HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AL-AZHAR 14 JATI AGUNG

(1)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF CONVERSATION METHOD TOWARD CHILDREN LANGUAGE ABILITY AGE 4-5

YEARS AL-AZHAR 14 KINDERGARTEN JATI AGUNG

By

Handis Septanti

The Problem in this research was an underdeveloped language ability in early childhood. This study aimed to investigate the relationship between the use of conversation method toward early childhood language ability. This research used quantitative method with a correlational approach. The subjects of this research were all class A students at Al-Azhar 14 kindergarten, which were 18 children. The data were analyzed by using spearman rank correlation. It was obtained that the average value of Y variable by 82% within the criteria of developing was very good and the average value of X variables by 78% within the criteria of developing was very good. The result showed that relationship between the use of conversation method toward children language ability contributed by 42%. Therefore, conversation method influenced children language development. Keywords: conversation method, language ability, early childhood


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK

AL-AZHAR 14 JATI AGUNG

Oleh Handis Septanti

Masalah pada penelitian ini adalah belum berkembangnya kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan metode bercakap-cakap dengan kemampuan berbahasa anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Subyek penelitian ini adalah siswa TK Al-Azhar 14 kelas A yang berjumlah 18 orang siswa. Analisis data menggunakan jenis korelasi Spearman rank yang diperoleh nilai rata-rata pada variabel Y sebesar 82% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB), dan rata-rata pada variabel X sebesar 78% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Hasil penelitian yang diperoleh untuk hubungan metode bercakap-cakap dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia 4-5 Tahun adalah sebesar 42%. Berdasarkan hal itu maka metode bercakap-cakap mempunyai hubungan dengan pengembangan kemampuan berbahasa anak.


(3)

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK

AL-AZHAR 14 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh

HANDIS SEPTANTI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK

AL-AZHAR 14 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN ( Skripsi )

Oleh

HANDIS SEPTANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015


(5)

xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman


(6)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pendidikan Anak Usia Dini ... 8

B. Hakikat Metode Bercakap-cakap ... 10


(7)

xi

2. Manfaat Bercakap-cakap bagi AUD ... 12

3. Bentuk-bentuk Metode Bercakap-cakap untuk AUD ... 13

4. Pelaksanaan Kegiatan Bercakap-cakap bagi AUD ... 14

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Bercakap-cakap ... 16

C. Kemampuan Berbahasa ... 16

1. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini ... 18

2. Tahap Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini ... 19

3. Fungsi Berbahasa bagi Anak Usia Dini ... 21

4. Karakteristik Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini ... 22

5. Aspek-aspek Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini ... 23

6. Prinsip Pengembangan untuk Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini . 25 7. Kemampuan Mengungkapkan Bahasa ... 26

D. Hubungan Metode Bercakap-cakap dengan Kemampuan AUD ... 27

E. Penelitian yang Relevan ... 28

F. Kerangka Fikir ... 31

G. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Setting Penelitian ... 33

C. Populasi ... 33

D. Sumber Data ... 34

E. Variabel Penelitian ... 34

1. Definisi Konseptual Variabel ... 34

2. Definisi Operasional Variabel ... 35

F. Alat Pengumpulan Data ... 36

1. Observasi ... 36

2. Pengujian Validitas ... 36

G. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Hipotesis ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40


(8)

xii

2. Visi Misi dan Tujuan ... 41

3. Data Anak ... 41

4. Data Pendidik ... 42

5. Sarana dan Prasarana ... 42

B. Hasil Penelitian ... 43

1. Proses Kegiatan Penelitian ... 44

C. Analisis Uji Hipotesis ... 52

D. Pembahasan Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

Daftar Pustaka ... 59 Lampiran


(9)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Validasi ... 61

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 64

Lampiran 3. Rencana Kegiatan Harian ... 82

Lampiran 4. Nilai Kemampuan Siswa ... 93

Lampiran 5. Rekapitulasi Nilai ... 98

Lampiran 6. Foto Kegiatan ... 100


(10)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Penilaian Kemampuan Anak ... 38

2. Interprestasi Koefisien Korelasi ... 39

3. Jumlah siswa-siswi di TK Al-Azhar 14 ... 42

4. Pendidik di TK Al-Azhar 14... 42

5. Sarana dan Prasaranadi TK Al-Azhar 14 ... 43

6. Kriteria Penilaian ... 44

7. Data Penilaian Pertemuan Pertama ... 46

8. Data Penilaian Pertemuan Kedua ... 48

9. Data Penilaian Pertemuan Pertama Dan Kedua ... 49

10.Data Penilaian Pertemuan Ketiga ... 50

11.Rekapitulasi Nilai Siswa ... 51


(11)

MOTO

Manusia tumbuh dewasa bersamaan dengan itu tumbuh pula dua hal : kecintaan pada kekayaan dan kecintaan pada umur

panjang

Kekayaan tidak dilihat dari melimpahnya harta tetapi dari perasaan berpuas diri

( Nabi Muhammad SAW) “Hidup ini indaH pada waktunya”


(12)

(13)

(14)

(15)

PERSEMBAHAN

y

A

W ,

karya sederhana ini kepada orang-orang yang sangat berarti dan kucintai

serta kusayangi dalam hidupku.

Bapak dan mamak tercinta

y

,

kan

dukungan dan yang selalu berkorban untukku.

Bapak dan Ibu mertua (alm) yang telah banyak membantu dan

y

’ .

Suami dan anakku tercinta yang selalu memberiku semangat serta

Keluarga bersarku terkasih

Guru-guru ku yang tulus dan penuh kesabaran mendidikku

Sahabat-sahabat terkasih

Keluarga besar Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2011


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang dilahirkan pada tanggal 26 September 1993 di Gedung Agung Lampung Selatan yaitu anak sulung dari dua saudara dari pasangan Bapak Sukimin dan Ibu Suwarni yang diberi nama Handis Septanti. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN Gedung Agung pada Tahun 1999 yang diselesaikan pada Tahun 2005. Kemudian dilanjutkan di SMP N 1 Jati Agung Tahun 2005 sampai 2008, dan Tahun 2008 penulis melanjutkan di SMA Al – Huda Jati Agung yang diselesaikan pada Tahun 2011.

