HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR, JUMLAH JAM BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

  

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR, JUMLAH JAM

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus Siswa-siswi Kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Disusun oleh :

  

Theresia Septriani

NIM : 041334022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

  Orang tuaku Paulus Tumiran & Pimitiva Srimurdyati Kakakku Bernadetha Mei Astuti & Agnes Irni Yusnita

  Adikku Yohanes Ludi Frandika Abangku Yoseph Asmed

  

MOTTO

  Pertama dan terpenting, aku akan selalu setia kepada Iman Kepecayaanku Aku tidak akan meremehkan Daya Keutuhan Keluarga

  Aku tidak akan meninggalkan teman, tetapi juga akan menyisihkan waktu bagi diri sendiri Aku akan menghadapi setiap tantangan dengan optimisme, bukan sikap serba ragu

  Aku akan selalu membentuk gambaran-diri yang positip dan penghargaan- diri yang tinggi (Beth Haire)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 7 April 2009 Penulis

  Theresia Septriani

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : THERESIA SEPTRIANI

  Nomor Mahasiswa : 041334022 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR, JUMLAH JAM BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 April 2009 Yang menyatakan ( Theresia Septriani )

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Kemandirian Belajar, Jumlah Jam Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.

  Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah pada masa yang akan datang.

  Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang terhormat :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyusun skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  5. Segenap dosen serta seluruh staff karyawan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan selama penulis kuliah.

  6. Ibu Sri Rahayuningsih S.Pd, selaku Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  7. Orang Tuaku Bapak P. Tumiran dan Ibu Primitiva Srimurdyati, kakakku Bernadetha Mei Astuti dan Agnes Irni Yusnita, adikku Yohanes Ludi Frandika, serta abangku Yoseph Asmed yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat kepada penulis.

  8. Teman-temanku: Nuci dan Astri yang selalu memotivasi dan membantu dalam penyusunan skripsi; Dika, Sella, Pungki, Hening, Mbak Rini terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

  9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Yogyakarta,

  7 April 2009 Penulis Theresia Septriani

  

ABSTRAK

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR, JUMLAH JAM BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

  

Studi Kasus : Siswa-siswi Kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009

Theresia Septriani

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2009

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

  Pengumpulan data dilaksanakan ada bulan November 2008. poulasi penelitian berjumlah 104 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesione, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa = (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,486, sedangkan hasil pengujian signifikansi = 0,000 kurang dari

  α 0,05. (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan signifikan dengan nilai r = 0,500, sedangkan hasil pengujian signifikansi = 0,000 kurang dari

  α 0,05

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN

AUTO-LEARNING AND LEARNING TIME ALLOCATION

AND ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT

th

  

A Case Study: the 11 Grade students of Senior High School

of BOPKRI 2 Yogyakarta

in 2008/2009 Academic Year

Theresia Septriani

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2009

  The purpose of the research is to identify whether (1) there is a significant relation between auto-learning and accounting learning achievement, (2) there is a positive and significant relation between learning time allocation and accounting learning achievement.

  The data gathering was carried out during November 2008, covering a population of 104 students. The data gathering method which was applied included questionaire, observation, and documentation, whereas the data analysis technique was correlation analysis of product moment.

  The result shows that: (1) there is a positive and significant relation between auto-learning and accounting learning achievement (correlation coefficient value is r = 0.486), while its significance test is 0.000 less than

  α 0.05; (2) there is a positive and significant relation between learning time allocation and accounting learning achievement (calculation of its correlation coefficient value is r = 0.500), whereas its significance is 0.000, less than

  α 0.05

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

ABSTRACT

  ................................................................................................... x

  

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .................................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................

