BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN,PERSALINAN FISIOLOGIS, BAYI BARU LAHIR DENGANBBLR, NIFAS DAN MENYUSUI, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. S UMUR 30 TAHUN DI PUSKESMAS I K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. KEHAMILAN

  a) Pengertian

  Kehamilan atau bisa disebut dengan periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum. Sebaiknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pasca natal (Varney, dkk.2006; h : 492).

  Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 mingggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2010 ; h. 213).

  Kehamilan adalah berkembangnya hasil konsespsi yang dihitung dari pertama haid terakhir sampai berakhirnya kehamilan selama 40 minggu atau lebih.

  Proses kehamilan adalah matarantai yang berkesinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

  11 pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2013).

  Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 -9 bulan (Prawiharjo, 2006). Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah periode diamana seorang wanita menyimpan embrio atau fetus didalam tubuhnya dan usia kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

  b) Proses terjadinya kehamilan Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan (konsepsi).

  Pembuahan/ konsepsi sering disebut fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan. Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang sehingga memungkinkan untuk bergerak dalam media cair dan dapat mempertahankan fertilisasinya selama 2-4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup maksimal 48 jam setelah ovulasi (Hutahean S, 2013).

  c) Tanda-tanda Kehamilan

  Menurut Hutahean (2013) tanda-tanda kehamilan sebagai berikut: (1)

  Tanda persumtif/dugaan Amenore, morning sickness, sering BAK, payudara membesar, tegang, fatique, perubahan kulit.

  (2) Tanda mungkin

  (a) Pembesaran abdomen (12 minggu)

  (b) Tanda piskacek ( usia 14-16 minggu)

  (3) Tanda hegar : perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (usia 6 minggu)

  (4) Tanda goodell : pelunakan pada leher rahim akibat peningkatan vaskularisasi (usia 8 minggu).

  (5) Tanda Chadwick : warna merah tua atau kebiruan pada vagina akibat peningkatan vaskularisasi (usia 6-8 minggu)

  (6) Kontraksi Braxton hicks, kontaksi uterus yang datangnya sewaktu- waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama tertentu (akhir trimester pertama)

  (7) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah konsepsi)

  d) Tanda pasti

  Adanya denyut jantung janin, adanya pergerakan janin (usia 19 minggu), visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu) Menurut Manuaba (2013) tanda-tanda kehamilan sebagai berikut :

  1) Tanda-tanda dugaan kehamilan :

  (a) Amenora konsepsi dan nidasi menyababkan tidak terjadi pembentukan folike de Graaf dan ovulasi.

  (b) Mual dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

  (c) Ngidam.

  (d) Sinkop atau pingsan. (e)

  Payudara tegang Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. (f)

  Sering miksi Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

  (g) Konstipasi Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

  (h) Pigmentasi kulit Keluarnya melanophore stimulating hormone

  (MSH) hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara), disekitar pipi (kloasma gravidarum). (i)

  Epulis hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.

  (j) Varices Pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena.

  2) Tanda tidak pasti hamil

  (a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.

  (b) Pada pemeriksaan dalam,dijumpai ada hegar, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballottement.

  (c) Tanda pasti kehamilan

  Gerakan janin dalam rahim, terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin, denyut jantung janin.

  3) Perubahan fisiologis dalam kehamilan

  Menurut Manuaba (2013) perubahan fisiologis dalam kehamilan sebagai berikut : a.

  Uterus Rahim yang semula besarnya sejempol / beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan ( Manuaba, 2013).

  b.

  Vagina Vagina dan vulva mengalami penuingkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak tanda

  Chadwicks ( Manuaba, 2013).

  c.

  Ovarium Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2013). d.

  Payudara Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormone yaitu estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin (Manuaba, 2013).

  e.

  Sirkulasi darah ibu Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Volume darah bertambah sebesar 25- 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

  Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga 10.000/ml. pada postpartum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitis (Manuaba, 2013).

  Sistem respirasi terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu (manuaba, 2013).

  Sistem pengenceran pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan : a.

  Pengeluaran air liur berlebihan ( hipervalidasi) b.

  Daerah lambung terasa panas c. Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness.

  d.

  Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum e. Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum.

  f.

  Progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

  Traktus urinarus terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Ueter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine (Manuaba, 2013).

