PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA KELAS V SD KANISIUS GAYAM Skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA KELAS V SD KANISIUS GAYAM Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Disusun oleh: Graciana Intan Anggraini NIM: 081134032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA

KELAS V SD KANISIUS GAYAM

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun oleh:

Graciana Intan Anggraini

NIM: 081134032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Skripsi ini kupersembahkan untuk Orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku hingga saat ini dan tak henti-hentinya melantunkan doa untukku.

  Kakakku yang manis yang selalu memotivasi aku.

  Ibu Ida dan keluarga yang selalu memberikan semangat dalam studiku. Pooh anjing kesayanganku yang selalu menemaniku.

  Rizal Pikarima yang selalu mengantar dan menemaniku ke mana pun aku pergi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Anggraini, Graciana Intan. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif untuk

  

Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Kelas V SD Kanisius Gayam . PGSD,

FKIP, USD, Yogyakarta.

  Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau yang biasa disebut dengan penelitian Reaserch and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) memaparkan prosedur pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta dan (2) memaparkan kualitas pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta.

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Gayam, Yogyakarta yang berjumlah 16 siswa. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa setelah siswa menggunakan produk berupa multimedia dan modul pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, prosedur pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta dilakukan berdasarkan empat langkah, tahap satu mengkaji standar kompetensi dan materi pembelajaran yang dikembangkan, tahap dua melakukan analisis kebutuhan, tahap tiga memproduksi

  

software dan modul pembelajaran bahasa Indonesia aspek berbicara, dan tahap

  empat melakukan validasi dan revisi produk. Kedua, penelitian ini juga menghasilkan prototype yang dikemas dalam CD dan modul pembelajaran yang divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar media, guru, dan siswa. Hasil validasi dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia diperoleh skor rata-rata 4,9 untuk multimedia dan modul pembelajaran dengan kriteria sangat

  

baik. Validasi pakar media diperoleh skor rata-rata sebesar 4,0 untuk modul dan

  multimedia pembelajaran dengan kriteria baik. Validasi oleh guru diperoleh skor rata-rata sebesar 4,8 untuk multimedia interaktif dan 4,7 untuk modul pembelajaran dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan validasi uji lapangan diperoleh skor rata-rata 4,46 dengan kriteria sangat baik.

  Dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif dan modul pembelajaran Bahasa Indonesia materi memerankan tokoh drama dengan lafal, ekspresi, dan intonasi yang tepat untuk siswa kelas V SD Kanisius Gayam valid/layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran di Sekolah.

  

Kata kunci: metode penelitian dan pengembangan, multimedia interaktif, modul

  pembelajaran, keterampilan berbicara, Paradigma Pedagogi Reflektif, Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Anggraini, Graciana Intan. 2012. The Developing of Indonesia Speaking Skill

  

using Interactive Multimedia for 5 Grade Students of Kanisius Gayam Yogyakarta

Elementary School . PGSD, FKIP, USD, Yogyakarta.

  The research is a Research and Development (R&D) study which intended (1) to explain the procedure of interactive multimedia for Indonesian language verbal skill development at Kanisius Gayam Primary School, Yogyakarta Fifth Grade (2) to describe the quality of interactive multimedia for Indonesian language verbal skill development at Kanisius Gayam Primary School, Yogyakarta Fifth Grade.

  The research subject consists of 16 (sixteen) fifth grade students from Kanisius Gayam Primary School, Yogyakarta. The data obtained by circulating questionnaires to all of the students after they viewed some multimedia products and teaching learning modules which was designed by researcher.