  6 E. Definisi Operasional .............................................................................

  6

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar ................................................................................................... 8 B. Kemandirian Belajar ............................................................................. 12 C. Jumlah Jam Belajar ............................................................................... 17 D. Prestasi Belajar ...................................................................................... 18 E. Kerangka Berpikir ................................................................................. 19 F. Paradigma Penelitian ............................................................................. 20 G. Hipotesis ................................................................................................ 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 22 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 22 C. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................... 22 D. Populasi ................................................................................................. 23 E. Operasionalisasi Variabel ...................................................................... 24 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 27 G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................. 28 H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 33 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA ......................................... 37 B. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................................ 41 C. Kurikulum Satuan Pendidikan .............................................................. 42

  D. Sumber Daya Manusia .......................................................................... 44

  E. Kondisi Fisik dan Lingkungan .............................................................. 44

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ....................................................................................... 49 B. Analisis Data ......................................................................................... 52 C. Pembahasan ........................................................................................... 56 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 60 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 60 C. Saran ...................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kemandirian Belajar .......................................................................... 24Tabel 3.2. Kisi-kisi Jumlah Jam Belajar ............................................................................ 26Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas Kemandirian Belajar ............................................... 29Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Jumlah Jam Belajar ................................................. 31Tabel 3.5 Rangkuman Uji Reliabilitas .............................................................................. 33Tabel 5.1. Responden Penelitian ....................................................................................... 49Tabel 5.2. Sebaran Klasifikasi Kemandirian Belajar ......................................................... 49Tabel 5.3. Sebaran Klasifikasi Jumlah Jam Belajar........................................................... 50Tabel 5.4. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar Akuntansi ............................................... 51Tabel 5.5. Rangkuman Uji Normalitas ............................................................................. 53

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1. Sebaran Klasifikasi Kemandirian Belajar ..................................................... 50Gambar 5.2. Sebaran Klasifikasi Jumlah Jam Belajar ....................................................... 51Gambar 5.3. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar Akuntansi ............................................ 52

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Ijin Penelitian .................................................................................................... 65 Lampiran Kuisioner .......................................................................................................... 70 Lampiran Data Prapenelitian ............................................................................................. 81 Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 85 Lampiran Data Penelitian .................................................................................................. 88 Lampiran Output Uji Normalitas ...................................................................................... 101 Lampiran Output Uji Hipotesis ......................................................................................... 103 Lampiran Deskripsi Data .................................................................................................. 105 Lampiran Daftar Tabel ...................................................................................................... 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya dan akan

  tergantung pada orang tua serta orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring perkembangannya, anak perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang lain di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering disebut berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya (http://www.e-psikologi.com/epsi/individualdetail. asp?id=383).

  Namun saat ini banyak siswa yang kurang memiliki kemandirian, nampak dari sering terjadi perkelahian antar pelajar, reaksi emosional yang berlebihan dan berbagai perilaku yang mengarah pada tindakan kriminal. Dalam konteks proses belajar gejala yang nampak adalah kurang mandiri dalam belajar yang berakibat pada gangguan mental setelah memasuki perguruan tinggi, kebiasaan belajar yang kurang baik yaitu tidak tahan lama dan baru belajar setelah menjelang ujian, membolos, mencontek dan mencari bocoran soal ujian. Problem remaja diatas merupakan perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika dikaitkan dengan situasi masa depan remaja yang diperkirakan akan semakin kompleks dan penuh tantangan. Gejala-gejala lain seperti diatas juga muncul di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yaitu pelajar- pelajar sering berkeliaran pada jam belajar, mencontek saat ulangan, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, pergi mengobrol dengan teman- teman. Perilaku yang telah disebutkan diatas merupakan produk lingkungan rumah. Selain itu kegiatan ekstra kurikuler sebagai kegiatan pengembangan afektif atau pembinaan sikap kurang karena wadah-wadah penyaluran tidak ada. Wajar saja kalau sikap pelajar sekarang cenderung makin lama makin beringas, karena di rumah mereka terkadang kurang diberi pengertian nilai- nilai moral dan agama yang mantap kecuali hanya segelintir keluarga saja yang memperhatikannya. Sekolah lebih memperhatikan pengembangan aspek kognitif dan psikomotorik yaitu berupa pemberian ilmu pengetahuan dan pelaksanaan latihan keterampilan dan olah raga.

