MAKALAH KEWIRAUSAHAAN STRATEGI MENANGKAP ID

MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN
“ STRATEGI MENANGKAP PELUANG USAHA &
PELUANG USAHA MULTI LEVEL MARKETING ’’
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen :

Di kerjakan oleh :
- Mega Ayu Lestari
- Ruth Melisa

-

Pingkan Lady
Mutiaryani

- Reyhan Agadytia

-

Naufal Hilmi Saputra


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS PANCASILA
Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Indonesia Telp : (021)
78880305, 7270086. Fax: (021) 786472,7271868. Email:
[email protected]

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan

Yang tiada terhingga kepada kita semua terutama nikmat Iman dan Islam. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita semua sang Pembela kebenaran
pencegah kedzoliman yaitu Nabi Muhammad saw beserta keluarganya,para sohabatnya
dan kita sebagai umatnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini Alhamdulillah kami telah selesai mengerjakan tugas makalah
dari Mata Kuliah Kewirausahaan yang di beri judul “STRATEGI MENANGKAP
PELUANG USAHA & PELUANG USAHA MULTI LEVEL MARKETING”.
Kami Menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan masih banyak kesalahan dan
kekurangan karna kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Akan tetapi saya

mengharapkan kritikan atau masukan dan saran dari Bapak dosen yang bersifat
membangun,dan semoga makalah ini ada manfaatnya. Amin

Jakarta, 28 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………..... I
Daftar Isi……………………………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN


Latar Belakang



Perumusan Masalah




Tujuan Penulis

BAB II PEMBAHASAN



Pengertian Strategi dan Peluang Usaha




Penyebab Kegagalan Seseorang Dalam Berwirausaha
Kelemahan Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha



Strategi Mencari Peluang Usaha dan Bisnis




Keunggulan dan Kelemahan Multi Level Marketing




Contoh Kasus Menangkap Peluang Usaha dan Usaha Multi Level Marketing
Cara Kerja Multi Level Marketing

BAB III PENUTUP


Kesimpulan



Saran




Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
a.

Latar Belakang
Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat

dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai
peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan yang
akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk
itu setiap wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi
dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di
lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan berupaya
untuk meininimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang
diiniliki. Dengan deinikian para wirausaha dituntut untuk meinilih dan menetapkan
strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Dengan adanya tekanan
persaingan begitu ketat, baik secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi

kinerja organisasi bisnis baik dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan dan siklus
produk. Pada saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang tepat dalam
mengambil keputusan maupun langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan
usahanya tersebut. Strategi bersaing juga diperlukan teknik atau cara-cara yang akan
dilakukan untuk pengembangan usaha. Selain hal tersebut terdapat peluang usaha yang
patut kita coba seperti yang terkenal dengan nama MULTI LEVEL MARKETING
(MLM) , di Indonesia sendiri menempati urutan ke empat yang banyak mengikui usaha
berbasis MLM tersebut .
Pertumbuhan bisnis jaringan atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan MLM
(Multi Level Marketing) banyak sekali ditemukan di Indonesia saat ini. Menurut data
APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) sampai pada tahun 2011 ada lebih dari 66

perusahaan MLM yang tergabung menjadi anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung
Indonesia). Belum lagi ratusan perusahaan di luar sana yang belum dan tidak
mendaftarkan diri di APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Tidak hanya itu,
hampir di setiap bulannya ada saja perusahaan MLM baru yang membuka usahanya di
Indonesia, baik itu perusahaan lokal asal dalam negeri maupun dari luar negeri. Tercatat
kurang lebih ada 176 perusahaan yang akan masuk untuk meramaikan industri MLM di
Indonesia. Hal ini tidak terlepas dengan keadaan jumlah penduduk Indonesia yang
banyak yakni lebih dari 237 juta jiwa Potensi pemasaran produk dari tiap perusahaan

Multi Level Marketing masih sangat terbuka untuk dijual di Indonesia. Multi Level
Marketing (MLM) pertama kali ditemukan oleh dua orang profesor pemasaran dari
Universitas Chicago pada tahun 1940an. Produk pertamanya yang dijual adalah berupa
vitamin dan makanan tambahan Nutrilite Sejak itu, ribuan perusahaan MLM
bermunculan dan beberapa perusahaan yang terkenal seperti Forever Living, Herbalife,
dan Neolife.

b.

Rumusan Masalah

1.

Apa pengertian Peluang Usaha dan Multi Level Marketing?

2.

Apa Kelebihan dan kelemahan Multi Level Marketing?