  The research shows that frist, the procedure of interactive multimedia for Indonesian language verbal skill development for fifth grade students at Kanisius Gayam Primary School, Yogyakarta always begin by carrying out a study on the competency standard and related teaching learning subjects, performing necessity analysis, producing software and Indonesian language verbal aspect teaching learning modules, validation process and product review. Second, producing compact disc (CD) and learning modules which are validated by Indonesian language teaching learning experts, media experts, teachers and students. As a result, Indonesian language teaching learning experts give the product an average score of 4.9 for multimedia and learning modules with very good criteria. Media experts’ validation process gives an average score of 4.0 for multimedia and learning modules with good criteria. Teachers’ validation process gives an average score of 4.8 for interactive multimedia and 4.7 for learning modules with

  

very good criteria. Finally, the field test validation process gives an average score

of 4.46 with very good criteria.

  In conclusion, interactive multimedia and Indonesian language teaching learning modules of acting some performance characters with precise articulation, expression and intonation which has been used by fifth grade students at Kanisius Gayam Primary School is valid or suitable to be used at any other schools.

  

Keyword: Research and development method, interactive multimedia, learning

module, speaking skill, Reflective Pedagogy Paradigm, Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas rahmat serta limpahan kasih-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Keterampilan

  

Berbicara Bahasa Indonesia Kelas V SD Kanisius Gayam dapat penulis

  selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata-mata dari hasil kerja penulis sendiri melainkan berkat bimbingan, arahan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dari hati yang tulus perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

  Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  2. G. Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A., selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing pertama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, ketelitian, dan kebijaksanaan dalam proses penulisan skripsi dari awal hingga selesai, serta memberikan dorongan untuk mempercepat penyelesaian skripsi.

  3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed. selaku Wakil Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

  4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembimbing kedua yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam proses penulisan skripsi dari awal hingga selesai.

  5. Drs. J. Prapta Diharja, SJ, M.Hum., selaku pakar pembelajaran bahasa Indonesia yang telah memberikan penilainan, saran dan komentar mengenai media yang dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. F. Chosa Kastuhandani, S.Pd. M.Hum., selaku pakar media pembelajaran yang telah memberikan penilainan, saran dan komentar mengenai media yang dikembangkan.

  7. Ch. Isminarti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Gayam, Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan serta penelitian kepada penulis.

  8. Fx. Sihono, selaku guru Bahasa Indonesia kelas 5 SD Kanisius Gayam, Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan uji coba dan pengumpulan data selama penelitian berlangsung.

  9. Siswa-siswi kelas V SD Kanisius Gayam yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

  10. Papa dan Mama yang selama ini selalu memberikan dukungan moral, spiritual, dan materi dalam penulisan skripsi dari awal hingga akhir.

  11. G. Gati Wardhani, S.Pd., kakakku yang selalu memberikan semangat agar penulis segera menyelesaikan skripsinya.

  12. Birowo Budi Santoso, Ida Rini P, dan Anindya Putri, yang bersedia meminjamkan laptopnya kepada penulis serta selalu memberikan semangat dan keceriaan dalam hidup penulis selama di Yogyakarata.

  13. Rizal Pikarima, yang selalu menemani dan mengantar penulis ke mana pun serta selalu mendengarkan keluh-kesah penulis.

  14. Hari Prasetya, S.H., adik sepupuku yang selalu siap membantu saat penulis mengalami hambatan dalam menyelesaikan skripsinya.

  15. Teman-teman PPL yang selalu kompak dan memberi semangat penulis.

  16. Keluarga besar penulis yang membantu penulis dalam segala hal selama tinggal di Yogyakarta.

  17. Segenap karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah melayani peminjaman buku sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

  18. Segenap karyawan kesekretariatan Prodi PGSD yang telah memberikan pelayanan yang optimal sehingga menunjang penyelesaian skripsi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan fasilitas baik spiritual maupun materiil sehingga skripsi ini dapat selesai.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.

  Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, Agustus 2012 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

  HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined. HALAMAN KEASLIAN KARYA ...................... Error! Bookmark not defined.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR BAGAN

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)

  tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang dikembangkan, dan (6) batasan istilah.

