PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017

  

PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5

TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM

TAHUN PELAJARAN 2016-2017

  SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program

Sarjana (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

  

Oleh :

TITI KADARSIH EIF 113 078

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA

DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  

Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk

  Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

  Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017 Mataram, 2017

  Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II, (Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001

  Menyetujui, Ketua Program Studi PG PAUD

  (Baik Nilawati Astini ,M. Pd)

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  

Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk

  Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

  Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017 Mataram, 2017

  Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II, (Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001

  Mengesahkan, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

  (Drs. Syafruddin, M.Pd)

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  

Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk

  Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

  Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

  

PENGUJI I

  (Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) NIP. 196001121986031003

PENGUJI II

  (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 198101022005012001

PENGUJI III

  (Drs. I Nyoman Suarta, M.Si) NIP. 195910191986031003

  Mengetahui; FKIP UNIVERSITAS MATARAM Dekan

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

  Hidup Bagai Dua Buah Tangah Dan

  Janganlah Hidup Bagai Du Buah Telinga

  PERSEMBAHAN:

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: Orang tuaku tersayang (H. Hasan, alm) dan (Hj. Zubaedah), berkat do’a mereka yang telah menyertai langkahku. Buat suamiku (Syamsul Sani) dan anakkku tercinta (Alif dan Caca), dengan do’a dan dukungan mereka yang telah member semangat. Buat sahabat- sahabatku di Jurusan semua ini dapat terselesaikan. Teman-teman dan para sahabat seperjuangan terimakasih atas do’a dan motivasinya.. terakhir semua pihak yang terlibat baik secara langsung

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan

  

Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD Rinjani

PLN Bendege Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017” dengan baik.

  Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih atas bimbingan, masukan dan dukungan dari awal mengajukan judul skripsi, sampai penilitian di lapangan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada :

  1. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D., Rektor Universitas Mataram.

  2. Dr. H. Wildan M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

  3. Drs. Syafruddin M.Pd., Ketua jurusan Ilmu Pendidikan.

  4. Baik Nilawati Astini M.Pd., Ketua Program Studi S1 PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

  5. Dr. MA. Muazar Habibi, S.PSi, M.Pd., Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

  6. Ika Rachmayani, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

  7. I Made Suwasa Astawa, M.Sn., Dosen PA yang telah mendukung dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

  9. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan atau belum sempurna baik dari segi isi, bentuk maupun susunannya. Untuk itu kritik dan saran diharapkan dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan insan pendidikan pada khususnya.

  Mataram, 2017 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JDUL ........................................................................................ i

HALAMAN LOGO FAKULTAS ................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v

  vii KATA PENGANTAR................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi ABSTRAK.....................................................................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah ............................. 3

  1. Rumusan Masalah....................................................................... 3

  2. Diagnosis Masalah...................................................................... 3

  3. Pemecahan Masalah.................................................................... 4

  C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

  D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Teori yang Relevan........................................................................... 7

  1. Hakikat Boneka Tangan.............................................................. 5

  2. Hakikat Kemampuan Berbahasa ................................................. 6

  B. Penelitian yang Relevan ...................................................................19

  D. Hipotesis Tindakan...........................................................................25

  BAB III PEMBAHASAN A. Setting Penelitian..............................................................................26 B. Subyek dan Observer Penelitian .......................................................26 C. Faktor yang Diteliti...........................................................................26

  1. Faktor Guru ................................................................................26

  2. Faktor Siswa ...............................................................................26

  D. Variabel Penelitian ...........................................................................27

  1. Definisi Operasional Variabel Harapan .......................................27

  2. Definisi Operasional Variabel Tindakan .....................................27

  E. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian....................................28

  F. Metode Pengumpulan Data...............................................................33

  G. Instrumen Pengumpulan Data ...........................................................34

  H. Teknik Analisis Data ........................................................................35

  I. Indikator Keberhasilan/Indikator Kinerja .........................................36

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 37 B. Pembahasan ........................................................................................ 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 96 B. Saran ................................................................................................... 97 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

  99

  

Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun

Di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram

Tahun Ajaran 2016/2017

  

