KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DI KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA JURNAL

   

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI

TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DI KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

JURNAL

  

Oleh

Masnik

C1G109095

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

  

2016

  

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI

TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DI

KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

0leh

MASNIK

  

C1G 109095

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan usaha ternak sapi terhadap pendapatan rumah tangga petani di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara; (2) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani dalam usaha pemeliharaan sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survai.Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani yang melakukan usaha pemeliharaan atau berternak Sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.

  Dalam penelitian ini, Kecamatan Bayan ditentukan sebagai lokasi penelitian secara

  

Purposive Sampling dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki populasi ternak sapi

  terbanyak di Kabupaten Lombok Utara. Jumlah responden ditentukan sebanyak 30 orang responden.Petani peternak yang menjadi responden ditentukan secara Insidental Sampling.Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif.Sumber data adalah data primer dan data sekunder.Sementasra itu, teknik pengumpulan data digunakan teknik survai.

  Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: analisis biaya dan pendapatan, analisis kontribusi, serta analisis deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas produktif yang dilakukan petani peternak sapi di Kaecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara meliputi: usaha ternak sapi, usaha pertanian, usaha non-pertanian seperti: tukang ojek, tukang/buruh tani, dan usaha dagang; (2) Rata-rata kontribusi masing-masing aktivitas produktif yang dilakukan adalah: usaha ternak sapi member kontribusi sebesar 50,21%/th; usaha pertanian (usahatani padi) member kontribusi sebesar 26,22%/th; dan aktivitas non-pertanian sebesar 23,57%/th. Adapun rata-rata total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi di Kacamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara adalah Rp. 9.391.429,00/th.; (3) Masalah yang dihadapi petani peternak sapi adalah masalah relatif terbatasnya atau semakin menipisnya persediaan tanaman bahan pakan ternak sapi yang tersedia di alam.

  Kata Kunci: kontribusi; pendapatan; ternak sapi

   

  

OPERATINGINCOMECONTRIBUTIONTOINCOMEHOUSEHOLDMAINTENANCE

OFCATTLEFARMERSINNORTH

DISTRICTBAYANLOMBOK

By:

MASNIK

  

C1G 109095

ABSTRACT

  The purpose of this study are: (1) To determine the contribution of the cattle business income on household income of farmers in the district of North Lombok Bayan; (2) To find out the problems faced by farmers in an effort to raising cattle in North Lombok Bayan district The method used in this research is descriptive method with survey technique. The unit of analysis in this study were households that do business maintenance or raise cows in North Lombok Bayan district.

  In this study, the District Bayan defined as the study site is purposive sampling with consideration of the region has the largest cattle population in North Lombok regency. The number of respondents is determined by 30 respondents. Livestock farmers who responded determined Incidental Sampling. Types of data collected in this study includes quantitative and qualitative data. Sources of data are the primary data and secondary data. Sementasra the data collection techniques used survey techniques.The analysis used in this study include: analysis of costs and revenues, contribution analysis, and descriptive analysis.

  Results showed that: (1) Activities of productive farmers do Kaecamatan Bayan cattle breeders in North Lombok include: the cattle business, agriculture, non-agricultural businesses such as motorcycle taxi drivers, carpenters / farm workers, and trading business; (2) The average contribution of each of the productive activities undertaken are: cattle business members a contribution of 50.21% / yr; agriculture (paddy) member contributions amounted to 26.22% / yr; and non-agricultural activities by 23.57% / year. The average household income of farmers cattle breeders in North Lombok Bayan subdistricts is Rp. 9,391,429.00 / yr .; (3) Problems faced by farmers cattle breeders is relatively limited problem or the depletion of inventories of cattle feed plant materials available in nature.

  Keywords: contributions; income;cattle raiser

   

  

PENDAHULUAN

  Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan.Peternakan yang tangguh memerlukan kerja keras, keuletan dan kemauan yang kuat dari peternak itu sendiri agar mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan yang ingin dicapai akan memacu motivasi peternak untuk terus berusaha memelihara ternak sapi secara terus menerus dan bahkan biasanya menjadi mata pencaharian utama (Suratiyah, 2009).