1.1 Latar Belakang

  Pelajaran bahasa Indonesia termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan diajarkannya mata

  pelajaran ini pada setiap jenjang pendidikan dan masuknya mata pelajaran bahasa Indonesia ke dalam Ujian Nasional (UN). Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan tiap jenjang pendidikan adalah agar siswa sekolah dapat menerapkan empat keterampilan dasar berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis) secara aktif khususnya dalam aspk berbicara. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan media yang dapat merangsang minat belajar, tingkat keaktifan, dan perkembangan keterampilan bahasa siswa secara aktif.

  Kenyataannya banyak guru yang mengajar tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik minat siswa, merangsang tingkat keaktifan siswa khususnya dalam mengembangkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan analisis kebutuhan yang diberikan kepada siswa kelas V SD Kanisius Gayam pada tanggal 6 Desember 2011, sebagian siswa mengatakan bahwa guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan di kelas tidak menggunakan media pembelajaran. Dari data analisis kebutuhan diperoleh informasi bahwa, rata-rata siswa lebih menyukai pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media. Para siswa berpendapat bahwa mereka tertarik pada media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan karakteristik mereka.

  Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan sebuah produk berupa multimedia dan modul pembelajaran bahasa Indonesia aspek berbicara memerankan tokoh drama. Peneliti memilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  aspek berbicara memerankan tokoh drama, karena dengan bermain drama siswa dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Produk yang dikembangkan menerapkan prinsip Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR). Peneliti memilih mengembangkan produk dengan menggunakan PPR, karena di dalam pelaksanaannya PPR memiliki lima unsur utama yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Lima unsur utama dalam PPR ini dapat memberikan hasil yang berupa 3C yaitu keterampilan secara akademis (competence), hati nurani (conscience), dan kepedulian sosial (compassion) kepada siswa.

  Pengembangan produk ini diujicobakan kepada siswa di kelas V semester

  2 SD Kanisius Gayam. Peneliti memilih SD Kanisius Gayam karena sekolah tersebut sudah menerapkan pendekatan PPR. Selain itu, sekolah tersebut sangat membutuhkan media dalam peoses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya aspek berbicara. Penelitian ini dibatasi hanya pada usaha meneliti meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas VB SD Kanisius Gayam.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, peneliti menemukan rumusan masalah sebagai berikut.

  1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta?

  1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.3 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditemukan, tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

  1.3.1 Memaparkan prosedur pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta.

  1.3.2 Memaparkan kualitas pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak sebagai berikut.

  1.4.1 Bagi penulis Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman baru bagi peneliti tentang cara membuat media yang menarik dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat media tersebut.

  1.4.2 Bagi guru Penelitian pengembangan ini dapat membantu guru dalam meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.

  1.4.3 Bagi siswa Multimedia dan modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti mampu meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar bahasa Indonesia aspek berbicara.

  1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

  Ada dua produk yang akan peneliti kembangkan. Berikut spesifikasi dari masing-masing produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.5.1 Multimedia interaktif

  1.5.1.1 Software (perangkat lunak) Peneliti menggunakan Microsoft Office PowerPoint 2007 (PPT 2007), yang menggabungkan gambar, teks, animasi, suara, video tentang pementasan drama, dan hyperlink.

  1.5.1.2 Hardware (perangkat keras) Multimedia ini dapat dijalankan dengan menggunakan hardware, di antaranya perangkat komputer/laptop yang memiliki spesifikasi (1) prosesor minimal Pentium IV atau sejenisnya, (2) RAM minimal 1GB, (3) kapasitas hardisk yang dibutuhkan sebesar 2 GB, dan (4) sistem operasi windows 7/XP/Vista; LCD proyektor; dan speaker.

  1.5.2 Modul Produk lainnya adalah modul pembelajaran yang berupa sebuah buku cetak untuk siswa. Modul tersebut berisi materi, evaluasi, refleksi, dan aksi.

1.6 Batasan Istilah

  Batasan Istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1.6.1 Siswa SD adalah siswa kelas V semester 2 tahun ajaran 2011/2012 yang sedang menempuh pendidikan di SD Kanisius Gayam, Yogyakarta.

