HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIR

  

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA

DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIR

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Aditya Advian Natali

  NIM: 069114011

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  “Hidup adalah tentang memilih sesuatu, kemudian menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan tidak boleh menyesali resikonya”

  Aditya Advian Natali

  

Tuhan, satu lembar ini jelas tidak akan cukup untuk menuliskan rasa syukurku

kepada-MU karena begitu besar kasihmu atas kehidupanku, tetapi

perkenankanlah aku mengucap syukur kepada-Mu Tuhan yang memiliki dan

mengendalikan kehidupanku, karena Engkau sungguh baik, menjadi teladan

yang tak tergantikan dalam hidup, menjadi sumber cinta, pengharapan dan kasih.

  

Terima kasih Tuhan atas berkat-Mu sehingga aku bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini, karena tanpa kasih-Mu semua ini hanya akan menjadi selembar

kertas kosong…

  

Kemuliaan hanya untuk-Mu, Tuhanku, Yesus Kristus

  

Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga

Dengan Prestasi Belajar Remaja Akhir

Aditya Advian Natali

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga

dengan prestasi belajar remaja akhir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif

antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA N 9

Yogyakarta pada siswa kelas XI IS dan XI IA 5. Subjek penelitian berjumlah 59 siswa yang

ditentukan dengan cara purposive sampling dengan karakteristik subyek (1) Siswa – siswi SMA

yang berada pada rentang usia remaja akhir yaitu umur 16 sampai 18 tahun, (2) Subyek tinggal

bersama dengan kedua orangtua, (3) Subyek memiliki nilai – nilai ujian yang lengkap.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala keharmonisan keluarga yang dibuat

dengan model skala likert serta laporan hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh siswa pada

semester satu. Reliabilitas skala keharmonisan keluarga diuji dengan menggunakan metode

koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0,962. Berdasarkan analisis

korelasi Pearson Product Moment diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,091 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan positif yang

signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir sehingga hipotesis

dalam penelitian ini ditolak.

  Kata kunci: keharmonisan keluarga, prestasi belajar, remaja akhir

  

The Relationship between the Family Harmony with Learning Achievement

of Adolescent

Aditya Advian Natali

  

ABSTRACT

The research was aimed to investigate the relationship between the family harmony with

the learning achievement of adolescent. Hypothesis that was proposed in the research was that

there was positive relationship between the family harmony with the students’ learning

achievement. The research was carried out at SMA N 9 Yogyakarta to the students of grade XI IS

and XI IA5. The subjects were 59 students who were determined using purposive sampling

technique with the characteristics of the research subject (1) the students of senior high school in

the range of adolescent’s ages of 16 to 18 years old, (2) living with both of their parents, (3)

subjects had complete value of test. The data collecting in the research used the perception scale

towards the family harmony that was made through Likert’s scale and the value of the learning

achievement which was achieved by the students in the first semester. The reliability of the family

harmony scale was estimated using reliability coefficients method of Alpha Cronbach and

provided the value of 0.962. The correlation coefficient between family harmony and achievement

was r = 0.176 with significant levels 0.091 (p > 0.05). The result showed that there was not

significant positive relationship between family harmony with learning achievement of the students

so that the hypothesis in the research was declined.

  Keywords : family harmony, learning achievement, adolescent

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya yang tak berkesudahan, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi Belajar.”

  Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

  1. Ibu Dr. Ch. Siwi H, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

  2. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu, arahan, kesabaran, ketelitian, kritik dan saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini,

  3. Bapak Agung Santoso, MA, Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi. dan Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih atas segala masukan, arahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

  4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan mengajar dengan baik selama penulis mengikuti kuliah. Terima kasih atas semua jasa dan ilmu pengetahuan yang diberikan.

  5. Seluruh karyawan dan karyawati yang telah memberikan perhatian dan

  6. Segenap keluarga besar SMA N 9, terutama untuk Ibu Windriati yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses perijinan hingga pelaksanaan penelitian,

  7. Orang tuaku, Bapak Renung Bakirna dan Ibu Tri Hastuti Wahyuningsih, aku bersyukur kepada Tuhan karena memulai kehidupanku di dunia melalui kalian. Terima kasih untuk semua cinta, usaha, pengorbanan yang begitu besar dan kasih yang tak terhapuskan. Terima kasih juga atas semua doa – doa bapak & ibu sehingga aku bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini,

