PEMBELAJARAN TENTANG PERPINDAHAN KALOR PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 BAYAT KLATEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PEMBELAJARAN TENTANG PERPINDAHAN KALOR PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 BAYAT KLATEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Tri Budiyanti 071424004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Tri Budiyanti, “Pembelajaran Tentang Perpindahan Kalor pada Siswa Kelas

  

XA SMA Negeri 1 Bayat Klaten dengan Menggunakan Metode Penemuan

Terbimbing”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2012.

  Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui (1) Peningkatan pemahaman siswa tentang perpindahan kalor sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, (2) Bagaimana proses pembentukan pengetahuan tentang perpindahan kalor dalam pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing, (3) Sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.

  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Januari - 06 Maret 2012 di SMA Negeri 1 Bayat Klaten. Subyek penelitian siswa-siswi kelas XA yang berjumlah 27 siswa. Penelitiaan ini menggunakan metode penemuan terbimbing, dengan treatment menggunakan Lembar Kerja Siswa yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam berdiskusi untuk menemukan konsep tentang perpindahan kalor. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari pretest dan posttest dalam bentuk soal uraian terdiri dari 10 soal, kuesioner sikap, dan wawancara.

  Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: (1) Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XA SMA Negeri 1 Bayat tentang perpindahan kalor yang ditunjukkan dari peningkatan persentase skor dari 48,44% menjadi 68,19%. (2) Proses pembentukan pengetahuan siswa tentang perpindahan kalor terjadi secara bertahap melalui aktivitas pembelajaran. (3) Pembelajaran fisika menggunakan metode penemuan terbimbing dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap proses pembelajaran fisika, dan siswa juga merasa senang dengan pembelajaran menggunakan metode tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Tri Budiyanti, “A teaching of Heat Transfer to Students of Class XA of SMA

Negeri 1 Bayat Klaten Using Guided Discovery Method”. Physics Education

Study Program, the Department of Mathematics and Science Education,

Faculty of Teacher Training ang Education, Sanata Dharma University,

Yogyakarta 2012.

  The research was conducted to find out (1) the increase of students’ understanding of heat transfer before and after learning the method of guided discovery, (2) How does the process of establishing knowledge of heat transfer in a guided discovery learning methods, (3) The attitude and response of students towards learning with using the method of guided discovery.

  The research was conducted on January 31 to March 6, 2012 in SMA Negeri 1 Bayat Klaten. Subjects were students of class XA amounted to 27 students. The research uses guided discovery method, with treatment using Student Worksheet is used to guide students in a discussion to find the concept of heat transfer. Instruments used in this study is a written test consisting of a pretest and posttest in the form of a description consists of 10 questions about, attitude questionnaires, and interviews.

  The results showed that: (1) Learning physics using guided discovery methods can enhance students' of class XA SMA 1 Bayat understanding about of heat transfer is evident from the increase the percentage in average scores of students from 48,22 to 68,19. (2) The process of formation of students' knowledge about heat transfer occurs gradually through learning activities. (3) Learning physics using guided discovery methods can foster positive attitudes toward learning physics students, and students are also excited by using the method of guided discovery learning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang telah dicurahkan dalam diri penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pembelajaran Tentang Perpindahan Kalor pada Siswa Kelas XA SMA Negeri 1 Bayat Klaten dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan kesulitan dan hambatan. Tetapi berkat bantuan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi segala kesulitan dan hambatan yang dialami sehingga penulisan skipsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi dengan penuh perhatian dan kesabaran

  2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu memperlancar proses penyelesaian skripsi.

  3. Seluruh Dosen Pendidikan Fisika ( Romo Paul, Pak Rohandi, Bu Maslichah, Pak Pras, Pak Edy, Bu Sri. Bu Wiwik) dan Karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan selama menimba ilmu di kampus tercinta ini.

  4. Bapak Suyatno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bayat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  5. Bapak Wisnu Jadmiko, S.Pd. selaku wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang telah membantu penulis selama proses penelitian.

  6. Bapak Suliman, S.Pd selaku guru fisika yang telah memberikan waktu dan membantu penulis selama proses penelitian dari awal sampai akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Siswa-siswi kelas XA SMA Negeri 1 Bayat yang bersedia membantu dan mendukung selama proses penelitian berlangsung sehingga dapat berjalan dengan lancar.