  Menghadapi kenyataan tersebut, kemandirian belajar sepertinya perlu ditingkatkan guna menyongsong masa depan. Ada banyak pihak perlu melakukan introspeksi diri dan langsung bertindak dalam usaha meningkatkan kemandirian belajar. Maka untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Pada saat ini peran orang tua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak sebagai penguat untuk setiap perilaku yang telah dilakukannya. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian anak akan mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri (http://www.e-psikologi.com/epsi/individualdetail.asp? id=383). Cara lain yang dapat dilakukan dengan memberikan latihan, seperti halnya kondisi psikologis yaitu dapat berkembang jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, tugas-tugas tersebut harus sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Selain itu proses belajar di sekolah memperlihatkan bahwa pengajar harus berusaha mengembangkan siswa untuk belajar mandiri melalui bekerja sendiri dan menemukan sendiri. Kondisi aktivitas belajar siswa yang demikian akan menentukan pencapaian prestasi belajar yang cenderung tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak mandiri.

  Mengingat kemandirian akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan seseorang, maka sebaiknya kemandirian diajarkan sedini mungkin sesuai kemampuannya seperti telah diakui bahwa segala sesuatu yang diusahakan pada anak sejak dini dapat dihayati dan akan semakin berkembang menuju kesempurnaan, karena kemandirian belajar sangatlah penting untuk pencapaian prestasi belajar yang optimal.

  Dalam usaha pencapaian prestasi belajar, jumlah jam yang dipergunakan untuk belajar perlu diperhatikan. Sebagai seorang pelajar hendaknya terampil dalam mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi maupun seluruh kehidupan seseorang (The Liang Gie, 1995:167). Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secara efisien merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda. Keterampilan mengelola waktu khususnya untuk keperluan studi harus dikembangkan, dimahirkan, dan diterapkan selama studi.

  The Liang Gie (1995:168) mengatakan bahwa waktu senantiasa ada dan tersedia setiap saat bagi siswa yang memerlukannya untuk melakukan studi dan waktu tidak pernah berhenti, melainkan terus menerus berlalu dihadapan setiap orang. Dengan demikian waktu tidak bisa ditabung atau disimpan pada kesempatan lain. Maka sebagai seorang pelajar hendaknya melatih diri sendiri suatu kebiasaan menggunakan waktu sekarang juga atau pada saat ini. Kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga berarti bahwa seorang siswa serta merta dapat mengikis kecenderungan diri untuk menunda- nunda waktu, mengulur-ngulur tempo, mencari-cari alasan sampai besok saja, atau bahkan mencari hari yang baik ataupun menanti saat yang cocok untuk memulai menyempurnakan catatan, membaca buku wajib, membuat catatan studi, menghafal bahan pelajaran, dan menulis tugas. Seorang siswa yang unggul memiliki kebiasaan baik untuk melakukan studi mulai sekarang juga dan pada setiap saat yang tersedia. Dengan demikian, siswa yang unggul akan kelebihan waktu sehingga dapat meningkatkan prestasi studinya.

  Namun kenyataannya siswa cenderung belajar ketika di sekolah saja dan sering mengeluh kehabisan waktu atau kekurangan waktu. Dalam hal masalah kehabisan waktu adalah tidak benar karena waktu bukanlah barang konsumsi yang akan habis jika dipergunakan terus dan sifat dasar dari waktu, bahwa waktu tidak pernah berhenti, melainkan terus menerus berlalu dihadapan setiap orang (The Liang Gie, 1995:168). Maka sebagai seorang siswa hendaknya mempergunakan waktu sebaik-baiknya agar dapat dimanfaatkan untuk belajar demi pencapaian prestasi belajar yang optimal. Dimana jumlah jam/waktu yang dipergunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar sangat terkait dengan hasil yang akan diperoleh karena semakin banyak waktu atau jumlah jam yang digunakan untuk belajar maka prestasi yang diperoleh semakin tinggi.

