HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA JUDI SABUNG AYAM DI KABUPATEN LOMBOK UTARA JURNAL ILMIAH
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA
JUDI SABUNG AYAM DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
JURNAL ILMIAH
Oleh:
Hendi Yadi
D1A014111
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA
JUDI SABUNG AYAM DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
JURNAL ILMIAH
Untuk Memenuhi sebagai persyaratan Untuk mencapai derajat S-1 pada
Program Studi Ilmu Hukum Oleh:
HENDI YADI
D1A014111
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN
SABUNG AYAM DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
Hendi Yadi
D1A014111
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana judi sabung ayam di masyarakat dan untuk mengetahui upaya-upaya kepolisian dalam penanggulangan kejahatan perjudian sabung ayam yang terjadi di masyarakat Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum empirik. Dengan pendekatan yang digunakan perundang-undangan, konseptual, dan pendekatan sosiologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan pelaku melakukan tindak pidana perjudian sabung ayam adalah faktor ekonomi, lingkungan, kebiasaan/hoby, dan lemahnya penegakan hukum dan upaya yang dilakukan kepolisian dalam penanggulangan perjudian sabung ayam melalui tindakan preventif dan tindakan represif.
Kata Kunci : kriminologi, judi, sabung ayam
ABSTRACT
CRIMINOLOGICAL REVIEW OF CRIMINAL ACTION OF CHICKEN OF CHICKEN FLOUR IN NORTH LOMBOK DISTRICT This study aims to determine the factors that led to the crime of cockfighting gambling in the community and to find out the police efforts in tackling the crime of cockfighting gambling that occurred in the community of North Lombok Regency. The method used in this study is an empirical legal research method. With the approach used in legislation, conceptual, and sociological approaches. The results of this study indicate that the factors that cause perpetrators to commit criminal acts of cockfighting gambling are economic, environmental, habits / hobbies, and weak law enforcement and efforts made by the police in overcoming cockfighting through preventive and repressive actions.
Keywords: criminology, gambling, cockfightin
A. PENDAHULUAN
Salah satu bentuk kejahatan yang sulit diberantas pada saat ini adalah perjudian. Karena pada saat ini dalam peraktek permainan perjudian terus tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Perjudian membahayakan bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara, meski demikian berbagai perjudian tetap berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Macam dan bentuk perjudian saat ini sudah merambak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dalam persepektif hukum perjudian merupakan salah satu tindak pidana yang meresahkan masyarakat.
Tindak pidana perjudian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Pasal 303 jo Undang-Undang No 7 tahun 1979 yang berbunyi:
1) Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-banyaknya dua puluh lima juta rupiah, barang siapa dengan tidak berhak: a.
Dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi sebagai mata pencahariannya, atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan main judi.
b.
Dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi kepada umum atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan perjudian itu, biarpun diadakan atau tidak suatu syarat atau cara dalam hal memakai kesempatan itu.
c.
Turut main judi sebagai mata pencaharian. 2)
Jika yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjaannya, maka dapat dicabut haknya dalam melakukan pekerjaan itu. 3)
Yang disebut permainan judi, adalah tiap-tiap permainannya, yang kemungkinannya akan menang pada umumnya tergantung pada untung- untungan saja, juga kalau memungkinkan itu bertambah besar karena pemain lebih pandai dan atau lebih cakap. Main judi mengandung juga segala peraturan tentang keputusan perombakan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu, dan juga segala pertaruhan lain.
Dalam Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1979 tentang penertiban perjudian pasal 1 menyatakan semua tindak pidana perjudian adalah kejahatan.
Pada hakikatnya, perjudian adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Perjudian juga menimbulkan kerugian kepada pihak yang melakukannya, meski memang kadang memberikan keuntungan tetapi keuntungan yang didapatkan atas suat perjudian tidak bisa dijadikan alasan pembenar.
Perjudian memang dilarang dan bertentangan dengan norma hukum, namun kenyataannya dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di Kabupaten Lombok Utara perjudi Sabung Ayam sudah menjadi kebiasaan dan berkembang pesat di dalam masyarakat. Pada awalnya sabung ayam kerap kali berhubungan dengan ritual keagaman, namun seiring dengan berjalannya waktu sabung ayam menjadi permainan yang mengundang terjadinya perjudian yang dapat memberikan dampak yang negarif dilingkungan masyarakat.
Oleh sebab itu berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik dua pokok bahasan yaitu : 1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya tindak pidana judi sabung ayam di Kabupaten Lombok Utara? 2. Upaya apakah yang dilakukan dalam menanggulangi tindak pidana perjudian sabung ayam di Kabupaten Lombok Utara?