ABSTRAK

Oleh

TITI KADARSIH

EIF 113 078

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di Paud Rinjani tahun pelajaran 2016-2017 setelah menerapkan metode bercerita dengan boneka tangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian jenis pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang yang berjumlah 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki. Hasil penelitian diperoleh bahwa terbukti dari hasil penelitian yang dimulai dari tahap pengembangan I yang mencapai 65%, menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat. Kemudian mengalami peningkatan hingga 81% pada tahap pengembangan II dan telah mencapai target penelitian. Hal ini karena usaha guru yang sangat maksimal melakukan pembenahan kinerjanya dalam mengelola kelas sebelum selama proses pembelajaran melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan hingga membawa dampak yang besar terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok A PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 yang

  masih membutuhkan stimulasi pada setiap perkembangannya, diantaranya perkembangan kognisi, bahasa, moral, fisik motorik, serta sosial emosional, perkembangan tersebut dapat berkembang secara optimal bila diberikan rangsangan yang sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak.Pengertian Anak Usia Dini menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1, Pasal 1, Butir ke 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah “Upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut”. Tujuan utama diselenggarakannya Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas yaitu anak yang tumbuh dan berkembangan sesuai dengan tingkat perkembangan sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengurangi kehidupan di masa dewasa (Depdiknas, 2004).

  Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini adalah kemampuan bahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca, dan menulis. Kemampuan bahasa pada anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Santrock (dalam Dhieni, 2008: 1.17) menyebutkan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa. Dengan bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.

  Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, di mana pemikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan,tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Badudu (dalam Dheieni, 2008: 1.11) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran,perasaan, dan keinginannya. Pada anak usia 5-6 tahun, tingkat kemampuan bahasanya sudah terlihat melalui proses pembelajaran.Tahapan perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri 58 Tahun 2009 yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan (membaca dan menulis). Dari tahapan-tahapan tersebut, bagaimana cara guru ataupun orang tua menstimulus sejak dini agar dapat berkembang sesuai dengan tahapan

  Berdasarkan kenyataan di lapangan, kemampuan bahasa pada anak usia 5-6 tahun belum sepenuhnya tercapi seperti anak belum dapat memahami bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (Pramembaca), contohnya membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana dan menceritakan isi buku yang menunjuk beberapa kata yang dikenalnya, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat- keterangan), melanjutkan sebagian cerita atau dongeng yang telah di perdengarkan. Hal inilah yang menjadi dorongan untuk meningkat kosa kata bahasa dalam menggunakan media boneka tangan. Maka dari itu peneliti mengangkat masalah dengan judul “Penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

  1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017?”

  2. Diagnosis Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diagnosis masalah dari penelitian ini adalah: a. Kemampuan berbahasa anak masih rendah.

  b. Penggunaan media dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak

  3. Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan dan diagnosis masalah di atas, cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak adalah dengan memanfaatkan media boneka tangan dan menciptakan kegiatan yang bervariasi untuk memperkenalkan berbagai kosa kata sehingga kemampuan bahasa anak menjadi lebih optimal.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani tahun ajaran 2016/2017.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Menambah wawasan guru mengenai peningkatan kemampuan berbahasa anak.

  2. Meningkatkan kreatifitas guru melalui pembelajaran dengan kegiatan bercerita khususnya dengan menggunakan boneka tangan.

  3. Sebagai bahan untuk menambah informasi bahwa data yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak di Paud Rinjani PLN Bendege Tanjung Karang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori

1. Hakikat Boneka Tangan

a. Pengertian Boneka Tangan

  Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sering termasuk tiruan dari binatang. Untuk keperluan sekolah dapat dibuat boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang (Asfandiyan, 2009:19). Boneka merupakan alat peraga yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia 4-5 tahun. Piaget (dalam Suyanto, 2005:53) menyatakan bahwa anak usia 4-5 tahun berada pada masa Praoprasional. Pada masa ini anak mampu mengadakan representatif dunia pada tingkatan yang kongkrit. Boneka menjadi alat peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. Tokoh-tokoh yang diwujudkan melalui boneka berbicara dengan gerakan-gerakan yang mendukung cerita dan mudah diikuti anak. Melalui boneka anak tahu tokoh mana yang sedang berbicara, apa isi pembicaranya,bagaimana pelakunya (Musfiroh, 2005: 147).