  8. Kedua orang tuaku tercinta bapak Y. Supardi dan Ibu F. Menik Yatinem yang telah mengorbankan banyak hal demi kami anak-anaknya sampai dengan detik ini. Terimakasih buat doa, cinta dan kasih sayangnya, perhatian, dukungan, pengertiannya, dan nasehatnya selama ini.

  9. Mas Agus, mas Eko, adikku Catur, mbak Endah, dan ponakanku Dinda yang telah memberikan dukungan, semangat, masukan, dan canda tawanya selama proses penulisan skripsi ini.

  10. Teman-temanku seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2007: Curut (epin), bu Wah, Jeng Lulik, Si kecil (Christin), Suster Deti, Angel, Jeng Erni, Eko, Mono, Usy, Jane, dan Vero. Terimakasih teman buat pertemanan dan kebersamaan kita selama ini, aku tidak akan pernah lupa sama kalian semua.

  11. Teman-temanku kost Tika, Flora, Petra, Galih, Ubek, Niken, Theo, Mbak Dwi, yang telah memberikan dukungan, masukan, canda tawanya, selama dikost kita tercinta.

  12. Rintoel, Agnes, mb itut, Rinda, dan semua teman-teman di Cawas yang telah memberikan semangat, dengan kata-katanya “kapan selesai mbul”..hehe

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan, doa, dukungan, saran, dan kritiknya sampai dapat terselesaikan penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4 E. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ....................................................................... 6

  1. Pengertian Belajar ............................................................................ 6

  2. Pembelajaran .................................................................................... 8

  a. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 8

  B. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ........ 9

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32 C. Subjek Penelitian .................................................................................... 32

  5. Wawancara ...................................................................................... 39

  4. Kuesioner Sikap ............................................................................... 37

  3. Soal Pretest da Posttest ..................................................................... 35

  2. Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................................. 35

  1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 35

  E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35

  2. Desain Pembelajaran ........................................................................ 34

  1. Penyusunan Instrumen oleh Peneliti ................................................ 33

  D. Desain Penelitian .................................................................................... 33

  2. Sampel ............................................................................................. 33

  1. Populasi ........................................................................................... 32

  D. Pembelajaran Perpindahan Kalor dengan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ................................................................................. 29

  1. Filsafat Konstruktivisme .................................................................. 9

  3. Radiasi .............................................................................................. 26

  2. Konveksi ........................................................................................... 24

  1. Konduksi .......................................................................................... 19

  C. Perpindahan Kalor .................................................................................. 19

  e. Keuntungan Belajar dengan Menggunakan Metode Discovery . 17

  d. Macam-macam Metode Discovery ............................................. 16

  c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Discovery ...... 14

  b. Proses Discovery ....................................................................... 13

  a. Pengertian Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ............. 12

  3. Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ........................ 11

  2. Pembelajaran Konstruktivisme ........................................................ 10

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Hasil Pretest dan Posttest ............................................................ 39

  1. Tes Tertulis Sebelum Pembelajaran (Pretest) .............................. 52

  D. Kesimpulan Umum .................................................................................109

  C. Rangkuman .............................................................................................107

  6. Data Sikap Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ...................104

  5. Hasil Belajar yang dicapai Siswa Menggunakan Test – t dan SPSS ............................................................................................100

  4. Peningkatan Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing (guided discovery) ................................................... 92

  3. Tes Tertulis Setelah Pembelajaran (Posttest) .............................. 87

  2. Proses Pembentukan Pengetahuan Tentang Perpindahan Kalor . 57

  BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ................................................................................. 50 B. Data, Analisis Data, dan Pembahasan ..................................................... 52

  2. Hasil Kuesioner Sikap ................................................................. 39

  5. Analisis Wawancara dengan Siswa ............................................. 49

  4. Analisis Kuesioner Sikap ............................................................ 47

  3. Analisis Hasil Belajar yang dicapai Siswa Menggunakan Test-t dan SPSS ..................................................................................... 46