Pada Tahun 2011 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan terdaftar menjadi Mahasiswa PG PAUD Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) , Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(17)

ix

SANWACANA

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ Hubungan Penggunaan Metode Bercakap-cakap dengan Kemampuan Berbahasa Anak Usia 4-5 Tahun di TK Al-Azhar 14 Jati Agung “ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata 1 di Universitas Lampung.

Penlis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung, sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Ari Sofia, S.Psi, M.A.P.si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Lampung.

4. Ibu Asih Budi Kurniawati, S.Pd M.Pd., selaku pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik baik selama penuyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis.


(18)

x

6. Ibu Devi Nawangsasi, M.Pd., sebagai motivator yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

7. Dosen serta staf Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup yang baik kepada penulis 8. Ibu Teti Haryati, S.Pd., selaku Kepala sekolah TK Al-Azhar 14 Jati Agung

yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian. 9. Guru-guru TK Al-Azhar 14 Jati Agung

10.Kedua orangtua ku tercinta yang tak henti menyayangiku, memberikan

do’a, dukungan, semangat, serta senatiasa menantikan keberhasilan ku. 11. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan semangat serta do’a

12.Suamiku tersayang dan anakku tercinta yang selalu ada dalam hidupku 13. Keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendo’akan, dan selalu

memberikan dukungan untuk keberhasilanku. 14.Sahabat seperjuanganku di PG PAUD 2011

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna penyempurnaan dan perbaikan tindak lanjut. Semoga pelaksanaan dan hasil skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Wassalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung, 20 Agustus 2015 Penulis

Handis Septanti NPM. 111054023


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan cepat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, selalu aktif serta memiliki rasa ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, bersifat egosentris, unik dan kaya akan fantasi, masa ini adalah masa yang paling potensial untuk belajar.

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, untuk itu pendidikan anak usia dini hendaknya memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak serta menyediakan berbagai aspek perkembangan anak.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada proses pembelajaran guru adalah fasilitator dan motivator yang membina anak untuk dapat menggali segala potensi dimiliki oleh anak, bukan hanya mengajarkan tanpa mengetahui dan mengoptimalkan potensi yang ada pada diri anak. Guru paud juga sebagai jembatan untuk membuat anak siap dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, kesiapan itu bukan hanya dari segi akademik saja tetapi yang


(20)

2

paling penting adalah mental anak yang harus dipersiapkan dengan matang dan baik, anak juga dibekali dengan penanaman nilai dan norma agama serta pembiasaan perilaku yang baik.

Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar bagi kemampuan kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, moral dan nilai-nilai agama.

Salah satu aspek yang harus dikembangkan oleh anak yaitu kemampuan bahasa. Perkembangan bahasa anak sebagai alat atau media komunikasi telah dimulai sejak bentuk bahasa yang paling sederhana digunakan pada masa bayi dengan menangis untuk mengungkapkan perasaan dirinya kepada orang lain, kemudian berkembang dalam bentuk celoteh atau ocehan cara mengeluarkan bunyi yang belum jelas. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan isyarat melalui gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Pada masa ini lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak, sehingga anak mampu menggunakan bahasa dengan benar.

Aspek perkembangan yang akan diteliti adalah aspek perkembangan bahasa. Bahasa memegang peranan yang sangat penting didalam kehidupan seseorang, terutama bagi anak. Dengan berbahasa seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan mengekspresikan ide serta pikiran dalam menjalin hubungan dengan orang lain.


(21)

3

Menurut Jamaris (2004:27) menjelaskan bahwa pada fase ini anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Maka dari itu kemampuan berbahasa anak mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009 yang meliputi tiga lingkup perkembangan yaitu Menerima bahasa, Mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan.

Beberapa macam tingkat pencapaian perkembangan pada lingkup mengungkapkan bahasa yang harus dicapai yaitu menjawab pertanyaan sederhana ( apa, mengapa, bagaimana, dimana, berapa) mengungkapkan perasaan dengan kata sifat, mengulang kalimat sederhana, mengutarakan pendapat kepada orang lain, menyebutkan kata-kata yang dikenal, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan dan dapat menceritakan kembali cerita atau dongeng yang pernah didengar. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menstimulus atau merangsang kemampuan bahasa anak secara maksimal.

Namun berdasarkan kenyataan di lapangan saat peneliti melakukan observasi di TK Al-Azhar 14 dapat dikatakan bahwa pengembangan bahasa anak usia 4-5 tahun belum tercapai secara maksimal. Hal tersebut terlihat saat pembelajaran didalam kelas. Sebagian besar anak belum mampu menjawab pertanyaan sederhana yang diberikan guru, banyak anak yang belum mampu mengulang kalimat sederhana, anak masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya, sebagian anak juga belum berani maju didepan kelas ketika untuk menceritakan kembali dongeng atau cerita yang dibacakan oleh guru.


(22)

4

Kondisi di atas disebabkan karena beberapa faktor yaitu seorang guru jarang sekali menggunakan media menarik untuk anak. Guru juga mengedepankan pembelajaran calistung didalam kelas yang tidak sesuai dengan tahap pembelajaran anak usia dini. Pembelajaran juga masih bersifat monoton sehingga anak merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pembelajaran. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. Hal tersebut dapat menurunkan motivasi anak untuk belajar secara aktif dan menyenangkan.

Untuk dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak, seorang guru harus menggunakan strategi, media dan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu. Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, seorang guru harus memperhatikan karakteristik, tujuan pembelajaran dan tahapan kebutuhan anak usia dini. Beberapa metode yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak salah satunya yaitu dengan penerapan metode bercakap-cakap.

Menurut Moeslichatoen (2004:92) menyatakan bahwa bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog.

Dari pengertian metode bercakap-cakap menurut pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan bahasa yang dilaksanakan melalui


(23)

5

bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak.

Diharapkan dengan penggunaan metode bercakap-cakap dapat mengoptimalkan kemampuan berbahasa pada anak usia 4-5 tahun dan membuat anak lebih aktif, kreatif dan meyenangkan dalam mengikuti pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah-masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya media pembelajaran untuk menunjang kemampuan berbahasa anak

2. Pembelajaran yang dilakukan masih bersifat monoton

3. Kemampuan berbahasa anak belum tercapai secara maksimal

4. Sebagian anak masih sulit untuk menjawab pertanyaan sederhana dan masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya.