  8. Kakakku Hanung Kriswibowo dan adikku Atmaka Kosala Labdajaya, terima kasih karena kalian telah menjadi saudara dan sahabat yang menyenangkan serta selalu mendukung apa yang kukerjakan. Terima kasih juga untuk mbak Ditya yang selalu memberikan semangat dan dukungannya, serta untuk keponakanku Radit (RDT) yang ganteng dan lucu terima kasih karena telah menjadi sumber keceriaan baru dalam keluarga,

  9. Seluruh keluarga besarku (eyang, pakde, bude, om, tante, dan seluruh saudaraku) yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bentuk dukungan yang diberikan dan rasa persaudaraan yang erat di antara kita,

  10. Margaretha Normanitha Shintya Dewi, dewi kecil yang memberikan perhatian, kasih sayang dan cinta yang menyejukkan. Terima kasih karena selalu mendukung apa yang kulakukan, memberi motivasi dan selalu

  11. Keluarga Bapak Agustinus Suyono, Ibu Dani, Hendra, dan Itus Katastros, terima kasih atas semua perhatian, doa dan dukungannya. Tuhan menyertai keluarga kita,

  12. Sahabat – sahabat di Psikologi yang telah memberikan banyak warna dalam masa – masa belajar di kampus (Satria, Berto, Coro, Agung 05, Noby, Chika, Viany, Kesed, Mia, Cacha, Lily, Adel 07, Eriza, Liem, Ari, Timmo, Manto, Liza, Ayuk, Crish, Clare, Vivin, Endy, Guntur) dan seluruh teman – teman yang pernah berdinamika bersamaku, kalian semua tidak akan pernah terlupakan,

  13. Kedua sahabatku (Rully dan Ayuk), terima kasih banyak atas semua waktu dan persahabatan tanpa syarat yang kalian berikan selama ini,

  14. Teman – teman GIGA band (Mas Boni, Vishnu, Indra, Leo, dan Foo), mari terus bermusik dan berkarya untuk masa depan kita, terima kasih karena kalian membuatku mengerti banyak tentang musik, persahabatan dan usaha untuk terus menjadi lebih baik,

  15. Teman – teman GKJ Prambanan yang selalu mendoakanku dan memberikan motivasi terutama rekan Komunitas Tumbuh Bersama (mas Nug, mbak Ari, mbak Mim, mbak Nensi, Sia, Dita, Nining, Siska, Agung, Satria, Enggi, Adis, Yonatan, Yoan, Andre, mas Ian, Wawan, dll). Terima kasih karena membantuku dalam pertumbuhan iman kepada Tuhan. Tuhan memberkati,

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karena itu dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 2 Agustus 2010 Penulis,

  Aditya Advian Natali

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………… vi ABSTRAK …………………………………………………………………. vii ABSTRACT ………………………………………………………………... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………… ix KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xiv DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xvii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xviii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………....

  1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….

  4 C. Tujuan Penelitian…...……………………………………………

  4 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………

  5 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………........

  6

  2. Karakteristik Remaja Akhir……………………………………..

  6 3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir…………………………….

  9 B. Prestasi Belajar ….…………………………………………………..

  10

  1. Pengertian Belajar ………………………………………………

  10

  2. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………

  11 3. Kriteria Penilaian Prestasi Belajar…..…………………………..

  12 4. Pengukuran Prestasi Belajar……………...……………………...

  15

  5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………

  18 C. Keharmonisan Keluarga …………………………………………….

  23

  1. Pengertian Keharmonisan Keluarga…………………..…………

  23 2. Aspek – Aspek Keharmonisan Keluarga………………………..

  24 D. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi Belajar...

  26 E. Hipotesis……………………………………………………………..

  28 F. Skema Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi Belajar…………………………………………….............................

  29 BAB III METODE PENELITIAN…………………….……………………

  30 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………...

  30 B. Identifikasi Variabel Penelitian ……………………………………..

  30 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………………

  30 1. Keharmonisan Keluarga…..……………………………………..

  31

  2. Prestasi Belajar ….………………………………………………

  32

  1. Metode Pengumpulan Data ...…...………………………………

  33 2. Alat Pengumpulan Data..………………………………………..

  34 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...……………………………...

  38 1. Validitas Alat Pengumpulan Data .……………………………...

  38 2. Reliabilitas Alat Tes ………..…………………………………...

  39 G. Uji Coba Alat Tes …………………………………………………..

  40

  1. Proses Uji Coba …………………………………………………

  40

  2. Hasil Uji Coba Alat Tes…………………………………………

  41 H. Teknik Analisis Data ………………………………………………..

  45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...