  Dari uraian diatas maka penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan kemandirian Belajar, Jumlah jam belajar dengan Prestasi belajar akuntansi di SMA Bopkri 2 Yogyakarta khususnya kelas XI IPS dengan alasan karena kelas XI baru memulai penjurusan sehingga siswa dapat menilai bahwa sikap kemandirian yang dimiliki membawa segi positif yang akhirnya siswa mampu menunjukkan kemampuannya untuk memilih kelas IPS.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

  2. Apakah ada hubungan positif antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang: 1. Hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

  2. Hubungan jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak: 1. Bagi para guru SMA Bopkri 2 Yogyakarta sebagai pelaksana pendidikan.

  Dengan hasil penelitian ini diharapkan para guru bidang akuntansi dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menumbuhkan semangat kemandirian belajar pada siswa.

  2. Bagi peneliti Peneliti berharap bahwa proses penelitian ini bisa dijadikan sebuah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Sebagai sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan sebagai acuan penelitian lebih lanjut.

  E. Definisi Operasional 1.

  Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam belajar yang ditandai dengan adanya inisiatif, progresif, ulet, aktif, bebas, mampu mengambil keputusannya sendiri, disiplin, tidak tergantung pada orang lain dalam mengatur kegiatan belajarnya, mampu mengontrol diri dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar dan bertanggung jawab.

2. Jumlah jam belajar adalah banyaknya waktu yang disediakan dan digunakan siswa untuk belajar yang dihitung dalam jam.

  3. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan belajar yang berupa nilai-nilai yang tercantum dalam rapor sebagai hasil evaluasi proses belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:14) belajar adalah

  berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dari arti belajar menurut kamus ini, maka belajar merupakan kegiatan atau aktivitas, sebab “berusaha” mesti berupa kegiatan. Belajar adalah key term ‘istilah kunci’ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Menurut Oemar Hamalik (2001:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.

  Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup yang tak dapat ditentukan sebelumnya. Namun satu hal yang sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu.

  Slameto menuliskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai di manakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.

  Menurut Ngalim Purwanto faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan:

  1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual: a) Kematangan/pertumbuhan

  Kita tidak dapat mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk di bangku sekolah menengah pertama. Semua itu disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima

  pelajaran itu. Mengajarkan sesuatu baru akan berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya yaitu potensi-potensi jasmani atau rohaninya yang telah matang untuk menerima hal itu.

  b) Kecerdasan/Intelijensi Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. Kenyataan menunjukkan kepada kita, meskipun anak yang berumur 14 tahun ke atas pada umumnya telah matang belajar ilmu pasti, tetapi tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti.

  c) Latihan dan ulangan Terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya makin dikuasai dan makin mendalam.

  Selain itu karena terlatih, seseorang dapat timbul minatnya terhadap sesuatu. Makin besar minat makin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajari.

  d) Motivasi

  Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajar bagi dirinya.

  e) Sifat-sifat pribadi seseorang

  Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing- masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu turut mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat tercapai.

  2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial

  a) Keadaan keluarga

  Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak. Termasuk ada tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula.

  b) Guru dan Cara Mengajar

  Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang miliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak, merupakan faktor penting dalam belajar di sekolah.

  c) Alat-alat Pelajaran

  Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari para guru, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

  d) Motivasi Sosial

  Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang disekitarnya, seperti tetangga, sanak saudara, teman sepermainan. Pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja, dan mungkin pula dengan tidak sadar.

  e) Lingkungan dan Kesempatan Siswa yang bersekolah karena jarak antara rumah dan sekolah terlalu jauh, memerlukan kendaraan yang cukup lama sehingga melelahkan dan anak-anak tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan sibuk setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain yang terjadi diluar kemampuannya.