  Perubahan pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan kelenjar suprarenalisis.hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum livide/alba, aerola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (kloasma gravidarum) (Manuaba, 2013).

  Metabolisme mengalami perubahan dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan pesiapan memberikan ASI. (Manuaba, 2013).

  Menurut Hutahean (2013) perubahan fisiologis dalam kehamilan sebagai berikut : a.

  Berat badan Peningkatan berat badan sekitar 25% dari sebelum hamil (Rata-rata 12,5 kg). Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu, pengaruh dari pertumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpanan lemak dan protein, serta peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada maternal ( Hutahean, 3013).

  b.

  Sistem Reproduksi Uterus, berat naik 20-25 gram, volume 10 ml.

  Pembesaran uterus karena pengaruh estrogen adalah hiperplasia dan hipertrofi jaringan otot uterus.

Table 2.1 Pembesaran uterus pada ibu hamil

  No Umur Kehamilan Pembesaran Uterus (TFU)

  a). Tidak hamil/normal Telur ayam (± 30 g)

  b). 8 minggu Telur bebek

  c). 12 minggu Telur angsa

  d). 16 minggu Pertengahan simfisis ke pusat

  e). 20 minggu Pinggir bawah pusat

  f) 24 minggu Pinggir atas perut

  g) 28 minggu Sepertiga pusat ke xyphoid

  h). 32 minggu Pertengahan pusat ke xyphoid i). 36-42 minggu 3 jari dibawah xyphoid

  Sumber : Hutahean, 2013

Tabel 2.2 Pemeriksaan TFU sesuai kehamilan

  (Manuaba,2012)

  Usia TFU kehamilan Dalam cm Penunjuk badan

  • 12 minggu 1/3 diatas simpisis
  • 16 minggu ½ simpisis dan pusat 20 minggu 20 cm 2/3 diatas simpisis
  • 22 minggu Setinggi pusat 28 minggu 25 cm 3 jari diatas pusat 32 minggu 27 cm - 34 minggu - Pertengahan antara px dengan pusat 36 minggu 30 cm Setinggi px 40 minggu 2 jari dibawah px - c.

  Servik Terdapat tanda Chadwick, goodell, dan mucus plug, servik uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan.

  Lendir servik meningkat seperti gejala keputihan (Hutahean, 2013). d.

  Ovarium Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi progesterone dan esterogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama kehamilan (hutahean, 2013).

  e.

  Payudara Areola mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh progesterone dan estrogen, berwarna kebiruan (

  tanda Chadwick) ( Hutahean, 2013).

  4) Sistem Muskuloskeletal

  Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis, sering mengalami nyeri dibagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan koluma vertebrate (Hutahean, 2013). 5)

  Adaptasi musculoskeletal (i)

  Pengaruh hormonal,retraksi persendian karena pengaruh horman relaksin.

  (ii) Pengaruh mekanik, peningkatan berat badan karena pembesaran uterus, postur, diastasis rekti, sindroma carpal tunnel.

  (iii) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil kembali stabil dan ukuran sama dengan sebelum hamil, kecuali pada kaki (Hutahean, 2013).

  6) Sistem endokrin

  (1) Kelenjar thyroid, pembesaran kelenjar thyroid akibat hyperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskularitas

  (Hutahean, 2013). (2)

  Kelenjar paratiroid, Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan kalsium (Ca) dan vitamin D (Hutahean, 2013).

  (3) Pancreas

  (a) Janin butuh glukosa sebagai bahan pertumbuhan, tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa (Hutahean, 2013).

  (b) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pancreas meningkatkan produksi insulinnya (Hutahean, 2013).

  (c) Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara progresif memproduksi hormone dalam jumlah banyak yang lebih besar (Hutahean, 2013).

  (d) Estrogen, progesterone dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan untuk menggunakan insulin

  (Hutahean, 2013). 7)

  Sistem Integumen Menurut Hutahean (2013) perubahan pada sistem integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon.

  Peningkatan aktifitas MSH mengakibatkan hiperpigmentasi wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum.

  8) Sistem Respirasi

  Menurut Hutahean (2013) Kebutuhan oksigen meningkat 15-20%, diafragma terdorong keatas, hiperfentilasi, pernafasan dangkal (20-24x/m).mengakibatkan penurunan komplikasi dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadinya peningkatan volume tidal.

