Laporan Resmi Praktikum Kimia Koordinasi (2)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Koordinasi
“PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP”
Nama / NIM

: Muhamad. Syaiful Ampri.(652015011)

Judul

: Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap

Tanggal Praktikum

: 16 Februari 2017

Landasan teori
Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau lebih
pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai pemberi elektron
dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini,
pasangan elektron jadi milik bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan
pemberi-penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi. Namun, jika
pasangan elektron itu terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Proses

pembentukan ikatan antara pemberi-penerima elektron tersebut dapat dituliskan dengan
persamaan :
M + :L ↔ M:L
Dimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki pasangan elektron (rivai, 1995).
Senyawa koordinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompleks netral dan
ion yang dalam hal ini paling sedikit satu dari ion tersebut harus merupakan ion kompleks.
Salah satu karakteristik karakteristik senyawa kompleks ialah bahwa ion kompleks atau
kompleks netral yang menyusun senyawa tersebut masih seringkali mempertahankan
identitasnya dalam larutan. Meskipun dapat terjadi disosiasi parsial. Misalnya senyawa yang
semula ditulis 2 KBr.HgBr2 sebetulnya mengandung ion tetrahedral [HgBr4] 2- dalam
padatan Kristal dan ion ini tetap mempertahankan keutuhannya jika dimasukkan dalam
larutan dan harga disosiasi menjadi kecil (Day dan Selbin, 1993).
Garam kompleks merupakan garam-garam yang memiliki ikatan koordinasi (garam
yang dapat membentuk ion-ion dan salah satunya ion kompleks). Contoh dari garam

kompleks ialah Cu(SO4)2(NH4)2. Garam rangkap akan terionisasi menjadi ion-ion
komponennya ketika dilarutkan. Contoh lain dari garam kompleks yakni [Co(NH3)6]Cl3
atau CoCl3.6NH3 yang berfungsi sebagai ligan ialah NH3 sedangkan Cl ialah diluar daerah
koordinasi (sukardjo, 1985).
Tujuan

1. Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan
garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat.
2. Menentukan %yeld garam rangkap kupri ammonium sulfat.
3. Menentukan %yeld garam kompleks tetraammincopper(II) sulfat monohidrat.
Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang diperlukan
-

3 buah tabung reaksi besar dan kecil
1 buah gelas ukur 50 mL
1 buah gelas ukur 10 mL
2 buah gelas beker 100 mL
2 buah gelas arloji
1 set pompa vakum
Pipet volum
Pipet tetes
Kertas saring
b. Bahan-bahan yang dibutuhkan
- Kristal kupri sulfat pentahidrat
- Kristal ammonium sulfat

- Etil alcohol
- Aquades
Metode
a. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4•(NH3)2SO4.6H2O
1. Dilarutkan 0,02 mol CuSO4•5H2O (249,5 g/mol) dan 0,02 mol ammonium sulfat,
(NH3)2SO4 (132g/mol) dengan 10 mL aquades didalam beaker glass 100 mL.
dipanaskan secara pelan-pelan sampai semua garam larut sempurna.
2. Dibiarkan larutan tersebut menjadi dingin pada temperatur kamar sampai
terbentuk kristal. Apabila dibiarkan selama 1 malam maka akan diperoleh Kristal
yang banyak.
3. Dilanjutkan pendinginan campuran itu dengan waterbath, kemudian didekantir
untuk memisahkan Kristal dari larutan.