B. Kemandirian belajar

  1. Pengertian Kemandirian Belajar Orang ingin menjadi mandiri maka seseorang harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Pengertian kemandirian menurut Jacob Utomo (1990:108) adalah kecenderungan bebas berpendapat. Kemandirian merupakan suatu kecenderungan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah secara bebas, progresif, dan penuh dengan inisiatif. Pendapat ini dapat diartikan bahwa seseorang yang mempunyai kemandirian akan bertanggung jawab kepada orang lain.

  Pengertian kemandirian menurut Masrun (1986:84) adalah suatu sifat yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan unuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan serta keinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain, mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

  Menurut Yusuf Hadi Miarso (2004:267), bahwa belajar mandiri prinsipnya sangat erat hubungannya dengan belajar menyelidiki, yaitu berupa pengarahan dan pengontrolan diri dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Pendapat ini berarti kemampuan ini penting karena keberhasilan dalam kehidupan akan diukur dari kesanggupan bertindak dan berpikir sendiri, dan tidak tergantung kepada orang lain.

  Menurut Paullina Panen (1994:5), “siswa yang mampu belajar mandiri adalah siswa yang dapat mengontrol dirinya sendiri, dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi, serta yakin akan dirinya mempunyai orientasi atau wawasan yang luas dan luwes. Siswa yang luwes, mandiri dan tidak komformis akan dapat belajar mandiri, namun dukungan dan bimbingan guru biasanya tetap diperlukan bagi siswa tersebut. Dengan demikian, kompetensi yang menjadi tujuan dan hal pokok yang dapat menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar ditentukan sendiri oleh siswa (siswa mencari dan memilih sendiri kompetensi yang diinginkan). Siswa dapat berlatih untuk meraih kompetensi yang diinginkan tersebut berlansung setiap saat, karena semua kegiatan yang dilakukan tidak lagi tergantung pada seorang tutor atau guru.

  Menurut Good dalam Slameto (1991:45), kemandirian belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar. Dalam pendapat ini siswa bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya. Didalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Dengan kata lain keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar, sebaliknya kemandirian tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup.

  Dari beberapa pengertian kemandirian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam belajar yang ditandai dengan adanya inisiatif, progresif, ulet, aktif, bebas, mampu mengambil keputusannya sendiri, disiplin, tidak tergantung pada orang lain dalam mengatur kegiatan belajarnya, mampu mengontrol diri dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar dan bertanggung jawab.

  2. Ciri-ciri Kemandirian Slameto (1991:46) mengemukakan ciri-ciri kemandirian sebagai berikut: a) Dapat menemukan identitas dirinya

  b) Memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya

  c) Membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya

  d) Bertanggung jawab atas tindakannya e) Dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

  Menurut Suardiman (1984:40), kemandirian memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendak sendiri b) Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan

  c) Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk d) Mampu untuk berfikir dan bertindak secaa kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru e)

  Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar f) Mampu menentukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan pengarahan orang lain.

  Suyata (1982:33) mengemukakan ciri-ciri kemandirian sebagai berikut: a) Percaya diri

  b) Memiliki inisiatif

  c) Mempu membuat pertimbangan-pertimbangan sendiri

  d) Mampu mencukupi kebutuhan dalam batas-batas tertentu

  e) Mampu mempertanggungjawabkan semua tindakannya

  f) Mampu membebaskan diri dari keterikatan yang tidak perlu

  g) Dapat mengambil keputusan sendiri dalam bentuk memilih

  Dari beberapa pendapat diatas ciri-ciri kemandirian belajar akuntansi dapat disimpulkan sebagai berikut: a)

  Belajar akuntansi atas inisiatif sendiri

  b) Berusaha mengatasi kesulitan belajar akuntansi secara sendiri

  c) Mempunyai rasa percaya diri dalam belajar akuntansi

  d) Adanya kemauan yang kuat untuk belajar akuntansi

  e) Berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi f) Mempunyai perencanaan belajar dan berusaha ulet serta tekun dalam menjalaninya

g) Memiliki kesadaran dan kemampuan belajar akuntansi yang tinggi.