  Simanjuntak (dalam Latif, 2014:42) mengungkapkan bahwa boneka dapat digunakan sebagai alat peraga untuk membawakan cerita kepada anak-anak, karena boneka merupakan objek yang dekat dengan mereka.

  Sedangkan menurut Dhieni bercerita menggunakan boneka tangan adalah cerita dengan menggunakan boneka yang dapat dimasukkan ke tangan (2011:6.52). Boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan dapat digunakan tanpa alat bantu yang lain, guru perlu memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba boneka tangan sambil menceritakan kembali isi cerita tersebut guna mengembangkan kemampuan berbahasa anak (Suhartono, 2005:7).

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan dan digerakan oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai dengan karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif dunia pada tingkatan yang kongkrit.

b. Langkah – Langkah Menggunakan Boneka Tangan

  Dhieni (2011:6.53) mengemukakan langkah-langkah dalam penggunaan boneka tangan sebagai berikut: 1) Pendidik menyiapkan alat peraga dan boneka yang diperlukan 2) Pendidik mengatur posisi tempat duduknya 3) Pendidik menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan menyebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita.

  5) Pendidik bercerita dengan melaksanakan dialog/percakapan antar boneka 6) Sambil bercerita pendidik menggerakkam boneka tangan secara bergantian 7) Setelah selesai bercerita pendidik memperhatikan kembali seluruh boneka tangan secara bergantian 8) Anak menyimpulkan isi cerita 9) Pendidik melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak

  Dari uraian langkah – langkah pelaksanaan bercerita dengan menggunakan boneka tangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan suatu kegiatan bercerita yang memiliki makna dan pembelajaran bagi anak, maka pendidik perlu memperhatikan langkah- langkah dalam pelaksanaan kegiatan bercerita ini, terutama untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak, pendidik harus memberikan kesempatan anak untuk menceritakan kembali isi yang sudah dibawakan dengan menggunakan boneka tangan.

  

c. Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Bercerita dengan

Menggunakan Boneka Tangan

  Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bercerita dengan boneka tangan menurut Latif (2014 : 42)

  1) Memilih Boneka Pilihlah boneka yang menarik dan disesuaikan dengan jumlah tokoh yang ada dalam cerita, usahakan boneka yang satu dengan boneka yang lain berbeda, baik bentuknya, pakaiannya, dan warnanya.Tujuannya untuk mengenalkan kepada anak –anak tentang karakter-karakter tokoh ang disesuaikan dengan perannya. 2) Memiliki Suara yang Berbeda

  Suara mempunyai peran yang cukup besar untuk memaksimalkan penyampaian materi dalam bercerita.Kemampuan menirukan suara, baik suara tokoh, binatang maupun benda-benda yang ada di sekitar membuat si pendongeng dapat lebih ekspresif dalam menyampaikan cerita. Dengan memiliki suara-suara yang banyak, mendongeng dengan boneka tangan akan lebih menarik dan dapat dinikmati anak-anak dengan baik. 3) Diskusi

  Ajak anak untukdiskusi baik dengan pendongengnya maupun dengan boneka yang dibawanya, sehingga cerita akan lebih hidup dan anak-anak akan merasakan ikut terlibat dalam sebuah cerita.

d. Karaktristik Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan

  Bercerita dengan menggunakan boneka tangan memiliki

  1) Tampilan boneka tangan disukai anak 2) Topik cerita menarik perhatian anak 3) Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak 4) Menghubungkan pengalaman dengan keetertarikan 5) Penyajian cerita sangat bersahabat dan menjadi kesukaan anak 6) Ilustrasi cerita sangat relevan pada latar belakang keluarga dan budaya anak.