4. Dikeringkan Kristal dalam kertas saring. Kristal yang diperoleh berbentuk
monoklin (tidak perlu dibuktikan).
5. Ditimbanglah Kristal yang dihasilkan dan dicatat jumlah mol reaktan dan mol
Kristal hasil. Kemudian dihitung persen hasilnya.
b. Pembuatan

garam


kompleks

tetraammincopper(II)

sulfat

monohidrat,

Cu(NH3)4SO4•5H2O
1. Ditempatkan 8 mL larutan ammonia 15 M dan diencerkan dengan 5 mL aquades
dalam cawan penguapan.
2. Ditimbang 0,02 mol CuSO4•5H2O yang berbentuk powder. Ditambahkan Kristal
itu ke dalam larutan ammonia dan diaduk sampai semua kristal larut.
3. Ditambahkan 8 mL etil alcohol secara pelan-pelan melalui dinding beaker
sehingga larutan tertutupi oleh alcohol. Jangan diaduk atau digoyang. Ditutup
dengan gelas arloji dan biarkan selama 1 malam.
4. Setelah didiamkan satu malam, diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara
sempurna. Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan didekantir. Dipindahkan
kristal ke dalam kertas saring dan dicuci dengan 3-5 mL campuran larutan

ammonia 15 M dengan etil alcohol yang perbandingan volumenya sama.
5. Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL etil alcohol dan disaring
dengan pompa vakum.
6. Ditimbang kristal kering yang dihasilkan dan tentukan berapa mol ammonia yang
diperlukan.
c. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam
kompleks
1. Ditempatkan sedikit (kira-kira 1 mL) Kristal kupri sulfat anhidrit didalam tabung
reaksi kecil kering. Dicatat perubahan warna yang terjadi apabila 2 atau 3 mL
aquades ditambahkan. Kemudian ditambahkan larutan 6 M ammonia tetes demi
tetes sampai 5 mL. dicatat apa yang saudara amati!
2. Dilarutkan sedikit garam rangkap hasil percobaan bagian a dalam kira-kira 5 mL
aquades dalam tabung reaksi besar. Dilakukan pula terhadap garam kompleks hasil
percobaan bagian b. dibandingkan warna larutan. Jenis ion apa yang menyebabkan
adanya perbedaan warna. Diencerkan setiap larutan dengan kira-kira 20 mL
aquades dan dicatat perubahan warnanya.
3. Ditempatkan sejumlah garam kering hasil percobaan bagian a dan b didalam
tabung reaksi yang berbeda. Dipanaskan pelan-pelan masing-masing tabung dan
dicatat perubahan warnanya. Gas apa yang dibebaskan oleh setiap sampel.


Hasil pengamatan
a. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4•(NH3)2SO4.6H2O
Massa kertas saring + cawan petri = 28,79 gram
Massa kertas saring + cawan petri + sempel = 45,65 gram
Massa sempel = 6,87 gram
CuSO4.5H2O + 2(NH4)2 SO4

CuSO4(NH3)2SO4.6H2O

M:
R :

0,02
0,02

0,02
0,02

0,02


S :

-

-

0,02

Mr = CuSO4(NH3)2SO4.6H2O = 398 mol/gram
Massa = mol x Mr
= 0,02 x 398
= 7,96 gram
% yield =

6,86
x 100% = 86,1 %
7,96

b. Pembuatan


garam

kompleks

tetraammincopper(II)

Cu(NH3)4SO4•5H2O.
Massa kertas saring + cawan petri = 39,30 gram
Massa kertas saring + cawan petri + sempel = 43,55 gram
Massa sempel = 4,25 gram
Mol NH3 = ρ =

m
v

=0,88 gram/mol

m = ρ x v = 0,88 x 13= 11,44 gram
Berat amonia yang dipakai = 0,32 x 11,4 = 3,66 gram
Mol NM3 =


M:
R:
S:

3,66
17 gram/mol

= 0,215 mol

4NH3 + CuSO4.5H2O
0,215
0,02
0,08
0,02
0,135
-

[Cu(NH3)4]SO4.5H2O
0,02

0,02

Massa [Cu(NH3)4]SO4 = 0,02 x 317,8 = 6,36 gram
% yield =

4,25
x 100% = 66,8 %
6,36

sulfat

monohidrat,

c. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks.