  1.6.2 Multimedia adalah gabungan dari beberapa media seperti gambar, teks, suara, angka dan yang lainnya.

  1.6.3 Multimedia interaktif adalah multimedia yang menggabungkan teks, suara, video, gambar, dan animasi yang dibuat menggunakan Microsoft

  Office Powerpoin 2007 dikemas dalam bentuk CD yang digunakan dalam

  pembelajaran bahasa Indonesia aspek berbicara lewat memerankan drama sehingga dapat menimbulkan komunikasi aktif terhadap siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Gayam.

  1.6.4 Modul adalah bahan ajar yang diberikan kepada siswa kelas V semester 2 SD mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa dapat melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.6.5 Pelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berbicara dengan materi memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

  1.6.6 Keterampilan berbicara adalah keterampilan dalam bermain peran dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

  1.6.7 Drama adalah cerita yang menggambarkan watak setiap tokohnya melalui tingkah laku dan dialog atau percakapan yang dipentaskan oleh siswa kelas V semester 2 SD.

  1.6.8 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pendekatan yang menerapkan 3C (Competence, Concience, dan Compassion) dengan lima langkah dalam pelaksanaannya yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB II

LANDASAN TEORI Dalam landasan teori, terdapat tiga bagian yang akan dibahas peneliti yaitu

  (1) kajian pustaka, (2) kajian penelitian yang relevan, dan (3) pertanyaan penelitian.

  2.1 Kajian Pustaka

  2.1.1 Teori-teori yang Relevan

  2.1.1.1 Multimedia Interaktif

  Teknologi berkembang sangat pesat di seluruh dunia. Perkembangan teknologi ini mempengaruhi seluruh bidang yang ada didunia tanpa kecuali bidang pendidikan. Sekarang ini, pembelajaran di sekolah tidak hanya mengunakan media yang berbentuk gambar atau teks saja untuk mendukung perkembangan siswa tetapi menggunakan kombinasi gambar, animasi, suara, teks, video, dan lainnya sehingga dapat membuat siswa belajar secara aktif dan dapat berinteraksi langsung sesuai dengan karakteristik siswa pada masa sekolah. Pada dunia pendidikan media gabungan tersebut dinamakan multimedia interaktif.

  Kata multimedia interaktif terdiri dari dua kata yang memiliki pengertian masing-masing, yaitu multimedia dan interaktif. Multimedia adalah penyediaan informasi pada komputer yang menggunakan suara, grafik, animasi, dan teks (KBBI, 2008:937). Multimedia identik dengan komputer. Interaktif adalah sesuatu yang bersifat saling melakukan aksi, antarhubungan, dan saling aktif (KBBI, 2008:542).

  Menurut Daryanto (2011:49), multimedia interaktif adalah media gabungan yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Munir (2009:213) yang juga mengatakan bahwa multimedia interaktif adalah gabungan media yang saling berinteraksi sehingga memberikan kemudahan kepada pembelajar untuk belajar di sekolah dengan interaktif. Kedua pendapat tersebut juga sejalan dengan pendapat Munadi (2010:152), hanya saja Munadi menambahkan bahwa multimedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  interaktif dapat menjalankan fungsi guru sebagai sumber belajar yang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  Manfaat multimedia interaktif dalam pembelajaran (Daryanto, 2011:50) yaitu, (1) agar proses pembelajaran lebih menarik dan interaktif, (2) dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, (3) mengurangi waktu mengajar, (4) proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, dan (5) dapat meningkatkan sikap belajar siswa. Multimedia interaktif juga memiliki beberapa kekurangan yaitu, (1) pengembangannya memerlukan tim yang professional dan (2) pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.

  Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan multimedia interaktif adalah multimedia yang dapat menimbulkan komunikasi yang aktif terhadap siswa melalui pengintegrasian teks, grafik, dan suara. Multimedia interaktif cocok digunakan dalam proses pembelajaran pada siswa SD karena dapat menimbulkan minat dan keterampilan siswa serta sesuai dengan karakteristik siswa SD. Walaupun multimedia interaktif memiliki kekurangan, multimedia interaktif tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengatasi permasalahan perbedaan kecepatan pemahaman teori oleh siswa.