3.


Bagaimana Cara kerja Multi Level Marketing?

4.

Mengapa MLM sering di sebut dengan Money Games?

5.

Apakah yang dimaksud dengan strategi ?

6.

Apakah yang di maksud dengan peluang usaha atau bisnis ?

7.

Bagaimanakah cara mencari dan menangkap peluang bisnis ?

c.


Tujuan

1.

Untuk memenuhi Tugas Kewirausahaan

2.

Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan strategi menangkap peluang
usaha.

3.

Untuk mengetahui apa itu bisnis MLM.

4.

Untuk mengetahui bagaimana cara mencari peluang bisnis.


BAB II
PEMBAHASAN

I.

Pengertian Strategi dan Peluang Usaha
Peluang Usaha itu sendiri mempunyai arti yaitu, suatu momentum atau

kesempatan yang pasti bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan mengandalkan
potensi diri yang ada dengan memanfaatkan paradigma waktu demi ketenagakerjaan yang
positif.

Sedangkan Strategi menurut beberapa tokoh, yaitu :
Alfred Chandler (1962) strategy and structure
“merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan
arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan
tujuan itu dalam berbisnis”.
Robert D buzzel & Bradley T Gale (1987)
“strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen
yan mempunyai dampak yang besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini

biasanya melbatkan komitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan
mudah”.
( Sebagaimana kata pepatah yang sering kita dengar bahwa peluang adalah emas yang
sangat bernilai, sehingga terlalu sayang jika kita membiarkan peluang itu berlalu )

1.1

Pengertian Multi Level Marketing
Multi Level Marketing adalah suatu cara atau metode yang dirancang oleh

perusahaan untuk menawarkan suatu produk dan menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan, dengan jalan melaksanakan penjualan secara langsung kepada
konsumen melalui suatu jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas. MLM
disebut juga dengan network marketing, yang intinya adalah membentuk jaringan bisnis
atau pemasaran dan membagi-bagi keuntungan bersama (“Surya”, 1994: 7). Perusahaan
yang menggunakan strategi MLM akan mendistribusikan produk-produknya melalui
sebuah jaringan yang terdiri dari para pelaku bisnis independent di seluruh dunia secara
bebas (Valentine, 2003).

2.

Penyebab Kegagalan Seseorang Dalam Berwirausaha
Ada beberapa penyebab utama seseorang gagal menangkap peluang bisnis yang

ada, yaitu:
1. Dalam berusaha sering bersikap bagai buih sabun (semangat di awalnya saja)
setelah itu mulai putus asa dan menyerah
2. Dalam berusaha sering sekedar ikut-ikutan
3. Kurang dedikasi atau tidak sepenuh hati menekuni bisnis yang sedang dirintis
4. Perencanaan pengelolaan keuangan yang buruk
5. Pengalaman manajemen yang minim
6. Memilih lokasi awal uasah secara asal-asalan
7. Mengendalikan bisnis kurang konsisten/tidak teliti
8. Manajemen pitang tau penagihan yang tidak tegas

9. Kurang meyakini bahwa bisnis tersebut akan berhasil

3. Kelemahan Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha
Kegagalan seseorang dalam berusaha sering kali disebabkan oleh hal-hal yang
sepeleh, beberapa diantaranya:


Kurang bijaksana

Dalam pengelolaan bisnis terutama dalam pengelolaan keuangan, tidak dapat
mengelolanya secara bijaksana


Kurang disiplin

Kurang disiplin dalam waktu, misalnya dalam menanggapi order pelanggan


Kurang bermutu

Produk atau jasa serta layanan yang diberikan kepada konsumen tidak bermutu


Kurang rapi

Rapi dalam perencanaan, pengelolaan,pengorganisasian, dan pengelolaan usaha


Kurang tanggung jawab

Tanggung jawab ini terutama dalam menanggapi keluhan konsumen terhadap produk
usaha yang mungkin kurang memuaskan


Kurang teliti

Kurang teliti dalam pencarian atau pemilihan bahan baku produk, serta kurang teliti
dalam pengawasan dan pembukuan usaha


Kurang serius dalam mengolola usaha & Kurang jujur

Kurang jujur dengan konsumen, pemasok, ataupun kurang jujur kepada pemangku
kepentingan


Kurang beriman

Kurang meyakini bahwa bisnis yang sedang dijalani akan berhasil.

4.

Strategi Mencari Peluang Usaha dan Bisnis
Dari hal diatas yang menunjukan bagaimana seseorang mengalami kegagalan

maka, dari itu kita harus mengetahui cara mencari peluang yang tepat serta tips yang
dapat membantu kita dalam berbisnis yaitu sebagai berikut:
1.