  7) Isicerita merupakan kesukaan anakyang selalu ingin didengar 8) Bahasa dan boneka tangan mampu memberikan informasi serta ide baru bagi anak.

e. Fungsi Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

  Dhieni (2011 : 6.29) membagi fungsi bercerita dengan menggunakan alat peraga (boneka tangan) menjadi 2 yaitu: 1) Bagi anak

  Sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan diperhatikan apabila menggunakan alat peraga. sehingga anak akan mudah menyerapisi cerita

  2) Bagi guru Terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena terbantu oleh peran alat peraga yang digunakan. Sehingga guru akan lebih rileks dalam menyampaiakan cerita dan isi cerita dapat tersampaikan dengan baik

2. Hakikat Kemampuan Bahasa

  a. Pengertian kemampuan

  Kata kemampuan merupakan dasar dari kata “mampu”, dalam kamus lengkap bahsa Indonesia (2005:233) kata mampu berarti kesanggupan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Puji Santosa (2005 : 518) kemampuan adalah keterampilan berbuat, berpikir dan bernalar, serta dapat memperluas wawasan dan mempertajam kompetensi.

  Dari definisi kemampuan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan atau kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk memperluas wawasan dan mempertajam kompetensi.

  b. Pengertian Bahasa

  Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan,pendapat, perasaan dengan menggunakan simbol-simbol, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan dan membentuk kalimat yang mempunyaimakna. Bahasa adalah mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna pada orang lain (Hurlock, 2008 : 176).

  Bromley (dalam Dhieni, 2008:1.11) mendefinisikan bahasa sebagai sistim simbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Adapun kemampuan bahasa anak usia dini terdiri dari kemampuan menyimak, mendengar ,berbicara, dan menulis.

  Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa adalah simbol untuk menstranfer ide dan informasi untuk menyatukan pikiran dan perasaan berupa makna sebagai sarana berkomunikasi.

c. Kemampuan Bahasa

  Kemampuan Bahasa dalam arti luas adalah kemampuan mengorganisasikan pikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan dalam bahasa lisan maupun tulisan (Puji Santosa, 2005 : 518). Sedangkan Badudu (dalan Dhieni 2005:1.8) berpendapat bahwa kemampuan bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginan.

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik serta mempunyai makna yang dapat dipahami terdiridari menyimak, berbicara, membaca dan menulis

3. Indikator Kemampuan Bahasa anak usia 4-5 tahun

  Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009, ada 3 Tahapan perkembangan bahasa, yaitu mengungkapkan bahasa, menerima bahasa, dan keaksaraan. Berikut indikator perkembangan bahasa yang dimiliki anak usia 4-5 tahun :

  No Tahapan Indikator Capaian Perkembangan Bahasa

  1. Menerima bahasa

  a. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan b. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

  c. Memahami aturan dalam suatu permainan

  2. Mengungkapkan bahasa

  a. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

  b. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.

  c. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,menulis dan berhitung.

  d. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada oarang lain

  e. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

  3. Keaksaraan

  a. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

  b. Mengenal suara huruf awal dari mana benda-benda yang ada disekitarnya.

  c. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.

  d. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

  e. Membaca nama sendiri.

4. Tahap-tahap Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

  Secara umum tahap-tahap anak dapat di bagi kedalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukan ciri-ciri tersendiri.

  Menurut Guntur (dalam Susanto,2012:75) tahapan perkembangan sebagai berikut: a. Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari

  (1)Tahap meraban-1 (Pralinguistik 1) tahap ini dimulai dari bulan pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis, tertawa, dan menjerit. (2) Tahap meraban-2 ( Pralinguistik II) tahap ini pada dasarnya merupakan tahapan kata tanpa makna mulai dari bulan ke-6 hingga 1 tahun.

  b. Tahap II (linguistik), terdiri dari 2 tahap yaitu ;(1) Holafrastik (1 tahun)Anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak sehingga kurang lebih 50 kosa kata. (2) Frasa (1-2) anak mampu mengucapkan dua kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak sampai dengan rentang 50-100 kata.

  c. Tahap III ( Pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun ) pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat dan anak dapat memperpanjang kata menjadi suatu kalimat.

  d. Tahap IV ( Tata bahasa menjelang dewasa yaitu 6-8 tahun ) ditandai dengan kemampuan menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat

  5. Aspek-aspek Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

  Anak usia TK berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya melalui bahasa lisan.