Adapu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang Utara dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam menanggulangi tindak pidana perjudian sabung ayam di Kabupaten Lombok Utara. Adapun manfaat penelitan ini secara akademis, salah satu syarat untuk mecapai studi program strata satu (S1) Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Mataram.
Secara teoritis, dapat memberikan partisipasi wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa pada umumnya dan Fakultas Hukum pada khusunya. Kemudian secara praktis, penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi kalangan praktisi hukum dan aparat kepolisian dalam upaya menegakkan hukum dalam pemberantasan tindak pidana perjudian, khususnya yang terjadi di Kabupaten Lombok Utara.
Dari persoalan yang dikaji, maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian empiris, yang menggunakan metode pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan pendekatan sosiologis. Sumber data diperoleh dari penelitian kepustakaan dan lapangan, jenis data terdiri dari data perimer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data diperoleh dari studi kepustakaan dan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu dengan kualitatif dan induktif.
B. PEMBAHASAN
Faktor penyebab terjadinya perjudian sabung ayam di Kabupaten Lombok Utara 1.Faktor Ekonomi Salah satu faktor yang sangat penting dan bahkan sering dijadikan alasan bagi pelaku tindak kejahatan adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi terjadinya keinginan untuk melakukan perjudian, dengan membayangkan keuntungan yang besar.
Teori Bonger unsur yang turut menjadi penyebab terjadinya kejahatan dari hasil penelitian dan penyelidikan adalah kesengsaraan, pengaruh dari harga kebutuhan pokok dan rangkayannya tak dapat diabaikan terhadap peningkatan kejahatan. Dari sejumlah penjahat ekonomi jug adapat diketahui bahwa semakin banyaknya pengangguran juga penyumbang penting adanya kondisi demikian, bahkan pengangguran mempunyai daya rusak yang hebat dalam
1 lapangan yang lebih luas, termasuk kejahatan kesusilaan.
Faktor ekonomi adalah faktor yang amat memegang peranan penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Pemenuhan kebutuhan inilah yang membutuhkan biay, ika kebutuhan sehari-hari semakin banyak, maka biaya yang dibutuhkan juga semakin banyak. Dengan setatus ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup merek. Dengan modal yang sangat kecil meraka berharap mendapatkan keuntungan yang sangat sebesar-besarnya dalam kehidupan keseharian manusia. 1 Abintoro Prakoso, Kriminologi dan Hukum Pidana, Cet. II, LaksBang PRESSindo,
2. Faktor Lingkungan
Faktor yang tidak kalah berpengaruh dalam menciptakan mental yang selalu ingin berbuat jahat adalah pergaulan atau faktor lingkungan. Jika seseorang bergaul dengan orang-orang pelaku kejahatan maka cepat atau lambat seseorang itu juga akan melakukan kejahatan, faktor lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan karakter, oleh karena nilai-nilai disekeliling tempat tinggal akan mempengaruhi perkembangan jiwa seseorang.
Hal diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Bonger bahwa, harus diakui bahwa peniruan dalam masyarakat memang mempunyai pengaruh yang lebih besar sekali. Sekalipun kehidupan kehidupan masnusia bersifat khas sekali, dapat disetujui bahwa banyak orang dalam kebiasaan kehidupannya dan pendapatnya amat sangat mengkuti keadaan lingkungan dimana mereka hidup.
2 Noach juga memiliki pendapat sendiri tentang pengaruh
lingkungan dalam menunjang dilakukannya kejahatan, berpendapat bahwa, biasanya manusia merupakan bagian dari sekurang-kurangnya satu kelompok. Dalam kelompok itu terdapat pikiran-pikiran tentang, norma-norma tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku. Selam individu itu merasa betah dalam kelompoknya itu dan berada dalam hubungan yang baik bagi para anggota lainnya dalam kelompok itu, maka ia akan menyesuaikan diri sebanyak mungkin dengan pikiran- pikiran norma-norma atau aturan-aturan yang diberikan oleh para anggota kelompoknya.
3 Faktor lingkungan sangat mempengaruhi seseorang melakukan permainan perjudian baik itu dari lingkunga keluarga, maupun lingkungan tempat tinggal.
2 Bonger, Pengantar tentang Kriminologi, PT Pembangunan Ghalia Indonesia Jakarta, 1982,
hlm.97 3 J.F. Sahetapy dan Reksodiputro Marjono, Teori dalam Kriminologi, CV. Rajawali,
Mereka yang pada awalnya sering melihat teman-teman bermain judi sabung ayam, dan tekanan dari temen-teman yang membuat merasa tidak enak jika tidak menuruti ajakan dari temannya, sehingga akan timbul keinginan untuk mencoba, dan pada akhirnya lingkungan tersebut yang memberi kesempatan kepada seseorang melakukan kejahatan perjudian sabung ayam.
