
c.
Surat keterangan/ijin usaha.
d.
Rumah tempat tinggal milik
sendiri atau milik keluarga.
e.
Memiliki rencana usaha
3. Badan usaha
a.
minimal 2 tahun.
b.
Surat keterangan/ijin
usaha.
Memiliki rencana usaha dan
peruntukan pembiayaan
Usaha telah berjalan
c.
Akte pendirian/perubahan
perusahaan.
yang jelas, tercatat dan tes
dokumentasi.
f.
Hasil BI Checking tidak
Usaha – usaha yang dilakukan
termasuk dalam kategori
oleh
pembiayaan non lancar
Cabang
Warung
Mikro
Tasikmalaya
BSM
dalam
rangka
meningkatkan
pendapatan melalui penyaluran
pembiayaan
melakukan
hal–hal
sebagai
berikut :
1. Melakukan kegiatan promosi
Untuk
dapat
mengembangkan
dan
meningkatkan
kegiatan
Kegiatan
promosi
dilakukan
Mikro
oleh
yang
Warung
BSM
Cabang
operasional usahanya, Warung
Tasikmalaya
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
dengan cara sebagai berikut:
menerapkan
manajemen
pemasaran bank diantaranya:
1. PMM
dengan
aktif,
a. Memasang spanduk.
b. Memasang iklan di media
melakukan
pemasaran pembiayaan secara
pro
antara
dilakukan
lain
melakukan penawaran melalui
massa.
c. Penyebaran brosur
2. Meningkatkan
kualitas
pelayanan terhadap nasabah
surat/telepon,melakukan
Salah
satu
kunci
kunjungan ke nasabah (on the
kesuksesan
spot)
adalah bagaimana bank tersebut
2. Cabang, dengan mencari calon
nasabah
maupun
baik
yang
yang
baru
costumer
dapat
manajemen
melayani
bank
nasabahnya
dengan baik, sehingga nasabah
tersebut
tertarik
untuk
segmen micro banking untuk
menggunakan
kemudian
fasilitas yang ditawarkan oleh
refferal
memberikan
Warung
Mikro
terdekat
dan
menikmati
Warung Mikro BSM Cabang
Tasikmalaya
,
baik
fasilitas
Selain hal diatas Warung
penyaluran dana dalam bentuk
Mikro BSM Cabang Tasikmalaya
Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
(PUM-Tunas),
Pembiayaan
Usaha Mikro Madya (PUM-
maka nasabah tersebut akan
Madya), Biaya Usaha Mikro
semakin loyal.
Utama (PUM-Utama).
Salah
satu
cara
untuk
Kesimpulan
memenangkan persaingan dan
meraih
pangsa
pasar
dapat
dilakukan melalui peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian
penulis dapat ditarik kesimpulan
kualitas jasa pelayanan yang
diberikan oleh Warung Mikro
BSM
Cabang
Tasikmalaya
kepada
nasabahnya,
kualitas
pelayanan
karena
digunakan
sebagai salah satu alat untuk
mencapai keunggulan kompetitif,
sehingga
dapat
menciptakan
kepuasan nasabahnya.
Dengan
sebagai berikut:
1. Prosedur pembiayaan yang
diterapkan di Warung Mikro
BSM Cabang Tasikmalaya
ada dua cara, yang pada
dasarnya terdiri dari beberapa
tahapan,
yaitu
permohonan,
tahap
tahap
adanya
pengumpulan berkas, tahap
peningkatan kualitas pelayanan
verifikasi berkas, tahap on the
yang lebih baik, maka diharapkan
spot, tahap analisis, tahap
dapat
keputusan, tahap akad, dan
menimbulkan
dan
menciptakan loyalitas nasabah
terhadap produk dan perusahaan
tahap pencairan.
2. Jenis
pembiayaan
yang
serta memungkinkan untuk dapat
terdapat di Warung Mikro
menarik nasabah baru. Karena
BSM Cabang Tasikmalaya
biasanya kalau nasabah sudah
yaitu
mencapai tingkat kepuasannya,
Mikro Tunas (PUM-Tunas),
Pembiayaan
Pembiayaan
Usaha
Usaha
Mikro
Madya (PUM-Madya), Biaya
2. Disarankan kepada Warung
Usaha Mikro Utama (PUM-
Mikro
Utama).
Tasikmalaya
3. Usaha - usaha yang dilakukan
BSM
menambah
Cabang
supaya
produk
jenis
oleh Warung Mikro PT. Bank
pembiayaan yang ditawarkan
Syariah
supaya lebih bervariasi.
Mandiri
Cabang
Tasikmalaya dalam rangka
3. Disarankan kepada Warung
meningkatkan
pendapatan
Mikro
melalui
penyaluran
Tasikmalaya
BSM
Cabang
supaya
pembiayaan nasabahnya yaitu
meningkatkan promosi dengan
dilakukan melalui kegiatan
cara memasang iklan di media
menerapkan
manajemen
masa. Dengan harapan jumlah
pemasaran bank, promosi, dan
pembiayaan dapat meningkat
meningkatkan
yang
kualitas
pelayanan
terhadap
nasabahnya.
selanjutnya
akan
berdampak pada laba yang
diperoleh.
Saran
4. Memperluas jaringan kantor
Penulis menyarankan hal-hal
pelayanan
dikarenakan
sebagai berikut
Warung
Mikro
masih
relatif
terbatas;
1. Disarankan kepada Warung
Mikro
BSM
Tasikmalaya
Cabang
supaya
DAFTAR PUSTAKA
lebih
diperhatikan dalam pemberian
pembiayaannya
nasabah,
dengan
kepada
harapan
untuk mengurangi terjadinya
pembiayaan bermasalah.
Dendawijaya, lukman, 2005.
Manajemen
Perbankan,
cetakan pertama, Penerbit
PT Ghalia Indonesia, Jakarta.
Furyawardhana, firdaus, 2009.
AKUNTANSI
SYARI’AH
MUDAH
DAN
SEDERHANA, Yogyakarta.
Pendidikan Dan Pelatihan
Perbankan Syari’ah.
Hasibuan
S.P.
Malayu.
2006.Dasar-Dasar
Perbankan.
Jakarta,
PT
Bumi Aksara.
http://www.syariahmandiri.co.id//
diakses tanggal 11 Maret
2012
Karnaen A. Perwaatmadja dan
Hendri
Tanjung,
2007.
BANK SYARIAH (Teori,
Praktek, dan Peranannya ).
Jakarta. Celestial Publishing.
Kasmir, 2008. Pemasaran Bank,
Edisi Revisi, Cetakan Ketiga,
Prenada
Media
Group,
Jakarta
Syafi’i, Muhammad, 2001. Bank
Syariah Dari
teori Ke
Praktik.
Jakarta. Gema
Insani
Undang-undang Nomor 10 tahun
1999 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7
tahun
1992
tentang
Perbankan
Undang-Undang Perbankan No. 21
tahun
2008
tentang
Perbankan Syariah
Zulkifli, Sunarto, 2007. Panduan
Praktis Transaksi Perbankan
Syari’ah, Jakarta. Zikrul Hak