  (1) Inpirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen (O2) akan meningkat, sehingga suplai oksigen terus meningkat.

  (2) Jika ekspirasi meningkat, maka output karbon dioksida (CO2) meningkat, sehingga kerbon dioksida dalam darah maternal menurun selanjutnya akan memudahkan transfer kerbon dioksida dari futus kepada maternal ( Hutahean, 2013).

  9) Sistem Grastrointestinal

  Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amylase baru nyata pada periode neonatal janin meminum air ketuban dan akan tampak gerakan peristaltic usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan menghasilkan mekonium didalam usus ( Prawirohardjo, 2009 ; hal 161). 10)

  Sistem Perkemihan Ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah metabolisme, dan menyimpan urine yang sangat penting ( Hutahean,2013)

  11) Sistem Kerdiovaskular

  (1) Tekanan darah

  Tekanan darah arteri (arteri brakialis) dipengaruhi oleh usia, posisi ibu, kecemasan ibu, dan ukuran mansetsaat pengukuran darah. Posisi ibu mempengaruhi hasil karena posisi uterus menghambat aliran balik vena, curah jantung dan tekanan darah menurun. Edema pada ektremitas bawah dan varices terjadi akibat obstruksi vena iliaka dan vena cava inferior oleh uterus ( Hutahean, 2013). Menurut Manuaba (2012) kemungkinan terjadinya preeklamsia yaitu 140/90 mmHg.

  (2) Volume darah dan komposisi darah

  Volume darah meningkat sekitar 1.500 ml (dengan penambahan berat badan 8,5-9 kg). Peningkatan terdiri atas

  1.000 ml plasma dan 450 ml sel darah merah (Hutahean, 2013).

  (3) Curah Jantung

  Meningkat 30-50% pada minggu ke 32 kehamilan, kemudian, menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40.

  (Hutahean, 2013). (4)

  Waktu sirkulasi dan koagulasi Waktu koagulasi sedikit menurun pada minggu ke-32 kehamilan (Hutahean, 2013).

  12) Sistem Neurologi

  Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas/gangguan penglihatan seperti kesalahan reflaksi, sinusitis, atau migraine (Hutahean, 2013). 13)

  Adaptasi Psikologis Ibu Hamil

  a) Trimester I

  Periode penyesuaian yang dilakukan wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan. (Varney 2007)

  b) Trimester II

  Wanita sudah merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat wanita hamil. Quickening menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, dan menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya. (Varney, 2007).

  c) Trimester III

  Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ibu menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaian/ seseorang ataupun yang ia anggap bahaya. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehiduoannya sendiri : apakah nanti bayinya akan lahiran abnormal, terkait persalinan dan pelahiran, apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayinya (Varney, 2007). 14)

  Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi Menurut Moctar (2012) ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak ( dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruuang rahim. Ovum yang telah dibuahi kemudian melekat pada mukosa rahim dan bersarang diruang rahim, kemudian diikuti implantasi atau nidasi. Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.

  15) Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

  a) Kebutuhan fisik

  1) Oksigen

  Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasma dengan mengurangi tekanan pada vena asenden (hipotensi supine) (kuswati, 2014).

  2) Nutrisi

  a) Kalori

  Kebutuhan kalori untuk ibu hamil dan menyusui masing-masing adalah 2300 dan 2800 Kkal.

  b) Protein

  Wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambah protein hingga 30 gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani.

  c) Mineral

  Kebutuhan zat besi pada Trimester kedua kira- kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg/hari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari (Kuswati, 2014).

  3) Personal Hygine

  Mandi dianjurkan sedikitnya 2x/hr karena ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak keringat (Kuswati, 2014).

  4) Pakaian

  Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat, memakai bra yang menyongkong payudara, memakai sepatu dengan hak yang rendah, pakaian dalam yang selalu bersih (Kuswati, 2014). 5)

  Eliminasi

  a) BAK

  1) Trimester I : frekunsi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus.

  2) Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul.

  3) Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP.

  b) BAB

  Defekasi terjadi karena pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen, tekanan uterus yang membesar, pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah masuk panggul.

  6) Seksual

  Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat seperti : a)

  Sering abortus dan kelahiran premature

  b) Perdarahan pervaginam

  c) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.

  d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauterine(Kuswati, 2014).