Kenali diri, bakat dan minat anda
Memulai bisnis bukanlah hal yang mudah, karena itu akan sangat membantu bila

anda lebih dulu mengenali kekuatan yang anda miliki. Bakat apa yang anda miliki ?
apakah minat anda ? dua hal ini membantu anda untuk menyaring berbagai peluang yang
ada sehingga anda dapat memilih peluang yang sesuai untuk diri anda. Karena itu,
ambillah waktu untuk lebih dulu mengenali diri. Ada baiknya juga anda meminta
pendapat dari orang-orang yang dekat dengan anda sehingga anda memperoleh perspektif
yang lebih kaya.
2.

Perhatikan usaha-usaha yang ada di lingkungan anda
Untuk memulai mencari peluang, tidak perlu jauh-jauh. Anda dapat memulai

dengan melihat lingkungan anda sendiri. Usaha-usaha apa sajakah yang ada di
lingkungan anda ? usaha manakah yang berkembang dengan baik dan manakah yang
tidak ? dengan mengenali usaha yang sudah ada, anda dapat memperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang karakteristik lingkungan anda. Anda juga melihat berbagai pilihan
jenis usaha yang ada. Mungkin ada yang cocok untuk dijadikan bisnis.
3.

Perhatikan kebutuhan masyarakat

Mungkin anda pernah memperhatikan seseorang (atau diri anda sendiri) mengeluh
tentang suatu hal. Keluhan-keluhan semacam ini merupakan indikasi bahwa ada
kebutuhan yang belum terpenuhi. Apakah anda dapat menawarkan solusi yang lebih
baik ? jika jawabannya adalah ya, ada kemungkinan hal itu merupakan peluang usaha
yang baik bagi anda.
4.

Bacalah makalah dan buku bisnis
Jangan membatasi diri hanya dengan apa yang ada dilingkungan anda. Jangkaulah

lebih jauh dengan membaca majalah-majalah dan buku bisnis. Seringkali anda dapat
memperoleh ide yang menarik dengan cara itu. Mungkin ada suatu jenis usaha yang telah
berhasil diterapkan di tempat lain namun belum ada di lingkungan anda. Mungkin juga
anda melihat ada trend baru yang sedang berkembang. Jika anda jeli, sangat mungkin
anda memperoleh peluang usaha sampingan yang baik dan menjanjikan.
Untuk mudahnya, marilah kita lihat disekitar kita sumber-sumber peluang usaha
untuk kita kenali, pelajari dan kita kembangkan lebih lanjut. Sehingga kita mempunyai
beberapa pilihan usaha yang kita minati dan sesuai kemempuan kita.

 Sumber gagasan / ide bagi produk dan jasa baru juga bisa digunakan untuk
mengembangkan usaha. Misalnya sebagai berikut :
1.

Kebutuhan dan Sumber Penemuan
Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang ingin
dipenuhi. Misalnya alat parut kelapa sampai sekarang belum dibuat dalam bentuk
besar, sedangkan yang elektronik sudah ada, tapi buatan luar negeri

2.

Mengamati kekurangan Produk lain
Mengamati kekurangan produk dan jasa yang ada merupakan lahan subur
bagi gagasan barang dan jasa baru

3.

Pemanfaatan Produk dari perusahaan lain
Banyak perusahaan baru yang terbentuk sebagai perusahaan yang
memanfaatkan produk dari perusahaan lain yang sudah ada. Misalnya perusahaan

konveksi baru membuat serbet, handuk dan keset dari bahan BS perusahaan konveksi
lain.


Sikap yang positif, tidak kenal menyerah dan memiliki prinsip serta
konsistensi terhadap hasil adalah kuncinya.

Menangkap peluang membutuhkan kejelian panca indera kita dan kemampuan untuk
berpikir cerdas . Banyak sekali potensi yang dapat kita olah, misalnya limbah botol air
mineral bisa dijadikan barang-barang kerajinan, tanaman obat tradisional perlu sentuhansentuhan manajemen modern (lihat keberhasilan produsen-produsen pengolah buah pace
saat ini!), tanah kosong dan tidak produktif dapat dijual dalam bentuk kapling, dsb.
Bahkan batu putih Gunung Kidul yang dulunya tidak bernilai, sekarang bisa memiliki
nilai lebih setelah dipahat, diukir menjadi barang-barang yang fungsional, seperti asbak,
tempat lilin, patung, rilief, air mancur, dsb. Potensi-potensi seperti itu hanya bisa
menghasilkan apabila diolah dengan kreativitas dan inovasi daya pikir kita. Sedangkan
jika kita melihat usaha dalam bentuk Multi Level Marketing, kita juga harus melihat
bagaimana system kerja usaha tersebut dan melihat resiko-resiko yang dapat terjadi.
Multi Level Marketing mempunyai Keunggulan dan Kelemahan yaitu sebagai berikut :