  46 A. Persiapan Penelitian ………………………………………………...

  46 B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………...

  46 C. Deskripsi Subyek Penelitian ………………………………………..

  47 D. Deskripsi Data Penelitian……………………………………………

  48 1. Data Keharmonisan Keluarga .………………………………….

  48 2. Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian …….………………….

  49 E. Hasil Uji Hipotesis ……………….…………………………………

  49

  1. Uji Asumsi………………………………………………………

  50 2. Uji Hipotesis Hubungan ………………………………………...

  51 F. Pembahasan …………………………………………………………

  52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………

  55

  DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………........ LAMPIRAN …………...……………………………………………………

  57

  60

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Nilai Siswa………………………………………………...

  14 Tabel 2 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Sebelum Uji Coba…………………………………………………

  36 Tabel 3 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Uji Korelasi Aitem Total…………………………………………...

  43 Tabel 4 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Uji Coba……………………………………………………………

  44 Tabel 5 Data Keharmonisan Keluarga...........................................................

  48 Tabel 6 Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian…………………………...

  49 Tabel 7 Hasil Uji Normalitas..........................................................................

  50 Tabel 8 Hasil Uji Linieritas ……………………….......................................

  51

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Uji Coba……………………………………………………..

  60 Lampiran 2 Lampiran 3 Reliabilitas Skala Uji Coba………………………………………...

  Skala Penelitian…………………………………………………….

  65

  71 Lampiran 4 Data Leger Nilai Semester Satu Tahun Pelajaran 2009/2010 SMA 9 Yogyakarta……………………………………………………….

  76 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Analisis Data Skala Penelitian……………………………………..

  Reliabilitas Skala Penelitian………………………………………. Deskriptif Statistik…………………………………………………

  79

  80

  85 Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas.........................................................................

  86 Lampiran 9 Hasil Uji Linieritas ……………………….......................................

  86 Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis Hubungan..........................................................

  89

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak

  dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001). Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

  Dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia terdapat tugas perkembangan yang harus dilalui. Pada remaja akhir, tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar – benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik (Kimmel, 1995).

  Seperti yang telah dijabarkan diatas, salah satu tugas perkembangan remaja akhir adalah mencapai kemandirian dan mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang. Hal tersebut akan dimulai dari keberhasilan remaja remaja pada saat dewasa. Terkait dengan pendapat diatas, Gunarsa (2002) menambahkan bahwa keberhasilan pada remaja sangat terkait dengan keberhasilannya pada prestasi belajar di sekolah.

  Prestasi belajar sangat penting bagi remaja karena selain untuk mencapai kemandirian dan mempersiapkan karir ekonomi di masa mendatang, prestasi belajar juga dapat memenuhi kebutuhan remaja untuk memperoleh status sosial terutama dengan teman – teman sebayanya. Menurut Prayitno (2006), apabila kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa, malu dan frustasi sehingga remaja akan bertindak agresif, egosentris, dan menarik diri. Dewasa ini, dunia pendidikan dikejutkan dengan banyaknya siswa SMA melakukan aksi bunuh diri karena tidak lulus Ujian Nasional (UN). Salah satunya adalah seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Muarojambi, Provinsi Jambi, Sri Wahyuningsih (18), yang mengakhiri hidupnya dengan menenggak pupuk tanaman seusai melihat hasil pengumuman UN (Kompas online, 2010).

  Fenomena memprihatinkan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia ini menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan hal penting dalam kehidupan remaja akhir.

  Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004). Prestasi belajar siswa di sekolah dioperasionalisasikan dalam bentuk indikator berupa nilai raport (Azwar, satu kelas sehingga prestasi belajar siswa tersebut dapat dibandingkan dengan prestasi siswa lainnya.

  Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Syah (1995), secara global faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi di lingkungan sekitar siswa; dan faktor pendekatan belajar (approach to

  

learning ), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

  digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi pelajaran.