5. Metode yang digunakan guru kurang tepat

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang timbul peneliti membatasi masalah pada :

1 Kemampuan berbahasa anak yang belum tercapai secara maksimal 2 Metode yang digunakan guru kurang tepat


(24)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang , identifikasi masalah, serta pembatasan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu :

Apakah ada hubungan antara penggunaan metode bercakap-cakap dengan kemampuan berbahasa anak usia dini di TK Al-Azhar 14 Jati Agung Lampung Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan metode bercakap-cakap dengan kemampuan berbahasa anak usia dini.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam metode pembelajaran. Dan dapat dijadikan refrensi dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini.

2. Manfaat Secara Praktis

Manfaat praktis yang didapat berdasarkan tujuan penelitian di atas adalah:

1. Bagi Guru

Untuk memotivasi guru, agar menambah wawasan dan lebih kreatif dalam mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang dapat menyenangkan bagi anak.


(25)

7

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dalam meningkatkan proses pembelajaran.


(26)

8

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragam), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia oleh anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dan sumber belajar dengan adanya stimulus dan respon (umpan balik).


(27)

9

Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua serta guru atau orang lain dalam suatu lingkungan untuk menstimulus perkembangan anak, karena melalui proses interaksi yang dilakukan anak diharapkan anak mendapat pengalaman yang bermakna secara nyata.

Menurut Vygotsky, dalam Morisson (2012:77) menyatakan bahwa perkembangan didukung oleh interaksi sosial, proses belajar membangkitkan beragam proses perkembangan yang dapat terjadi, hanya ketika anak berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya dan ketika anak bekerja sama dengan teman-temannya.

Pembelajaran anak usia dini pada dasarnya menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Sesuai dengan karakteristik anak yang bersifat aktif dan eksploratif terhadap lingkungannya. Anak belajar dengan caranya sendiri.

Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran pada anak usia dini, yaitu : a. Berorientasi pada kebutuhan anak

b. Berorientasi pada perkembangan anak

c. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan d. Stimulasi dan Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran anak usia dini menggunakan kurikulum yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu :


(28)

10

a. Standar tingkat pencapaian perkembangan b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan c. Standar isi, proses, dan penilaian

d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan

B. Hakikat Metode Bercakap-cakap

Metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksannaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Menurut Fadillah (2012:161) metode pembelajaran adalah suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu.

Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Metode-metode tersebut sudah disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak usia dini. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode bercakap-cakap.

Bercakap-cakap mengandung arti belajar mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif. Sebagai bukti penguasaan resptif ialah semakin banyaknya kata-kata baru yang diperoleh dari kegiatan bercakap-cakap. Anak akan mengembangkan berbagai macam kosa kata dalam berbagai tema.

Menurut Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 2004:26) bercakap-cakap dapat diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi.


(29)

11

Menurut Moeslichatoen (2004:92) bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilaksanakan dikelas dengan cara seorang anak berdiri di depan kelas atau di tempat duduknya mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki, dan dialami atau menyatakan perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Menurut Isjoni (2011:90) metode bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap adalah salah satu strategi pembelajaran dimana cara penyampaiannya yaitu dengan berkomunikasi secara lisan dengan dialog atau monolog antara guru dengan anak atau anak dengan anak untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain.

1. Tujuan Metode Bercakap-cakap

Menurut Moeslichatoen (2004:96) tujuan kegiatan bercerita bagi anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan nilai-nilai keagamaan, sosial nilai sosial, dan nilai moral.

b. Untuk membangun jati diri, menambah wawasan dan pengetahuan. c. Agar anak dapat mendengarkan dengan baik pesan yang

disampaikan


(30)

12

e. Agar anak memahami pesan-pesan yang disampaikan melalui kegiatan bercakap-cakap.

f. Agar anak mampu mengutarakan pendapatnya.

g. Anak dapat menceritakan kembali cerita yang disampaikan guru agar cerita tersebut bisa diceritakan anak kepada orang lain.

Pendapat lain dikemukakan oleh Dhieni (2008:77) bahwa tujuan dari metode bercakap-cakap yaitu untuk mengembangkan kecakapan anak dan menambah perbendaharaan kata serta melatih daya tangkap anak.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap bertujuan untuk melatih daya tangkap anak, mendengarkan dengan baik, dan dapat menjawab pertanyaan sederhana untuk menambah perbendaharaan kata anak usia dini.

2. Manfaat Kegiatan Bercakap-cakap Bagi Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa yang dapat dikembangkan dengan metode ini ialah kemampuan menangkap makna bicara orang lain dan kemampuan menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan.

Menurut Moeslichatoen (2004:95) sesuai dengan fungsi kemampuan berbahasa yang berkembang, maka fungsi itu dapat dimanfaatkan dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode bercakap-cakap sesuai dengan tujuan dan tema yang ditetapkan oleh guru, beberapa manfaat penting yang dapat dirasakan dalm penerapan metode bercakap-cakap antara lain:


(31)

13

a. Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, menyatakan pendapat, menyatakan perasaan, menyatakan keinginan, dan kebutuhan secara isan.

b. Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain.

c. Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan sosial yang menyenangkan.

d. Dengan seringnya anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, perasaannya, dan keinginannya maka hal ini akan semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya.

Berdasarkan uraian di atas maka ada banyak manfaat yang diperoleh dengan menggunakan metode bercakap-cakap. Oleh karena itu metode bercakap-cakap dapat dijadikan sebagai salah satu pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini. Metode ini juga banyak mengandung nilai positif karena dalam metode ini banyak kegiatan yang dapat mendorong anak untuk mengutarakan pendapatnya dan mengekpresikan semua kemampuan yang ada dalam diri anak usia dini.