2.1

Keunggulan dan Kelemahan Multi Level Marketing
Usaha MLM ( Multi Level Marketing ) juga terdapat kelemahan serta

keunggulannya dalam menjalani bisni yaitu sebagai berikut :

1.

Keunggulan Multi Level Marketing ;
Memperkecil resiko kerugian finansial. Para distributor yang bergabung dengan

perusahaan MLM tidak akan terbebani oleh kerugian finansial apabila produk yang
mereka tawarkan tidak laku terjual.
2.

Biaya promsi relatif rendah. Biaya promosi dilokasikan sebagai persentase diskon

ytang diperoleh para distributor dan jaringannya atas volume penjualan mereka. Metode
MLM ini cocok bagi perusahaan yang menginginkan saluran distribusi yang efektif dan
menghemat biaya iklan.

3.

Investasi relatif rendah. Dengan menggunakan strategi MLM tugas para

distributor hanya mempertemukan antara pembeli dengan penjual. Tidak seperti bisnis
konvensional dimana untuk memulai suatu usaha seorang produsen harus memiliki modal
yang cukup besar sebagai salah satu syarat dalam mmemulai bisnisnya.
4.

Mekanisme kerja relatif sederhana. Untuk dapat menjadi seorang distributor tidak

perlu memasukkan lamaran kerja atau menyertakan sejumlah modal. Bagi mereka yang
ingin bergabung dengan perusahaan MLM, cukup memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi dan jiwa kewirausahaan yang tinggi pula. Dengan mekanisme kerja yang
sederhana ini diharapkan dapat menarik orang untuk bergabung dengan perusahaan
MLM.
5.

Harga produk relatif terjangkau. Pada umumnya perusahaan yang menjual

produknya dengan strategi MLM produk-produknya adalah produk impor, meskipun
sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang juga menggunakan strategi ini. Harga
produk-produk yang ditawarkan relatif terjangkau dan memiliki kualitas yang tinggi
dibandingkan dengan produk-produk lain yang sejenis.
6.

Komunikasi antar pribadi/hubungan personal. Penjualan langsung yang dilakukan

oleh para distributor dengan sentuhan-sentuhan pribadi mereka akan menimbulkan nilai
sendiri bagi konsumen. Konsumen yang merasa puas dengan produk dan pelayanan
distributor, diharapkan akan melakukan pembelian ulang dan menyebarkannya kepada
orang lain. Hal ini akan meningkatkan image perusahaan di mata konsumen.
7.

Tempat kerja atau aktivitas distributor tidak dibatasi oleh wilayah atau daerah.

Setiap distributor dalam menjalankan aktivitasnya baik itu menjual produk atau mencari
anggota baru, tidak dibatasi oleh daerah operasi, boleh dilakukan dimana saja.
8.

Aktivitas distributor tidak dibatasi oleh waktu. Bagi distributor yang tidak sempat

melaksanakan kegiatannya pada jam-jam normal/jam kerja, dapat melaksanakan
aktivitasnya pada sore atau malam hari/di luar jam kerja mereka. Bahkan pertemuanpertemuan antar anggota atau seminar-seminar dilaksanakan pada malam hari yang
diharapkan tidak menggangu aktivitas di pagi atau siang hari. Jadi waktu kerjanya relatif
luwes, tidak terikat oleh waktu, dan bisa diatur atau ditentukan sendiri oleh distributor.

9.

Dapat dilakukan di rumah sendiri. Kelebihan lain dari strategi MLM adalah

aktivitas distributor dapat dilakukan di rumahnya sendiri, sehingga lebih fleksibel karena
tidak membutuhkan kantor seperti perusahaan pada umumnya.
10.