  Pembangunan sub sektor peternakan terutama pada komoditas sapi bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi menuju swasembada, memperluas kesempatan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan peternak. Usaha pemeliharaan ternak sapi yang diusahakan oleh peternak masih banyak menghadapi kendala antara lain kecilnya skala usaha karena lemahnya permodalan dan rendahnya tingkat keterampilan peternak (Rahayu, 2013).

  Usahaternak sapi dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan rumah tangga. Pengelolaan dan pemeliharaan sapi adalah salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga (Abidin, 2002). Petani peternak di daerah ini umumnya merupakan petani peternak kecil dengan kepemilikan ternak dua hingga tiga ekor dan menjadikan usahaternak sapi sebagai pendamping bagi usaha lain yang dilakukan. Meningkatnya harga pakan ternak dan biaya angkut pakan menyebabkan biaya produksi usaha ternak sapi meningkat pula. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat pendapatan yang diperoleh petani peternak tidak akan maksimal, selain itu berakibat sulitnya petani peternak untuk melakukan perkembangan usahaternaknya.

METODOLOGI PENELITIAN

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan data kemudian menarik kesimpulan (Rianse dan Abdi, 2008).

  Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Utara yang terdiri dari lima Kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang, Kecamatan Tanjung, Kecamtan Gangga, kecamatan Kayangan, dan Kecamatan Bayan dari lima Kecamatan tersebut diambil satu Kecamatan sebagai daerah sampel yaitu Kecamatan Bayan. Pengambilan daerah sampel dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) atas dasar pertimbangan bahwa Kecamatan tersebut memiliki populasi ternak Sapi terbanyak di Kabupaten L ombok Utara (Tabel 1.1).

  Responden dalam penelitian ini adalah petani yang memelihara hewan ternak sapi di Kabupaten Lombok Utara dan ditetapkan sebanyak 30 orang secara “Quota”.Penentuan responden dilakukan secara “Insidental Sampling” yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2010).

   

HASIL DAN PEMBAHASAN

  

4.4. Analisis Biaya dan Pendapatan Rumah Tangga Peternak Sapi dari Berbagai Kegiatan

Produktif

  Seperti yang diuraikan sebelumnya, peternak sapi di Kecamatan Bayan cukup aktif dalam kegiatan mencari nafkah dengan memanfaatkan potensi wilayah tempat tinggalnya dengan cara melakukan kegiatan produktif yang dapat menghasilkan pendapatan secara langsung untuk menambah pendapatan keluarganya. Sumber pendapatan Peternak Sapi berasal dari usaha pertanian dan diluar usaha tani (kegiatan produktif).Beberapa kegiatan produktif yang dilakukan petani responden meliputi: kegiatan usahatani, kegiatan non-usahatani (tukang ojek, tukang/buruh bangunan, dan usaha dagang).

  Pendapatan merupakan unsur penting yang menjadi tujuan suatu usaha. Rata-rata pendapatan usaha industri yang dilakukan oleh peternak sapi di Kecamatan Bayan diperoleh dengan menghitung total nilai produksi (penerimaan kotor) dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi.

1.4.1. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi.

  Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dalam usaha peternakan sapi yang dilakukan responden pada umumnya dimulai dari pemeliharaan 1 hingga 2 ekor sapi dengan lama pemeliharaan 3 tahun hingga 5 tahun sehingga terjual. Hasil perhitungan jumlah sapi yang dipelihara, nilai penjualan, biaya pemeliharaan, serta pendapatan dari peternakan sapi disajikan pada Tabel 4.8.

   

   

  4309.52 (g) Bak

  Berdasarkan Tabel 4.8., diketahui bahwa dalam usaha peternakan sapi yang dilakukan responden di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, terdapat pengeluaran petani berupa: biaya variabel dan biaya tetap. Total biaya yang dikeluarkan peternak sapi rata-rata adalah sebesar Rp. 5.834.193,00/th.