Kristal kupri anhidit + 3ml aquades

larutan


berwarna

biru

muda

bening dan endapan Berwarna biru muda.
+ larutan amonia 6M tetes demi tetes
larutan berwana biru tua Dan ada




endapan.
Sempel a + 5ml aquades
Biru muda +

larutan biru bening (biru muda ++)

Sempel b + 5ml aquades

larutan berwarna biru keruh(toska ++)

dan ada endapan

biru muda (+) dan ada endapan.

Setelah dipanaskan.
Sempel a dipanaskan
Sempel b dipanaskan

tidak bau
bau tajam (amonia) dan warna coklat.

Pembahasan
Percobaan ini adalah mengenai pembuatan garam rangkap dan garam kompleks.
Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, prosesnya disebut netralisasi
dimana sejumlah asam dan basa murni yang ekivalen dicampur dan larutannya diuapkan
sehingga akan tertinggal suatu kristal yang tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau
basa (Vogel, 1990). Garam rangkap dibentuk jika dua garam mengkristal bersamaan
dalam perbandingan mol tertentu, dan dalam larutan garam rangkap akan terionisasi
menjadi ion-ion komponennya (Rivai, 1995). Garam-garam yang memiliki ikatan
koordinasi (garam-garam yang dapat membentuk ion-ion, salah satunya ialah ion
kompleks disebut garam kompleks) (Sukardjo, 1985).
Percobaan yang pertama adalah Dilarutkan 0,02 mol CuSO 4•5H2O (249,5 g/mol) dan
0,02 mol ammonium sulfat, (NH3)2SO4 (132g/mol). Ammonium sulfat dan CuSO4•5H2O
selanjutnya dilarutkan dalam 10 ml aquades dan dipanaskan pelan-pelan sehingga
menghasilkan larutan yang berwarna biru. Garam ammonium sulfat merupakan garam
yang kristal stabil dari ion NH4 + tetrahedral yang kebanyakan larut dalam air. Garam dari
asam kuatnya terionisasi sebelumnya dan larutannya sedikit bersifat asam, reaksi yang
terjadi :
NH4+ + H2O

NH3 + H3O+ (Vogel, 1990)

Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat
maupun larutan air (Vogel, 1990). Larutan selanjutnya didinginkan pada temperatur

kamar dan didiamkan selama satu malam. Pendinginan dilakukan untuk mempercepat
pembentukan atau pengendapan garam kupri ammonium sulfat, dilakukan selama satu
malam karena kompleks Cu membutuhkan waktu yang lama dalam penggantian ligannya.
Endapan terlihat pada gambar di atas dimana endapan ini adalah merupakan garam
kupri ammonium sulfat. Larutan ammonia jika ditambahkan pada larutan tembaga (II)
sulfat dalam jumlah yang sedikit akan menghasilkan endapan biru suatu garam basa
(tembaga sulfat basa) dengan reaksi :
CuSO4 .5H2O + 2 (NH4)2SO4

Cu (NH3)4 (SO4)3

Jika reagensia yang diberikan berlebihan maka endapan dapat larut kembali dan warna
menjadi biru tua, yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraamino kuprat (II).
2 [Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH- (Vogel,1990).

Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3

Endapan kristal disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan kristal
dari filtratnya, lalu dikeringkan di dalam oven agar sisa larutan dalam kristal hilang.
Kristal yang telah kering ditimbang dan beratnya 6,87 gram. %yeld yang dihasilkan
adalah 86,1 % yang berarti garam ammonium sulfat dari hasil reaksi terbentuk sebanyak
86%. Kristal yang dihasilkan berwarna biru muda. Zat yang menyerap warna pada
panjang gelombang tertentu dari sinar tampak, maka zat itu akan meneruskan warna
komplementer yang nampak pada mata kita. CuSO4 anhidrat berwarna biru karena
menyerap sinar inframerah, CuSO4. 5H2O biru karena menyerap warna kuning,
Cu(OH)2(NH3) 4]2+ berwarna biru karena menyerap warna hijau kekuningan (Soekardjo,
1985). Warna biru yang terjadi disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraamin
tembaga(II) [Cu(NH3) 4]2+. Struktur dari garam rangkap kupri ammonium sulfat ini
adalah.
SO4
NH3