Anggota distributor pasip masih bisa mendapatkan penghasilan/bonus. Berbeda

dengan bisnis konvensional dimana apabila kita berhenti bekerja maka akan berhenti pula
pendapatan kita. Pada bisnis MLM bagi anggota atau distributor yang pasip tidak
melakukan

aktivitas

apapun,

masih

memungkinkan

untuk

dapat

memperoleh

penghasilan/bonus dengan syarat-syarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
MLM. Semakin banyak mensponsori anggota baru, maka semakin besar pula peluang
untuk memperoleh pendapatan (“Kabar Kampus”, 1999: 3).
Beberapa keunggulan dari strategi MLM tersebut kiranya tepat dalam kondisi
krisis ekonomi, karena cukup efisien. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa
perusahaan yang memasarkan produknya dengan strategi ini memiliki prospek yang
cerah, karena pasarnya potensial.


Disamping berbagai keunggulan tersebut, ternyata startegi MLM juga memiliki
beberapa kelemahan atau kekurangan. Kelemahan strategi MLM tersebut antara lain:

1.

Faktor distributor. Staretgi MLM ini bertumpu pada kekuatan distributornya,

sehingga apabila terjadi sesuatu pada distributor maka strategi ini tidak akan berjalan.
Misalnya saja seorang distributor tidak berhasil menjual produk atau menghentikan
aktivitas dalam membangun jaringan, maka akan berakibat MLM menjadi lumpuh. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya perusahaan perlu untuk selalu memberikan
motivasi kepada para distributornya baik motivasi finansial maupun nonfinansial.
2.

Faktor produk. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan akan menentukan

keberhasilan bisnis ini. Apabila produk yang ditawarkan sama dengan produk
kebanyakan yang tersedia di pasaran, maka MLM tidak akan berjalan. Oleh sebab itu
perusahaan sebaiknya menciptakan produk yang benar-benar berbeda/khas dan produk
tersebut tidak dijumpai di pasaran, serta untuk mendapatkan produk tersebut hanya
dilayani melalui MLM.

3.

Dukungan infrastruktur. Kelemahan produk MLM bukan pada pola network

marketingnya, tetapi terletak pada dukungan infrastruktur. Misalnya saja ketersediaan
produk yang rawan, lambatnya penetrasi pasar, rapuhnya saluran distribusi, dan struktur
harga yang harus mengakomodasikan dengan kepentingan jejaring (para up liner dan
down liner yang panjang). Untuk itu perusahaan perlu mengimbangi dengan menawarkan
produk eksklusif yang tidak ada di pasaran (“Swasembada”, 1998: 65).
4.

Sikap masyarakat. Sikap sebagian masyarakat yang sering menolak apabila

didatangi distributor merupakan kelemahan lain dari strategi ini. Oleh sebab itu para
distributor sebaiknya jangan mudah atau putus asa. Para distributor perlu berusaha dan
bekerja lebih keras lagi, sementara perusahaan juga perlu memberikan semangat,
motivasi, bimbingan, pembinaan, dan memberikan berbagai alternatif solusi, agar para
distributor dapat meraih sukses.
5.

Keberatan membayar uang pangkal. Ada sebagian anggota masyarakat yang

merasa keberatan membayar uang pangkal untuk menjadi anggota/distributor perusahaan
MLM. Oleh sebab itu perusahaan/sponsor sebaiknya memberikan penjelasan mengapa
calon anggota/distributor baru diwajibkan untuk membayar sejumlah uang pangkal dan
untuk apa uang pangkal tersebut.
6.

Selera konsumen. Pada umumnya produk-produk yang dijual dengan strategi

MLM adalah produk impor, sehingga ada sebagian masyarakat atau konsumen yang
tidak/kurang menyukai produk impor tersebut. Para distributor sebaiknya memberikan
penjelasan yang positip mengenai keunggulan/kelebihan dari produk-produk tersebut jika
dibandingkan dengan produk lain yang sejenis.
7.

Jaringan pemasaran atau mata rantai paling bawah tidak mendapatkan apa-apa.

Kelemahan lain dari strategi ini apabila seorang distributor berada pada tingkatan paling
rendah, maka penghasilan yang mereka peroleh hanya dari hasil penjualan produk saja
kepada konsumen karena tidak memiliki anggota/jaringan di bawahnya.

2.2

Cara Kerja Multi Level Marketing

Pada dasarnya cara kerja pemasaran dengan strategi MLM berorientasi pada
prestasi dari setiap anggota atau distributornya. Para distributor dituntut untuk menjual
produk sesuai target dan membangun jaringan seluas-luasnya. Adapun cara kerja
pemasaran dengan strategi MLM adalah:
1.

Pertama-tama Anda akan disponsori oleh seorang distributor perusahaan MLM.

Sponsor Anda adalah distributor yang lebih dahulu bergabung dengan perusahaan MLM.
Tugas Anda antara lain menjual produk-produk perusahaan MLM dan mencari mitra
bisnis baru sebanyak mungkin untuk bergabung menjadi distributor, hingga membentuk
suatu jaringan yang luas.
2.