  7) Istirahat

  Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri (Kuswati, 2014). 8)

  Kebutuhan psikologi 1)

  Support Keluarga : dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi ibu yang baru pertama kali hamil.

  2) Support Tenaga Kesehatan : tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin.

  16) Antenatal Care a.

  Pengertian antenatal carre Merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2013).

  b.

  Tujuan pengawasan antenatal care Tujuan umum asuhan kehamilan adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, dengan demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat (Mochtar, 2012).

  c.

  Jadwal kunjungan pada pemeriksaan kehamilan Jadwal kunjungan pada pemeriksaan kehamilan menurut

  Mochtar (2012) adalah : 1)

  Pemeriksaan kehamilan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan.

  2) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan ke 7 bulan. 3) Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan ke 9 bulan. 4) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.

  d.

  Pemeriksaan Leopold 1)

  Tahap pemeriksaan Leopold

  a) Leopold I

  Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamilan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri (Kuswati, 2014).

  Teknik pelaksanaan : (1)

  Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.

  (2) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada terletak membujur sungsang, kepala keras bulat dan melenting pada goyangan : pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus : tidak keras tidak melenting, dan tidak bulat : pada letak lintang fundus uteri tidak diisi olah bagian-bagian janin (Manuaba, 2013).

  b) Leopold II

  Leopold II untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri perut ibu (Kuswati, 2014). Teknik pelaksanaan : (1)

  Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.

  (2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.

  (3) Pada anak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin (Manuaba, 2013).

  c) Leopold III

  Leopold III untuk menentukan bagian yang berada disebelah bawah uterus ibu (Kuswati, 2014).

  Teknik pelaksanaan : (1)

  Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.

  (2) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan kosong (Manuaba, 2013).

  d) Leopold IV

  Leopold IV untuk menentukan bagian janin mana yang berada dibawah, menentukan seberapa bagian dari kepala janin yang telah masuk pintu atas panggul (Kuswati, 2014).

  Teknik penatalaksanaan : (1)

  Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksaan menghadap kearah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.

  (2) Bila bagian terendah sudah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksaan kovergen (Manuaba, 2013).

  17) Konsep dasar antenatal

  a) Konsep dasar antenatal Trimester I

  Trimester I adalah periode kehamilan dari mulai terjadinya konsepsi sampai dengan usai kehamilan (antenatal) belum mencapai 14 minggu (0-3) ( Hutahean, 2013). Menurut Kuswati (2014) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).

  1) Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil Trimester

  I : (a)

  Uterus : uterus membesar pada bulan pertama kehamilan karena peningkatan kadar estrogen dan progesteron (Hutahean, 2013). (b)

  Servik uteri, pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka servik lebih banyak mengandung jaringan ikat, dimana hanya 10 % jaringan ototnya (Hutahean, 2013).

  (c) Vagina dan vulva, mengalami perubahan akibat hormone estrogen. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan munculnya tanda chadwicks (Hutahean, 2013).

  (d) Ovarium, terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta diusia kehamilan kira-kira 16 minggu ( Hutahean,2013).

  (e) Payudara, pada usia kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekreasi, terjadi hiperpigmentasi, sehingga berwarna aerola menjadi lebih gelap (Hutahean, 2013).

  (f) Kulit, pigmentasi disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone (MHS) yang meningkat (Hutahean,2013).

  (g) Sistem kardiovaskular, sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, payudara dan organ lain yang memang sangat berfungsi dengan kehamilan (Hutahean, 2013).

  (h) System pencernaan, bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nause), kemungkinan akibat kadar hormone estrogen yang meningkat (Hutahean, 2013).

  (i) System berkemih, kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga sering timbul keinginan berkemih (Hutahean, 2013).

  2) Keluhan-keluhan ibu hamil Trimester I

  (a) Nyeri epigastrik (Ulu Hati)

  Peningkatan hormone estrogen dan progesterone sehingga motilitas otot polos gastrointestinal menurun (GI), terjadi peningkatan asam lambung yang akhirnya menyebabkan ulkus dan nyeri epigastrik ( Ulu hati).

  Cara mengatasi yaitu : anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering ( porsi kecil 5-6 x/hari), anjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin B Kompleks (Hutahean, 2013).