  Menurut Jamaris (dalam Susanto.2012:77), Aspek-aspek perkembangan bahasa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Kosakata, Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosakata anak berkembang dengan pesat.

  b. Sintaksis, (tata bahasa), anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik, misalnya “Alif membaca buku” bukan “Alif buku membaca”.

  c. Sematik (penggunaan kata sesuai tujuan) Anak di TK sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan kalimat yang tepat. Misalnya “mau” untuk menyatakan keinginan.

  6. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun

  Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37) mengemukakan bahwa karakteristik kemampuan bahsa anak usia 4-5 tahun sebagai berikut : a. Sudah dapat mengungkapkan 900-1000 kosakata

  b. Anak usia 4-5 tahun sudah dapat melakukan penyerapan arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.

  d. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 4-5 tahun menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain.

7. Karakteristik, Bentuk dan Fungsi Bahasa

  Santrock (dalam Dhieni, 2008:1.17) berpendapat bahwa meskipun setiap kebudayaan manusia memiliki berbagai variasi dalam bahasa, namun terdapat beberapa karakteristik umum berkenaan dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan adanya dayacipta individu yang kreatif.

  Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut: a. Sistematis artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur dan konsisten.

  b. Arbitari, yaitu bahwa bahasa terdiridari hubungan-hubungan antara berbagai macam suara dan visual, objek, maupun gagasan.

  c. Fleksibel artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kosakata terus bertambah mengikuti kemmajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

  d. Beragam, dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi e. Kompleks yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar di pengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanupulasikan saat berfikir dan bernalar (Dhieni,2008:1.18).

  Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bahasa sebagai alat sosialisai merupakan suatu cara merespon orang lain. Bromly (dalam Dhieni,2008:1.19) menyebutkan bahwa ada empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Bahasa yang bersifat reseptif(dimengerti,diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Bahasa reseptif seperti mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan bahasa ekspresif seperti berbicara dan menuliskan informasi untuk di komunikasikan kepada orang lain.

  Bahasa digunakan untuk mengekspresikan keunikan individu, Bromley (dalam Dhieni, 2005:1,17) menyebutkan 5 macam fungsi bahasa sebagai berikut : a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, anak yang lapar dan mengatakan “mam-mam” mendapatkan makanan lebih cepat daripada anak yang menginginkan makanan dengan menangis. Hal ini terjadi penguatan bagi anak untuk mengulang kata tersebut jika menginginkan makan lagi.

  b. Bahasa dapat mengubah dan mengontrol prilaku, anak yang harus menyembunyikan wajahnya dan orang dewasa dapat melihat wajah anak kembali setelah menunggu beberapa saat.

  c. Bahasa membantu perkembangan kognitif, secara simbolik bahasa menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan kita untuk mengingat kembali suatu informasi yang baru diperoleh.

  d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain, bahasa berperan dalam memelihara hubungan dengan orang sekitar, karena bahasa dapat menjelaskan pikiran, perasaan dan prilaku.

  e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu, anak usia dini sering kali mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman dan pendapatnya dengan cara yang khas yang merupakan refleksi perkembangan kepribadian anak

8. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini

  a. Kemampuan Menyimak Perkembangan keterampilan menyimak pada anak berkaitan erat satu sama lain, dengan keterampilan berbahasa khususnya berbicara.

  Anak yang berkembang keterampilan menyimaknya akan berpengaruh terhadap berbicaranya.

  Bromley (dalam Dhieni, 2005:3.16) menyebutkan faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak anak yaitu faktor penyimak, faktor situasi, dan faktor pembicara.

  b. Kemampuan Berbicara

  Menjelang usia 4-5 tahun anak dapat memahami sekitar 8000 kata dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata (Haris dan Sipay (dalam Dhieni,2005 : 35).