Membayar uang pangkal/pendaftaran. Untuk dapat didaftar sebagai anggota atau

distributor, setiap orang diwajibkan membayar sejumlah uang yang sudah ditentukan
besarnya. Uang pendaftaran ini biasanya akan diserahkan ke stockist terdekat bersamaan
dengan formulir pendaftaran yang telah diisi oleh prospek atau calon distributor. Setelah
membayar uang pangkal seorang distributor baru akan mendapatkan berbagai fasilitas
misalnya buku pedoman, kartu anggota, literatur perusahaan, majalah, selebaran berkala,
informasi produk, formulir-formulir pesanan, nasehat bisnis, dan contoh-contoh produk.
3.

Menandatangani perjanjian atau kontrak. Seorang anggota/distributor yang sudah

membayar sejumlah uang pangkal tadi, kemudian akan menandatangani suatu kontrak
yang bersifat mengikat distributor dan perusahaan. Seorang distributor harus mematuhi
berbagai peraturan yang sudah ditetapkan, sedangkan perusahaan berkewajiban untuk
menyediakan produk, memberikan berbagai bonus atau komisi, memberikan layanan
sebagaimana dijanjikan dalam marketing plan perusahaan, dan pedoman agar para
distributor dapat menjalankan bisnisnya dengan benar. Setiap anggota berhak untuk
mendapatkan produk-produk dari perusahaan dengan harga distributor atau harga grosir.
4.

Melaksanakan aktivitas penjualan produk. Para distributor kemudian melakukan

kegiatan menjual produk-produk perusahaan kepada konsumen. Sebagian besar penjualan
langsung/direct selling ini merupakan personal selling/face to face, diawali dengan suatu
rekomendasi atau pendekatan langsung. Para distributor biasanya memberikan penjelasan
tentang produk-produk perusahaan dan meyakinkan akan manfaat, keunggulan, atau
kualitas agar orang bersedia untuk membelinya.

5.

Mengembangkan jaringan. Selain bertugas menjual produk secara langsung

kepada konsumen, setiap distributor juga harus mengembangkan jaringan penjualan
seluas-luasnya. Untuk dapat membangun jaringan, setiap distributor harus mencari
prospek. Ada beberapa strategi untuk mendapatkan prospek, yaitu kembangkan jaringan
Anda seluas-luasnya, jelajahi seluruh pasar, temui orang-orang tempat prospek
bergantung, dan tampakkan diri Anda. Untuk membangun jaringan, Anda perlu
memahami prospek Anda. Ada tiga strategi yang dapat dikembangkan yaitu masuklah ke
dalam jiwa prospek Anda, pelajari bisnis prospek Anda, dan pahami risiko-risiko prospek
Anda. Apabila Anda tidak mampu untuk memahami bisnis prospek Anda atau risikorisiko mereka, maka Anda tidak mampu masuk ke dalam jiwa meraka (Cowper, Cowper,
dan Haynes, 2002). Apabila distributor berhasil dalam mengembangkan jaringan, maka
perusahaan akan memberikan berbagai imbalan dalam bentuk bonus, potongan harga, dan
incentive-incentive lainnya. Strategi MLM bertumpu pada pengembangan jaringan,
sehingga semakin banyak seorang distributor berhasil merekrut anggota baru maka
penghasilan atau bonusnya semakin besar (Dewi, 2004).
Untuk meningkatkan prestasi atau motivasi para distributor, perusahaan secara
berkala sebaiknya memberikan berbagai macam training, tambahan wawasan,
ketrampilan membangun pribadi yang kuat, tangguh, dan handal dalam membina atau
mengembangkan jaringan mereka. Beberapa perusahaan sudah memiliki programprogram training atau sekolah bisnis yang akan memberikan support bagi para
distributornya. Biasanya training ini diselenggarakan secara reguler dalam bentuk
pertemuan-pertemuan atau seminar-seminar. Tiens group misalnya menyelenggarakan
berbagai pertemuan dan seminar (support system) dalam bentuk OPP/Open Plan
Presentation, NDT/Network Development Training, BS/Business Seminar dan sebagainya
.
Dalam pertemuan tersebut para distributor dapat bertemu untuk berbagi
pengalaman, mengulas atau mengevaluasi kembali hasil kerja mereka, dan memberikan
petunjuk bagaimana cara membangun jaringan, siapa orang yang bisa diajak
bekerjasama, dengan tujuan untuk memberikan motivasi atau semangat baru kepada para
distributor yang belum berhasil. Dalam berbagai bentuk pertemuan atau seminar tersebut

seringkali para distributor mengundang prospek, sebagai cara untuk merekrut calon
anggota baru. Hal ini penting, sebab keberhasilan merekrut, melatih, dan memotivasi para
distributor merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perusahaan MLM (Palupi,
1998).