  (b) Rasa Mual dan Muntah ( Morning sickness)

  Cara mengatasi keluhan yaitu : anjurkan ibu untuk menghindari perut kosong, anjurkan ibu untuk menghindari rangsangan berupa bau-bauan, anjurkan ibu untuk makan makanan kering yang mengandung kerbohidrat sebelum bangun dari tempat tidur (Hutahean, 2013).

  (c) Gangguan berkemih

  Dipengaruhi hormone aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah. Cara mengatasi keluhan yaitu : anjurkan ibu untuk minum sesaat akan tidur, anjurkan ibu untuk melakukan latihan kagel untuk kekuatan otot pubis (Hutahean, 2013). (d)

  Obstipasi Disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestivus menurun akibat pengaruh hormone progesterone yang mengakibatkan motilitas saluran pencernaan berkurang. Cara mengatasi keluhan yaitu : anjurkan ibu untuk minum ±8 gelas sehari, anjurkan ibu untuk diet mengandung tinggi serat (Hutahean, 2013). (e)

  Epulis Merupakan keadaan hipertrofi dan hipermis pada gusi. Cara mengatasi keluhan yaitu : anjurkan ibu untuk menggunakan sikat yang untuk makan makanan yang seimbang, meningkatkan buah-buahan segar dan cairan (Hutahean, 2013). (f)

  Varices Varices dipengaruhi faktor keturuanan dalam masa kehamilan selainan itu juga faktor hormonal seperti bendungan vena dalam panggul. Cara mengatasi keluhan yaitu : anjurkan ibu untuk menghindari bekerja sambil berdiri terlalu lama, anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat (Hutahean, 2013).

  (g) Flour albus meningkat

  Dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone sehingga menjaga hipertrofi dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa. Cara mengatasi keluhan yaitu : anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva dan pakaian dalam (Hutahean, 2013). (h)

  Mudah lelah, malaise dan fatique Penyebab belum diketahui adanya peningkatan estrogen dan progesterone, peningkatan HCG, dan asupan nutrisi yang kurang. Cara mengatasi keluhan yaitu : cegah terjadinya anemia, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat (Hutahean, 2013).

  (i) Perubahan payudara dan perasaan nyeri

  Disebabkan oleh hipertrofi kelenjar payudara dan peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi aerola dan putting susu yang disebabkan oleh stimulasi MSH. Cara mengatasi keluhan tersebut yaitu : anjurkan dan ajarkan ibu untuk memakah BH menyongkong payudara, anjurkan ibu untuk membersihkan aerola dan putting susu dengan air hangat serta baby oil lalu keringkan. (Hutahean, 2013).

  b) Konsep dasar antenatal Trimester II

  Trimester II adalah periode kehamilan dari usia 14 minggu – 29 minggu (Hutahean, 2013). Menurut kuswati (2014) kehamilan Triwulan kedua (antara 12-28 minggu). 1)

  Perubahan anatomis dan fisiologis ibu hamil Trimester II (a)

  Uterus Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan Braxton hicks (Hutahaean,S, 2013). (b)

  Seviks uteri Serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

  Terjadi hipervaskularisasi akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone (Hutahaean, S, 2013).

  (c) Vagina dan vulva

  Peningkatan vaskularisasi disebabkan oleh peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Hal ini menyebabkan sensitivitas meningkat sehingga dapat membangkitkaan keinginan serta hasrat seksual (Hutahaean, S, 2013).

  (d) Ovarium

  Korpus luteum mulai menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasenta terbentuk (Hutahaean, S, 2013).

  (e) Mammae

  Pada kehamilan trimester II terjadinya perubahan pada mammae, yaitu adanya rasa kesemutan dan nyeri tekanan (Hutahaean, S, 2013). (f)

  Kulit Strie grafidarum yang tampak yaitu tanda regangan yang dibentuk akibat serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu (Hutahaean, S, 2013). (g)

  System kardiovaskular Semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilical, maka sirkulasi menjadi khasus. Tali pusat berisi 1 vena dan 2 arteri. Vena menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaiknya kedua arteri menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah kearah plasenta untuk dibersihkan dari sisa metabolism.

  Setelah bayi lahir semua pembuluh umbilical, daktus venosus, dan duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi pengembahan paru dan vena pulmonalis, daktus arteriosus akan menutup dalam 3 hari dan total pada minggu ke-2 (Prawiroharjo, 2009 ; hal 159). (h)

  System Respirasi Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan pada 34 minggu secara regular gerak napas ialah 40-60 x/menit dan diantara jeda adalah periode apnea (Prawirohardjo, 2009 ; hal 161). (i)

  System pencernaan (1)

  Konstipasi disebabkan oleh hormone estrogen yang semakin meningkat.