  Biaya Variabel dan Biaya Tetap Usaha Peternakan Sapi.

  3.616.667.00/th (Lampiran 7).

  Dari Tabel 4.8., tampak bahwa rata-rata total penerimaan usaha peternakan sapi sebesar Rp. 10.550.000,-/th.Nilai penerimaan tersebut diperoleh dari nilai penjualan sapi indukan yang berumur kurang lebih 5 tahun dengan kisaran jumlah 1-2 ekor dan menghasilkan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 6.933.333.00/th.Sementara itu, nilai penjualan dari hasil repoduksi (berumur sekitar 3 tahun) yang bekisar 1-3 ekor menghasilkan rata-rata penerimaan sebesar Rp.

  Penerimaan Bersumber Dari Ternak Sapi.

  5 Pendapatan Ternak Sapi 4715807.14 Sumber: Data Primer diolah.

  4 Total Biaya Produksi 5834192.86

  7400.00

  9253.33 (h) Karung

  4755.00 (f) Sekop

  Tabel 4.8.Perhitungan Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usaha Peternakan Sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2015.

  18083.33 (e) Parang

  24475.00 (d) Tali

  33283.33 (c) Cangkul

  276666.67 (b) Sabit

  3 Biaya Tetap (Penyusutan Alat) 378226.19 (a) Kandang

  2 Biaya Variabel: 5455966.67 (a) Biaya Pembelian Ternak Awal 4286666.67 (b) Transportasi Pengadaan Pakan 876800.00 (c) Pemeliharaan Insidental (TKLK) 292500.00

  1 Jumlah Ternak Sapi: (a) Ternak Awal 6933333.33 (b) Ternak Hasil Reproduksi 3616666.67 Total Penerimaan 10550000.00

  (Rp/th)

  No. Uraian Nilai Pendapatan per Tahun

  Adapun rata-rata biaya biaya variabel yang dikeluarkan petani responden dalam usaha peternakannya adalah sebesar Rp. 5.055.000,-/th dengan perincian yaitu: untuk rata-rata biaya pembelian ternak awal sebanyak 1-2 ekor sebesar Rp. 4.286.667,00/th. Biaya ini merupakan biaya variabel terbesar dibandingkan biaya variabel lainnya. Biaya variabel lain meliputi: biaya untuk pengadaan pakan adalah sebesar Rp. 876.800,00/th, dan biaya pemeliharaan yang sifatnya incidental adalah sebesar Rp. 292.500,00/th (Lampiran 7).

  Selain biaya variabel, dalam penelitian ini juga memperhitungkan biaya tetap yang merupakan biaya penyusutan alat tahan lama yang diginakan dalam usaha peternakan sapi. Rata-rata biaya penyusutan alat adalah Rp. 378.226,00/th, yang merupakan penjumlahan nilai penyusutan meliputi: kandang, sabit,cangkul, tali, parang, sekop, bak, dan karung.

  Pendapatan Usaha Peternakan Sapi.

  Berdasarkan Tabel 4.8., tampak bahwa pendapatan yang diperoleh petani dalam usaha peternakan sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara adalah sebesar Rp. 4.715.807,00/th. Rata-rata pendapatan tersebut diperoleh dari hasil selisih antara rata-rata total penerimaan dengan total biaya dalam pemeliharaan sapi.

1.4.2. Pendapatan Bersumber Dari Usahatani.

  Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.9, diketahui bahwa selain berternak sapi, responden juga melakukan aktivitas produktif usaha pertanian, yaitu melakukan usahatani padi.Usahatani padi ini hanya dilakukan sekalu dalam setahun pada musim tanam pertama saja karena lahan garapan yang dimiliki merupakan lahan sawah tadah hujan. Rata-rata luas lahan garapan yang dimiliki petani responden relative sempit, yaitu rata-rata seluas 0,14 ha. Adapun perhitungan penerimaan, biaya produksi serta pendapatan lebih jelas disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Perhitungan Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Padi pada Petani Peternak Sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2015.