2.1.1.2 Modul Pembelajaran

1. Pengertian Modul

  Modul pembelajaran sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah. Modul adalah unit kecil dari kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi, alat pembelajaran, alat untuk menilai, dan pengukur keberhasilan murid dalam belajar (KBBI, 2008:924). Pendapat tersebut juga didukung oleh pendapat Munadi (2010:99) yang mengatakan bahwa modul merupakan bahan ajar yang digunakan siswa secara mandiri dan sedikit mungkin mendapatkan bantuan dari orang lain. Munandi menambahkan bahwa di dalam modul terdapat tujuan pembelajaran, kegiatan, dan evaluasinya.

  Tidak berbeda jauh dengan pendapat dari KBBI dan Munandi, Santyasa (2009:9), mengatakan modul adalah cara pengorganisasian materi pelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memperhatikan fungsi siswa sehingga siswa mendapat informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan kognitif, sikap dan motorik. Pendapat dari Santyasa sejalan dengan pendapat yang diberikan oleh Prastowo (2011:106) yang juga berpendapat bahwa modul merupakan bahan ajar yang diberikan kepada siswa yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa sehingga materi mudah dipahami oleh siswa. Selain itu bahasa yang digunakan seharusnya mudah dimengerti siswa.

  Jadi, dapat dikatakan modul merupakan bahan ajar keterampilan berbicara memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat menggunakannya secara mandiri dan senimal mungkin mendapatkan bantuan dari orang lain. Dengan demikian, siswa mendapat informasi dan keterampilan yang diharapkan berdasarkan penghayatannya secara mandiri melalui modul.

  2. Fungsi Modul

  Modul merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar. Menurut Prastowo (2011:107), modul memiliki lima fungsi. Fungsi modul yang pertama yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada orang lain. Modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatannya sendiri dengan sedikit bantuan dari orang lain, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak lagi tergantung pada orang lain. Fungsi modul yang kedua yaitu sebagai fasilitator maksudnya modul dijadikan sebagai alat bantu dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuannya sendiri. Fungsi modul yang ketiga sebagai alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi.Fungsi modul yang terakhir adalah sebagai bahan belajar untuk peserta didik.

  3. Tujuan Modul

  Lima tujuan penyusunan atau pembuatan modul, bagi siswa antara lain (Prastowo, 2011:108-109) yaitu (1) siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan atau dengan bimbingan yang minimal dari orang lain, (2) peranan guru tidak dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran, (3) siswa berlatih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kejujuran, (4) tingkat dan kecepatan belajar siswa dapat terakomodasi, dan (5) siswa dapat mengukur tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari.

2.1.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

  Berikut ini akan dijabarkan keterampilan berbicara siswa SD dan tujuan berbicara.

1. Keterampilan Berbicara Siswa SD

  Mata pelajaran bahasa Indonesia sangat penting diajarkan di SD karena bahasa merupakan alat komunikasi yang paling mendasar. Di samping itu, dengan adanya mata pelajaran bahasa Indonesia di SD, siswa dapat mengembangkan 4 aspek ruang lingkup bahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa pada pendidikan di Sekolah Dasar. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian berbicara dari para ahli.