  (2) Hemoroid disebakan konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus.

  (3) Panas perut (Heart burn) yang terjadinya akibat aliran balik asam gastric ke dalam esofagus bagain bawah (Hutahaenan,S, 2013).

  (j) System Perkemihan

  Pembesaran kandung kemih menimbukan rasa ingin berkemih (Hutahaean, S, 2013).

  (k) Keluhan-keluhan ibu hamil Trimester II

  (a) Kram otot

  Disebabkan karena tekanan saraf pada ekstremitas bawah oleh uterus yang besar, kurangnya pencapaian darah pada sirkulasi perifer, serta penyerapan kalsium oleh janin yang meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi (Hutahaean, S, 2013).

  (b) Anemia

  Penyebab tersering sehingga terjadi anemia ini adalah kurangnya nutrisi, zat besi, asam folat, serta hemoglobinopati. Cara mengatasi keluhan ibu hamil trimester II tersebut adalah sebagai berikut : kolaborasi untuk mendapatkan zat besi dan vitamin C konsul tentang pemberian diet, anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi secara adekurat, istirahat yang cukup (Hutahaean, S, 2013). (c)

  Perubahan Libido Pengaruh psikologi, hormonal maupun perubahan emosi. Cara mengatasi keluhan ibu hamil trimester II tersebut yaitu : anjurkan ibu dan pasangannya membicarakan hubungan seksual yang aman dan nyaman bagi ibu (Hutahaean, S, 2013).

  (d) Pruritas

  Pruritas yang dialami oleh ibu hamil masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Cara mengatasi keluhan ibu adalah seagai berikut : pastikan kuku ibu hamil pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan dan bersih untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru, oleskan air hangat atau lotion (Hutahean,S 2013).

  c) Konsep dasar antenatal Trimester III

  Trimester III merupakan periode kehamilan 29-40 minggu. (Hutahean, S, 2013). Menurut kuswanti (2014) kehamilan triwulan ketiga ( antara 28 minggu sampai 40 minggu).

  (1) Perubahan anatomis dan fisiologis pada ibu hamil trimester

  III (a)

  Uterus Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi dibagian tengah antara umbilicus dan sternum.pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sternum.

  (b) Serviks uteri

  Mengalami pelunakan/pematangan secara bertahap akibat bertambahnya aktifitas uterus selama kehamilan, akan mengalami trimester ketiga. Enzim kolagenase dan prostaglandin berperan dalam pematangan serviks. (c)

  Vagina dan Vulva Peningkatan cairan vagina selama kehamilan normal. Cairan biasanya jernih.

  (d) Mammae

  Keluar pembesaran cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu disebut dengan kolostrum.

  Progesterone menyebabkan putting lebih menonjol dan dapat digerakkan.

  (e) System kardiovaskuler

  Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah, posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%. Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan menurunnya aliran balik vena. Peningkatan volume darah dan aliran darah selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena dikaki.

  (f) System respirasi

  Perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga diakibatkan adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma. (g)

  System pencernaan Pada kehamilan trimester III, penurunan drastic tonus dan motilitas lambung dan usus ditambah relaksasi sfinger bawah esofagus merupakan predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi dan haemoroid. (h)

  System perkemihan Peningkatan frekuensi BAK karena kepala janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan.

  (i) Asuhan kebidanan pada kehamilan

  Menurut Manuaba (2013) penatalaksanaan pada TM I dan TM II yaitu: pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG, pendidikan kesehatan diet empat sehat lima sempurna, observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan, rencana untuk pengonatan penyakit, dan imunisasi TT I, dan penatalaksanaan TM III yaitu evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, diet empat sehat lima sempurna, pemeriksaan USG, imunisasi TT II, observasi adanya penyakit menyertai kehamilan, komplikasi hamil TM

  III, rencana pengobatan, tanda inpartu. (2)

  Komplikasi dalam kehamilan (a)

  Hiperemesis Gravidarum Mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, dan terjadi dehidrasi. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esophagus, sehingga muntah bercampur darah (Manuaba, 2013). (b)

  Abortus Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Mochtar,

  2012). (c)

  Anemia pada kehamilan 1)

  Definisi Anemia karena kekurangan zat besi. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and

  child ” (potensial membahayakan pada ibu dan

  anak), anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO dikatakan anemia apabila Hb kurang dari 11 g/dl (Manuaba, 2013). 2)

  Kebutuhan zat besi pada wanita hamil Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Semakin sering wanita hamil dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemis. 3)

  Diagnosis anemia pada kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah. 4)

  Pemeriksaan HB Pemeriksaan Hb dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil (Manuaba,2013).