  Nilai No. Uraian

  (Rp)

  1 Luas Lahan Garapan (0,14 ha) 0,14

  2 Produksi (ku) 6,62

  3 Penerimaan 2.647.866.67

  4 Biaya Variabel: (a) Benih

  24.328.00 (b) Pupuk

  88.682.50 (c) Tenaga Kerja 62.866.67 (d) Biaya Tetap 10.034.79

  5 Total Biaya Produksi 185.911.96

  4 Total Pendapatan Usahatani Padi 2.461.954.71 Sumber: Data Primer diolah.

   

  Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.9), tampak bahwa rata-rata luasa garapan yang dimiliki petani respoden peternak sapi adalah 0,14 ha dengan kisaran 0,10-0,20 ha. Rata-rata produksi padi (gabah kering panen) yang diperoleh adalah 6.62 ku dengan nilai produksi atau penerimaanRp. 2.647.867,00/grp/th.Rata-rata biaya produksi sebesar Rp. 185.912,00/grp/th. Biaya produksi tersebut meliputi: biaya pembelian benih Rp. 24.328,00/grp; biaya pembelian pupuk sebesar Rp. 88.682,00/grp; biaya tenaga kerja sebesar Rp. 62.867,00/grp; dan biaya tetap atau penyusutan alat adalah sebesar Rp. 10.035,00/grp. Dari selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi diperoleh pendapatan dari usahatani padi sebesar Rp. 2. 461.955,00/grp/th.

  Pendapatan Bersumber Dari Non-Pertanian di Luar Peternakan Sapi.

  Berdasarkan hasil penelitian, selain pendapatan yang bersumber dari usaha peternakan sapi dan dari usaha pertanian atau dari usahatani padi, terdapat juga aktivitas produktif yang dilakukan petani responden sebagai sumber pendapatan rumah tangga petani peternak sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.Pendapatan petani peternak sapi yang bersumber dari aktivitas produktif non-pertanian di luar usaha peternakan sapi disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Rata-rata Pendapatan Petani Peternak Sapi yang Bersumber dari Usaha Non-

  Pertanian di Luar usaha Peternakan Sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2015. Aktivitas Produktif Non-Pertanian

  Pendapatan Persentase No. di Luar Usaha Peternakan Sapi

  (Rp/th) (%)

  1. Tukang Ojek 585000.00 26,42

  2. Tukang/Buruh Bangunan 962000.00 43,46

  3. Dagang 666666.67 30,12 2213666.67 100,00

  4. Total Pendapatan Non-Pertanian Sumber: Data Primer diolah.

  Dari Tabel 4.10., tampak bahwa terdapat tiga aktivitas produktif di luar pertanian di luar usaha peternakan sapi yang dilakukan responden, yaitu: sebagai tukang ojek; tukang/buruh bangunan; dan usaha dagang. Adapau rata-rata total pendapatan dari usaha non-pertanian di luar usaha peternakan sapi adalah sebesar Rp. 2.213.667,00/th. Rata-rata pendapatan terbesar adalah dari aktivitas sebagai tukang/buruh bangunan, yaitu 43,46% dari seluruh pendapatan yang bersumber non-pertanian tersebut. Sementara itu, rata-rata pendapatan yang diperoleh dari aktivitas dagang dan tukang ojek masing-masing secara berurutan adalah sebesar Rp. 666.667,00/th dan Rp. 585.000,00/th.

  

4.5. Kontribusi Pendapatan Berbagai Aktivitas Produktif Terhadap Pendapatan

Rumahtangga Petani Peternak Sapi

  Sebagaimana telah diorekan pada bahasan sebelumnya, terdapat beberapa aktivitas produktif yang dilakukan petani responden peternak sapi di Kecamatan Bayan Lombok Utara. Beberapa aktivitas produktif tersebut meliputi: usaha peternak sapi, usaha non-pertanian diluar usaha peternakan sapi, dan pada usaha pertanian (usahatani padi). Aktivitas-aktiviatas produktif yang dilakakan tentu saja menjadi sumber-sumber pendapatan yang dapat memberi kontribusi

    yang tidak kecil artinya dalam menambah total pendapatan rumah tangga petani per satuan waktu. Kontribusi beberapa aktivitas produktif yang dilakukan petani responden peternak sapi di Kecamatan Bayan Lombok Utara disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Kontribusi Pendapatan Beberapa Aktivitas Produktif Terhadap Total Pendapatan

  Petani Peternak Sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2015.