3. Faktor kebiasaan/hobi Selain faktor ekonomi, ada juga masyarakat melakukan perjudian karena kesenangan atau kegemarannya akan judi serta keinginan untuk menghilangkan rasa bosan. Kebiasaan juga mempengaruhi seseorang untuk ikut bermain judi. Adanya kesempatan atau waktu kosong kerap kali digunakan untuk bermain judi, disebabkan karena masyarakat yang ingin melakukan tindak pidana perjudian berpikir hanya dengan sedikit modal saja maka akan mendapat hasil yang banyak atau sesuai dengan keinginan yang dikehendaki. Judi ini merupakan salah satu bentuk hiburan, sehingga sering kali menjadi pelarian dari kegiatan atau rutinitas, kebosanan, dan kesibukan sehari-hari dan hanya karena ingin menghilangkan kebosanan dan kepenatan setelah bekerja. Meskipun keadaan mereka secara ekonomi cukup baik dan bahkan seringkali sudah dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik, tetap saja mereka melakukan judi karena kegemarannya untuk melakukan judi.
4. Faktor Lemahnya Penegakan Hukum Dalam hal maraknya kasus perjudian sabung ayam di Kabupaten Lombok menjadi pelaku kejahatan perjudian sabung ayam ataupun oknum-oknum yang sengaja mengorganisir kejahatan perjudian tersebut.
Perjudian sabung ayam merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilarang oleh hukum positif (KUHP), pelaksanaan judi sabung ayam di Kbupaten Lombok Utara dikatakan melanggar hukum pidana sebagai mana melanggar ketentuan Pasal 303 KUHP, jo. UU No.7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian.
Ketentuan Pasal 303 KUHP yang tertuang dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian. Ketentuan ini unsur yang terpenuhi sehingga dikatakan suatu tindak pidana yaitu:
a) Barang siapa
b) Turut bermain judi dijalan umum atau di dekat jalan umum atau di tempa yang dapat dikunjungi oleh umum c)
Kecuali ada izin dari pemerintah atau pejabat yang berwenang memberi izin untuk mengadakan judi tersebut.
Upaya penanggulangan perjudian sabung ayam di Kabupaten Lombok Utara a.
Tindakan Preventif Hasil wawancara dengan AKP Kadek Metria selaku Kasat reskrim Lombok
Utara, mengatakan bahwa: kami dari Polres Lombok Utara dalam rangka upaya pencegahan perjudian terutama perjudian sabung ayam, maka kami melakukan tindakan-tindakan yang antara lain dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada anggota masyarakat tentang dampak dari bermain judi secara sosial dan secara hukum, Melakukan oprasi dan pengawasan ditempat-tempat
4 keramaian, Mengadakan patrol dan pengawasan, dan melakukan pengintaian.
1. Melakukan sosialisai atau penyuluhan dampak dari bermain judi Penyuluhan hukum dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, dalam hal ini Polres Lombok Utara bekerjasama dengan instansi pemerintahan seperti kepala desa agar mengumpulkan dan mengundang warganya untuk menghadiri penyuluhan hukum, hal ini sangat perlu dilakukan sedini mungkin kepada masyarakat khususnya orang tua, pemuda dan remaja dengan harapan bahwa mereka memiliki kesadaran hukum yang tinggi dan masyarakat akan tau resiko yang akan ditimbulkan apa bila melakukan perjudian.
2. Melakukan oprasi dan pengawasan ditempat-tempat keramaian Pemeriksaan secara bersa-sama demi efisiensi dan efektifitas masyarakat serta bertujuan untuk mencegah munculnya perjudian diwilayah tersebut dan menjaga keamanan daerah tersebut.
3. Melakukan pengintaian Dimana suatu peraktek untuk mengumpulkan informasi mengenai sebuah lembaga atau organisasi yang dianggap rahasia yang bertujuan untuk mengetahui keadaan daerah dan orang-orang sekitar lingkungan tempat 4 diadakan permainan judi tersebut.
Wawancara dengan AKP Kadek Metria, Kasat Reskrim Polres Lombok Utara, Pada tanggal b.
Tindakan Represif Tindakan represif yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan atas perintah dari atasan tertinggi di Kepolisian daerah tersebut.
Berkaitan dengan tindakan yang harus ditempuh Kepolisian, AKP Kadek Meteria mengatakan bahwa, tindakan tersebut dapat berupa melakukan Lidik dan mencari informasi, melakukan penyamaran dan menangkap tersangka dan menyita barang bukti.