  2. Analisis Tingkat Kesukaran Masing-masing Soal ...................... 43

  1. Analisis Tes Tertulis (Pretest dan Posttest) ................................. 40

  G. Metode Analisis Data ............................................................................. 40

  3. Hasil Wawancara dengan Siswa ................................................. 39

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................111 B. Saran .......................................................................................................111 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................113 LAMPIRAN .......................................................................................................115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  Tabel 1: Distribusi Soal Pretest dan Posttest ..................................................... 36 Tabel 2: Distribusi Kuesioner Sikap ................................................................... 38 Tabel 3: Kualifikasi data Interval Skor .............................................................. 42 Tabel 4: Peningkatan Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan .......................... 42 Tabel 5: Peningkatan Pemahaman Siswa Masing-masing Soal ......................... 43 Tabel 6: Indeks Kesukaran Masing-masing Soal ............................................... 44 Tabel 7: Kualifikasi Taraf Kesukaran Masing-masing Soal .............................. 45 Tabel 8: Data Skor Kuesioner ............................................................................ 48 Tabel 9: Data Hasil Kuesioner Sikap Siswa ...................................................... 48 Tabel 10: Interval Skor dan Kualifikasi Sikap .................................................... 49 Tabel 11: Persentase skor dan Kualifikasi Sikap ............................................... 49 Tabel 12: Skor Pretest ........................................................................................ 52 Tabel 13: Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa .................................... 53 Tabel 14: Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa dan Jumlah Siswa ....... 54 Tabel 15: Tingkat Kesukaran Masing-masing soal (pretest) ............................. 55 Tabel 16: KualifikasiTingkat Kesukaran Masing-masing soal (pretest)............. 56 Tabel 17: Tabel Alur Proses Konstruktivisme ................................................... 69 Tabel 18: Skor Posttest ...................................................................................... 87 Tabel 19: Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa .................................... 88 Tabel 20: Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa dan Jumlah Siswa ..... 89 Tabel 21: Tingkat Kesukaran Masing-masing soal (posttest) ............................. 90 Tabel 22: Kualifikasi Tingkat Kesukaran Masing-masing soal (posttest) .......... 91 Tabel 23: Data Skor dan Persentase Skor Pretest dan Posttest .......................... 92 Tabel 24: Data Skor Siswa dan Kualifikasi Skor Pretest dan Posttest ................ 93 Tabel 25: Frekuensi dan Kualifikasi Data Hasil Pretest dan Posttest ................. 94 Tabel 26: Persentase Peningkatan Rata-rata Skor Pretest dan Posttest ............. 95 Tabel 27: Persentase Skor Rata-rata Kelas untuk Setiap Soal ........................... 96

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel 28: Peningkatan Tingkat Kesukaran Masing-masing Soal Pretest dan Posttest ............................................................................................... 98

  Tabel 29: Hasil Analisis Pretest da Posttest .......................................................103 Tabel 30: Data Hasil Kuesioner Sikap ...............................................................104 Tabel 31: Persentase Skor dan Kualifikasi Sikap Siswa .....................................105 Tabel 32: Jumlah Siswa dan Kualifikasi Sikap Siswa .......................................106 Tabel 33: Kesimpulan Umum Hasil Penelitian ..................................................109

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1a Data Hasil Pretest .......................................................................115 Lampiran 1b Data Hasil Posttest ......................................................................117 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................119 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ...................................................................137 Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ..............................................................146 Lampiran 5 Pedoman Jawaban Pretest dan Posttest .......................................148 Lampiran 6 Kriteria Penskoran Soal Pretest dan Posttest ...............................152 Lampiran 7 Kuesioner Sikap ..........................................................................156 Lampiran 8 Pedoman Jawaban Lembar Kerja Siswa .....................................158 Lampiran 9 Daftar Pertanyaan Wawancara ...................................................165 Lampiran 10 Hasil Wawancara dengan Siswa .................................................166 Lampiran 11 Hasil Pretest Siswa .....................................................................174 Lampiran 12 Hasil Lembar Kerja Siswa ..........................................................180 Lampiran 13 Hasil Posttest ..............................................................................216 Lampiran 14 Hasil Kuesioner Sikap ................................................................220 Lampiran 15 Surat Permohonan Ijin dari Kampus ...........................................224 Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ...................................225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang efektif merupakan kesatuan dari keterampilan,