  Keterampilan adalah ”kecakapan untuk menyelesaikan tugas (KBBI, 2005:1180). Berbicara menurut KBBI (2005:148) adalah berkata bercakap, berbahasa. Berbicara menurut Muammar (2009:21) adalah alat komunikasi antara manusia yang paling umum dan penting

  Rofi’uddin (2002:7) mengatakan bahwa “kegiatan berbicara dilakukan untuk mengadakan hubungan sosial dan untuk melaksanakan suatu layanan”. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kegiatan berbicara siswa SD dalam memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

  Dalam proses belajar berbahasa di sekolah, siswa sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Karena itulah, tampak peranan dari pembelajaran bahasa Indonesia aspek berbicara yang sangat penting bagi siswa SD. Proses pembelajaran berbicara di SD dapat dilakukan dengan berbagai jenis, yaitu percakapan, berbicara estetik, berbicara untuk menyampaikan informasi atau untuk mempengaruhi, dan kegiatan dramatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tujuan Keterampilan Berbicara

  Dengan mulut kita dapat berbicara karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya. Berikut ini tujuan keterampilan berbicara menurut beberapa ahli.

  Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi (Tarigan, 2008:16). Tarigan juga menambahkan agar pesan yang disampaikan dapat efektif, sang pembicara harus memahami segala sesuatu yang akan dia komunikasikan.

  Nurgiyantoro (2010:400) mengatakan tujuan orang melakukan kegiatan berbicara yaitu ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain atau karena ingin memberikan reaksi terhadap sesuatu yang didengarnya. Pendapat tersebut juga didukung oleh Haryadi & Zamzani (1997:54) yang mengatakan bahwa “berbicara merupakan proses berkomunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari suatu sumber ke tempat lain untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.

  Iskandarwassid & Sunendar (2011:242) mengungkapkan keterampilan berbicara memiliki lima tujuan yaitu: (1) kemudahan berbicara berguna untuk mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan, (2) kejelasan berbicara baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya, (3) bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya, (4) membentuk pendengaran yang kritis, (5) membentuk kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.

  Dapat dikatakan bahwa keterampilan berbicara memiliki tujuan utama yaitu sebagai penyampaian pesan yang dapat berupa perasaan, pikiran, dan gagasan dari orang yang satu ke orang yang lain. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas pula jalan pikirannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.4 Pengembangan Materi Keterampilan Berbicara Bermain Drama

  Berikut akan dijabarkan keterampilan berbicara yang disajikan dalam materi bermain drama yang dikembangkan dalam produk. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran yang berbasis pada Paradigma Pedagogik Raflektif (PPR). Materi yang ditekankan di antaranya pengertian drama, unsur dalam drama, langkah-langkah memerankan drama, dan penilaian dalam bermain drama.

1. Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR)

  Dewasa ini tujuan dari pendidikan hanyalah sekedar kumpulan dari pembelajaran bidang studi dengan menggunakan berbagai metode mengajar. Pendidikan bukan hanya sekedar kumpulan dari pembelajaran bidang studi dengan metode mengajar melainkan suatu sistem untuk menumbuhkembangkan intelektual, bakat, dan perilaku siswa. Salah satu paradigma yang dapat menumbuhkembangkan intelektual, bakat, dan perilaku siswa adalah Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR). Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian PPR, tata cara pelaksanaan PPR, dan kelebihan dari menggunakan PPR.

  PPR merupakan pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani atau kemanusiaan (Kanisius, 2011:39). Pola pikir dilakukan dengan cara siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan yang difasilitasi oleh pertanyaan sebagai refleksi dari pengalaman yang mereka dapatkan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat mengalami sendiri, mendapatkan informasinya sendiri berdasarkan refleksi yang mereka lakukan, dan melakukan kegiatan dari kemauannya sendiri. Pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Disesuaikan dengan konteks siswa, pengembangan nilai-nilai kemanusiaannya dikembangkan melalui pengalaman, refleksi, dan aksi dan dikawal dengan evaluasi.

  Pendekatan PPR bertujuan untuk mengembangkan pribadi manusia secara utuh yang akan menjadi manusia unbtuk dan bersama orang lain (P3MP-LPM, 2012:6). PPR juga memiliki tujuan untuk meningkatkan 3C (Competence, dan Compassion). Competence merupakan kemampuan kompetensi

  Concience,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  secara utuh yang berkenaan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik.