  Pendapatan Kontribusi No. Sumber Pendapatan

  (Rp/th) (%)

  1 Ternak Sapi 4.715.807,14 50,21

  2 Pendapatan Aktivitas Non-Pertanian 2.213.666,67 23,57 (a) Tukang Ojek 585.000,00 6,23 (b) Tukang/Buruh Bangunan 962.000,00 10,24 (c) Dagang 666.666,67 7,10

  3 Pendapatan Dari Usahatani 2.461.954,71 26,22

  4 Total Pendapatan Rumah Tangga 9.391.428.52 100,00 Sumber: Data Primer diolah.

  Bedasarkan Tabel 4.11., menunjukan bahwa usaha peternakan sapi yang dilakukan petani peternak sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara membereikan kontribusi terbesar (50,21%) terhadap total pendapatan rumahtangga petani. Total pendapatan rumahtangga petani peternak sapi adalah Rp. 9.391.428,00/th. Selanjutnya, kontribus aktivitas produktif lain yang cukup besar adalah pendapatan yang bersumber dari usaha pertanian (usahatani padi), yaitu sebesar 26,22% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 2.462.955,00/th. Sementara itu, kontribusi pendapatan yang bersumber dari aktivitas non- pertanian di luar usaha peternakan sapi adalah sebesar 23,57% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 2.213.667,00/th. Aktivitas-aktivitas produktif non-pertanian yang dilakukanmeliputi: aktivitas tukang ojek, tukang/buruh tani, dan usaha dagang, dimana masing- masing secara berurutan memberikan kontribusi sebesar 6,23%; 10,24%; dan 7,10%.

  Keragaman aktivitas produktifyang dilakukan rumah tangga petani merupakan satu cara rumahtangga untuk dapat menambah atau memberi sumbanganterhadap pendapatan rumahtangga petani sebagaimana yang dilakukan oleh petani peternak sapi di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Pengusaan lahan usahatani yang relatif sempit juga menjadi salah satu alasan untuk melakukan aktivitas produktif lain sehingga tenaga kerja keluarga dapat tersebar menurut waktu yang pada akhirnya akan member manfaat atau kontribusinya terhadap total pendapatan rumahtangga itu sendiri..

   

  . PermasalahanPetani Peternak dalamUsaha Peternakan Sapi

  Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan petani responden, permasalah pokok yang dihadapi para petani peternak sapi adalah masalah pakan.Umumnya pakan yang digunakan petani adalah rumput, rumput gajah, daun gamal, pohon pisang, daun banten, serta daun turi. Umumnya para petani peternak mencari pakan sendiri bagi ternak yang dipeliharanya. Menurut responden, ketersediaan pakan secara alam di dekat lokasi pemeliharaan relatif terbatas, terlebih lagi pada saat musim kamarau.Untuk mengatasi situasi tersebut, para peternak dapat mencari bahan pakan ternaknya dengan menempuh jarak yang relatif jauh sehingga diperlukan sarana transportasi sepeda motor roda dua dengan daya angkut juga terbatas. Para peternak di lokasi penelitian harus mencari dan mengangkut pakan berulang kali dalam sehari sehingga kebutuhan pakan ternaknya terpenuhi.