3. Bentuk-Bentuk Metode Bercakap-cakap Untuk Anak Usia Dini Penggunaan metode bercakap-cakap harus dibuat semenarik mungkin agar anak tertarik dan tidak bosan dalam kegiatan yang dilakukan. Depdikbud (Dhieni, 2008:79) menjelaskan bahwa ada tiga bentuk penggunaan metode bercakap-cakap adalah sebagai berikut:


(32)

14

a. Bercakap-cakap Bebas

Bercakap-cakap bebas adalah suatu kegiatan percakapan yang dilakukan oleh seorang guru dengan murid dalam membahas berbagai topik yang berkaitan dengan pembelajaran di Paud dan tidak perlu menentukan topik.

b. Bercakap- cakap menurut pokok bahasan

Bercakap-cakap menurut pokok bahasan adalah kegiatan percakapan antara seorang guru dan murid sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Topik pembelajaran disesuaikan dengan tema.

c. Bercakap-cakap menggunakan Gambar Seri

Bercakap-cakap menggunakan gambar seri adalah suatu kegiatan percakapan yang dilakukan antara guru dengan murid dengan bantuan buku bergambar yang ceritanya berseri.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap merupakan salah satu metode yang dapat mengeksplor kemampuan berbahasa anak usia dini. Percakapan yang dilakukan mempunyai beberapa cara yang dapat dikreasikan oleh seorang guru PAUD agar anak merasa senang dan tidak bosan sehingga akan memberi kesempatan pada anak untuk bertanya, menjawab dan menanggapi percakapan yang sedang dilakukan.

4. Pelaksanaan Kegiatan Bercakap-cakap Bagi Anak Usia Dini

Menurut Moeslichatoen (2004:104) langkah-langkah kegiatan bercakap-cakap dapat dibagi dalam 3 tahap:


(33)

15

b. Kegiatan Pra-Pengembangan

Ada dua macam persiapan dan kegiatan pra pengembangan :

1. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap dipergunakan, untuk membantu anak meningkatkan keberanian mengungkapkan pikiran, perasaan, keinginan, dan sikap dalam kaitan tema yang diperbincangkan dan mendekatkan hubungan antarpribadi kelompok anak dalam kegiatan bercakap-cakap. 2. Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan

bercakap-cakap:

1) Guru mengkomunikasikan kepada siswa tujuan kegiatan bercakap-cakap

2) Untuk pemanasan guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu sesuai dengan tema.

3) Guru memperjelas apa yang harus dilakukan anak –anak dalam kegiatan bercakap-cakap yakni keberanian berbicara dan kesungguhan mendengar bicara anak lain.

b. Kegiatan Pengembangan

Dalam kegiatan ini guru menjadi fasilitator, anak diberi stimulus untuk menjawab semua pertanyaan yang diberikan guru dengan cerita atau percakapan yang menyenangkan, sehingga anak tidak menyadari bahwa itu adalah sebuah pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini guru mengevaluasi kegiatan yang dilakukan hari ini. Dalam kegitan ini anak banyak mendapat pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dari cerita yang dibacakan.


(34)

16

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai tahap-tahap dalam kegiatannya. Kegiatan yang dilakukan harus dikemas dalam bentuk yang menarik agar pembelajarannya tidak membosankan bagi anak.

5. Kelebihan dan Kelemahan metode bercakap-cakap Kelebihan metode bercakap:

1. Anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan pendapatnya

2. Anak mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya 3. Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional

karena topik atau tema yang menjadi bahan percakapan dalam keseharian dan di lingkungan anak.

4. Mengembangkan cara berpikir kritis dan sikap hormat atau menghargai pendapat orang lain

5. Anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan belajarnya

Kelemahan metode bercakap-cakap: 1. Membutuhkan waktu yang cukup lama

2. Memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan

C. Kemampuan Berbahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu. Baik berupa lisan maupun tulisan yang disampaikan kepada seseorang kepada lawan bicaranya sehingga akan terbentuk suatu hubungan sosial. Keterampilan


(35)

17

bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa.

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak, sebab melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya dan mengungkapkan gagasan atau pikirannya kepada orang lain. Bahasa juga memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan anak. Dengan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Vygotsky, (Susanto, 2011:73) Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir.

Selanjutnya, menurut Badudu (Nurbiana, 2005:1) bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya.

Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang penting sehingga dari bahasa tersebut akan terjalin hubungan sosial dalam lingkungan. Anak usia enam tahun akan lebih mudah menangkap sesuatu yang dilihat dan didengarnya, maka dari itu Pendidikan Anak Usia dini adalah wahana yang sangat tepat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini. Dari sekolah, anak akan mendapatkan pengalaman baru yang akan menambah kosa kata dan perbendaharaan kata anak usia dini.

Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa tersebut hendaknya guru harus memperhatikan metode yang tepat agar mengoptimalisasi


(36)

18

penguasaan kemampuan berbahasa anak sehingga kemampuan berbahasa anak dapat berkembang dengan baik.

1. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Salah satu aspek pengembangan kemampuan dasar anak usia dini yaitu pengembangan berbahasa. Bahasa sangat penting bagi kehidupan anak usia dini, karena dengan bahasa anak dapat memahami sesuatu yang bicarakan orang lain. Sebelum anak mempelajari pengetahuan yang lain sebaiknya dia perlu memahami bahasa agar anak tersebut dapat memahami dengan baik.

Perkembangan bahasa anak telah dimulai sejak bentuk bahasa yang paling sederhana digunakan pada masa bayi dengan menangis dalam mengungkapkan perasaan dirinya kepada oarang lain, kemudian berkembang dalam bentuk celoteh atau ocehan cara mengeluarkan bunyi yang belum jelas. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan isyarat melalui gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Pada masa ini lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak, sehingga anak mampu menggunakan bahasa dengan benar.

Menurut Depdiknas (2007:1) menjelaskan bahwa Kemampuan berbahasa merupakan salah satu dari bidang kemampuan dasar yang disiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Pengembangan kemampuan berbahasa pada anak usia dini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang


(37)

19

sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa dengan baik.

Selanjutnya menurut Vygotsky (Susanto, 2011:75), pada umumnya bahasa dan pikiran anak berbeda. Kemudian secara perlahan, sesuai tahap perkembangan mentalnya. Bahasa dan pikirannya menyatu sehingga bahasa merupakan ungkapan dari pikiran. Anak secara alami belajar bahasa dari interaksinya dengan orang lain untuk berkomunikasi.