1. Melakukan Penyelidikan dan penyidikan dan mencari informasi a.
Pengertian Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Penyelidik adalah pejabat Polisian Negara Indosesia yang diberikan wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
b.
Pengertian Penyidikan adalah tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangka. penyidik adalah pejabat polisi Negara Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh unadang-undang untuk melakukan penyidikan.
2. Melakukan penyamaran
Memperoleh informasi langsung dari sumbernya tanpa sumbertersebut sadar bahwa sedang digali informasi untuk membuat sumber memberikan informasi secara terbuka maka perlu pendekatan-pendekatan, salah satunya adalah dengan pendekatan yang humanis bukan dengan pendekatan kekerasan yang bertujuan untuk mengetahui tempat-tempat perjudian dan orang-orang yang terlibat dalam bisnis perjudian tersebut.
3. Menangkap tersangka dan menyita barang bukti
Dalam hal orang-orang yang dianggap pelaku judi tertangkap tangan oleh polisi dan ditemukan alat judi, terhadap orang-orang tersebut akan diperiksa terlebih dahulu karena penangkapan dilakukan dengan penggerbekan sehingga memang dimungkinkan ada orang yang ikut ditangkap namun sebenarnya tidak terlibat perjudian. Dalam hal ini orang- orang yang tidak terlibat itulah proses hukum pidana tidak akan dijatuhkan.
Disisi lain, jika orang yang ditangkap tangan adalah orang yang terlibat atau sebagai pelaku judi, tentu proses hukum pidana akan dilanjutkan hingga kepersidangan.
Dari upaya-upaya yang telah dilakukan, Polres Lombok Utara juga mengalami kesulitan untuk memberantas judi sabung ayam ini. Bahwa kendala yang dihadapi dikarenakan kurangnya respon masyarakat terhadap sosialisasi atau penyuluhan yang dilakukan oleh pihak kepolisian tentang larangan bermain dilokasi kejadian karena dengan tidak ditemukannya barang bukti tersebut bisa terjadi karena adanya kebocoran informasi oleh masyarakat sendiri kepada para pelaku bahwa Polisi akan melakukan penggerbekan di tempat mereka bermain, sehinga barang bukti tersebut terlebih dahulu disingkirkan oleh meraka dan kalaupun polisi datang untuk menggerbek mereka akan bebas karena bukti bahwa mereka melakukan perjudian itu tidak ada dan juga terbatasnya jumlah personil dalam melakukan oprasi penggerbekan.
C. PENUTUP
KesimpulanBerdasarkan hasil penilitian dilapangan dapat disimpulkan bahwa ; 1.
Faktor penyebab terjadinya tindak pidana perjudian sabung ayam di Kabupaten Lombok Utara adalah sebagai berikut : a. faktor ekonomi, b. faktor lingkungan, c. faktor kebiasaan/hobi, dan d. lemahnya penegakan hukum.
2. Upaya yang dilakukan oleh Polres Lombok Utara dalam penanggulangan perjudian di Kabupaten Lombok Utara adalah diantaranya dengan : a). Upaya Preventif atau tindakan pencegahan yang dilakukan dengan memberikan sosialisasi atau penyuluhan hukum, melakkan oprasi dan pengawasan di tempat- tempat keramaian, dan melakukan pengintaian. dan b). Upaya represif dilakukan dengan penyidikan dan penyelidikan, melakukan penyamaran dan menangkap tersangka dan menyita barang bukti.
Saran
Selanjutnya penulis mengemukakan saran-saran menyangkut hal yang ada kaitanya dengan skripsi ini sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang bersangkutan, yaitu a). Dari faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak pidana perjudian sabung ayam, maka hendaknya sikap sadar dan kepedulian dari individu maupun masyarakat menyadari pengaruh negatif dari tindak pidana perjudian untuk itu masyarakat dapat memberikan informasi kepada kepolisian apa bila ada peraktek perjudian. dan b). Dari upaya-uapaya yang dilakukan untuk menanggulangi perjudian sabung ayam hendaknya aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian Kabupaten Lombok Utara harus meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan hukum dan juga harus lebih aktif lagi dalam upaya penanggulangan kejahatan perjudian sehingga para pelaku kejahatan perjudian dapat ditangkap beserta barang buktinya untuk kemudian diproses
D. DAFTAR PUSAKA Buku
Abintoro Prakoso, Kriminologi dan Hukum Pidana, Cet. II, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, 2017. Bonger, Pengantar tentang Kriminologi, PT Pembangunan Ghalia Indonesia Jakarta, 1982.
J.F. Sahetapy dan Reksodiputro Marjono, Teori dalam Kriminologi, CV. Rajawali, Surabaya, 1992.