  Permasalahan pakan ternak, terlebih lagi bagi ternak besar seperti sapi, kebutuhan pakan dapat mencapai satu karung penuh untuk setiap ekor sapi.Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan pakan, diperlukan usaha-usaha budidaya pakan, seperti tanaman gamal, turi, rumput gajah dan berbagai jenis haban pakan lainnya.Dalam kaitan ini, peran kelompok peternak manjadi strategis untuk mengatasi permasalahan pakan.Peran pemerintah/pemerintah daerah tentu sangat penting artinya dalam memberikan pemahaman tentang lingkungan, upaya pembudidayaan tanaman bahan pakan, atau teknologi-teknologi tertentu untuk mengatasi persoalan semakin menipisnya ketersediaan pakan yang ketersediaannya tergantung pada alam.

   

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

  Berdasarjan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Aktivitas produktif yang dilakukan petani peternak sapi di Kaecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara meliputi: usaha ternak sapi, usaha pertanian, usaha non- pertanian seperti: tukang ojek, tukang/buruh tani, dan usaha dagang.

  2. Rata-rata kontribusi masing-masing aktivitas produktif yang dilakukan adalah: usaha ternak sapi member kontribusi sebesar 50,21%/th; usaha pertanian (usahatani padi) member kontribusi sebesar 26,22%/th; dan aktivitas non-pertanian sebesar 23,57%/th. Adapun rata-rata total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi di Kacamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara adalah Rp. 9.391.429,00/th.

  3. Masalah yang dihadapi petani peternak sapi adalah masalah relatif terbatasnya atau semakin menipisnya persediaan tanaman bahan pakan ternak sapi yang tersedia di alam.

5.2. Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Kepada para petani peternak sapi khususnya di wilayah Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara untuk memberdayakan kelompok petani peternak sapi, sehingga dapat lebih mudah dalam memecahkan masalah semakin terbatasnya pakan ternak sapi yang tersedia dari alam.

  2. Kepada pemerintah, terutama Pemerintah Daerah Kecamatan Bayan khususnya dan atau Kabupaten Lombok Utara umumnya dalam memberikan pemahaman tentang masalah lingkungan, upaya pembudidayaan tanaman bahan pakan, atau pengenalan/pelatihan kepada petani peternak sapi dalam hal teknologi-teknologi tertentu sehingga dapat mengatasi persoalan petani peternak sapi terhadap pemenuhan kebutuhan pakan ternak sapi.

   

  

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2002.Penggemukan Sapi Potong.PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.

  Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara. 2014. Lombok Utara Dalam Angka Tahun 2014 . BPS Kab. Lombok Utara.Lombok Utara.NTB. Dajan.1983. Pengantar Statistik 1. LP3ES. Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan NTB. 2001. Rencana Strategi dan ProgramKerja Dinas Pertanian Provinsi NTB Tahun 2001-2005. Diperta NTB.Mataram. Firdaus M. 2008. Manajemen Agribisnis. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hernanto F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta. Mosher. 1986. Menggerakkan dan Membangun Pertanian.CV. Yasaguna. Bandung. Rustam. 2002. Pendapatan Menurut Standar Akutansi Keuangan Nomor 23. Fakultas Ekonomi USU. Sumatera Utara. Setiadi B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya.CV Aneka Ilmu. Semarang. Priyono, 2008.Studi Keterkaitan Antara Ikatan Sosial Dengan pendapatan dan Efisiensi Usaha

  Ternak Sapi Potong Di Kabupaten Banjarnegara.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Soedirman. Purwokerto. Rahayu.2013. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Cepogo Kabupaten

  Boyolali .Jurnal Sains Peternakan Vol. 11. No. 99-105. September 2013. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian UNS.

  Sjah T. 2010. Ekonomi Pertanian. Mataram University Press.Mataram.NTB. Soekartawi, 1986.Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press.

  Jakarta. Soekartawi. 1989. Teori Ekonomi Produksi.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suratiyah. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Suratiyah. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiono. 2010. Statiatika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Toso. 2007. Mengisi Celah Waktu Luang. http://popsy.wordpress.com/2007/06/05/mengisi-celah-waktu-luang/. [1 Agustus 2013]. Vink GJ. 1984. Dasar Dasar Usahatani di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.