Kemampuan berbahasa memiliki empat aspek atau ruang lingkup yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Setiap aspek itu berkaitan erat dengan tiga aspek lainnya. Apabila gagal dalam salah satu aspek maka akan berpengaruh kepada keseluruhan pengembangan bahasa anak usia dini.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa anak usia dini yaitu suatu bentuk bahasa yang digunakan seseorang untuk menyampaikan pendapat, mengekspresikan ide yang ada didalam dirinya, dan menyatakan keinginan dan penolakannya terhadap sesuatu sehingga lawan bicara dapat mengerti apa yang disampaikan oleh anak. Dengan demikian, pengembangan bahasa yang dimiliki anak akan berkembang secara optimal.

2. Tahap Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Dalam perkembangannya, kemampuan berbahasa anak usia dini dibagi menjadi beberapa tahap.


(38)

20

Bruner (Susanto, 2011:76) menyatakan bahwa anak belajar dari kongkrit ke abstrak melalui tiga tahapan yaitu enactive, iconic, dan symbolic. Tahap enactive, yaitu anak berinteraksi dengan objek berupa benda-benda, orang dan kejadian. Tahap kedua yaitu iconic artinya anak mulai belajar mengembangkan simbol dengan benda. Tahap

symbolic yaitu terjadi saat anak mengembangkan konsep. Dengan proses yang sama anak belajar tentang berbagai benda.

Sedangkan menurut Guntur (Susanto, 2011:75) tahapan perkembangan bahasa dapat terbagi sebagai berikut:

1. Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun a. Tahap meraban-1 (pralinguistik pertama)

Tahap ini dimulai dari bulan pertama hingga bulan keenam dimana anak akan mulai menangis, tertawa dan menjerit.

b. Tahap meraban-2 (pralinguistik kedua)

Tahap ini pada dasarnya merupakan tahap kata tanpa makna mulai dari bulan keenam hingga 1 tahun

2. Tahap II (Linguistik) tahap ini terdiri dari : a. Tahap 1 holafrastik (1 tahun)

Tahap ini ditandai dengan perbendaharaan kata anak kurang lebih 50 kosakata.

b. Tahap 2 frasa (1-2 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua kata (ucapan dua kata). Tahap ini juga ditandai dengan


(39)

21

perbendaharaan kata anak sampai dengan rentang 50-100 kosakata.

3. Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun) Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat.

4. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa yaitu 6-8 tahun)

Tahap ini ditandai dengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat kompleks.

Dari beberapa pendapat diatas bahwa dalam perkembangannya, kemampuan anak usia dini mempunyai beberapa tahap. Dari mulai anak tersebut dilahirkan sampai anak berusia 6 tahun. Maka dari itu, anak harus selalu diberikan stimulus yang baik agar kemampuan berbahasa yang dimiliki anak dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan tahap perkembangannya. Guru juga harus memberikan pemebelajaran-pembelajaran yang menarik sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

3. Fungsi Berbahasa Bagi Anak Usia dini

Dalam membahas fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak. Ada beberapa sumber yang telah mencoba memberikan penjabaran dari fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak. Menurut Depdiknas (Susanto, 2011:81), fungsi pengembangan bahasa bagi anak prasekolah adalah sebagai berikut:

a. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan

b. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak c. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak


(40)

22

d. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.

Sedangkan menurut Gardner (Susanto, 2011:86), bahwa fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak ialah sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak. Secara khusus bahwa fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak adalah untuk mengembangkan ekspresi-perasaan, imajinasi, dan pikiran.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bhwa fungsi bahasa bagi anak usia dini yaitu sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan berekpresi serta menyatakan pendapatnya kepada orang lain.

4. Karakteristik Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Menurut Jamaris dalam Susanto (2011:78), karakteristik kemampuan bahasa anak usia empat tahun yaitu sebagai berikut:

a. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. b. Menguasai 90 persen fonem dan sintaksis bahasa yang

digunakannya.

c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.

d. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata

e. Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, dan permukaan (kasar-halus)


(41)

23

f. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik

g. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.

h. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun ini sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca dan bahkan berpuisi.

Karakteristik kemampuan berbahasa dapat dijadikan landasan untuk mengukur perkembangan yang telah dicapai anak. Stimulus yang diberikan guru harus mempunyai landasan yang tepat. Dalam pembelajaran guru harus menstimulus perkembangan kemampuan berbahasa anak.menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan. Maka dari itu karakteristik kemampuan berbahasa yaitu tahapan-tahapan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat mengukur ketercapaian dan menstimulus perkembangan berbahasa anak usia dini.

5. Aspek-Aspek Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Anak usia taman kanak-kanak berada dalam frase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya


(42)

24

dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat digunakan anak sebagai alat berkomunikasi.

Menurut Jamaris (2004:27) mengatakan bahwa pada tahap ini bahasa lisan sudah dapat digunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Ada beberapa aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa pada ank yang meliputi penggunaan kosa kata, sintaksis (tata bahasa), semantik (penggunaan kata sesuai tujuannya).

Menurut Jamaris (Susanto, 2011:77) ada tiga aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak yaitu sebagai berikut:

a. Kosa kata

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannnya, kosakata anak berkembang dengan pesat. b. Sintaksis (tata bahasa)

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak dilingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik.

c. Semantik

Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini berada dalam frase perkembangan bahasa ekspresif yaitu dalam masa ini anak sudah dapat mengungkapkan keinginan penolakan dan pendapatnya melalui bahasa lisan. Kosa kata anak dapat berkembang pesat melalui interaksi anak dengan lingkungannya, karena anak belajar bahasa dari apa yang ia lihat dan didengar.


(43)

25

6. Prinsip Pengembangan Kemampuan Bahasa Untuk Anak Usia Dini Menurut Depdiknas (2001:14) ada beberapa prinsip dasar pengembangan bahasa sebagaimana yang disajikan oleh sebagai berikut:

1. Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat

2. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai potensi anak

3. Tumbuhkan kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan dikaitkan dengan spontanitas

4. Diberikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hatinya 5. Komunikasi guru dan anak akrab dan menyenangkan

6. Guru menguasai pengembangan bahasa

7. Guru harus bersikap normatif, model, contoh penggunaan bahasa yang baik dan benar

8. Bahan pembelajaran membantu pengembangan kemampuan dasar anak

9. Tidak menggunakan huruf satu-satu secara formal.

Selanjutnya menurut Vygotsky (Susanto, 2011:78), tentang prinsip zone of proximal yaitu zona yang berkaitan dengan perubahan dari potensi yang dimiliki oleh anak menjadi kemampuan aktual. Maka dari itu prinsip-prinsip pengembangan anak berupa interaksi sosial yang dapat menambah kosa kata anak untuk mengungkapkan pendapat dan idenya kepada orang lain.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya kepada lawan bicara


(44)

26

sehingga apa yang disampaikan anak dapat dipahami oleh orang lain. Dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional No.58 bahwa kemampuan berbahasa dibagi menjadi 3 yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan mengungkapkan bahasa. Kemampuan mengungkapkan bahasa yaitu kemampuan yang dimiliki anak untuk mengungkapkan pendapat dan idenya kepada orang lain.

7. Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Anak Usia Dini

Kemampuan berbahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan anak. Dengan bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Anak dapat mengungkapkan perasaanya, idenya, keinginannya, dan penolakannya kepada orang lain.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 terdapat tiga lingkup perkembangan bahasa yaitu Menerima bahasa, Mengungkapkan bahasa, dan Keaksaraan.

Menurut Susanto (2011:77), bahwa anak usia dini berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Pada fase ini anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya. Anak dapat mengembangkan bahasanya dan memperoleh kosakata dari lingkungan disekitarnya.

Kemampuan mengungkapkan bahasa anak usia dini mempunyai beberapa tingkat pencapaian perkembangan yaitu menjawab pertanyaan sederhana, mengulang kalimat sederhana, menyebutkan kata-kata yang


(45)

27

dikenal, mengutarakan pendapat kepada orang lain, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan, mengungkapkan perasaan dengan kata sifat, dan menceritakan kembali cerita atau dongeng yang pernah didengar. Standar ini dapat menjadi acuan untuk mengukur keberhasilan kemampuan berbahasa anak.

Dari beberapa tingkat pencapaian perkembangan yang ada didalam tahap mengungkapkan bahasa, penelitian ini memfokuskan pada

Mengulang kalimat sederhana, menjawab pertanyaan sederhana, dan mengutarakan pendapat kepada orang lain.

D. Hubungan Metode Bercakap-cakap dengan Kemampuan Berbahasa Anak Usia dini

Sebuah penelitian tidak terlepas dari adanya teori, sebuah teori digunakan sebagai dasar agar penelitian dapat terarah dengan baik dan tepat. Dalam subbab ini peneliti akan membahas tentang hubungan metode bercakap-cakap dengan kemampuan berbahasa anak.

Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, maka dari itu pada masa inilah diperlukan stimulasi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dan sumber belajar dengan adanya stimulus dan respon (umpan balik). Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua serta guru atau orang lain dalam suatu lingkungan untuk menstimulus


(46)

28

perkembangan anak, karena melalui proses interaksi yang dilakukan anak diharapkan anak mendapat pengalaman yang bermakna secara nyata.

Menurut Fadillah (2012:161) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu.

Melalui sebuah metode pembelajaran seorang guru dapat merancang pembelajaran untuk dapat mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak (perkembangan bahasa), salah satunya adalah dengan metode bercakap-cakap. Didalam percakapan ditentukan sebuah tema agar percakapan yang dilakukan dapat terarah dengan baik dan tidak jauh dari kehidupan anak.

Menurut Isjoni (2011:90) metode bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama.

Metode bercakap-cakap dapat dijadikan sebagai salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak, karena dalam bercakap-cakap anak dapat mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain. Melalui bercakap-cakap anak dapat menjawab pertanyaan sederhana, mengulang kalimat sederhana, dan mengungkapkan pendapatnya.

E. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Loka Eka Putri Jurusan (Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia, 2014) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dengan judul “Penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media grafis untuk meningkatkan


(47)

29

merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah 24 orang anak TK pada kelompok B semester II TK Maha Widya I Batuan Gianyar tahun pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang kemampuan berbahasa dikumpulkan dengan menggunakan metode non tes (wawancara/percakapan) dengan instrumen lembar wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh pencapaian kemampuan berbahasa sebesar 63,5% dengan kategori rendah. Sedangkan pada siklus II pencapaian kemampuan berbahasa sebesar 88,45% dengan kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media grafis dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak kelompok B semester II TK Maha Widya I Batuan Gianyar.

2. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putu Linda Asmara Dewi (Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia, 2014) Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dengan judul “Penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media kotak alphabet untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok b”.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah 27 orang anak, 14 anak perempuan dan 13 anak laki-laki TK kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014. Data kemampuan berbahasa


(48)

30

lisan dikumpulkan menggunakan metode non tes (wawancara/percakapan) dengan instrument lembar wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil dari siklus I dan siklus II. Hasil pada siklus I diketahui pencapaian kemampuan berbahasa lisan sebesar 39,07% dengan kategori sangat rendah. Sedangkan pada siklus II pencapaian kemampuan berbahasa lisan sebesar 96,22% dengan kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bercakap-cakap dan media kotak alphabet dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B semester II TK Laksana Kumara Denpasar sebesar 57,15%.

3. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putri Ayu Handayani Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Siliwangi Bandung dengan judul Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbicara pada Anak Usia Dini melalui Metode bercakap-cakap.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) hasil analisis penelitian tentang penerapan pembelajaran berbicara melalui penerapan metode bercakap-cakap dalam pembelajaran berbicara. Sangat memotivasi anak untuk berperan aktif dalam pembelajaran berbicara yang telah sesuai dengan program semester yang ada dalam standar Pendidikan Anak Usia Dini. Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bervariasi serta anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya sehingga motivasi anak dalam pembelajaran berbicara


(49)

31

mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. (2) Melalui metode bercakap - cakap anak lebih termotivasi dalam pembelajaran berbicara, sangat berbeda sekali ketika anak melaksanakan pembelajaran berbicara tanpa metode bercakap – cakap anak lebih banyak diam dan lebih menyukai mendengarkan. setelah diterapkan metode bercakap - cakap menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi ini terlihat dari semua anak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran berbicara, oleh karena itu metode bercakap – cakap terbukti dapat meningkatkan motivasi anak usia dini.

F. Kerangka Fikir

Perkembangan bahasa merupakan salah satu perkembangan yang sangat penting dalam kehidupan seorang individu. Rangsangan yang diberikan sejak dini akan menentukan bagaimana perkembangan bahasa anak di kehidupan selanjutnya.