  Lingkungan keluarga termasuk dalam salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ada berbagai macam aspek yang terdapat di dalam keluarga seperti pola asuh orang tua, interaksi anggota keluarga, status sosio-ekonomi, dll. Salah satu hal yang menarik bagi peneliti adalah aspek keharmonisan keluarga karena sejauh ini belum ada penelitian mengenai kaitan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, sedangkan keharmonisan keluarga adalah salah satu hal yang sangat dapat dirasakan oleh anggota keluarga. Menurut Gunarsa (2004), keharmonisan keluarga ialah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan keberadaan dirinya yang meliputi

  Harmonis atau tidaknya keluarga akan memberikan dampak pada setiap anggota keluarga. Misalnya, seorang anak yang merasa keluarganya harmonis akan mempersepsi rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara orangtua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak. Hal ini akan menciptakan suasana yang kondusif untuk proses belajar anak sehingga diharapkan akan membantu anak dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Sebaliknya, jika anak mempersepsi keluarganya berantakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi di dalam keluarganya tersebut. Suasana di dalam rumah menjadi tidak tenang sehingga rumah menjadi tempat yang kurang menyenangkan untuk proses belajar anak karena banyaknya konflik dan permasalahan. Hal ini akan mengganggu konsentrasi anak dalam belajar dan membuat suasana hati anak menjadi kurang baik untuk belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

  B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir.

  C. TUJUAN PENELITIAN

D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat Teoritis

  Sebagai tambahan literatur di bidang psikologi belajar dan psikologi perkembangan mengenai hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir.

  2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orangtua, sekolah, dan remaja akhir mengenai kaitan antara faktor eksternal yaitu keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar.

BAB II LANDASAN TEORI A. REMAJA AKHIR

  1. Definisi Remaja Akhir

  Dalam penelitian ini, peneliti memilih remaja akhir sebagai subyek penelitian. Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun). Berdasarkan pendapat Hurlock diatas dapat disimpulkan bahwa remaja akhir berada pada rentang usia antara 16 hingga 18 tahun.

  Remaja akhir adalah tahap untuk mencapai kedewasaan karena pada masa ini kebanyakan remaja telah mampu menentukan suatu kode moral dan relatif merasa senang dengan hubungan seksual. Walaupun masih sering timbul keraguan tentang dirinya, perkembangan kognitifnya akan terus berkembang dengan cara berpikir secara logis dan prihatin akan masa depan.

  2. Karakteristik Remaja Akhir

  Makmun, (2003) memerinci karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun) keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik pada remaja akhir melalui masing – masing aspek: a. Aspek Fisik

  Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat; Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa; Kesiapan berfungsinya organ- organ reproduktif seperti pada orang dewasa.

  b. Aspek Psikomotor Gerak gerik mulai mantap; Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.

  c. Aspek Bahasa Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya; Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, etis, religius.

  d. Aspek Kognitif Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif; Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi; Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan e. Aspek Sosial Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat); Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat.

  f. Aspek Moralitas Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan; Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya; Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya

  g. Aspek Keagamaan Eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya; Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas; Mulai menemukan pegangan hidup.

  h. Aspek Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan

  Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya; Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba- diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir

  Dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia terdapat tugas perkembangan yang harus dilalui, begitu pula dalam tahap perkembangan remaja. Havighurst dalam (Kimmel, 1995) menawarkan suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila seorang individu gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia gagal melaksanakan tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau melaksanakan

  Pada remaja akhir, tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar- benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik (Kimmel, 1995).

B. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Belajar

  Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

  Menurut Winkel (1996) belajar adalah “suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan,

  • yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan.

  Selanjutnya menurut Slameto (2003), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa belajar adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang bersifat permanen.

2. Pengertian Prestasi Belajar

  Prestasi belajar adalah kemampuan siswa untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam suatu program pendidikan. Prestasi itu dapat diukur melalui evaluasi belajar terhadap siswa baik melalui ujian maupun tes (Syah, 2004). Sedangkan menurut Azwar (2007), keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa melalui tes hasil belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada pertengahan maupun akhir periode belajar.

  Sementara menurut Winkel (2007) prestasi belajar merupakan suatu hasil dari suatu proses belajar yang terjadi pada anak sekolah yang hasilnya berupa ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

  Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa (Arifin, 1991). anak didik setelah melalui kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

3. Kriteria Penilaian Prestasi Belajar

  Penilaian adalah hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar, sementara evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program. Adapun tujuan penilaian meliputi:

  1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.

  2. Menentukan kebutuhan pembelajaran

  3. Membantu dan mendorong siswa

  4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik

  5. Menentukan strategi pembelajaran

  6. Akuntabilitas lembaga

  7. Meningkatkan kualitas pendidikan Depdiknas (2003) mengemukakan penilaian adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat keputusan keputusan. Selain pengertian diatas ada beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian antara lain :

  1. Hamalik (2003) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.

  2. Arikunto (1997) mengemukakan bahwa penilaian dalam pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan atau sekolah. Guru ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan. Dari beberapa arti penilaian yang di utarakan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa penilaian dapat di lakukan setelah diperoleh informasi proses dan hasil belajar siswa.

  Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam rangkaian proses pendidikan dan pengajaran. Dapat dikatakan semua kegiatan pendidikan dan pengajaran baik tidaknya di tentukan oleh penilaian, dan tentunya di dalam prakteknya tidak melihat hasil baiknya saja tetapi juga harus melihat kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, antara lain:

  1. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

  2. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang berlangsung

  3. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan

  4. Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian,misal pemberian umpan balik,memberikan laporan pada orang tua,dan pemberian informasi pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya.

  5. Alat penilaian harus mendorong kemapuan penalaran dan kreativitas siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa, observasi dan lain-lain.

  6. Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes.

  7. Mengacu pada prinsip diferensiasi,yakni memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu dilakukannya.

  8. Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran (Depdiknas,2003)

  Tabel 1

  Kriteria Nilai Siswa No. Nilai Kriteria

  1. 100 Sangat baik 2.

  90 Baik 3.

  80 Cukup baik 4.

  70 Kurang baik 5.

  60 Tidak baik

  

Sumber : Laporan Penilaian Hasil Belajar

  (Depdiknas,2003) Adapun ketentuan-ketentuan dalam kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

  1. Nilai Kognitif dan Psikomotor dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 – 100

  3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran di setiap jenjang diputuskan melalui Rapat Kerja Sekolah.

  4. Remedial maksimal dapat dilakukan tiga kali, nilai remedial setiap kompetensi dasar maksimal sama dengan KKM setiap kompetensi dasar.

  5. Nilai raport kognitif = rata-rata kumulatif setiap standar kompetensi (SK), rata-rata SK diperoleh dari rata-rata kompetensi dasar (KD)

  6. Nilai raport psikomotor = rata-rata kumulatif setiap standar kompetensi (SK), sedang rata-rata SK diperoleh dari rata-rata Kompetensi dasar (KD)

  7. Nilai raport Afektif = rata-rata kumulatif nilai afektif ( dengan nilai A= sangat baik, B= baik, C= cukup baik, D= kurang baik, E= tidak baik )

  8. Nilai raport semester 1 adalah rerata nilai kumulatif satu semester, nilai raport semester 2 adalah rerata nilai kumulatif satu tahun.

  Nilai ketuntasan standar kompetensi ideal yaitu 100, namun standar nilai ini disesuaikan dengan tiap sekolah dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Guru dan sekolah dapat menetapkan nilai ketuntasan minimum secara bertahap dan terencana agar memperoleh nilai ideal.

  Siswa yang belum tuntas harus mengikuti program remedial.

4. Pengukuran Prestasi Belajar

  Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

  Menurut Djamarah (2002) untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.

  Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut: a. Tes Formatif

  Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dengan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tertentu

  b. Tes Subsumatif Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa.

  c. Tes Sumatif semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.

  Pengukuran prestasi belajar menurut Mulyana (2002) antara lain dengan menggunakan kegiatan: a. Ulangan Umum

  Ulangan umum dilaksanakan bersama-sama kelas pararel dan ulangan umum bersama di tingkat rayon, kecamatan, kodya atau kabupaten maupun propinsi.

  b. Ujian Akhir Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Hasil evaluasi ujian akhir ini dipergunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik.

  Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar (Syah, 1995). Di antara norma-norma pengukuran tersebut adalah:

  1) Norma skala dari 0-10 2) Norma skala dari 0-100 Fudyartanto (2002) mengungkapkan bahwa di sekolah perlu pengukuran tersebut dapat dipakai sebagai umpan balik atau bahan masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, penyediaan sarana belajar dan sebagainya. Hasil pengukuran juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar dan peningkatan kualitas pendidikan.

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Menurut Syah (1995), secara global faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani.

  b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi di lingkungan sekitar siswa.

  c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi pelajaran.

  Faktor – faktor diatas dapat saling berkaitan satu sama lain dalam hubungannya dengan prestasi belajar yang diperoleh seseorang. Berikut ini akan dijabarkan faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa:

  a. Faktor Internal Faktor yang berasal dari dalam individu sendiri meliputi dua

  1) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ – organ tubuh dan sendi – sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing – pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ – organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.

  2) Aspek Psikologis

  a) Inteligensi Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

  b) Sikap cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif maupun negatif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan dapat mempengaruhi proses belajar siswa tersebut dan kemudian akan mempengaruhi prestasi belajarnya.