  5) Pengaruh anemia pada kehamilan menurut Manuaba

  (2013) : (a)

  Pengaruh anemia terhadap ibu : (1) : abortus, persalinan

  Kehamilan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, infeksi, dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

  (2) Persalinan : gangguan His (kekuatan mengejan), kala 1 lama, kala 2 lama, retensio plasenta, perdarahan postpartum, kala 4 dapat terjadi perdarahan postpartum.

  (b) Pengaruh anemia pada janin : abortus, IUGR,

  IUFD, persalinan persalinan prematururitas tinggi, BBLR, cacat bawaan.

  (d) Emesis Gravidarum

  Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual dan muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan. Penanganan emesis gravidarum menurut Manuaba (2013) yaitu : 1)

  Kemunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan berangsur- angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

  2) Menganjurkan untuk tidak cepat bangun dari posisi tidur.

  3) Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering dan jangan memakan makanan yang menimbulkan mual.

4) Pemberian obat-obatan seperti vitamin B kompleks.

  5) Menganjurkan untuk banyak minum air dan hindari minuman dan makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.

  (e) Kehamilan postterm

  1) Pengertian

  Menurut Prawirohardjo (2009) kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/pos datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.

  2) Penyebab kehamilan postterm

  a) Pengaruh progestron, penurunan hormone progesterone dalam kehamilan merupakan kejadian perubahan endokrin yang memicu proses biomolekuler dalam persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus pada oksitosin.

  Penyebab kehamilan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesterone.

  b) Teori oksitosin , oksitosin secara fisiologi memiliki peranan penting dalam menimbulakan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis. Pada kehamilan postterm tidak ada oksitosin dari neurohipofisis.

  c) Teori kortisol / ACTH, dalam teori ini bahwa sebagai “ pemberi tanda” dimulainya persalinan adalah janin akibat peningkatan kadar kortisol plasma janin. Kortisol mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone berkurang dan membesar sekresi estrogen dan meningkatnya produksi prostaglandin. Pada kehamilan postterm kortisol janin tidak diproduksi dengan baik. d) Saraf uterus tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Penyebab kehamilan posttterm karena tidak adanya tekanan pada pleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian terendah masih tinggi.

  e) Asuhan Antenatal

  Asuhan Antenatal adalah upaya prefentif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010; h. 278).

  Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu :

  1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

  2. Pengukuran tekanan darah.

  3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

  4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).

  5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi.

  6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

  7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

  8. Pelaksanaan temu wicara (komunikasi interpersonal dan konseling).

  9. Pelayanan tes laboratorium sederhana minimal tes Hemoglobin (Hb), protein urin, dan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).

  10. Tatalaksana kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2016; h.103-104).

  f) Jadwal Kunjungan ANC

Tabel 2.4 Kunjungan Pemeriksaan Antenatal

  Trimeste mlah Kunjungan Minimal aktu Kunjungan Yang Dianjurkan r I 1 x Sebelum minggu ke 16

  II 2 x Antara minggu ke 24-28 Antara minggu ke 30-32

  IIII 3 x Antara minggu ke 36-38 Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas KesehatanDasar dan

  Rujukan, (2013; h. 22).

2. PERSALINAN 1.

  Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kadung melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati, A, 2010). Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiroharjo, 2006).

  Jadi dapat disimpulkan persalinan adalah proses pengeluaran janin cukup bulan (36-42 minggu) lahir spontan dengan belakang kepala yang berlangsung 18 jam tanpa faktor penyulit dan komplikasi baik bagi ibu maupun janin.

2. Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :

  a) Persalinan spontan

  b) Persalinan buatan

c) Persalinan anjuran ( partus presipitatus) (Manuaba, 2013).