  perasaan, penguasaan materi, dan pemahaman arti belajar yang bermuara pada suatu perilaku yaitu kemampuan membangun dan mengembangkan proses belajar siswa secara optimal, hal tersebut dikemukakan oleh Kauchak (1989 : 3, dalam Kartika Budi 2001 : 48). Pembelajaran juga merupakan kesatuan dari dua konsep yaitu antara belajar dan mengajar. Konsep belajar lebih diarahkan pada siswa atau peserta didik, sedang konsep mengajar lebih terarah pada pendidik atau guru. Dalam kegiatan pembelajaran, individu- individu dituntut untuk terlibat aktif. Dengan demikian individu-individu yang terlibat aktif tersebut akan memiliki dorongan untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu tercapainya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, sikap yang positif, dan pengetahuan baru.

  Pembelajaran yang konstruktivistik adalah pembelajaran yang dilandasi filsafat konstruktivisme, yaitu salah satu filsafat ilmu pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan seseorang merupakan hasil konstruksi atau bentukannya sendiri. Dengan proses pembelajaran yang konstruktivisme, diharapkan pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  konstruktivisme dan menyenangkan adalah metode penemuan terbimbing (guided discovery). Dalam pembelajaran sains dibutuhkan metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, sehingga siswa dapat terlibat langsung selama proses pembelajaran. Penemuan (discovery) merupakan model pembelajaran dimana guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan sesuatu sendiri (pengetahuan sendiri), karena dengan menemukan sendiri siswa dapat mengerti secara lebih dalam. Begitu pula dengan metode penemuan terbimbing (guided discovery) juga merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa menemukan sendiri pengetahuan, tetapi dalam proses menemukan pengetahuan tersebut guru tidak membiarkan siswa sendiri tetapi memberikan bimbingan dan langkah- langkah sampai siswa bisa menemukan pengetahuan/konsep yang diharapkan. Dengan demikian, dalam pembelajaran fisika siswa tidak akan merasa takut dan bosan, tetapi mereka akan merasa senang, tertantang dan mau terus mencoba sampai menemukan sendiri apa yang mereka cari.

  Dengan mampu menemukan sendiri pengetahuan, maka pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika juga akan meningkat.

  Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep- konsep fisika beserta kaitannya antara satu konsep dengan konsep yang lain, maka sangatlah penting untuk semaksimal mungkin melibatkan siswa secara aktif dan berkesinambungan dalam proses pembelajaran, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam kegiatan pembelajaran juga dapat tercapai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penelitian ini penulis mengambil topik “Pembelajaran Tentang

  Perpindahan Kalor pada Siswa Kelas XA SMA Negeri 1 Bayat Klaten Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa tentang perpindahan kalor sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing?

  2. Bagaimana proses pembentukan pengetahuan tentang perpindahan kalor dalam pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing?

  3. Bagaimana sikap dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang perpindahan kalor sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

  2. Mengetahui proses pembentukan pengetahuan tentang perpindahan kalor dalam pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing.

  3. Mengetahui sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini, antara lain:

  1. Bagi Siswa Melalui penelitian ini siswa dapat mengetahui dan mengalami langsung serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing. Selain itu, dapat membantu siswa untuk berani mengungkapkan gagasan atau ide-ide mereka, membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, membantu siswa agar lebih mudah memahami konsep-konsep yang ada dalam pelajaran Fisika, khususnya tentang materi perpindahan kalor, dan mampu membuat siswa lebih tertarik dan senang belajar fisika.

  2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat peneliti gunakan sebagai bekal memasuki dunia kerja yaitu sebagai seorang guru, metode pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sains.

  3. Bagi Calon Guru maupun Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi calon guru maupun guru, dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan pada saat mengajar sehingga benar- benar mampu membuat siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran.

  4. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kepentingan pengembangan kegiatan pembelajaran dan penelitian- penelitian berikutnya.

E. Pembatasan Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, maka peneliti akan membatasi masalah yang akan diteliti:

  1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi perpindahan kalor dapat diketahui melalui hasil pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir).