  

Concience merupakan kemampuan afektif yang mengasah kepekaan dan hati

nurani yang berupa kesadaran diri seperti kedisiplinan, ketelitian, dan kejujuran.

Compassion merupakan kemampuan efektif yang berupa tindakan nyata dan batin

yang disertai dengan bela rasa berupa kepedulian terhadap sesama.

  Paradigma Pedagogik Reflektif memiliki lima unsur utama dalam pelaksanaannya yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

  Bagan 1. Gambaran Pembinaan Siswa melalui PPR (Kanisius, 2008:41) a.

  Konteks Konteks berupa wacana tentang nilai-nilai yang ingin dikembangkan dalam diri siswa. Nilai-nilai tersebut dapat berupa nilai tanggung jawab, kerja keras, kerjasama, dan lain sebagainya.

  b.

  Pengalaman Pengalaman digunakan untuk menumbuhkan sikap persaudaraan, solidaritas, dan saling memuji. Sikap-sikap tersebut dapat ditumbuhkan dengan melakukan kerjasama dalam proses pembelajaran. Sikap-sikap tersebut juga dapat diperoleh siswa secara tidak langsung dengan membaca atau membayangkan tentang suatu kejadian yang dipelajari.

  c.

  Refleksi Kegiatan refleksi digunakan untuk membentuk pribadi siswa sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pengalaman yang mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru biasanya memberikan refleksi berupa pertanyaan yang berbeda sehingga siswa dapat memahami, mendalami, dan meyakini apa yang dia temukan dari pengalamannya.

  d.

  Aksi Kegiatan ini membimbing siswa untuk dapat membangun niat dan tindakan sesuai dengan hasil yang siswa refleksikan sehingga siswa mampu membentuk pribadi sesuai dengan nilai-nilai yang direfleksikannya.

  e.

  Evaluasi Kegiatan ini digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa di bidang akademik dan perkembangan pribadi siswa.

  Tiga kelebihan dari PPR adalah tidak memerlukan sarana dan prasarana yang khusus dalam penerapannya, dapat diterapkan pada segala kurikulum, dan dapat menumbuhkembangkan siswa menjadi pribadi yang dewasa (Kanisius, 2008:57-58).

2. Bermain Drama

  Bermain peran merupakan salah satu penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman. Di dalam bermain peran, pelaku harus sanggup malakukan dengan tepat apa yang mungkin dilakukan orang lain, berperasaan atau menggungkapkan perasaan tertentu seperti sedih, gembira, jengkel, marah dengan ungkapan kata yang tepat.

  Menurut Wiyanto (2002:1), drama memiliki dua pengertian yaitu drama dalam arti sempit dan drama dalam arti luas. Drama dalam arti sempit adalah kisah kehidupan dalam masyarakat yang ditampilkan di atas pentas atau panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan gerakannya berdasarkan naskah, yang didukung dengan peralatan-peralatan panggung. Drama dalam arti luas adalah segala macam bentuk pertunjukkan yang mengandung cerita dan di pertunjukkan di depan orang banyak.

  KBBI (2008:342) mendefinisikan drama sebagai “komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan”. Drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung (Dewojati, 2010:7). Drama dapat melukiskan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan masyarakat. Percakapan yang terjadi dalam suatu drama dapat berupa monolog, dialog atau polilog (percakapan antar banyak pihak). Musik atau suara belaka dalam drama biasanya digunakan untuk menimbulkan suatu kesan tertentu pada amanat yang disampaikan. Jadi, drama adalah cerita yang menggambarkan kehidupan dan watak setiap tokohnya melalui tingkah laku dan dialog atau percakapan yang dipentaskan.

3. Unsur-unsur Drama

  Menurut Wiyanto (2002: 23-30) dan Dewojati (2011: 161-178), terdapat delapan unsur lakon dalam drama, yaitu tema, amanat, plot, karakter, dialog, setting, bahasa, dan interpretasi. Namun, peneliti hanya membahas empat unsur drama dalam kompetensi dasar memerankan tokoh drama yaitu tema, amanat, plot, dan tokoh.

  a.