  Beberapa istilah yang berkaitan dengan usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan menurut Manuaba (2013) yaitu : a)

  Abortus terhentinya dan dikeluarkan hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan ; usia kehamilan 28 minggu ; berat janin kurang dari 1000 g.

  b) Persalinan prematuritas. Persalinan sebelum usia kehamilan 28 sampai 36 minggu ; berat janin kurang dari 2499 g.

  c) Persalinan aterm. Persalinan antara usia kehamilan 37 dan 42 minggu ; berat janin diatas 2500 g.

  d) Persalinan serotinus. Persalinan melampaui usia kehamilan 42 minggu. Pada janin terdapat tanda postmaturitas.

  e) Persalinan presipitatus. Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

3. Sebab-sebab terjadinya persalinan

  Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya persalinan (Johariyah, S, 2012).

  a) Estrogen

  1) Meningkatkan sensitivitas otot rahim

  2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanik.

  b) Progesterone

  1) Menurunkan sensitivitas otot rahim

  2) Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanik.

  3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

  4. Pemulaan terjadinya persalinan Hormone progesterone menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan : a.

  Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian bawah, diatas simfisis pubis dan sering ingin berkemih atau sulit kencing karena kandung kemih tertekan kepala.

  b.

  Perut lebih melebar karena fundus uteri menurun. c.

  Muncul nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu).

  d.

  Terjadinya pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.

  e.

  Terjadinya pengeluaran lendir, lendir menutup serviks dilepaskan (Manuaba, 2013).

5. Tanda persalinan

  Tanda persalinan menurut (Manuaba, 2013) yaitu :

  a) Terjadinya his persalinan. Pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan semakin bertambah.

  b) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). His persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir darah yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

  c) Pengeluaran cairan. Ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

6. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

  a) Power/Tenaga

  Merupakan tenaga yang dikeluarkan untuk melahirkan janin, yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengejan ibu.

  Tenaga kedua yaitu tenaga mengejan terutama pada kontraksi otot- otot dinding perut yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal. Tenaga ini digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi (Sondakh, 2013).

  Menurut Sondakh (2013) kontaksi uterus atau his yang normal mempunyai sifat-sifat, yaitu : kontraksi simetris, fundus dominan, involuntir ( terjadi diluar kehendak), relaksasi, intermintten : terjadi secara berkala (berselang-seling), terasa sakit, terkoordinasi.

  Menurut manuaba (2013) terdapat beberapa kelainan kontraksi otot rahim, diantaranya : (1)

  Inertia Uteri : His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi : (a)

  Inertia Uteri Primer : Apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah.

  (b) Inertia Uteri Sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah.

  (2) Tetania Uteri : His yang terlalu kuat dan terlalu sering, tidak terdapat kesempatan relaksasi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi: Persalinan Presipitatus, trauma janin, trauma jalan lahir ibu, asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS, PERSALINAN DENGAN KALA I LAMA, BAYI BARU LAHIR DENGAN MAKROSOMNIA, OBSTIPASI, DAN IKTERIK, NIFAS FISIOLOGIS, DAN KB IUD PADA NY. S UMUR 31 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 38 MI

0 5 107

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. A UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN, PERSALINAN DENGAN INDUKSI, BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS, NIFAS FISIOLOGIS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 28 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perp

0 0 11

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN, PERSALINAN DENGAN INDUKSI, BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS, NIFAS FISIOLOGIS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 28 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perp

0 0 130

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN a) Definisi Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S UMUR 32 TAHUN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH PUSKESMAS II

0 0 91

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS, PERSALINAN DENGAN KALA I LAMA DAN KALA III AVULSI TALI PUSAT, BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS, NIFAS FISIOLOGIS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK,PADA NY. O UMUR 27 TAHUN DI PUSKESMAS

0 7 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN,BAYI BARU LAHIR(BBL)DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY S UMUR 22 TAHUN DI DESA KARANGSOKA WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARAN - r

0 1 79

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN,PERSALINAN FISIOLOGIS, BAYI BARU LAHIR DENGANBBLR, NIFAS DAN MENYUSUI, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. S UMUR 30 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN,PERSALINAN FISIOLOGIS, BAYI BARU LAHIR DENGANBBLR, NIFAS DAN MENYUSUI, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. S UMUR 30 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repositor

0 0 10