  3. Komponen-komponen Kemandirian Belajar Komponen-komponen utama kemandirian menurut Masrun (1986) meliputi: a) Bebas, faktor ini ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri bukan karena orang lain.

  b) Progresif dan ulet, ini nampak dari adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan- harapannya.

  c) Inisiatif, komponen ini meliputi kemampuan berfikir, bertindak secara original, kreatif.

  d) Pengendalian diri dari dalam, komponen ini meliputi perasaan mampu mengatasi masalah, kemampuan mengendalikan diri dari dalam, dan kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri.

  e) Kemampuan diri mencangkup aspek percaya terhadap kemampuan sendiri, menerima dirinya, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian menurut Muhamad Ali meliputi: a) Gen atau keturunan orang tua, orang tua yang memiliki sifat kemandirian yang tinggi sering kali menurun pada anaknya sehingga anak memiliki kemandirian yang tinggi juga, b) Pola asuh orang tua, cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian anak c)

  Sistem pendidikan di sekolah, dalam proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan, akan cenderung menekankan indokrinasi tanpa argumen akan menghambat kemandirian anak, d) Sistem kehidupan di masyarakat, di dalam sistem kehidupan bermasyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hirarki struktur sosial.

C. Jumlah jam Belajar

  Dalam kegiatan belajar, waktu merupakan faktor yang penting sehingga perlu diperhatikan, misalnya berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar atau berapa jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar, berapa kali waktu yang disediakan untuk belajar dalam sehari. Setiap siswa umumnya mempunyai waktu 11 jam setiap hari untuk belajar. Sisanya 8 jam digunakan untuk tidur, 3 jam untuk keperluan pemeliharaan diri, dan 2 jam untuk keperluan pribadi dan urusan sosial (The Liang Gie 1995:171). Jika dalam 11 jam tersebut 7 jam digunakan untuk belajar di sekolah maka sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di rumah, di lembaga bimbingan atau kelompok masyarakat.

  Dalam belajar sebaiknya siswa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sehingga hasilnya akan optimal. Jumlah jam yang digunakan oleh siswa untuk belajar sangat menentukan tinggi rendahnya hasil belajar. Semakin banyak jumlah jam yang digunakan untuk belajar maka hasil yang dicapai semakin tinggi. Sebaliknya jika jumlah jam belajar yang digunakan sedikit maka hasil yang dicapai semakin rendah

  Berdasarkan uraian diatas jumlah jam belajar adalah waktu yang digunakan oleh siswa untuk belajar yang dihitung dalam jam. Jam belajar yang digunakan ini merupakan jam belajar di luar sekolah, seperti di rumah, di lembaga bimbingan belajar atau kelompok belajar masyarakat.

D. Prestasi Belajar

  Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar perlu adanya tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai, maka perlu adanya suatu tes. Hasil dari suatu tes tersebut dapat mengetahui seberapa perubahan maupun kecakapan yang diperoleh siswa.

  Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh seseorang dan merupakan hasil dari proses yang dilakukannya, hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1983:161).

  Poerwadminto (1995:787) merumuskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

  Keberhasilan seseorang siswa dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam rapor secara periodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi (1984:234) yang mengemukakan bahwa nilai yang tecantum dalam rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemampuan belajar siswa selama masa tertentu.

  Sumadi juga menegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya yang dinyatakan dengan nilai-nilai rapornya.

  Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu tes untuk mengetahui seberapa perubahan maupun kecakapan yang diperoleh siswa berupa nilai-nilai yang tercantum dalam rapor.