NH3

SO4

Cu

NH3

SO4
NH3

SO4
(Cotton dan Wilkinson,1989)
Sebenarnya ada dua molekul H2O dalam kompleks tersebut, namun jaraknya terhadap
ion pusat sangat jauh disbanding dengan tempat NH3 yang ada. Garis putus-putus yang
menghubungkan SO4 dengan Cu merupakan valensi primer dimana SO4 ada diluar
daerah koordinasi sehingga mudah putus dan terbentuk ion [Cu(NH3) 4] 2+. Hal ini
menunjukan bahwa garam rangkap jika dilarutkan dalam air akan terionisasi (Soekardjo,
1985).
Percobaan kedua adalah Pembuatan garam kompleks tetraammincopper(II) sulfat
monohidrat, Cu(NH3)4SO4•5H2O. Ditimbang 0,02 mol CuSO4•5H2O yang berbentuk
powder, lalu dilarutkan dalam 8 mL larutan ammonia 15 M dan diencerkan dengan 5 mL
aquades dalam cawan penguapan yang dilakukan dalam ruang asam, karena ammonium
yang digunakan memiliki konsentrasi 8,5 M dan mudah menguap. Larutan yang
dihasilkan berwarna biru tua. Ammonia 8,5 M bertindak sebagai ligan yang akan
menggantikan ligan pergi (H2O). Ligan NH3 lebih kuat daripada H2O sehingga akan
lebih mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O (Soekardjo, 1985).
Larutan ditambahkan 8 ml etil alkohol melalui dinding gelas beaker sehingga larutan
tertutupi oleh etil alkohol. Penambahan etanol bertujuan untuk mengikat molekul air yang
terdapat dalam larutan yang mungkin dapat menggangu proses pengendapan. Larutan
ditutup dengan kaca arloji untuk menghindari kontak dengan udara, lalu didiamkan
selama satu malam. Larutan jangan sampai mengalami goncangan karena dapat
mempengaruhi proses pengendapan. Kompleks Cu membutuhkan waktu yang lama untuk
penggantian ligan-ligannya. Senyawa kompleks yang membutuhkan waktu yang lama
dalam penggantian ligan-ligannya disebut senyawa kompleks lembam (Rivai, 1995).
Larutan yang dihasilkan berwarna ungu dengan adanya endapan. Endapan yang terbentuk
disaring dengan kertas saring. Kemudian dicuci dengan campuran ammonia pekat : etil
alkohol (1:1) yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor dan kontaminan yang

terdapat dalam endapan karena molekul pelarut ammonia akan menarik molekul-molekul
ammonia sisa yang mungkin tidak bereaksi, sedangkan etil alkohol akan menarik molekul
etil alkohol yang sebelumnya ditambahkan. Pencucian dilakukan lagi menggunakan
etanol 5 ml untuk mencegah terjadinya ionisasi,karena jika ditambahkan dengan aquades
garam akan terionisasi menjadi ion-ion penyusunnya (Khopkar,2003).
Endapan dikeringkan didalam oven agar terbebas dari filtratnya,lalu ditimbang dan
beratnya sebesar 4,25 gram. Gambar dari Kristal yang sudah kering adalah sebagai
berikut

Kristal yang dihasilkan berwarna ungu yang merupakan Kristal dari garam
kompleks tetraamincopper(II)sulfat. Kristal ungu merupakan warna kompleks dengan
bentuk planar segitiga. Rendemen Kristal yang terbentuk dihitung,%yeld yang dihasilkan
adalah 66,8%.