  2. Proses pembentukan pengetahuan tentang perpindahan kalor diperoleh dari serangkaian proses kegiatan pembelajaran dimulai dari siswa melakukan demonstrasi, mendalami permasalahan dengan bantuan pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS), diskusi bersama, dan yang terakhir siswa dapat menemukan konsep tentang perpindahan kalor.

  3. Sikap siswa terhadap proses pembelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil pengisian kuesioner sikap yang telah disiapkan oleh peneliti untuk siswa.

  Sedangkan tanggapan siswa diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Daftar pertanyaan mencakup pendapat siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan dan kesan-kesan siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

  Piaget membedakan pengertian tentang belajar menjadi dua, yaitu yang pertama pengertian belajar dalam arti sempit dan yang kedua pengertian belajar dalam arti luas (dalam Suparno, 2001: 140-141).

  Belajar dalam arti sempit adalah belajar yang hanya menekankan

  perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar seperti ini sering disebut belajar figurative yang merupakan suatu bentuk belajar yang pasif.

  Contohnya seorang anak belajar menghafalkan nama-nama angka, nana- nama ibu kota suatu Negara, dsb. Sedang belajar dalam arti luas, yang juga disebut dengan perkembangan, adalah belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Contohnya dalam menghafal nama-nama ibu kota suatu Negara anak tersebut juga mengerti hubungan anta kota- kota itu dengan Negara. Bagi Piaget belajar selalu mengandung unsur pembentukan dan pemahaman. Berbeda dengan Wadswort (1989, dalam Suparno 2001:141), ia menyatakan bahwa mengingat dan menghafal tidak dianggap sebagai belajar yang sesungguhnya karena kegiatan tersebut tidak memasukkan proses asimilasi dan pemahaman. Anak yang tahu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menyebut nama angka-angka, belum tentu bahwa ia mengerti konsep tentang angka-angka tersebut.

  Selain itu ada pendapat lain, yang pertama dari Witherington (dalam Sukmadinata, 2009:155) mengungkapkan bahwa, “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam Sukmadinata, 2009:155), “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru”. Sedang menurut Hilgard (dalam Sukmadinata, 2009:155), “ belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi”. Suyono, dkk (2011: 9) juga berpendapat bahwa “belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.”

  Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam suatu interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan suatu pengetahuan baru, meningkatkan keterampilan, memperbaiki tingkah laku dan sikap, serta mematangkan aspek kepribadian. Belajar merupakan proses yang pada awalnya tidak mengetahui apa-apa menjadi mengetahui sesuatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pembelajaran

  a. Pengertian Pembelajaran

  Selain mengenal istilah pembelajaran, kita pasti juga tidak merasa asing dengan istilah pengajaran. Pengajaran dilaksanakan dalam suatu aktivitas yang kita kenal dengan istilah mengajar. Dalam pengertian konvensional, pengajaran dipandang bersifat mekanistik dan merupakan otonomi guru untuk mengajar, sehingga guru menjadi pusat kegiatan (Suyono dkk, 2011:16). Berbeda dengan pengajaran, pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan atau keaktifan siswa, bukan kegiatan guru. Ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa yang artinya seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara aktif. Peran guru yang pokok adalah menciptakan situasi, menyediakan kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa agar mereka terlibat dalam proses belajar secara berkesinambungan (dalam Kartika Budi, 2001:46).

  b. Fungsi Pembelajaran

  Pembelajaran mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi umum yaitu fungsi yang berkaitan dengan berlangsungnya proses pembelajaran, sedang fungsi khusus adalah fungsi yang menunjang terjadinya proses belajar secara optimal.

  Menurut Gal’perin (dalam Kartika Budi, 2001:46), pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tindak lanjut. Selain itu juga disebutkan 3 fungsi umum, yaitu: 1) membangkitkan motivasi, 2) mengetahui pengetahuan awal, dan 3) informasi tentang sasaran belajar, kriteria keberhasilan yang dituntut, dan contoh-contoh soal ujian.

B. Motode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

1. Filsafat Konstruktivisme

  Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakekat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi (Suparno, 2007:8).