  Tema Tema adalah “pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik”.

  b.

  Amanat Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama.Pesan dapat disimpulkan setelah seseorang menyaksikan suatu pementasan.

  c.

  Plot Plot berkembang secara bertahap, dari konflik yang sederhana ke konflik yang kompleks dan penyelesaian konflik. Penyelesaian konflik bermacam-macam, ada yang berakhir bahagia dan ada yang berakhir mengharukan. Plot drama memiliki enam tahap, tahap pertama eksposisi atau tahap perkenalan. Tahap kedua yaitu konflik, kejadian atau inseden yang membuat masalah mulai muncul. Tahap ketiga komplikasi, konflik sudah semakin banyak dan semain ruwet namun masih menimbulkan tanda tanya. Tahap keempat krisis atau puncak konflik. Tahap kelima resolusi, tahap ini tokoh sudah menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  jalan keluar dari masalah. Tahap yang terakhir yaitu keputusan, di mana konflik cerita berakhir.

  d.

  Karakter Karakter adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama.

  Karakter diciptakan untuk diwujudkan oleh pemain yang memerankan tokoh itu agar para pemain dapat memahami benar watak, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

4. Langkah-langkah Mementaskan Drama

  Sebelum mementaskan drama kita harus mengerti langkah-langkah apa yang harus kita laksanakan. Ada tiga langkah dalam mementaskan drama (Dewojati, 2010:156-158). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari atau membuat naskah drama. Sebuah drama tidak akan berlangsung tanpa adanya naskah drama. Naskah drama dibuat untuk dijadikan suatu acuan para pemain drama dalam mengetahui karakter, ekspresi dan tingkah laku yang akan mereka lakukan.

  Langkah yang kedua mencari atau menentukan pemainnya. Setelah mendapatkan naskah yang ingin ditampilkan, kita harus mencari dan menentukan para pemain drama. Para pemain drama tidak boleh ditentukan dengan asal. Pemain drama harus disesuaikan dengan karakter yang ada pada teks drama.

  Langkah yang ketiga adalah mencari seseorang yang mampu memantau dan memahami apa yang akan disampaikan penulis. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kostum dan perlengkapan panggung yang dapat menggambarkan dengan baik suatu keadaan atau suasana sehingga tersampaikan pada penonton. Selanjutnya, kita dapat mulai berlatih drama sehingga pada saat mementaskan dapat berjalan dengan baik.

2.1.2 Kajian Penelitian yang Relevan

  Berikut akan dijabarkan satu persatu penelitian tentang pengembangan media pembelajaran interaktif dan penelitian tentang pembelajaran Bahasa Indonesia aspek berbicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

  Terdapat tiga penelitian tentang pengembangan media pembelajaran interaktif. Penelitian pertama oleh Susilo (2009), penelitian kedua oleh Rosana Anita Sari (2010), dan yang ketiga oleh Istirokhah (2009). Ketiga penelitian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

  Penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2009) berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sains Berbantuan Komputer untuk Siswa SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan multimedia pembelajaran tersebut layak digunakan sebagai sumber pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan rerata skor 4,1 untuk aspek kualitas materi pembelajaran, 3,8 untuk aspek kualitas strategi pembelajaran dan 3,9 untuk kualitas teknis. Penggunaan media pembelajaran ini juga mampu meningkatkan minat belajar, membantu siswa belajar, membantu guru mengajar, dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam sains.

  Penelitian yang dilakukan oleh Rosana Anita Sari (2010) berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sains Materi Sistem Eksresi Manusia untuk SMP Kelas IX. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran sains yang dibuat memiliki kualitas baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan skor rerata yang cukup tinggi ditinjau dari tiga aspek penilaian. Ditinjau dari aspek pembelajaran memperoleh nilai sebesar 3,91; aspek materi sebesar 4,04; dan aspek media sebesar 4,17.