Percobaan terakhir adalah perbandingan sifat garam tunggal dengan garam rangkap
dan garam kompleks,sedikit Kristal kupri sulfat anhidrit dilarutkan dalam 3 ml aquades
menghasilkan larutan berwarna biru muda bening dan endapan biru muda.Reaksi yang
terjadi pada garam tunggal adalah sebagai berikut
CuSO4 + 4H2O

(Cu(OH)4)2+ + SO42- (Vogel.1990)

Larutan ini merupaka garam tunggal Cu(II) yang memiliki warna biru baik dalam
bentuk hidrat, padat maupun dalam larutan air, warna ini khas untuk ion tetra akuokuprat(II)
(Vogel, 1990). Lalu larutan ditambah larutan amonia 6 M tetes demi tetes maka larutan
barubah menjadi berwarna biru tua dan ada endapan hal ini karena Ammonia bertindak
sebagai ligan yang akan menggantikan ligan pergi (H2O). Ligan NH3 lebih kuat daripada
H2O sehingga akan lebih mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O.
Garam pada percobaan A dan B juga masing-masing dilarutkan dalam 5 ml akuades.

Larutan pada garam rangkap berwarna biru muda (++) dan diencerkan dengan 20 ml aquades
hasilnya menjadi biru muda (+) namun kurang pekat daripada garam tunggal, sedangkan
garam kompleks larutannya berwarna ungu atau biru keruh. Namun setelah diencerkan
dengan 20ml aquades berubah menjadi menjadi biru muda (+) dan terdapat endapan.
Perbedaan warna sebelum diencerkan dengan 20ml ini terjadi pada garam-garam tersebut
karena adanya perbedaan penyerapan sinar tampak dengan panjang gelombang yang berbeda
pula. Warna yang terlihat merupakan merupakan warna komplementer yang diteruskan dari
warna yang diserap (Soekardjo,1985).
Perlakuan selanjutnya adalah memanaskan larutan garam rangkap dan garam
kompleks dengan pelan-pelan. Larutan garam rangkap tidak mengalami perubahan warna
setelah pemanasan sedangkan larutan garam kompleks berwarna coklat dengan endapan
coklat. Perubahan warna yang tidak terjadi pada larutan garam rangkap disebabkan
pemanasan member kenaikan energy level pada splitting dari orbital d pada logam Cu.
Sehingga jarak dari orbital eg ke t2g menjadi lebik jauh sehingga eksitasi elektron agak sulit
dan tidak terjadi perubahan warna yang berarti. Reaksi yang terjadi saat garam rangkap
dilarutkan dalam 5 ml akuades adalah :
Cu (NH3)4 (SO4)3

cu 2+ + 3SO4 2- + 4 NH3
(Vogel, 1990)

Warna coklat pada larutan garam kompleks disebabkan oleh terbentuk endapan hitam yang
relative banyak. Endapan hitam berasal dari cu(II) yang teroksidasi menjadi cu(III) karena
adanya pemanasan dan membebaskan gas SO2 yang mudah dikenali dari bau yang seperti
telur busuk dan mirip bau amonia . Hali inilah yang membedakan garam kompleks dengan
garam rangkap. Garam kompleks yang dilarutkan dalam air dan tidak meembentuk ion-ionya
namun menjadi ion-ion kompleknya. Reaksi yang terjadi adalah :
Cu (NH3)4 SO4 + 2H2O

[ Cu (OH2) 2( NH3)4] 2+ + SO4 2( vogel, 1990)

Jawab Pertanyaan
1. ion tetra akuokuprat(II) = (Cu(OH)4)2+
2. Cu(H2O)42+, Cu(NH3)42+, SO423. [ Cu (OH2) 2( NH3)4]