Pembelajaran akan memberikan manfaat kepada anak apabila guru dapat merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode yang menarik dan menyediakan media atau alat permainan yang dapat merangsang kemampuan anak. Pembelajaran yang diberikan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Pembelajaran juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pendapat nya, bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

Salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak adalah metode bercakap-cakap. Seorang guru harus mengemas pembelajaran melalui metode bercakap-cakap dengan semenarik mungkin,


(50)

32

agar stimulus yang akan diberikan kepada anak dapat berkembang dengan baik. Melalui metode bercakap-cakap anak usia dini dapat mengembangkan seluruh kemampuan berbahasanya sesuai dengan tahap perkembangannya.

Gambar 1. Kerangka Fikir

G. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka diatas, maka hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah :

Terdapat hubungan yang signifikan dalam penggunaan metode bercakap-cakap dengan perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun.

Penggunaan Metode

Bercakap-cakap

Kemampuan Berbahasa

pada anak usia 4-5 tahun


(51)

33

III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam sebuah penelitian, karena berhasil atau tidaknya sebuah penelitian tergantung dengan metode yang digunakan oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif, yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel-variabel-variabel-variabel pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK AL-AZHAR 14 yang berada di Jati Agung Lampung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015-2016 tepatnya di semester ganjil.

C. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(52)

34

Jumlah keseluruhan siswa di TK Al-Azhar 14 yaitu 71 orang siswa, yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas A, kelas B1, dan B2. pada kelas A dengan jumlah 18 siswa, kelas B1 bejumlah 25 siswa dan B2 28 siswa.

Jika peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian ini menggunakan populasi study karena seluruh siswa kelas A yang berjumlah 18 orang siswa dijadikan obyek penelitian oleh peneliti.

D. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang peningkatan kemampuan berbahasa siswa dalam kegiatan belajar dan pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap.

2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan penggunaan metode bercakap-cakap dalam proses pembelajaran.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Dimana variabel bebas (x) yaitu metode bercakap-cakap dan variabel terikat (y) yaitu kemampuan berbahasa.

1. Definisi Konseptual Variabel


(53)

35

Menurut Moeslichatoen (2004:92) Metode bercakap-cakap adalah salah satu metode pembelajaran bagi anak melalui sebuah percakapan dengan dialog atau monolog. Kegiatan monolog dilaksanakan di kelas dengan cara seorang anak berdiri di depan kelas atau di tempat duduknya mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki, dan dialami atau menyatakan perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman yang menyenangkan.

b. Definisi konseptual variabel (y) kemampuan berbahasa

Kemampuan berbahasa anak usia dini yaitu suatu bentuk bahasa yang digunakan seseorang untuk menyampaikan pendapat, mengekspresikan ide yang ada didalam dirinya, dan menyatakan keinginan dan penolakannya terhadap sesuatu sehingga lawan bicara dapat mengerti apa yang disampaikan oleh anak.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Definisi Operasional variabel (x) metode bercakap-cakap

Metode bercakap-cakap adalah metode pembelajaran melalui percakapan yang dapat menstimulus kemampuan berbahasa anak secara maksimal.

Adapun indikator yang akan dicapai dari penggunaan metode bercakakap-cakap sebagai berikut:

1). Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasi dirinya. 2). Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.


(54)

36

b. Definisi operasional variabel (y) kemampuan berbahasa

Kemampuan berbahasa yaitu kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk menyampaikan pendapat, mengekspresikan ide yang ada didalam dirinya, dan menyatakan keinginan dan penolakannya dan dapat memahami kosa kata dalam berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Adapun indikator yang akan dicapai dalam kemampuan berbahasa anak sebagai berikut: 1). Menjawab pertanyaan sederhana mengenai isi percakapan 2). Mengulang kembali kalimat sederhana yang ada didalam percakapan 3). Mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain.

F. Alat Pengumpulan Data 1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi yang peneliti lakukan di Kelompok A TK Al-Azhar 14 Jati Agung dengan metode bercakap-cakap untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak.

2. Pengujian Validitas

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji validitas content, dimana pengujian ini menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Para ahli diminta untuk memberikan pendapat tentang


(55)

37

instrument yang telah disusun oleh peneliti bahwa instrument tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, adanya perbaikan, atau mungkin dirombak total.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk menganalisa dan menyimpulkan dari semua data yang diperoleh pada saat penelitian.

Menurut Sugiyono (2011:147) analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penilaian yang menggunakan lembar observasi, diperlukan rumus rubrik untuk menghitung jumlah nilai yang didapat oleh anak karena untuk menyajikan data pada penelitian korelasi ini membutuhkan angka, dimana dalam rumus rubrik mempunyai 4 interval prestasi atau kriteria tingkat kemampuan anak. Penilaian yang diberikan kepada anak jika Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi nilai 4, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi nilai 3, Mulai Berkembang (MB) diberi nilai 2, dan bila Belum berkembang (BB) diberi nilai 1. Untuk menyajikan data atau nilai yang diperoleh anak maka digunakan rumus rubrik:


(56)

38

Nilai :

x 100%

Keterangan :

Jumlah skor perolehan = jumlah skor atau nilai yang diperoleh anak Skor Maksimal = jumlah aktifitas/kriteria

Setelah memperoleh nilai berdasarkan rumus rubrik maka selanjutnya menafsirkan hasil perhitungan data atau nilai tersebut pada kriteria penilaian kemampuan anak. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Kriteria Penilaian Kemampuan Anak Interval Prestasi /

Kriteria Penilaian Keterangan

0 – 25 % Belum Berkembang (BB) 26 – 50 % Mulai Berkembang (MB) 51 – 75 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 76 – 100 % Berkembang Sangat Baik (BSB) Sumber: Depdiknas 2014(hal 25)

1. Uji Hipotesis

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis korelasi spearman rank karena jumlah anggota sampel yang digunakan kurang dari 30 siswa yaitu berjumlah 18 siswa (sampel kecil). Karena jumlah anggota sampel kurang dari 30 siswa, maka penelitian ini menggunakan statistik nonparametrik.


(57)

39

Rumus Korelasi Spearman Rank dalam Usman (2006:262)

Keterangan :

= Koefisien korelasi spearman rank n = Jumlah sampel

Setelah nilai diperoleh lalu mencari nilai Koefisien Determinasi yang didapat dari kuadrat koefisien korelasi.

Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka dapat dilihat seberapa besar hubungan antara dua variabel tersebut. Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan variabel maka dapat dilihat pada pedoman interprestasi tingkat hubungan koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 2. Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199

0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011:231,b)


(58)

57

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai hubungan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak. Hasil yang diperoleh dari tiga indikator pada variabel Y dengan rata-rata nilai keseluruhan adalah 82% dimana nilai tersebut termasuk dalam kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) pada rentang 76-100%.

Peran yang diberikan oleh metode bercakap-cakap dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun sebesar 42% dan sisanya ditentukan oleh faktor lain, hal itu berarti metode bercakap-cakap mempunyai hubungan yang positif atau signifikan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum anak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran melalui metode bercakap-cakap maka kemampuan berbahasanya dapat berkembang secara optimal.


(59)

58

B. Saran

1. Bagi guru, penerapan metode bercakap-cakap dapat dijadikan sebagai salah satu pembelajaran di PAUD terutama untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dalam meningkatkan proses pembelajaran.


(60)

59

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Didaktik Metodik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Pedoman Penilaian Pembelajaran PAUD. Jakarta: Balai Pustaka

Dewi, P.L.A. 2014. Penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media kotak alphabet untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok b. http://ejournal.undiksha.ac.id diakses pada tanggal 25 Februari 2015.

Dhieni, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fadillah, M. 2012. Desain Pembelajaran Paud. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Fadhillah, M. 2014. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group.

Handayani, P.A. 2013. Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Bercakap-cakap.


(61)

60

Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Jamaris, Martinis. 2004. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Morrison, G. S. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. diterjemahkan oleh Suci Ramadhona. 2012. Jakarta: PT Indeks

Nurbiana, Dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdiknas

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Pendidikan Anak Usia Dini. 2010. Jakarta.

Putri, L.E. 2014. Penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media grafis untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak tk maha widya I.

http://ejournal.undiksha.ac.id diakses pada tanggal 3 Maret 2015. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Erlangga.

Santrock, John W. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujono, Yuliani N, M.Pd. 2007. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


(1)

Nilai :

x 100% Keterangan :

Jumlah skor perolehan = jumlah skor atau nilai yang diperoleh anak Skor Maksimal = jumlah aktifitas/kriteria

Setelah memperoleh nilai berdasarkan rumus rubrik maka selanjutnya menafsirkan hasil perhitungan data atau nilai tersebut pada kriteria penilaian kemampuan anak. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Kriteria Penilaian Kemampuan Anak

Interval Prestasi /

Kriteria Penilaian Keterangan

0 – 25 % Belum Berkembang (BB) 26 – 50 % Mulai Berkembang (MB) 51 – 75 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 76 – 100 % Berkembang Sangat Baik (BSB) Sumber: Depdiknas 2014(hal 25)

1. Uji Hipotesis

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis korelasi spearman rank karena jumlah anggota sampel yang digunakan kurang dari 30 siswa yaitu berjumlah 18 siswa (sampel kecil). Karena jumlah anggota sampel kurang dari 30 siswa, maka penelitian ini menggunakan statistik nonparametrik.


(2)

Keterangan :

= Koefisien korelasi spearman rank

n = Jumlah sampel

Setelah nilai diperoleh lalu mencari nilai Koefisien Determinasi yang didapat dari kuadrat koefisien korelasi.

Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka dapat dilihat seberapa besar hubungan antara dua variabel tersebut. Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan variabel maka dapat dilihat pada pedoman interprestasi tingkat hubungan koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 2. Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011:231,b)


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai hubungan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak. Hasil yang diperoleh dari tiga indikator pada variabel Y dengan rata-rata nilai keseluruhan adalah 82% dimana nilai tersebut termasuk dalam kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) pada rentang 76-100%.

Peran yang diberikan oleh metode bercakap-cakap dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun sebesar 42% dan sisanya ditentukan oleh faktor lain, hal itu berarti metode bercakap-cakap mempunyai hubungan yang positif atau signifikan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum anak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran melalui metode bercakap-cakap maka kemampuan berbahasanya dapat berkembang secara optimal.


(4)

kemampuan berbahasa anak usia dini.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dalam meningkatkan proses pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Didaktik Metodik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Pedoman Penilaian Pembelajaran PAUD. Jakarta: Balai Pustaka

Dewi, P.L.A. 2014. Penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media kotak alphabet untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok b. http://ejournal.undiksha.ac.id diakses pada tanggal 25 Februari 2015. Dhieni, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Fadillah, M. 2012. Desain Pembelajaran Paud. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Fadhillah, M. 2014. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group.

Handayani, P.A. 2013. Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Bercakap-cakap.


(6)

Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Morrison, G. S. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. diterjemahkan oleh Suci Ramadhona. 2012. Jakarta: PT Indeks

Nurbiana, Dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdiknas

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Pendidikan Anak Usia Dini. 2010. Jakarta.

Putri, L.E. 2014. Penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media grafis untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak tk maha widya I. http://ejournal.undiksha.ac.id diakses pada tanggal 3 Maret 2015.

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Erlangga.

Santrock, John W. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujono, Yuliani N, M.Pd. 2007. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK SILOAM MEDAN.

0 4 28

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA 5 – 6 TAHUN DI TK PELANGI MEDAN TA. 2014-1015.

0 1 19

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA 4 5 TAHUN KELOMPOK MELALUI METODE BERCAKAP DI TK IPCGAYO T. A 2013 / 2014.

0 4 22

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI MEDAN T.A 2013/2014.

0 2 28

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP ANAK KELOMPOK A UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH MENURAN, BAKI, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP BAGI ANAK KELOMPOK B Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Melalui Metode Bercakap-Cakap Bagi Anak Kelompok B TK Pertiwi Nangsri Manisrenggo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 14

PENDAHULUAN Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Melalui Metode Bercakap-Cakap Bagi Anak Kelompok B TK Pertiwi Nangsri Manisrenggo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 5

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Metode Bercakap-cakap Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah 2 Gaden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP –CAKAP.

1 4 40

Metode Bercakap Cakap Bagi Anak Usia Din

0 0 6