E. Kerangka Berpikir

  1. Hubungan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Seorang siswa dituntut untuk terus belajar karena dengan belajar dalam diri siswa akan muncul suatu keadaan kemandirian, dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak ingin belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Kemandirian belajar penting karena dengan memiliki kemandirian belajar siswa akan bertanggung jawab dan tidak tergantung kepada orang lain, siswa akan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah secara bebas, progresif dan penuh dengan inisiatif dan dengan kemandirian belajar siswa akan memperoleh prestasi belajar sebagai bukti keberhasilan yang telah dicapai dalam hal ini prestasi belajar akuntansi.

  2. Hubungan Jumlah jam belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Dalam proses belajar jumlah jam belajar perlu diperhatikan.

  Jumlah jam dalam hal ini adalah seberapa banyak waktu yang digunakan seorang siswa diluar jam belajar dikelas. Siswa yang memanfaatkan waktu yang ada dengan mengikuti bimbingan belajar, akan sangat membantu proses pencapaian prestasi belajar. Maka semakin banyak jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar maka hasil yang dicapai semakin baik dalam hal ini prestasi belajar akuntansi.

  F. Paradigma Penelitian

  Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir, maka akan dibuat paradigma penelitian sebagai berikut: Melalui gambar diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kemandirian belajar (X1), jumlah jam belajar (X2) dengan prestasi belajar akuntansi (Y).

  G. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang bisa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara empirik.

  X 1 X 2 Y rX 2 Y rX 1 Y Berdasarkan landasan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai dasar pengumpulan data, yaitu:

  1. Ada hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi

  2. Ada hubungan positif antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan meliputi: 1. Deskriptif Yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

  2. Studi kasus adalah penelitian yang mengambil suatu tempat atau daerah yang telah ditentukan sebelumnya sebagai subyek penelitian dan kesimpulannya hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Consuelo, 1993:73).

  B. Tempat dan Waktu Penelitian

  Tempat penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No 87. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008.

  C. Subyek dan Obyek Penelitian 1.

  Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA

  Bopkri 2 Yogyakarta yang meliputi kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4.

2. Obyek penelitian

  Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah kemandirian belajar, jumlah jam belajar dan prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi

  Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari.

  Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Bopkri 2 Yogyakarta kelas XI IPS yang berjumlah 127 siswa. Kuesioner yang kembali berjumlah 104 kuesioner sehingga jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 104 siswa. Dalam penelitian ini, 104 responden diambil sebagai sarana penelitian sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi (Arikunto, 2006:130), adalah pendekatan semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian.

  Alasan pemilihan kelas XI IPS bahwa siswa kelas XI telah menerapkan sikap kemandirian sejak kelas X sehingga siswa bisa menilai bahwa sikap kemandirian yang dimiliki membawa segi positip yang akhirnya siswa mampu menunjukkan kemampuannya untuk memilih kelas IPS.

E. Operasionalisasi Variabel

  Variabel adalah gejala yang menjadi fokus atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2003:2). Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas (Independent Variabel), yang meliputi kemandirian belajar (X1) dan jumlah jam belajar (X2). Variabel terikat (Dependent

  Variabel) adalah prestasi belajar akuntansi (Y) 1.

  Variabel bebas (Independent Variabel) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat). Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2003:3). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: a)

  V ariabel Kemandirian Belajar Kemandirian belajar mencangkup progresif, inisiatif, ulet, kreatif, pengendalian dari dalam, bebas, tanggung jawab, kemantapan diri. Skor dalam setiap peryataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala Likert dengan model multiple choice.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kemandirian Belajar

  No Variabel Indikator Sub Indikator No Soal

  Progresif ƒ Motivasi tinggi ƒ Usaha mewujudkan harapan

  13, 25 1, 24

  1. Kemandirian belajar Inisiatif ƒ Tidak mengharapkan

  28 pengarahan ƒ Penuh inisiatif ƒ Mampu mengambil keputusan sendiri

  9, 16 10,15

  Keuletan ƒ Ketekunan dan keteraturan

  12, 31 Kreatif ƒ Mencoba sendiri

  ƒ Tidak mudah meniru ƒ Menemukan ide- ide ƒ Kreatif

  23