5.

Contoh Kasus Menangkap Peluang Usaha dan Usaha Multi Level
Marketing

Contoh menangkap peluang usaha :


Saat kini, "peluang usaha makanan" menjadi sumber penghasilan yang

cukup menjanjikan. apalagi dukung oleh trend masyarakat untuk berwisata
kuliner. Mengadakan jajanan atau cemilan memang bisa menjadi usaha yang
menjanjikan.
Bisnis makanan dan minuman menjadi Peluang Usaha yang paling diminati di
Kota Semarang karena menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat dan
mampu bertahan lama.



Contoh Kasus MLM (Money Game) :

Dalam poses perkembangannya, bisnis MLM di Indonesia tidak berjalan dengan
mulus. Hal ini dikarenakan bisnis MLM disalahgunakan oleh pihak atau orang-orang
tertentu untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Seperti kasus penipuan atau lebih
sering dikenal dengan istilah money game yang berkedok bisnis MLM. Money
gameawalnya berasal dari Kota New York yakni pada tahun 1919 yang didirikan oleh
Charles K. Ponzi (Wuryando 2010: 69). Perusahaan yang didirikan oleh Charles K. Ponzi

bernama The Securities and Exchange. Lebih lanjut Wuryando (2010) mengatakan bahwa
perusahaan Charles K.Ponzi ini menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan
keuntungan sebesar 50% dalam waktu hanya 3 bulan. Ditambahlagi dengan komisi
sebesar 10% bila member berhasil membawa investor baru. Dalam waktu singkat Charles
K. Ponzi dengan mudahnya berhasil meraup keuntungan sebesar 15 juta dollar. Kembali
pada masalah money game yang berkedok bisnis MLM.
Di Indonesia, kasus praktek money game yang berkedok bisnis MLM telah
banyak terjadi. Terdapat 21 perusahaan yang melakukan praktek money game di
antaranya seperti; kasus Yayasan Kesejahteraan Adil Makmur (YKAM) pada tahun 1987;
kasus PT. BMA (Bayumas Mulya Abadi) dan Higam Netpada tahun 1999; kasus Yayasan
Amal Muslim Indonesia (YAMI) dari Surabaya dalam program naik haji murah dengan
sistem Piramida pada tahun 2000; kasus PT. Cita Hidayat Komunikaputra (CHK) yang
didirikan pada tahun 1998 di Bandung olehDedi Hanurawan dengan berkedok MLM
melalui produk BBM, Oli, dan SPBU dengan dalih penanam modal; kasus Bisnis
Voucher Pulsa Handphone yang berlangsung pada tahun 2004 dengan berkedok MLM
karena produk voucher hanya fiktif belaka; kasus PT. Gee Cosmos Indonesia (GCI) yang
dipimpin Amran Madanatja dengan sistem money game yang berkedok MLM pada tahun
2002 dan beberapa kasus money game lainnya (Wuryando 2010: 81-83). Itulah beberapa
praktek money game yang sempat beroperasi di masyarakat Indonesia. Praktek money
game tersebut mengadopsi sistem kerja MLM, sehingga terlihat seperti perusahaan
MLM. http://www.melianature.com/my/Company/welcome.htm
Dari kedua contoh tersebut bisa kita lihat sisi baik dan buruknya, bagaimana pola
pikir masyarakat atau perusahaan yang menyalah gunakan system usaha MLM tersebut
dan masyarakat yang dengan mudah tertipu oleh pihak yang menawarkan berbagai
macam iming-iming keuntungan yang sangat besar. Dalam kedua topik ini bisa kita
gabungkan bahwa setiap usaha mempunyai strategi dan system kerja yang berbeda, lain
dengan seseorang yang mempunyai usaha sendiri yang lebih membuat diri kita tidak
merasa tertipu. Namun , jika kita lihat sisi baiknya sebuah MLM adalah mampu membuat
masyarakat yang mempunyai penghasilan yang minim dan bergabung kedalam usaha
MLM demi memperbaiki perekonomian diri nya sendiri. Sebuah usaha berawal dari kita

membutuhkan sebuah uang dan terciptalah inovasi atau kreatifitas individual yang
menciptakan sebuah usaha atau pun bergabung ke dalam usaha tersebut dan dari hal ini
kita juga bisa menangkap peluang usaha yang berada disekitar kita baik yang belum
tercipta maupun sudah tercipta