2+

dan SO4 2- . Namun setelah diencerkan aquades berlebih

berubah menjadi menjadi biru muda (+) dan terdapat endapan. Perbedaan warna
sebelum diencerkan dengan 20ml ini terjadi pada garam-garam tersebut karena
adanya perbedaan penyerapan sinar tampak dengan panjang gelombang yang
berbeda pula.
4. Larutan garam rangkap tidak mengalami perubahan warna setelah pemanasan
sedangkan larutan garam kompleks berwarna coklat dengan endapan coklat.
Perubahan warna yang tidak terjadi pada larutan garam rangkap disebabkan
pemanasan member kenaikan energy level pada splitting dari orbital d pada logam
Cu. Sehingga jarak dari orbital eg ke t2g menjadi lebik jauh sehingga eksitasi
elektron agak sulit dan tidak terjadi perubahan warna yang berarti. Sedangkan
Warna coklat pada larutan garam kompleks disebabkan oleh terbentuk endapan
hitam yang relative banyak. Endapan hitam berasal dari cu(II) yang teroksidasi
menjadi cu(III) karena adanya pemanasan dan membebaskan gas SO2 yang mudah
dikenali dari bau yang seperti telur busuk dan mirip bau amonia.
5. Berdasarkan hasil percobaan di atas, sebutkan jenis-jenis komponen penyusun
Kristal garam berikut ini :

a. Kupri sulfat (anhidrit) CuSO4 = Cu,S,O
b. Kupri sulfat pentahidrat (CuSO4·5H2O) =(Cu,S,O,H),
c. Kupri ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = Cu,S,O,N,H
d. Tetrammintembaga(II)sulfatmonohidrat

Cu(NH3)4SO4.5H2O=Cu,N,H,O,S

Kesimpulan
1. Sifat dari garam kompleks yakni jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi
kompleks dan ionnya, sedangkan sifat garam rangkap jika dilarutkan dalam air akan
terionisasi menjadi ion- ion pembentuknya.
2. %yeld garam rangkap kupri ammonium sulfat yaitu 81,1%
3. %yeld garam kompleks tetraammincopper(II) sulfat monohidrat yaitu 66,8%.

Daftar Pustaka
Cotton, F.A dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI press, Jakarta.
Day, M.C dan J. Selbin, 1993, Kimia Anorganik Teori, UGM Press, Yogyakarta. Khopkar,
S.M, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Rivai, H, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia Edisi Pertama, UI, Jakarta. Sukardjo, 1985, Kimia
Koordinasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Vogel, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif makro dan Semi Mikro Jilid 1, PT.
Kalman Media Pustaka, Jakarta.

JAWAB PERTANYAAN

1.

ion tetra akuokuprat(II) = (Cu(OH)4)2+

2. Dalam langkah bagian c.1, tentukan iom-ion Cu apa saja yang terbentuk dan
tuliskan strukturnya Jenis ion apa saja yang ada apabila garam rangkap kupri
ammonium sulfat dilarutkan dalam air
Cu(H2O)42+, Cu(NH3)42+, SO423. Jenis ion apa saja yang ada apabila garam kompleks tetraammincopper(II) sulfat
dilarutkan ke dalam sedikit air. Bagaimanakah perubahan yang terjadi bila
dilarutkan dalam air berlebih. [Cu(H2O)4]2+, Cu2+
4. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi apabila garam-garam itu dipanaskan

Kristal garam rangkap dipanaskan melepaskan uap H2O yang tidak
menimbulkan bau, sedangkan kristal garam kompleks menghasilkan gas
ammonia (NH3).
Adapun reaksinya:
CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O
CuSO4 + (NH4)2SO4 + 6 H2O ↑
Cu(NH3)4SO4.H2O
CuSO4 (s) + H2O (l) + ↑ NH3 (g)
5. Berdasarkan hasil percobaan di atas, sebutkan jenis-jenis komponen penyusun
Kristal garam berikut ini :
e. Kupri sulfat (anhidrit) CuSO4 = Cu,S,O
f. Kupri sulfat pentahidrat (CuSO4·5H2O) =(Cu,S,O,H),
g. Kupri ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = Cu,S,O,N,H
h. Tetrammintembaga(II)sulfatmonohidrat Cu(NH3)4SO4.5H2O=Cu,N,H,O,S