  Berbicara dan menyimak adalah komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara anak diperoleh dari kegiatan menyimak dan membaca. Ada dua tipe perkembangan membaca anak yaitu : 1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun dalam hal ini anak berbicara kepada dirinya sendiri ( monolog) perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan berfikirnya.

  2) Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat 5 bentuk Socialized Speech yaitu : a) Saling tukar informasi untuk tujuan bersama

  b) Penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain

  c) Perintah ancaman

  d) Pertanyaan

  e) Jawaban. (Dhieni, 2005: 3.5)

  c. Kemampuan Membaca Raines dan Canad (dalam Dhieni, 2005 :3.15) menyatakan bahwa terdapat ineraksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman yang diperolehnya. Perkembangan bahasa anak berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut : 1) Tahapan Fantasi (Magical Stage) pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku dan membawa buku kesukaannya. 2) Tahap pembentukan konsep diri (Self Concep Stage) pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai ‘pembaca’ hal ini terlihat pada keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, anak berpura- pura membaca buku, memknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang tidak sesuai dengan tulisannya.

  3) Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage) Pada tahap ini pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, Dapat mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan sudah mengenal abjad.

  4) Tahap pengenalan bacaan (Take of Reader Stage) Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (Grophonik, sematik, sintakis ).

  Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak susu, pasta gigi, dan lainnya.

  5) Tahap membaca lancar (Indepandent Reader Stage) pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku.

  Dari penjelasan diatas bahwa kemampuan membaca anak usia 4- 5 tahun sudah berada pada kelima tahapan tersebut.

  d. Kemampuan Menulis Menulis merupakan suatu media untuk berkomunikasi karna anak dapat menyampaikan pikiran dan perasaanya melalui kata- kata.Menurut poerwadarmiata menulis memiliki beberapa batasan sebagai berikut: membuat huruf angka dengan pena,kapur, dan sebagainya, mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainnya dengan tulisan.

  Kegiatan menulis di Taman Kanak-Kanak harus memperhatikan kesiapan anak, kegiatan menulis dapat dilakukan jika perkembanagan motorik halus anak sudah siap, hal ini dapat dilihat dari kesiapan anak dalam memegang pensil. Pada awalnya anak memegang pensil hanya dengan membuat coretan-coretan yang tidak bermakna, namun seiring dengan perkembangannya anak akan mulai membiasakan jari-jarinya untuk menulis dengan lebih baik. Ada dua kemampuan yang diperlukan anak untuk menulis yaitu kemampuan meniru bentuk, dan kemampuan menggerakkan alat tulis.

  Brewer (dalam Dhieni, 2005:3,8) mengemukakan 4 tahapan dalam kemampuan menulis yaitu: Scibble stage tahap mencoret atau membuat goresan, linear Reparitative Stage tahap anak menelusuri bentuk tulisan horizontal, Random Letter Stage tahap menulis random, yaitu anak belajar tentang berbagai bentuk tulisan dan mengulang berbagai kataatau kalimat, dan Letter Name Writing or Phonetic

  Writing yaitu tahap menulis nama, dimana anak mulai menyusun dan menghubungkan antara tulsan dan bunyinya.

  Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan kemampuan menulis anak usia 4-5 tahun berawal dari tahapan yang sederhana hingga yang lebih kompleks yaitu ditandai dengan anak sudah mulai meniru huruf, menulis namanya sendiri, menulis huruf dan meniru kata dalam tulisan.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bahasa

  Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor (Syamsu Yusuf,2011:121) yaitu:

  a. Kesehatan Kesehatan merupakan faktor yang sanagat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, oleh karnanya orang tua perlu diperhatikan kondisi kesehatan anak, upaya yang dilakukan seperti memberikan ASI, makanan yng bergizi, memelihara kebersihan tubuh b. Intelegensi Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau diatas normal

  c. Status sosial ekonomi Perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi yang rendah mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini disebabkan karena kesempatan belajar yang diberikan serta perbedaan kecerdasan.

  d. Jenis Kelamin Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia dua tahun anak wanita menunjukkan perkembangan lebih cepat dari anak laki - laki.

  e. Hubungan Keluarga Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, memfasilitasi perkembangan bahasa anak akan membuat anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, sebaliknya hubungan yang tidak sehatdapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya.

B. Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang relevan terkait penggunaan media boneka tangan untuk melancarkan bahasa indonesia anak usia 4-5 tahun di Paud Rinjani Bendega Mataram.

  1. Hadisetyo (2010). Jurnal penelitian yang berjudul Penggunaan Media Boneka Tangan sebagai Media untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan melalui Metode Bercerita pada Peserta Didik kelas B TK Aisyayah VII Kecamatan Wonosobo tahun 2010. Hasil yang di peroleh dalam penelitiannya menyatakan bahwa terjadinya peningkatan dalam kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan demikian media boneka tangan dapat dinyatakan efektif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan metode penelitian deskriftif kualitatif dan pengumpulan datanya berupa lembar pengamatan dan tekhnik pengumpulan data melalui Observasi. Dalam proses pembelajaran dinyatakan pula semua peserta didik menyukai media boneka tangan dan mengusulkannya agar di gunakan pada pembelajaran yang lain. Mereka merasa tidak sedang belajar melainkan merasa sedang bermain sehingga mereka bisa berdialog sesui dengan naskah drama (http://hadisetyo.wordpress.com).

  2. Uyun, AimahCurutul (2015). Skripsi yang bejudul Peningkatan KemampuanMenyimak Anak Kelompok BMelalui Permainan Sirkuit Bisik Berantaidi RA Perwanida Kabupaten Kediri tahun 2105. Jurusan

  Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Kentar Budhojo, M.Pd, (II) Dra. Sutansi, M.Pd Kata Kunci: kemampuan berbahasa, permainan sirkuit bisik berantai Berdasarkan obsevasi yang telah dilakukan bahwa kemampuan berbahasa anak masih rendah. Anak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapat serta anak belum mampu fokus dalam mengikuti pembelajaran. Penyebab permasalahan tersebut adalah metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik bagi anak, serta anak merasa bosan dan suka bermain sendiri. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: (1) mendeskripsikan pelaksanaan permainan sirkuit bisik berantai untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Perwanida Kabupaten Kediri, (2) mendeskripsikan penggunaan permainan sirkuit bisik berantai agar dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Perwanida Kabupaten Kediri. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan jenis PTK yang terdiri dari 1 siklus dengan dua kali pertemuan.

  Pada pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan anak didik kelompok B RA Perwanida Kabupaten Kediri dengan jumlah peserta 22 anak. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 Januari 2015 sampai 12 Februari 2015. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak kelompok B. Pada pertemuan pertama sebesar 63%, sedangkan pada pertemuan kedua mencapai 88,7%. Kemampuan bahasa anak mengalami peningkatan sebesar 25,7%.

  Berdasarkan pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah permainan sirkuit bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar pendidikan anak usia dini dapat menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang motivatif, inovatif, menarik, menyenangkan, menambah kosa kata, dapat melancarkan komunikasi dan daya ingat anak dalam pembelajaran untuk mencapi hasil yang maksimal.

  3. Ultra, Mulyasari (2015). Skripsi yang berjudul Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita pada Siswa Kelas I SDN Madyopuro 03 Malang. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan PraSekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

  Pembimbing: (1) Dr. Suharjo, M.S., M.A (2) Dra. Nihayati, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci: Boneka Tangan, Kemampuan Menyimak, SD Penguasaan kemampuan bahasa yang pertama kali harus dimiliki oleh anak yaitu kemampuan menyimak. Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran dikelas I SDN Madyopuro 03 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang dimiliki yaitu 56,56 dan persentase siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebesar 58,14%. Halter sebut menunjukkan bahwa kemampuan disebabkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro 03 dengan menggunakan media boneka tangan serta untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro 03 setelah menggunakan media boneka tangan. Pendekatan yang digunakan didalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas I SDN Madyopuro 03 Kota Malang. Tahapan penelitian ini terdiri dari 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan; serta 3) refleksi.