BAB III
PENUTUP

1.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Peluang

usaha/menangkap peluang usaha adalah kesempatan atau waktu yang tepat, yang
seharusnya diambil atau dimanfaatkan bagi seorang wira usahawan yang mendapatkan
keuntungan.Dalam dunia usaha setiap orang (pengusaha) atau orang yang hendak
berkecimpung di dunia ini sudah semestinya mengerti dan memperhatikan peluang usaha
yang ada disekitar mereka atau kita.Informasi peluang usaha dapat kita peroleh dari
beberapa sumber antara lain : informasi mengenai konsumen, permintaan, penawaran,
persaingan serta pengembangan produk dan jasa. Dan sumber – sumber informasi
peluang usaha itu harus memenuhi persyaratan antara lain : informasi peluang uasaha
datanya harus lengkap, informasi peluang uasaha datanya harus dapat dipercaya, dan
informasi peluang uasaha datanya harus harus berlaku serta menerapkan strategi secara
tepat akan berdampak pada kemampuan mereka (wirausaha) untuk bersaing dengan
usaha lain serta dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan dengan
cara mengembangkan inovasi produknya. Dengan terus menjaga dan mengembangkan
sumber keunggulan bersaingnya maka kelangsungan usaha tersebut akan tetap terjaga.
Sedangkan Multi Level Marketing sendiri mempunyai beberapa keunggulan
maupun kelemahan.Namun , keduanya adalah strategi alternative yang bisa digunakan
oleh perusahaan utuk memperoleh keuntungan/pendapatan yang relative besar.Selain itu

Multi Level Perusahaan juga mempunyai cara kerja yang relatif sederhana dan efisien
daripada dengan pola distribusi konvensional.

1.2

Saran

1.

Kita sebagai wirausahawan harus bekerja keras dan bertanggung jawab atas
pekerjaan yang kita geluti, agar mencapai suatu tujuan yang kita inginkan.

2.

Kita sebagai wirausahawan harus berani dan siap menanggung segala resiko pada
usaha yang sedang kita geluti, dan hal tersebut bukan berarti akhir usaha tersebut.

3.

Kita sebagai wirausahawan harus kreatif dan inofatif, agar kita dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang kita jumpai.

4.

Kita sebagai wirausahawan harus berfikir yang positif dan selalu berambisi ingin
maju dengan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan.

5.

Kita sebagai wirausahawan harus tanggap dan cepat dalam memanfaatkan
peluang usaha.

6.

Kita dalam menjalankan sebuah usaha harus menyusun strategi yang sistematis.

7.

dan kita juga harus cermat menangkap peluang usaha yang ada.
Dari strategi yang sudah di rincikan kita bisa dapat melihat dengan teliti bahwa

MLM adalah sebuah peluang usaha juga namun kembali kepada diri masing-masing
bagaimana kita dapat memilih perusahaan yang berkedok MLM dengan baik yang tidak
menyalah gunakan sebuah usaha sebagai Money Game.

1.3

Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Pemasaran, Konsep, Dasar dan Strategi. Cetakan
Keenam, P.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran. JilidDua. Edisi Ke Delapan. Penerbit
Salemba.Jakarta.
David,Fred R.(2003).Manajemen strategis konsep-konsep.Terj.Kresno
Saroso.Ed.9.Indeks jakarta
Pramutoko,baju.2011.Penjualan Sistem MultiLevel Marketing di kota kediri.Universitas
Islam Kediri,Kediri.
Hoskisson, Robert E., Ireland, R. Duane, dan Hitt Michael A. (2001), Manajemen
Strategi & Daya Saing Perusahaan, Buki I, Terjemahan, Jakarta: Salemba Empat
Kartajaya, Hermawan (1998), “Menjaga MLM Tetap Berjaya”, Swasembada, Tahun XIV,
Nomor 13, 25 Juni-8 Juli, Hal. 66
Kotler, Philip (2003), Marketing Management, Eleventh Edition, Upper Saddle River,
New Jersey: Prenticem Hall, Inc.
http://elfitaaddress.blogspot.co.id/2015/02/makalah-multi-level-marketing.html
Makalah Univeritas Makasar jurusan Ekonomi 2013
Makalah ITATS Surabaya Mata Kuliah Kewirausahaan ( acedimia.co.id)