  Menurut Driver dan Bell, ilmu pengetahuan bukanlah hanya kumpulan hukum atau daftar fakta, ilmu pengetahuan terutama sains merupakan ciptaan pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang ditemukan secara bebas (dalam Suparno, 1997:17). Menurut Einstein da Ninfeld (dalam Suparno, 1997:17), konsep atau teori tidak menuruti pengamatan induktif yang sederhana. Hal ini terbukti dengan adanya banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mengabstraksikan kenyataan-kenyataan yang mereka peroleh dari percobaan-percobaan mereka. Abstraksi dan teorisasi itu melalui proses penemuan yang

  imaginative (Suparno, 1997:18), tidak cukup hanya dengan mengamati objek yang ada.

  Kaum konstruktivisme juga mengungkapkan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui berpikir seseorang (dalam Suparno, 2007:8). Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi merupakan suatu ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (dalam Suparno, 2007:8).

2. Pembelajaran Konstruktivistik

  Pembelajaran yang konstruktivistik adalah pembelajaran yang dilandasi filsafat konstruktivisme, yaitu salah satu filsafat ilmu pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan seseorang merupakan hasil konstruksi atau bentukannya sendiri (dalam Kartika Budi, 2001:46).

  Ini berarti belajar harus merupakan proses berkesinambungan dan berkelanjutan dalam mengkonstruksi pengetahuan. Dalam pembelajaran yang konstruktivistik, yang terpenting bukan banyaknya pengetahuan yang mereka peroleh, tetapi seberapa tinggi kualitas dan seberapa besar kuantitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (dalam Kartika Budi, 2001:46). Dengan proses pembelajaran seperti itu diharapkan pembelajaran terutama sains tidak seperti yang diungkapkan Twining: ”Science and Mahtematics are subjects many dents to avoid”, tetapi merupakan mata pelajaran yang menarik dan disenangi (Kartika Budi, 2001:47). Jadi, pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang mampu membuat siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mereka peroleh tetapi kualitas dan kuantitas mereka dalam proses mengkronstruksi pengetahuan tersebut.

  Dalam pembelajaran yang konstruktivistik, diperlukan guru yang konstruktivis (dalam Kartika Budi, 2001 : 47), yaitu guru yang: 1)selalu mendorong kemandirian siswa, 2)menjadikan siswa sebagai problem solver bahkan harus ditingkatkan menjadi problem finder, 3)menggunakan gejala alam untuk diabstraksikan menjadi konsep, hukum, dan/atau teori, 4)lebih banyak menggunakan pertanyaan terbuka, 5)sabar untuk tidak segera menyalahkan dan memberitahukan yang benar, 6)menjadikan kondisi awal siswa sebagai entry point, 7)membiasakan siswa untuk berdialog dalam kelompok, dan 8)menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

3. Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

  Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran sains khususnya fisika, contohnya eksperimen, diskusi, inquiry, discovery,

  problem solving , dan masih banyak lagi. Guru harus pandai-pandai

  memilih metode mana yang cocok/sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat terlibat secara langsung agar siswa tidak merasa bosan. Pemilihan berbagai variasi pendekatan pembelajaran, strategi dan metode yang sesuai dengan situasi pembelajaran baik dari aspek guru maupun siswanya, merupakan sebuah upaya untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan tercapainya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pembelajaran sains khususnya fisika akan lebih menarik dan menyenangkan, apabila tidak hanya menggunakan metode ceramah saja.

  Dalam penelitian ini, akan coba digunakan salah satu metode pembelajaran yang menarik yaitu metode penemuan terbimbing (guided discovery).

  Selain merupakan contoh metode pembelajaran yang menarik, penemuan terbimbing (guided discovery) juga merupakan salah satu contoh penerapan pembelajaran yang konstruktivisme.

a. Pengertian Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

  Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah satu macam bentuk/tipe dari metode penemuan (discovery). Discovery adalah model pembelajaran dimana guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk “menemukan sesuatu sendiri”, karena dengan menemukan sendiri siswa dapat mengerti secara lebih dalam (Suparno, 2007:72). Penemuan (discovery) merupakan metode belajar berbasis pencarian dan penyelidikan. Menurut Bruner (dalam Suparno, 2007:72), pembelajaran discovery adalah pendekatan kognitif dalam pembelajaran di mana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Jadi, dalam discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh terlibat pada persoalan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  persoalannya, menemukan prinsip-prinsip atau jawaban lewat percobaan.

  Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran dimana guru membimbing siswa dalam tujuan untuk menemukan konsep-konsep baru. Dalam model penemuan terbimbing (guided discovery), guru tidak membiarkan siswa sendiri dalam menemukan konsep tetapi guru memberikan bimbingan dan langkah- langkah untuk memecahkan masalah yang ada sampai siswa menemukan konsep yang dicari.

b. Proses Discovery

  Dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan”, Suparno (2007:73) menjelaskan tentang proses yang ada dalam metode discovery meliputi:

  1) Mengamati Pada tahap ini siswa diminta mengamati gejala atau persoalan yang sedang dihadapi.

  2) Menggolongkan Setelah melakukan kegiatan pengamatan langkah berikutnya siswa mengklasifikasikan hal-hal apa saja yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas. 3) Memprediksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pada proses ini siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu bisa terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.

  4) Mengukur Siswa melakukan pengukuran terhadap persoalan yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan. 5) Menguraikan atau menjelaskan

  Siswa dibantu untuk menjelaskan atau menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan.

  6) Menyimpulkan Pada proses akhir siswa diminta mengambil kesimpulan dari data yang didapatkan.

c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Discovery

  Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode

  discovery

  yaitu sebagai berikut (Suparno, 2007:74) : 1) Persoalan/permasalahan diajukan oleh guru.

  Pada langkah ini, guru mengajukan persoalan/permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

  2) Siswa memecahkan persoalan/permasalahan tersebut.

  Setelah persoalan diajukan guru, siswa diminta untuk memecahkan persoalan/permasalahan tersebut bisa secara sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok. Untuk memecahkan persoalan yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memprediksi, mengukur, menguraikan atau menjelaskan, dan menyimpulkan.

  3) Konsep baru dijelaskan.

  Pada langkah berikutnya, guru meminta siswa menyampaikan hasil pemecahan persoalan yang mereka kerjakan. Apabila ada konsep baru yang perlu ditambahkan, guru harus menambahkannya sehingga pengertian siswa akan semakin lengkap.

  Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002:22) mengenai garis besar prosedur pelaksanaan pembelajaran discovery, yaitu sebagai berikut : 1) Stimulation : guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca ataupun mendengarkan uraian yang membuat persoalan. 2) Problem statement : guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi berbagai persoalan.

  3) Data collection : siswa melakukan proses pengumpulan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber atau melakukan uji coba sendiri, dll.

  4) Data prossesing: pengolahan, pengacakan, pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan data pada tingkat kepercayaan tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5) Verification atau pembuktian : pembuktian dari hipotesis atau pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada. 6) Generalization : berdasarkan hasil verifikasi, siswa menarik kesimpulan atau genaralisasi tertentu

d. Macam-macam Metode Discovery

  Weimer mengidentifikasi adanya 6 tipe discovery (dalam Suparno, 2007:74), yaitu sebagai berikut: 1) Discovery

  Discovery

  merupakan model pembelajaran yang menuntut seseorang menemukan sesuatu (pengetahuan) sendiri. Dalam menemukan prosesnya bebas tidak ada langkah-langkah khusus, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip, atau pengertian sendiri. 2) Discovery teaching

  Discovery teaching merupakan model mengajar dengan cara

  menemukan sesuatu. Model ini lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.

  3) Inductive discovery

  Inductive discovery

  merupakan model penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu mulai dari pengamatan banyak data kemudian disimpulkan. Proses penemuannya lengkap seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4) Semi-inductive discovery

  Semi-inductive discovery juga merupakan model penemuan dengan

  pendekatan induktif, tetapi prosesnya tidak lengkap seperti pada

  inductive discovery . Ketidaklengkapan bisa terdapat pada data yang

  diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya yang disederhanakan, dll.

  5) Unguided or pure discovery atau discovery murni

  Unguided or pure discovery atau discovery murni merupakan

  model penemuan dengan langkah siswa diberi persoalan, kemudian siswa harus memecahkan sendiri persoalan tersebut dengan sedikit sekali petunjuk guru. 6) Guided discovery